*
Waktu SMA dulu, guru Agama gue bilang kalau misalnya masa muda itu harus diisi dengan banyak kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Karena masa muda itu nggak bisa dibeli dan nggak bisa terulang. Tapi beliau tidak menjelaskan sebenarnya range umur untuk menikmati masa muda itu dari berapa sampai berapa.
Gue menyimpulkan: menikmati masa muda itu tidak terbatas usia.
Kesimpulan itu sebenarnya muncul juga baru-baru ini. Ketika SMA dulu, di kampung, di sebuah kota kecil di pulau kecil di Indonesia Tengah, ketika internet dan teknologi belum secanggih sekarang, gue hanyalah sebutir kerikil yang terkungkung di dalam dunia novel teenlit dan VCD Harry Potter.
Ketika yang lain nge-band, gue nonton film India. Ketika yang lain nongkrong-nongkrong gaul dengan motor keren mereka yang dimodifikasi sedemikian rupa, gue memilih ngetik cerita pendek dan mengkhayal.
Ya... cara orang menikmati masa muda pun berbeda-beda kan ya. Tapi sekarang gue sedikit menyesalinya nih. Apalagi kalau ngeliat anak-anak muda jaman sekarang yang ngeri banget dikit-dikit cover dance, dikit-dikit ke Korea. Duh. Iri jaman gue nggak ada cover-coveran. Adanya cover buku tulis bergambar Diana Pungky.
*
Belakangan ini gue nggak suka sama hal-hal yang berhubungan dengan nostalgia. Belakangan ini, masa lalu bikin gue rada-rada ketakutan. Takut, kalau-kalau nanti terjebak terus nggak bisa keluar dari jebakan itu. Yang ada cuma berbaring di tempat tidur dan berurai air mata sambil mendengarkan lagu-lagu galau.
Oke lebay.
Memang, menggali kenangan-kenangan masa lalu, dengan cara yang paling sederhana seperti membuka-buka galeri atau folder foto-foto lama di laptop itu menyenangkan. Gue pribadi adalah orang yang hobi motret. Termasuk juga hobi nyimpen foto yang gue potret, walaupun itu kebanyakan adalah foto orang lain (karena kalau gue minta orang lain yang foto, pasti hasilnya nggak sebague gue fotoin mereka) (kenyataan).
Gue punya kepercayaan bahwa nggak ada foto yang gagal ataupun foto yang jelek. Sejelek apapun foto itu pasti gue simpan. Karena suatu saat nanti, entah setahun atau dua tahun ketika gue melihatnya lagi, foto itu akan tetap jelek, tapi penuh kenangan.
Pernah kan, ngeliat foto dan tiba-tiba semua berubah jadi kayak adegan film? Suasana di sekitar lo tiba-tiba berubah jadi suasana yang persis ketika foto itu diambil? Mungkin gue kebanyakan mengkhayal, tapi memang setiap kali gue melihat foto-foto lama, gue akan merasa kembali ke suasana saat itu. Bahkan aroma spagheti saos tomat dengan ikan dori yang gue makan di Bakerzin bulan Desember lalu akan tiba-tiba tercium.
Yang paling nyebelin adalah ketika tiba-tiba lo inget aroma parfum orang yang lo ambil fotonya.
Dem. Itu adalah jebakan nostalgia paling parah!
Dua ribu limabelas dan SM membuka tahun ini dengan debut solo Jonghyun 'SHINee'. Oh astagaaaaaa!!!!! Sebuah proyek yang sebenarnya enggak gue harapkan. Walaupun gue termasuk orang yang sangat menikmati karya-karya SHINee sejak debut mereka.
Gue tidak mau menyebut diri gue sebagai Shawol. Tidak. Tidak. Meskipun yang membawa (dan menjerumuskan) gue ke dunia KPop adalah grup ini (TERKUTUK KAU 'LOVE LIKE OXYGEN'!), tapi gue masih jauh dari identitas seorang Shawol. Terkadang malah gue lebih memilih untuk tidak melabeli diri gue dengan identitas fandom apapun (umpetin L-Card).
Menurut gue pribadi, sekali lo udah melabeli diri lo dengan nama fandom maka lo nggak akan bisa keluar. Sebuah ketakutan juga sih dari pribadi gue kalo gue nantinya nggak akan bisa keluar dari fandom itu. KPop itu jeratannya udah ngalahin kecanduan video porno kayaknya ya. Sekali masuk, susah keluar. Kalo udah masuk, pas mau keluar digunjing temen sefandom.
Hahaha
*
*