• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron
Kejadian yang menimpa Indonesia belakangan ini bener-bener bikin gue ngerasa tertekan banget. Gue bahkan nggak pernah berani nonton berita dan acara apapun yang ada hubungannya dengan bencana-bencana itu. Waktu banjir di Wasior Papua itu, gue sempat ngeliat berita dan itu bikin gue pengen nangis. Ngeliat orang-orang begitu banyak kehilangan rumah, terlebih lagi kehilangan saudara dan keluarga. Nggak tega banget rasanya, apalagi kalau tahu bahwa sebenarnya banjir itu karena pembabatan hutan yang sudah bertahun-tahun dilakukan oleh manusia-manusia yang nggak bertanggung jawab.

Belum lama banjir di Wasior, gempa di Mentawai menyusul dan ditambah lagi tsunami. Tambah down banget rasanya. Nggak kebayang aja gitu ada di dalam kondisi yang seperti itu. Semua orang berteriak minta tolong, semua orang panik, keadaan jadi chaos dan nggak jelas. Gue jadi inget tsunami di Aceh dulu. Banyak video yang direkam lewat berita TV sama abang gue. Dan itu cukup bikin gue ngerasa bahwa manusia sebenarnya adalah makhluk yang lemah dan nggak ada apa-apanya kalau Tuhan sudah berkehendak. Salah satu temen gue dari Aceh, Ryan. Dia nggak pernah cerita sih soal tsunami, gue pun nggak pernah memberanikan diri buat bertanya karena itu pasti akan sangat sensitif banget dan nggak etis rasanya kalau gue harus nanya soal perasaannya saat itu. 

Merapi meletus menjadi trio bencana yang menimpa negara tercinta ini. Mbah Maridjan meninggal, sangat disayangkan. Kalau ngeliat mbah Maridjan, gue jadi inget sama kakek gue. Gue memang suka tersentuh kalau ngeliat kakek-kakek ataupun nenek-nenek yang meskipun sudah tua tapi masih mau berusaha dan bekerja, bukan ngemis, tapi sesuatu yang bener-bener bisa berguna buat dia atas usaha keras dia bukan dengan minta-minta. Nggak ada kata lain selain sedih atas meletusnya Merapi ini. Dan mengingat kalau Jogja itu adalah kota di mana temen-temen gue banyak kuliah di sana. Gue memang nggak pernah ke Jogja sama sekali. Dua kakak gue dulu kuliah di sana, dan sekarang di angkatan gue ada banyak banget temen-temen SMA dan SMP gue yang kuliah di Jogja. Beberapa hari yang lalu, pas merapi lagi parah-parahnya, gue nerima kabar kalau mereka ada yang mengungsi. Kasian... Dalam bayangan gue, pengungsian itu pasti nggak enak banget. Makan nggak bisa semau kita, ke kamar mandi harus giliran, belum lagi soal kebersihan tempat dan kenyamanan tidur, itu pasti minim banget.

Di Depok alhamdulilah nggak pernah terjadi satu hal yang buruk yang menimpa kota ini. Alhamdulilah nggak pernah banjir, alhamdulilah nggak pernah apa-apa. Yang parah di sini selain gempa adalah petir dan kilat yang kalau udah kena kayaknya langsung bikin melayang di udara. Bersyukur banget karena gue bisa selamat dari berbagai macam bencana. Alhamdulilah...

Di Mataram sendiri gue denger hujan dan sering banjir juga. Nggak tahu deh apakah di rumah gue banjir atau nggak. Tapi kalau disana biasanya memang banjir dan itu adalah hal yang wajar, kecuali banjir parah kayak di Jakarta gue nggak tahu. Dan beberapa hari yang lalu gue nerima message Facebook dari salah satu perkumpulan Mahasiswa Sasak bahwa Gunung Rinjani juga dalam keadaan Waspada. Wow... shock dong. Secara dulu pas SD gue denger dari guru kalau Rinjani meletus, maka hancurlah Lombok. Dan itu langsung bikin gue berdoa semoa nggak ada apa-apa sama keluarga gue di sana. Keadaan memang lagi chaos, semua gunung lagi dalam status Waspada. Yang bisa dilakukan adalah berdoa.

Buat temen-temen, saudara-saudara dan semua warga Indonesia di Mentawai, Wasior dan Jogja, semangat terus ya! Allah sedang menguji kesabaran kita dengan bencana-bencana ini. Allah sayang pada kita, itulah makanya kita diberikan cobaan. Jangan putus asa dan tetap bersyukur bahwa kalian masih bisa bernapas sampai saat ini.

Semua yang berawal akan berakhir. Allah bless you all guys. Saranghae~
Beberapa waktu lalu, ada acara yang digelar oleh kedutaan besar Indonesia dan Korea yang dikasi judul Korea Indonesia Friendship Festival. 12 Oktober 2010 adalah acara Sharing Concert dimana Ada SHINee, Gita Gutawa, dan beberapa artis lain yang memeriahkan acara itu. Seneng deh rasanya kalau Korea dan Indonesia bisa menjalin kerjasama dan bisa sharing kayak gitu. Bahagia aja gitu, soalnya kan gue suka sama Drama Korea dan juga K-pop. Hahaha Sering-sering aja deh bikin acara kayak gini supaya semakin erat hubungan persahabatannya...

Nah, ini nih ada beberapa bukti kalau Indonesia dan Korea itu bersahabat!

IKLAN PARFUM VICTORIA

Pertama kali ngeliat iklan ini di Indosiar dan komentar pertama gue adalah: NAJIS! Yang pertama kebayang adalah lagunya Brown Eyed Girl yang Abracadabra dan ini jelas-jelas njiplak banget karena nada dan gerakan sama cuma pelesetin dikit sehingga jadi monoton.




Ini lagu aslinya



Mungkin bisa dibilang pembuat iklan ini hanya memanfaatkan Korean Wave untuk produknya supaya laku. Sah-sah aja sih, tapi apa sampe harus menjiplak lagu seperti ini dengan konsep tarian yang sama? NGGAK KREATIF!! Kecewa sama Indonesia! Males parah... paling nggak kalau mau bikin konsep dance k-pop, bikinlah dengan jingle ciptaan sendiri, nada-nya disesuaikan sama kpop dan dance nya bikin sendiri. Manfaatkan Charly ST 12 yang sudah jago bikin lagu, paling banter Ariel lah supaya dia ada kerjaan di penjara. Trus kita kan punya banyak tuh koreografer yang oke kayak Ari Tulang. Masa iya nggak mau dipake. Kemahalan? Nggak mampu bayar? Yah... nggak total! Nggak mampu bayar koreografer bukan berarti harus mencontek koreografi orang. Najis...

LOGO ULANG TAHUN GLOBAL TV

Bukti persahabatan yang lain? Oke, akan gue tunjukkan...
Beberapa hari yang lalu, salah satu stasiun televisi Indonesia merayakan ulang tahunnya yang ke delapan tahun. Televisi ini bisa dibilang sudah cukup besar dan bagus image nya. Apalagi dia dibawah naungan MNC. Yap! Global TV. Inget kan logo delapan tahunnya? Kalau lupa, ini gue tunjukkin:

Maaf kalau gambarnya terlanjur kena sensor karena waktu itu gue upload duluan ke Facebook. Hahaha... Tapi whatever lah, pokoknya perhatikan aja logo angka delapan itu baik-baik. Walaupun bentuknya agak berubah sedikit, tapi benang-benang warna-warni di dalem angka delapan itu persis sama logo di bawah ini:
Ini adalah logi Pariwisata Kota Seoul tahun 2009 (SEOUL INFINITELY YOURS). Logo ini ada di lagu SEOUL SONG yang dinyanyiin sama Super Junior dan SNSD di tahun 2009. Perhatikan deh angka 8 yang ada di dalam lingkaran sampai akhirnya berubah jadi huruf S di akhir pergerakannya. Benang-benang warna-warni nya mirip banget kan? Bahkan beberapa orang yang gue tag di facebook mengakui hal itu. Hahahaha... lucu banget deh. Ini baru gue sadarin beberapa hari sebelum acara ulang tahun itu tayang. Nggak sengaja juga ngeliat logo itu dan lagi dengerin lagu Seoul Song. Dan dang! nemulah persahabatan Indonesia Korea yang lain lagi :) Senang sekali rasanya. Hahahaha... Melihat persahabatan yang semakin erat ini, besok-besok pasti akan ada lagi bukti persahabatan yang lain. Kalau dari Sinetron, sudah lah yaa, jangan dibahas karena memang banyak sekali sinetron Indonesia yang memang menjiplak Drama Korea, baik per episode maupun keseluruhan cerita. Meskipun begitu, saya tetap bangga jadi orang Indonesia karena saya masih bisa menikmati karya orang-orang Korea. Nggak nyambung sih. Tapi biarlah.. Hahahaha

Saya sebagai bangsa Indonesia yang ngefans sama Korea mendukung persahabatan yang positif! Menolak iklan Victoria yang najong kong kong! Hahahaha... Muka-muka sama body bintang iklannya jijik banget lagi. Perut buncit, muka kayak (sensor) hahahahaha... Semangat!
Apa yang membuatmu senang memiliki teman. Bisa ketawa-ketawa bareng? Hang-out bareng? Makan, jalan-jalan di kampus, bahkan belajar bareng? Well, yeah, teman selalu bisa diandalkan dalam hal-hal seperti itu. Biasanya teman akan selalu ada jika kita haha hihi dan tertawa serta happy bareng dia. Tapi apakah itu berarti teman jika disaat kita butuh dukungan dan sedang down dia tidak bisa ada di samping kita? Hmmm...

Saya punya teman, banyak sekali. Tapi ada beberapa orang yang saya anggap sebagai teman baik saya. Di tempat pertama tentunya d'bocokz. Anak-anak ini selalu bisa membuat saya tersenyum kalau saya lagi galau, meskipun mungkin intensitas pertemuan kami nggak sesering saat SMA dulu, tapi mereka tetap teman baik bagi saya. Berikutnya, kalau dibilang tempat kedua kayaknya nggak deh soalnya orang-orang ini adalah orang-orang yang bener-bener bisa memberikan dukungan disaat apapun: 7PM. Haha... orang-orang baik inilah yang selalu ada jika saya sedang mengalami yang namanya degradasi pemikiran *apa sih itu?* *nggak ngerti* *sigh*

Tapi hari ini cukup menyebalkan, cukup? Sangat kalau saya bilang... Beberapa teman-teman saya agak menyebalkan hari ini. Cukup membuat saya merasa sangat tidak nyaman dan merasa ingin pergi dari kelas beberapa kali tadi. Well, sebenarnya bukan maksud mereka untuk melakukan apapun pada saya sih, tapi mungkin karena keadaan hati saya yang tidak bagus pagi ini membuat saya lebih gampang marah dan tersinggung. Haha... terdengar seperti saya. Cuma untungnya saya tidak meledak-ledak seperti mereka waktu itu. Hahaha... 

( ganti cara nulis, oke? agak kagok )

Jadi waktu itu gue pernah kirim satu SMS yang isinya permohonan maaf dan wejangan-wejangan kecil soal keharmonisan kehidupan kelas. Cuma mungkin SMS itu sampai ke mereka di saat yang tidak tepat. Bersamaan dengan masalah taksi, mobil yang cuma satu, temen yang pulang malam ke Cilegon, dan lain sebagainya yang membuat SMS itu seperti momok mengerikan. Saya dianggap salah paham, hmmm... bahasa mereka sih "salah persepsi" kalau tidak salah, atau "salah mengartikan"? Lupa... Yang jelas seperti itu. Jadi SMS saya dianggap salah dalam menilai hubungan mereka dengan teman-teman kelas yang lain. Padahal dari sudut pandang saya selama ini, itulah yang terjadi, dan saya yakin itu benar karena beberapa kali saya mendengar dari mereka sendiri. ( Kenapa jadi saya lagi? Tadi kan udah gue... -___-" )

Oke, lanjut, jadi SMS itu sempat membawa gue ke sebuah ruang sidang yang benar-benar menyebalkan. Gue inget banget hari itu 12 Oktober 2010 dimana gue di depan empat orang yang lainnya disidang karena SMS itu. Metode klarifikasi yang temen-temen gue buat justru memojokkan gue sepertinya dan gue merasa tidak nyaman dengan hal itu. Jujur saja... Sedih sekali rasanya mereka terlalu mementingkan ego mereka daripada memikirkan perasaan orang lain. Gue memang temen mereka, tapi setidaknya kalau mau mengklarifikasi sesuatu, jangan dengan cara seperti itu, sidang terbuka yang memuakkan gue. Sakit hati... jujur saja.

Niat gue mengirim SMS itu baik kok, gue tahu beberapa anak di kelas ada yang nggak akur, ada yang saling berbeda pendapat, dan semuanya bertopeng. Gue cuma pengen mencoba untuk bisa menyatukan mereka. Melepas topeng itu dan melebur. Bahsa kita satu kelas dan itu akan tetap seperti itu sampai lulus nanti. Apakah iya kita akan bisa maju dan bisa mengerjakan proyek selanjutnya dengan baik jika dalam diri kita masih ada kebusukan yang justru akan membuat semuanya rusak? Kira-kira begitu nada SMS gue. Tapi malah dikira salah persepsi... Oke, gue akui gue salah. Gue salah sudah mengirim SMS itu di waktu yang tidak tepat.

Selain masalah itu, ada masalah lain. Berkaitan dengan peminjaman alat syuting yang memakan waktu lama dan juga cukup membuat darah ini mendidih. Suatu ketika gue dan tiga orang temen gue yang lain ( TIGA ORANG TEMAN GUE YANG LAIN, gue ulangi ) menghadap ke bapak-bapak ketua yang jabatannya adalah penguasa semua peralatan di kampus. Dan saat itu kami ingin mengurus peminjaman alat untuk syuting film pendek. Tapi dari bapak-bapak ganteng itu, kami malah dianggap sok, nggak sabar, terlalu percaya diri. Kata dia, kami belum waktunya untuk membuat film karena kami belum dapat pelajaran menulis skrip, mengedit, dan belum lulus dikurikulum selanjutnya. Bahkan bapak-bapak itu mengajukan satu pertanyaan tentang teknik editing yang bernama Cut Away. Jelas saja kami tidak tahu karena memang kami belum belajar editing. Tapi apakah itu terlalu penting sehingga kami tidak bisa berkarya? Apakah kami harus menunggu sampai lulus kuliah baru bisa ikut lomba film pendek kampus yang pesertanya adalah mahasiswa seangkatan kami? Huff...

Dan masalah ini gue ceritakan ke salah seorang dosen gue yang sudah dianggap sebagai ibu dari teman-teman satu kelas. Gue cerita panjang lebar bahwa gue dan TIGA ORANG TEMAN GUE menghadap ke bapak-bapak itu dan dikata-katai tidak sabar, sok dan sebagainya. TIGA ORANG TEMAN GUE ini melarang gue untuk menceritakan masalah ini ke anak-anak yang lain. Tapi karena gue adalah orang yang sangat cerewet dan susah menyimpan rahasia dan gue juga merasa bahwa anak-anak yang lain juga berhak tahu dan mereka juga bagian dari kami dan juga mereka teman-teman gue, akhirnya gue ceritain masalah itu ke temen-temen gue yang melakukan sidang menyebalkan itu. Pure, karena gue pengen mereka juga tahu dan tidak ada yang disembunyikan. 

Tapi apa yang gue dapet?

Mereka malah marah-marah. Mereka malah menganggap gue tidak melibatkan mereka dalam masalah ini. Mereka malah menganggap mereka tidak dianggap sebagai bagian dari kami. Oh Tuhan... Padahal niat gue memberitahu mereka kan karena gue ingin mereka juga merasa terlibat. Tapi yang jadi permasalahan adalah: GUE TIDAK MENCANTUMKAN NAMA MEREKA DI MESSAGE FACEBOOK YANG GUE KIRIM KE DOSEN TEMPAT CURHAT GUE ITU.

Ya Tuhan...

Perasaan gue waktu itu campur aduk, antara, "Hah? Apaan sih ini?" dan "Ya Allah, masalah begitu doang?" dan "Ya ampun... lucu banget deh kalian, cuma karena itu marah?" dan "(sensor)! Gue juga cerita kemaren karena gue pengen ngelibatin kalian!" dan sebagainya... Gue ngerasa lucu aja, kok bisa mereka berpikiran kayak gitu padahal gue udah mengambil resiko untuk menceritakan mereka masalah itu... Sedih... Sedih banget... Gue pikir, pertemanan kita lebih dari sekedar teman biasa, tapi cuma karena masalah itu aja sampai gue disidang dan merasa dipojokkan. Oke, gue terima itu...

Satu hal lucu yang bikin gue nggak berhenti ketawa-kesel hari itu adalah percakapan ini:

"Masalahnya gini Ryan, kru untuk UIFEST ini sudah gue pikirkan mateng-mateng."

"Iya gue ngerti. Terus masalahnya dimana?"

"Jadi gini Ryan, mau mau lo buat lebih bikin sutradara kita berani bersuara. Kan lo yang paling deket sama dia."

"Iya sih, belakangan ini jadi deket."

"Nah makanya itu. Soalnya gue nggak suka kalau ada orang yang bukan sutradara tapi malah sok-sok jadi sutradara kayak syuting yang kemaren. Soalnya gini Ryan, GUE SAMA NECHA sudah memilih orang-orang ini dengan berbagai pertimbangan dan pengamatan."

Oke, waktu denger percakapan itu gue langsung nyela,

"Tunggu deh, gue juga bisa tersinggung loh, lo ngomong begitu barusan."

Semua diam.

"Tadi lo bilang, GUE SAMA NECHA sudah memilih orang-orang ini dengan berbagai pertimbangan dan pengamatan. Disaat lo memilih itu, disitu juga ada GUE. Lo lupa? Gue bisa juga marah karena nama GUE nggak lo sebut di omongan lo barusan."

Semua hening lagi.

See? Apakah sekarang gue akan melakukan sidang dadakan ke dia karena dia nggak nyebutin nama gue sedangkan gue juga ada di saat dia memilih kru itu? Kepikiranpun nggak sama sekali. Kenapa? Karena itu hal yang sangat sepele dan nggak penting! Kalau seandainya kejadian dimarahi bapak-bapak itu memang cuma ada gue dan tiga orang temen gue yang lain, apakah gue harus menyebutkan nama orang yang tidak ada di sana? Lalu apakah gue harus marah karena nama gue nggak ada di sana? Huff...

Sampai sekarang kalau gue inget kejadian ini gue antara pengen marah, sama pengen ketawa. Sebagian besar dalam hati gue belum bisa memaafkan hal itu karena sidang yang mereka lakukan itu benar-benar bikin gue merasa sebagai pecundang dan orang yang paling bersalah.

Masalah ini masih bergulir sampai sekarang... Bahkan ketika gue sudah mau merubah semua sikap gue, ketika gue berusaha baik, gue malah dapet muka kusut yang seperti mengatakan bahwa, "Apaan sih lo Ron?" Atau muka yang mengisyaratkan, "Ih, males banget liat muka lo."

Gue terima dengan perlakuan apapun yang kalian semua lakukan ke gue. Kenapa? Asal kalian tahu, gue pernah mengalami hal yang lebih buruk dari itu. Gue sudah terbiasa, guys. Sejak SD sampai SMA gue sudah terbiasa dengan kata-kata kotor orang tentang gue, hinaan orang tentang gue, cerita-cerita jelek orang tentang gue. Jadi kalau cuma masalah begini sih, gue nggak pernah pikirin. Cuma satu hal yang akan sulit untuk gue terima: disaat gue mencoba untuk memperbaiki keadaan dan lo nggak ada feedback ke gue, maka gue akan tetap jadi apa yang lo pikirkan. Maafin gue kalau seandainya nanti gue nggak bisa bersikap seperti dulu ke lo. Bukan karena gue marah. Bukan... Tapi karena lo yang buat gue terbiasa dengan hal ini.

Gue cowok, lo cewek, gue ngerti. Agak aneh kalau bermasalah seperti ini. Tapi kenyataannya memang ada. Sedalam-dalamnya gue minta maaf buat lo, temen gue yang paling baik, yang udah mau ngasih gue makanan setiap hari tanpa gue bayar, yang sudah baik hati membantu gue dalam setiap masalah gue. Gue minta maaf banget. Gue ngerti kok, gue ini bukan siapa-siapa, cuma anak perantauan yang sedang mencari jati diri. Gue minta maaf banget.

Terakhir, gue mau bilang makasi buat semuanya, 15 orang yang paling baik yang pernah gue temui di dunia ini ( versi Jakarta ), orang-orang yang sudah membuat gue nyaman berada di tempat di mana gue nggak pernah merasa percaya diri. Kalian adalah yang terbaik.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2024 (5)
    • ▼  Maret (2)
      • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
      • I Know..., But I Dont Know!
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • Tutorial dan Cara Main Game Superstar SMTOWN
  • Girls' Generation: "I Got A Boy" Music Video Review Saya!
  • Superstar SMTOWN Tips & Trik: Jual Kartu yang Numpuk
  • On Repeat: Billkin (I Told Sunset About You OST)
  • EXO K: HISTORY Music Video REVIEW SAYA!
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

#vlognyaron on YouTube

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes