Sebagai fans artis-artis SM dan pendengar musik-musik mereka, gue jadi punya semacam… gimana ya nyebutnya… pagar? Atau batasan-batasan soal musik yang masuk sama selera gue. Walaupun gue nggak bisa bilang kalau semua lagu yang gue suka itu standarnya harus kayak lagu artis SM gitu (karena ada juga lagu dari artis SM, atau bahkan EXO, yang gue nggak suka), tapi sedikit banyak karena gue kenal dan suka K-Pop karena artis-artis SM, tipe musik yang gue cari pun yang mirip-mirip dengan lagu yang dirilis dan dinyanyikan oleh mereka. Itu bertahan beberapa tahun setelah pertama kali gue terekspos oleh K-Pop. Gue inget banget dulu gue sama sekali nggak mau mendengarkan lagu 2NE1 hanya karena dia bukan dari SM dan dia artis YG.
Oke, pertama-tama, ini bukan manajemen baru yang dibuat SM Entertainment untuk SM Rookies. Mentang-mentang Super Junior udah punya label sendiri, terus SM Rookies mau dibikinin juga label baru buat debut mereka? Nggak. Mau dapet modal dari mana. Super Junior aja banting tulang dulu sepuluh tahun baru dapet manajemen sendiri. Bagaimana ELF, senang? Kalo gue sih sebenarnya nggak suka kalo SM ini bikin anak-anak label gitu. Jengah liatnya. Satu manajemen aja melelahkan, gimana kalo banyak.
Oke, tapi kita nggak akan membahas soal perusahaan Lee Soo Man itu di postingan kali ini. Karena, siapa peduli? Toh kita juga nggak dapet uang dari mereka. Kecuali ya emang kita produsen baju-baju KW super (nggak junior) yang kemudian menghasilkan uang. Ya kalo cuma sekedar anak-anak manis yang kerjaannya ngetik dan spazzing doang, kan justru uang kita yang diporotin selama ini. #tjurhat
Kemaren secara nggak sengaja (atau emang nggak ada kerjaan sebenarnya) gue buka folder spam di email gue. Dan kebetulan email itu adalah alamat surat elektronik yang gue gunakan untuk login SMTOWN Nation buat dapetin Passport SMTOWN yang nggak pernah gue klaim dan nggak pernah gue ambil sampai sekarang itu. Di sana ada pemberitahuan kalau beberapa server akan mengalami perubahan bla-bla bla.
Gue nggak baca secara mendetail, tapi di sana dijelaskan juga dalam bentuk tabel kalau beberapa server dari situs-situs di bawah domain SMTOWN akan mengalami maintenance selama beberapa waktu. Nah bersamaan dengan pengumuman itu gue ngeliat ada satu situs yang kayaknya asing banget: smrookiesent.com.
*
Oke, tapi kita nggak akan membahas soal perusahaan Lee Soo Man itu di postingan kali ini. Karena, siapa peduli? Toh kita juga nggak dapet uang dari mereka. Kecuali ya emang kita produsen baju-baju KW super (nggak junior) yang kemudian menghasilkan uang. Ya kalo cuma sekedar anak-anak manis yang kerjaannya ngetik dan spazzing doang, kan justru uang kita yang diporotin selama ini. #tjurhat
Kemaren secara nggak sengaja (atau emang nggak ada kerjaan sebenarnya) gue buka folder spam di email gue. Dan kebetulan email itu adalah alamat surat elektronik yang gue gunakan untuk login SMTOWN Nation buat dapetin Passport SMTOWN yang nggak pernah gue klaim dan nggak pernah gue ambil sampai sekarang itu. Di sana ada pemberitahuan kalau beberapa server akan mengalami perubahan bla-bla bla.
Gue nggak baca secara mendetail, tapi di sana dijelaskan juga dalam bentuk tabel kalau beberapa server dari situs-situs di bawah domain SMTOWN akan mengalami maintenance selama beberapa waktu. Nah bersamaan dengan pengumuman itu gue ngeliat ada satu situs yang kayaknya asing banget: smrookiesent.com.
*
Hey there! Hehe... jadi bingung mau manggil apa ke kalian yang sudah setia membaca blog ini dengan tulisan-tulisan absurd-nya. Apakah ini artinya aku harus mencari sebutan untuk pembaca blog ini?
(Gak usah banyak gaya deh).
This post is not gonna be that typical very long post that I always made on this blog. Tapi ini hanya sekedar curhatan pendek yang akan gue tulis soal pengalaman gue masuk ke ruang jumpa pers dua konser Infinite di Jakarta di tahun 2013 dan 2015.
Gue nulis ini dari sudut pandang diri gue sebagai seorang fans tentu saja, di luar dunia profesional dan pekerjaan. Walaupun pembatas antara pekerjaan dan kehidupan spazzing gue sangat tipis, tapi semoga tidak berbenturan dan berjalan di track-nya masing-masing.
(Apa deh).
Oke, singkat cerita kemaren gue dapat tugas untuk datang ke preskon konser 'Infinite Effect' di Jakarta. Lokasinya di salah satu hotel di kawasan Thamrin. Hotelnya cukup terkenal. Walaupun gue tadi sempat Googling juga pas sebelum berangkat untuk memastikan apakah di hotel ini ada mushola atau nggak. Yang gue dapatkan adalah informasi bahwa di toilet hotel ini ternyata nggak ada semprotan buat cebok pas lagi boker.
Alhamdulillah gue tadi udah buang hajat di kantor sebelum berangkat jadi gue aman.
Masalah besar datang ketika gue sedang nunggu kopaja dan gue lupa kalau gue belum minum setelah makan siang. Ya gimana sih rasanya kalo ati ampela masih nempel di kerongkongan. Alhasil gue menahan haus (sambil berkali-kali menelan ludah) sepanjang perjalanan. Tapi efeknya tidak baik. Ternyata tidak minum membuat kepala gue agak pusing. Ini mungkin karena efek kebanyakan tidur dan bangun yang dipaksakan sebelum berangkat.
Lagian... kenapa sih Infinite harus preskon hari Sabtu.
Ini tuh weekend.
(Tidak terpikir sebelumnya kalo "YA KAPAN LAGI LO MALEM MINGGUAN SAMA INFINITE!" walaupun dalam konteks yang benar-benar berbeda).
*
(Gak usah banyak gaya deh).
This post is not gonna be that typical very long post that I always made on this blog. Tapi ini hanya sekedar curhatan pendek yang akan gue tulis soal pengalaman gue masuk ke ruang jumpa pers dua konser Infinite di Jakarta di tahun 2013 dan 2015.
Gue nulis ini dari sudut pandang diri gue sebagai seorang fans tentu saja, di luar dunia profesional dan pekerjaan. Walaupun pembatas antara pekerjaan dan kehidupan spazzing gue sangat tipis, tapi semoga tidak berbenturan dan berjalan di track-nya masing-masing.
(Apa deh).
Oke, singkat cerita kemaren gue dapat tugas untuk datang ke preskon konser 'Infinite Effect' di Jakarta. Lokasinya di salah satu hotel di kawasan Thamrin. Hotelnya cukup terkenal. Walaupun gue tadi sempat Googling juga pas sebelum berangkat untuk memastikan apakah di hotel ini ada mushola atau nggak. Yang gue dapatkan adalah informasi bahwa di toilet hotel ini ternyata nggak ada semprotan buat cebok pas lagi boker.
Alhamdulillah gue tadi udah buang hajat di kantor sebelum berangkat jadi gue aman.
Masalah besar datang ketika gue sedang nunggu kopaja dan gue lupa kalau gue belum minum setelah makan siang. Ya gimana sih rasanya kalo ati ampela masih nempel di kerongkongan. Alhasil gue menahan haus (sambil berkali-kali menelan ludah) sepanjang perjalanan. Tapi efeknya tidak baik. Ternyata tidak minum membuat kepala gue agak pusing. Ini mungkin karena efek kebanyakan tidur dan bangun yang dipaksakan sebelum berangkat.
Lagian... kenapa sih Infinite harus preskon hari Sabtu.
Ini tuh weekend.
(Tidak terpikir sebelumnya kalo "YA KAPAN LAGI LO MALEM MINGGUAN SAMA INFINITE!" walaupun dalam konteks yang benar-benar berbeda).
*
*
Gue merasa Tuhan mendengarkan doa-doa gue dan membisiki SM Entertainment dengan kata-kata penuh cinta ketika Super Junior akhirnya comeback dengan ‘Devil’. Di saat yang sama gue juga lupa, kalau ternyata Tuhan sudah mendengarkan doa-doa gue dan membisiki SM Entertainment dengan kalimat-kalimat cinta ketika ‘Mamacita’ dirilis tahun lalu.
Hahahaha...
Kalau misalnya ‘Mamacita’ nggak punya konsep sketsa komedi yang lucu itu, mungkin gue akan menjatuhkan pilihan gue ke ‘Devil’ dan memberikan gelar sebagai MV Super Junior paling bagus selama 10 tahun terakhir. Tapi ternyata ‘Devil’ inipun belum bisa mengalahkan pesona ‘Mamacita’ buat gue pribadi.
Setidaknya di beberapa hal.
Oke, gue memang nggak bikin review soal ‘Mamacita’ karena sesuatu dan lain hal. Hahaha... entah apa yang terjadi tahun lalu gue juga nggak terlalu yakin apakah itu hal yang layak untuk dibahas atau tidak. Tapi membagi waktu untuk menulis buat pekerjaan kantor dan menulis untuk blog pribadi ternyata bukan perkara yang mudah. Dua tahun terakhir gue berusaha menyeimbangkan itu dan berhasil di satu poin, tapi kemudian gagal di poin yang lain.
Malah curhat.
Gue merasa Tuhan mendengarkan doa-doa gue dan membisiki SM Entertainment dengan kata-kata penuh cinta ketika Super Junior akhirnya comeback dengan ‘Devil’. Di saat yang sama gue juga lupa, kalau ternyata Tuhan sudah mendengarkan doa-doa gue dan membisiki SM Entertainment dengan kalimat-kalimat cinta ketika ‘Mamacita’ dirilis tahun lalu.
Hahahaha...
Kalau misalnya ‘Mamacita’ nggak punya konsep sketsa komedi yang lucu itu, mungkin gue akan menjatuhkan pilihan gue ke ‘Devil’ dan memberikan gelar sebagai MV Super Junior paling bagus selama 10 tahun terakhir. Tapi ternyata ‘Devil’ inipun belum bisa mengalahkan pesona ‘Mamacita’ buat gue pribadi.
Setidaknya di beberapa hal.
Oke, gue memang nggak bikin review soal ‘Mamacita’ karena sesuatu dan lain hal. Hahaha... entah apa yang terjadi tahun lalu gue juga nggak terlalu yakin apakah itu hal yang layak untuk dibahas atau tidak. Tapi membagi waktu untuk menulis buat pekerjaan kantor dan menulis untuk blog pribadi ternyata bukan perkara yang mudah. Dua tahun terakhir gue berusaha menyeimbangkan itu dan berhasil di satu poin, tapi kemudian gagal di poin yang lain.
Malah curhat.
Gue sekilas denger soal proyek baru Agnes Monica (atau sekarang lebih akrab disebut dan ditulis AGNEZ MO—walaupun gue lebih suka Agnes Monica sebenarnya karena lebih berkesan di hati) yang mau mengumpulkan beberapa artis muda dan bikin sebuah grup musikal. Salah satu temen gue yang dekat dengan industri musik bilang kalau Agnes mau bikin proyek ala ala 'Glee' gitu.
Excited? Mungkin iya. Waktu pertama kali temen gue ini nyebut 'Glee' gue sedikit excited karena gue suka 'Glee'. Tapi ketika mendengar siapa saja yang terlibat (atau yang jadi personel) proyek ini, gue rasanya antara mau guling-gulingan di rel kereta atau pengen jambak rambut Barrack Obama.
“Iya Ron jadi ada Aliando, Nikita Willy, Rassya sama Calvin Jeremy yang bakalan gabung di proyek musikal ini,” katanya pada suatu hari yang cerah di kantor yang dingin.
“Sebentar... SIAPA AJA?!” gue menelan ludah sambil nyatok bulu kaki.
Memang bener kata quote-quote yang banyak di-upload ke Instagram atau di Path itu: hidup memang penuh dengan kejutan.
Waktu teaser ‘COMING SOON 2015’ dirilis SM bulan Desember 2014 kemaren, gue pikir semua masalah-masalah yang terjadi pada EXO di sepanjang tahun 2014 akan tutup buku. Memasuki 2015 akan jadi tahun paling bahagia buat EXO sebagai grup, dan buat mereka yang ngefans.
Ah.... ternyata....
Malapetaka datang tanpa diduga-diduga. Lebih sakitnya lagi, malapetaka itu datang dari dalam grup itu sendiri (lagi). Beuh.... Bisa apa sih, kita-kita ini, yang cuma ngeliatin dari jauh doang. Kita-kita ini yang ‘그냥 international fan’ yang bahkan sering di-rolling eyes-in sama K-Fans. Cuma bisa menerima apa yang terjadi aja.
Yang bikin bete sebenarnya bukan “Kenapa sih, EXO lagi EXO lagi?” Tapi yang lebih bikin kesel itu karena orang yang bikin masalah kali ini adalah dia yang paling banyak banget cakap dari zaman dulu. Orang yang selalu bilang “sayang EXO”, “will never leave the stage”, “selamanya akan di dalam grup”, bahkan orang yang merasa paling tersakiti dan terkhianati pas Kris keluar.
Enggak cuma image-nya yang udah tercoreng. Sekarang jidatnya udah ada label FAKE besar banget (gue bahkan mulai berpikir kalau anak-anak EXO ini semuanya fake loh hahahahah doh). No offense, sorry not sorry, mian an mian, maaf maaf nih ya. Tapi kalau memang mau keluar, yaudah silakan, keluar. Maksud gue, kenapa sih urusan simpel kayak mau keluar gini dibikin terlalu banyak drama?
Semakin banyak drama, semakin keliatan fake-nya nanti di belakang. Kasian juga sama member lain yang akhirnya harus terlihat fake juga. Kalo misalnya tiba-tiba ada masalah di satu member, otomatis yang lain kesannya jadi jahat banget kan, membiarkan hal seperti itu terjadi pada satu orang ini.
Orang mungkin memang akan memaafkan seiring berjalannya waktu, tapi enggak semua orang akan melupakan. Hihihihi Kalau seleksi alam di EXO ini akan terus ada, ya nanti akhirnya kita akan lihat dan bisa membedakan, mana yang memang punya determinasi tinggi, bertahan, dan menjadikan EXO sebagai jalur karier mereka (dilandasi dengan TRUST seperti kata Zhang Yixing—yang kalo dia keluar abis ini udah berarti selama ini kakaknya paling fake dari yang terakhir kabur ke Amrika), dan siapa yang cuma menjadikan EXO sebagai batu loncatan semata.
Walaupun...
Ya...
Sebenarnya, memang, ya....
Gimana sih, kalo udah kayak gini emang fake-nya makin keliatan.
Nggak cuma satu, tapi semua.
Kemudian perasaan saya pun begajulan.
HAHAHAHAHA
Soal fake nggak fake sih, ya sebenarnya, ini dilematis juga. Ketika udah bicara soal dunia entertainment Korea ini, kita susah ngebedain mana yang fake mana yang beneran. Bahkan OTP yang kayaknya SO DAMN REAL banget eh ternyata malah ter-fake sepanjang masa. Kembali lagi bahwa semuanya, SEMUANYA, yang kita lihat di depan kamera itu hanyalah bagian dari pekerjaan mereka-mereka si idola-idola Kpop ini. Bagian dari kehidupan profesional mereka, bukan personal.
Sudah berapa lama suka Kpop? 3 tahun? 4 tahun? 5 tahun? Berarti sekarang waktunya buat nggak usah terlalu baper. Bisa membedakan mana yang profesional dan mana yang personal akan sangat membantu untuk tidak terlalu termakan omongan-omongan manis yang disampaikan di lirik lagu (ini profesional—tentu saja, siapa sih yang bakalan percaya? Orang lagu ‘Promise’ aja pernah dinyanyiin di konser pertama tapi abis konser pertama dia caw kok oknumnya).
Meanwhile, secara personal, kita (memang, mungkin, sebagian besar dari kita) enggak pernah tahu mereka kayak gimana. Kita bisa berharap secara personal masing-masing dari 12 member itu masih kontak, walaupun secara profesional mereka sudah nggak bisa lagi bareng-bareng. Tapi perlu juga diingat, mau seintens apa sih, mikirin kehidupan personal orang lain. Orang lain yang bener-bener orang lain. Yang bener-bener nugu. Yang bener-bener bahkan elo dikenal aja enggak. Significant others aja bukan.
Why wasting your precious time to think about that la? Mending bikin indomie kuah susu.
That’s why, let’s enjoy their profesional life aja entah itu musik, drama, film, variety show dan sebagainya, dan biarkan personal life mereka menjadi urusan mereka. I mean, kita semua punya kehidupan personal men, kenapa gak fokus dulu berumah tangga. #ea
#KEMUDIAN_NGACA_DI_CERMIN_TERBESAR_DI_DUNIA
Tapi yah, beginilah fandom. Kalo nggak ada drama enggak seru. Kalo nggak ada baper-baperan nggak menarik. Kalo nggak pernah ngerasain terlibat langsung dalam proses kepo terhadap kehidupan pribadi artis kesukaan kita berarti belum hidup di fandom. Kalo nggak ada berantem, enggak asik. Kalo nggak terlibat at least satu fanwar, berarti fandomya belom besar. Biasanya fandom besar pasti pernah fanwar. Potong kuping gue kalo ada yang nggak pernah.
Kayak punya kuping.
Empat atau lima tahun dari sekarang, atau mungkin satu tahun dari sekarang, atau kalau dikasih hidayah satu hari dari kalian membaca postingan ini (JAMA'AH~~~~ OOOO JAMA'AH~~~), mungkin kalian akan tertawa dengan semua drama, baper, dan fanwar yang sudah terjadi.
Nggak apa-apa. Buat bahan penyemangat hati yang luka kalau lagi rapuh. Ampuh banget loh itu.
*
Waktu teaser ‘COMING SOON 2015’ dirilis SM bulan Desember 2014 kemaren, gue pikir semua masalah-masalah yang terjadi pada EXO di sepanjang tahun 2014 akan tutup buku. Memasuki 2015 akan jadi tahun paling bahagia buat EXO sebagai grup, dan buat mereka yang ngefans.
Ah.... ternyata....
Malapetaka datang tanpa diduga-diduga. Lebih sakitnya lagi, malapetaka itu datang dari dalam grup itu sendiri (lagi). Beuh.... Bisa apa sih, kita-kita ini, yang cuma ngeliatin dari jauh doang. Kita-kita ini yang ‘그냥 international fan’ yang bahkan sering di-rolling eyes-in sama K-Fans. Cuma bisa menerima apa yang terjadi aja.
Yang bikin bete sebenarnya bukan “Kenapa sih, EXO lagi EXO lagi?” Tapi yang lebih bikin kesel itu karena orang yang bikin masalah kali ini adalah dia yang paling banyak banget cakap dari zaman dulu. Orang yang selalu bilang “sayang EXO”, “will never leave the stage”, “selamanya akan di dalam grup”, bahkan orang yang merasa paling tersakiti dan terkhianati pas Kris keluar.
Enggak cuma image-nya yang udah tercoreng. Sekarang jidatnya udah ada label FAKE besar banget (gue bahkan mulai berpikir kalau anak-anak EXO ini semuanya fake loh hahahahah doh). No offense, sorry not sorry, mian an mian, maaf maaf nih ya. Tapi kalau memang mau keluar, yaudah silakan, keluar. Maksud gue, kenapa sih urusan simpel kayak mau keluar gini dibikin terlalu banyak drama?
Semakin banyak drama, semakin keliatan fake-nya nanti di belakang. Kasian juga sama member lain yang akhirnya harus terlihat fake juga. Kalo misalnya tiba-tiba ada masalah di satu member, otomatis yang lain kesannya jadi jahat banget kan, membiarkan hal seperti itu terjadi pada satu orang ini.
Orang mungkin memang akan memaafkan seiring berjalannya waktu, tapi enggak semua orang akan melupakan. Hihihihi Kalau seleksi alam di EXO ini akan terus ada, ya nanti akhirnya kita akan lihat dan bisa membedakan, mana yang memang punya determinasi tinggi, bertahan, dan menjadikan EXO sebagai jalur karier mereka (dilandasi dengan TRUST seperti kata Zhang Yixing—yang kalo dia keluar abis ini udah berarti selama ini kakaknya paling fake dari yang terakhir kabur ke Amrika), dan siapa yang cuma menjadikan EXO sebagai batu loncatan semata.
Walaupun...
Ya...
Sebenarnya, memang, ya....
Gimana sih, kalo udah kayak gini emang fake-nya makin keliatan.
Nggak cuma satu, tapi semua.
Kemudian perasaan saya pun begajulan.
HAHAHAHAHA
Soal fake nggak fake sih, ya sebenarnya, ini dilematis juga. Ketika udah bicara soal dunia entertainment Korea ini, kita susah ngebedain mana yang fake mana yang beneran. Bahkan OTP yang kayaknya SO DAMN REAL banget eh ternyata malah ter-fake sepanjang masa. Kembali lagi bahwa semuanya, SEMUANYA, yang kita lihat di depan kamera itu hanyalah bagian dari pekerjaan mereka-mereka si idola-idola Kpop ini. Bagian dari kehidupan profesional mereka, bukan personal.
Sudah berapa lama suka Kpop? 3 tahun? 4 tahun? 5 tahun? Berarti sekarang waktunya buat nggak usah terlalu baper. Bisa membedakan mana yang profesional dan mana yang personal akan sangat membantu untuk tidak terlalu termakan omongan-omongan manis yang disampaikan di lirik lagu (ini profesional—tentu saja, siapa sih yang bakalan percaya? Orang lagu ‘Promise’ aja pernah dinyanyiin di konser pertama tapi abis konser pertama dia caw kok oknumnya).
Meanwhile, secara personal, kita (memang, mungkin, sebagian besar dari kita) enggak pernah tahu mereka kayak gimana. Kita bisa berharap secara personal masing-masing dari 12 member itu masih kontak, walaupun secara profesional mereka sudah nggak bisa lagi bareng-bareng. Tapi perlu juga diingat, mau seintens apa sih, mikirin kehidupan personal orang lain. Orang lain yang bener-bener orang lain. Yang bener-bener nugu. Yang bener-bener bahkan elo dikenal aja enggak. Significant others aja bukan.
Why wasting your precious time to think about that la? Mending bikin indomie kuah susu.
That’s why, let’s enjoy their profesional life aja entah itu musik, drama, film, variety show dan sebagainya, dan biarkan personal life mereka menjadi urusan mereka. I mean, kita semua punya kehidupan personal men, kenapa gak fokus dulu berumah tangga. #ea
#KEMUDIAN_NGACA_DI_CERMIN_TERBESAR_DI_DUNIA
Tapi yah, beginilah fandom. Kalo nggak ada drama enggak seru. Kalo nggak ada baper-baperan nggak menarik. Kalo nggak pernah ngerasain terlibat langsung dalam proses kepo terhadap kehidupan pribadi artis kesukaan kita berarti belum hidup di fandom. Kalo nggak ada berantem, enggak asik. Kalo nggak terlibat at least satu fanwar, berarti fandomya belom besar. Biasanya fandom besar pasti pernah fanwar. Potong kuping gue kalo ada yang nggak pernah.
Kayak punya kuping.
Empat atau lima tahun dari sekarang, atau mungkin satu tahun dari sekarang, atau kalau dikasih hidayah satu hari dari kalian membaca postingan ini (JAMA'AH~~~~ OOOO JAMA'AH~~~), mungkin kalian akan tertawa dengan semua drama, baper, dan fanwar yang sudah terjadi.
Nggak apa-apa. Buat bahan penyemangat hati yang luka kalau lagi rapuh. Ampuh banget loh itu.
*
![]() |
Sebenernya kalian EXO atau T-Ara sih, kok Number 9. (karena tak bisa lagi mengidentikkan SNSD dengan angka 9) |
Dulu, dulu sekali, jauh sebelum gue tahu Korean Pop dan tenggelam dalam kenistaan dunia fanboy Kpop ini, gue ngefans banget sama Mandarin Pop. Ada dua grup yang selalu gue ikutin dan bisa dibilang gue ngefans ala-ala lah sama mereka sejak 2006 sampai 2009: S.H.E dan Fahrenheit.
Ngomong-ngomong soal Mando-pop sih sebenernya udah jadi genre musik yang gue suka sejak lama. Bahkan sejak SD gue udah dengerin lagu-lagu 5566. Gue inget banget, dulu gue beli kaset tape mereka dengan harga Rp 17.500 dan dapet poster gede banget terus gue tempel di kamar. Tapi kemudian poster itu dicopot paksa sama nyokap dan sobek. Terus gue ngambek sebulan.
Selain 5566, gue juga dengerin beberapa lagu F4. Ada satu temen SD gue yang suka banget sama Jerry Yan karena ‘Meteor Garden’. Kita pun berantem seperti halnya fans-fans zaman sekarang ngerebutin Baekhyun. Dulu kita berantem mana yang lebih keren, F4 atau 5566.
Saking sukanya sama S.H.E dan Fahrenheit pas SMA, hampir semua drama Taiwan yang ada personel mereka gue tonton. ‘Hana Kimi’ adalah yang jadi favorit gue. SELAMANYA, MAKASIH. MAKASIH JUGA KOREA SUDAH GAGAL BIKIN VERSI KOREANYA MAKASIH BANYAK LOH.
Persislah kayak apa yang terjadi ketika gue suka Kpop sekarang ini. Bedanya, dulu pas zaman-zaman suka Mando-pop, temen buat spazzing nggak terlalu banyak. Bahkan bisa dibilang hampir 0. Dan for the sake of tidak menjadi alien di pergaulan, gue pun meracuni beberapa temen deket gue buat suka juga sama Mando-pop dan drama Taiwan.
Dua orang jatuh ke perangkap. Satu lainnya nggak mempan dan masih lebih milih ngefans Paris Hilton dan Beyonce, sementara satu lagi lebih memilih untuk jadi fangirl Shah Rukh Khan dan Kajol.
Well, at least gue ada temen lah buat bahas gini-ginian di sekolah.
Hape Nokia 5200 gue dulu penuh dengan lagu-lagu Mandarin. Bahkan setiap hari gue ngomong sok-sok bahasa Mandarin. Niru-niru yang ada di drama. Pokoknya sesuka itu deh sama drama Taiwan dan Mando-pop. Sampai di tahun 2008 temen gue yang tadi gue racuni mulai kenal Kpop.
*
Suatu hari gue dikejutkan oleh notifikasi dari message Facebook di hape. Kebetulan, baru beberapa minggu belakangan ini gue aktif menggunakan Facebook Messenger. Biasanya males install aplikasi kayak gini karena kayak, yah, kebanyakan banget aplikasi serupa di hape. Notifikasi yang masuk ini dari seseorang yang namanya pakai huruf Arab.
Wah gue bingung. Kayaknya di Facebook gue nggak temenan sama orang Arab. Tapi pas gue buka message-nya, ternyata dia bisa bahasa Indonesia. Atau memang mungkin orang Indonesia yang menggunakan nama Facebook dengan huruf Arab.
Gue coba baca pelan-pelan sampai tiba-tiba gue gemeteran. Isinya sangat serius. Seserius itu sampai-sampai gue nelen ludah berkali-kali. Deg-degan. Seserius itu sampai-sampai gue mau balas aja nggak tahu harus memilih kata-kata yang mana. Soalnya, kalo gue bales seadanya, gue takut dikira menggampangkan isinya. Gue bingung.
Bingung karena kata-kata yang dia pake di situ terlalu serius.
Waktu ngebaca itu gue lagi di kantor. Itu persis dua hari setelah gue melewatkan hari Minggu (3/5/2015). Salah satu hari yang idealnya sih membahagiakan, tapi juga sekaligus membingungkan. Ditambah lagi bingung sama message itu masuk ke inbox dan mempengaruhi isi kepala gue sepanjang hari itu.
Ini isinya:
Suatu hari gue dikejutkan oleh notifikasi dari message Facebook di hape. Kebetulan, baru beberapa minggu belakangan ini gue aktif menggunakan Facebook Messenger. Biasanya males install aplikasi kayak gini karena kayak, yah, kebanyakan banget aplikasi serupa di hape. Notifikasi yang masuk ini dari seseorang yang namanya pakai huruf Arab.
Wah gue bingung. Kayaknya di Facebook gue nggak temenan sama orang Arab. Tapi pas gue buka message-nya, ternyata dia bisa bahasa Indonesia. Atau memang mungkin orang Indonesia yang menggunakan nama Facebook dengan huruf Arab.
Gue coba baca pelan-pelan sampai tiba-tiba gue gemeteran. Isinya sangat serius. Seserius itu sampai-sampai gue nelen ludah berkali-kali. Deg-degan. Seserius itu sampai-sampai gue mau balas aja nggak tahu harus memilih kata-kata yang mana. Soalnya, kalo gue bales seadanya, gue takut dikira menggampangkan isinya. Gue bingung.
Bingung karena kata-kata yang dia pake di situ terlalu serius.
Waktu ngebaca itu gue lagi di kantor. Itu persis dua hari setelah gue melewatkan hari Minggu (3/5/2015). Salah satu hari yang idealnya sih membahagiakan, tapi juga sekaligus membingungkan. Ditambah lagi bingung sama message itu masuk ke inbox dan mempengaruhi isi kepala gue sepanjang hari itu.
Ini isinya:
Assalamu'alaikum.
Kak kevin, mau tanya.
Kakak terlihat sangat tertarik dengan KPop?
dan kelihatannya sangat suka sekali membahasnya..
Apakah Kakak tidak tertarik untuk mempelajari Agama?
Mempelajari Agama yg bisa menyelamatkan kakak?
bukankah kehidupan di Dunia ini hanya sementara?
disana ada negeri yg kekal (Akhirat).
Maukah kakak menukar kehidupan kekal dengan Dunia yg hanya sekejap saja?
*Maaf bukannya sedang menggurui, hanya ingin menasehati.
*
Ada perbedaan yang terpampang nyata (?) antara 'berpikir positif' dengan 'berharap'. Gue sendiri kadang-kadang juga susah membedakannya. Salah satu permasalahan terbesar dalam hidup gue selain cucian celana dalam enggak kering karena Jakarta selalu hujan belakangan ini adalah mindset yang selalu mengarah ke hal-hal negatif.
Gue jadi inget pas gue masih kerja di penerbit buku di awal tahun 2013 kemaren. Di sana gue dipertemukan dengan salah satu motivator yang keren banget yang selalu mengingatkan gue untuk berpikir positif dalam kondisi apapun. Dan yang paling penting dari semua itu adalah memandang positif diri sendiri.
Katanya, "Ketika kita sudah memandang diri kita sebagai sosok yang positif, maka akan mudah untuk kita memandang dunia secara positif juga,"
Kadang-kadang kan dunia enggak selalu memandang kita sebagai sosok yang positif. Walaupun sebenarnya kalimat pertama gue di paragraf ini adalah salah satu contoh yang negatif karena mengarah pada prasangka buruk terhadap bagaimana dunia memandang diri kita.
Bingung? Iya gue juga sama.
Ada perbedaan yang terpampang nyata (?) antara 'berpikir positif' dengan 'berharap'. Gue sendiri kadang-kadang juga susah membedakannya. Salah satu permasalahan terbesar dalam hidup gue selain cucian celana dalam enggak kering karena Jakarta selalu hujan belakangan ini adalah mindset yang selalu mengarah ke hal-hal negatif.
Gue jadi inget pas gue masih kerja di penerbit buku di awal tahun 2013 kemaren. Di sana gue dipertemukan dengan salah satu motivator yang keren banget yang selalu mengingatkan gue untuk berpikir positif dalam kondisi apapun. Dan yang paling penting dari semua itu adalah memandang positif diri sendiri.
Katanya, "Ketika kita sudah memandang diri kita sebagai sosok yang positif, maka akan mudah untuk kita memandang dunia secara positif juga,"
Kadang-kadang kan dunia enggak selalu memandang kita sebagai sosok yang positif. Walaupun sebenarnya kalimat pertama gue di paragraf ini adalah salah satu contoh yang negatif karena mengarah pada prasangka buruk terhadap bagaimana dunia memandang diri kita.
Bingung? Iya gue juga sama.
*
D.O tahu betul soal konsep perputaran bumi termasuk perubahan yang terjadi setiap harinya. Dia sadar bahwa semua hal yang ada di sekitarnya akan berubah. Cepat atau lambat.
Ya. Begitulah dunia. Sekeras apapun kita berusaha untuk mempertahankan sesuatu yang kita pikir sudah jadi milik kita, terkadang tanpa kita sadar selalu ada celah yang tidak terlihat dan dia bisa pergi begitu saja.
Dunia tidak selalu berjalan seperti apa yang kita inginkan. Dunia tidak berjalan seperti apa yang D.O inginkan. Sekeras apapun dia berusaha untuk mempertahankan 11 forces agar selalu bersama-sama, dia tidak bisa. Semua sudah terlambat sekarang.
Yang pergi, tidak selalu bisa kembali. Meski selalu bisa dikenang walaupun meninggalkan sakit hati.
Ya. Begitulah dunia. Sekeras apapun kita berusaha untuk mempertahankan sesuatu yang kita pikir sudah jadi milik kita, terkadang tanpa kita sadar selalu ada celah yang tidak terlihat dan dia bisa pergi begitu saja.
Dunia tidak selalu berjalan seperti apa yang kita inginkan. Dunia tidak berjalan seperti apa yang D.O inginkan. Sekeras apapun dia berusaha untuk mempertahankan 11 forces agar selalu bersama-sama, dia tidak bisa. Semua sudah terlambat sekarang.
Yang pergi, tidak selalu bisa kembali. Meski selalu bisa dikenang walaupun meninggalkan sakit hati.
*
Berasa banget ada perbedaan perasaan ketika teaser Kai dirilis dengan teaser Lay ini. Pas Kai excited-nya kayak maksimal banget. Ya mungkin bukan cuma gue tapi semua orang karena memang kan ini udah ditunggu-tunggu sejak Desember 2014. Walaupun kualitas videonya 3gp banget dan cerita yang ditampilkan juga bikin kita ngeraba-raba, tapi peduli setan. Yang penting heboh dulu.
Fans KPop kan gitu. Apa-apa yang penting heboh dulu. Di timeline lewat foto si T heboh. Lewat foto si B heboh. Pas lewat berita si T sama si B pacaran, beuh, hebohnya sampai ke antariksa. Heboh marah-marah dan ngebash.
Tapi nggak apa-apa. Itu kan ekspresi pribadi ya. Bebas aja. Gue juga selalu kayak gitu kok. Sedikit-sedikit heboh. Apa-apa heboh. Tapi biasanya gue hebohnya liat-liat dulu kalo orang lain udah heboh karena topik X gue biasanya nggak mau ikutan heboh. Gue cari topik lain supaya topik hebohnya bisa lebih beragam.
Ketika teaser member lain menyusul dirilis, gue pribadi kemudian dipenuhi dengan ekspektasi-ekspektasi yang sebenarnya sia-sia. Gue mengharapkan akan terjadi seperti ini, akan terjadi seperti itu. Gue berharap ada hal yang lebih dan lebih lagi di setiap teaser. Ibarat kata teaser ini gunung yang bisa di daki, teaser Kai itu adalah bagian kakinya. Jadi semakin ke atas semakin terjal dan semakin seru.
Tapi itulah hidup. Ekspektasi sama realita memang tidak selalu sejalan. Kadang kita pengen punya pacar, tapi nyatanya orang yang pengen kita pacarin udah pacaran sama yang lain. Kadang kita suka sama orang yang sudah lama jadi temen kita, tapi dia malah suka sama yang lain.
Ekspektasi gue yang besar di teaser-teaser EXO ini menurut gue cukup beralasan. YA KAPAN LAGI GITU SM NGELUARIN VIDEO YANG BREATHTAKING KALO ENGGAK TEASER?! MV-NYA AJA BISA CUMA DI KOTAK INDOMI KAN BETEK. Hanya lewat teaser pendek kayak gini biasanya SM menyuguhkan sesuatu yang berbeda dan keren.
Puncak ekspektasi gue itu pas di teaser Tao sama Sehun. Menurut gue dua teaser ini yang paling keren dari semuanya kan ya. Terus gue berharap yang sesudah-sudahnya juga bisa lebih nendang gitu. Yah tapi kenyataannya malah menurun. Gak terus-terusan menurun sih. Ala-ala EXID lah. Up and Down. Ada yang bagus banget (Sehun) ada yang biasa aja, turun ke Suho, terus naik dikit ke Baekhyun dan turun lagi di Lay.
Yah....
*
Apa yang pertama kali terpikir di kepala lo kalo denger nama Baekhyun?
Kalau misalnya gue ditanya begitu, jawabannya mungkin bisa berubah-ubah. Tergantung mood aja sebenarnya. Kalau lagi seneng, mungkin jawabannya bisa bagus. Kalau lagi galau mungkin jawabannya bisa nggak jelas. Kalau lagi taubat mungkin malah gue akan ngajak lo pada ke majelis taklim.
Tapi kalau sekarang, jawabannya ada dua:
Kalau misalnya gue ditanya begitu, jawabannya mungkin bisa berubah-ubah. Tergantung mood aja sebenarnya. Kalau lagi seneng, mungkin jawabannya bisa bagus. Kalau lagi galau mungkin jawabannya bisa nggak jelas. Kalau lagi taubat mungkin malah gue akan ngajak lo pada ke majelis taklim.
Tapi kalau sekarang, jawabannya ada dua:
*
Pernah nggak lo merasa hidup lo nggak seimbang?
Mungkin selama ini lo terlalu banyak main-main dan terlalu sedikit belajar. Terlalu sering mikir negatif ketimbang positif. Terlalu sering berandai-andai dan 'coba kalo' 'coba kalo' daripada bergerak dan melakukan apa yang bisa dilakukan. Terlalu sering mengeluh ketimbang tertawa dan tersenyum.
Terlalu banyak menghabiskan waktu membaca hal-hal yang nggak penting seperti blog fanboy kuper yang beraninya ngejek-ngejek grup KPop yang dua suka ketimbang ngebaca buku yang membuka wawasan lo tentang dunia.
Atau mungkin terlalu banyak menghabiskan uang untuk hal-hal yang nggak penting sementara cuek sama hal-hal penting yang membutuhkan uang. Terlalu cuek dengan keluarga tetapi perhatian banget sama orang yang bukan keluarga yang secara random lo temui di jalan dan kemudian jadi deket sama lo karena lo anggap nyambung.
Mungkin selama ini lo ngerasa terlalu sering begadang untuk sesuatu yang tidak banyak menghasilkan hal positif di dalam hidup lo daripada bangun lebih pagi dan berolahraga. Mungkin juga selama ini lo terlalu banyak memberi, memberi dan memberi tapi merasa menerima kembali dalam jumlah yang sangat sedikit.
Mungkin juga selama ini lo terlalu banyak memberi cinta tapi sedikit menerima cinta. Atau mungkin... selama ini lo terlalu sibuk sama dunia, sampai-sampai lo lupa sama akhirat.
Hmmm...
Pernah nggak lo merasa hidup lo nggak seimbang?
Mungkin selama ini lo terlalu banyak main-main dan terlalu sedikit belajar. Terlalu sering mikir negatif ketimbang positif. Terlalu sering berandai-andai dan 'coba kalo' 'coba kalo' daripada bergerak dan melakukan apa yang bisa dilakukan. Terlalu sering mengeluh ketimbang tertawa dan tersenyum.
Terlalu banyak menghabiskan waktu membaca hal-hal yang nggak penting seperti blog fanboy kuper yang beraninya ngejek-ngejek grup KPop yang dua suka ketimbang ngebaca buku yang membuka wawasan lo tentang dunia.
Atau mungkin terlalu banyak menghabiskan uang untuk hal-hal yang nggak penting sementara cuek sama hal-hal penting yang membutuhkan uang. Terlalu cuek dengan keluarga tetapi perhatian banget sama orang yang bukan keluarga yang secara random lo temui di jalan dan kemudian jadi deket sama lo karena lo anggap nyambung.
Mungkin selama ini lo ngerasa terlalu sering begadang untuk sesuatu yang tidak banyak menghasilkan hal positif di dalam hidup lo daripada bangun lebih pagi dan berolahraga. Mungkin juga selama ini lo terlalu banyak memberi, memberi dan memberi tapi merasa menerima kembali dalam jumlah yang sangat sedikit.
Mungkin juga selama ini lo terlalu banyak memberi cinta tapi sedikit menerima cinta. Atau mungkin... selama ini lo terlalu sibuk sama dunia, sampai-sampai lo lupa sama akhirat.
Hmmm...
*
"Leaders grow; they are not made." - Peter F. Drucker
"A leader is one who knows the way, goes the way, and shows the way." - John C. Maxwell
"Leaders are the ones who keep faith with the past, keep step with the present, and keep the promise to posterity." - Harold J. Seymour
"Leaders grow; they are not made." - Peter F. Drucker
"A leader is one who knows the way, goes the way, and shows the way." - John C. Maxwell
"Leaders are the ones who keep faith with the past, keep step with the present, and keep the promise to posterity." - Harold J. Seymour
Tiga quote ini jadi clue di Twitter @pathcodeexo pas sore-sore teaser Suho dirilis. Setiap kata LEADER di tweet-nya sih dikosongin. Terus kita disuruh nebak untuk membuka foto-foto di situs resmi kayak biasa. Kalau yang sebelum-sebelumnya kan clue-nya ada di video (katanya), yang kali ini akun Twitter itu berguna sebagaimana mestinya.
Waktu tiga tweet itu muncul, gue baca terus berulang-ulang. Maksudnya apa. Sampai akhirnya gue perhatiin bagian kosong itu baik-baik dan ngeliat muka Suho di video background terus langsung kepikiran: "LEADER". Pas gue ketik dan enter, eh berhasil.
Gue langsung berlinang air mata diawali dengan menjerit keren di kantor. Untung tidak ada yang memperhatikan. Setelah teaser Jongin, ini adalah kedua kalinya gue menebak dengan benar dipercobaan pertama. Yang sebelum-sebelumnya gue malas mikir soalnya.
Iya sih sebenarnya ini juga nggak terlalu susah. Gue terlalu jauh berpikir soal orang yang membuat quote itu ketimbang objek yang sedang jadi fokusnya.
Dia adalah Kim Junmyeon. Suho. Leader. Si Beser karena suka ngeluarin air.
Gue pada awalnya kayak selewat aja sih pas paca lagi quote-nya dengan lengkap setelah ditambahkan kata leader. Tapi pas dipahami baik-baik, ternyata dalam juga ya. Ngena gitu sama kejadian-kejadian masa lalu yang seharusnya memang nggak usah diingat-ingat lagi itu. (walaupun terus akan gue bahas hahahaah)
Waktu tiga tweet itu muncul, gue baca terus berulang-ulang. Maksudnya apa. Sampai akhirnya gue perhatiin bagian kosong itu baik-baik dan ngeliat muka Suho di video background terus langsung kepikiran: "LEADER". Pas gue ketik dan enter, eh berhasil.
Gue langsung berlinang air mata diawali dengan menjerit keren di kantor. Untung tidak ada yang memperhatikan. Setelah teaser Jongin, ini adalah kedua kalinya gue menebak dengan benar dipercobaan pertama. Yang sebelum-sebelumnya gue malas mikir soalnya.
Iya sih sebenarnya ini juga nggak terlalu susah. Gue terlalu jauh berpikir soal orang yang membuat quote itu ketimbang objek yang sedang jadi fokusnya.
Dia adalah Kim Junmyeon. Suho. Leader. Si Beser karena suka ngeluarin air.
Gue pada awalnya kayak selewat aja sih pas paca lagi quote-nya dengan lengkap setelah ditambahkan kata leader. Tapi pas dipahami baik-baik, ternyata dalam juga ya. Ngena gitu sama kejadian-kejadian masa lalu yang seharusnya memang nggak usah diingat-ingat lagi itu. (walaupun terus akan gue bahas hahahaah)
"Leaders grow; they are not made." - Peter F. Drucker
*
Di keseharian lo, walaupun lo bukan orang yang bisa melihat hantu atau bukan orang yang lahir dengan kemampuan supranatural semacem itu, pasti ada momen di mana lo ngerasa bahwa di tempat lo berada sekarang lo nggak sendiri. Ada yang menemani lo. Walaupun dia bukan orang.
Gue hidup di keluarga yang bisa dikatakan 'sensitif' terhadap hal-hal yang kayak gini. Bukan berarti semuanya bisa ngeliat setan, tapi kadang-kadang ada aja di antara anggota keluarga gue yang pernah mengalami hal-hal seperti itu atau yang berhubungan dengan apa yang disebut orang makhluk astral.
Kakak gue yang cowok misalnya. Dia bisa dibilang sangat sensitif sama hal-hal kayak gini sejak dia SMP dulu. Berkali-kali dia pulang malam dan membawa cerita horor yang ditemuinya di jalan. Mulai dari kakek-kakek tua putih mengkilat yang loncat-loncat di jembatan gantung tua yang dia lewatin tengah malam, sampai kuku-kuku panjang yang mencuat dari balik dinding reruntuhan kosong yang ada di deket rumah gue.
Gue walaupun takut, tapi senang mendengarkan cerita seperti itu. Tapi ketika gue mengalaminya sendiri, NO THANKS GAK USAH LAGI-LAGI DEH.
Gue hidup di keluarga yang bisa dikatakan 'sensitif' terhadap hal-hal yang kayak gini. Bukan berarti semuanya bisa ngeliat setan, tapi kadang-kadang ada aja di antara anggota keluarga gue yang pernah mengalami hal-hal seperti itu atau yang berhubungan dengan apa yang disebut orang makhluk astral.
Kakak gue yang cowok misalnya. Dia bisa dibilang sangat sensitif sama hal-hal kayak gini sejak dia SMP dulu. Berkali-kali dia pulang malam dan membawa cerita horor yang ditemuinya di jalan. Mulai dari kakek-kakek tua putih mengkilat yang loncat-loncat di jembatan gantung tua yang dia lewatin tengah malam, sampai kuku-kuku panjang yang mencuat dari balik dinding reruntuhan kosong yang ada di deket rumah gue.
Gue walaupun takut, tapi senang mendengarkan cerita seperti itu. Tapi ketika gue mengalaminya sendiri, NO THANKS GAK USAH LAGI-LAGI DEH.
*
Waktu SMA dulu, guru Agama gue bilang kalau misalnya masa muda itu harus diisi dengan banyak kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Karena masa muda itu nggak bisa dibeli dan nggak bisa terulang. Tapi beliau tidak menjelaskan sebenarnya range umur untuk menikmati masa muda itu dari berapa sampai berapa.
Waktu SMA dulu, guru Agama gue bilang kalau misalnya masa muda itu harus diisi dengan banyak kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Karena masa muda itu nggak bisa dibeli dan nggak bisa terulang. Tapi beliau tidak menjelaskan sebenarnya range umur untuk menikmati masa muda itu dari berapa sampai berapa.
Gue menyimpulkan: menikmati masa muda itu tidak terbatas usia.
Kesimpulan itu sebenarnya muncul juga baru-baru ini. Ketika SMA dulu, di kampung, di sebuah kota kecil di pulau kecil di Indonesia Tengah, ketika internet dan teknologi belum secanggih sekarang, gue hanyalah sebutir kerikil yang terkungkung di dalam dunia novel teenlit dan VCD Harry Potter.
Ketika yang lain nge-band, gue nonton film India. Ketika yang lain nongkrong-nongkrong gaul dengan motor keren mereka yang dimodifikasi sedemikian rupa, gue memilih ngetik cerita pendek dan mengkhayal.
Ya... cara orang menikmati masa muda pun berbeda-beda kan ya. Tapi sekarang gue sedikit menyesalinya nih. Apalagi kalau ngeliat anak-anak muda jaman sekarang yang ngeri banget dikit-dikit cover dance, dikit-dikit ke Korea. Duh. Iri jaman gue nggak ada cover-coveran. Adanya cover buku tulis bergambar Diana Pungky.
Pernah nggak sih lo ngerasa sendiri? Maksud gue, berada dalam kondisi yang benar-benar terasa seperti: walaupun elo berada di keramaian, tapi lo tetap aja kesepian? Kadang-kadang gue merasakan hal seperti itu. Belakangan ini, malah bisa dibilang sering.
Beberapa orang yang gue tanya bilang kalau ini adalah efek nggak punya pacar. Tapi, masa sih?
Waktu SMA dulu, gue selalu merasa pelajaran Sejarah dan Matematika adalah yang paling sulit. Gue sama sekali enggak pernah suka pelajaran Sejarah karena (1) materinya kebanyakan, (2) membosankan, (3) harus dihapal nggak bisa dikarang seperti lo ngarang fanfiction atau cerita demi cerita teaser EXO dan gue adalah orang yang paling nggak bisa menghapal materi pelajaran.
Suruh gue hapalin apa yang terjadi sepanjang hari ini dan tulis itu semua maka gue akan tulis, suruh gue hapalin bagaimana wajah orang yang baru gue ajak ngobrol di busway hari ini maka gue akan jabarin. Tapi kalo hapalin materi Sejarah, yah, bunuh saja Tao di rawa-rawa.
*
Gue cukup menikmati setiap jam yang berlalu di hari Kamis kemarin. Mungkin alasan terbesarnya karena gue bisa curi-curi nulis blog di jam kantor. Hehe. Jangan khawatir, pekerjaan gue selesai sesuai target kok sebelum akhirnya gue menghabiskan sekitar empat jam ngetak-ngetik ngarang bebas soal teaser Kai.
Setelah beberapa jam berlalu sejak posting-an pertama naik ke blog, secara mendadak--lagi-lagi di saat gue tidak siap dengan apapun--teaser berikutnya dirilis. Mengejutkannya lagi, yang dirilis adalah Dia-Yang-Namanya-Kalo-Gue-Sebut-Kadang-Gue-Sendiri-Suka-Kesel-Soalnya-Pasti-Keinget-Dia-Lari-Lari-Di-Namsan-Tower-Sambil-Teriak-Teriak-Genit.
KZL.
Gue cukup menikmati setiap jam yang berlalu di hari Kamis kemarin. Mungkin alasan terbesarnya karena gue bisa curi-curi nulis blog di jam kantor. Hehe. Jangan khawatir, pekerjaan gue selesai sesuai target kok sebelum akhirnya gue menghabiskan sekitar empat jam ngetak-ngetik ngarang bebas soal teaser Kai.
Setelah beberapa jam berlalu sejak posting-an pertama naik ke blog, secara mendadak--lagi-lagi di saat gue tidak siap dengan apapun--teaser berikutnya dirilis. Mengejutkannya lagi, yang dirilis adalah Dia-Yang-Namanya-Kalo-Gue-Sebut-Kadang-Gue-Sendiri-Suka-Kesel-Soalnya-Pasti-Keinget-Dia-Lari-Lari-Di-Namsan-Tower-Sambil-Teriak-Teriak-Genit.
KZL.
Gue tidak sedang dalam kondisi siap mental lahir batin ketika menerima kabar bahwa teaser comeback EXO terbaru sudah dirilis. Iya. Siapa sih sekarang yang tahan mental lahir batin menerima kabar apapun dari EXO setelah lawsuit-lawsuit bertebaran di planet ini.
Belakangan ini gue kalo baca timeline Twitter suka takut. Suka deg-degan kalo tiba-tiba keluar kabar siapa keluar atau siapa lawsuit. Suka ngeri kalo tiba-tiba siapa terbang ke Tiongkok terus enggak balik lagi ke Korea bersama badannya tapi yang balik cuma surat lawsuit-nya. Ngeri aja.
Gue sekarang punya hati yang lemah sekali. Ibaratnya sudah dalam kondisi yang sama sekali tidak percaya pada apapun yang terjadi di dunia. Gue tidak percaya lagi akan guna matahari yang dulu mampu terangi sudut gelap hati ini.
Pft.
*
Malam itu gue lagi kebingungan sepulang dari kantor. Duit gue cuma Rp 40 ribu karena memang belum sempat ke ATM sama sekali. Seperti biasa gue jalan kaki dari kantor menuju kosan dan sepanjang perjalanan itu di kepala gue sedang berputar-putar sebuah pertanyaan yang sangat krusial:
"Apakah gue harus beli makan malam, atau beli obat nyamuk semprot dan kapur ajaib?"
Ketika pikiran itu datang, gue spontan tertawa. Siapa sih, orang yang mengorbankan makan malam demi sebotol obat nyamuk semprot?
Oh iya. Ada. Orang itu gue.
Jadi ceritanya gini.
Author's Pick
Bucin Usia 30
Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories
Podcast ngedrakor!
Podcast KEKOREAAN
#ISTANEXO

My Readers Love These
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.