• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron


Terbentur,
Keras,
Sakit,
Berdarah...

Aku yakin kepalaku menghantam sebuah benda keras yang membuatnya sakit ketika aku mulai mencintaimu. Ada yang menyakitinya begitu keras sehingga saat ini, terlalu banyak tentang dirimu ada di dalamnya. Ya... ada banyak sekali. Ada banyak sekali tawa, keceriaan, bahagia, dan ada banyak sekali sesuatu yang indah tentang dirimu. Aku merasa seperti seekor burung yang baru saja terlepas secara tidak sengaja dari sangkarnya. Terbang ke alam bebas dan melihat dunia. Aku seperti kembang api, meledak-ledak, warna-warni, menjalani hari-hariku dengan senyuman. Dan kau adalah sebabnya.

Ada hal-hal yang bisa kubanggakan dalam perasaan ini, dalam hubungan kita... Tapi juga ada hal-hal yang membuatku malu, merasa tidak pantas, untuk ada di dekatmu, bersamamu. Hal yang tidak bisa aku katakan, terlalu memalukan untuk dipikirkan.

Aku bahagia, ya memang... Tapi aku justru telah mengubur diriku pada sebuah lubang dalam dan gelap. Aku telah membawa diriku kedalam sebuah selokan berlumpur. Jatuh terjerembab dan tak bisa lagi berdiri. Kenapa? Karena aku salah... Mencintaimu, sejak awal adalah sebuah kesalahan besar yang pernah aku lakukan. Kesalahan yang hingga saat ini, tidak pernah pergi dari pikiranku. Namun, kau tahu? Aku menikmatinya... Aku menikmati setiap dosa ini. Aku menikmati setiap perasaan kotor ini. Aku merasakan indahnya memiliki seseorang... yang begitu dekat, begitu lekat...

*Dan tak mungkin untukku, untuk gapai cintamu, walau rasa dihati ingin memilikimu...

Ya... sekali lagi, ya... aku tidak mungkin lebih jauh dari ini. Aku tidak mungkin lebih dalam dari ini. Aku tidak bisa mendapatkan apapun darimu. Tidak bisa lebih... Aku hanya bisa menjadi sebatas, apa yang orang katakan, teman? Ya, itu... aku hanya bisa menjadi orang itu. Tidak lebih... Walaupun rasa ini, rasa dalam hati ini, sungguh dalam, sungguh bersih, tetapi terlalu kotor untuk benar-benar kuwujudkan, bersamamu...

*Cinta harus berkorban, walau harus menunggu s’lamanya...

Dalam hal ini, bisakah? Siapa yang nantinya akan menunggu? Aku? Aku? Ya... sekali lagi aku... pasti aku... karena aku tahu kau bukan untukku, maka kau tidak mungkin menunggu, bukan? Ya... Kau akan menjalani kehidupanmu yang sebenarnya. Bersama dengan orang yang benar-benar untukmu. Bersama dengan orang yang benar-benar kau inginkan. Seperti mimpimu... mimpi-mimpi yang kau katakan. Mimpi-mimpi yang aku dengarkan...

Lalu, apakah dengan begitu aku akan menunggumu? Selamanya?



Ronzzy Kevin
Kim Dong-Joon
Dongsungsihaeminwon

Pondok Abadi, Depok
Kamar D5
09.55 PM



Credit: Agnes Monica, Dan Tak Mungkin.
Mungkin benar kata orang, bahwa aku tak tahu bagaimana rasanya mencintai seorang kekasih. Tak masalah bagiku karena pada kenyataannya aku memiliki seseorang yang melebihi status seorang kekasih. Perasaan yang terkadang menggebu, terkadang kesal, terkadang membuncah, terkadang benci membuatku yakin bahwa ada sesuatu dalam diriku yang memilih dirimu. Entah apa, aku tak tahu. Ada yang berbeda, disini, di sudut hatiku. Sesuatu yang kutahu itu nyata tetapi tak mampu kuungkapkan lebih jauh karena ketakutan akan sesuatu yang dapat membunuhku dan seluruh hidupku hancur karenanya.

Aku pernah berada dalam sebuah penyangkalan yang besar. Penyangkalan akan sesuatu yang kutahu itu adalah aku tetapi aku tidak pernah mau berkata bahwa itu aku. Dulu... penyangkalan itu pernah terjadi hanya saja itu semua sudah menghilang bersama dengan laju angin dan aliran air dari hulu ke hilir. Semuanya sudah berubah dan semuanya sudah musnah. Aku tahu mungkin aku tidak pernah menginginkan apapun yang buruk terjadi padaku, termasuk hal yang satu ini, tetapi kenyataannya bahwa aku bangga pada diriku dan apapun yang ada dalam diriku. Bahwa aku adalah aku.

Ketika aku merasakan ini, aku merasa bahwa aku adalah orang yang paling beruntung, sekaligus paling bodoh. Perasaan ini jujur dari dalam hatiku, tulus dan kurasa ini adalah perasaan yang orang-orang rasakan pada kekasih mereka. Dan itu kurasakan padamu... Sesuatu yang aku sendiri tidak pernah inginkan terjadi, bahkan untuk memikirkannyapun rasanya sangat sulit dan mustahil. Tapi, ya... itu terjadi.

Setiap orang punya pilihan, dan setiap orang akan memilih. Ketika sudah tiba saatnya nanti, aku akan memilih untuk pergi dan menjauh darimu. Kenapa? Karena semua yang terjadi, semua yang kualami, bersamamu, tentangmu, adalah sesuatu yang mustahil untuk menjadi nyata. Sesuatu yang bahkan otakku sendiri belum bisa menerima keputusan dari hatiku ini. Aku yakin, pada akhirnya nanti bahwa semuanya akan kutinggalkan. Bahwa aku tidak bisa bersamamu, itu saja.

Satu hal yang aku inginkan adalah jangan pernah berubah dan jangan pernah pergi. Jangan pernah tinggalkan aku. Jangan pernah anggap aku seperti apa yang dulu orang pikirkan tentang aku. Jangan hanya karena itu semua tentangku di matamu berubah. Kau yang terbaik, sejauh ini, kau yang terbaik. Dan kuingin itu menjadi selamanya.

Aku tahu bukan cinta yang menyatukan kita, tetapi yang aku percaya, ini lebih dari cinta.


-gagal... ya, ini gagal, wajah kecewanya terlihat, bukan?-
Kamar D5 Pondok Abadi, Depok
1:59 AM

Ronzzy Kevin
Kim Dong-Joon

Dongsungsihaeminwon
Gue ngantuk banget sore ini dan akhirnya tertidur setelah sholat maghrib sekalian nonton OVJ. Setelah OVJ selesai yang parahnya episode malam ini adalah LIVE dan ada adegan Olga melorotin celana Sule (gue yakin bakalan dapet teguran dari KPI. Semoga Om Wishnutama bisa mengatasi semuanya), mulailah Bukan Empat Mata dan ternyata openingnya adalah SM*SH. What a damn night... Terpaksa lah gue menonton itu opening dengan lagu I Heart You yang ughh banget juga gaya-gaya personilnya yang ughh juga. Sampai akhirnya, gue berpikir untuk, yah, sekali lagi, me remix lagu I Heart You itu (seperti yang gue lakukan pada HOOT dan Sakit Bukan main) dan mengupload nya ke YouTube. Check ini:



Dan yeah, kalo ada diantara kalian yang bilang NGGAK MIRIP, NGGAK SAMA, AH KEBETULAN, dll, itu artinya you guys are in a huge denial. Hahahaha...

Enjoy it lah ya. Gue nggak mau banyak komentar soal ini. Kkkkk~

Good Night. Have a Blessed Friday (for me!)


P.S.: Gue bukan Fans SM*SH dan bukan juga Fans Justin Bieber. Tapi gue nggak masalah dibilang Anti-Fans mereka. LOL
Selamat Tahun Baru 1432 Hijriyah! Semoga di tahun baru ini, semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang kita rencanakan dan kita inginkan. Semoga Allah memberkahi kehidupan kita di dunia maupun di akhirat.

By the way, gue ikut join nih acara Summer School di Kanada, vote gue dong ya, iya dong :p nih link nya http://joiedemontreal.ca/profile/858/atmi-ahsani-yusron

Hari ini seharusnya gue tidur di kosan soalnya kemaren malem udah begadang bikin tugas. Tapi nggak bisa, tentu saja nggak bisa, karena tugas yang dikerjakan itu masih harus di lanjutkan pagi ini. Gue dan Necha (http://nechaharza.blogspot.com) berencana untuk mengerjakan lagi tugas Bisnis Industri Media Televisi (BIMTV) yaitu membuat video tentang pertelevisian Indonesia. Seperti biasa, kita janjian di teras gedung PAU FISIP-UI karena disitu selain tempatnya lumayan nyaman, koneksi Internetnya juga ajaib buat gue. Jadi, sekalian ngerjain tugas, sekalian download video-video Korea sama film-film. Hahaha...

Janjiannya sih jam 10, tapi seperti biasa gue terlalu sayang sama kasur gue akhirnya gue baru sampai sana jam setengah dua belas. Ngaretnya parah banget. Dengan bayangan di kepala bahwa gue akan mendapatkan tiga atau empat film baru hari ini, gue dengan semangat berbekal pisang karamel yang gue beli di stasiun UI melangkah pasti ke gedung PAU. Tapi ternyata...

"Ron, internetnya nggak mau nih. Kenapa ya?" kata Necha waktu gue baru meletakkan pantat seksi gue di kursi yang sejak hari minggu gue kacaukan posisinya bareng anak itu.
"Eh, iyakah?"
"Nggak tahu nih, mungkin cuma di laptop gue kali ya? Coba di laptop lo deh."

Gue mengeluarkan laptop dan seluruh barang bawaan gue dari tas, dan pas gue nancepin colokan listrik, ternyata mati.

"Eh? Listriknya mati? Apa jangan-jangan karena hari libur nasional ya makanya mati?" kata gue. Gue sempat berpikir seperti itu sebelum akhirnya berangkat, tapi gue lalu inget kalau listrik UI mati, itu artinya server internet juga mati kan? Dan nggak ada yang bisa akses www.ui.ac.id kan? Iya nggak sih?
"Mungkin PAU mati karena hari libur, ya Cha? Apa kita pindah ke Fasilkom aja? Di kantinnya ada colokan bukan?"
"Yaudah kita ke sana..."

Akhirnya gue sama Necha ke Fasilkom. Niatnya sih nyari colokan, tapi sekalian aja buat nyari koneksi internet super cepet. Mengkhayal gue bisa donlot sampe empat giga hari ini. Cuma... Sesampainya di Fasilkom, ternyata di sana rame banget... Anak-anak Fasilkom pada ngumpul di kantin buat internetan pake meja pimpong. Nggak ada colokan yang kosong. Dan di sisi lain kantin itu semua colokan mati.

Gue memutuskan untuk menyerah karena memang ngantuk dan capek. Tapi si Necha bawel ih, pake sms-sms Dewi dan minta pake listrik di kosan dia. Dewi yang tadi sedang jalan-jalan ke Mall terpaksa harus pulang cepet gara-gara kita.

"Yaudah, gue solat dulu deh di MUI, terus kita lewat Barel ke kosan Dewi."

Gue dan Necha bareng jalan ke MUI. Gue harus solat dzuhur dong sebelum bekerja, secara gue anak baik hati dan tidak sombong rajin menabung dan ibadah *songong*. Tapi eh tapi, sampailah gue di MUI dan berniat mau masuk lewat gerbang samping, ternyata di gembok.

"Mungkin karena libur, jadi yang dibuka cuma gerbang depan doang..."

Dan pas gue jalan ke depan, ternyata TUTUP JUGA! Oh Tuhan... lalu bagaimana orang-orang di dalam sana bisa masuk? Pikir gue karena ada beberapa orang yang lagi sholat di dalem. Gue berenti dan mikir sebentar. Sampai akhirnya gue nemuin tulisan ini di depan gerbang yang kekunci:


Oke, ternyata memang ada pemadaman listrik makanya semua internet dan listrik di UI mati. Tapi HEY! APAKAH ITU BERARTI MASJID INI JUGA HARUS DIKUNCI?? Bagaimana dengan hasrat beribadah gue yang sedang menggebu-gebu saat itu? Masa iya gue harus solat di depan gerbang? Nggak lucu kaan... Ih... gue langsung mikir ini semua aneh deh... Mushola di FISIP tutup dan kekunci, masa iya Masjid terbesar di UI ini juga menutup diri di hari raya islam ini?

"Gimana dong? Gue mau sholat jadi nggak bisa gitu?" gue ngedumel ke Necha. "Tapi itu orang-orang gimana caranya masuk?"

Akhirnya ada satu orang yang tinggi kurus, cowok, masuk ke masjid dengan cara tidak biasa. Tentu saja tidak biasa. Bagaimana mungkin kita bisa masuk masjid yang gerbangnya terkunci? Akhirnya gue ikutin cara orang itu:

Bersyukur gue punya badan kecil dan kurus dan bisa masuk lewat celah tembok kayak gitu. Setidaknya gue bisa sholat deh daripada harus nunda-nunda, kita kan nggak tahu hidup sampe kapan. Hahaha... Cuma ini aneh, serius deh. Masa iya sih ada masjid yang dikunci? Marbot nya pada tahun baruan ya?

Beberapa orang yang nasibnya nggak seburuk gue, maksudnya badannya berisi dan gemuk sejahtera, nggak bisa masuk dengan cara gue, akhirnya ini yang mereka lakukan:


Miris... Gue merasa adegan ini seperti halnya mencuri di rumah Tuhan. Iya kan? Bahkan untuk sholat pun manusia harus melakukan hal yang dilarang sama guru SD: memanjat pagar. Bahkan cowok berkaca mata itu terlihat sangat khawatir kalau-kalau ada yang memergokinya lagi manjat. Kasian...

Entah kenapa Masjid Ukhuwah Islamiyah di Tahun Baru islam hari ini terasa seperti menutup diri untuk orang-orang yang mau beribadah. Entah kenapa masjid agung di UI ini jadi terasa sulit untuk dijangkau. Entah kenapa masjid ini jadi menghalang-halangi jamaahnya untuk melakukan kewajiban mereka.

Kenapa harus dikunci? Itu yang jadi pertanyaan gue. Mungkin memang iya, ini hari libur, tidak ada penjaga masjid karena juga libur, takut barang-barang inventaris masjid akan hilang karena dicuri, takut begini, takut begitu. Tapi apakah itu ketakutan kita pada hal-hal seperti itu harus membuat orang lain tidak bisa beribadah? Bukankah kita harusnya takut pada Allah SWT bukan kehilangan barang-barang duniawi? Lagipula, itu masjid, Allah sudah menjaganya... Astagfirullah...

Bukannya menjelekkan, tapi memang UI rasanya memberikan kebijakan yang salah, pada semua agama maybe? Tentang libur lebaran yang cuma sedikit, libur natal yang nggak ada, bagaimana dengan libur nyepi dan waisak? Imlek? Entahlah...

Tapi, mau apapun, bagaimanapun, tidak seharusnya masjid dikunci kan? Atau itu cuma perasaan bodoh gue saja?

-Masjid Ukhuwah Islamiyah UI-DEPOK-

-Gerbang depan MUI yang terkunci dengan angkuhnya-

Oke, sudah lama nggak nulis lagi setelah posting terakhir soal Go Eun. Dan Alhamdulillah kabar terakhir dari Chang Ki, Go Eun sudah sadar. Semoga dia bisa kembali ke dunia Facebook lagi dan berbagi dengan teman-teman yang lain.

Satu minggu belakangan ini sibuk banget mikirin berbagai macam tugas dan tugas. Produksi Video 2 adalah yang terberat. Banyak banget kendala untuk produksi acara I-Coustic ini. Haha... maklum, kami masih amatir jadi pastinya agak kurang profesional dalam menjalani masing-masing job desc. But yeah, akhirnya besok pagi akan syuting dan semoga hasilnya menarik.

Nggak ada yang begitu menarik perhatian sih akhir-akhir ini, paling-paling gue harus lebih banyak menjaga diri dan istigfar aja kali ya?

Tapi gue punya satu Video yang gue edit sendiri. Bukan video juga sih, yah slide show lah lebih tepatnya. Cuma backsound nya adalah dua lagu yang berbeda yang secara tidak sengaja gue temukan kemiripannya bersama dengan Dedy Mahardika.

Kalo kalian suka banget sama Korean Pop, pasti tahu lagunya SNSD (Girls' Generation) yang judulnya Hoot. Nah, entah kenapa, lagu ini enak banget didenger ya? Hahaha... emang dasar gue suka sih sembilan cewek-cewek cantik itu. Nah, karena itulah, gue interest buat nge mix lagu mereka sama satu lagu dari punya Mahadewi yang judulnya Sakit Bukan Main (Sakit Minta Ampun).

Emang sih, nggak di semua bagian mirip, cuma ada bagian-bagian dimana lagu itu kalo dinyanyikan bersamaan pas banget.

Nah buat lebih jelasnya, mending check video ini:




Hasil mix nya memang nggak bagus-bagus banget. Soalnya ini juga pekerjaan iseng jadinya nggak begitu di seriusin. Cuma kalo di denger-denger lagi dan memang sudah tahu banget lagunya, pasti akan ketemu bagian mana yang mirip. Hahaha...

Selamat malam!

-Hyeoyeon, Jessica, Seohyeon, Yoona, Sooyoung, Sunny, Taeyeon, Yuri, Tiffany- 
Hari ini menulis lagi. Haha... setelah beberapa kejadian hidup yang rasanya bikin kecekek, sekarang sudah mulai tenang. Badai sudah berlalu kah? Iya... Di beberapa keadaan mungkin sudah, tapi tidak di keadaan lain. Semoga saja yang itu menyusul berlalunya, soalnya kalau lama-lama bosan juga gue. Ya ampun... ini masalah nggak kelar-kelar juga.

Beberapa hari belakangan ini memang lagi hectic banget sama yang namanya ngerjain tugas. Setiap hari pikirannya nggak akan jauh-jauh dari tugas video ini, tugas video itu, tugas buat beli ini, tugas buat beli itu. Pengen deh rasanya membelah diri kayak amoeba atau paling nggak punya robot copy kayak P-Man. Asik juga kali ya kalau bisa kayak gitu? Bayangin aja deh kalau kita punya dua tubuh yang masing-masingnya bisa disuruh untuk mengerjakan dua hal yang berbeda terus pikirannya bisa disatukan cuma dengan menempelkan jidat satu sama lain. Keren banget... Kalau seandainya gue bisa punya copy-an, hal yang pertama yang akan gue perintahkan ke dia adalah menggantikan gue selama satu bulan penuh dan gue akan pulang kampung. Tapi apa daya semua hanya khayalan. Hahaha... Cuma ya ribet juga kali kalau robot copy nya gampang berubah jadi boneka. Kalau tiba-tiba idungnya kejeduk pintu bikun atau misalnya kena timpuk buku MPS? Bisa berabe. Kkkkk~

Gue juga sedang mencoba untuk berkonsentrasi untuk membangun struktur cerita buat novel gue. Tapi ya Tuhan... susah banget deh bisa bikin novel kayak Ilana Tan. Fokus, nggak kemana-mana, simple, tapi mengena. Susah juga kalau nggak diberi waktu khusus untuk itu. Soalnya pikiran gue masih banyak cabangnya.

Dan hari ini gue akhirnya jadi syuting buat ikutan lomba TVC ulang tahun Trans TV yang ke sembilan. Sebenarnya syuting seharusnya dilakukan hari Kamis kemarin, hanya saja (buset bahasa gue) Kamis kemaren ada temen gue yang disitu bertindak sebagai pemilik sekolah dasar (hahaha) dan handycam berhalangan, jadinya ya Sabtu itu. Jadi gue dan tiga orang temen gue yang lain berniat banget buat ikutan lomba TVC berdurasi 30 detik ini. Iseng-iseng sih, cuma kalau kompetisi video, kok kayaknya menarik banget ya buat kita? Dan akhirnya dengan personil yang kurang satu, gue dan Necha (http://nechaharza.blogspot.com) berangkat dari Kober menuju ke Tanjung Barat, dimana Abim tinggal. Perjalanan sih biasa aja, cuma seperti biasa, kampungan gue keluar kalau udah naik angkot dan belum sarapan: mual dan mau muntah.

Kita sampai di rumah Abim kira-kira setengah jam setelah perjalanan dari Depok dan disana cuma duduk sebentar terus langsung cabut ke SD-nya si Abim dulu. Pas masuk ke lingkungan sekolah, entah kenapa gue ngerasa kangen banget sama masa-masa SD. Apalagi kalau ngeliat anak-anak pake seragam pramuka gitu. Gila... itu udah sekitar delapan tahun yang lalu dan sekarang gue udah nggak berseragam lagi. Bener-bener berkesan juga sih SD karena pada saat itu setidaknya gue nggak disibukkan dengan masalah-masalah mengerikan ini.

Dalam proyek kali ini, gue bertindak sebagai sutradara dan juga kameraman. Hmmm... oke, dan seperti biasa, gue suka nggak percaya diri kalau udah mulai syuting. Rasanya kok kayak dibayangi oleh sesuatu yang lebih bagus dari gue ya? Hahaha... tentu aja, soalnya disitu ada Abim yang memang udah pengalaman banget jadi sutradara film-film pendek dan menurut gue kalau dia jadi sutradara hasilnya selalu bagus. Begitu juga Necha, dia selalu punya ide-ide yang menyempurnakan ide gue. Entah bawaan lahir atau gimana, gue jadi sangat canggung untuk memulai syuting tadi. Ditambah lagi dengan anak-anak SD yang semuanya pada ngeliatin. Hahahaha...

Beberapa guru yang adalah guru Abim waktu SD tanya-tanya soal syuting hari itu dan kebanyakan dari mereka mengomentari tinggi badan Abim yang (menurut gue) sangat sombong. Bayangin aja, tinggi gue sama Necha nggak jauh beda sama tinggi anak-anak SD disana dan kalau dibandingkan dengan tinggi badan Abim, gue cuma sampe bahunya doang -_____-" benar-benar menyedihkan. Dan guru-guru terlihat sangat bangga dengan pertumbuhan Abim yang sangat sukses. Benar-benar orang tuanya memberikan gizi yang layak.

Gue memulai syuting dengan mengambil establish sekolah seperti yang sudah ada di storyboard sederhana yang gue buat. Dan itu berjalan sukses dengan sekali take. Selanjutnya adalah establish luar kelas yang ternyata memberikan derita hari ini.

Jadi kan gue nggak tahu tuh kalau ternyata di tempat itu ada dua sekolah yang berbeda. Gue lupa nama sekolahnya apa tapi gue bener-bener nggak tahu dan nggak pernah kebayang kalau ada dua sekolah yang berbada di satu tempat dan lokasi. Gue berniat untuk mengambil gambar dinding sekolah dan bergerak ke arah pintu. Nah kebetulan di sana ada taman-taman yang banyak pohon bonsainya, gue berniat menjadikan itu sebagai foreground. Akhirnya gue masuklah ke parit diantara pot-pot bunga itu dan siap-siap buat syuting sampai akhirnya seorang guru berjilbab dan berwajah garang seperti setan menegur.

"Ini ada apa ini? Ini dari mana?" kata guru itu. Pembuka kata-katanya aja nadanya udah garang banget.
"Kita dari UI, mau bikin video gitu," Abim yang jawab soalnya itu kan SD dia. "Kita udah ijin kok sama pak Ade."
"HAH? PAK ADE?" si Guru mulai membuat gue pengen meremas mukanya. "Ini bukan daerahnya pak Ade!" teriak dia seakan-akan Pak Ade adalah ketua geng atau semacamnya. "Daerahnya pak Ade di sana!" dia menunjuk bangunan di depannya. "Sana! Pergi sana! Jangan disini! Seenaknya aja!"

Buset... karena memang itu adalah lokasi yang gue sama sekali nggak tahu dan yang ngurus ijin adalah Abim, gue bener-bener takut saat itu. Jadi langsung males buat ngelanjutin syuting karena down duluan. Hahaha... gue selali kayak gitu entah kenapa. Kalau orang udah marah, gue bawaannya males aja. Akhirnya kita menyingkir dari daerah si guru galak dan kembali ke wilayah Pak Ade. Gue pun mencari-cari lagi lokasi yang kira-kira bagus untuk establish kedua dan atas bantuan Abim dan Necha gue menemukannya.

Well, setelah itu tinggal adegan di dalam kelas. Dan wow... ngeliat keadaan kelas anak-anak kelas 6 SD itu bikin gue inget lagi sama SD gue dulu. Tapi jelas keadaannya sangat jauh berbeda dengan SD lokasi syuting ini dan juga keadaannya sekarang.

Jaman gue SD dulu, nggak ada yang namanya keramik di lantai. Seluruh permukaan lantai ditutupi semen halus yang setiap hari Sabtu para guru dengan tidak bijaksana menyuruh kami anak-anak muridnya mengepel lantai itu dengan usam (parutan kelapa yang sudah diambil sarinya). Dulu sih gue ngerasa fine-fine aja disuruh ngepel gitu, cuma setelah sekarang gue pikirkan lagi, apa gunanya penjaga sekolah? Aish~ salah satu penindasan terhadap siswa. Selain itu, sekolah gue jaman dulu nggak ada jendela kacanya, yang ada kusen yang ditutupi pake kawat berbentuk ketupat yang BANYAK BANGET DEBUNYA! Buset... inget banget tuh gue bersin-bersin mulu. Terus nggak ada yang namanya white board melainkan papan tulis hitam yang digores pake kapur. Dan yang paling menyebalkan dari SD gue dulu adalah bahwa WC nya JELEK, BAU, NGGAK SEHAT, KOTOR, MENJIJIKKAN! Huff... Lengkap sudah...

Balik lagi ke syuting, ya, dan pemeran utama hari ini adalah Nadia, adik Abim. Mirip banget loh mereka berdua, hahaha :) Dan anak-anak SD temen Nadia yang spesial hari ini pake baju merah-putih sementara yang lain pake baju pramuka sangat membantu dan cepat sekali mengerti perintah kami. Syukurlah...

Cuma entah kenapa, setiap kali gue memasuki wilayah baru dimana disitu gue nggak kenal sama sekali dengan orang-orangnya, gue pasti merasakan kecanggungan yang berlebihan. Ketidakpercayaan diri yang over. Serius... bahkan buat bergerak dari satu tempat ke tempat lain aja rasanya malu banget. Gue dari dulu memang bermasalah sama yang satu ini dan berusaha buat menghilangkannya, tapi tetep aja masih suka canggung.

Kecanggungan lain adalah ketika ada di rumah Abim. Ini lucu banget buat gue sementara temen-temen gue yang lain (khususnya temen-temen cowok) kalau main ke rumah temen cowoknya, pastinya mereka akan bersikap sangat sangat sangat biasa dan menganggap itu seperti rumah mereka sendiri. Gue selalu ngeliat itu waktu ada Rio di rumah Aank. Dua orang ini adalah temen SMP dan SMA gue dan mereka bersahabat. Rio terlihat sangat biasa dengan Aank dan keluarganya, sementara gue yang notabenenya adalah orang yang mengenal Aank lebih dulu (dari TK) dan deket sama dia di SMP lebih awal dari Rio nggak bisa melakukan itu. Selalu saja ada perasaan canggung yang berlebihan kalau gue tempat Aank. Dan begitu juga ketika tadi waktu ke rumah Abim. Entah apakah karena gue memang lebih suka menyendiri atau karena gue sakit jiwa, nggak tahu deh. Bahkan, gue inget, ke kosan Ryan pun gue malu karena gue nggak pede ketemu sama temen-temennya. Dan (tarik napas) gue mengakui kalau gue gila. Ya, gue nggak normal dengan hal ini.

Nggak cuma sama temen-temen yang sudah gue kenal aja, tapi tentu aja kecanggungan akan lebih besar ketika gue berada di antara orang-orang yang memerhatikan gue dan gue nggak kenal semuanya. Waktu itu gue jadi MC di acara perpisahan sekolah dan WOW itu semua senior dan gue bener-bener ZONK! Hahaha... lucu juga, cuma sejak acara itu gue jadi lebih percaya diri buat ngomong di depan orang banyak, saat itu, cuma sekarang kayaknya perlu di latih lagi deh.

Kecanggungan yang paling parah bahkan dengan bokap gue sendiri. Gue nggak tahu kenapa kalau yang satu ini karena kedengarannya berlebihan, bukan? Mungkin karena gue jarang kali ya menghabiskan waktu sama bokap, jadi kalau ada di rumah rasanya kok ada yang beda? Justru gue lebih nyaman kalau dia nggak ada di rumah. Iih... nyeremin deh. Dan sekarang bener-bener dia ngilang dan nggak tahu dimana. Bokap gue bukan orang yang perhatian sama gue, terus terang aja, dia adalah tipe orang yang lebih suka menghabiskan waktu di luar bersama orang-orang sebayanya dari pada anak-anaknya. Gue sesalkan sih, karena sejak dulu gue bermimpi hidup seperti yang ada di film-film, dimana ayah akan selalu ada untuk anaknya ketika anaknya butuh dia. Buat gue dulu ini bukan hal besar, karena mungkin dulu gue masih kecil kali ya? Tapi kalau dipikir-pikir sekarang, ini adalah satu hal yang sangat patut disesalkan. Maksud gue, apakah gue bisa kembali lagi ke masa itu? Nggak kan... Dan kalaupun sekarang gue ingin merasakan hal yang ingin gue rasakan pada masa itu udah nggak bisa juga...

Mommy juga kadang-kadang bikin canggung, terutama kalau lagi ngomongin soal pacar dan juga sex. Gue rasa ini wajar buat semua orang karena nggak banyak cowok yang mau mendiskusikan soal pacar dan sex sama mamanya. Iya kan?

Dan yang paling bikin canggung adalah ketika kita berhadapan atau berada di tempat dimana ada orang yang kita suka. Wow... ini bener banget kalau buat gue. Bahkan kalaupun dia temen gue sendiri yang udah akrab banget, gue masih suka canggung kalau gue ngomong berdua sama dia. Hahaha...

Seringkali rasa canggung itu muncul ketika kita berpikiran bahwa semua orang melihat dan memerhatikan kita. Seperti gue misalnya, ketika gue baru saja memotong rambut dengan gaya baru, atau kemarin gue baru aja ganti kaca mata, kemudian gue harus beraktifitas seperti biasa, pasti gue ngerasa (dengan penuh kerendahan hati dan kejijikan yang berlimpah) kalau orang-orang pada merhatiin gue. Ngeliat model rambut gue, menertawakan kaca mata gue. Hal biadab ini yang bikin rasa percaya diri gue jadi hilang. Akibatnya adalah gue akan segera mengembalikan model rambut gue seperti semula atau sebisa mungkin membuat semuanya kembali normal. Padahal pada kenyataannya, TIDAK ADA YANG MEMERHATIKAN!

Gue akhirnya sadar, bahwa nggak semua orang akan peduli bagaimana kita hidup, bagaimana kita berpakaian, apa yang kita lakukan, masalah apa yang sedang kita hadapi atau apapun tentang kita. Nggak semua orang mau tahu dan nggak semua orang mau mendengarkan. Gue merasakan itu berkali-kali dan itu jadi cambuk buat gue untuk melakukan apapun yang gue suka karena nggak akan ada yang peduli.

Jumat kemarin, gue sedang duduk di gedung PAU FISIP bersama dengan beberapa teman dan salah satu temen gue yang namanya Tora bilang, "Gue nggak pernah, sampai sekarang, punya yang namanya SAHABAT." Gue sedang pake headset saat itu tapi gue bisa mendengarnya. Dan dalam hati gue mengangguk, setuju... Tora bener banget...

Teman, gue punya banyak. Tapi sahabat seperti Hero, Ron, Hermione, DongHae, Harry, Daniel dan teman-teman khayalan gue yang lain susah didapatkan.

Tunggu... mereka ada, ya... setidaknya meraka ada di khayalan gue.

Harry Potter and the Deathly Hallows (tiga sahabat khayalan gue sejak kecil)

23:45 Waktu Eci.
Now Playing di Winamp: BoA - Waiting.

Well, disinilah gue dengan berbagai macam keterpurukan dua minggu belakangan ini. Memandang kosong ke Eci yang sedang menampilkan status-status Facebook dari teman-teman gue di timeline. Bersamaan dengan itu gue juga menjadi silent reader untuk timeline di Twitter gue. Benar-benar nothing that I can do. Dua minggu belakangan ini adalah minggu-minggu terberat dalam hidup gue. Minggu-minggu gamang, galau, dan susah dijelaskan dengan kata-kata. Minggu-minggu dimana pikiran gue nggak bisa fokus ke satu hal bahkan untuk menyelesaikan satu bab di novel gue pun gue nggak bisa lagi sekarang. Minggu-minggu dimana otak gue penuh dengan pikiran tentang mommy, daddy, dan semua hal di rumah yang membuat gue semakin ingin untuk pulang. Terutama mom... hari ini gue baca sms dari kakak gue dan ngerasa terkutuk banget jadi anak. Ngerasa nggak pernah bisa bikin bahagia mom. Sementara dad sedang melanglangbuana entah kemana. Sedang menikmati dunia fana dan hitam bersama setan busuk itu. Dan gue disini, terpuruk dalam kesendirian gue. Terpuruk dalam pemikiran-pemikiran konyol tentang hidup. Terpuruk dalam masalah-masalah yang makin lama makin kabur ujungnya. Makin nggak jelas pangkalnya. Makin tidak terselesaikan.

Entah kenapa rasanya sangat sulit untuk menyembunyikan perasaan akhir-akhir ini. Di bagian jiwa gue yang satu, gue sibuk down karena nilai MPS gue yang D. Tapi disaat yang bersamaan, dia mencoba untuk tetap semangat dan terus berpositif thinking bahwa nantinya akan jadi lebih baik. Sementara itu di bagian jiwa gue yang lain, malah tidak bisa sama sekali berpositif tentang hal apapun. Bawaannya negatif mulu. Nggak pernah bisa tenang. Bahkan parahnya, gue sampai lupa kalau sebelum gue tidur gue sudah melakukan banyak hal. Gue bahkan lupa buat apa gue duduk di depan meja belajar. Gue bahkan lupa bahwa gue belum mengerjakan tugas...

Ya... Tugas... Selalu bertambah setiap harinya dan selalu membuat khawatir. Sebenarnya gue nggak perlu kali ya memikirkan ini sampai segitunya karena yang namanya mahasiswa pasti lah ada tugas. Tapi kok, dengan adanya tugas ini, ditambah lagi masalah A, B, C dan D yang belum selesai, rasanya khawatir terus ya? Nggak ngerti... Aish~ terkadang hidup jadi gue memang susah. Nggak pernah bisa santai... Selalu ingin jadi yang terbaik tetapi susah berusaha. Apaan tuh? Ngok banget lah...

Rasa kangen sama dad bertumpuk seiring dengan seringnya gue mimpiin dia. Gue bahkan sekarang sudah nggak tahu harus berekspresi seperti apa ketika orang-orang bertanya tentang dia. Yang bisa gue lakukan dengan muka bertopeng gue adalah tertawa dan menanggapi dengan becanda. Padahal di dalem hati nangis meraung-raung seperti serigala lapar. Munafik. Terkadang memang kita semua harus begitu. Kata Megumi, white lies. Nggak tahu deh apakah itu termasuk ke dalam white lies atau nggak...

Kegagalan apa lagi yang harus gue hadapi tahun ini? Gue nggak mau ngulang MPS tahun depan. Jujur aja... gue mau kuliah gue bisa berjalan beriringan dengan teman-teman gue yang lain. Nggak mau ada yang tertinggal. Karena akan sangat jauh berbeda rasanya jika tertinggal... Tapi kalau Tuhan menghendaki demikian? Well, tak ada yang bisa di katakan. Ada rahasia lain di sana. Tapi gue harus bisa untuk nggak mengulang. Amin...

Yang gue sesalkan sekarang adalah, kenapa gue nggak pernah punya keberanian untuk berhenti memikirkan orang itu? Setiap kali gue bersumpah kalau gue nggak akan lagi memikirkan dia, gue pasti terjebak dalam kata-kata gue. Dia pasti datang dengan pesona dan aura yang menakjubkannya. Yang bikin gue selalu saja terdiam dan berbisik dalam hati, "How I love you so much, but I can't do this anymore..." Tapi yang ada itu cuma sekedar kemunafikan dalam hati doang karena selanjutnya yang terjadi adalah gue selalu memikirkan dia. 

Hal lain yang gue sesalkan sekarang adalah kenapa gue masih belum bisa memperbaiki hubungan dengan teman-teman gue yang berkonflik itu? Bodohnya gue... kehidupan sosial ini yang bikin kehidupan pribadi gue kacau. Masalah-masalah yang intinya ada sama gue ini yang bikin gue jadi nggak bisa apa-apa. 

Hal lain lagi yang gue sesalkan sekarang adalah kenapa gue harus begini?

Nggak semua orang sempurna, mungkin gue bisa melarang orang untuk tidak iri, dendam, marah, dengki, tapi gue nggak pernah bisa melarang diri gue sendiri.

Gue iri sama temen-temen gue yang selalu bisa menghadapi hidup mereka dengan tenang, apa adanya, tidak terlalu mempermasalahkan sesuatu sementara gue nggak bisa kayak gitu. Dendam sama diri gue sendiri yang nggak pernah bisa berusaha maksimal. Marah, dengki...

Pada akhirnya gue harus mengakui kalau sekarang ( dan beberapa minggu belakangan ini ) gue adalah orang yang kalah...

-it feels like crying, or am I already crying? silly...-

SAMA, BUKAN CERITA CINTA--adalah sebuah film pendek karya anak-anak muda dari Industri Kreatif Penyiaran angkatan 2009 jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia. Film pendek ini akan ditayangkan di acara UI FESTIVAL 2010 pada tanggal 16 November 2010 di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia mulai dari pukul 10.00-17.00 WIB.

Film pendek SAMA, BUKAN CERITA CINTA ini telah berhasil masuk ke dalam jajaran 10 besar film terbaik versi UI FESTIVAL 2010 setelah melewati penjurian yang begitu ketat oleh 4 juri yang terbaik di bidangnya, yaitu Armantono, Penulis skrip (Opera jawa, Love is Cinta, dll), Jajang C Noer (Artis senior Indonesia), Iman Brotoseno (Sutradara Iklan, admin bicarafilm.com), Sheila Timothy (Produser film Pintu Terlarang).

Terinspirasi dari ciri Indonesia yang paling khas, MULTIKULTURALISME, film pendek ini mencoba untuk menunjukkan bahwa Indonesia dengan keberagaman yang dimilikinya bisa menjadi sesuatu yang kokoh. Dalam film pendek ini diperlihatkan bahwa sesungguhnya pondasi bernama Multikulturalisme yang menopang berdirinya bangsa Indonesia ini adalah sesuatu yang berharga yang harusnya disebut dengan kekayaan dan kekayaan itu harus dijaga oleh semua rakyat bangsa ini, apalagi oleh anak muda. Dan di film pendek ini, kita bisa melihat, bahwa sesungguhnya sebuah kenyataan Mulitkulturalisme dan perBEDAan mempunyai kata lain yaitu SAMA.

Film ini berkisah mengenai 3 orang anak muda yaitu Abim (Abim Aji Akbari), Tora (Tomy Rado P. Sinaga), dan Budut (Budi Utomo). Mereka adalah mahasiswa biasa yang tinggal di satu kos-kosan. Sekalipun bersahabat, ketiganya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, Abim adalah seorang Betawi, Tora pemuda Batak asli, dan Budut berasal dari Jawa Tengah. Suatu hari kehidupan ketiga mahasiswa itu dikagetkan dengan berita “Abim patah hati, ditolak cewek”. Tidak mau kalah, Tora dan Budut pun kemudian menceritakan juga pengalaman mereka ditolak cewek. Ternyata ada kesamaan dari ketiga cerita mereka, mereka ditolak karena budaya mereka masing-masing terlalu melekat dengan karakter mereka dalam menyatakan cinta. Hingga akhirnya mereka menemukan cara untuk berdamai dengan kenyataan tersebut. Ingat, ini bukan cerita cinta, ini kisah tentang persahabatan tiga budaya.

Nah, buat lo yang pengen tahu kayak apa filmnya, nih bisa tonton dulu :)



Nah, kalau udah nonton, buka deh pagenya SAMA di www.bicarafilm.com, trus, tinggal VOTE! Petunjuknya ada di sana bagaimana cara voting dan sebagainya :)

Di film ini, gue bukan jadi artis dan pemainnya, berhubung muka gue nggak mendukung sama sekali untuk jadi pemeran, jadilah gue cuma orang di belakang layar :p gue di sini berperan sebagai Editor. Dan, yah, namanya film indie, masih amatir dan masih perlu belajar banyak. Kritik dan Saran yang membangun pasti akan selalu diterima. Kalau mengkritik tanpa memberi saran, sepertinya itu agak ngok gimana gitu. Hahaha...

Dukung film kami, Tunjukkan bahwa kita satu, kita sama, kita sama-sama VOTE FOR SAMA!
Beberapa minggu setelah balik ke Depok tanpa Eci, rasanya hampa banget karena nggak ada temen nulis lagi. Padahal belakangan itu produktif banget pikiran-pikiran dan ide-ide buat cerpen. Cuma karena Eci sakit, yah jadi kesimpen dalam otak aja. Tapi ada beberapa notes yang gue tulis di sela-sela kesibukan. Hahaha... Iseng juga sih, cuma kok lama-lama ketagihan ya? Notes ini gue post di Facebook karena berhubung saat itu nggak bisa ngeblog.

Dia. Untuk saat ini. Tiga belas tahun lagi? Akankah masih dia?

by Ronzzy Kevin on Sunday, October 17, 2010 at 5:08pm
Pernah kudengar sebuah cerita,
tentang cinta seorang pemuda,
mengasihi seorang wanita,
cinta,
penuh cinta...

Saat ini mereka bersama,
jalani hari dan kasih berdua,
memadu cinta dan hari,
menyatukan dua hati,

Saat ini,
akankah abadi?
bagaimana dengan tigabelas tahun lagi?
masihkah ada cinta?
masihkan ada perasaan dihati?

Dia,
saat ini,
punya orang lain,
namun tigabelas tahun lagi,
dia mungkin akan sendiri,
akankah menunggu?
untuk apa...
tigabelas tahun lagi,
kalaupun dia sendiri,
mungkin hati ini bukan untuknya lagi...

dongsungsihaeminwon
GrueN Net, Kober
20 Oktober 2010 16.08 waktu Warnet.

Hanya,

by Ronzzy Kevin on Wednesday, October 13, 2010 at 9:50am
Hanya,

Aku,

Dia,

Entah bersama,

Entah berpisah,

Hanya,

Aku,

Dia,

Terlarang sampai akhir masa.

Sosok itu, ini.

by Ronzzy Kevin on Thursday, October 7, 2010 at 11:34pm
Awalnya, dia memang bukan siapa-siapa. Hanya sosok teman yang kukenal lewat jejaring sosial bernama Facebook. Tetapi setelah kenal dan bertemu, dia bagaikan sosok dewasa yang selama ini hilang.

Sedih sekali rasanya, ketika tahu dia ternyata bukan untukku. Hatinya sudah milik orang lain. Hanya saja... Jauh di sudut hati ini, tak peduli akan hal itu.

Jika dia ada, hati ini rusuh, meski tetap kuusahakan bersikap biasa.

Jika dia tak ada, hati ini rusuh, lalu bagaimana? Gelisah tak menentu.

Banyak kata terungkap tentang dia, tentang cinta ini dan perasaan itu. Tapi entah apakah sebanyak itu pula hal yang menjelaskan dia siapa.

Dia dekat denganmu, dia, mereka, kalian. Aku? Masih jauh.

Depok,
Kamar 071010
Dongsungsihaeminwon

Dia, dekat dan terlarang.

by Ronzzy Kevin on Tuesday, October 5, 2010 at 8:53pm

Hari ini, dia ada.
Wajahnya, walaupun tak sempurna, namun selalu memberikanku sedikit kekuatan. Untuk tersenyum, tertawa.

Hari ini, dia ada.
Bicara dengan orang lain, tak ku kenal, tapi ku cemburu. Tak ingin dia dengan orang lain. Hanya aku.

Hari ini, dia ada.
Keegoisanku muncul bagaikan alien menyerang bumi. Tak mau kalah, tak ingin kalah. Harus menang, harus berjaya.

Hari ini, dia ada.
Namun tak sedikitpun bisa aku milikinya. Tak secuil katapun bisa terungkapkan. Dari hatiku, dari mulutku.

Hari ini, dia ada.
Dia ada... Dekat... Sangat dekat, namun terlarang. Bukan hanya aku, tapi juga dia.

Depok, 051010
Kelas Pengantar Antropologi
DongSungSiHaeMinWon

Dia, Dirinya, Aku, Kebingunganku.

by Ronzzy Kevin on Sunday, October 3, 2010 at 4:43pm

Dan ketika pikiranku penuh dengan senyumannya, wajahnya, dan sinar matanya, aku tahu bahwa aku mencintainya lebih dari apapun. Aku merasa terikat, terikat oleh rasa yang tak seharusnya kurasakan. Rasa yang tak semestinya bersemayam dalam hatiku. Sekarang aku bingung. Bingung untuk menempatkan hati, jiwa, rasa, senyum, tawa, sedih ku. Jika dia ada, otakku seperti mati. Dan aku hanya bisa bicara dalam hati: tetap disana. Tetap ditempatmu. Tetap begitu, dan jangan pernah pergi.


Depok, 031010.
dongsungsihaeminwon

Labil juga ya ternyata gue? Gue bahkan nggak sadar itu sudah gue tulis dan pas di baca lagi, langsung mikir, "Kok bisa gue nulis yang begituan?" Hahaha Rasanya kalau lagi nulis itu kayak kerasukan setan. Otak berpikir, tangan nggak bisa berhenti menuliskan pikirannya. TOP banget deh ciptaan Allah...

-keep looking for what you want-

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2024 (5)
    • ▼  Maret (2)
      • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
      • I Know..., But I Dont Know!
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • 'Sexy, Free & Single' Music Video: Review Saya!
  • Are You Ready for Your SM Global Audition Jakarta?
  • EXO CHEN! Siapa Member Lainnya?
  • EXO MAMA MV: Review Saya! [PART 1]
  • Crazy Little Thing Called Love: REVIEW
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

#vlognyaron on YouTube

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes