Ujian*** Ujian***

Entah karena gue merasa SSI akan sangat sulit makanya gue lebih fokus belajar SSI, tapi ternyata departemen Sosiologi FISIP UI udah tobat. Soal yang dikasi ternyata essay bukan mencocokkan jawaban macem Sosiologi dulu yang gue cuma dapet empat. Alhamdulilah... Ujian SSI tadi lancar. Cuma Psikom gue ancur kayaknya... TT___TT
Psikom ada 5 soal dan semua harus di jawab. Gue nggak begitu hapal semua konsep dan materi yang dikasi karena memang capek kali ya sudah menghapal SSI dan harus menghapal Psikom. Rasanya gue pengen robek ini kepala trus jejelin tuh kertas-kertas ke dalem otak biar nempel semuanya. Tapi sayangnya nggak bisa... Dan ujian Psikom gue tadi (dengan menghabiskan banyak waktu belajar bareng Necha dan Maga sebelumnya) sukses hanya dengan mengerjakan 4 soal dan tertidur...
Cuma butuh satu jam buat gue mengerjakan 4 soal itu. Serius. Dan satu jam sisanya gue tidur sambil menopang dagu dikelas. Soal-soal yang gue kerjain pun itu udah nggak jelas bentuk tulisannya. Antara sadar dan tidak. Bahkan apa yang ada di kepala gue (yang adalah apa yang gue pelajari dari handout Psikom) bercampur dengan adegan mimpi sepotong-sepotong waktu tidur tadi. Contoh: Konsep diri adalah konsep bagaimana (ketiduran, mimpi lagi dikejer anjing)
Beberapa kali gue tertidur dalam posisi menulis. Kalau Afif pandai tidur dalam posisi duduk, mungkin gue ahli dalam posisi menulis. Tulisan kaco-balo. Nggak jelas kemana. Dinamika tulisan jadi nggak jelas. Whatever... Yang penting gue bisa ngerjain empat soal dan soal nomor tiga gue skip karena gue lupa, like, AMNESIA sama jawabannya... Pasrah...
Satu jam gue nunggu waktu ujian berakhir, beberapa orang berdiri dan minta tambahan kertas ke pengawas. Gue malah duduk santai dengan lembar jawaban masih banyak yang kosong. Pengen banget gue teriak, "Hey! Hey! Hey! Berbaik hatilah padaku! Bagi-bagi jawabanmu!" Tapi gue takut mbak Kiki malah ngasi tinjunya ke muka gue. Tapi sebenarnya, setiap ada adegan orang nambah kertas pas UTS (sementara gue nggak pernah berdiri buat minta kertas) gue selalu mikir, mereka nulis apa sih? Sebanyak apa sih jawaban mereka? Secerdas apa sih mereka sampai bisa mengelaborasi jawaban sampai sebegitunya? Seidiot itukah gue sampai-sampai lembar jawaban gue masih banyak yang kosong?
Gue yakin, mereka yang jawabannya banyak itu nulis panjang lebar soal curhatan mereka. Yakin gue... Atau... keyakinan itu seketika muncul pas gue ngantuk tadi?
Gue liat Hasti sama Lita nambah kertas... Gue nggak kebayang apa yang mereka tulis di lembar jawaban...
Kalau emang curhat, gue kira-kira akan menjawab seperti ini:
Gitu aja terus sampai lembar jawaban penuh... intinya cuma satu kalimat. Tapi gue nggak ngerti deh, kenapa ya setiap ujian gue nggak pernah bisa sampai nambah kertas? -___-" ternyata memang kemampuan menulis tangan gue sama idiotnya dengan kemampuan berpikir otak gue. Kapasitasnya sudah penuh. Otak kanan penuh sama masalah pribadi, otak kiri penuh sama kpop. Jadi pelajaran udah nggak dapet tempat di otak gue... Itu kali yang bikin gue selalu hanya menjawab seadanya di setiap ujian... Bersyukur ujian semester ini lebih banyak take home. WALAUPUN GUE BELOM SELESAI SEMUA TAKE HOME NYA!!!! TT___TT
Gue harus kerja keras nih buat mikirin konsep Pasca Produksi... Ya Allah... Kalau bisa bunuh saya ketika saya sudah siap untuk mati (baca: sekarang)
Ada banyak tugas yang bikin males... Dan ini gue bingung, dimana gue akan mendapatkan lipstick, bedak, eye liner dan segala tetek bengek make up? -___-"
Tags:
Bego
Experience
0 comments