Dalam kurun waktu satu bulan gue pernah ngomong kalimat ini ke empat orang yang berbeda. Yang pertama gue lupa antara temen deket atau kenalan di pinggir jalan yang nggak sengaja ngobrol karena kita punya baju yang sama-sama berlogo EXO. Yang kedua temen kantor gue. Yang ketiga Dimas, mantan member cover dance grup yang pernah gue idolakan. Yang keempat salah satu orang asing yang kenal di media sosial.
Gue sama sekali nggak pernah ke tempat itu. Walaupun buat sebagian orang mungkin kayak “Ngapain sih?” “Males ah. Panas pasti.” Dan sebagainya, tapi kalau gue udah penasaran maka gue pasti akan mengusahakan supaya rasa penasaran gue itu bisa terobati. Sebelum gue ke sana langsung dan melihat sendiri seperti apa kondisi lokasinya, gue nggak akan percaya apa kata orang. Dan kalau ada yang nanya “Lo ngapain sih ke sana?” ya gue akan jawab “Ya mau lihat kapal. Emang mau ngapain lagi.” Dan kalau ada yang bilang “Panas ah!” ya gue akan jawab “Kalo pelabuhan di Jakarta adem berarti udah mau kiamat.”
Sudah hampir empat tahun gue tinggal di Jakarta dan ada banyak tempat yang belum pernah gue datengin. Pelabuhan Sunda Kelapa mendadak muncul di kepala gue karena gue pengen punya foto kapal besar di Instagram. Dan akhirnya gue pun jadi ke sana bareng sama Dimas, orang ketiga dalam paragraf pertama yang mendengarkan keinginan gue itu. Beruntung Dimas mau dan bawa motor juga kamera bagusnya.
Beberapa hari setelah itu mendadak temen satu meja gue, Sean, ngajakin jalan-jalan ke museum di Jakarta. “Wah seru juga sih. Gue nggak pernah soalnya.” Gue menanggapi dengan antusias. Kebetulan itu lagi pekan-pekan liburan Natal dan Tahun Baru. Walaupun sebenarnya gue nggak dapet libur sama sekali karena masih pegawai baru, tapi kondisi ketika bos besar gue sedang tidak ada di tempat ini membuat kehidupan gue jadi sedikit luang dan menyenangkan. Antusiasme gue itupun disambut dengan sigap oleh Sean. Dia langsung browsing-browsing museum yang bisa dikunjungi di Jakarta.
Mulai dari Museum Nasional sampai Museum Layang-layang masuk ke itinerary kita. Rencananya sih kita mau pergi pas malam tahun baru. Setelah enam atau tujuh lokasi museum sudah ditulis, tiba-tiba Sean random aja bilang pengen ke Sea World.
“Eh yaudah! Ke Sea World aja!” yang ini bener-bener nggak bisa ditolak. Walaupun gue sudah tahu kalau harga weekend itu akan mahal, tapi yang ini nggak bisa ditolak.
Ok. Ini sebenarnya gue cuma kangen
sama kerjaan lama gue. Dan rasa kangen itu makin menjadi-jadi jelang akhir
November ini. Alasannya, akhir November tahun lalu adalah momen ketika gue
akhirnya bisa terbang ke Seoul untuk liputan dan semuanya dibiayai kantor dan
sponsor. Mulai dari tiket pesawat, akomodasi untuk dua hari pertama dan uang
saku semua dikasih.
Itulah kenapa sebenarnya gue berat
meninggalkan kerjaan itu waktu pindah ke tempat baru. Karena, men, kalo gue
nggak jadi wartawan mungkin gue nggak akan bisa melakukan semua itu dengan
cuma-cuma. DAN INI KE KOREA! I MEAN, NEGARA IMPIAN ANAK KPOP ALAY KAYAK GUE!!!!
Dan sebagai blogger, setelah kerjaan
kelar gue pasti akan tulis di sini pengalaman-pengalaman gue selama di sana.
Mulai dari pertama datang, kerjaannya, sampai jalan-jalan random-nya. ‘Finally,
Seoul!’ itulah yang gue pilih sebagai judul dari serial perjalanan pertama gue
ke Korea Selatan ini. Dan sampai sekarang masih berlanjut karena gue belum
sempat menyelesaikan semua posting-annya. Sekarang sudah episode 12 apa 13 ya? Gua
lupa wkwkkw
Pengalaman pertama selalu
mengesankan. Makanya gue selalu tulis apapun yang jadi pengalaman pertama gue
di blog ini. Karena cerita setelah itu biasanya kan pengulangan dan nostalgia. Kecuali
kalau misalnya gue kembali lagi ke sana dan kemudian gue ketemu sama Suho atau
IU… beda lagi urusan.
Tapi pertanyaannya, kapan bisa balik
lagi ke sana?!
Gue sedang sibuk nyuci beras untuk dimasak besok paginya waktu malam 31 Oktober kemaren. Kebetulan memang gue sudah sampai kosan dan beberapa hari terakhir gue ngerasa punya kewajiban lebih untuk semua urusan “rumah tangga” kayak nyuci perabotan masak dan makan sampai nyuci beras. Gue lagi ada dalam mode “gak mau ngerepotin temen sekamar”. PFT. Oke mungkin informasi ini nggak terlalu penting untuk lo baca tapi malam 31 Oktober itu gue bener-bener lupa kalau CBX mau rilis MV.
EXO mungkin satu-satunya grup yang bikin gue rela buang-buang kuota internet cuma buat streaming MV baru mereka. Tapi malam itu bener-bener pikiran gue isinya cuma nyuci perabotan, nyuci beras, kemudian tidur. Sesimpel itu. Padahal di kantor sorenya gue udah kayak niatin “Apa gue nunggu aja ya jam 10 baru balik?”
Karena biasanya waktu di kantor lama—yang jaraknya cuma 2 menit ke kosan—gue selalu melakukan ini. Gue akan nunggu sampai jam 10 di kantor dan kemudian spazzing sampai jam 12 malam lalu sholat isya dan balik ke kosan sekitar jam 1 pagi. Terus nanti kembali lagi ke kantor jam 9 untuk bikin berita kalo EXO rilis MV semalam.
Cuma karena sekarang jarak kantor dan kosan 40 menit, dan naik TransJakarta di malam hari itu bukanlah ide yang menyenangkan (but they’re getting better now!) jadi yaudah. Gue pikir streaming di kosan aja. 100 MB cukuplah buat MV dan album. Sayangnya karena sibuk dengan urusan perkakas kehidupan dan beras, gue lupa banget.
Gue baru inget pas udah mau tidur. Dalam kondisi badan yang sudah letih, mau spazzing juga jadi males. Dan yaudah abis itu ketiduran. Baru paginya di kantor gue bener-bener nyimak MV-nya. Dan baru sadar kalau…