Sibuk dengan Pikiran Sendiri


Apa yang biasanya lo lakukan setelah bangun tidur?

Gue hampir pasti ngecek handphone. Entah itu ngeliat jam atau hanya sekedar ngeliat notifikasi (yang kemudian bisa jadi berlanjut ke scrolling timeline Instagram dan Twitter dan Facebook bahkan secara tidak sadar gue akan buka semua akun Gmail yang gue punya untuk ngecek email baru walaupun sebenarnya nggak mungkin ada dan saking karena pikirannya masih belum clear karena baru bangun, kadang-kadang gue juga ngecek LindkedIn untuk nyari lowongan kerja). Apa lo juga kayak gitu? Mungkin kalo ngecek notifikasi sih iya, tapi kalo pas baru bangun tidur langsung ngecek lowongan kerja kok kayaknya cuma gue aja ya. Walaupun gue sedang tidak ingin pindah kerja sih, ini tuh cuma jadi alasan biar semakin lama gue bisa berbaring di kasur aja.

Ada masa-masa di mana gue akan memaksa tubuh gue untuk tidur lebih lama meski alarm sudah berbunyi. Biasanya ini terjadi kalau gue sedang mimpi bagus hari itu. Mimpi bagus bukan berarti selalu mimpi indah tentang memiliki seseorang yang nggak bisa lo miliki di dunia nyata, tapi mimpi bagus juga bisa berarti mimpi seru dikejar zombie atau kejar-kejaran dengan polisi dalam sebuah adegan perampokan seru yang melibatkan lo dan bias Kpop lo misalnya. Seringkali gue terlambat ke kantor karena karena gue nggak mau mimpi ini berakhir, jadi gue akan memaksa diri gue untuk tetap tidur dan melanjutkan mimpi itu sampai benar-benar berakhir (entah klimaks entah anti-klimaks). Keterlambatan gue ke kantor juga akan semakin diperparah karena setelah gue bangun dari mimpi itu, gue akan tetap di tempat tidur dengan mata terbuka. Mengingat-ingat lagi apa yang terjadi di dalam mimpi itu untuk kemudian gue tulis di Dream Journal yang ada di handphone gue. Walaupun ada kalanya sih gue malas juga menuliskannya dan cukup dengan mengingatnya saja lalu menceritakannya ke orang lain supaya paling enggak gue bisa lebih mengingat-ingat lagi kejadian dalam mimpi itu.

Yang paling menakjubkan dari mimpi saat tidur adalah semuanya terjadi dalam semalam, terjadi di dalam kepala lo, tapi terasa sangat nyata dan sangat seru.

“Tadi gue males banget bangun karena gue mimpi seru banget. Jadi gue lanjutin aja tidurnya sampe lama,” kata gue ke temen gue di suatu hari sesampainya gue di kantor setelah mimpi seru bertarung dengan zombie.

Gue nggak bisa menjamin tidur gue nyenyak malam itu. Karena katanya kalau kita mimpi berarti bisa jadi tidur kita nggak nyenyak. Dan katanya kalau kita nggak mimpi itu berarti tidur kita nyenyak dan berkualitas. Gue memang butuh tidur nyenyak dan berkualitas, tapi gue sama sekali nggak menolak kalau kepala gue membuat skenario-skenario aneh yang seru yang kemudian diproyeksikan dalam sebuah episode mimpi. Apalagi kalau misalnya mimpi terbang. Itu menyenangkan banget. Gue selalu terbangun dengan perasaan sangat menyesal tetapi juga sangat bahagia kalau gue mimpi terbang. Terbang dalam arti gue punya kemampuan melayang, kayak burung tapi tanpa sayap. Pernah di satu episode mimpi gue, gue punya kekuatan untuk melayang dan gue manfaatkan untuk melintasi satu atap rumah ke atap rumah yang lain di suatu siang yang adem di kampung halaman. I really want to try this. Tapi gue takut mati kalau gue loncat dari lantai dua kamar kosan gue. Beruntung kalau mati. Kalau hidup tapi badan remuk dan nggak pulih-pulih atau koma, ya berabe juga.

Selain doyan memaksa diri gue untuk berkhayal sebelum tidur atau saat tidur, otak gue juga entah bagaimana bisa nggak pernah bisa berhenti membuat skenario-skenario seru ketika gue sedang fokus kerja atau berkendara misalnya. Atau sesimpel gue sedang dalam perjalanan ke suatu tempat dengan berjalan kaki. Seringkali ide cerita pendek muncul di kepala gue ketika sedang ada di dalam lift kantor. Oke, ini bukan cerita pendek lagi, tapi cerita benar-benar pendek. Karena dari lantai 1 ke lantai 11 gedung parkir (kantor gue ada di lantai 11 gedung parkir) itu cuma butuh 30 detik. Tapi dalam waktu 30 detik itu, pernah sekali muncul skenario seru yang melibatkan seorang perempuan cantik dan seorang laki-laki biasa saja yang kebetulan juga berawal dari dalam lift. Dua orang ini saling suka tapi sama-sama tidak berani kenalan atau menyapa. Akhirnya mereka hanya memanfaatkan waktu 30 detik setiap hari (mereka sudah hapal jadwal satu sama lain) hanya untuk berada di lift yang sama. Menikmati kebersamaan singkat itu dan sibuk dengan pikiran mereka sendiri.

“Aku suka wangi parfummu,”

“Baju hari ini cerah sekali!”

“Aku suka topi itu.”

“Nama kamu siapa?”
 
On the side note, ini adalah foto dari Pulau Nami dan candid gue ambil tanpa izin
hanya karena mbaknya in the moment banget buat difoto.

Semua dialog-dialog itu hanya muncul di dalam kepala mereka dalam 30 detik. Dan ketika lift terbuka di lantai 11, mereka kembali jadi dua orang yang tidak saling kenal sampai mereka bertemu lagi besok pagi.

Kalau gue lagi rajin, gue akan menuliskan cerita pendek ini dalam 500 sampai 700 kata. Tapi karena ini terjadi setiap hari, gue jadi bingung bagaimana menuliskannya. Cuma nggak jarang juga ketika gue sibuk dengan pikiran gue sendiri dan berujung bermonolog tentang sebuah adegan romantis dalam sebuah drama misalnya, dan ketika gue sedang mood (yang anehnya datang secara tiba-tiba), gue akan menuliskannya dalam sebuah cerita pendek. Di sinilah gue kadang-kadang merasa bahagia sebagai orang aneh yang suka ngomong sendiri. Setidaknya gue bisa memanfaatkan dialog-dialog random yang keluar begitu saja dari mulut gue ketika sedang jalan kaki itu ke dalam sebuah cerita pendek. Menjadi sebuah konten buat media sosial. Lumayan kan? Sebagai orang yang ngakunya blogger dan content creator, gue malu juga kalau konten media sosialnya cuma foto-foto basian dari Korea. Walaupun gue seneng sih nge-share foto dan sedikit cerita soal foto itu. Hehe.

Jadi beberapa waktu yang lalu gue dapat undangan dari Korea Tourism Organization untuk menyaksikan ‘CHEF’, show terbaru BIBAP yang kebetulan diundang oleh KTO Jakarta ke Indonesia. Oh iya, tahun ini gue kembali jadi salah satu Wow Korea Supporters setelah bergabung bersama KTO Jakarta tahun lalu! Seneng banget bisa dapat kesempatan lagi untuk jadi bagian dari pasukan pencerita yang akan mempromosikan pariwisata Korea Selatan di Indonesia. Blog ini dan nama gue secara resmi ada di situs KTO Jakarta juga! (www.visitkorea.or.id/wks). Kalau kalian tertarik buat bergabung dengan WKS tahun depan, coba ikutin media sosial KTO aja gais. Seru banget bukan karena ada kesempatan buat para Wow Korea Supporters untuk melakukan perjalanan ke Korea Selatan dan ikut kegiatan WKS Global di sana, tetapi juga ada kesempatan untuk memperluas koneksi dan menjadi pembicara di acara-acara KTO kayak kemarin gue jadi salah satu pembicara di Korea Travel Fair 2019 yang diadakan oleh KTO Jakarta. Nah, selain itu kalian juga bisa dapat kesempatan untuk nonton acara-acara yang digelar KTO kayak show ‘CHEF’ kemarin itu.

Tahu kan, gue yang mana? Iya gue yang motoin. WKWKWKKWW gak deng, yang motoin temen gue namanya Agus.

Jujur aja gue sama sekali nggak ada bayangan soal acara ini. Soalnya, BIBAP kan beberapa kali datang ke Jakarta dan sebelumnya gue nggak pernah sempat buat nonton. Kemarin itu adalah pengalaman pertama gue. Tahu dong, gue tuh orangnya sangat menganggap penting pengalaman pertama. Makanya gue mau menikmati acara ini banget dan ingin benar-benar hanyut dalam performance yang mereka bawakan. Tapi dalam perjalanan menuju ke Lotte Shopping Avenue untuk nonton ‘CHEF’, mendadak otak gue menciptakan sebuah skenario yang... wait a minute, ini menarik banget lho, Ron! Bahkan otak gue yang lain(?) baru sadar kalau skenario monolog gue hari itu menarik buat ditulis.

Gue nggak tahu bagaimana awalnya. Malam itu gue jalan kaki dari kantor menuju ke Lotte Shopping Avenue yang memang nggak terlalu jauh karena masih ada di satu kawasan. Ketika sudah menyebrang jalan HR Rasuna Said dan belok kiri di Cyber 2 Building, mulut gue otomatis bergerak sendiri. Gue nggak memerintahkannya untuk bergerak lho. Karena memang kan monolog udah jadi agenda-wajib-yang-tak-terkontrol setiap kali gue jalan kaki atau naik motor. Gue sedang mendengarkan lagu Taeyeon hari itu, repeat one, dan ketika lewat di depan Amaris Hotel, monolognya dimulai dan berawal dengan:

“Gue penasaran banget sih, dia sekarang sama siapa,”

Ketika gue memulai sebuah monolog, gue nggak pernah tahu ceritanya akan berakhir seperti apa. Sama seperti ketika gue memulai satu tulisan di blog, gue nggak akan tahu sejauh apa gue mampu mengelaborasi judul yang gue tulis, topik yang ingin gue sampaikan, dari awal sampai ke akhir tulisan. Ketika bermonolog, gue hanya membiarkan kepala gue memerintah mulut gue untuk berbicara sendiri. Gue nggak pakai masker malam itu dan gue cukup yakin ketika melintasi beberapa orang yang sedang ada di pinggir jalan, mereka mendengar gue ngomong sendiri dan sempat ngeliatin gue agak lama. Entah karena gue monolog atau karena topi anjing yang gue pakai yang mencuri perhatian mereka. Dan dari satu kalimat itulah kemudian monolog itu berakhir dengan sesuatu yang gue sendiri agak kaget. Karena, hehehe, lumayan oke nih!

Sebelum masuk ke pintu mall gue senyum-senyum sendiri dan bilang “Ron, ini lumayan lho kalau ditulis!” dan akhirnya malam itu, sambil nunggu show ‘CHEF’ dimulai, gue memaksa kepala gue untuk mengingat-ingat lagi apa yang gue katakan dalam monolog gue beberapa menit yang lalu. Setelah ketemu Mbak April dari KTO Jakarta, dikasih tiket, ke toilet sebentar buat pipis, lalu antre masuk ke Ice Palace, gue duduk manis menunggu show dimulai sambil ngetik lancar soal monolog gue tadi.

‘SUDDEN ATTACK’ 


Begitu gue kasih judulnya. Nggak tahu kenapa tapi gue nggak berpikir dua kali soal judul ini. Langsung aja gue kasih judul itu. Tepat sebelum lampu dimatikan, cerita itu selesai gue tulis.

Karakternya nggak punya nama. Gue hanya me-refer dua orang karakter dalam cerita ini sebagai ‘GUE’ dan ‘DIA’. Ada lagi ‘DIA’ yang lain yang kalau lo baca baru deh lo ngerti. Dan ketika gue posting cerita ini di Instagram Story (yang membuat gue jadi kepikiran untuk mem-posting semua monolog-monolog random gue ke depannya), Alhamdulillah banyak yang baca dan lebih seneng lagi karena banyak yang komentar! Banyak yang menyangka itu adalah kejadian nyata hahahahahaha padahal cuma fiksi. Well, itulah hasil kesibukan gue dengan pikiran gue sendiri dan keanehan gue yang suka ngomong sendiri.

Baca ‘SUDDEN ATTACK’ di dengan mengklik link ini.

Kalau sudah dalam kondisi kayak gini, biasanya akan susah buat gue untuk kembali fokus ke apa yang ada di depan gue. Untungnya, UNTUNGNYA, show ‘CHEF’ ini seru banget! Sumpah, ke mana aja gue selama ini? Kenapa gue selalu tidak pernah punya waktu untuk menikmati sajian-sajian kreatif kayak gini sih? KENAPA GUE SELALU NGGAK BISA DATANG KE UNDANGAN YANG KEMAREN-KEMAREN SIH PADAHAL TERNYATA ACARANYA SERU BANGET?!

Karena kita nggak dibolehin merekam atau memotret pertunjukkannya, jadi gue nggak bisa memberikan visual apapun tentang acara kemarin. Tapi biar gue ceritakan sedikit deh buat kalian.

Foto ini dari TripAdvisor. Beberapa orang di foto datang ke Jakarta juga kemaren!

Karena judulnya ‘CHEF’, cerita yang ditampilkan nggak jauh-jauh dari seorang koki. Well, sebenarnya bukan cerita yang kayak gimana sih karena ini bukan (hanya) musikal, nggak akan ada dialog-dialog berbahasa Korea yang ribet gitu. Malah kemaren performance-nya jadi makin lucu menurut gue karena pemain-pemainnya menggunakan Bahasa Indonesia di beberapa kata kayak “SUMPIT!” atau “CHEF, AKU JUGA MAU!” kayak gitu. Ngeliat orang asing berbahasa Indonesia tuh selain bikin bangga juga ya mereka mau usaha buat menggunakan bahasa kita, tapi juga lucu. Jadi dikisahkan dalam sebuah restauran yang sibuk, ada dua orang koki yang sedang bertarung untuk mengerjakan orderan-orderan dari pelanggan. Dua orang ini nanti akan bergilir mengerjakan menu pesanan mulai dari makanan Jepang, makanan Tiongkok, dan makanan Korea. Restauran ini punya banyak asisten koki dengan karakter-karakter yang unik. Ada yang seksi, ada yang cute, ada yang ganteng kayak tipikal boyband gitu, ada juga yang masih rookie. Nah, masing-masing menu yang dibuat oleh mereka itu dikemas dalam pertunjukan yang memadukan banyak hal seperti beatbox live, b-boy, nyanyi beneran, dance lucu-lucu, sampai penampilan ala acara Masquerade yang pernah tayang di tv dulu. Yang terakhir ini sih yang menurut gue amazing banget. Gue yang hari itu nonton sendirian (yang mana kalau sendirian akan jadi jaim), harus tepuk tangan excited tapi pelan-pelan, harus teriak tapi ditahan-tahan setelah melihat kekerenan penampilan mereka.

Gila sih, gue beneran nyesel waktu BIBAP pertama kali ke Jakarta dulu dan gue dapat undangan, tapi gue nggak pernah bisa datang. Kalau tahu akan sekeren ini, gue pasti akan sempatin deh! Huhuhuhuhuhu....

Yang bikin performance ini seru juga adalah koreografi dari para pemainnya dalam memindah-mindahkan properti. Gerakan tangan mereka yang cepat dan ulet bikin lho jadi “HAH KOK BISA?! HAH KOK GITU?!” ngeliat pergerakan satu properti ke properti lain. Para pemeran yang dipilih juga berkarakter banget. Ketika dia diberi nama chef seksi, dia akan selalu tampil seksi. Begitu juga dengan si cute, dia akan selalu tampil cute sepanjang performance itu. Dan kalau lo emang suka oppa-oppa ganteng berbadan bagus, malam itu ada satu pemain yang yang kayak gitu dan diteriakin sama semua perempuan yang datang. Bahkan beberapa laki-laki juga teriak. Seriusan ini mah.

Selain itu, mereka juga interaktif sama penonton. Jadi sebelum mereka mulai memasak satu menu, mereka akan menunjuk salah satu penonton untuk memilih chef mana yang berhak untuk memasak menu ini. Nanti penonton yang sama akan diajak naik ke panggung untuk merasakan makanannya. Malam itu kocak deh, ada satu penonton cowok yang datang sama istrinya, diundang naik ke panggung dan dipasangkan sama penonton cewek yang lain. Terus mereka dipaksa untuk beradegan mesra di panggung WKWKWKWKWKWKWK. Seru banget!


Oh iya, selain melakukan tur keliling dunia, ‘CHEF’-nya BIBAP ini juga punya teater lho di Korea. Jadi next time kalau misalnya lo ke Korea dan ada budget lebih untuk menikmati show semacam ini, masukin deh nonton ‘CHEF’ ke itinerary kalian. Recommended banget dan akan puas banget. Ini tuh bener-bener menggabungkan semua jenis seni ke dalam satu panggung yang akan bisa lo nikmati tanpa harus berpikir. Dan gue sarankan, jangan jadi kayak gue yang sibuk dengan pikiran gue sendiri sampai lupa tepuk tangan pas nonton hihihihi. Bener-bener layak buat dinikmati, gais! Adegan paling gue suka malam itu pas kita dilempari bantal-bantal putih dari panggung, terus kita boleh lempar itu bantal balik ke panggung. Gilak seru banget!!!! Sayangnya gue cuma dapat satu jadi lemparnya juga cuma sekali wkwkwkkwkw.

‘CHEF’ punya teater sendiri di Seoul, ini alamatnya kalau semisal kalian penasaran dan ingin nonton langsung di Korea karena pasti sensasinya akan beda: 386, Samil-daero, Jongno-gu | Cine Core B2F, Seoul 03191, South Korea. Untuk informasi tiket dan segalanya bisa diakses di situs resmi mereka di www.musicalchef.net (jangan lupa ubah bahasa ke English biar mudah gais).

Butuh waktu beberapa saat untuk memindahkan fokus gue dari ‘SUDDEN ATTACK’ ke ‘CHEF’ malam itu. Dan setelah performance-nya selesai, gue masih senyum-senyum sendiri dong. Tapi alasan senyum-senyum sendirinya jadi dua: (1) karena gue berhasil menyelesaikan satu cerita pendek yang secara random muncul di kepala gue ketika sedang jalan kaki menuju ke Lotte Shopping Avenye, (2) karena keseruan performance ‘CHEF’ tadi, terutama si cute chef dan sexy chef-nya. Beneran next time gue ke Korea, gue mau nabung buat nonton ini lagi deh di teater mereka. Mungkin musim semi tahun depan? Semoga. Soalnya gue belum pernah ke Korea pas Spring. Pengen banget bisa ke Jinhae, ngeliat Cherry Blossom langsung, atau menikmati bunga-bunga lain yang sedang bermekaran di sana kayak bunga Azalea misalnya.

OKE, FIX! NEXT TRIP KE KOREA HARUS SPRING! YUK GAIS, #KEKOREAAJA! BARENG GUE MAU GAK?! HAHAHAHAHAHHAHA


Anyway, thank you KTO Jakarta for the opportunity again this year!


Share:

0 komentar