• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron
Malam ini galau, well, sepertinya jadi kebiasaan kalau lagi ngawang-ngawang nggak mikir apapun padahal besok masih ada UAS yang harus dikerjakan. Tapi entahlah ya, hari ini kok rasanya aneh banget. Buset, mood naik turun kayak roller coaster, muter-muter kayak ferris wheel, lari-lari kayak film India. Aduh gajelas deh pokoknya. Gue takutnya kesambet setan yang ada di Mall Depok. Hahaha...

Hari ini seharusnya belajar buat UAS Tata Suara, tapi karena ada janji sama Necha dan Ryan buat print poster film SAMA Bukan Cerita Cinta yang Januari nanti akan Roadshow keliling Jawa, jadi belajarnya ditunda (sampai waktu yang tidak ditentukan malam ini, gue rasa sampai galau hilang deh). Yah begitulah, tadi sempat print juga satu buat koleksi pribadi. Itung-itung kenang-kenangan karya sendiri lah begitu. Abis dari tempat print langsung deh gue ngajak makan di KFC. Yah, hedon lah hari ini, makan 20 ribu cuma bertahan 3 jam kurang plus ngantuk.

Tapi hari ini menemukan sesuatu yang unik di Eureka Bookstore. Tadi bertiga sempat masuk ke sana dan liat-liat, eh nemu deh bukunya Andrei Aksana yang judulnya Janda-janda Kosmopolitan:

Cover Novel Andrei Aksana: Janda-Janda Kosmopolitan
Belum pernah baca sih, pengen beli, cuma kok gue rasa jadi kayak emak-emak ya? Hehehe... suatu saat pasti gue beli deh. Soalnya lagi pengen beli Nibiru nih... Malah curhat... Oke lanjut, jadi gue nggak sengaja nemu deh itu buku kan, gue buka-buka dan baca-baca dikit, terus beralih ke rak belakang rak buku itu, dan WOW gue nemu buku ini:
Cover Novel Eleven Minutes dari Paulo Coelho
Sempat ngakak sebentar pas ngeliat buku kedua. Kenapa? Jelas karena cover buku kedua MIRIP sama cover buku pertama. Xixixixi... Entah kenapa terus gue jadi semangat gitu. Gue potret lah dua duanya dan jadi bahan postingan. Soalnya dari kemaren gue seneng banget cari-cari kesamaan antara poster film Indonesia dan poster film luar. Nah ketemu cover buku ini jadi seneng juga :p Dua bukunya terbita Gramedia tuh, jadi gue rasa agak sama cover nggak masalah kali ya? Trus gue jadi mikir mungkin malah desainer covernya sama jadi boleh kembar. Okelah, no matter what, gue nggak pernah baca bukunya sih. Hahaha Tapi cukup unik juga yang satu ini kembaran.

Malem ini, like what I said before, gue lagi labil. Entah kenapa jadi kepikiran soal kematian terus. Hmmm... Gue sih dulu takut banget mati. Gue takut, kalau gue mati, gue nggak akan bisa ketemu sama orang tua gue, kakak-kakak gue, keluarga gue. Gue takut kalau gue mati, gue nggak bisa ketawa-ketawa lagi, gue nggak bisa kumpul sama temen-temen lagi. Itu dulu, ketika gue masih kecil. Bahkan dulu gue sering becandain ponakan gue dan bilang: Kamu nggak boleh main-main ke jalan, nanti kamu mati, kalau kamu mati, siapa dong yang jadi kamu nanti? Candaan itu sebenarnya biasa, tapi ternyata maknanya dalam. Kalau kita mati, siapa yang akan menjadi kita nanti? Kalau gue mati, siapa yang akan menjadi gue? Akankah ada orang yang bisa menggantikan posisi gue di hati orang-orang terdekat gue? Akankah?

Kemudian seiring dengan kedewasaan, gue jadi paham, bahwa hidup dan mati adalah sebuah ritme kehidupan yang natural dan wajar. Setiap yang hidup pasti mati dan setiap yang mati pasti pernah hidup. Hanya saja, yang terpenting bagaimana caranya sebelum kita mati, kita bisa meninggalkan kesan mendalam, kita bisa memberikan yang terbaik pada hidup dan kita bisa jadi yang terbaik. Mati itu bukan pilihan, karena mati itu takdir. Tanggal, bulan, tahun, jam, detik, menit, sudah ditentukan sebelum kita akhirnya di lahirkan. Ya... Kita pasti akan mati.

Pas pulang dari makan malam tadi, gue sempat berpikir di bawah payung hitam yang gue gunakan sebagai pelindung dari hujan: Apakah ini artinya gue akan mati sebentar lagi?

Kenapa gue bisa berpikiran seperti itu? Entahlah... gue belum tahu pasti bagaimana tanda-tanda kematian itu. Tapi, berhubung gue ada rencana untuk pulang kampung di tahun baru nanti, gue malah kepikiran ke sana: kenapa nggak ada kesenangan yang gue rasakan seperti tahun lalu ketika gue akan pulang? Kenapa rasanya biasa saja? Apakah itu berarti gue akan mati?

Kemudian pikiran gue melayang ke beberapa tahun lalu ketika sebuah pesawat Adam Air hilang pada tahun baru. Gue berdoa, berdoa, semoga penerbangan nanti lancar, mengingat cuaca buruk belakangan ini... Gue berdoa... semoga gue masih bisa merasakan kampung halaman gue... Masih bisa melihat mama...

Selanjutnya, tentang kematian, gue lalu berpikir, apakah ada sesuatu yang pernah gue lakukan ke orang-orang terdekat gue yang bikin mereka sakit hati? Apakah gue akan mati dengan tenang?

Belakangan ini gue banyak banget masalah dan pastinya banyak orang yang tersakiti karena kata-kata dan sikap gue. Dan belakangan ini juga, beberapa keluarga gue harus mendahului gue menghadap Sang Pencipta. Dari situ gue belajar bahwa mati adalah sebuah kejadian tiba-tiba yang kita bahkan tidak bisa tahu. Kita bisa mati kapan saja... berhubungan dengan itu, ketika gue mati, gue nggak mau ada yang sakit hati karena gue. Ketika gue harus mati, gue mau semuanya baik-baik saja.

Aneh rasanya ngomongin mati sementara masih belom ada satupun yang gue lakukan di dunia ini. Belum ada yang menarik, belum ada prestasi, belum ada apa-apa. Gue bukan siapa-siapa... Bagaimana mungkin bisa mati dengan tenang?

Tapi kalau seandainya pun besok gue harus mati, maka ada beberapa hal yang ingin gue sampaikan:

1. Bilang ke Mama kalau gue sayang sama dia. Dia adalah wanita paling kuat sepanjang sejarah dunia ini.
2. Bilang ke Papa kalau gue sayang sama dia. Meskipun banyak dendam di hati ini, tapi dia yang terbaik.
3. Bilang ke Hyung* kalau gue sayang sama dia. Meskipun hubungan kita tak seperti layaknya kakak adik, tapi itu yang membuat kita jadi seperti kakak adik. (absurd)
4. Bilang ke Noona** kalau gue sayang sama dia. Ada banyak pria yang lebih baik dari bajingan yang menyakitimu.
5. Bilang ke orang-orang yang namanya ada di Diary gue, gue minta maaf atas semua kesalahan gue. Gue sayang kalian.
6. Bilang ke semua orang, kalau gue akan mati dengan tenang kalau kalian tersenyum.

Yah, itu adalah kemauan baik, kemauan jahatnya:

1. Koleksi Harry Potter dan Super Junior serta koleksi gue yang lainnya harus di jaga dan dibuatkan museum, termasuk DVD, Novel, dan semua alat tulis, dan segalanya,
2. Laptop gue nggak boleh dijual, harus tetap ada sampai gue dilahirkan kembali meskipun harus jadi seekor tupai,
3. Luigi harus tetap ada di ruangan musem koleksi gue, nggak mau tahu, nggak boleh ada yang pake,
4. Pajang foto gue yang lagi sama Daniel Radcliffe di museum itu, biar kalau gue main ke rumah gue bisa ngakak sendiri,
5. SMS semua nomor di ponsel gue, minta kado kematian dari mereka.

Cukuplah permintaan gue cuma itu. Soalnya kalau kebanyakan, nanti gue bisa mati dengan tidak tenang. Kasian mayat gue, udah sempit di dalem kubur, nggak tenang pula...

Kalau seandainya gue tahu kapan gue akan mati, gue akan jadi sombong, karena itulah kematian itu dirahasiakan agar kita senantiasa beribadah dan berbuat baik.

Hehey, sebenarnya ini cuma sekedar kegalauan semata, soalnya belakangan ini kok kayaknya ada yang hilang gitu dari dalam diri gue. ckckck... bahasanya aja udah lebay. Mungkin karena banyak masalah kali yaa? Tiba-tiba kepikiran sama temen-temen yang kemaren sempat berantem dan sekarang sudah damai tapi masih diem-dieman. Eh malam ini tiba-tiba bersenandung lagunya EdCoustic yang Pertengkaran Kecil dan hampir saja meneteskan air mata *lebay*. Mungkin banyak yang nggak tahu deh ini lagu kayak gimana, karena memang lagunya lokal banget. Cuma kalau cari di 4shared kayaknya ada deh... Liriknya kurang lebih begini:
Sedih bila kuingat tengkaran itu
Membuat jarak antara kita
Resah tiada menentu hilang canda tawamu
Tak ingin aku begini tak ingin begini
Sobat rangkaian masa yang tlah terlewat
Buat batinku menangis
Mungkin karena egoku mungkin karena egomu
Maaf aku buat begini maaf aku begini

Bila ingat kembali janji persahabatan kita
Tak kan mau berpisah karena ini
Pertengkaran kecil kemarin cukup jadi lembaran hikmah
Karena aku ingin tetap sahabatmu

Lagu/lirik : Deden Supriadi
Hihiyy~ lagunya memang agak mendayu-mellow-asoy-geboy tapi maknanya dalem banget deh. Jadi ingat sama masalah belakangan ini. Dan ini kayaknya moment nya memang tepat banget di postingan ini: kematian. Dan satu hal yang harus gue tambahkan di surat wasiat gue adalah: Karena aku ingin tetap sahabatmu. Buset... #crybaby

Sudah malam, waktunya belajar Tata Suara.
Anneyong...


Catatan Kaki:

Hyung = Panggilan untuk kakak laki-laki oleh adik laki-laki. (KOREA)
Noona = Panggilan untuk kakak perempuan oleh adik laki-laki. (KOREA)


Aduh-aduh... bete berkepanjangan kayaknya gue dari hari ke hari. Kenapa sih perasaan gue ini seperti sedang ditusuk jaruk beracun, nyerinya bikin ubun-ubun rasanya berdenyut dan hampir meledak, bikin mata jadi nggak fokus ngeliat, bikin otak jadi nggak bisa berpikir? Nggak tahu deh... Belakangan gue malah tambah gila, apalagi di dalam kamar kosan yang sempit dan mulai membosankan ini. Setiap kali yang gue lihat hanyalah meja belajar dengan wanita tercantik yang pernah ada di kamar gue ini: Eci. Dan selain itu? Hanya ada lemari lusuh, pintu kamar mandi bopeng, tembok yang bermotif lumut, dan kardus-kardus di atas kamar mandi yang kian hari kian banyak. Bosen...

Kalau dipikir-pikir, nggak enak juga ya hidup jauh dari keluarga? Kalau lagi ada masalah atau lagi galau kayak gini, nggak bisa melampiaskan kekesalan, kemarahan dan lain-lain. Apalagi sekarang (tepatnya empat bulan belakangan ini) kebiasaan gue teriak kalau lagi stress itu nggak bisa terealisasi karena gue nggak kenal siapa-siapa di kosan ini. Gue nggak bisa teriak-teriak kayak orang gila karena itu akan membuat orang-orang curiga kalau gue sedang diperkosa sama setan atau sedang nonton film kartun yang kelewat lucu.

Seharusnya menjelang liburan gini gue sudah packing, siap-siap buat pulang kampung dan menikmati liburan. Ketemu sama mama tercinta dan kakak-kakak juga ponakan. Aduh... kangen sama semuanya. Tapi sebenarnya kalau keluarga menurut gue nggak begitu gimana-gimana sih karena mau nggak mau satu setengah tahun terakhir ini memang harus jauh dari keluarga. Yang paling gue nggak bisa itu adalah jauh dari temen-temen sekelas di IKP.

Berasa banget deh kalau weekend itu gue ngerasa kayak orang bego di kamar. Mulut menganga, mata melotot, antara bangun dan tidak, antara sadar atau pingsan, antara hidup dan mati. Gue merasa weekend adalah hari dimana gue menjadi orang yang depresi karena nggak bisa ketemu sama temen-temen. Oh yeah, gue ngerasa ada yang beda di weekdays karena temen-temen sekelas di IKP. Walaupun gue tahu, ada beberapa dari mereka yang sedang marah sama gue karena kesalahan bodoh dan konyol gue beberapa bulan lalu, tapi gue tetep kangen sama mereka kalau weekend.

Belakangan ini, ide menulis cerita pendek, fanfiction atau niat melanjutkan proyek novel gue sedang tertunda. Hal itu dikarenakan pikiran-pikiran gue tentang sesuatu yang sebenarnya nggak penting, tapi selalu aja bikin gue kalah: cinta.

Ya... harusnya cinta itu justru bisa memotivasi gue buat lebih berkarya kan ya? Tapi ini malah bikin gue semakin depresi. Apa karena gue nggak bisa mendapatkan cinta itu karena orang yang gue suka itu udah punya pacar dan pacarnya itu sayang banget sama dia dan dia sudah bilang ke gue kalau dia nggak akan cari pilihan lain? Ya... bisa jadi karena itu. Pengalaman pacaran yang sama sekali nol membuat gue berpikir bahwa hidup ini nggak cuma sekedar makan, tapi juga stres karena pikiran-pikiran tentang cinta yang bahkan tersentuhpun tidak. Huff... Dunia memang aneh.

Gue inget percakapan gue sama salah seorang temen yang ketika gue tanya tentang hubungannya dengan pacarnya,

“Lo sayang ya sama dia?”
“Sayang...”
“Menurut lo, dia sayang nggak sama lo?”
“Sayang lah...”
“Tahu dari mana?”
“Karena dia nggak punya orang lain dan hatinya selalu terpaut sama gue...”
“Bener begitu?”
“Iyalah...”
“Kalau seandainya lo berjodoh sama dia dan akhirnya menikah, lo seneng nggak?”

Dia senyum-senyum kayak kodok lagi makan cicak bunting.

“Seneng nggak?”
“Seneng...” Jawabnya sok imut.
“Tapi kalau suatu ketika seandainya lo dan dia nggak berjodoh, dan harus berpisah karena perbedaan prinsip dan budaya, lo ikhlas nggak?”
“Kalau itu yang terbaik buat gue, kenapa nggak?”
“Kalau seandainya ada orang yang sayang sama lo dan dia bener-bener cuma punya lo di hati dia, lo mau nggak sama dia?”

Dia diam, nggak jawab.

Ya tentu saja... pertanyaan terakhir hanya terucap dalam hati. Hahahaha... Berasa gue kenal sama orang yang suka gitu sama temen gue itu sampe-sampe pertanyaan itu hampir keluar. Tapi emang sih, gue kenal orang yang sayang sama dia tapi nggak berani ngomong.

Dari situ gue belajar bahwa sebenarnya pacaran itu nggak cuma sekedar telepon dan SMS. Pacaran itu nggak cuma sekedar berganti status dari single ke taken. Tapi pacaran itu sesungguhnya adalah sebuah tahap penting menuju keseriusan. Temen gue itu misalnya, ketika gue mengajukan pertanyaan yang serius, masalah menikah contohnya, dia pasti akan menanggapinya dengan serius dan dengan wajah yang sumringah bahagia. Tapi ketika gue tanya soal masalahnya, berantemnya, mukanya pasti langsung kayak kodok lupa makan tiga hari. Temen gue itu punya komitmen, dan komitmennya itu direalisasikan dengan rasa cintanya ke pacarnya itu. Kalau gue bilang, dia adalah salah satu dari banyak cowok yang ternyata sedikit, yang mau berkorban banyak buat pacarnya. Ya... itu pujian terbesar dari gue.

Sekarang gue justru bingung sama postingan kali ini... sebenarnya ngomongin pacar, temen, labil, atau apa sih?

#mikir

#putusasa

Hmmm... mungkin lebih kepada curahan hati galau kali ya... Untung gue masih bisa nulis. Kalau nggak bisa, gue tabok tuh orang yang namanya Choi Siwon sama Lee Donghae *nggaknyambung*

Anneyong...

Gue merasa banyak yang curiga sama gue belakangan ini...

Back again... Senang sekali rasanya bisa selalu menulis dan berbagi ke semua pembaca blog gue yang pastinya sudah betah dengan bau kaos kaki dan bau hidup gue (positif thinking aja ada yang baca, semua berawal dari positif thinking!)

Nah, ternyata kegalauan gue terjawab nih hari ini. Hahaha... Jadi hari natal ini rencananya gue akan ke jalan-jalan ke mana gitu seorang diri, seperti biasa, gue mau menjalankan satu-hari-amnesia gue dan melupakan UAS dan segala kewajiban belajar gue buat ngerjain soal-soal hari Senin sampai Kamis besok. Aduh aduh aduh...

Gue tadi ke Gramedia dan nemu beberapa buku menarik yang sudah siap untuk gue baca dan akan gue beli! Salah satunya adalah Nibiru. Gue tadi pagi nggak sengaja nonton TV One dan disitu dihadirkan penulis novel ini. Katanya sih novel ini novel fiksi petualangan gitu tentang Indonesia di zaman 13000an sebelum masehi dan serunya lagi, ini khayalan yang mendidik dan genre nya mirip-mirip Harry Potter gue suka. Belum sempat beli sih, soalnya gue pengen beli DVD dulu baru beli ini buku. Tapi.... nggak kuat nahenn... harganya 78 ribu. Gue akan beli bulan depan. Kalau yang belom liat, ini covernya:
Cover Nibiru
Menurut gue ceritanya menarik karena pada dasarnya gue sangat menyukai fiksi adventure dan gue rasa ini akan jadi salah satu buku favorit gue setelah Harry Potter karena Twilight gagal menarik perhatian gue. Dan oke nya lagi, yang nulis orang Indonesia! Bangga gitu gue. Oke suatu saat gue akan punya buku yang sama, gue akan punya buku fiksi adventure gue sendiri dengan dunia ciptaan gue. Hehehe... Amin...

Nah, jadi setelah dari Gramedia tadi, gue gamang dan galau. Biasalah... something gonna happen kalau gue sudah merasa seperti itu. Dengan ditemani sebotol Pocari Sweat dan Lima buat gorengan yang membuat jerawat gue semakin banyak, gue nongkrong depan TV sambil nonton BBB di ANTV. Setelah itu gue mulai ritual malem minggu gue: MENCUCI. Hahaha... nasib anak kosan. Tapi tiba-tiba ditengah keasikan gue memijat, membelai, dan mengucek cucian, tiba-tiba Luigi* berdering dan menyanyikan lagu Bonamana. Hey, ada telepon. Gue liat layar ponsel gue dan si Necha Harza menelpon. Tumben malem-malem, biasanya sih cuma miskol doang kalau mau beli pulsa atau semacemnya tapi yang ini dia beneran nelpon. Tangan gue masih basah bekas deterjen, akhirnya gue lap di rambut dan baju gue biar praktis. Terus gue angkat teleponnya.

"Iya Cha?"
"Ron, coba lo buka transtv dot ko dot ai di deh, disitu ada video kita jadi nominasi 9 video terbaik. Lo cek sekarang apa gue salah liat?"
"Hah? Wow... serius? Gue lagi nyuci nih, nggak lagi online."
"Ya lo online sekarang, terus liat, oke? Jangan lupa online facebook."
"Oke sip..."

Sumpah deh gue deg-degan banget. Soalnya selama ini pihak Trans TV nggak ngasih jawaban tentang kapan itu lomba video kreatif diumumin. Akhirnya gue langsung menuju Eci** dan mencolokkan listrik dengan serta merta ke Eci. Langsung nancepin modem dan buka situs trans tv. Waktu gue lihat, wow, Alhamdulilah ternyata benar. 9 Nominasi Video Terbaik dan video Jika Aku Menjadi Wishnutama buatan Gue, Necha, Ryan dan Abim ada di urutan 9. Eh, seneng banget. Seperti biasa, Necha dan Gue ribut di twitter dan status facebook sementara Abim yang nggak pernah facebookan lagi cuma gue kabarin lewat sms, begitu juga Ryan. Seneng bangettt :DDD Ini link Videonya gue share nih di bawah, baru bisa share sekarang di blog bukan di postingan gue tentang proses syutingnya (Sahabat, Canggung dan Syuting), biar fair... Nah karena sudah ada pengumuman, jadi gue share disini. Check :)




Itu yang jadi Nadia adalah adiknya Abim dan yang jadi murid-muridnya adalah temen-temennya Nadia. Lucu banget cara ngomongnya Nadia khas anak SD banget :p seneng deh... Sebenarnya skripnya itu lumayan panjang, soalnya Necha itu terlalu kreatif. Cuma karena Nadia juga agak kesusahan bacanya, jadi skrip yang panjang itu cuma jadi segini:

JIKA AKU MENJADI WISHNUTAMA, HIDUP INI INDAH seperti CELEBRITY ON VACATION. Sebagai PROMOTOR PEPPY THE EXPLORER yang  GAUL BARENG BULE, hidupku KEJAR TAYANG oleh  REPORTASE INSERT. JELANG SIANG aku si SINDEN SAHABAT JP yang  CERIWIS akan ONLINE untuk BELAJAR INDONESIA.  Meski TERMEHEK-MEHEK me-NGULIK BIOSKOP TRANSTV, tapi LOE BOLEH GILA untuk INDONESIA MENCARI BAKAT dan menjadi RANKING 1.

Nggak tahu kenapa gue suka banget sama dialognya. Hehehe... ide gue dan Necha yang membuat skripnya kemudian di revisi sama Abim. TOP banget deh pokoknya. Suka suka suka :D

Kepedean ternyata berbuah manis ya? Sejak awal gue selalu meyakinkan yang lain kalau kita akan berhasil, ternyata Alhamdulilah berhasil. Sekarang nggak tahu deh gimana kelanjutannya, tunggu kabar dari Trans TV dulu :)

Well, urutan ke 9 berarti memang kita jodoh banget sama ulang tahun ke 9 Trans TV yang bertajuk Trans 9emilang Indonesia 9emilang. Kita memang di nominasi urutan terakhir, sembilan, tapi sembilan, menurut gue adalah angka keberuntungan. Sembilan itu angka terakhir, sembilan itu jackpot, sembilan itu berkah :) Kita akan jadi Juara! Amin...


Catatan Kaki:

Luigi = Ponsel LG GW 300 gue.
Eci    = Laptop Acer 4520 gue.
Halo halo halo... senang sekali rasanya bisa menulis lagi. Walaupun postingan terakhir gue tercatat adalah semalam, tapi gue sudah rindu dengan blog gue yang bau ini. Hahahaha... Gue masih berusaha melewati rintangan pikiran dan rintangan godaan lain agar bisa menyelesaikan tugas Bisnis Industri Media Televisi nih... Bahkan hari ini gue berniat untuk sejenak amnesia dengan semua masalah tugas, ujian, dan kuliah. Akhirnya, tadi pagi gue mengatur sebuah rencana untuk menghabiskan waktu di luar. Gue akan nonton Film Dalam Mihrab Cinta yang baru perdana tayang di bioskop kemaren. Awalnya sih pengen ngajak si Ryan, soalnya dia kayaknya suka sama film-film dari novelnya Kang Abik (sempat baca di info facebooknya dulu, film favoritnya KCB sama AAC). Tapi yah, kesibukan namja* itu membuatnya tidak bisa menentukan jadwal bahkan untuk bersenang-senang. Oke, biarkan dia sendiri dengan segala pikirannya dalam mengejar karirnya sebagai penyair radio. Gue dukung lo, bro! Hahahaha

Yayaya... Abis sholat jumat tadi, rencana untuk kabur dari kurungan kamar gue terbentuk. Gue akan nonton jam setengah tiga untuk film Dalam Mihrab Cinta, kemudian ngaso-ngaso sampe maghrib, dan setelah sholat maghrib gue akan mengerjakan BIMTV di Dunkin Donuts' seperti waktu ngerjain tugas video waktu itu. Tapi eh tapi, ternyata filmnya berenti lebih cepat dari pikiran gue dan rencana terakhir itu batal. Sedih...

Well, sekarang gue akan memberikan pandangan gue tentang film Dalam Mihrab Cinta ini. FYI, film ini diperankan oleh Dude Harlino sebagai Syamsul Hadi, Asmirandah sebagai Silvy, Meyda Sefira sebagai Zizi, Tsania Marwa (oh cantiknya cewek ini) sebagai Nadia (adik Syamsul), dan Boy Hamzah sebagai Burhan. Nah itu pemeran-pemeran utamanya. Kalau pemeran pembantu ada banyak banget dan semuanya adalah artis-artis SinemArt... Oh well, nanti kita bahas itu. Sebut saja ada Elma Theana, Anwar Fuadi, Iszur Muchtar, terus juga... aduh gue lupa nama-namanya, tapi yang jelas kalau udah sering nonton sinetron SinemArt pasti nggak akan asing sama muka-muka itu. Dan beberapa cameo juga diambil dari pemeran-pemeran di film KCB.

Gue nggak pernah baca bukunya, jadi review gue nggak akan nyebut-nyebut perbedaan film dan buku dan nggak akan ngungkit-ngungkit buku :)

Poster Film Dalam Mihrab Cinta
 Film ini bercerita tentang Syamsul Hadi seorang anak juragan batik (kalau gue nggak salah menyimpulkan, karena di awal ada keliatan adegan bule-bule lagi milih-milih baju batik dan di akhir ada adegan bungkus batik) yang berencana buat mondok di salah satu pesantren (gue lupa namanya, jujur aja, soalnya dari awal adegan film ini ada banyaaak banget masjid dan pesantren). Ketika dalam perjalanan ke Kediri dengan kereta, dia bertemu dengan seorang perempuan berjilbab bernama Zizi dan saat itu mereka harus duduk bersebelahan di kereta. Zizi sedang menangis saat itu karena ayahnya meninggal sementara kedatangan Syamsul dan bicara padanya membuatnya takut karena Syamsul berambut gondrong dan kelihatan seperti preman alih-alih santri. Syamsul duduk di sebelah Zizi yang memilih duduk di dekat jendela. Dan ketika tiba di sebuah stasiun dan kereta mulai kosong karena banyak penumpang turun, Syamsul memutuskan untuk pindah duduk di kursi lain demi kenyamanan Zizi. Nah, nggak sengaja, Syamsul mergokin seorang pencopet yang sedang mencoba mengambil tas Zizi, akhirnya Syamsul berantem sama tuh copet dan tangannya luka kena piso. Zizi merasa sangat diselamatkan oleh Syamsul dan dari situlah tumbuh benih-benih cinta.

Nah, si Syamsul akhirnya masuk ke pondok dan bertemu dengan Burhan. Burhan ini ternyata nggak suka sama Syamsul karena waktu di stasiun, Burhan melihat Syamsul mengobrol dengan Zizi. Burhan ternyata menyukai Zizi. Di pondok pesantren, Burhan menjebak Syamsul sehingga Syamsul akhirnya dituduh sebagai pencuri karena dipergoki mengambil dompet Burhan dari dalam lemari Burhan yang padahal Burhan sendiri yang menyuruh Syamsul mengambil dompet tersebut karena Burhan ingin mentraktir Syamsul. Syamsul akhirnya dihakimi massa dan digebugin sana sini. Bonyok sana sini dan dia dipermalukan di depan semua santri. Syamsul dikeluarkan dengan tidak hormat dari pesantren dan rambutnya harus dibotaki. Tidak sampai situ saja, keluarga Syamsul semua menganggapnya sebagai penjahat, maling, tidak tahu aturan. Ayahnya dan dua kakaknya bahkan menghina dia habis-habisan karena telah mempermalukan keluarga. Sementara itu Syamsul hanya mendapat dukungan dari Nadia dan Ibunya. Karena mulai merasa tidak betah di rumah dengan segala tekanan, Syamsul akhirnya kabur meninggalkan rumahnya.

Dalam kaburnya, Syamsul menjalani hidup sebagai sebatang kara. Ketika uangnya sudah habis, akhirnya dalam sebuah kesempatan di metro mini dia mencopet sebuah dompet milik seorang wanita. Sialnya dia ketahuan dan dihakimi massa (lagi) dan akhirnya dibawa ke kantor polisi dan dipenjara. Tapi Syamsul mengaku namanya Burhan, bukan Syamsul. Berita itu akhirnya masuk ke koran dan sampai ke keluarga Syamsul. Ayahnya semakin meradang, sementara ibunya masih tidak percaya bahwa itu Syamsul karena namanya menggunakan nama Burhan. Nadia juga demikian, tidak percaya. Tapi Nadia berinisiatif untuk menemui orang yang mirip Syamsul yang bernama Burhan itu di penjara di Malang.

Di dalam penjara, Syamsul satu sel dengan dua orang penjahat kelas kakap yang sudah profesional. Mereka memberikan ilmu kepada Syamsul bagaimana caranya mencopet yang baik. Saran yang gue ingat adalah: Jangan mencopet lebih dari dua kali dalam sehari karena itu akan melelahkan diri sendiri. Dan yang lucu, ketika penjahat itu bilang apakah Syamsul mau mencopet dan jadi penjahat, Syamsul berkata "Insya Allah" Hahahaha... Nadia akhirnya datang ke penjara dan menemui Syamsul. Nadia sempat tidak percaya bahwa itu adalah kakaknya, tetapi ternyata memang benar kakaknya. Syamsul meminta Nadia untuk menebusnya keluar dari penjara dan akhirnya Syamsul bebas. Dalam perjalanan pulang bersama Nadia, Syamsul buru-buru naik sebuah metro mini dan kabur. Hingga akhirnya dia tiba di Jakarta.

Di Jakarta, Syamsul hidup dari masjid ke masjid. Berusaha untuk memperbaiki dirinya dan mengubur semua kenangan masa lalunya termasuk pernah di penjara. Tetapi itu tidak bertahan lama ketika akhirnya dia menyerah pada keadaan dan uangnya mulai habis. Dia mulai mencopet dan kali ini berhasil dengan sukses! Dia menjadi copet profesional. Setiap dompet yang didapatkannya selalu dicatat identitasnya dan hanya diambil uangnya saja, sisanya (KTP, ATM, dll) dia simpan. Sampai pada suatu hari dia mencopet sebuah dompet milik Silvy. Dalam dompet Silvy ada banyak uang tunai, tetapi yang menarik perhatian Syamsul adalah foto yang ada di dompet itu. Foto Silvy dengan Burhan. Di belakang foto itu tertulis, "Untuk Sayangku Silvy, dari Cintamu Burhan." Kalo nggak salah begitu, tapi kalo salah, ya kurang lebih makna nya begitu. Hahaha... Nah dari foto itu, Syamsul penasaran sama si Silvy, akhirnya dia mencatat alamat Silvy. Dengan modal pinjem motor dari pengurus masjid setempat, dia pergi ke rumah Silvy di daerah Parung Timur. Syamsul sempat tidak bisa masuk ke komplek perumahan Silvy karena terhalang oleh satpam, tetapi dia ingat satu nasehat penjahat dalam penjara, "Jangan pernah memberitahukan siapapun apa rencana kita yang sebenarnya," Akhirnya Syamsul berbohong pada satpam. Dia bilang kalau dia mau ke rumah nomor 17, padahal rumah Silvy sebenarnya nomor 19. Tetapi, kebetulan satpam itu kenal dengan penghuni rumah nomor 17. Satpam mengira kalau Syamsul adalah guru ngaji yang sedang dicari oleh pemilik rumah nomor 17 yang memang sedang mencari guru ngaji dan saat itu Syamsul juga menggunakan kopiah putih dan dikira ustad. Akhirnya Syamsul bisa masuk ke komplek perumahan itu. Dia menuju rumah nomor 19 pada awalnya, tetapi kemudian dia berubah pikiran dan datang ke rumah nomor 17. Pemilik rumah menerimanya dengan sangat baik karena mereka mencari guru ngaji yang seperti Syamsul. Dan Dela, anak yang akan diajar mengaji juga menyukai Syamsul. Nah... disanalah Syamsul bertemu pertama kali dengan Silvy. Ternyata Silvy adalah guru privat matematika Dela.

Sejak mengajar mengaji di rumah Dela, kehidupan Syamsul mulai tertata. Dia mulai tidak mencopet lagi dan mulai bertobat. Bahkan dia menjadi ustad yang sangat disegani di lingkungan tempat tinggal Dela dan Silvy. Beberapa kali dia menjadi Imam secara tidak sengaja di masjid setempat, memberikan ceramah di masjid setempat, dan banyak yang menyukai ceramah dan juga bahasan-bahasan agama Syamsul. Suatu hari seorang produser acara ceramah di TV merekrutnya menjadi ustad di acara ceramah dan mengontrak Syamsul. Hidup Syamsul yang awalnya pencopet, kini menjadi ustad yang disukai. Syamsul bahkan mendapatkan uang dari syuting-syutingnya di TV. Dan dia berpikiran bahwa dia harus mengembalikan dompet dan uang yang telah di copetnya selama ini. Lucunya, dia mengganti uang yang dulu dicopet dari dompet orang-orang dan mengirimnya melalui pos kembali ke orangnya. Dan begitu pula dompet Silvy, kembali ke tangan Silvy dengan sebuah surat. Yang lucu dari surat itu adalah baris ini: "Ini saya kembalikan dompet beserta semua isinya, uang dan segalanya saya kembalikan dengan tidak ada kurang sedikitpun, bahkan SAYA LEBIHKAN LIMA PULUH RIBU." Semua pada ngakak di studio 2 itu.

Yah... alur mulai kayak sinetron, Syamsul ketemu lagi sama keluarganya, keluarganya baik lagi sama Syamsul, sampai akhirnya tiba waktunya Syamsul harus jujur ke Silvy bahwa dia adalah mantan copet dan pernah dipenjara. Ketika itu Syamsul dan Silvy mulai jatuh cinta. Awalnya Silvy nggak terima, tapi akhirnya toh mereka akan menikah juga. Tapi sebelumnya, di awal banget ketika Syamsul ketemu sama keluarga Silvy, Syamsul sempat menceritakan tujuan sebenarnya dia menemui Silvy pada ayah Silvy yaitu untuk memberitahukan bahwa Burhan yang ternyata tunangan SIlvy, adalah seorang playboy. Syamsul menceritakan kasus Burhan ke ayah Silvy dan entah bagaimana, ternyata Burhan ketahuan memfitnah, dan akhirnya dia dipenjara. Nah... ketika masalah Burhan dan Silvy sudah selesai dan hari pernikahan sudah dekat Silvy dan Syamsul sudah dekat, Silvy malah kecelakaan dan meninggal dunia.

Di satu sisi, ketika Syamsul hilang dan tidak memberi kabar, Ibu Syamsul dan Nadia justru dekat dengan Zizi. Akhirnya, yeah, seperti yang sudah bisa gue tebak, karena dari awal Zizi juga suka sama Syamsul, akhirnya mereka berdua menikah... Fin :O

Oke, sekarang kita ke bagian pendapat bau gue. Hahaha...

Secara keseluruhan, nggak ada sesuatu yang membuat sinetron ini WOW banget. Nggak ada promosi berlebihan kayak KCB dan AAC. Film ini bisa dibilang kayak sekedar proyek SinemArt untuk mengembalikan kerinduan penonton akan film religi karya Kang Abik. Kenapa gue bilang gitu? Ya karena nggak ada yang spesial di film ini. Nggak kayak AAC yang fenomenal banget. Ceritanya juga menurut gue biasa aja terlepas dari bukunya yang best seller. Ceritanya sinetron banget, entah apa karena gue memang terlalu sering melihat Asmirandah dan Dude Harlino dan semacemnya, tetapi memang ya... sinetron banget.

Alurnya nggak ngebosenin, karena cepet dan mengalir, mungkin juaranya disini nggak kayak KCB 2 yang kayaknya lebih sinetron daripada DMC ini. Gue suka jadi nggak terlalu bikin nunggu-nunggu moment pentingnya ada dimana. Ceritanya ringan dan menghibur dan jelas kalau Kang Abik mah, masalah agama pastinya jadi urutan paling atas. Tapi ceritanya sebenarnya universal banget kok, nggak begitu kayak KCB yang banyak sekali nuansa Islamnya. Bahkan kalau gue bilang, Syamsul Hadi adalah tokoh karangan Kang Abik yang paling realistis. Kenapa? Karena :

1. Dia memperlihatkan bahwa dia adalah manusia biasa yang bisa benci sama manusia lain. Kelihatan dari penggunaan kata "Bajingan" waktu dia di fitnah sama Burhan.

2. Dia punya dendam pribadi sama Burhan terlihat dari dia menggunakan nama Burhan ketika dia ditangkap polisi, dia berusaha menggagalkan pernikahan Burhan dengan Silvy. Yang kedua mungkin wajar karena dia tahu Burhan orang jahat, tapi kalau dia nggak ada dendam sama Burhan, nggak penting juga kali ya ngasih tahu Silvy kalo Burhan orang jahat, toh pada awalnya Syamsul dan Silvy juga nggak saling kenal.

3. Dia selalu melakukan kontak mata dengan Silvy. Manusiawi banget kan? Kalau Azzam kan selalu menghindari kontak mata dengan Anna sebelum akhirnya menikah, bahkan dengan Eliana sekalipun Azzam selalu istigfar.

4. Syamsul yakin dengan pilihannya ke Silvy tanpa bingung-bingung mikirin perasaan Zizi. Nggak kayak Fahri yang heboh mikirin perasaan Maria dan Aisha. Syamsul lebih to the point.

5. Syamsul adalah copet karena butuh uang. Ini deh yang kayaknya manusiawi banget dari tokoh seorang ustad. Gue suka banget sama yang ini. Bukan karena mencopetnya, tapi hal ini lebih menunjukkan bahwa sebenarnya ustad juga manusia. Bukan orang suci.

Kalau dibandingin sama AAC, KCB 1 dan KCB 2, gue akan menempatkan DMC di urutan ketiga setelah KCB 1 dan AAC sementara KCB 2 di urutan terakhir. Kenapa? Pertama, dari segi cerita DMC kalah jauh sama AAC yang lebih tajam karena menyangkut antara hubungan percintaan Kristen dan Islam, terus pemain-pemain AAC juga lebih menggebrak karena sebelumnya Fedi Nuril memang nggak terlalu gimana-gimana kecuali di Garasi, begitu pula dengan Rianti dan Carissa Puteri, pengemasan juga gue lebih suka AAC walaupun mungkin adegan Mesir nya palsu. Nah kalau dibandingkan dengan KCB 1, DMC kalah di promosi dan pemain. KCB 1 pemain-pemainnya baru, walaupun aktingnya mungkin belum sebagus Dude dan Asmirandah di DMC, tapi kehebohan pemain baru inilah yang membuat KCB justru laku. Memang sih DMC juga di casting terbuka, tapi tetep aja menurut gue, karena ini produksi SinemArt, jadi artis-artisnya juga harus dari SinemArt. Dan gue nggak ngeliat ada pemain baru yang masuk lewat jalur casting terbuka di DMC. Jujur... apa gue nggak begitu perhatiin? Tapi memang nggak ada sih. Siapa coba? Dude? Andah? Meyda? Marwah? Semuanya artis SinemArt dan semua rata-rata sudah terkenal. Jadi jelas ini sudah diatur sama om Leo Sutanto selaku produser. Terus... KCB 1 lebih kaya shot deh kayaknya karena di Mesir dan kayaknya WOW aja gitu ada film yang syuting di luar negeri. Mungkin KCB 1 menang disitu. Kalau dari akting pemain sih gue kira DMC lebih baguslah karena lebih senior.

Selanjutnya dari segi Twist cerita yang KANG ABIK BANGET kalau menurut gue. Coba deh perhatikan AAC, KCB dan DMC. Satu cowok, disukai sama dua atau lebih cewek. Ketika ada satu cewek yang benar-benar mencintai cowok itu tapi si cowok menjatuhkan pilihannya pada yang lain setelah melalui proses istikharah atau karena memang cewek yang suka ke cowok itu sudah ada pasangan, pasti pada akhirnya si cewek tetap akan mendapatkan cowok itu. Konsep jodoh di tangan Tuhan inilah yang selalu di berikan Kang Abik di setiap filmnya. Kita lihat Ayat-Ayat Cinta, Aisha sangat mencintai Fahri tetapi Fahri tidak bisa menyembunyikan perasaannya pada Maria sampai akhirnya dia menikahi Maria juga. Pada akhirnya Maria meninggal dan Fahri hanya untuk Aisha. Aisha memang jodoh untuk Fahri dari Tuhan. Sekarang ke KCB, Azzam sangat menyukai Anna dan begitu pula Anna, tetapi Anna sudah lebih dahulu di lamar oleh Furqon dan Azzam merasa tidak pantas untuk Anna karena Anna lebih tinggi gelarnya daripada Azzam. Pada akhirnya, Furqon dan Anna menikah lalu bercerai. Kemudian Azzam berusaha untuk mencari jodohnya, tetapi gagal. Sampai akhirnya ayah Anna menjodohkan Azzam dengan Anna. Anna memang jodoh untuk Azzam. DMC juga mengulang cerita yang sama, ketika Zizi mencintai Syamsul dan Syamsul memilih Silvy, kemudian Silvy meninggal dan akhirnya Zizi menikah dengan Syamsul. Zizi memang jodoh untuk Syamsul. Kan? Semuanya satu tipe dan tipe itu adalah JODOH DI TANGAN TUHAN.

Kalau dari shot dan adegan sih, nggak ada yang istimewa di DMC, semuanya sinetron dan seperti film kebanyakan. Shot yang paling bagus menurut gue adalah adegan kecelakaan Silvy. Modal besar SinemArt merusak mobil bagus gitu. Hahaha... Jadi Silvy itu kecelakaan, dan mobilnya terbang nabrak kios gubuk pinggir jalan dan terbalik. Cuma yang gue heran, kenapa mobilnya bisa terbang begitu? Nggak ada shot yang ngasih liat mobil itu nabrak batu atau apa sampai akhirnya melayang. Padahal Silvy cuma menghindar dari tukang ojek yang lewat naik Mio doang, banting setir, nah kok bisa terbang? Hahaha... Lucunya disitu kali ya... ada miss aja kayaknya. Tapi adegan ini tetep juara buat gue.

Well, overall memang sangat sinetron sekali, tapi setidaknya Dalam Mihrab Cinta adalah film yang dari segi moral, cerita, pesan, sangat sarat dengan makna dibandingkan lo harus nonton Cin, Tetangga Gue Ternyata Kuntilanak, atau film-film horor esek-esek sejenis.

Good Job buat SinemArt, mungkin untuk film Kang Abik selanjutnya bisa lebih keren lagi. Bumi Cinta harus bener-bener syuting di RUSIA!

Buat yang belom nonton, nontonlah Dalam Mihrab Cinta. Lumayan buat akhir tahun... Soundtrack nya bagus loh, sayang yang nyanyi Afgan, gue nggak suka, tapi lirik sama melodinya bagus.


Oke, waktunya ngerjain tugas lagi,
Salam SCTV! (Gaya Jeremi Teti)


Catatan kaki:
Namja = cowok (Korea)
Oh yeah, gue nggak tahu dua hari ini gue kenapa. Rasanya seperti ada sesuatu di dalam diri gue yang memaksa untuk keluar, tapi gue nggak tahu itu apa. Emosi, yang jelas itu emosi. Hanya saja entah itu bahagia? Sedih? Senang? Gila? Gue sendiri nggak tahu. Pasti ada sesuatu yang orang itu tinggalkan di kamar ini sampai-sampai gue jadi kayak orang gila begini. Bayangin aja, gue sampe nggak niat buat nulis satu kata pun di tugas BIMTV gue. Itu parah loh! Padahal awalnya gue semangat banget nih sama ini tugas. Apalagi ngomongin soal sinetron. Tapi sekarang kenapa gue jadi agak males gini ya? (Kata agak disini mengesankan gue anak yang rajin banget sih? Oke gue ralat: gue emang males)

Apa ya yang bikin gue jadi nggak jelas gini? Apa iya karena masalah perasaan gue ke orang yang gue panggil Barat itu? Masa sih? Perasaan kemaren-kemaren gue biasa aja sama dia. Serius deh... Nggak ada hal-hal yang bikin gue jadi muak sama diri gue sendiri kayak gini. Nggak ada hal-hal yang bikin gue jadi banyak makan gorengan, suka minum minuman keras (bohong banget yang ini, sumpah nggak pernah, paling banter GreenSand)... Kayaknya ini deh yang bikin jerawat di jidat gue jadi tambah banyak. Perasaan yang terlalu dalam, terlalu lama di pendam. Tapi yang gue heran, KENAPA MESTI SAMA ORANG ITU?!

Gue mulai khawatir dengan masa depan gue. Dengan eksistensi diri. Sumpah kayak anak SMA aja. Gue mulai khawatir dengan kehidupan anti-sosial gue. Gue mulai khawatir dengan krisis percaya diri berkepanjangan gue. Gue mulai khawatir dengan kemalasan gue. Oh Tuhan... jangan sampai... Gue berniat membuat sesuatu yang besar suatu saat nanti, tapi itu bahkan nggak gue mulai rintis dari sekarang. Kenapa deh? Apa sih yang sebenarnya gue pikirin? Aduh... gue juga nggak tahu... Kenapa gue harus MALES begini sih aah... #meratapinasib...

Oke. Oke... sekarang, seperti yang gue tulis di status FB pagi ini, udah bukan saatnya untuk stress karena suatu keinginan yang nggak kesampean. Itu jaman dulu... jamannya gue jadi anak labil SMA. Sekarang adalah saatnya menghadapi apa yang ada di depan. Menghadapi realita. Iri boleh, tapi jangan diratapi kan? Kalau teman kita mendapatkan suatu hal yang besar dalam hidupnya, memperoleh pencapaian dalam hidupnya, jadikan lah motivasi, jangan iri tapi cuma nangis di pojokan ruangan... Mimpi itu dibuat untuk dikejar kan? Dan sekarang kan sudah ada mimpi, tinggal dikejar, odonggg... Ayo, kelarin ujian ini, pulang kampung, nulis cerpen lagi, jadi penulis itu nomor satu di catatan cita-cita, jadi kejar!

SEMANGAT!


P.S.   : Ada yang tahu tempat cuci otak dimana?
P.P.S : Sori warna ini mengganggu, tergantung emosi kayaknya... (berasa duyung)
Yaah, otak ini bener-bener deh ya, kalo di kamar kosan, bawaannya kepikiran mulu sama tuh orang. Grrr.... Kadang-kadang kesel juga sih karena jelas-jelas orang itu, yang gue suka itu, nggak punya perasaan apa-apa sama gue. Ya kan? Ya... karena dia itu temen gue dan dia juga anggep gue sebagai temennya dia. Cuma... kesan pertama waktu itu loh, waktu pertama kali gue ngeliat dia, waktu kita ketemu lagi setelah kepisah beberapa hari liburan, itu bikin sesuatu di hati gue seperti, DOR! Dan sampai sekarang masih terasa setiap kali sama dia. Hahaha... terkadang perasaan itu lucu tapi terkadang nyebelin juga. Ada kalanya gue bener-bener punya keyakinan bahwa gue harus lupain orang itu karena nggak ada gunanya dipikirin, tapi ada kalanya gue malah merasa kalau ada dia, maka gue akan selalu gila dan tertawa dan itu gue syukuri karena susah sekali untuk tertawa akhir-akhir ini.

Gue nggak tahu sampai kapan dia bisa tahan dengan kelakuan gue yang terkesan (atau memang? Gue ngerasa gitu) berlebihan kalau deket sama dia. Gue suka lewat bates, suka nggak kontrol diri deh. Misalnya kayak tiba-tiba gue nyentuh tangan dia gitu? Kayak misalnya gue ketawa lebay terus pake-pake jatuhin kepala ke pundak dia gitu? Lebay... Dan entah kenapa sebelumnya nggak kepikiran kalau itu berlebihan, malah kepikirannya setelah beberapa jam berlalu. Dan setelah itu pasti gue langsung membenturkan kepala ke dinding kayak Dobby dan teriak, “Bad Ronzzy! Bad Ronzzy!” Hahahaha...

Sebenarnya apa sih gunanya gue suka sama dia? Cuma bikin capek perasaan doang... Toh selama ini gue juga dianggap teman dan dia juga sudah punya pacar bukan? Lalu apa yang gue harapkan?

Gue suka sama dia, ya memang, tapi nggak ngasi harapan ke gue, lalu?

Well, hidup ini ribet ... Ujian ribet ... Gue pengen cuci otak dan sedikit amnesia. Andai saja obliviator itu ada...

Cih~ ribeet hidup gueeee~

Good night everyone, the time is 1.46 AM. Haha... Gue baru bangun jam sepuluh malem tadi dan sadar kalau belom makan malem, pantesan dalam mimpi gue makan pizza banyak banget dan makan burger rasa stroberi. Well, yeah, hanya mimpi... Setelah keluar makan dan menuju warteg favorit gue, ya elah, ternyata tutup, sampai akhirnya perjalanan gue berakhir di Chinese Food yang sama dan memesan nasi goreng korned yang ternyata sangat asin dan tidak ada korned nya sama sekali melainkan kebanyakan bumbu mi goreng sedap plus kriuk-kriuknya. PALSU!

Dan akhirnya gue kembali ke kamar tercinta di D5 ini dengan menggenggam tiga buah gorengan. Aish! Sebenarnya gue sudah mau mengurangi kebiasaan makan gorengan ini karena menyadari minyaknya sangat membuat jerawat di jidat gue semakin menjadi-jadi. Tapi oh tapi... Entah kenapa gue nggak bisa mengalihkan pikiran gue dari abang-abang gorengan itu... Entah kenapa setiap kali gue selesai makan dan kembali menuju kosan, abang-abang gorengan selalu menebarkan pesona piscoknya dan membuat gue harus membeli piscok itu... Oh abang gorengan... betapa kejamnya dirimu... untung piscoknya enak dan akhirnya semua itu berakhir di usus besar gue.

Hari ini cukup mengesankan, ujian DDL eh? Yaah... sangat mengesankan. Gue sudah belajar banyak di DDL selama satu semester ini. Belajar untuk tidak memerhatikan dosen, belajar untuk makan di kelas, belajar untuk tertidur di tengah pelajaran, belajar untuk menjadi sesat. Dan hari ini, semua berakhir di tiga halaman lembar jawaban yang gue tulis dengan font super gede dan spasi berlebihan. Yah, semoga bapak Apipudin puas dengan jawaban sesat gue.

Dan, hey, beberapa waktu yang lalu gue mengcopy film dari flashdisk abang Ryan Hasri, judulnya Despicable Me. Awalnya nggak ngeh itu film apa, tapi ternyata gue pernah dapet poster filmnya di sebuah majalah yang gue beli. Dan malam ini, karena nggak jadi nonton film porno (LOL, agennya batal dateng, padahal gue sudah menyandera jaketnya) gue akhirnya nonton Despicable Me dan TIDAK KECEWA! Filmnya bagus dan ngena' banget. Walaupun hanya film animasi semacem Toy Story, tapi ada kesan yang ditinggalkan setelah menonton film ini.

Poster Film Despicable Me
Filmnya bercerita tentang seorang Dr. Gru yang bercita-cita untuk menjadi The Great Villain ever. Dia adalah seorang ilmuwan yang genius. Dia menciptakan banyak robot-robot kecil bermata satu dan dua yang digunakannya untuk mewujudkan keinginan terbesarnya: MENCURI BULAN. Ya... Dr. Gru berniat untuk mencuri bulan karena beberapa waktu belakangan ini muncul seorang penjahat yang tidak diketahui namanya, telah mencuri Piramid di Mesir. Dr. Gru berencana mencuri bulan, tetapi dia butuh uang untuk membuat sebuah roket. Akhirnya dia mendatangi sebuah Bank yang memang khusus untuk para penjahat untuk meminjam uang sebelum melakukan kejahatan. Dia melakukan presentasi mengenai rencananya mencuri bulan dengan menggunakan sebuah alat semacam senter pengecil milik Doraemon. Sayang sekali presentasi mengagumkan Dr. Gru ditolak oleh Perkins si direktur Bank karena Gru belum memiliki alat pengecil itu. Akhirnya Dr. Gru menyusun rencana untuk mencuri alat pengecil itu dari sebuah laboratorium rahasia milik seseorang yang tidak disebutkan namanya. Ketika dia sudah mendapatkan alat pengecil itu, sayang sekali alat itu justru dicuri oleh seseorang bernama Vector yang ternyata adalah orang yang mencuri piramid itu.

Vector juga ingin mencuri bulan, seperti halnya Gru karena dia juga ingin menjadi The Great Villain. Akhirnya mereka berdua menjadi saingan. Gru berusaha untuk mengambil alat pengecil itu dari rumah Vector, hanya saja rumah Vector dilindungi oleh peralatan-peralatan canggih yang dikontrolnya dengan sebuah remote control. Bahkan ruang televisi Vector berlantai kaca dan di bawahnya ada sebuah akuarium berisi ikan Hiu.

Suatu hari, Dr. Gru memergoki tiga orang anak perempuan yang tinggal di rumah yatim piatu berjualan kue ke rumah Vector dan ternyata Vector sangat menyukai kue-kue itu. Gru yang sangat kesulitan untuk masuk ke kediaman Vector tercengang melihat anak-anak itu dengan mudahnya masuk ke rumah Vector dan menjual kue. Akhirnya Gru mendapat ide. Dia memutuskan untuk mengadopsi anak-anak itu dengan rencana bahwa mereka akan dimanfaatkan untuk menjual kue ke rumah Vector. Kue itu sendiri adalah kue robot yang dibuat sendiri oleh Gru dan seorang professor sahabatnya. Kue robot itulah yang membantu Gru mendapatkan alat pengecilnya.

Kehadiran anak-anak perempuan itu di rumah Gru membuat suasana berbeda. Gru yang pada masa kecilnya selalu diremehkan oleh ibunya, tidak pernah dihargai karyanya, membuat dia agak kasar dan sedikit jahat ke anak-anak itu. Tapi sebenarnya jauh di dalam hatinya dia adalah laki-laki yang sensitif, yang selalu sedih jika mengenang masa kecilnya. Gru tidak pernah suka anak-anak itu mengganggu hidupnya, bahkan dia mengadopsi merekapun hanya karena ingin memanfaatkan mereka. Tapi pada hari dimana Gru berhasil mendapatkan alat pengecil itu, anak-anak perempuan yang pada awalnya tidak menyukai Gru karena tidak pernah bertindak sebagai ayah yang baik, mengajak Gru untuk mengunjungi sebuah taman bermain. Di sana, Gru memiliki rencana untuk meninggalkan mereka dan melepas tanggung jawabnya sebagai ayah angkat, tetapi dia gagal. Dan ada satu adegan di mana Gru berjuang mendapatkan sebuah boneka Unicorn untuk anak paling bungsu, dan itu membuat anak-anak itu menyukai Gru dan simpati pada ayah angkatnya.

Ketika Gru sudah mendapatkan alat pengecil itu, dia kembali melakukan presentasi pada Perkins di pemilik Bank Kejahatan untuk mendapatkan pinjaman uang agar bisa membuat roket. Perkins terkejut sekali ketika tahu Gru memiliki alat pengecil itu. Tapi dia tidak mengabulkan permintaan Gru. Perkins yang ternyata adalah ayah Vector, menyuruh Vector mencuri alat pengecil itu dan melanjutkan misi Gru untuk mencuri bulan dan menjadi The Great Villain ever.

Gru tahu dia sudah tidak punya uang lagi, sudah tidak ada lagi biaya untuk membuat roket. Tiba-tiba anak paling bungsu (sumpah gue baru nonton tapi gue lupa namanya) ngasi celengan babi ke Gru dan disana ada uang beberapa dolar berbentuk koin. Akhirnya dengan semangat dari anak-anak itu, robot-robot bermata satu dan dua ciptaan Gru juga menyumbangkan uang-uang mereka, Gru bahkan menjual apapun yang ada di rumahnya agar dia bisa mewujudkan impiannya membuat roket dan mencuri bulan. Sejak saat itu, Gru menjadi lebih perhatian pada anak-anak angkatnya. Dia bahkan membacakan dongeng sebelum tidur untuk mereka yang sebelumnya tidak pernah dia lakukan. Gru memasak sarapan dan melakukan apa yang seharusnya seorang ayah lakukan pada anaknya. Itu membuat anak-anaknya merasa sangat bahagia saat itu.

Sampai pada suatu hari, rencana mencuri bulan akan dilaksanakan ternyata bertepatan dengan hari dimana anak-anak angkat Gru mengadakan Recital untuk Balet mereka. Gru merasa bimbang, di satu sisi dia tidak ingin menggagalkan rencana mencuri bulan yang sudah lama disusunnya, tapi di sisi lain dia tidak ingin mengecewakan anak-anaknya. Tapi professor yang menjadi sahabat Gru itu meyakinkannya bahwa perhatiannya tidak boleh teralih dan dia harus fokus. Bahkan professor itu datang ke panti asuhan tempat anak-anak itu dulu ditampung dan meminta pihak panti untuk mengambil mereka kembali. Gru merasa sedih, sebenarnya, tetapi dia tidak bisa apa-apa. Dan akhirnya rencana mencuri bulan itu dijalankan, bersamaan dengan Recital Balet anak-anak.

Gru berhasil menuju Bulan, menembakkan alat pengecil dan mengecilkan ukuran bulan lalu membawanya kembali ke bumi. Ketika dia kembali ke bumi, dia ingin sekali mengejar waktu Recital Balet anak-anaknya, dan pada saat yang sama, Professor sahabat Gru menemukan sesuatu yang aneh dan berbahaya untuk Gru dan juga Bulan yang sudah mengecil itu. Ternyata, alat pengecil itu tidak mengecilkan benda secara permanen. Hal itu terbukti dari robot ciptaan Gru yang menjadi kelinci percobaan kembali ke ukuran yang semula. Dan ternyata, semakin besar ukuran benda yang dikecilkan oleh alat itu, semakin cepat pula proses pembesarannya. Gru berada dalam masalah, dia harus segera mengembalikan bulan ke tempatnya semula agar tidak terjadi masalah di bumi.

Ketika Gru tiba di tempat Recital dan kabar bahwa alat itu tidak permanen belum sampai padanya, anak-anak sudah selesai denan Recital mereka dan diculik oleh Vector. Gru langsung berangkat ke tempat Vector dan menyelamatkan anak-anaknya. Pada saat itulah Bulan yang mengecil mulai membesar dan membesar. Vector pada awalnya tidak menyadari itu sementara Gru berusaha mengejar Vector yang kabur dengan pesawat. Gru menggelantung di pesawat Vector, tapi tidak lama dia terjatuh persis di dalam pesawat yang professor sahabatnya itu kendarai. Ya, gue inget nama professor itu Dr. Nefario. Dan nama anak-anak itu Margo, Edith dan Agnes yang paling bungsu. Lanjut ke cerita (labil), jadi di pesawat itu Dr. Nefario memberitahu bahwa alat pengecil itu tidak permanen. Itu artinya Margo, Edith dan Agnes berada dalam bahaya karena mereka bersama Vector dan Bulan ada di pesawat Vector. Gru mencoba menyelamatkan Margo, Edith dan Agnes dengan membuka paksa pintu pesawat Vector dan ketiga anak itu berhasil di selamatkan sementara Vector terbawa ke luar angkasa bersama Bulan. Dan semua berakhir, Bulan kembali ke tempatnya semula.

Akhirnya, Gru menjadi ayah yang baik untuk anak-anaknya, dan ini adalah bagian yang paling gue suka. Gru mau membacakan dongeng sebelum tidur dan memberikan kecupan selamat malam. What a real Dad!

Menurut gue, film ini bagus, karena ada nilai kebaikan yang benar-benar nyata dari seorang penjahat. Dia menemukan makna dari keceriaan dan kebahagiaan dan bahwa mendapatkan sebuah BULAN pun, tidak akan bisa menyamai kebahagiaan ketika dia bersama dengan ANAK-ANAKNYA. Wow... agak dalem ya kayaknya... Terlebih lagi buat gue. Hahahaha...

Kemudian, gue berpikir satu hal, bahwa tidak penting sehebat apa kita, tidak penting seberani apa kita, tidak penting sesuper apa kita, semua itu tidak akan ada gunanya, tidak akan ada artinya, ketika kita tidak bahagia, ketika kita tidak bisa tersenyum, ketika kita tidak punya teman...

Dan lalu gue sadar, bahwa arti seorang teman itu sangat penting. Mungkin memang kita tidak bisa berbuat banyak untuknya, sesuatu hal yang nyata untuk dia rasakan misalnya, tetapi dengan dukungan kita, dengan semangat yang kita berikan, setidaknya itu sudah cukup membuat mereka merasa bahwa mereka memiliki seseorang yang memerhatikan mereka, right?

Gue, termasuk orang yang tidak bisa apa-apa. Gue nggak hebat dalam pelajaran, dan gue termasuk orang yang malas untuk begini malas untuk begitu. Tapi ketika teman gue mendapatkan sebuah kesempatan untuk menjadi seorang penyiar radio di radio kampus, gue sebisa mungkin akan memberikan dia semangat, memberikan dukungan semampu  gue, karena buat gue, kalau teman gue bisa meraih mimpinya lebih jauh dari gue, maka gue akan sangat bahagia apalagi kalau dia menerima dukungan gue dengan baik.

Dan satu hal yang gue ambil dari film Despicable Me ini (walaupun curhatan diatas kayaknya nggak nyambung, tapi yaudahlahyaaa) bahwa sejahat apapun seorang ayah buat kita, dia tetap punya hati dan sayang pada kita. Well, mungkin sekarang bokap gue sedang mati, kehilangan akal pikirannya, tapi gue yakin jauh di lubuk hati dia, dia masih sayang sama gue. Sebenarnya gue kangen sama dia dan selalu pengen nangis kalau mengingat bahwa gue nggak pernah punya kenangan manis sama dia, tapi there is nothing I can do about it, right? Semuanya akan berjalan baik dan semuanya akan berakhir suatu saat nanti... Dan suatu saat nanti, gue akan tersenyum bersama dia seperti Margo, Edith dan Agnes tersenyum bersama Gru.

-Gru (belakang), Edith, Agnes, Margo-

Hello world... Hari ini adalah UAS hari ke dua buat FISIP-KOMUNIKASI-Industri Kreatif Penyiaran. Ada dua mata kuliah hari ini yaitu Manajemen Stasiun TV dan Pengantar Antropologi. Oke, kemaren dan kemaren dulu gue udah belajar MSTV dan malam ini belajar antrop, sampai akhirnya gue membaca tweet dari @official_md yang ngasih tahu kalau beberapa poster promo sinetron terbarunya sudah keluar. Buru-buru lah gue cari situs www.mdentertainment.net tapi nggak nemu poster Cinta Fitri 7. LOL Kecewa sih... Cuma gue obrak-abrik arsip sinetronnya dan menemukan poster ini:


Nggak ada yang istimewa kan? Iya dong... pastinya biasa aja kalo ngeliat poster itu. Pasti bakalan mikir, "Ah... cuma sinetron ini... Lagian kan udah tamat. Tayangnya pun tahun 2008. Basi lah..."

Tapi kalau kalian sudah melihat poster ini sebelumnya, pasti nggak akan mikir begitu :


Kkkkk~ ini adalah salah satu film favorit gue. Buset... Jojo sama Emma Robert cantik baaanget di film ini. Gue suka sih sama Sara Paxton, cuma setelah dia jadi peran antagonis di Sidney White, dan disitu dia terlihat seperti Luna Maya, gue agak-agak Ilfil... Nah, film ini rilis tahun 2006 loh! Dan poster sebelumnya 2008! Yay! #apadeh

Kemudian kemudian, gue edit lah dua poster itu jadi berdampingan dan gue tag di Facebook ke beberapa teman dan dosen. Sampai akhirnya ada temen gue yang menyarankan untuk membuat si cowok bersirip ikan juga. Dan akhirnya jadilah seperti ini:


Yaah... Editan biasa, nggak ada yang istimewa... Cuma, kreativitasnya mungkin dipertanyakan? Bagaimana Oom Manoj? Saya ngefans loh sama om! Sumpah... saya ini Fans Cintra Fitri banget... Hahahay!

Belajar gue lumayan terganggu lah sama dua hal menarik ini. Yaah... Antara Tugas, UAS, Internet, dan Photoshop... Semuanya harus beriringan...




P.S.: TUGAS, nggak pernah kesebut ya diatas? Sebenarnya gue lagi mau bikin analisa Game Theory persaingan MD dan SINEMART. Cuma... Belom kelar :p Abis UAS hari Selasa gue kerjain soalnya deadlinenya pas Natal.
Kita lahir karena cinta. Sebuah kekuatan paling besar yang diciptakan Tuhan untuk kehidupan manusia. Sebuah daya yang tak bisa kalah kecuali oleh kuasa Tuhan. Sebuah ikatan yang tak bisa dihancurkan oleh apapun kecuali kehendak Tuhan. Sebuah kata yang sulit dijelaskan dan yang mengerti hanya Tuhan.

Kita hidup karena cinta. Karena kita ingin mendapatkan sesuatu yang lebih. Karena cinta itu lebih... Lebih membuat bahagia. Lebih membuat tersenyum. Lebih membuat tertawa. Cinta itu selalu bisa menjadi penenang dikala duka. Selalu bisa menjadi penyejuk dikala lara. Memiliki cinta dalam hidup berarti memiliki sesuatu yang harus dipelihara. Memiliki cinta berarti sebuah tanggung jawab yang harus digenggam, dilindungi, dijaga.

Cinta ini... padanya... sosok manusia indah, bermata kecoklatan, berambut hitam legam, berkulit indah... hanyalah sebuah perasaan biasa yang timbul-tenggelam. Tidak pasti. Tidak tentu. Kadang hilang. Kadang kembali. Terkadang bahkan tidak terasa... Cinta ini padanya hanyalah sebuah maya... Ilusi... Labil... Sebuah perasaan yang mungkin hanyalah bisikan setan, tetapi bisa juga membahagiakan.

Pada akhirnya nanti, cinta ini akan mati... Pada akhirnya nanti, cinta ini akan hilang ditelan masa. Akan pergi bersama hembusan angin pagi. Mengalir bersama derasnya air terjun yang membawa setiap tetes kehidupan ke lautan luas. Menyebar. Menyatu dengan alam. Hilang... Menyatu dengan tanah... Musnah... Cinta ini padanya, seperti itu, tidak kekal.

Pada akhirnya nanti, hanya akan ada satu cinta... Hanya akan ada satu kekuatan yang menggenggam jiwa ini... Hanya akan ada satu perasaan yang tetap hidup, tetap muncul, tetap terpelihara... Hanya akan ada satu rasa yang tak pernah pergi dan selalu terasa... Nyata dan stabil... Hanya akan ada satu cinta pada-Nya. Cinta yang tak pernah padam walaupun ditelan masa... Cinta yang tak akan pernah musnah walau tertimbun tanah... Cintaku, pada-Nya. Yang Menciptakan aku... Yang Menghidupkan aku... Yang Memberikan aku segala nikmat cobaan ini... Yang Menganugerahkan padaku segala kelebihan dan kekurangan ini... Cinta-Nya, abadi, tulis, satu. Tak ada ganti...

Dan pada akhirnya nanti... semua ini, akan berakhir kan? Cobaan yang tiada henti? Air mata yang tiada kering? Semuanya akan hilang, kan? Bersama dengan cintaku pada orang itu?


Pondok Abadi, Depok
Kamar D5
12.17 AM

Ronzzy Kevin
Kim Dong-Joon
Dongsungsihaeminwon

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2024 (5)
    • ▼  Maret (2)
      • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
      • I Know..., But I Dont Know!
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • 'Sexy, Free & Single' Music Video: Review Saya!
  • Are You Ready for Your SM Global Audition Jakarta?
  • EXO CHEN! Siapa Member Lainnya?
  • Final Destination 5: REVIEW!
  • EXO MAMA MV: Review Saya! [PART 1]
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

#vlognyaron on YouTube

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes