Udah hampir dua bulanan di Lombok dan gue masih nggak ngerti sama tujuan hidup gue di sini sebenarnya apa. Lupa sama tujuan awal, keasyikan sama kegabutan-kegabutan yang nggak jelas ujungnya. Hmmm... untungnya sih masih ada kegiatan di radio walaupun kata beberapa orang malah kesannya jadi kayak kalong. Kalong... tapi emang iya sih, sebulan belakangan ini memang hidup gue hanya dihabiskan dari siang sampai pagi dan pagi sampai siangnya gue melayang indah bebas di alam mimpi. Sempat juga gue menyebutnya dengan Biduan... Sigh. Biduan kan biasanya gitu, kerja malem pagi tidur. Bahkan beberapa temen-temen di twitter selalu mempertanyakan hal itu. Sebenarnya gue ini manusia atau bukan sih? Kenapa kalo siang hilang kalo malem ribut?! Hmmm... Pertanyaannya simpel: gue Alien dari planet lain. Planet mana? Planet EXO. HAHAHAHA
*
Gadis itu menatap cincin yang sudah satu jam terakhir ada di tangannya hari ini. Bukan terpasang di jarinya, tapi diantara telunjuk dan ibu jarinya. Bingung. Apa yang harus dia lakukan pada cincin itu? Dia juga tidak tahu. Rasanya beberapa hari ini dia tidak enak makan. Tidak enak tidur. Penyebabnya adalah cincin itu. Atau... orang yang memberikan cincin itu lebih tepatnya. Apa rasanya mencintai tetapi tidak pernah bahagia bahkan sedikitpun? Oh tidak. Dia pernah bahagia. Dulu sekali (sebelum sebuah jarak akhirnya menghalangi mereka). Sampai-sampai dia lupa bagaimana rasanya. Banyak sekali keraguan yang menghantui pikirannya belakangan ini dan sepertinya semua itu juga berasal dari benda yang sama: cincin yang ditatapnya itu. Sebuah simbol komitmen yang sebenarnya telah lama pupus. Sudah lama tidak berarti lagi. Dan hari ini gadis itu sudah memutuskan untuk menghentikan semua omong kosong dan kebodohan ini. Sudah saatnya untuk berkata pada laki-laki itu bahwa dia sudah tidak ingin lagi menjalani apapun dengannya. Tapi... apakah dia akan sanggup? Laki-laki itu sudah seperti satu-satunya orang yang mengisi ruang hatinya selama beberapa tahun belakangan ini. Laki-laki itu sudah seperti sumber mata air yang bisa menyegarkan setiap kali dia merasa gerah dan kehausan. Laki-laki itu sudah seperti acara komedi di televisi yang selalu membuatnya tertawa (walaupun tidak bisa dipungkiri juga pada saat yang sama laki-laki itu juga selalu membuatnya menangis diam-diam beberapa waktu terakhir ini). Tapi ya... laki-laki itu adalah satu-satunya laki-laki yang dicintainya. Bagaimana mungkin dia akan meminta putus? Sanggupkah? Hanya saja rasa sakit ini sudah tidak bisa ditahan lagi... Bodoh rasanya jika terus dipertahankan.Sudah waktunya untuk memutuskan. Pikirnya.Gadis itu memasang kembali cincin itu ke jari manis sebelah kirinya. Semuanya masih bisa berubah. Dia berpikir begitu. Sebelum dia mengucapkan kata-kata perpisahan itu langsung dari mulutnya di depan laki-laki itu (yang kemungkinan sepuluh atau lima belas menit lagi akan ditemuinya) semuanya bisa saja berubah. Gadis itu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju sebuah tempat makan yang sepertinya sudah menjadi tempat yang wajib didatanginya dengan laki-laki itu. Tempat itu terlalu banyak kenangan. Dan sekarang apakah dia harus menuliskan catatan lain yang jujur saja menyakitkan di tempat yang menjadi favoritnya sepanjang masa? Apakah dia bisa melakukan itu?Dalam otaknya sekarang dia sudah bisa membayangkan bagaimana suasana ketika dia membuka pintu dan melihat laki-laki itu duduk di sebuah meja menunggunya. Sudah berapa lama mereka tidak bertemu sejak laki-laki itu memutuskan pergi dulu? Dua tahun? Tiga tahun? Entahlah... Menghitung semua waktu yang berlalu sama saja mengurai satu per satu rasa sakit itu lagi. Tapi, dalam pikirannya, laki-laki itu menyambutnya, tersenyum rikuh dan menyambutnya dengan segelas kopi hangat favorit mereka berdua.Gadis dan laki-laki itu kini duduk berhadapan. Hening sepersekian detik sebelum akhirnya laki-laki itu bertanya "Apa kabar?" dan gadis itu menjawab "Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?" kemudian laki-laki itu menjawab lagi "Aku juga baik-baik saja." lalu kemudian hening kembali. Biasanya gadis itu bukanlah tipe orang yang menanti seseorang untuk mengajaknya berbicara atau menunggu seseorang melontarkan sebuah topik pembicaraan yang menarik. Dialah yang biasanya memiliki ide dan sesuatu untuk dibicarakan. Tetapi kali ini rasanya dia tidak mau. Dia memaksa otaknya untuk meminta bibirnya agar tidak bicara satu patah katapun. Dia ingin melihat sebesar apa keinginan laki-laki itu untuk mempertahankan hubungan ini. Dia ingin tahu bagaimana perasaan laki-laki itu terhadapnya kini.Hening cukup lama. Kalau saja ponsel laki-laki itu tidak berdering saat itu suasana akan tetap rikuh (meskipun suara dering ponsel itu tidak mencairkan suasana sama sekali tetapi semakin membuat gadis itu kesal). Gadis itu tidak membahas apapun soal ponsel ataupun meminta laki-laki itu untuk menjawab teleponnya kalau memang itu telepon ataupun membalas pesan singkatnya kalau memang itu pesan singkat. Dia benar-benar tidak mau bicara sepatah katapun. Dia sudah lelah memulai. Dua atau tiga tahun belakangan ini sepertinya semua yang ingin dimulainya kembali seperti diabaikan. Kini giliran laki-laki itu untuk memulai apapun yang terjadi. Atau paling tidak kalau dia mau mengakhirinya saat ini juga, dia seharusnya mengatakan itu daripada harus menggantung seperti ini karena gadis itu sudah siap apapun yang terjadi pada hubungan akhir mereka ini.Cangkir kopi itu disentuhnya meskipun tidak ada sedikitpun keinginan untuk menyesap isinya walaupun itu adalah minuman kesukaannya. Dia bersumpah, lebih lama lagi dia duduk di tempat itu dia akan menangis lalu pergi dari tempat itu berurai air mata. Tapi pentingkah? Sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Jadi ayolah, hey laki-laki di depanku! Katakan sesuatu... Ataukah aku yang harus mengatakannya terlebih dahulu? Kalau begitu baiklah...Dia baru saja akan mengatakan sesuatu, gadis itu, ketika semua memori tentang kebersamaan mereka menyerbu pikirannya seperti ribuan semut yang menyerang sebongkah black forest yang ditinggalkan begitu saja di atas meja makan. Tawa itu, bahagia itu, pelukan itu, genggaman tangan itu, semuanya tiba-tiba saja melayang-layang di depan matanya bagaikan ribuan gelembung-gelembung sabun ajaib yang entah bagaimana berubah fungsi menjadi proyektor dan menampilkan semua kenangan masa lalu itu.Jika dia mengatakannya saat ini, untuk menyudahi hubungan ini, lalu bagaimana dia? Bagaimana dia bisa menghapus semua kenangan yang baru saja kembali di bawa oleh gelembung sabun khayalannya sendiri yang sialan itu? Bagaimana bisa dia melupakan laki-laki ini? Butuh berapa lama dia untuk bisa menghapus semuanya? Satu tahun? Dua tahun? Selamanya? Dia yakin akan sulit. Walaupun... ponsel yang berdering tadi itu sudah bisa jadi bukti jelas bahwa laki-laki itu akan melupakannya sedetik setelah dia mengatakan kata-kata 'ajaib'-nya nanti."Sudah cukup. Kita sebaiknya sudahi semua ini."Kurang lebih begitukah? Atau kalimat itu terlalu sederhana? Sederhana, mungkin, tapi mengucapkannya seperti menelan ratusan pil sakit kepala dalam satu waktu. Sulit.Entah dia sadar atau tidak tapi baru saja dia mengucapkan kalimat itu (OH TUHAN BAGAIMANA MUNGKIN DIA BISA?) dan... tak ada kalimat lain lagi yang meluncur dari bibirnya ataupun laki-laki itu. Itu artinya dia berhasil? Semua ini sudah berakhir? Hanya begitu sajakah?Otaknya memerintahkan tubuhnya untuk bangkit dan tangan kanannya terjulur ke arah laki-laki itu. Menawarkan sebuah jabatan tangan. Untuk apa? Tanda persahabatan? Ataukah sebuah persetujuan? Tapi laki-laki itu menjabatnya dalam diam dan gadis itu melangkah pergi sebelum akhirnya semuanya buyar dan dia sadar dia berada di depan sebuah pintu yang butuh dibuka untuk dapat masuk. Dia melihat laki-laki itu menunggu di dalam, duduk di depan sebuah meja dengan dua cangkir kopi panas yang tersedia di atasnya. Ketika gadis itu masuk, laki-laki itu menyambutnya dengan tersenyum. Gadis itu bisa bernapas lega sekarang dan berharap semua isi kepalanya tadi tidak akan pernah menjadi sebuah kenyataan. Dia hanya mencintai laki-laki itu. Hanya dia. Satu-satunya.
Pernah merasakan terpaan band-band melayu Indonesia yang sangat intens beberapa tahun yang lalu? Yes. Disaat musik Indonesia udah bangkit pas jaman-jaman ST12 masih belom bubar, ada banyak sekali kemudian band-band yang mengusung musik melayu juga ikut tumbuh kayak jamur di musim hujan. Walaupun sekarang entahlah mereka kemana gue juga nggak tahu. Tapi bersyukur juga sih, paling nggak musik pop Indonesia nggak krisis identitas. Menurut gue kalo emang lo mau jadi band dangdut, kenapa gak dangdut aja sekalian sih kayak Ridho Rhoma? Kenapa harus setengah pop setengah dangdut? Justru itu lebih annoying. Since I love dangdut dan gue merasa pop-melayu itu agak mengganggu.
Kenapa pembukaannya begini? Hehe karena sama hal-nya dengan kejadian di Indonesia beberapa waktu lalu, sekarang juga di Korea lagi banyak banget jamur-jamur musim hujan yang menjelma menjadi boygrup dan girlgrup. Nah sekarang kenapa postingannya bukan SMTOWN? Hmm... Sebut saja karena gue akan memulai untuk mencoba memerhatikan rookie dan juga grup dari manajemen lain. Hehehe sekalian ini gue kemaren berencana buat magang di sebuah majalah dan gue dikasi tugas buat bikin artikel tentang idol yang belom ke-ekspose akhirnya gue bikin aja C-Clown (walaupun kemudian malah disuruh bikin profile Suju. Kurang terekspose apa lagi coba Suju? Dan gue belom kerjain. ASTAGA LUPA!)
Mungkin banyak juga yang bertanya, kenapa harus C-Clown? Kenapa gak BAP aja yang udah beneran keren atau BTOB yang kemaren ke Indonesia? Kenapa harus C-Clown?
Jawabannya: Gak tahu. Gue juga nggak tahu kenapa pilihan gue kemaren jatuh ke C-Clown. Tapi kalo kalian memahami konsep Tuhan Maha Tahu dan Tuhan Akan Menunjukkan Jalan Terbaik, nah menurut gue inilah jalan terbaik. Kkk~
Nah, C-Clown ini sebenarnya apa sih? Badut yang jualan vitamin C atau apa? Hmmm... Kalau misalnya kalian liat teaser foto mereka mungkin yang akan kebayang adalah "Ah sama aja paling sama boygrup kebanyakan... Gaya-gaya nya maen kotor kayak di Warrior-nya BAP kemaren." Gue juga mikir gitu pada awalnya. FYI aja gue termasuk orang yang setia (atau bisa dibilang males buat berpindah ke lain hati--sama aja monyong) sama satu entertainment. Ketika gue udah suka SM, maka gue akan mencari tahu banyak tentang SM. Walaupun kemarin sempat heboh NU'EST juga (DAN GUE BARU LIAT PERFORM MEREKA DI INKIGAYO DAN ITU KEREN YA ALLAH REN CANTIK--LUPA DIRI) tapi jiwa raga gue tetep buat SM. Tapi ada yang pernah bilang kalo misalnya berkutat di SM doang jadi nggak berkembang. Nggak memperhatikan bibit bibit yang baru tumbuh. Nah akhirnya gue coba kulik-kulik deh ini si badut-badut C-Clown. Dan pas gue dengerin lagu mereka, lumayan bagus dan kalo dibilang sama kayak yang lain, iya, tapi ada beda. Sedikit.
*
Kenapa pembukaannya begini? Hehe karena sama hal-nya dengan kejadian di Indonesia beberapa waktu lalu, sekarang juga di Korea lagi banyak banget jamur-jamur musim hujan yang menjelma menjadi boygrup dan girlgrup. Nah sekarang kenapa postingannya bukan SMTOWN? Hmm... Sebut saja karena gue akan memulai untuk mencoba memerhatikan rookie dan juga grup dari manajemen lain. Hehehe sekalian ini gue kemaren berencana buat magang di sebuah majalah dan gue dikasi tugas buat bikin artikel tentang idol yang belom ke-ekspose akhirnya gue bikin aja C-Clown (walaupun kemudian malah disuruh bikin profile Suju. Kurang terekspose apa lagi coba Suju? Dan gue belom kerjain. ASTAGA LUPA!)
Mungkin banyak juga yang bertanya, kenapa harus C-Clown? Kenapa gak BAP aja yang udah beneran keren atau BTOB yang kemaren ke Indonesia? Kenapa harus C-Clown?
Jawabannya: Gak tahu. Gue juga nggak tahu kenapa pilihan gue kemaren jatuh ke C-Clown. Tapi kalo kalian memahami konsep Tuhan Maha Tahu dan Tuhan Akan Menunjukkan Jalan Terbaik, nah menurut gue inilah jalan terbaik. Kkk~
Nah, C-Clown ini sebenarnya apa sih? Badut yang jualan vitamin C atau apa? Hmmm... Kalau misalnya kalian liat teaser foto mereka mungkin yang akan kebayang adalah "Ah sama aja paling sama boygrup kebanyakan... Gaya-gaya nya maen kotor kayak di Warrior-nya BAP kemaren." Gue juga mikir gitu pada awalnya. FYI aja gue termasuk orang yang setia (atau bisa dibilang males buat berpindah ke lain hati--sama aja monyong) sama satu entertainment. Ketika gue udah suka SM, maka gue akan mencari tahu banyak tentang SM. Walaupun kemarin sempat heboh NU'EST juga (DAN GUE BARU LIAT PERFORM MEREKA DI INKIGAYO DAN ITU KEREN YA ALLAH REN CANTIK--LUPA DIRI) tapi jiwa raga gue tetep buat SM. Tapi ada yang pernah bilang kalo misalnya berkutat di SM doang jadi nggak berkembang. Nggak memperhatikan bibit bibit yang baru tumbuh. Nah akhirnya gue coba kulik-kulik deh ini si badut-badut C-Clown. Dan pas gue dengerin lagu mereka, lumayan bagus dan kalo dibilang sama kayak yang lain, iya, tapi ada beda. Sedikit.
*
*
Author's Pick
Bucin Usia 30
Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories
Podcast ngedrakor!
Podcast KEKOREAAN
#ISTANEXO

My Readers Love These
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.