Assalamualaikum, Apa kabar wahai para jamaah Ustad Bacon yang dirahmati Allah SWT? Semoga dalam keadaan yang baik-baik saja. Walaupun hari ini saya pribadi (kali ini sebagai Ustad Bacon) sedang berada dalam kondisi kritis karena belum sempat tidur sejak kemaren sore, tapi saya akan menunaikan janji saya kepada para jamaah sekalian untuk memberikan review film I AM. yang hari Sabtu, tanggal 19 Mei 2012 lalu saya tonton di Blitz Megaplex Central Park.
Sebenarnya, untuk ukuran seorang Ustad seperti saya, tidaklah bijak rasanya untuk menghambur-hamburkan uang sebesar 130 ribu rupiah untuk sebauh film yang bisa jadi akan mengecewakan karena siapa yang tahu akhir dari sebuah film dan siapa yang tahu apakah kita akan kecewa atau tidak setelah menontonnya sebelum menonton film itu, bukan? Atas dasar keyakinan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya pun berpositif thinking bahwa film I AM. ini akan sangat memuaskan saya dan uang 130 ribu itu tidak akan melayang dengan sia-sia. Walaupun pada awalnya saya berpikir bahwa saya terlalu boros dan sifat boros ini sangat dibenci Tuhan. Tapi saya yakin Tuhan tidak akan membenci saya kalau saya bertaubat setelah saya berbuat boros. Tuhan kan selain Maha Ganteng, Maha Pengampun juga dan Penerima Taubat. Akhirnya, setelah akhir bulan lalu menghabiskan dua juta rupiah lebih untuk menonton mas-mas-galau-jodoh di Super Show 4, sayapun membeli tiket menonton I AM. untuk tanggal 19 di Blitz Megaplex. Karena saya tidak bisa membeli tiket sendiri (lebih dikarenakan saya tidak pernah menonton di Blitz sebelumnya--sejauh ini baru satu kali, SS3-3D dan I AM. akan jadi kedua kalinya saya menonton disana), akhirnya saya menitip membeli tiket pada seorang kenalan saia via twitter yang dulu juga saya titipkan tiket SS3-3D. Nama teman saya ini adalah Qudsi. Tenang saja, Ustad Bacon tidak selingkuh, Ustad Bacon tetep sama Ustadzah IU sampai mati.
Karena biasanya teman saya tersebut selesai kuliah agak sore, akhirnya saya memutuskan untuk membeli tiket yang sama dengannya agar bisa menonton bersama. Alasannya sudah jelas, supaya saya tidak terlihat kampungan di Blitz Megaplex. Itu saja. Setelah menghabiskan satu jam di Mall Taman Anggrek menggerogoti Blueberry di MCD, saya ke Blitz setelah sholat Ashar karena kebetulan filmnya juga mulai setelah sholat ashar. Sebagai Ustad teladan, tidaklah baik kiranya meninggalkan sholat.
Saya sempat mengobrol dengan teman saya sebelum masuk ke ruang bioskop tentang durasi film I AM. ini. Menurut gosip yang di dengar teman saya itu (karena saya Ustad saya tidak bergosip kecuali kalau sama teman), durasi film ini aslinya adalah 130 menit yang karena terlalu panjang kemudian dipangkas menjadi 120 menit. Tapi menurutnya lagi, film yang tayang di Blitz ini tidak lebih dari satu jam. Saya agak bingung karena prediksi saya film ini akan berdurasi 90 menit. Tapi saya yakin pada ke-Maha Esa-an Tuhan, bahwa berapapun durasi film ini, saya berharap menonton film ini akan menjadi berkah buat saya dan keturunan saya. Mohon diabaikan kalimat terakhir ini.
Kami masuk setelah membeli berondong jagung dan ketika kami masuk, saya heran, kenapa tas kami tidak di cek oleh para petugas Blitz? Padahal waktu saya menonton SS3-3D, tas saya sampai di cek hingga tetes terakhir. Tapi hari itu sepertinya tidak. Yasudah saya juga tidak peduli ini. Akhirnya saya masuk dan... WOW... Hebat sekali teman saya ini. Dia bisa mendapatkan kursi paling strategis yang pernah saya duduki! Persis di depan layar dan tidak terlalu di puncak barisan kursi tapi lebih ke tengah-tengah. Mungkin buat jamaah yang besok-besok mau nonton film lain di Blitz Megaplex Central Park bisa memesan tiket dengan SEAT 21 di ROW E. Tempat duduk saya itu benar-benar tempat duduk terbaik!
Dan ketika film dimulai... Saya mulai lebay.
Jantung saya entah kenapa rasanya seperti pertama kali melihat Ustadzah IU yang cantik jelita. Rasanya deg-degan ketika film sudah masuk ke bagian awal. Walaupun saya agak-agak bingung juga sebenarnya apa sih maksudnya itu?