Film [HOAX] Cinta, Rahasia, dan Kepercayaan Jawa (Spoiler!)


Di sebuah petang di bulan Puasa tahun 2012 sedang turun hujan deras sekali. Seolah-olah sengaja menemani Bapak, Ragil, Adek, Raga dan pacarnya yang bernama Sukma, yang sedang buka puasa bersama di rumah tua milik Bapak. Walaupun tidak pernah diberitahukan berapa usia rumah itu tapi dari penampilannya saja bisa ketahuan kalau rumah itu sudah tua sekali. Setidaknya sudah tiga puluh atau empat puluh tahun. Tidak terlihat sosok Mama di rumah itu karena ternyata Bapak dan Mama sudah berpisah sejak lama. Mama tinggal bersama Adek di rumah yang berbeda, Raga dan Sukma tinggal bareng meski belum menikah (juga di rumah yang berbeda yang lebih modern), sementara Bapak tinggal bersama Ragil di rumah tua yang tidak mau direnovasi oleh Bapak karena katanya sudah nyaman. 

Bapak, Adek, Ragil, Raga dan Sukma sempat memainkan sebuah permainan anak-anak asal Korea Selatan sebelum akhirnya acara buka puasa selesai. Ketika mengantar Raga dan Sukma ke pintu depan, Bapak nyeletuk misterius soal nama Raga dan Sukma. "Nama kalian cocok." katanya. Sukma (perempuan ini adalah sosok yang cerdas tapi sangat 'receh' kalau sudah menyangkut hal-hal cinta dan hubungan asmaranya dengan Raga) penasaran dengan celetukan Bapak dan meminta Raga menjelaskannya. Di dalam mobil kemudian Raga mulai menceritakan apa yang dimaksud Bapak.

Dan sampai di situ, gue masih nggak ngerti sebenarnya ini film tentang apa.

WAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAHAHHAHAHAHAHAH

Sebelum datang ke special screening film 'HOAX' di XXI Kemang Village, Senin (29/1/2018) kemarin (terima kasih Indy Pictures dan Four Colours Films atas undangannya!), gue nggak punya ekspektasi apapun ketika menonton film ini. Kalau biasanya orang-orang yang nonton film di bioskop akan menyaksikan trailer-nya dulu di YouTube, gue nggak kayak gitu. Buat gue trailer sudah cukup spoiler. Walaupun gue bukan orang yang anti-spoiler, tapi untuk film-film tertentu terutama yang dibintangi oleh aktor dan aktris favorit gue seperti Tara Basro, Vino G. Bastian dan Tora Sudiro, gue ingin menutup mata dan telinga dari semua bocoran yang ada di internet. Tapi di saat yang sama gue adalah orang yang sangat bocor. Maafin.



Lima orang yang tadi gue sebutkan namanya punya jalan cerita masing-masing di film yang judul aslinya 'Rumah dan Musim Hujan' ini. Sebenarnya judul aslinya lebih memberi gambaran (meski sedikit) tentang ceritanya daripada judul 'HOAX'. Soalnya masing-masing karakter punya cerita sendiri di rumah mereka masing-masing. Ragil di rumah Bapak, Adek di rumah Mama, dan Raga di rumahnya sendiri. Dan semua kejadian dalam film diselimuti oleh hujan deras. Entahlah kenapa diganti mungkin karena memang belakangan ini kita sedang darurat hoax dan berita bohong kali ya? Tapi tagline 'Siapa yang Bohong?'-nya sih ngena banget. Soalnya dari awal sampai akhir film lo akan dibuat ber-"anjir!", ber-"hah gimana?!", ber-"eaaaa", ber-"WTF!" dan bertanya-tanya apakah sebenarnya yang lo tonton tadi beneran atau hoax belaka.

'Rumah dan Musim Hujan' ini sejatinya merupakan film yang dibuat untuk diikutsertakan di festival film. Ini bukan film reuni Tora Sudiro dan Vino G. Bastian setelah 'Warkop DKI' (yes, kalian semua salah!) karena film ini ternyata diproduksi pada tahun 2012. Nggak heran perut Tora Sudiro masih gendut (karena semalam di preskon keker-keker aja nampaknya) dan auranya belum se-Indro sekarang. Nggak heran kalau handphone yang dipakai masih handphone batangan. Nggak heran kalau Ragil masih chatting pakai Yahoo! Messenger sama pacar misteriusnya yang minta dikenalin ke Bapak tapi Ragil masih ragu. Kelihatan banget sepanjang adegan Ragil yang nggak banyak dialog tapi kebanyakan jadi abdi si Bapak karena sudah tua dan kayaknya sudah pikun, gerak-geriknya mencurigakan. Kalau lo teliti nontonnya lo akan tahu kenapa sebelum akhirnya misteri soal Ragil terbuka di akhir film. Walaupun itu juga cuma sedikit.

Kalau kata Vino G. Bastian kemarin habis pemutaran film, ada banyak adegan dia di film ini yang dipotong terkait sensor. Mungkin karena isunya juga sedang sensitif kali ya? Cuma menurut gue, porsi Vino-nya jadi sedikit banget dan sayang banget. Vino juga bilang semalam, film festival kan hanya ditayangkan untuk kalangan terbatas. Ketika film ini masuk bioskop dan jadi film komersil tentu saja ada banyak elemen dalam film yang dirasa nggak sesuai dengan regulasi lembaga sensor harus dihilangkan. Gue sih mau nonton lagi versi lengkapnya yang nggak disensor buat menjawab rasa penasaran gue sama penyelesaian cerita Ragil.

SPOILER AHEAD

Lo akan diingatkan kembali pada Vino G. Bastian saat debutnya sebagai aktor di film '30 Hari Mencari Cinta' lewat film ini. Sedikit adegan ngaji dan baju koko cukup menjadi kamuflase.


SPOILER END (EH TAPI MUNGKIN MASIH ADA LAGI DI BAWAH)

Teknik berceritanya loncat-loncat dari satu rumah ke rumah yang lain. Ini juga salah satu hal yang berbeda dari versi aslinya kalau menurut penjelasan Vino. Sutradara Ifa Isfansyah dan produser film sengaja mengubah cara penyajian ceritanya supaya lebih menarik, begitu tambah Vino. Gue tidak menangkap adanya keterkaitan antara cerita yang terjadi di rumah Ragil dan Bapak; Adek dan Mama; Raga dan Sukma; selain ketiganya adalah saudara kandung dari seorang Bapak dan Mama yang menganut Islam dan percaya Kejawen. 

Ketika Raga menjelaskan ke Sukma soal maksud Bapak yang bilang nama mereka itu cocok, penonton diberitahu penjelasan detail soal empat kembaran manusia ketika masih di dalam kandungan menurut kepercayaan Jawa. Kalau lo Googling soal ini coba keyword Sedulur Papat Kalimo Pancer. Long story short, menurut kepercayaan ini manusia lahir dan hidup setelah "membunuh" empat saudara kembarnya tersebut. Tapi mereka tetap ikut ke dunia sebagai "saudara halus" yang bertugas membantu manusia menjalani kehidupan sehari-hari.

Raga menambahkan ini sebelum dia dan Sukma berhubungan seksual di dalam mobil (woman on top, of course, oh yang ini ada di trailer kok) (yang akhirnya menjadi masalah utama dalam cerita di Rumah Raga selain kedatangan mendadak mantan pacar Raga yang bernama Sari yang bikin Sukma cemburu bukan main): mereka biasanya muncul di hari Weton kelahiran orang yang bersangkutan.

Buat gue, semua hal tentang kepercayaan tradisional/lokal terutama terkait mitos dan hal-hal mistis adalah sesuatu yang lebih horor dari Pennywise, Valak, Annabelle, atau bahkan Ibu di 'Pengabdi Setan'. Gue bukan orang Jawa. Gue asli Lombok. Tapi Lombok juga banyak punya pengaruh dari Jawa dan Sulawesi yang membuat kepercayaan-kepercayaan lokal di Lombok jadi dua kali lipat lebih bikin merinding. Dan elemen Kejawen dalam film 'HOAX' ini maksimal banget sih membuat gue takut. Ketakutan yang sudah dibangun sejak Adek maksain diri naik sepeda dari Rumah Bapak ke Rumah Mama melewati jalan setapak yang di kiri dan kanannya banyak pohon pisang. Tapi jangan khawatir, nggak akan ada pocong atau kuntilanak yang muncul tiba-tiba di situ. Nggak ada jumpscare berlebihan. Justru yang muncul adalah sesuatu yang tidak pernah lo sangka-sangka dan sekali lagi akan bikin lo ber-"anjir!" sampai cerita di Rumah Mama selesai.

Mama diperankan oleh Jajang C. Noer. Aktris senior yang bahkan cuma dengan jilbab putih, pencahayaan minim dan ekspresi kosong aja sudah terlihat menakutkan. Maafin gue tapi memang begitu adanya. Mama di sini bukan sosok pengabdi setan. Mama orangnya alim dan rajin sholat. Tapi kepercayaan (diam-diam, mungkin?) Mama pada Kejawen yang membuat aura seram di rumah itu jadi semakin terasa maksimal. Mulai dari mati lampu, pintu yang diketuk, adegan pakai body lotion, sampai adegan pohon pisang. Adegan-adegan di Rumah Mama adalah favorit gue.


Sebagai fans drama, film dan musik Korea, gue sedikit terhibur dengan sedikit (sekali) elemen Korea yang diselipkan dalam film ini (ada banyak nama orang Korea di credit title-nya). Selain permainan di meja makan saat buka puasa itu, Adek juga terdengar menyanyikan lagu anak-anak Korea 'Nabiya' (berarti kupu-kupu) untuk menghilangkan rasa takutnya ketika melewati kebun pisang malam itu (kenapa Korea? Karena si Bapak pernah jadi TKI di Korea selama dua tahun kata Raga). Tapi karena lagu ini punya nada yang persis sama dengan lagu 'Boneka Abdi' yang makin populer karena film 'Danur', kesan horornya jadi dobel. Walaupun secara tahun film ini diproduksi lebih dulu daripada 'Danur'.

Ini gue ngomongnya udah kebanyakan ngelantur. Tapi overall, film 'HOAX' adalah gabungan antara cinta, rahasia dan kepercayaan Jawa dalam porsi yang hampir pas kalau saja cerita Ragil lebih pas lagi. Dan seringai mantan pacar Raga di akhir cerita di Rumah Raga adalah seringai paling menyebalkan yang pernah gue lihat dari seorang perempuan korban KDRT hanya karena dia cukur alis. Eh maaf spoiler. Oh iya, karena keluarga Bapak dan Mama beragama Islam, ada sentilan-sentilan tentang agama juga dalam beberapa dialog filmnya. Kalau buat gue yang juga Islam ini menarik dan bikin geli sendiri juga. Nggak ada yang terlalu sensitif yang nantinya akan bikin para sumbu pendek akan marah-marah dan membuat film ini batal tayang di bioskop. Buktikan sendiri aja 1 Februari 2018 nanti mulai tayang di semua bioskop.


Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram / KaosKakiBauDotCom / roningrayscale
LIVE SETIAP SENIN JAM 8 MALAM 'GLOOMY MONDAY!'
Instagram lain: kaoskakibaudotcom
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Share:

0 komentar