• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron
Huff... lega rasanya gue bisa balik lagi buat nulis di blog ini. Bukan karena gue lupa username dan passwordnya, bukan... tapi lima belas hari gue skip menulis ini karena Eci, laptop kesayangan gue meninggal dunia. Huks... sedih rasanya harus berpisah dengan sahabat sejati seperti Eci. Sudah beberapa tahun belakangan ini, tepatnya sejak pertama kali gue menginjakkan kaki di Jakarta dan Depok, dia menemani gue dengan setianya. Walaupun dia rewel, suka sakit di DVD-RW nya, sakit di speakernya, sakit di batere nya, tapi dia tetap setia menemani gue sampai akhirnya gue harus melepaskan dia pergi untuk selamanya. Sabar ya Eci...

Agak bete juga soal laptop yang rusak ini. Jadi gini ceritanya, beberapa bulan yang lalu, kira-kira dua bulan lah ya, laptop gue itu mati total dan divonis rusak. Mesinnya harus di ganti dengan mesin yang baru. Begitu kata tukang servisnya. Gue bingung, mana waktu itu gue lagi mengalami masalah ekonomi keluarga yang bener-bener ribet banget. Rasanya kalau masalah uang jadi masalah yang sensitif banget buat dibicarakan. Akhirnya gue menyerah... dua bulan gue bertahan tanpa laptop. Untungnya waktu itu lagi nggak ada tugas yang bener-bener membutuhkan laptop banget jadi nggak terlalu masalah. Sampai akhirnya gue dapet rejeki dan bisa memperbaiki Eci. Sembuhlah Eci dengan biaya 1,55 juta dan dia bisa hidup lagi seperti biasa sampai akhirnya persis besoknya gue akan pulang ke Mataram, tanggal 29 Desember kemaren, Eci mati lagi dan nggak mau hidup. Zonk... Gue mencoba untuk tenang dan berpikir. Bagaimana caranya gue bisa bawa Eci pulang dalam keadaan hidup. Gue hubungin abang-abang yang dulu nyembuhin Eci dan dia bilang kalau mereka akan tutup tanggal 31 dan baru buka setelah tahun baru. Matilah gue... tiket Jakarta-Mataram sudah di laci kamar gue tertanggal 1 Januari 2011. Kalau gue mau perbaiki Eci, itu artinya gue harus menunggu bulan Februari, sekembalinya gue dari Mataram... Bingung, gue galau abis waktu itu. Masalah laptop adalah satu dari sekian masalah besar buat gue. Akhirnya gue telpon mommy dan mommy menenangkan gue. Pulanglah gue dengan laptop mati ke Mataram... Satu bulan di Mataram tanpa laptop akan gue jalani dengan ikhlas.

Eci mati, lumpuhlah semua rencana. Padahal waktu itu gue dan temen gue berencana buat ikutan lomba video tentang air yang deadlinenya tanggal 31 Januari. Eci sangat dibutuhkan untuk proses capturing dan editing dan tanpa Eci? Gagal sudah semua. Terus juga gue ditawarin buat jadi produser satu acara Korea di Fresh Radio sama mas Wisnu, tapi tanpa Eci? Bagaimana gue bisa bikin skrip, edit lagu dan sebagainya? Gue nggak bisa mengandalkan komputer di radio karena banyak yang butuh dan banyak yang pakai. Akhirnya gue lumpuh... gagal sudah semua rencana gue. Dan masalah uang untuk memperbaiki Eci mengumpul di otak gue bercampur dengan uang untuk beli tiket ke Depok. Sedih kalau mikirin uang ini... Soalnya bokap gue yang nggak ketemu-ketemu juga ninggalin hutang yang banyak. Buset... menyebalkan kali lah liburan ini. Agak males gitu gue di rumah. Ngawang-ngawang lah akhirnya. Gue jadi bete dan nyesel pulang. Kalau seandainya gue nggak pulang kan setidaknya uang untuk beli tiket bolak balik bisa buat perbaiki Eci.

Tapi bukan mommy namanya kalau nggak bisa bikin gue tenang. Mommy menawarkan gue untuk beli laptop baru saja dan Eci diperbaiki untuk dipakai sama kakak gue. Awalnya gue ragu karena gue takut malah tambah ngerepotin mommy. Pengeluarannya untuk kuliah gue udah banyak banget terlebih lagi dengan masalah bokap gue yang dipecat dari kerjanya yang otomatis membuat mommy menanggung semua biaya hidup gue. Tapi mommy meyakinkan gue kalau semuanya akan baik-baik saja. Akhirnya, alhamdulilah, atas ijin Allah SWT, gue menemukan sahabat baru gue yang masih gue cari namanya :)

Ternyata Allah memang selalu memberikan hikmah dibalik setiap peristiwa. Dan hikmah kepulangan gue kali ini adalah punya sahabat baru!

Banyak hal yang gue lakukan selama lima belas hari di rumah ini selain beres-beres kamar kakak gue yang gue tempati untuk sementara, bergaul dengan tikus-tikus yang kesana kemari tiap malem (bau pipisnya bikin gue muntah, yuck banget deh!) dan tentu saja bisa kembali lagi mengudara di radio. Yay! Gue udah kangen buat siaran lagi dan akhirnya gue bisa siaran lagi. Cuma sekali lagi, keberuntungan belum dipihak gue...

Gue dikasi jadwal satu kali satu minggu sama mas Wisnu mengingat sekarang Fresh Radio sudah banyak penyiar baru jadi gue nggak mungkin di prioritaskan, tentu saja siapa gue gitu kan, penyiar empat bulan sekali yang datang dan pergi begitu saja. Gue maklumi lah kalau masalah itu. Dan ini bukan mas Wisnu yang ngomong :p tapi gue menyimpulkan sendiri. Cuma memang masuk akal kok. Dan ternyata yang bikin gue tambah zonk lagi adalah bahwa acara yang gue bawain setiap hari minggu jam 10 pagi itu adalah acara yang semua lagunya Indonesia -_____- Awalnya gue memang nggak perhatiin genre lagu di acara ini karena di tahun sebelumnya gue pernah membawakan acara yang sama dan itu all genre bukan Cuma Indonesia doang, tapi ternyata tahun baru ini diganti jadi Indonesia semua. Matilah gue... gue sama sekali nggak update kalau lagu Indonesia karena memang gue nggak terlalu suka sama penyanyi-penyayi dan band-band baru yang ada sekarang. Menurut gue semuanya terlalu sejenis dan sama aja. Ditambah lagi ada boyband paling jijik itu -__- tambah mual deh gue. Cuma yaah... nggak apa-apa deh, daripada gue nggak dapet jadwal kan? Lumayan bisa jadi bahan cerita di blog :”p

Keinginan gue buat ke pantai belum terwujud nih... Semoga Senin besok gue bisa ke pantai dan ambil satu botol pasir. Lumayan buat suvenir, tapi bakalan banyak banget dong ya barang bawaan gue? Eci dan si sahabat baru juga harus masuk ransel, terus ini, terus itu, waaaa... ribet ~,~ Yasudah kita lihat nanti saja kalau begitu.

Gue akan bete nih, harga cabe mahel, nasi puyung jadi nggak sepedes dulu lagi... Semoga aja keadaan bisa kembali membaik deh.

Mata gue agak sakit karena semaleman ngedit novel lama gue yang pengen gue kirim ke penerbit. EH, jadi inget sama printer di kosan yang belum di perbaiki. Yaaaahhh.... kalau gitu sampai ketemu lagi di postingan selanjutnya.

Salam Super Juni-oeo!
Happpy New Year!

Malam ini galau, well, sepertinya jadi kebiasaan kalau lagi ngawang-ngawang nggak mikir apapun padahal besok masih ada UAS yang harus dikerjakan. Tapi entahlah ya, hari ini kok rasanya aneh banget. Buset, mood naik turun kayak roller coaster, muter-muter kayak ferris wheel, lari-lari kayak film India. Aduh gajelas deh pokoknya. Gue takutnya kesambet setan yang ada di Mall Depok. Hahaha...

Hari ini seharusnya belajar buat UAS Tata Suara, tapi karena ada janji sama Necha dan Ryan buat print poster film SAMA Bukan Cerita Cinta yang Januari nanti akan Roadshow keliling Jawa, jadi belajarnya ditunda (sampai waktu yang tidak ditentukan malam ini, gue rasa sampai galau hilang deh). Yah begitulah, tadi sempat print juga satu buat koleksi pribadi. Itung-itung kenang-kenangan karya sendiri lah begitu. Abis dari tempat print langsung deh gue ngajak makan di KFC. Yah, hedon lah hari ini, makan 20 ribu cuma bertahan 3 jam kurang plus ngantuk.

Tapi hari ini menemukan sesuatu yang unik di Eureka Bookstore. Tadi bertiga sempat masuk ke sana dan liat-liat, eh nemu deh bukunya Andrei Aksana yang judulnya Janda-janda Kosmopolitan:

Cover Novel Andrei Aksana: Janda-Janda Kosmopolitan
Belum pernah baca sih, pengen beli, cuma kok gue rasa jadi kayak emak-emak ya? Hehehe... suatu saat pasti gue beli deh. Soalnya lagi pengen beli Nibiru nih... Malah curhat... Oke lanjut, jadi gue nggak sengaja nemu deh itu buku kan, gue buka-buka dan baca-baca dikit, terus beralih ke rak belakang rak buku itu, dan WOW gue nemu buku ini:
Cover Novel Eleven Minutes dari Paulo Coelho
Sempat ngakak sebentar pas ngeliat buku kedua. Kenapa? Jelas karena cover buku kedua MIRIP sama cover buku pertama. Xixixixi... Entah kenapa terus gue jadi semangat gitu. Gue potret lah dua duanya dan jadi bahan postingan. Soalnya dari kemaren gue seneng banget cari-cari kesamaan antara poster film Indonesia dan poster film luar. Nah ketemu cover buku ini jadi seneng juga :p Dua bukunya terbita Gramedia tuh, jadi gue rasa agak sama cover nggak masalah kali ya? Trus gue jadi mikir mungkin malah desainer covernya sama jadi boleh kembar. Okelah, no matter what, gue nggak pernah baca bukunya sih. Hahaha Tapi cukup unik juga yang satu ini kembaran.

Malem ini, like what I said before, gue lagi labil. Entah kenapa jadi kepikiran soal kematian terus. Hmmm... Gue sih dulu takut banget mati. Gue takut, kalau gue mati, gue nggak akan bisa ketemu sama orang tua gue, kakak-kakak gue, keluarga gue. Gue takut kalau gue mati, gue nggak bisa ketawa-ketawa lagi, gue nggak bisa kumpul sama temen-temen lagi. Itu dulu, ketika gue masih kecil. Bahkan dulu gue sering becandain ponakan gue dan bilang: Kamu nggak boleh main-main ke jalan, nanti kamu mati, kalau kamu mati, siapa dong yang jadi kamu nanti? Candaan itu sebenarnya biasa, tapi ternyata maknanya dalam. Kalau kita mati, siapa yang akan menjadi kita nanti? Kalau gue mati, siapa yang akan menjadi gue? Akankah ada orang yang bisa menggantikan posisi gue di hati orang-orang terdekat gue? Akankah?

Kemudian seiring dengan kedewasaan, gue jadi paham, bahwa hidup dan mati adalah sebuah ritme kehidupan yang natural dan wajar. Setiap yang hidup pasti mati dan setiap yang mati pasti pernah hidup. Hanya saja, yang terpenting bagaimana caranya sebelum kita mati, kita bisa meninggalkan kesan mendalam, kita bisa memberikan yang terbaik pada hidup dan kita bisa jadi yang terbaik. Mati itu bukan pilihan, karena mati itu takdir. Tanggal, bulan, tahun, jam, detik, menit, sudah ditentukan sebelum kita akhirnya di lahirkan. Ya... Kita pasti akan mati.

Pas pulang dari makan malam tadi, gue sempat berpikir di bawah payung hitam yang gue gunakan sebagai pelindung dari hujan: Apakah ini artinya gue akan mati sebentar lagi?

Kenapa gue bisa berpikiran seperti itu? Entahlah... gue belum tahu pasti bagaimana tanda-tanda kematian itu. Tapi, berhubung gue ada rencana untuk pulang kampung di tahun baru nanti, gue malah kepikiran ke sana: kenapa nggak ada kesenangan yang gue rasakan seperti tahun lalu ketika gue akan pulang? Kenapa rasanya biasa saja? Apakah itu berarti gue akan mati?

Kemudian pikiran gue melayang ke beberapa tahun lalu ketika sebuah pesawat Adam Air hilang pada tahun baru. Gue berdoa, berdoa, semoga penerbangan nanti lancar, mengingat cuaca buruk belakangan ini... Gue berdoa... semoga gue masih bisa merasakan kampung halaman gue... Masih bisa melihat mama...

Selanjutnya, tentang kematian, gue lalu berpikir, apakah ada sesuatu yang pernah gue lakukan ke orang-orang terdekat gue yang bikin mereka sakit hati? Apakah gue akan mati dengan tenang?

Belakangan ini gue banyak banget masalah dan pastinya banyak orang yang tersakiti karena kata-kata dan sikap gue. Dan belakangan ini juga, beberapa keluarga gue harus mendahului gue menghadap Sang Pencipta. Dari situ gue belajar bahwa mati adalah sebuah kejadian tiba-tiba yang kita bahkan tidak bisa tahu. Kita bisa mati kapan saja... berhubungan dengan itu, ketika gue mati, gue nggak mau ada yang sakit hati karena gue. Ketika gue harus mati, gue mau semuanya baik-baik saja.

Aneh rasanya ngomongin mati sementara masih belom ada satupun yang gue lakukan di dunia ini. Belum ada yang menarik, belum ada prestasi, belum ada apa-apa. Gue bukan siapa-siapa... Bagaimana mungkin bisa mati dengan tenang?

Tapi kalau seandainya pun besok gue harus mati, maka ada beberapa hal yang ingin gue sampaikan:

1. Bilang ke Mama kalau gue sayang sama dia. Dia adalah wanita paling kuat sepanjang sejarah dunia ini.
2. Bilang ke Papa kalau gue sayang sama dia. Meskipun banyak dendam di hati ini, tapi dia yang terbaik.
3. Bilang ke Hyung* kalau gue sayang sama dia. Meskipun hubungan kita tak seperti layaknya kakak adik, tapi itu yang membuat kita jadi seperti kakak adik. (absurd)
4. Bilang ke Noona** kalau gue sayang sama dia. Ada banyak pria yang lebih baik dari bajingan yang menyakitimu.
5. Bilang ke orang-orang yang namanya ada di Diary gue, gue minta maaf atas semua kesalahan gue. Gue sayang kalian.
6. Bilang ke semua orang, kalau gue akan mati dengan tenang kalau kalian tersenyum.

Yah, itu adalah kemauan baik, kemauan jahatnya:

1. Koleksi Harry Potter dan Super Junior serta koleksi gue yang lainnya harus di jaga dan dibuatkan museum, termasuk DVD, Novel, dan semua alat tulis, dan segalanya,
2. Laptop gue nggak boleh dijual, harus tetap ada sampai gue dilahirkan kembali meskipun harus jadi seekor tupai,
3. Luigi harus tetap ada di ruangan musem koleksi gue, nggak mau tahu, nggak boleh ada yang pake,
4. Pajang foto gue yang lagi sama Daniel Radcliffe di museum itu, biar kalau gue main ke rumah gue bisa ngakak sendiri,
5. SMS semua nomor di ponsel gue, minta kado kematian dari mereka.

Cukuplah permintaan gue cuma itu. Soalnya kalau kebanyakan, nanti gue bisa mati dengan tidak tenang. Kasian mayat gue, udah sempit di dalem kubur, nggak tenang pula...

Kalau seandainya gue tahu kapan gue akan mati, gue akan jadi sombong, karena itulah kematian itu dirahasiakan agar kita senantiasa beribadah dan berbuat baik.

Hehey, sebenarnya ini cuma sekedar kegalauan semata, soalnya belakangan ini kok kayaknya ada yang hilang gitu dari dalam diri gue. ckckck... bahasanya aja udah lebay. Mungkin karena banyak masalah kali yaa? Tiba-tiba kepikiran sama temen-temen yang kemaren sempat berantem dan sekarang sudah damai tapi masih diem-dieman. Eh malam ini tiba-tiba bersenandung lagunya EdCoustic yang Pertengkaran Kecil dan hampir saja meneteskan air mata *lebay*. Mungkin banyak yang nggak tahu deh ini lagu kayak gimana, karena memang lagunya lokal banget. Cuma kalau cari di 4shared kayaknya ada deh... Liriknya kurang lebih begini:
Sedih bila kuingat tengkaran itu
Membuat jarak antara kita
Resah tiada menentu hilang canda tawamu
Tak ingin aku begini tak ingin begini
Sobat rangkaian masa yang tlah terlewat
Buat batinku menangis
Mungkin karena egoku mungkin karena egomu
Maaf aku buat begini maaf aku begini

Bila ingat kembali janji persahabatan kita
Tak kan mau berpisah karena ini
Pertengkaran kecil kemarin cukup jadi lembaran hikmah
Karena aku ingin tetap sahabatmu

Lagu/lirik : Deden Supriadi
Hihiyy~ lagunya memang agak mendayu-mellow-asoy-geboy tapi maknanya dalem banget deh. Jadi ingat sama masalah belakangan ini. Dan ini kayaknya moment nya memang tepat banget di postingan ini: kematian. Dan satu hal yang harus gue tambahkan di surat wasiat gue adalah: Karena aku ingin tetap sahabatmu. Buset... #crybaby

Sudah malam, waktunya belajar Tata Suara.
Anneyong...


Catatan Kaki:

Hyung = Panggilan untuk kakak laki-laki oleh adik laki-laki. (KOREA)
Noona = Panggilan untuk kakak perempuan oleh adik laki-laki. (KOREA)


Aduh-aduh... bete berkepanjangan kayaknya gue dari hari ke hari. Kenapa sih perasaan gue ini seperti sedang ditusuk jaruk beracun, nyerinya bikin ubun-ubun rasanya berdenyut dan hampir meledak, bikin mata jadi nggak fokus ngeliat, bikin otak jadi nggak bisa berpikir? Nggak tahu deh... Belakangan gue malah tambah gila, apalagi di dalam kamar kosan yang sempit dan mulai membosankan ini. Setiap kali yang gue lihat hanyalah meja belajar dengan wanita tercantik yang pernah ada di kamar gue ini: Eci. Dan selain itu? Hanya ada lemari lusuh, pintu kamar mandi bopeng, tembok yang bermotif lumut, dan kardus-kardus di atas kamar mandi yang kian hari kian banyak. Bosen...

Kalau dipikir-pikir, nggak enak juga ya hidup jauh dari keluarga? Kalau lagi ada masalah atau lagi galau kayak gini, nggak bisa melampiaskan kekesalan, kemarahan dan lain-lain. Apalagi sekarang (tepatnya empat bulan belakangan ini) kebiasaan gue teriak kalau lagi stress itu nggak bisa terealisasi karena gue nggak kenal siapa-siapa di kosan ini. Gue nggak bisa teriak-teriak kayak orang gila karena itu akan membuat orang-orang curiga kalau gue sedang diperkosa sama setan atau sedang nonton film kartun yang kelewat lucu.

Seharusnya menjelang liburan gini gue sudah packing, siap-siap buat pulang kampung dan menikmati liburan. Ketemu sama mama tercinta dan kakak-kakak juga ponakan. Aduh... kangen sama semuanya. Tapi sebenarnya kalau keluarga menurut gue nggak begitu gimana-gimana sih karena mau nggak mau satu setengah tahun terakhir ini memang harus jauh dari keluarga. Yang paling gue nggak bisa itu adalah jauh dari temen-temen sekelas di IKP.

Berasa banget deh kalau weekend itu gue ngerasa kayak orang bego di kamar. Mulut menganga, mata melotot, antara bangun dan tidak, antara sadar atau pingsan, antara hidup dan mati. Gue merasa weekend adalah hari dimana gue menjadi orang yang depresi karena nggak bisa ketemu sama temen-temen. Oh yeah, gue ngerasa ada yang beda di weekdays karena temen-temen sekelas di IKP. Walaupun gue tahu, ada beberapa dari mereka yang sedang marah sama gue karena kesalahan bodoh dan konyol gue beberapa bulan lalu, tapi gue tetep kangen sama mereka kalau weekend.

Belakangan ini, ide menulis cerita pendek, fanfiction atau niat melanjutkan proyek novel gue sedang tertunda. Hal itu dikarenakan pikiran-pikiran gue tentang sesuatu yang sebenarnya nggak penting, tapi selalu aja bikin gue kalah: cinta.

Ya... harusnya cinta itu justru bisa memotivasi gue buat lebih berkarya kan ya? Tapi ini malah bikin gue semakin depresi. Apa karena gue nggak bisa mendapatkan cinta itu karena orang yang gue suka itu udah punya pacar dan pacarnya itu sayang banget sama dia dan dia sudah bilang ke gue kalau dia nggak akan cari pilihan lain? Ya... bisa jadi karena itu. Pengalaman pacaran yang sama sekali nol membuat gue berpikir bahwa hidup ini nggak cuma sekedar makan, tapi juga stres karena pikiran-pikiran tentang cinta yang bahkan tersentuhpun tidak. Huff... Dunia memang aneh.

Gue inget percakapan gue sama salah seorang temen yang ketika gue tanya tentang hubungannya dengan pacarnya,

“Lo sayang ya sama dia?”
“Sayang...”
“Menurut lo, dia sayang nggak sama lo?”
“Sayang lah...”
“Tahu dari mana?”
“Karena dia nggak punya orang lain dan hatinya selalu terpaut sama gue...”
“Bener begitu?”
“Iyalah...”
“Kalau seandainya lo berjodoh sama dia dan akhirnya menikah, lo seneng nggak?”

Dia senyum-senyum kayak kodok lagi makan cicak bunting.

“Seneng nggak?”
“Seneng...” Jawabnya sok imut.
“Tapi kalau suatu ketika seandainya lo dan dia nggak berjodoh, dan harus berpisah karena perbedaan prinsip dan budaya, lo ikhlas nggak?”
“Kalau itu yang terbaik buat gue, kenapa nggak?”
“Kalau seandainya ada orang yang sayang sama lo dan dia bener-bener cuma punya lo di hati dia, lo mau nggak sama dia?”

Dia diam, nggak jawab.

Ya tentu saja... pertanyaan terakhir hanya terucap dalam hati. Hahahaha... Berasa gue kenal sama orang yang suka gitu sama temen gue itu sampe-sampe pertanyaan itu hampir keluar. Tapi emang sih, gue kenal orang yang sayang sama dia tapi nggak berani ngomong.

Dari situ gue belajar bahwa sebenarnya pacaran itu nggak cuma sekedar telepon dan SMS. Pacaran itu nggak cuma sekedar berganti status dari single ke taken. Tapi pacaran itu sesungguhnya adalah sebuah tahap penting menuju keseriusan. Temen gue itu misalnya, ketika gue mengajukan pertanyaan yang serius, masalah menikah contohnya, dia pasti akan menanggapinya dengan serius dan dengan wajah yang sumringah bahagia. Tapi ketika gue tanya soal masalahnya, berantemnya, mukanya pasti langsung kayak kodok lupa makan tiga hari. Temen gue itu punya komitmen, dan komitmennya itu direalisasikan dengan rasa cintanya ke pacarnya itu. Kalau gue bilang, dia adalah salah satu dari banyak cowok yang ternyata sedikit, yang mau berkorban banyak buat pacarnya. Ya... itu pujian terbesar dari gue.

Sekarang gue justru bingung sama postingan kali ini... sebenarnya ngomongin pacar, temen, labil, atau apa sih?

#mikir

#putusasa

Hmmm... mungkin lebih kepada curahan hati galau kali ya... Untung gue masih bisa nulis. Kalau nggak bisa, gue tabok tuh orang yang namanya Choi Siwon sama Lee Donghae *nggaknyambung*

Anneyong...

Gue merasa banyak yang curiga sama gue belakangan ini...

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  Juni (1)
      • So... Where Am I Now?
  • ►  2024 (5)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • 'Devil' Super Junior dan 10 Cerita yang Super Mubazir
  • Tutorial dan Cara Main Game Superstar SMTOWN
  • Mimpi Buruk
  • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
  • BoA: 'Disturbance' Music Video Review Saya!
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

ronisnowhere

Black-and-White-Minimalist-Coming-Soon-Instagram-Post-2

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes