Dear Jonghyun...


Hai... Kau baik-baik saja?

Ah... pertanyaan bodoh. Pasti kau tidak baik-baik saja. Tentu saja tidak baik-baik saja. Kalau kau baik-baik saja, aku tidak akan mendengar apapun yang aku dengar dari teman-temanku petang ini. Kalau kau baik-baik saja aku tidak mungkin membaca semua yang aku baca di internet jelang malam ini.

Jadi, bagaimana kabarmu? Hidup belakangan ini terlalu berat ya?
Pasti canggung rasanya "menerima" tulisan seperti ini dari orang yang sebelumnya bahkan tidak pernah kau temui secara langsung. Dari orang yang bahkan tidak kau kenal. Tapi hey, Kim Jonghyun, aku mengenalmu! Setidaknya sedikit. Tidak seperti para SHINee World di luar sana yang sudah tahu kau luar dalam. Yang tahu kebiasaanmu setiap hari setelah bangun tidur. Yang tahu apa makanan kesukaanmu dan sebagainya dan sebagainya. Aku tidak mengenalmu sedalam itu tapi aku sudah mengenalmu sejak kau menari dengan celana panjang, blazer hitam dan t-shirt putih itu. Kau dan SHINee yang membawaku masuk ke dunia menyenangkan bernama Kpop ini, ngomong-ngomong. Kalau bukan karena kau dan SHINee (dan tentu saja orangtua dan keluargaku dan teman-teman dan semua orang yang ada di sekelilingku termasuk mereka yang membaca blog ini sejak lama), aku mungkin tidak akan bisa berada di titik ini sekarang.

Aku berterima kasih untuk itu. Kau sudah jadi bagian dari kehidupan fanboying yang fana ini.

Aku masih ingat ketika pertama kalinya aku menulis soal SHINee di blog ini. Kalau tidak salah itu ketika kalian merilis lagu ‘Sherlock’. Aku membahas panjang lebar soal video musik kalian saat itu. Aku juga masih ingat bagaimana bahagianya waktu IU mengumumkan kolaborasi denganmu lewat lagu ‘Gloomy Clock’ empat tahun lalu. Ketika kalian berpromosi bersama di acara musik dan tertangkap kamera merayakan kemenangan IU setelah acara musik selesai. Aku juga masih ingat ketika akhirnya aku memutuskan untuk menulis tentang album solo pertamamu ‘Base’ di blog ini juga.

(Menghela nafas) Rasanya seperti baru kemarin... dan hari ini semua itu mendadak berkumpul di belakang kepalaku. Menyeruak ke permukaan memori dan membuat dadaku semakin sesak.

Aku sempat terdiam beberapa saat ketika mendengar kabar tentangmu sore tadi. Tidak percaya sama sekali. Sempat berdebat dengan beberapa teman soal apa yang terjadi. Kepalaku dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang aku sendiri tidak tahu jawabannya (dan bukan hak ku juga untuk tahu jawabannya).

Apa sebenarnya yang terjadi padamu? Kau terlihat baik-baik saja setelah konser solomu beberapa minggu lalu. Apakah belakangan ini kau sedang menjauh dari teman-teman dekatmu? Apakah kau sedang merasa sangat kesepian belakangan ini? Ke mana member yang lain? Apa yang membuatmu memutuskan untuk melakukan hal ini?

(Menghela nafas lagi)

Hidup memang sangat berat ya? Semua orang mungkin akan setuju dengan itu. Aku pun setuju dengan itu.

Aku menulis ini sambil mendengarkan lagumu, ngomong-ngomong. Apakah kau tahu bagaimana lagu ‘End of A Day’ ini sangat memberikanku semangat setiap kali aku mendengarkannya? Memberikanku alasan untuk terus mencoba dan mencoba lagi meski hari ini aku sudah gagal. Membuatku yang mostly menghabiskan waktu sendirian ini tidak lagi merasa kesepian. Karena setiap kali mendengarkannya aku merasa ada orang yang menepuk punggungku dari belakang dan bilang bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bahwa aku sudah bekerja keras hari ini. Bahwa aku hanya perlu bersemangat dan bekerja lebih keras lagi besok. Lalu setelah hari ini, bagaimana aku akan melewati hariku mendengarkan lagu ini tanpa mengingat apa yang terjadi pada Senin, 18 Desember 2017 ini?



Semua orang pasti punya momen mereka ingin sendiri. Menyendiri. Pasti pernah merasa terasing atau punya keinginan untuk mengasingkan diri. Kesepian dan menyepi. Semua orang pasti pernah merasa diabaikan dan tidak punya teman bicara. Dianggap tidak pernah berusaha. Dipandang sebelah mata. Tidak dihargai. Merasa sedih.

Aku yakin mungkin kau yang paling mengerti itu jadi tidak berhak rasanya aku untuk menghakimi dirimu atas apa yang kau lakukan.

Aku tidak tahu seberat apa masalah yang kau alami. Separah apa depresi yang (kata orang) mungkin kau rasakan. Tidak ada yang tahu kecuali dirimu. Bahkan mungkin kau tidak memberitahu siapapun di manajemen besar itu. Di grup yang sudah membesarkan namamu itu. Tidak ada yang tahu kecuali dirimu dan itu hakmu untuk tidak memberitahu siapapun. Hakmu untuk tidak membicarakannya dengan siapapun. Hakmu untuk tetap terlihat tersenyum walaupun di dalam hati sebenarnya sedang remuk. Kami tidak berhak tahu. Apalagi aku.

Hey, Kim Jonghyun! Kau mungkin tidak pernah tahu aku ada. Lagipula aku bukanlah SHINee World. Aku hanya seseorang yang mendengarkan karya-karyamu sejak ‘Reply’, menyukai setiap lagu ballad yang kau bawakan di album-album berikutnya, mendapatkan semangat dari setiap beat di lagu ‘Dream Girl’.

Sebelum aku mengakhiri tulisanku ini, aku ingin berterima kasih kepadamu.

Sekali lagi meskipun kau tidak tahu aku ada, tapi kau sudah begitu banyak memberikan keceriaan dalam kehidupan seorang perantau yang sudah terlalu lama tidak tinggal bersama keluarganya ini. Aku selalu punya alasan untuk bernyanyi setiap kali mendengar ‘Breath’. Aku selalu punya alasan untuk gemas sekaligus merinding setiap kali mendengarkan ‘Y Si Fuera Ella’. Dan aku selalu punya alasan untuk meniru high note di ‘Lucifer’.

Aku merasa beruntung pernah melihatmu tampil di atas panggung Music Bank di tahun 2013. Di panggung SMTOWN di tahun 2012. Di panggung SHINee World III di tahun 2014. Dan beruntung sekali aku bisa melihatmu tampil lagi di panggung SHINee World V di Jakarta tahun lalu. Yang sayang sekali untuk terakhir kalinya.

Momen-momen itu adalah momen terdekatku, seseorang yang bukan SHINee World ini, melihatmu di atas panggung. Semoga energiku dan teriakanku dari kejauhan di konser-konser itu bisa sampai ke atas panggung dan membuatmu setidaknya sedikit mendapat semangat. Untuk setidaknya keluar dari semua masalah-masalah yang mungkin sudah kau rasakan sejak lama.

Terima kasih, Kim Jonghyun.


Kau sudah bekerja keras hari ini. Kau sudah bekerja keras selama ini.


Ron
Yang sudah mendengarkan lagu-lagumu sejak 2008.

Share:

0 komentar