Gue terkesan banget sama episode 1 SM Culture Universe (SMCU) di comeback aespa kemaren. Walaupun gue nggak suka lagu Next Level (jujur wkwkwkwk) tapi setidaknya ada hal positif dari comeback aespa ini yang bikin gue semangat. Nggak cuma semangat menunggu apa lagi nih yang bakal ditampilkan SM ke aespa berikutnya, tapi bagaimana SM bakal mengembangkan SMCU ini.
Gara-gara episode 1 SMCU yang Black Mamba itu, ada beberapa pertanyaan yang cukup mengganggu gue. Mau sampe kapan ini konsep akan dilakukan? Siapa aja nih grup yang bakal masuk ke universe ini? Grup senior masuk nggak nih? aespa jadi pembuka doang kan, berarti ada kemungkinan juga dong comeback EXO berikutnya bakalan masuk sini juga?
Gue setuju banget sama tulisan yang berseliweran di media sosial yang bilang “Anak muda merasa nggak keren kalo tidur cepet dan ingin stay up all night. Tapi nanti ketika lo udah masuk ke usia-usia dewasa lo akan sadar betapa tidur itu sangat menyenangkan dan lo butuhkan.”
Pernah ada di satu masa gue sangat suka banget begadang. Bukan party-party tapi ya WKKWKWKW biasanya gue begadang kalau lagi nulis, ngeblog, atau nyiapin project buat konser gitu (karena dulu sering bikin fan support buat beberapa grup yang gue datengin konsernya). Tidur bukanlah sesuatu yang gue prioritaskan di awal usia 20 gue. Kayak... begadang is cool! Tapi setelah dua atau tiga tahun di dunia kerja gue kemudian merasa bahwa tidur itu adalah sesuatu yang mahal banget. Terutama tidur nyenyak.
Karena sibuk dengan urusan kantor kadang-kadang gue suka mengorbankan jam tidur untuk bekerja. Sampai akhirnya gue tiba di satu titik di mana setiap weekend gue selalu tepar blasssssss tidur seharian dan bangun tengah hari bolong gitu cuma buat ke kamar mandi dan salat zuhur lalu kemudian tidur lagi sampai asar. Since gue juga bukan morning person (gue nggak tahu ini sejak kapan kebiasaan ini terbentuk) barulah setelah asar atau jelang maghrib gue bisa 100% sadar. Sampai akhirnya gue akan terbangun sampai tengah malam atau dini hari dan baru tidur di jam-jam yang seharusnya gue bangun buat memulai hari sepagi mungkin.
Begitulah lingkaran setan.
Gue baru pulang kantor dan lagi main Genshin Impact sambil teleponan sama beberapa temen malam itu. Kita kebetulan lagi ngumpul random buat ngegosip soal Aurel dan KD. Sesi gosip seru yang seharusnya emang lebih sering kita lakukan karena siapa sangka gosip-gosip lokal kayak gini bikin pertemanan jadi lebih erat. Lalu salah satu dari temen gue ngomong.
“KAK KAK KAK EXO RILIS TEASER!”
Gue awalnya nggak percaya karena kayak dari kemarin gue udah ngeluh-ngeluh sendiri soal teaser yang nggak keluar-keluar sejak video spoiler itu. Tapi gue agak panik juga. Gue lepas stik PS4 gue dan ambil handphone terus buka Twitter.
“NGGAK ADA DI TWITTER!”
“ADA ITU KAMU REFRESH AJA BARU GANTI AVATAR!”
Dan ternyata bener. Admin @weareoneEXO memang kalau urusan EXO sangat gercep sesuai timeline agensi sementara kalau urusan promosiin album solo atau perilisan single solo Lay lelet banget kayak siput penyakitan.
Pertama-tama, istigfar dulu karena gue sudah sampai sejauh ini di universe GMMTV jalur 2gether The Series.
Astagfirullahaladzim 99x.
Di saat teman-teman gue yang tahun lalu, waktu di awal-awal pandemi, ramai bahas Sarawatine; kini sudah nggak lagi menyinggung tontonan setiap Jumat malam ini, gue malah sejak itu ngikutin terus sampai sekarang.
Astagfirullahaladzim 99x.
Memang nasib manusia nggak ada yang bisa nebak.
Buat yang udah sempat baca blog ini beberapa lama mungkin tahu gue suka banget sama The Shipper. Menurut gue itu adalah series terkocak, terbaik, termenyenangkan, terseru, teranjir-kok-jadi-gitu-akhirnya, dan termengoyak hati. Karena gue belum banyak nonton series serupa dari GMMTV (dan malas buat menyaksikan judul-judul lain yang sudah tayang dulu-dulu kecuali Sotus dan Sotus S), sejauh ini The Shipper masih over the top. Belum ada yang bisa ngalahin.
Lalu datang Fish Upon the Sky.
Sejak pertama kali Baekhyun rilis album solo, gue nggak merasa cocok dengan genre musik yang dia nyanyikan. Gue yang selalu berharap Baekhyun rilis album solo dengan lagu-lagu pop-rock atau ballad dikasih lagu yang berat banget R&B gitu jadi pusing. Memang sih gue nggak bilang gue nggak suka genre R&B karena kayaknya cukup banyak lagu di genre ini yang bisa gue nikmati. Beberapa tahun belakangan misalnya gue suka banget sama lagu No Scrubs-nya TLC. Gue nggak yakin ada yang tahu lagu ini sekarang karena ini lagu tua banget sik.
Sejak awal bulan puasa ini, doa gue cuma satu: semoga gue nggak lagi jadi orang yang insecure. Tapi gue nggak yakin insecure bisa mewakili banyak sekali hal yang sebenarnya gue inginkan tahun ini. Kayak semisal gue nggak pengin lagi jadi orang yang nggak percaya diri, gue nggak pengin lagi jadi orang yang selalu merasa diri nggak layak, gue nggak pengin lagi jadi orang yang selalu merasa jelek, dan gue nggak lagi jadi orang yang nggak bisa jadi dirinya sendiri.
Terakhir kali gue nulis soal EXO adalah curhatan tentang fans yang... yeah, well, lo bisa baca sendiri. WKWKKWKW. Tapi izinkan gue sekali lagi memberikan sebuah permakluman(?): tulisan itu dibuat dalam kondisi emosi yang tidak stabil, tulisan tengah malam, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perasaan penulis. Yang bisa gue pastikan adalah pendapat gue tidak berubah sih, paling nggak untuk saat ini. Tapi di tulisan kali ini gue nggak mau membahas soal itu karena yah biarkanlah itu jadi satu realita di fandom yang memang akan sulit diubah dan nggak akan hilang dengan segera. Jadi ya sekarang ngefans masing-masing aja.
Kalau boleh jujur nih (YA BOLEHLAH! WKWKWKKW ORANG BLOG SENDIRI), gue tuh orangnya sangatlah bucin. Kayak, gue pikir gue bakal bucin cuma sama idol K-Pop doang atau bintang film yang baru kemarin gue tonton, atau berharap ada film lain yang diperankan oleh Ryan Gosling dan Emma Stone (SOALNYA GUE SUKA BANGET LA LA LAND). Gue pikir gue bakalan bucin sama hal-hal halu semacem itu doang. Walaupun memang gue akui di area itu gue juga bisa jadi sangat bucin sih (kayak gue akan nggak segan-segan print foto bias gue buat ditaroh di dompet misalnya) tapi in real life ternyata gue bisa sebucin itu sama manusia.
It’s not that I just realized this now... soalnya kalau temen-temen gue baca ini mereka bakal bilang “YA EMANG! LO KEMANA AJA SELAMA INI?!” padahal ini kan hidup gue ya, ya gue di sini-sini aja gak sih WKWKWKWKWK. Tapi mungkin lebih karena udah cukup lama gue rehat(?) dari perasaan-perasaan bucin itu.
Gue baru sadar satu hal lain dari diri gue. Sesuatu yang sebelumnya nggak pernah gue perhatiin atau gue terlalu pikirin. Ya memang belakangan ini semua hal gue pikirin banget. Wkwkkwkw. Takut kalau tweet gue yang tadi akan menyakiti, takut kalau chat gue ke si anu bakal dianggep macem-macem, takut kalau update-an story gue di Instagram malah jadi gimana gitu. Sebenarnya kalau boleh jujur, gue nggak suka nih sama kebiasaan yang kayak gini. Walaupun di satu sisi memang gue jadi lebih harus hati-hati dalam bertindak, tapi di sisi lain melelahkan juga kalau semuanya harus dipikirin. Bahkan hal-hal kecil pun harus disesali juga. Ya tapi gue sedang berusaha untuk mengatasi itu.
Orang yang kenal gue atau pernah ketemu gue pasti tahu kalau gue ini orangnya banyak bicara banget. Kadang-kadang, dipertemuan pertama, gue saking salah tingkahnya jadi suka sok akrab dengan cara membeberkan hal-hal yang lebay. Semacem TMI banget gitu deh. Kayak yang tadi gue bilang di awal, gue dulunya nggak pernah menyadari ini atau mempermasalahkan ini. Tapi belakangan gue benar-benar kepikiran dan membuat gue jadi suka mengutuk diri gue sendiri atas apa yang tadi sudah gue lakukan.
Kayak, “duh harusnya gue nggak ngomong gitu!”, atau, “ih apaan sih, ngapain juga bahas hal itu!” Kalau ada hal yang paling gue sukai di dunia ini adalah bicara dengan diri sendiri, dan kalau ada hal yang paling nggak gue sukai di dunia ini adalah bicara dengan diri sendiri dan menyesali apa yang sudah gue lakukan sejam yang lalu, sehari yang lalu, seminggu yang lalu, bahkan bertahun-tahun yang lalu.
It sucks.