• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron
Oh yeah, gue nggak tahu dua hari ini gue kenapa. Rasanya seperti ada sesuatu di dalam diri gue yang memaksa untuk keluar, tapi gue nggak tahu itu apa. Emosi, yang jelas itu emosi. Hanya saja entah itu bahagia? Sedih? Senang? Gila? Gue sendiri nggak tahu. Pasti ada sesuatu yang orang itu tinggalkan di kamar ini sampai-sampai gue jadi kayak orang gila begini. Bayangin aja, gue sampe nggak niat buat nulis satu kata pun di tugas BIMTV gue. Itu parah loh! Padahal awalnya gue semangat banget nih sama ini tugas. Apalagi ngomongin soal sinetron. Tapi sekarang kenapa gue jadi agak males gini ya? (Kata agak disini mengesankan gue anak yang rajin banget sih? Oke gue ralat: gue emang males)

Apa ya yang bikin gue jadi nggak jelas gini? Apa iya karena masalah perasaan gue ke orang yang gue panggil Barat itu? Masa sih? Perasaan kemaren-kemaren gue biasa aja sama dia. Serius deh... Nggak ada hal-hal yang bikin gue jadi muak sama diri gue sendiri kayak gini. Nggak ada hal-hal yang bikin gue jadi banyak makan gorengan, suka minum minuman keras (bohong banget yang ini, sumpah nggak pernah, paling banter GreenSand)... Kayaknya ini deh yang bikin jerawat di jidat gue jadi tambah banyak. Perasaan yang terlalu dalam, terlalu lama di pendam. Tapi yang gue heran, KENAPA MESTI SAMA ORANG ITU?!

Gue mulai khawatir dengan masa depan gue. Dengan eksistensi diri. Sumpah kayak anak SMA aja. Gue mulai khawatir dengan kehidupan anti-sosial gue. Gue mulai khawatir dengan krisis percaya diri berkepanjangan gue. Gue mulai khawatir dengan kemalasan gue. Oh Tuhan... jangan sampai... Gue berniat membuat sesuatu yang besar suatu saat nanti, tapi itu bahkan nggak gue mulai rintis dari sekarang. Kenapa deh? Apa sih yang sebenarnya gue pikirin? Aduh... gue juga nggak tahu... Kenapa gue harus MALES begini sih aah... #meratapinasib...

Oke. Oke... sekarang, seperti yang gue tulis di status FB pagi ini, udah bukan saatnya untuk stress karena suatu keinginan yang nggak kesampean. Itu jaman dulu... jamannya gue jadi anak labil SMA. Sekarang adalah saatnya menghadapi apa yang ada di depan. Menghadapi realita. Iri boleh, tapi jangan diratapi kan? Kalau teman kita mendapatkan suatu hal yang besar dalam hidupnya, memperoleh pencapaian dalam hidupnya, jadikan lah motivasi, jangan iri tapi cuma nangis di pojokan ruangan... Mimpi itu dibuat untuk dikejar kan? Dan sekarang kan sudah ada mimpi, tinggal dikejar, odonggg... Ayo, kelarin ujian ini, pulang kampung, nulis cerpen lagi, jadi penulis itu nomor satu di catatan cita-cita, jadi kejar!

SEMANGAT!


P.S.   : Ada yang tahu tempat cuci otak dimana?
P.P.S : Sori warna ini mengganggu, tergantung emosi kayaknya... (berasa duyung)
Yaah, otak ini bener-bener deh ya, kalo di kamar kosan, bawaannya kepikiran mulu sama tuh orang. Grrr.... Kadang-kadang kesel juga sih karena jelas-jelas orang itu, yang gue suka itu, nggak punya perasaan apa-apa sama gue. Ya kan? Ya... karena dia itu temen gue dan dia juga anggep gue sebagai temennya dia. Cuma... kesan pertama waktu itu loh, waktu pertama kali gue ngeliat dia, waktu kita ketemu lagi setelah kepisah beberapa hari liburan, itu bikin sesuatu di hati gue seperti, DOR! Dan sampai sekarang masih terasa setiap kali sama dia. Hahaha... terkadang perasaan itu lucu tapi terkadang nyebelin juga. Ada kalanya gue bener-bener punya keyakinan bahwa gue harus lupain orang itu karena nggak ada gunanya dipikirin, tapi ada kalanya gue malah merasa kalau ada dia, maka gue akan selalu gila dan tertawa dan itu gue syukuri karena susah sekali untuk tertawa akhir-akhir ini.

Gue nggak tahu sampai kapan dia bisa tahan dengan kelakuan gue yang terkesan (atau memang? Gue ngerasa gitu) berlebihan kalau deket sama dia. Gue suka lewat bates, suka nggak kontrol diri deh. Misalnya kayak tiba-tiba gue nyentuh tangan dia gitu? Kayak misalnya gue ketawa lebay terus pake-pake jatuhin kepala ke pundak dia gitu? Lebay... Dan entah kenapa sebelumnya nggak kepikiran kalau itu berlebihan, malah kepikirannya setelah beberapa jam berlalu. Dan setelah itu pasti gue langsung membenturkan kepala ke dinding kayak Dobby dan teriak, “Bad Ronzzy! Bad Ronzzy!” Hahahaha...

Sebenarnya apa sih gunanya gue suka sama dia? Cuma bikin capek perasaan doang... Toh selama ini gue juga dianggap teman dan dia juga sudah punya pacar bukan? Lalu apa yang gue harapkan?

Gue suka sama dia, ya memang, tapi nggak ngasi harapan ke gue, lalu?

Well, hidup ini ribet ... Ujian ribet ... Gue pengen cuci otak dan sedikit amnesia. Andai saja obliviator itu ada...

Cih~ ribeet hidup gueeee~

Good night everyone, the time is 1.46 AM. Haha... Gue baru bangun jam sepuluh malem tadi dan sadar kalau belom makan malem, pantesan dalam mimpi gue makan pizza banyak banget dan makan burger rasa stroberi. Well, yeah, hanya mimpi... Setelah keluar makan dan menuju warteg favorit gue, ya elah, ternyata tutup, sampai akhirnya perjalanan gue berakhir di Chinese Food yang sama dan memesan nasi goreng korned yang ternyata sangat asin dan tidak ada korned nya sama sekali melainkan kebanyakan bumbu mi goreng sedap plus kriuk-kriuknya. PALSU!

Dan akhirnya gue kembali ke kamar tercinta di D5 ini dengan menggenggam tiga buah gorengan. Aish! Sebenarnya gue sudah mau mengurangi kebiasaan makan gorengan ini karena menyadari minyaknya sangat membuat jerawat di jidat gue semakin menjadi-jadi. Tapi oh tapi... Entah kenapa gue nggak bisa mengalihkan pikiran gue dari abang-abang gorengan itu... Entah kenapa setiap kali gue selesai makan dan kembali menuju kosan, abang-abang gorengan selalu menebarkan pesona piscoknya dan membuat gue harus membeli piscok itu... Oh abang gorengan... betapa kejamnya dirimu... untung piscoknya enak dan akhirnya semua itu berakhir di usus besar gue.

Hari ini cukup mengesankan, ujian DDL eh? Yaah... sangat mengesankan. Gue sudah belajar banyak di DDL selama satu semester ini. Belajar untuk tidak memerhatikan dosen, belajar untuk makan di kelas, belajar untuk tertidur di tengah pelajaran, belajar untuk menjadi sesat. Dan hari ini, semua berakhir di tiga halaman lembar jawaban yang gue tulis dengan font super gede dan spasi berlebihan. Yah, semoga bapak Apipudin puas dengan jawaban sesat gue.

Dan, hey, beberapa waktu yang lalu gue mengcopy film dari flashdisk abang Ryan Hasri, judulnya Despicable Me. Awalnya nggak ngeh itu film apa, tapi ternyata gue pernah dapet poster filmnya di sebuah majalah yang gue beli. Dan malam ini, karena nggak jadi nonton film porno (LOL, agennya batal dateng, padahal gue sudah menyandera jaketnya) gue akhirnya nonton Despicable Me dan TIDAK KECEWA! Filmnya bagus dan ngena' banget. Walaupun hanya film animasi semacem Toy Story, tapi ada kesan yang ditinggalkan setelah menonton film ini.

Poster Film Despicable Me
Filmnya bercerita tentang seorang Dr. Gru yang bercita-cita untuk menjadi The Great Villain ever. Dia adalah seorang ilmuwan yang genius. Dia menciptakan banyak robot-robot kecil bermata satu dan dua yang digunakannya untuk mewujudkan keinginan terbesarnya: MENCURI BULAN. Ya... Dr. Gru berniat untuk mencuri bulan karena beberapa waktu belakangan ini muncul seorang penjahat yang tidak diketahui namanya, telah mencuri Piramid di Mesir. Dr. Gru berencana mencuri bulan, tetapi dia butuh uang untuk membuat sebuah roket. Akhirnya dia mendatangi sebuah Bank yang memang khusus untuk para penjahat untuk meminjam uang sebelum melakukan kejahatan. Dia melakukan presentasi mengenai rencananya mencuri bulan dengan menggunakan sebuah alat semacam senter pengecil milik Doraemon. Sayang sekali presentasi mengagumkan Dr. Gru ditolak oleh Perkins si direktur Bank karena Gru belum memiliki alat pengecil itu. Akhirnya Dr. Gru menyusun rencana untuk mencuri alat pengecil itu dari sebuah laboratorium rahasia milik seseorang yang tidak disebutkan namanya. Ketika dia sudah mendapatkan alat pengecil itu, sayang sekali alat itu justru dicuri oleh seseorang bernama Vector yang ternyata adalah orang yang mencuri piramid itu.

Vector juga ingin mencuri bulan, seperti halnya Gru karena dia juga ingin menjadi The Great Villain. Akhirnya mereka berdua menjadi saingan. Gru berusaha untuk mengambil alat pengecil itu dari rumah Vector, hanya saja rumah Vector dilindungi oleh peralatan-peralatan canggih yang dikontrolnya dengan sebuah remote control. Bahkan ruang televisi Vector berlantai kaca dan di bawahnya ada sebuah akuarium berisi ikan Hiu.

Suatu hari, Dr. Gru memergoki tiga orang anak perempuan yang tinggal di rumah yatim piatu berjualan kue ke rumah Vector dan ternyata Vector sangat menyukai kue-kue itu. Gru yang sangat kesulitan untuk masuk ke kediaman Vector tercengang melihat anak-anak itu dengan mudahnya masuk ke rumah Vector dan menjual kue. Akhirnya Gru mendapat ide. Dia memutuskan untuk mengadopsi anak-anak itu dengan rencana bahwa mereka akan dimanfaatkan untuk menjual kue ke rumah Vector. Kue itu sendiri adalah kue robot yang dibuat sendiri oleh Gru dan seorang professor sahabatnya. Kue robot itulah yang membantu Gru mendapatkan alat pengecilnya.

Kehadiran anak-anak perempuan itu di rumah Gru membuat suasana berbeda. Gru yang pada masa kecilnya selalu diremehkan oleh ibunya, tidak pernah dihargai karyanya, membuat dia agak kasar dan sedikit jahat ke anak-anak itu. Tapi sebenarnya jauh di dalam hatinya dia adalah laki-laki yang sensitif, yang selalu sedih jika mengenang masa kecilnya. Gru tidak pernah suka anak-anak itu mengganggu hidupnya, bahkan dia mengadopsi merekapun hanya karena ingin memanfaatkan mereka. Tapi pada hari dimana Gru berhasil mendapatkan alat pengecil itu, anak-anak perempuan yang pada awalnya tidak menyukai Gru karena tidak pernah bertindak sebagai ayah yang baik, mengajak Gru untuk mengunjungi sebuah taman bermain. Di sana, Gru memiliki rencana untuk meninggalkan mereka dan melepas tanggung jawabnya sebagai ayah angkat, tetapi dia gagal. Dan ada satu adegan di mana Gru berjuang mendapatkan sebuah boneka Unicorn untuk anak paling bungsu, dan itu membuat anak-anak itu menyukai Gru dan simpati pada ayah angkatnya.

Ketika Gru sudah mendapatkan alat pengecil itu, dia kembali melakukan presentasi pada Perkins di pemilik Bank Kejahatan untuk mendapatkan pinjaman uang agar bisa membuat roket. Perkins terkejut sekali ketika tahu Gru memiliki alat pengecil itu. Tapi dia tidak mengabulkan permintaan Gru. Perkins yang ternyata adalah ayah Vector, menyuruh Vector mencuri alat pengecil itu dan melanjutkan misi Gru untuk mencuri bulan dan menjadi The Great Villain ever.

Gru tahu dia sudah tidak punya uang lagi, sudah tidak ada lagi biaya untuk membuat roket. Tiba-tiba anak paling bungsu (sumpah gue baru nonton tapi gue lupa namanya) ngasi celengan babi ke Gru dan disana ada uang beberapa dolar berbentuk koin. Akhirnya dengan semangat dari anak-anak itu, robot-robot bermata satu dan dua ciptaan Gru juga menyumbangkan uang-uang mereka, Gru bahkan menjual apapun yang ada di rumahnya agar dia bisa mewujudkan impiannya membuat roket dan mencuri bulan. Sejak saat itu, Gru menjadi lebih perhatian pada anak-anak angkatnya. Dia bahkan membacakan dongeng sebelum tidur untuk mereka yang sebelumnya tidak pernah dia lakukan. Gru memasak sarapan dan melakukan apa yang seharusnya seorang ayah lakukan pada anaknya. Itu membuat anak-anaknya merasa sangat bahagia saat itu.

Sampai pada suatu hari, rencana mencuri bulan akan dilaksanakan ternyata bertepatan dengan hari dimana anak-anak angkat Gru mengadakan Recital untuk Balet mereka. Gru merasa bimbang, di satu sisi dia tidak ingin menggagalkan rencana mencuri bulan yang sudah lama disusunnya, tapi di sisi lain dia tidak ingin mengecewakan anak-anaknya. Tapi professor yang menjadi sahabat Gru itu meyakinkannya bahwa perhatiannya tidak boleh teralih dan dia harus fokus. Bahkan professor itu datang ke panti asuhan tempat anak-anak itu dulu ditampung dan meminta pihak panti untuk mengambil mereka kembali. Gru merasa sedih, sebenarnya, tetapi dia tidak bisa apa-apa. Dan akhirnya rencana mencuri bulan itu dijalankan, bersamaan dengan Recital Balet anak-anak.

Gru berhasil menuju Bulan, menembakkan alat pengecil dan mengecilkan ukuran bulan lalu membawanya kembali ke bumi. Ketika dia kembali ke bumi, dia ingin sekali mengejar waktu Recital Balet anak-anaknya, dan pada saat yang sama, Professor sahabat Gru menemukan sesuatu yang aneh dan berbahaya untuk Gru dan juga Bulan yang sudah mengecil itu. Ternyata, alat pengecil itu tidak mengecilkan benda secara permanen. Hal itu terbukti dari robot ciptaan Gru yang menjadi kelinci percobaan kembali ke ukuran yang semula. Dan ternyata, semakin besar ukuran benda yang dikecilkan oleh alat itu, semakin cepat pula proses pembesarannya. Gru berada dalam masalah, dia harus segera mengembalikan bulan ke tempatnya semula agar tidak terjadi masalah di bumi.

Ketika Gru tiba di tempat Recital dan kabar bahwa alat itu tidak permanen belum sampai padanya, anak-anak sudah selesai denan Recital mereka dan diculik oleh Vector. Gru langsung berangkat ke tempat Vector dan menyelamatkan anak-anaknya. Pada saat itulah Bulan yang mengecil mulai membesar dan membesar. Vector pada awalnya tidak menyadari itu sementara Gru berusaha mengejar Vector yang kabur dengan pesawat. Gru menggelantung di pesawat Vector, tapi tidak lama dia terjatuh persis di dalam pesawat yang professor sahabatnya itu kendarai. Ya, gue inget nama professor itu Dr. Nefario. Dan nama anak-anak itu Margo, Edith dan Agnes yang paling bungsu. Lanjut ke cerita (labil), jadi di pesawat itu Dr. Nefario memberitahu bahwa alat pengecil itu tidak permanen. Itu artinya Margo, Edith dan Agnes berada dalam bahaya karena mereka bersama Vector dan Bulan ada di pesawat Vector. Gru mencoba menyelamatkan Margo, Edith dan Agnes dengan membuka paksa pintu pesawat Vector dan ketiga anak itu berhasil di selamatkan sementara Vector terbawa ke luar angkasa bersama Bulan. Dan semua berakhir, Bulan kembali ke tempatnya semula.

Akhirnya, Gru menjadi ayah yang baik untuk anak-anaknya, dan ini adalah bagian yang paling gue suka. Gru mau membacakan dongeng sebelum tidur dan memberikan kecupan selamat malam. What a real Dad!

Menurut gue, film ini bagus, karena ada nilai kebaikan yang benar-benar nyata dari seorang penjahat. Dia menemukan makna dari keceriaan dan kebahagiaan dan bahwa mendapatkan sebuah BULAN pun, tidak akan bisa menyamai kebahagiaan ketika dia bersama dengan ANAK-ANAKNYA. Wow... agak dalem ya kayaknya... Terlebih lagi buat gue. Hahahaha...

Kemudian, gue berpikir satu hal, bahwa tidak penting sehebat apa kita, tidak penting seberani apa kita, tidak penting sesuper apa kita, semua itu tidak akan ada gunanya, tidak akan ada artinya, ketika kita tidak bahagia, ketika kita tidak bisa tersenyum, ketika kita tidak punya teman...

Dan lalu gue sadar, bahwa arti seorang teman itu sangat penting. Mungkin memang kita tidak bisa berbuat banyak untuknya, sesuatu hal yang nyata untuk dia rasakan misalnya, tetapi dengan dukungan kita, dengan semangat yang kita berikan, setidaknya itu sudah cukup membuat mereka merasa bahwa mereka memiliki seseorang yang memerhatikan mereka, right?

Gue, termasuk orang yang tidak bisa apa-apa. Gue nggak hebat dalam pelajaran, dan gue termasuk orang yang malas untuk begini malas untuk begitu. Tapi ketika teman gue mendapatkan sebuah kesempatan untuk menjadi seorang penyiar radio di radio kampus, gue sebisa mungkin akan memberikan dia semangat, memberikan dukungan semampu  gue, karena buat gue, kalau teman gue bisa meraih mimpinya lebih jauh dari gue, maka gue akan sangat bahagia apalagi kalau dia menerima dukungan gue dengan baik.

Dan satu hal yang gue ambil dari film Despicable Me ini (walaupun curhatan diatas kayaknya nggak nyambung, tapi yaudahlahyaaa) bahwa sejahat apapun seorang ayah buat kita, dia tetap punya hati dan sayang pada kita. Well, mungkin sekarang bokap gue sedang mati, kehilangan akal pikirannya, tapi gue yakin jauh di lubuk hati dia, dia masih sayang sama gue. Sebenarnya gue kangen sama dia dan selalu pengen nangis kalau mengingat bahwa gue nggak pernah punya kenangan manis sama dia, tapi there is nothing I can do about it, right? Semuanya akan berjalan baik dan semuanya akan berakhir suatu saat nanti... Dan suatu saat nanti, gue akan tersenyum bersama dia seperti Margo, Edith dan Agnes tersenyum bersama Gru.

-Gru (belakang), Edith, Agnes, Margo-

Hello world... Hari ini adalah UAS hari ke dua buat FISIP-KOMUNIKASI-Industri Kreatif Penyiaran. Ada dua mata kuliah hari ini yaitu Manajemen Stasiun TV dan Pengantar Antropologi. Oke, kemaren dan kemaren dulu gue udah belajar MSTV dan malam ini belajar antrop, sampai akhirnya gue membaca tweet dari @official_md yang ngasih tahu kalau beberapa poster promo sinetron terbarunya sudah keluar. Buru-buru lah gue cari situs www.mdentertainment.net tapi nggak nemu poster Cinta Fitri 7. LOL Kecewa sih... Cuma gue obrak-abrik arsip sinetronnya dan menemukan poster ini:


Nggak ada yang istimewa kan? Iya dong... pastinya biasa aja kalo ngeliat poster itu. Pasti bakalan mikir, "Ah... cuma sinetron ini... Lagian kan udah tamat. Tayangnya pun tahun 2008. Basi lah..."

Tapi kalau kalian sudah melihat poster ini sebelumnya, pasti nggak akan mikir begitu :


Kkkkk~ ini adalah salah satu film favorit gue. Buset... Jojo sama Emma Robert cantik baaanget di film ini. Gue suka sih sama Sara Paxton, cuma setelah dia jadi peran antagonis di Sidney White, dan disitu dia terlihat seperti Luna Maya, gue agak-agak Ilfil... Nah, film ini rilis tahun 2006 loh! Dan poster sebelumnya 2008! Yay! #apadeh

Kemudian kemudian, gue edit lah dua poster itu jadi berdampingan dan gue tag di Facebook ke beberapa teman dan dosen. Sampai akhirnya ada temen gue yang menyarankan untuk membuat si cowok bersirip ikan juga. Dan akhirnya jadilah seperti ini:


Yaah... Editan biasa, nggak ada yang istimewa... Cuma, kreativitasnya mungkin dipertanyakan? Bagaimana Oom Manoj? Saya ngefans loh sama om! Sumpah... saya ini Fans Cintra Fitri banget... Hahahay!

Belajar gue lumayan terganggu lah sama dua hal menarik ini. Yaah... Antara Tugas, UAS, Internet, dan Photoshop... Semuanya harus beriringan...




P.S.: TUGAS, nggak pernah kesebut ya diatas? Sebenarnya gue lagi mau bikin analisa Game Theory persaingan MD dan SINEMART. Cuma... Belom kelar :p Abis UAS hari Selasa gue kerjain soalnya deadlinenya pas Natal.
Kita lahir karena cinta. Sebuah kekuatan paling besar yang diciptakan Tuhan untuk kehidupan manusia. Sebuah daya yang tak bisa kalah kecuali oleh kuasa Tuhan. Sebuah ikatan yang tak bisa dihancurkan oleh apapun kecuali kehendak Tuhan. Sebuah kata yang sulit dijelaskan dan yang mengerti hanya Tuhan.

Kita hidup karena cinta. Karena kita ingin mendapatkan sesuatu yang lebih. Karena cinta itu lebih... Lebih membuat bahagia. Lebih membuat tersenyum. Lebih membuat tertawa. Cinta itu selalu bisa menjadi penenang dikala duka. Selalu bisa menjadi penyejuk dikala lara. Memiliki cinta dalam hidup berarti memiliki sesuatu yang harus dipelihara. Memiliki cinta berarti sebuah tanggung jawab yang harus digenggam, dilindungi, dijaga.

Cinta ini... padanya... sosok manusia indah, bermata kecoklatan, berambut hitam legam, berkulit indah... hanyalah sebuah perasaan biasa yang timbul-tenggelam. Tidak pasti. Tidak tentu. Kadang hilang. Kadang kembali. Terkadang bahkan tidak terasa... Cinta ini padanya hanyalah sebuah maya... Ilusi... Labil... Sebuah perasaan yang mungkin hanyalah bisikan setan, tetapi bisa juga membahagiakan.

Pada akhirnya nanti, cinta ini akan mati... Pada akhirnya nanti, cinta ini akan hilang ditelan masa. Akan pergi bersama hembusan angin pagi. Mengalir bersama derasnya air terjun yang membawa setiap tetes kehidupan ke lautan luas. Menyebar. Menyatu dengan alam. Hilang... Menyatu dengan tanah... Musnah... Cinta ini padanya, seperti itu, tidak kekal.

Pada akhirnya nanti, hanya akan ada satu cinta... Hanya akan ada satu kekuatan yang menggenggam jiwa ini... Hanya akan ada satu perasaan yang tetap hidup, tetap muncul, tetap terpelihara... Hanya akan ada satu rasa yang tak pernah pergi dan selalu terasa... Nyata dan stabil... Hanya akan ada satu cinta pada-Nya. Cinta yang tak pernah padam walaupun ditelan masa... Cinta yang tak akan pernah musnah walau tertimbun tanah... Cintaku, pada-Nya. Yang Menciptakan aku... Yang Menghidupkan aku... Yang Memberikan aku segala nikmat cobaan ini... Yang Menganugerahkan padaku segala kelebihan dan kekurangan ini... Cinta-Nya, abadi, tulis, satu. Tak ada ganti...

Dan pada akhirnya nanti... semua ini, akan berakhir kan? Cobaan yang tiada henti? Air mata yang tiada kering? Semuanya akan hilang, kan? Bersama dengan cintaku pada orang itu?


Pondok Abadi, Depok
Kamar D5
12.17 AM

Ronzzy Kevin
Kim Dong-Joon
Dongsungsihaeminwon



Terbentur,
Keras,
Sakit,
Berdarah...

Aku yakin kepalaku menghantam sebuah benda keras yang membuatnya sakit ketika aku mulai mencintaimu. Ada yang menyakitinya begitu keras sehingga saat ini, terlalu banyak tentang dirimu ada di dalamnya. Ya... ada banyak sekali. Ada banyak sekali tawa, keceriaan, bahagia, dan ada banyak sekali sesuatu yang indah tentang dirimu. Aku merasa seperti seekor burung yang baru saja terlepas secara tidak sengaja dari sangkarnya. Terbang ke alam bebas dan melihat dunia. Aku seperti kembang api, meledak-ledak, warna-warni, menjalani hari-hariku dengan senyuman. Dan kau adalah sebabnya.

Ada hal-hal yang bisa kubanggakan dalam perasaan ini, dalam hubungan kita... Tapi juga ada hal-hal yang membuatku malu, merasa tidak pantas, untuk ada di dekatmu, bersamamu. Hal yang tidak bisa aku katakan, terlalu memalukan untuk dipikirkan.

Aku bahagia, ya memang... Tapi aku justru telah mengubur diriku pada sebuah lubang dalam dan gelap. Aku telah membawa diriku kedalam sebuah selokan berlumpur. Jatuh terjerembab dan tak bisa lagi berdiri. Kenapa? Karena aku salah... Mencintaimu, sejak awal adalah sebuah kesalahan besar yang pernah aku lakukan. Kesalahan yang hingga saat ini, tidak pernah pergi dari pikiranku. Namun, kau tahu? Aku menikmatinya... Aku menikmati setiap dosa ini. Aku menikmati setiap perasaan kotor ini. Aku merasakan indahnya memiliki seseorang... yang begitu dekat, begitu lekat...

*Dan tak mungkin untukku, untuk gapai cintamu, walau rasa dihati ingin memilikimu...

Ya... sekali lagi, ya... aku tidak mungkin lebih jauh dari ini. Aku tidak mungkin lebih dalam dari ini. Aku tidak bisa mendapatkan apapun darimu. Tidak bisa lebih... Aku hanya bisa menjadi sebatas, apa yang orang katakan, teman? Ya, itu... aku hanya bisa menjadi orang itu. Tidak lebih... Walaupun rasa ini, rasa dalam hati ini, sungguh dalam, sungguh bersih, tetapi terlalu kotor untuk benar-benar kuwujudkan, bersamamu...

*Cinta harus berkorban, walau harus menunggu s’lamanya...

Dalam hal ini, bisakah? Siapa yang nantinya akan menunggu? Aku? Aku? Ya... sekali lagi aku... pasti aku... karena aku tahu kau bukan untukku, maka kau tidak mungkin menunggu, bukan? Ya... Kau akan menjalani kehidupanmu yang sebenarnya. Bersama dengan orang yang benar-benar untukmu. Bersama dengan orang yang benar-benar kau inginkan. Seperti mimpimu... mimpi-mimpi yang kau katakan. Mimpi-mimpi yang aku dengarkan...

Lalu, apakah dengan begitu aku akan menunggumu? Selamanya?



Ronzzy Kevin
Kim Dong-Joon
Dongsungsihaeminwon

Pondok Abadi, Depok
Kamar D5
09.55 PM



Credit: Agnes Monica, Dan Tak Mungkin.
Mungkin benar kata orang, bahwa aku tak tahu bagaimana rasanya mencintai seorang kekasih. Tak masalah bagiku karena pada kenyataannya aku memiliki seseorang yang melebihi status seorang kekasih. Perasaan yang terkadang menggebu, terkadang kesal, terkadang membuncah, terkadang benci membuatku yakin bahwa ada sesuatu dalam diriku yang memilih dirimu. Entah apa, aku tak tahu. Ada yang berbeda, disini, di sudut hatiku. Sesuatu yang kutahu itu nyata tetapi tak mampu kuungkapkan lebih jauh karena ketakutan akan sesuatu yang dapat membunuhku dan seluruh hidupku hancur karenanya.

Aku pernah berada dalam sebuah penyangkalan yang besar. Penyangkalan akan sesuatu yang kutahu itu adalah aku tetapi aku tidak pernah mau berkata bahwa itu aku. Dulu... penyangkalan itu pernah terjadi hanya saja itu semua sudah menghilang bersama dengan laju angin dan aliran air dari hulu ke hilir. Semuanya sudah berubah dan semuanya sudah musnah. Aku tahu mungkin aku tidak pernah menginginkan apapun yang buruk terjadi padaku, termasuk hal yang satu ini, tetapi kenyataannya bahwa aku bangga pada diriku dan apapun yang ada dalam diriku. Bahwa aku adalah aku.

Ketika aku merasakan ini, aku merasa bahwa aku adalah orang yang paling beruntung, sekaligus paling bodoh. Perasaan ini jujur dari dalam hatiku, tulus dan kurasa ini adalah perasaan yang orang-orang rasakan pada kekasih mereka. Dan itu kurasakan padamu... Sesuatu yang aku sendiri tidak pernah inginkan terjadi, bahkan untuk memikirkannyapun rasanya sangat sulit dan mustahil. Tapi, ya... itu terjadi.

Setiap orang punya pilihan, dan setiap orang akan memilih. Ketika sudah tiba saatnya nanti, aku akan memilih untuk pergi dan menjauh darimu. Kenapa? Karena semua yang terjadi, semua yang kualami, bersamamu, tentangmu, adalah sesuatu yang mustahil untuk menjadi nyata. Sesuatu yang bahkan otakku sendiri belum bisa menerima keputusan dari hatiku ini. Aku yakin, pada akhirnya nanti bahwa semuanya akan kutinggalkan. Bahwa aku tidak bisa bersamamu, itu saja.

Satu hal yang aku inginkan adalah jangan pernah berubah dan jangan pernah pergi. Jangan pernah tinggalkan aku. Jangan pernah anggap aku seperti apa yang dulu orang pikirkan tentang aku. Jangan hanya karena itu semua tentangku di matamu berubah. Kau yang terbaik, sejauh ini, kau yang terbaik. Dan kuingin itu menjadi selamanya.

Aku tahu bukan cinta yang menyatukan kita, tetapi yang aku percaya, ini lebih dari cinta.


-gagal... ya, ini gagal, wajah kecewanya terlihat, bukan?-
Kamar D5 Pondok Abadi, Depok
1:59 AM

Ronzzy Kevin
Kim Dong-Joon

Dongsungsihaeminwon
Gue ngantuk banget sore ini dan akhirnya tertidur setelah sholat maghrib sekalian nonton OVJ. Setelah OVJ selesai yang parahnya episode malam ini adalah LIVE dan ada adegan Olga melorotin celana Sule (gue yakin bakalan dapet teguran dari KPI. Semoga Om Wishnutama bisa mengatasi semuanya), mulailah Bukan Empat Mata dan ternyata openingnya adalah SM*SH. What a damn night... Terpaksa lah gue menonton itu opening dengan lagu I Heart You yang ughh banget juga gaya-gaya personilnya yang ughh juga. Sampai akhirnya, gue berpikir untuk, yah, sekali lagi, me remix lagu I Heart You itu (seperti yang gue lakukan pada HOOT dan Sakit Bukan main) dan mengupload nya ke YouTube. Check ini:



Dan yeah, kalo ada diantara kalian yang bilang NGGAK MIRIP, NGGAK SAMA, AH KEBETULAN, dll, itu artinya you guys are in a huge denial. Hahahaha...

Enjoy it lah ya. Gue nggak mau banyak komentar soal ini. Kkkkk~

Good Night. Have a Blessed Friday (for me!)


P.S.: Gue bukan Fans SM*SH dan bukan juga Fans Justin Bieber. Tapi gue nggak masalah dibilang Anti-Fans mereka. LOL
Selamat Tahun Baru 1432 Hijriyah! Semoga di tahun baru ini, semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang kita rencanakan dan kita inginkan. Semoga Allah memberkahi kehidupan kita di dunia maupun di akhirat.

By the way, gue ikut join nih acara Summer School di Kanada, vote gue dong ya, iya dong :p nih link nya http://joiedemontreal.ca/profile/858/atmi-ahsani-yusron

Hari ini seharusnya gue tidur di kosan soalnya kemaren malem udah begadang bikin tugas. Tapi nggak bisa, tentu saja nggak bisa, karena tugas yang dikerjakan itu masih harus di lanjutkan pagi ini. Gue dan Necha (http://nechaharza.blogspot.com) berencana untuk mengerjakan lagi tugas Bisnis Industri Media Televisi (BIMTV) yaitu membuat video tentang pertelevisian Indonesia. Seperti biasa, kita janjian di teras gedung PAU FISIP-UI karena disitu selain tempatnya lumayan nyaman, koneksi Internetnya juga ajaib buat gue. Jadi, sekalian ngerjain tugas, sekalian download video-video Korea sama film-film. Hahaha...

Janjiannya sih jam 10, tapi seperti biasa gue terlalu sayang sama kasur gue akhirnya gue baru sampai sana jam setengah dua belas. Ngaretnya parah banget. Dengan bayangan di kepala bahwa gue akan mendapatkan tiga atau empat film baru hari ini, gue dengan semangat berbekal pisang karamel yang gue beli di stasiun UI melangkah pasti ke gedung PAU. Tapi ternyata...

"Ron, internetnya nggak mau nih. Kenapa ya?" kata Necha waktu gue baru meletakkan pantat seksi gue di kursi yang sejak hari minggu gue kacaukan posisinya bareng anak itu.
"Eh, iyakah?"
"Nggak tahu nih, mungkin cuma di laptop gue kali ya? Coba di laptop lo deh."

Gue mengeluarkan laptop dan seluruh barang bawaan gue dari tas, dan pas gue nancepin colokan listrik, ternyata mati.

"Eh? Listriknya mati? Apa jangan-jangan karena hari libur nasional ya makanya mati?" kata gue. Gue sempat berpikir seperti itu sebelum akhirnya berangkat, tapi gue lalu inget kalau listrik UI mati, itu artinya server internet juga mati kan? Dan nggak ada yang bisa akses www.ui.ac.id kan? Iya nggak sih?
"Mungkin PAU mati karena hari libur, ya Cha? Apa kita pindah ke Fasilkom aja? Di kantinnya ada colokan bukan?"
"Yaudah kita ke sana..."

Akhirnya gue sama Necha ke Fasilkom. Niatnya sih nyari colokan, tapi sekalian aja buat nyari koneksi internet super cepet. Mengkhayal gue bisa donlot sampe empat giga hari ini. Cuma... Sesampainya di Fasilkom, ternyata di sana rame banget... Anak-anak Fasilkom pada ngumpul di kantin buat internetan pake meja pimpong. Nggak ada colokan yang kosong. Dan di sisi lain kantin itu semua colokan mati.

Gue memutuskan untuk menyerah karena memang ngantuk dan capek. Tapi si Necha bawel ih, pake sms-sms Dewi dan minta pake listrik di kosan dia. Dewi yang tadi sedang jalan-jalan ke Mall terpaksa harus pulang cepet gara-gara kita.

"Yaudah, gue solat dulu deh di MUI, terus kita lewat Barel ke kosan Dewi."

Gue dan Necha bareng jalan ke MUI. Gue harus solat dzuhur dong sebelum bekerja, secara gue anak baik hati dan tidak sombong rajin menabung dan ibadah *songong*. Tapi eh tapi, sampailah gue di MUI dan berniat mau masuk lewat gerbang samping, ternyata di gembok.

"Mungkin karena libur, jadi yang dibuka cuma gerbang depan doang..."

Dan pas gue jalan ke depan, ternyata TUTUP JUGA! Oh Tuhan... lalu bagaimana orang-orang di dalam sana bisa masuk? Pikir gue karena ada beberapa orang yang lagi sholat di dalem. Gue berenti dan mikir sebentar. Sampai akhirnya gue nemuin tulisan ini di depan gerbang yang kekunci:


Oke, ternyata memang ada pemadaman listrik makanya semua internet dan listrik di UI mati. Tapi HEY! APAKAH ITU BERARTI MASJID INI JUGA HARUS DIKUNCI?? Bagaimana dengan hasrat beribadah gue yang sedang menggebu-gebu saat itu? Masa iya gue harus solat di depan gerbang? Nggak lucu kaan... Ih... gue langsung mikir ini semua aneh deh... Mushola di FISIP tutup dan kekunci, masa iya Masjid terbesar di UI ini juga menutup diri di hari raya islam ini?

"Gimana dong? Gue mau sholat jadi nggak bisa gitu?" gue ngedumel ke Necha. "Tapi itu orang-orang gimana caranya masuk?"

Akhirnya ada satu orang yang tinggi kurus, cowok, masuk ke masjid dengan cara tidak biasa. Tentu saja tidak biasa. Bagaimana mungkin kita bisa masuk masjid yang gerbangnya terkunci? Akhirnya gue ikutin cara orang itu:

Bersyukur gue punya badan kecil dan kurus dan bisa masuk lewat celah tembok kayak gitu. Setidaknya gue bisa sholat deh daripada harus nunda-nunda, kita kan nggak tahu hidup sampe kapan. Hahaha... Cuma ini aneh, serius deh. Masa iya sih ada masjid yang dikunci? Marbot nya pada tahun baruan ya?

Beberapa orang yang nasibnya nggak seburuk gue, maksudnya badannya berisi dan gemuk sejahtera, nggak bisa masuk dengan cara gue, akhirnya ini yang mereka lakukan:


Miris... Gue merasa adegan ini seperti halnya mencuri di rumah Tuhan. Iya kan? Bahkan untuk sholat pun manusia harus melakukan hal yang dilarang sama guru SD: memanjat pagar. Bahkan cowok berkaca mata itu terlihat sangat khawatir kalau-kalau ada yang memergokinya lagi manjat. Kasian...

Entah kenapa Masjid Ukhuwah Islamiyah di Tahun Baru islam hari ini terasa seperti menutup diri untuk orang-orang yang mau beribadah. Entah kenapa masjid agung di UI ini jadi terasa sulit untuk dijangkau. Entah kenapa masjid ini jadi menghalang-halangi jamaahnya untuk melakukan kewajiban mereka.

Kenapa harus dikunci? Itu yang jadi pertanyaan gue. Mungkin memang iya, ini hari libur, tidak ada penjaga masjid karena juga libur, takut barang-barang inventaris masjid akan hilang karena dicuri, takut begini, takut begitu. Tapi apakah itu ketakutan kita pada hal-hal seperti itu harus membuat orang lain tidak bisa beribadah? Bukankah kita harusnya takut pada Allah SWT bukan kehilangan barang-barang duniawi? Lagipula, itu masjid, Allah sudah menjaganya... Astagfirullah...

Bukannya menjelekkan, tapi memang UI rasanya memberikan kebijakan yang salah, pada semua agama maybe? Tentang libur lebaran yang cuma sedikit, libur natal yang nggak ada, bagaimana dengan libur nyepi dan waisak? Imlek? Entahlah...

Tapi, mau apapun, bagaimanapun, tidak seharusnya masjid dikunci kan? Atau itu cuma perasaan bodoh gue saja?

-Masjid Ukhuwah Islamiyah UI-DEPOK-

-Gerbang depan MUI yang terkunci dengan angkuhnya-

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2024 (5)
    • ▼  Maret (2)
      • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
      • I Know..., But I Dont Know!
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • 'Sexy, Free & Single' Music Video: Review Saya!
  • Are You Ready for Your SM Global Audition Jakarta?
  • Final Destination 5: REVIEW!
  • Crazy Little Thing Called Love: REVIEW
  • Tutorial dan Cara Main Game Superstar SMTOWN
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

#vlognyaron on YouTube

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes