• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron
Kembali lagi setelah sekian lama... Hahaha... belakangan ini memang kehilangan berbagai macam ide dalam menulis. Capek terus bawaannya. Hidup saya lagi tidak jelas satu bulan ini. Siang jadi malam, malam jadi siang. Beginilah kalau mau mencari uang. Harus ada yang dikorbankan, harus ada resiko. Capek, itu adalah resiko pertama yang didapat dari mencari uang sendiri, karena tidak akan ada pekerjaan yang tidak melelahkan. Bahkan menulis sekalipun bisa bikin capek. Ya capek mata ngeliat layar, capek pikiran nyari ide yang luar biasa, capek jari ngetik, dan kadang-kadang juga bahu jadi pegel kalau posisinya nggak bener. Ya... capek. Itu dia. Belakangan ini memang gue selalu capek kalau pulang kerja. Berangkat jam lima sore, pulang jam dua belas malam. Itu cukup melelahkan mengingat banyak yang dikerjakan di tempat kerja. Ya nganterin pesanan, ya cuci sendok, ya bersihin meja, ya bungkusin nasi orang, ya nyapu, ya ngepel. Itulah... pekerjaan ini memang tidak seberapa, tidak mewah, tidak tinggi, tapi saya sangat menikmatinya. Sungguh... bahkan bisa dibilang ini salah satu dari cita-cita saya yang akhirnya tercapai: Waiter. Cita-cita rendah yang lucu... *Hey! Siapa bilang ini pekerjaan rendah?! NGGAK SAMA SEKALI!* Jadi waiter itu adalah hebat! Bayangin aja, setiap hari harus mengantarkan pesanan semua tamu yang datang ke tempat mereka, membereskan bekas makanan para tamu, terkadang mungkin membersihkan sisa-sisa rokok tamu yang terkadang tidak bertanggung jawab membuang puntung dan abu rokok di piring. Semua itu sangat melelahkan, tahu? Jadi kalau dibandingkan dengan pegawai negeri yang sudah makan uang negara untuk buat baju dan kerjaannya cuma duduk depan komputer, ngetik dikit, ujung-ujungnya pasti Facebookan, masih mending waiter. Kerjanya nyata... Resiko kedua adalah pulang malam. Well, sebenarnya tidak begitu penting juga dipermasalahkan seorang laki-laki yang pulang malam, paling tidak kalau orang tua terlalu mengkhawatirkan anak-anaknya yang bertubuh kecil, pendek, kurus yang kalau ditendang dari motor langsung jatuh, mungkin patut di jaga dan jadi masalah kalau pulang malam. Tapi pulang malam bisa jadi juga bawa resiko ketiga: gampang sakit. Cuma Alhamdulilah saya tidak pernah sakit belakangan ini. Jauh-jauh deh... Kalau yang dikorbankan... mungkin waktu bersama keluarga. Itu saja... yang lain masih bisa dikendalikan...

Well, back to the main topic, hari ini gue *tadipakesaya,sekaranggue:LABIL* pengen share pendapat gue tentang Uang dan Kekayaan.

Kemaren malem di tempat kerja, bos gue dateng, dua orang, sepasang suami istri. Yang penting untuk diketahui supaya nanti tidak bingung adalah bahwa di tempat kerja gue itu, bisa dibilang posisi gue adalah yang paling bawah. Maksudnya adalah, pemilik tempat kerja gue itu adalah saudara dari hampir semua karyawan di sana. Nah... jadilah, mereka semua kenal sama bos gue itu dan akrab. Sedangkan gue?
Waktu tadi dia dateng, gue udah kalang kabut deh, nggak tahu harus ngapain. Secara gue nggak kenal sama dia dan dia pun nggak kenal sama gue, bahkan mencoba untuk kenal saja tidak, sumpah, ini jujur. Maksud gue, sebagai atasan, paling tidak dia akan berusaha untuk tahu siapa saja yang bekerja di tempat miliknya, kan? Nah ini? Gue duduk di depan dia aja, dia pura-puranya nggak ngeliat gue. Ya udah, gue males... padahal gue udah pasang muka sesopan dan sesantun mungkin, pasang senyum yang paling najong yang gue punya, supaya paling nggak dia terkesan, tapi... nihil. Dia sama sekali tidak tertarik.

Pengen banget gue bilang ke dia waktu itu, “Bu, nggak penting juga sih lo kenal atau nyapa gue, gue juga nggak pengen kenal sama lo.” Cuma resikonya adalah gue dipecat tanpa gaji dari hasil kerja gue yang hampir satu bulan atau paling banter kepala gue digorok.

Tidak selamanya uang bisa bikin bahagia. Kenapa? Lihat aja bos gue itu. Kalau dia memang bahagia dengan segala uang yang dia punya, dia tidak akan segan untuk menyapa orang lain, dia tidak akan segan untuk selalu tersenyum bahkan hanya untuk bawahannya. Kalau dia bahagia, maka dia tidak akan jadi orang sombong. Jadi gue berkesimpulan bahwa tidak semua orang kaya itu baik. Bener... Nggak semua... contohnya ya, bos gue itu. Mungkin dia baik hati, memang... tapi selama dia tidak menunjukkan kebaikannya itu di depan gue, gue nggak akan tahu dia baik atau nggak dan sampai saat itu gue akan tetap menganggap dia orang kaya yang sombong.

Kita semua memang pengen jadi orang kaya karena kita semua butuh uang. Taruhan, siapa yang nggak mau uang dan nggak mau jadi kaya? Pasti nggak ada. Tentu saja... uang adalah kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan ini. Apapun yang ingin kita lakukan, akan berkaitan langsung dengan uang. Mulai dari yang paling dekat dengan kita misalnya, pakaian. Kita butuh uang untuk membeli pakaian. Kalaupun kita dapet dari orang, tapi tetap aja orang itu butuh uang untuk beli pakaian yang kita pakai, kan? Dan gue baru tahu kalau cari uang itu susah... Bener-bener susah. Seperti yang gue bilang di atas, ada yang dikorbankan, ada resikonya.

Bos gue itu punya empat rumah makan untuk mendapatkan uang, mama gue kerja di Puskesmas buat cari uang, papa gue kerja juga buat cari uang. Semuanya bekerja untuk mencari uang, termasuk gue yang bekerja sebagai waiter supaya bisa dapet uang sendiri. Tapi... sebanyak apapun uang yang ada di dompet kita, seharusnya tidak membuat kita lupa pada orang lain, pada dunia, pada Tuhan. Karena uang bukan segalanya...

Buat gue pribadi, gue memang butuh uang. Tentu saja... gue butuh uang untuk makan, gue butuh uang untuk beli pulsa, gue butuh uang untuk hal-hal yang bernilai ekonomis lainnya. Dan uang itu gue dapetin dari papa dan mama gue. Tapi apakah hanya itu saja yang gue butuhkan? Tentu saja tidak... gue juga butuh kasih sayang dari papa dan mama gue. Gue butuh mereka selalu ada dan mensupport setiap apa yang gue kerjakan. Tidak hanya uang yang mereka berikan, tapi gue lebih butuh mereka secara pribadi.

Kalau diinget-inget, nggak pernah ada waktu lebih dari 3 jam di rumah yang bisa gue habiskan penuh bersama dengan papa gue. Nggak pernah sama sekali. Kenapa? Karena dia sibuk cari uang dan sibuk mikirin bagaimana memberikan uangnya ke anak-anaknya supaya mereka semua tercukupi. Tapi bodohnya, dia malah membuang-buang uang itu secara tidak penting. Bodoh... Gue rasa dia nggak pernah mikir kalau selama ini yang gue butuhkan itu adalah dia, bukan uangnya. Karena sekarang gue udah bisa cari uang sendiri dengan segala kemampuan gue yang pas-pasan ini, paling nggak sekedar untuk jajan. Tapi sekali lagi, bodoh... dia tidak pernah memikirkan hal itu.

Uang sudah bikin gue gila. Karena uang ini pula gue bahkan mikir untuk berhenti kuliah. Uang sudah bikin bokap gue terlilit hutang, uang sudah bikin dia gila dan menikah lagi untuk ketiga kalinya, uang sudah membutakan matanya, uang sudah mengancurkan hidupnya, hidup kami, hidup gue... Terima kasih.

Lalu? Apakah masih penting untuk jadi orang kaya? Apakah masih penting untuk jadi orang yang punya banyak uang?

Jawabannya tentu tidak.

Karena uang itulah, bokap gue menghancurkan hidup banyak orang di keluarganya. Gue memang butuh uang, tapi gue lebih butuh lagi kasih sayang dia. Hmmm... Ribet. Kalau mungkin tulisan kali ini agak tidak nyambung, maklumi saja.

Semoga nggak akan ada salah satu dari kalian yang hidupnya hancur karena ambisi mengejar uang. Kayak bokap gue ...
gHey! Kemaren, 20 Juli 2010 adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak Shawol di seluruh dunia. Jelas dong, kemaren adalah hari dimana Full Music Video-nya SHINee yang judulnya LUCIFER di rilis. Sebelumnya, tanggal 19 Juli 2010 nya, satu album full dari album kedua SHINee itu dirilis secara Online. Tentu saja ini dirilis untuk dijual bukan di download, walaupun demikian juga banyak yang sudah punya album itu secara gratis melalui download. Hahahaha... termasuk gue mungkin. Silahkan cari di 4shared udah ada tuh yang emang mau gratisan. Tapi sekali lagi (dan berkali-kali akan gue bilang) kalau lo emang Shawol sejati dan nggak pengen anak-anak SHINee mati kelaparan, mari beli CD original. Kasian si Taemin noh, kurus kerempeng butuh makan dan butuh uang buat perawatan rambutnya yang panjang, Minho butuh uang untuk ke RS karena cedera, Joonghyun butuh kain untuk bajunya yang bolong di bagian belakang, Onew butuh sisir karena rambutnya udah belah pantat ala Charly ST 12 sekarang, dan Key butuh obat penumbuh rambut :P Dan ini adalah link video HD yang ada di YouTube langsung dari page-nya SM Entertainment. Silahkan download sepuasnya dari page itu karena pasti gratis. Buat yang mau download, jangan lupa pake IDM dulu yah, dan sudah diintegrasikan dengan Mozila Firefox masing-masing :D



Yuk, back to the topic yang udah gue tulis judulnya di atas!

Keberuntungan. Sebenarnya apa sih makna dari kata itu sebenarnya? Keberuntungan bisa berarti banyak hal. Bisa berarti berhasil mendapatkan sesuatu, bisa berarti bebas dari masalah, bahkan bisa berarti terlibat dalam sebuah masalah. Apa saja yang bisa membuat kita merasa bahwa kita masih punya kesempatan untuk melakukan hal lain yang lebih baik adalah keberuntungan. Keberuntungan banyak diartikan berhasil mendapatkan materi, uang, harta, dan semacamnya. Padahal kalau dipikir-pikir, banyak loh hal yang ternyata merupakan keberuntungan buat kita.

Ini adalah pengalaman gue sendiri. Sekitar tahun 2006, gue baru masuk di SMAN 5 Mataram dan waktu itu gue duduk di kelas X.1. Di kelas itu gue termasuk orang yang bener-bener outsider banget. Nggak ada anak laki-laki satupun di kelas itu yang mau deket dan mau jadi temen gue. Satu-satunya alasan mereka adalah karena banyak orang yang bilang gue dulu adalah banci. Well, kata itu benar-benar kasar buat siapa aja gue rasa. Kenapa gue bisa dibilang banci? Karena gue nggak kayak mereka. Gue nggak suka olahraga, gue nggak suka bergaul dengan anak-anak seperti mereka dan gue lebih suka menyendiri yang ujung-ujungnya banyak anak-anak cewek yang deket sama gue. Kriteria inilah yang akhirnya membawa gue ke neraka bernama hinaan. Terima kasih anak-anak X.1! Gue masih inget banget muka-muka kalian. Hmmm... OOT yee, lanjot!

Waktu itu sepupu gue nikah, dan kebetulan suaminya punya usaha penginapan di sebuah pulau indah bernama Gili Trawangan. Gue sama sekali belum pernah ke pulau itu karena memang dulu gue belum cukup umur  dan belum dipercaya untuk pergi jauh-jauh tanpa orang tua. Tapi dikesempatan ini, gue nggak mau sia-siain karena ini adalah pertama kalinya gue ke pulau itu. Dan pergilah gue ke pulau yang sekarang tampilannya kayak gini:


Bisa pergi ke Gili Trawangan adalah salah satu keberuntungan gue saat itu karena itu adalah pengalaman pertama gue ke sana. Perjalanan ke Gili Trawangan kami (gue dan keluarga besar sepupu gue) tempuh dengan menggunakan angkutan desa yang akan membawa kami dari jalan di deket rumah sampai ke Pelabuhan Bangsal. Tapi... gila, waktu itu gue lagi dengerin musik di N-Gage gue dan tertidur sebentar di mobil itu sampai akhirnya semuanya pada teriak histeris dan gue terbangun. Mau tahu kenapa? Tiba-tiba aja setir mobil itu lepas dan mobil yang gue dan keluarga (termasuk kakak gue di dalamnya) hampir aja masuk jurang. Jreng... waktu itu gue udah nggak bisa napas dan nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Tapi Alhamdulilahnya semuanya selamat. Sumpah, tipis banget jaraknya dan mobil itu akan bener-bener masuk jurang. FYI, jalan menuju Pelabuhan Bangsal adalah Pusuk Pass di mana jalannya berkelok-kelok dan menanjak. Otomatis jurang sudah menanti di kiri dan kanan jalan. Dan selamatnya kita sekeluarga adalah keberuntungan lain yang gue dapatkan waktu itu.

Sampai di Gili Trawangan dengan selamat, makan malam, tidur lalu besok paginya berjalan-jalan menikmati matahari pagi di tepi pantai. Angin hangat dari pantai sangat nyaman sekali rasanya. Pagi itu gue dan beberapa sepupu jalan-jalan ke pelabuhan dan di sana, dari pantai kita bisa melihat ikan Blue Marlin yang sedang berenang ke permukaan. Jujur (dengan rasa malu) gue belum pernah lihat ikan itu sebelumnya. Dan itu adalah keberuntungan lain yang gue dapatkan saat itu.

Sekitar jam sembilan pagi, gue dan beberapa sepupu berencana untuk berenang di laut yang tenang itu. Sudah lama juga nggak basah-basahan di pantai. Pasti bakalan asik. Akhirnya gue siap dengan baju lengkap untuk berenang: Kaos, Kaos dalem, Celana jins pendek, celana dalem. Lengkap banget kan? Entah kenapa sejak kecil gue nggak pernah berani atau lebih tepatnya malu memamerkan tubuh gue di depan orang banyak. Pasti karena tubuh gue yang hanya tulang dilapisi kulit ini yang bikin gue nggak pede. Alhasil gue berenang dengan pakaian lengkap.

Awalnya acara berenang ini biasa-biasa saja. Air laut, gelombang dan ombak sangat bersahabat. Sampai akhirnya gue penasaran untuk mencari tempat yang lebih enak untuk berenang, gue berjalan sendiri ke tempat yang kurang lebih sepuluh meter lebih jauh dari tempat sepupu-sepupu gue. Gue mulai masuk ke dalam air. Merasakan gelombang membentur badan gue. Membentur badan gue lagi. Dan setiap kali gue merasakan gelombang laut itu membentur badan gue, entah kenapa gue semakin menjauh dari pantai. Dan akhirnya, kaki gue udah nggak bisa lagi berpijak di pasir. Semakin jauh gue terbawa arus dan gue nggak bisa berdiri lagi. Oh My God. Gue bakalan tenggelem. Pikir gue. Gue mencoba untuk berenang ke pinggir tapi nggak bisa. Gelombang laut itu menarik gue lebih jauh dan lebih dalam (kayak dihipnotis aja). Tapi serius. Gue bener-bener terbawa arus.

Gue panik. Gue mencoba untuk manggil bapak-bapak yang waktu itu sedang main bola air di deket gue. Gue manggil dia buat minta tolong tapi bapak-bapak itu nggak nolongin gue. Mungkin dia nggak denger atau gimana gue nggak tahu. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke pantai dan keluar dari air.

Mati gue.

Gelombang semakin kenceng narik gue dan gue semakin nggak bisa menyentuh pasir di kaki gue. Gue positif tenggelam. Dengan sekuat tenaga gue mencoba berenang lagi tapi tetep aja nggak bisa. Setiap kali kepala gue muncul di permukaan air, gue teriak.

"TOLONG! TOLONG!" Tapi nggak ada yang denger gue.

Salah seorang sepupu gue kebetulan menoleh, mungkin karena mendengar gue minta tolong. Senang karena akhirnya ada yang lihat, gue mencoba untuk melambaikan tangan dan teriak lagi.

"TOLONG!!" sekuat tenaga gue teriak Tapi apa yang gue dapet?

"HEY!! Halo!! Ron!! Hebat lo!"

Zzzzzz... mereka pikir gue sedang sombong karena bisa berenang sejauh itu.

Sekali lagi, MATI GUE! Oh Tuhan... Gue inget banget waktu di dalem air itu gue sesek, kaki gue lemes kecapean berenang untuk mencapai pantai, mata gue perih karena air laut yang asin. Gue nggak bisa bernapas dalam air karena gue bukan ikan dan gue juga nggak ahli berenang dan mengatur napas. Seinget gue, gue sempat menelan 15 teguk air asin itu yang bikin tenggorokkan gue sakit. Gue tenggelam. Sesekali kepala gue keliatan di permukaan, gue minta tolong lagi. Tapi nggak ada yang denger. Ya Allah... inikah tanda-tanda kematian? Inikah akhir dari hidup gue? Nggak ada yang gue pikirkan waktu itu selain pasrah. Gue inget banget, gue berkata ke diri gue, "Kalau memang sekarang aku harus mati, aku ikhlas dan, yah, aku akan mati." Baru saja gue selesai dengan kata-kata gue itu, tiba-tiba seseorang menarik tangan gue. Kepala gue kembali ke permukaan, gue bisa bernapas lagi, mata gue bisa terbuka lagi dengan normal walaupun masih perih. Alhamdulilah... Sepupu gue menyelamatkan gue. Allah masih memberikan gue kesempatan buat hidup. Dan Alhamdulilah, gue selamat...

Setelah keluar dari air, gue berbaring di pasir, beberapa penjaga pantai nyuruh gue buat minum air kelapa. Tapi boro-boro ada keinginan buat minum, gue sama sekali nggak ada tenaga! Tangan, kaki, badan gue lemes semua. Semua energi gue terkuras abis dan nggak bersisa. Gue seperti pingsan, tapi gue masih bisa ngoceh.

"Kamu nggak apa-apa?"

"Hah? Menurut lo?"

"Kamu juga sih, ngapain mandi pake pakaian lengkap?! Ya kebawa arus. Secara pakaian kamu berat. Mana pake celana jins!"

Dan sejak saat itu gue dapet pelajaran baru bahwa berenang tidak boleh pakai celana jins karena berat. Pantesan orang-orang yang sering gue liat berenang di Water Boom Mall itu pake celana ketat yang membuat  alat kelamin mereka terlihat dari luar. Gue nggak suka pake celana kayak gitu. Nggak nyaman sama sekali. Tapi kalau udah kayak gini... kayaknya lain kali gue harus coba pake celana itu daripada gue harus mati tenggelam.

Dekat dengan kematian membuat gue sadar bahwa Allah masih punya jalan yang panjang buat gue. Jalan yang mungkin akan gue isi dengan dosa dan dosa, tapi Allah masih ngasih gue jalan itu. Dan itu adalah salah satu keberuntungan buat gue. Masih bisa hidup walaupun gue sudah dekat dengan kematian. Alhamdulilah...

Sejak kejadian itu gue sama sekali nggak berani deket-deket sama air kolam renang ataupun air laut. Setiap kali gue lihat air kolam yang menggenang dan gelap, gue berasa kayak ditarik sama seseorang, ataupun dipaksa buat masuk dan ditenggelamkan. Gue takut... bener-bener takut.

Lalu? Apa arti keberuntungan?

Pengalaman gue yang paling deket sama kematian adalah yang udah gue ceritain di atas. Dan keberuntungan menurut gue adalah bahwa detik ini paru-paru gue masih bisa membantu gue bernapas, kelopak mata gue masih bisa berkedip yang bikin bola mata gue nggak kering karena udara, mata gue masih bisa melihat dan menangkap cahaya, telinga gue masih bisa mendengar suara-suara, lidah gue masih bisa merasakan manis asam asin dan pahit, mulut gue masih bisa gue gunakan buat makan dan bicara, pita suara gue yang menghasilkan suara cempreng ini masih bisa berguna buat orang lain, terutama pendengar setia gue kalau gue siaran.

Gue nggak butuh uang yang berlebih, gue nggak butuh harta yang belimpah, cukup dengan ada di antara Ayah, Ibu, kakak-kakak, adik-adik, dan dekat dengan Allah maka gue akan selalu menjadi orang yang beruntung. Insya Allah...



Jadi, apa arti keberuntungan buatmu?


PS: bisa menulis adalah keberuntungan lain buat gue. yay!
Musik sudah bisa dikatakan bagian dari kehidupan setiap orang yang ada di dunia. Bener nggak? Bener banget pastinya. Karena musik sudah mendarah daging dalam diri kita, bahkan bangsa kita. Indonesia misalnya, sejak jaman dulu musik dangdut melayu yang dipopulerkan melalui Orkes Melayu sudah merajalela di mana-mana, sampai akhirnya muncullah Bang Haji Oma Irama yang sampai sekarang mengabadikan musik dangdut di Indonesia.

Kalau ngomongin selera musik ataupun jenis musik apa yang gue suka. Jawabannya bisa banyak. Tapi belakangan ini gue memang lebih suka dengerin lagu-lagu Korean Pop (K-Pop) dan lagu-lagu mandarin. Nggak ada alasan yang jelas memang, tapi bagaimanapun lagu-lagu itu bener-benr earcatching banget buat gue. K-pop sendiri sebenarnya mulai gue dengerin gara-gara temen-temen SMA gue dulu pada ributin album ketiga-nya Super Junior yang Sorry Sorry. Pas jaman itu, gue masih suka banget sama girlband Taiwan, S.H.E yang juga kebetulan sedang promo album ke sepuluh mereka yang judulnya FM S.H.E. Lagu-lagu di album itu bagus-bagus, gue suka semua. Banyak inspirasi yang gue dapetin dari album itu buat tulisan-tulisan gue dan juga beberapa cerpen gue. Tapi... belakangan setelah gue dengerin lagu-lagunya Super Junior di album ke tiga, gue langsung suka sama lagu-lagunya. Semuanya earcatching banget dan semuanya bagus. Suka banget. Mulai dari sanalah gue dengerin K-pop walaupun cakupan favorit gue nggak terlalu banyak. K-pop yang gue suka cuma Super Junior dan SHINee pada waktu itu karena memang artis-artis Korea di tahun 2008 belum begitu banyak muncul. Tapi di akhir 2009 sampai 2010 banyak banget artis dan penyanyi K-pop yang bermunculan. Salah satu yang jadi favorit gue adalah SNSD tentunya :D Suka banget dengerin lagu-lagu mereka walaupun nggak semuanya, tapi mereka nggak kalah bagus sama S.H.E walaupun secara pengalaman S.H.E mungkin menang karena sudah lebih dari sepuluh album mereka hasilkan.

(Poster Teaser Promo Album Ke-4 Super Junior)

Sampai sekarang gue masih suka dengerin K-pop. Ditambah lagi sekarang memang Korean Wave sedang bergelora di semua kalangan. Nggak cuma di tempat tinggal gue di Mataram aja, tapi beberapa temen-temen gue di FISIP Komunikasi UI juga terkena hempasan Korean Wave ini. Beruntungnya gue memang udah kena duluan, jadi nggak terkesan ikut-ikutan. Hahaha... Walaupun mungkin sedikit lucu juga ngeliat beberapa temen gue yang heboh ngomongin Suju sekarang padahal Suju sudah booming sejak kapan tau. Kasian sama mereka. Hahahaha... Jujur aja deh yee, bener-bener sedikit nggak nyaman ngedengernya. Secara kan hebohnya Suju udah lama, tapi mereka baru kena sekarang. Jadinya pengen ngomong, "Kemane aje lo?!" Hahahaha...

Tapi nggak banyak juga yang nganggep K-pop itu adalah musik yang bagus dan pantas di apresiasi. Buktinya, di TV-TV nasional kita nggak ada acara yang nayangin MV ataupun update segala sesuatu tentang K-pop. Yang menjamur malahan acara-acara musik dalam negeri macem Kotak Masuk dan Ringtone yang setiap hari isinya cuma band-band yang bawain lagu melayu melambay alay jablay. Bener-bener membosankan. Memang terdengar sedikit kasar dan tidak menghargai musik Indonesia sih, tapi, apa iya itu musik Indonesia? Masa sih? Kalau menurut gue, musik Indonesia itu adalah musik-musik dan lagu-lagu yang kayak dinyanyiin Sherina, Yovie Nuno, Melly Goeslaw. Bukan lagu-lagu kayak Rindu Band, SetengahDuaBelas, ataupun band-band yang Keterlaluan yang setiap hari kayaknya ada aja yang baru. Dan belakangan ini yang paling bikin gue eneg adalah mendengarkan lagu sebuah band yang namanya mirip nama cewek dan judul lagunya itu Aku Cinta Kamu dalam bahasa Jepang. Overall lagu itu bisa dibilang lagu racun karena semua orang di sekitar gue menyanyikan lagu itu dan bikin gue secara tidak langsung ikut nyanyi. Tapi yang paling gue benci dari lagu itu adalah pada ending reff-nya yang pake gaya Aziz Gagap. Zzzzzz... a-a-a-a-a-a-a...atchim! Bikin males. Ada lagi lagu dari band yang namanya Si Tuan Raja yang lagunya kayaknya pas banget buat anak TK yang baru belajar baca. Bertahan satu Ciiiiiinnnnntaaaa.... bertahan satu Ce I En Te A. Muntah darah gue. Kenapa sih mesti begitu? Padahal berbakat bikin lagu, tapi kok malah jadi niru-niru band pendahulunya sih? Kenapa nggak bikin ciri khas sendiri? Biarin lah Rindu Band yang punya ciri khas lagu-lagu alay dan SetengahDuaBelas Band yang punya ciri khas lagu melayu. Kalau band baru, buat lah ciri khas sendiri. Jangan malah semua lagu baru dari band baru jadi satu tipe: ALAY. Males. Mending denger K-pop kemana-mana deh daripada dengerin lagu negeri sendiri yang satu tipe dan terkesan sama.

Gue justru lebih mengapresiasi lagu dangdut daripada lagu pop-melayu. Karena kalau lagu dangdut itu original. Dari musik dan juga nadanya. Paling nggak dangdut yang memang dari sononya setipe suara gendang dan musiknya lebih enak dan wajar di denger karena cengkoknya terkesan nggak dibuat-buat. Gue suka dangdut karena gue hidup dan besar bersama dangdut *ceile*. Gue suka dengerin lagu-lagunya Rhoma Irama, Mansyur S, Meggy Z, Evie Tamala, Kristina, Ikke Nurjanah. Gue suka Ridho Rhoma juga. Mereka semua memiliki ciri khas sendiri yang nggak sama antara satu penyanyi dangdut dengan penyanyi dangdut lainnya. Gue suka dangdut original, asal jangan tawarin gue dangdut Cinta Satu Malam aja. Bener-bener lagu itu najis. Nggak dangdut banget. Malah ngajakin berzina kalau menurut gue.

Di Mataram sendiri, pecinta Korea bisa dibilang banyak. Gue kenal beberapa anak-anaknya yang memang fanatik banget sama satu/beberapa penyanyi atau artis Korea. Walaupun kefanatikan mereka itu gue rasa lebay dan berlebihan. Hmmm... maaf-maaf aja yee, gue emang penikmat K-pop dan drama Korea, tapi nggak berarti gue sefanatik itu dan segila kalian. Hahahaha... *ditaboksemuakpoplover* Tapi ya sudahlah, karena fanatisme itulah kalian hidup. Loh? Hahaha... gajelas. Tapi di Mataram ini cuma ada satu radio yang mau bikin acara khusus untuk lagu-lagu Korea, Jepang, Taiwan dan Asia pada umumnya. Gue siaran di Fresh Radio (95,9 FM Mataram) yang sejak dulu memang terkenal banget di kalangan anak muda. Tapi gue sangat menyesal karena sejak Korean Wave menerjang Mataram, radio gue ini nggak ada lagu Korea satu-pun. Hmmm... tapi dengan usaha gue, akhirnya MD gue mau memasukkan dua lagu Super Junior ke playlist kita: Bonamana dan Boom Boom. Semoga nantinya akan ada lagu-lagu Korea yang lebih banyak lagi, mengingat perkembangan K-pop sekarang lagi naik-naiknya.

Kalau ditanya selera musik gue kayak gimana ataupun dibilang selera musik gue parah, terserah lah. Yang jelas gue lebih suka dengerin musik yang enak didenger dikuping dan enak dinyanyiin. Dan sekarang gue lagu suka K-pop, especially Super Junior, SHINee dan SNSD. Yang lain gue nggak begitu serius, tapi gue dengerin juga 2PM, KARA, dan TVXQ.

Pada dasarnya gue adalah orang yang nggak suka diatur dan nggak suka kalau sesuatu yang gue suka direcokin orang lain ataupun dipaksa buat berubah ngikutin trend yang sedang banyak digandrungi orang-orang kebanyakan (baca: lagu alay). Gue suka K-pop, ya udah, nggak udah urus kesukaan gue. Toh gue juga nggak pernah ngelarang mereka suka lagu-lagu alay kok.

Sekali lagi, selera musik gue parah? Don't care. Yang penting gue happy. Lo nggak keganggu kan kalau gue suka K-pop? Bagus... Terima kasih.



PS: Tapi gue cukup keganggu kalau lo nyanyiin lagu-lagu alay deket gue. LOL.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Lihat versi seluler

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  Juni (1)
      • So... Where Am I Now?
  • ►  2024 (5)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
  • Tutorial dan Cara Main Game Superstar SMTOWN
  • So... Where Am I Now?
  • Mimpi Buruk
  • Super Junior ACHA: Review Saya
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

ronisnowhere

Black-and-White-Minimalist-Coming-Soon-Instagram-Post-2

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes