Beberapa minggu yang lalu, bos gue tiba-tiba bilang kalau ada undangan interview dari Disney buat film The King’s Man, prekuel dari Kingsman yang akan tayang tahun ini. Sebagai “anak baru” gue sih semangat banget buat dapat pengalaman ini. Agak percaya diri berlebihan sebenarnya dengan bilang “Ya kapan lagi nih kemampuan Bahasa Inggris gue yang pas-pasan bisa dipake?” Saat itu waktu bos gue bilang film The King’s Man, yang ada di kepala gue cuma Eggsy karakternya Taron Egerton di dua film Kingsman. Padahal di film ketiga yang adalah prekuel ini, Eggsy nggak ada. Gue pun masih nggak ngeh sebenarnya itu harus ngewawancarain siapa. Karena tahun 2020 ini gue juga punya misi untuk nge-grab (bukan ojol) semua kesempatan yang ada di depan mata, tawaran itu pun nggak gue tolak.
Bagus atau jeleknya sebuah film itu tergantung dari siapa yang nonton dan siapa yang menilai. Gue paling nggak suka banget sekarang ngebaca review-review soal film A jelek atau film B bagus, atau berapa skor yang dimiliki sebuah film di situs-situs rating seperti IMDB dan Rotten Tomatoes. Yang orang bilang jelek kadang-kadang menurut gue bagus-bagus aja (kayak Dark Phoenix misalnya). Tapi yang orang bilang bagus kadang-kadang malah gue anggap jelek. Jadi balik lagi ya penilaian orang kan beda-beda ya.
Sambil baca review singkat ini, gue saranin lo dengerin original soundtrack-nya 'Us' di Spotify deh.
"Nonton yuk!"
Biasanya kalo temen kantor udah mengeluarkan ajakan sakti ini, gue nggak bisa nolak. Apalagi kalau yang ditonton adalah film horor dan thriller, wah favorit gue banget! Pas banget semalam hari Kamis alias Malam Jumat dan temen gue ini ngajakin nonton 'Us'. Salah satu film thriller yang bakalan banyak dibahas tahun ini karena nggak cuma menampilkan Lupita Nyong'o sebagai pemeran utamanya, tetapi juga sutradara Jordan Peele yang sebelumnya sukses menciptakan kengerian dan menyentil isu-isu rasis di film 'Get Out'.
Gue mau bikin pengakuan dulu: gue nonton 'Get Out' enggak di bioskop, tapi download dari forum sebelah. WKWKWKW.
Soalnya waktu itu pas lagi di bioskop nggak sempat buat nontonnya, eh udah turun aja. Walaupun gue melakukan hal yang ilegal, tapi gue nggak nyesel nontonnya di laptop. Soalnya... Wow... WOW... Kalau gue nonton di bioskop, mungkin gue akan meledak-ledak di bioskop. Akan teriak ketakutan dan minta tolong untuk filmnya disudahi saja. Yah, waktu nonton di laptop juga kurang lebih sih gitu. Mau banget gue matiin dan udah nggak usah dilanjutin aja. Tapi di saat yang sama gue nggak bisa dibikin penasaran. 'Get Out' ini gila sih, nggak tanggung-tanggung gitu lho mempermainkan mental dan perasaan gue yang suka film horor dan thriller tapi sangat lemah dan gampang teriak kalau dikagetin sama jump scare (atau tidak jump scare sekalipun). Dan perasaan yang sama kembali ketika gue nonton 'Us' semalam.
Kalian yang lahir di tahun 80-an dan 90-an pasti tahu dan akrab dengan Doraemon. Karakter kartun ini sudah jadi tontonan anak-anak generasi 90-an sejak masa kanak-kanak. Robot kucing yang datang dari abad 21 ini memang ajaib. Soalnya dia punya peralatan-peralatan canggih dari masa depan yang dibawa ke puluhan tahun sebelum dirinya bahkan diciptakan. Alat-alat ajaib Doraemon selalu bikin wow Nobita dan kawan-kawannya termasuk juga gue sebagai penonton setia serial ini di RCTI setiap jam 9 pagi WITA zaman-zaman dulu.
Kartun Jepang ini mau nggak mau bikin gue berimajinasi dan bertanya-tanya, seperti apa sih masa depan nanti?
Di dunia Doraemon, masa depan digambarkan dengan segala sesuatu yang nggak lagi bergerak di atas tanah melainkan di udara. Sebut saja sepeda terbang, mobil terbang, dan baling-baling "bambu". Belum lagi alat-alat canggih yang bisa digunakan untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dengan cepat seperti Pintu ke Mana Saja. Bahkan berpindah dari satu era ke era lain di masa lalu, atau masa depan, dengan Mesin Waktu.
Gambaran masa depan di Doraemon adalah hasil imajinasi dari kreatornya, Fujiko F. Fujio. Dia membayangkan bagaimana kehidupan masyarakat kebanyakan di Jepang di abad yang berbeda. Di tangan Ernest Cline, Zak Penn dan Steven Spielberg, masa depan itu tampak sangat berbeda. Khususnya buat para geeks dan gamers.
Sebelum nulis blogpost ini gue membaca dengan teliti Google Translate buat mencari terjemahan kata 'cringe' yang enak dipakai di judul. Ternyata lebih gampang menjelaskannya dengan kata-kata sederhana dan bahasa tubuh ketimbang mengalihbahasakan satu kata itu ke Bahasa Indonesia.
Google Translate menerjemahkan Cringe (verb/kata kerja) menjadi Ngeri; merasa jijik. Sementara kalau gue cek di Oxford Dictionary, Cringe didefinisikan sebagai Experience an inward shiver of embarrassment or disgust. Setelah nanya-nanya ke netizen via Twitter, gue pun menemukan kata yang pas: GELI.
"Cringe itu apa deh sebenarnya?"
Ketika nonton film, apapun genrenya, akan susah buat gue untuk nggak membandingkan film tersebut dengan film lain dengan genre yang sama. Setiap keluar dari bioskop, setelah nonton filmnya sampai credit title (untuk mengapresiasi pihak-pihak yang tidak muncul di layar), gue hampir pasti mengeluarkan statement yang selalu sama. "Gue suka deh film ini. Tapi kalau dibandingkan sama film itu, lebih suka jalan cerita film itu." Semacem udah template aja gitu. Informasi tambahan aja, gue bukan salah satu dari yang membanding-bandingkan Dilan dengan Rangga, by the way. Karena Rangga terlalu legendaris dan Dilan... yah... sebenarnya cuma gitu aja. Nggak bisa lo banding-bandingkan dengan Rangga.
#TeamRangga #TeamAADC
Kalau ngomongin tentang film Indonesia favorit di era tahun 2000-an, mungkin akan ada beberapa film yang muncul pertama kali di kepala gue. Tiga di antaranya gue tonton berulang-ulang dan tidak pernah bosan. Yang pertama adalah 'Petualangan Sherina' dan yang kedua 'Ada Apa Dengan Cinta'. Ini adalah tontonan wajib semua anak dan remaja di era itu selain mereka selalu dicekoki dengan Warkop DKI dan film setan Suzanna di TV. Buat mereka yang seumuran gue alias millennials, dua film ini semacem teman masa sekolah banget. Waktu SD gandrung banget sama Sherina dan Sadam lalu ketika SMP gue pun mulai mengenal Cinta dan Rangga. Kalau gue dikasih tantangan buat mengucapkan dialog-dialog dalam dua film ini gue percaya diri pasti menang. Saking seringnya gue nonton 'Petualangan Sherina' dan 'Ada Apa Dengan Cinta' gue pun hapal dialog di setiap adegan.
Gue memang freak. Sorry not sorry. But anyway, thanks.
Di sebuah petang di bulan Puasa tahun 2012 sedang turun hujan deras sekali. Seolah-olah sengaja menemani Bapak, Ragil, Adek, Raga dan pacarnya yang bernama Sukma, yang sedang buka puasa bersama di rumah tua milik Bapak. Walaupun tidak pernah diberitahukan berapa usia rumah itu tapi dari penampilannya saja bisa ketahuan kalau rumah itu sudah tua sekali. Setidaknya sudah tiga puluh atau empat puluh tahun. Tidak terlihat sosok Mama di rumah itu karena ternyata Bapak dan Mama sudah berpisah sejak lama. Mama tinggal bersama Adek di rumah yang berbeda, Raga dan Sukma tinggal bareng meski belum menikah (juga di rumah yang berbeda yang lebih modern), sementara Bapak tinggal bersama Ragil di rumah tua yang tidak mau direnovasi oleh Bapak karena katanya sudah nyaman.
Bapak, Adek, Ragil, Raga dan Sukma sempat memainkan sebuah permainan anak-anak asal Korea Selatan sebelum akhirnya acara buka puasa selesai. Ketika mengantar Raga dan Sukma ke pintu depan, Bapak nyeletuk misterius soal nama Raga dan Sukma. "Nama kalian cocok." katanya. Sukma (perempuan ini adalah sosok yang cerdas tapi sangat 'receh' kalau sudah menyangkut hal-hal cinta dan hubungan asmaranya dengan Raga) penasaran dengan celetukan Bapak dan meminta Raga menjelaskannya. Di dalam mobil kemudian Raga mulai menceritakan apa yang dimaksud Bapak.
Dan sampai di situ, gue masih nggak ngerti sebenarnya ini film tentang apa.
WAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAHAHHAHAHAHAHAH
Waktu denger BoA bakalan main film dance ala 'Step Up' yang diproduksi Amerika, wah, seru banget nih kayaknya. Secara kita selama ini selalu melihat BoA menggeliat di atas panggung nyanyi. Sekalinya main drama, itupun pernah cuma cameo di 'Athena' (sebelum akhirnya main drama episode pendek 'Waiting for Love').
Gue pernah bikin berita soal film 'Cobu 3D' yang akhirnya ganti judul jadi 'Make Your Move' sekitar Juni atau Juli gitu. Heboh juga karena Kris 'EXO' jadi salah satu pengisi OST-nya. Tapi ketimbang OST-nya, gue sih tetep penasaran sama filmnya.
Ya iyalah...
Suatu hari, gue sudah bersumpah kalau 2014 ini akan sering-sering buka HOME Twitter. Karena sebelumnya gue jarang banget buka-buka HOME. Terlalu banyak informasi yang masuk ke kepala bikin gue pusing.
Dalam satu jam ngeliat timeline aja bisa ngeliat 30x Tweet berita dari portal, 30x tweet curhat orang, 30x Tweet spazzing orang. Entah apa gue yang terlalu masukin itu ke kepala makanya pusing atau emang otak gue sudah rusak.
Tapi beruntung, karena niat 2014 gue itu, gue jadi keinget ada film 'Make Your Move' padahal sempat lupa. Terima kasih sekali untuk saudara saya sekaligus idola saya di dunia cover dance (HAHAHAHA) yang sempat ngetweet soal "Mau nonton filmnya BoA," dan akhirnya gue pun menemukan link download-nya dari sang pakar cinta.
Karena lagi dikantor, yasudah gue manfaatkan saja waktu bekerja untuk mengklik tombol download. Menunggu sekitar setengah jam untuk menyelesaikan proses download dan malamnya langsung nonton.
*
Gue pernah bikin berita soal film 'Cobu 3D' yang akhirnya ganti judul jadi 'Make Your Move' sekitar Juni atau Juli gitu. Heboh juga karena Kris 'EXO' jadi salah satu pengisi OST-nya. Tapi ketimbang OST-nya, gue sih tetep penasaran sama filmnya.
Ya iyalah...
Suatu hari, gue sudah bersumpah kalau 2014 ini akan sering-sering buka HOME Twitter. Karena sebelumnya gue jarang banget buka-buka HOME. Terlalu banyak informasi yang masuk ke kepala bikin gue pusing.
Dalam satu jam ngeliat timeline aja bisa ngeliat 30x Tweet berita dari portal, 30x tweet curhat orang, 30x Tweet spazzing orang. Entah apa gue yang terlalu masukin itu ke kepala makanya pusing atau emang otak gue sudah rusak.
Tapi beruntung, karena niat 2014 gue itu, gue jadi keinget ada film 'Make Your Move' padahal sempat lupa. Terima kasih sekali untuk saudara saya sekaligus idola saya di dunia cover dance (HAHAHAHA) yang sempat ngetweet soal "Mau nonton filmnya BoA," dan akhirnya gue pun menemukan link download-nya dari sang pakar cinta.
Karena lagi dikantor, yasudah gue manfaatkan saja waktu bekerja untuk mengklik tombol download. Menunggu sekitar setengah jam untuk menyelesaikan proses download dan malamnya langsung nonton.
*
Assalamualaikum, Apa kabar wahai para jamaah Ustad Bacon yang dirahmati Allah SWT? Semoga dalam keadaan yang baik-baik saja. Walaupun hari ini saya pribadi (kali ini sebagai Ustad Bacon) sedang berada dalam kondisi kritis karena belum sempat tidur sejak kemaren sore, tapi saya akan menunaikan janji saya kepada para jamaah sekalian untuk memberikan review film I AM. yang hari Sabtu, tanggal 19 Mei 2012 lalu saya tonton di Blitz Megaplex Central Park.
Sebenarnya, untuk ukuran seorang Ustad seperti saya, tidaklah bijak rasanya untuk menghambur-hamburkan uang sebesar 130 ribu rupiah untuk sebauh film yang bisa jadi akan mengecewakan karena siapa yang tahu akhir dari sebuah film dan siapa yang tahu apakah kita akan kecewa atau tidak setelah menontonnya sebelum menonton film itu, bukan? Atas dasar keyakinan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya pun berpositif thinking bahwa film I AM. ini akan sangat memuaskan saya dan uang 130 ribu itu tidak akan melayang dengan sia-sia. Walaupun pada awalnya saya berpikir bahwa saya terlalu boros dan sifat boros ini sangat dibenci Tuhan. Tapi saya yakin Tuhan tidak akan membenci saya kalau saya bertaubat setelah saya berbuat boros. Tuhan kan selain Maha Ganteng, Maha Pengampun juga dan Penerima Taubat. Akhirnya, setelah akhir bulan lalu menghabiskan dua juta rupiah lebih untuk menonton mas-mas-galau-jodoh di Super Show 4, sayapun membeli tiket menonton I AM. untuk tanggal 19 di Blitz Megaplex. Karena saya tidak bisa membeli tiket sendiri (lebih dikarenakan saya tidak pernah menonton di Blitz sebelumnya--sejauh ini baru satu kali, SS3-3D dan I AM. akan jadi kedua kalinya saya menonton disana), akhirnya saya menitip membeli tiket pada seorang kenalan saia via twitter yang dulu juga saya titipkan tiket SS3-3D. Nama teman saya ini adalah Qudsi. Tenang saja, Ustad Bacon tidak selingkuh, Ustad Bacon tetep sama Ustadzah IU sampai mati.
Karena biasanya teman saya tersebut selesai kuliah agak sore, akhirnya saya memutuskan untuk membeli tiket yang sama dengannya agar bisa menonton bersama. Alasannya sudah jelas, supaya saya tidak terlihat kampungan di Blitz Megaplex. Itu saja. Setelah menghabiskan satu jam di Mall Taman Anggrek menggerogoti Blueberry di MCD, saya ke Blitz setelah sholat Ashar karena kebetulan filmnya juga mulai setelah sholat ashar. Sebagai Ustad teladan, tidaklah baik kiranya meninggalkan sholat.
Saya sempat mengobrol dengan teman saya sebelum masuk ke ruang bioskop tentang durasi film I AM. ini. Menurut gosip yang di dengar teman saya itu (karena saya Ustad saya tidak bergosip kecuali kalau sama teman), durasi film ini aslinya adalah 130 menit yang karena terlalu panjang kemudian dipangkas menjadi 120 menit. Tapi menurutnya lagi, film yang tayang di Blitz ini tidak lebih dari satu jam. Saya agak bingung karena prediksi saya film ini akan berdurasi 90 menit. Tapi saya yakin pada ke-Maha Esa-an Tuhan, bahwa berapapun durasi film ini, saya berharap menonton film ini akan menjadi berkah buat saya dan keturunan saya. Mohon diabaikan kalimat terakhir ini.
Kami masuk setelah membeli berondong jagung dan ketika kami masuk, saya heran, kenapa tas kami tidak di cek oleh para petugas Blitz? Padahal waktu saya menonton SS3-3D, tas saya sampai di cek hingga tetes terakhir. Tapi hari itu sepertinya tidak. Yasudah saya juga tidak peduli ini. Akhirnya saya masuk dan... WOW... Hebat sekali teman saya ini. Dia bisa mendapatkan kursi paling strategis yang pernah saya duduki! Persis di depan layar dan tidak terlalu di puncak barisan kursi tapi lebih ke tengah-tengah. Mungkin buat jamaah yang besok-besok mau nonton film lain di Blitz Megaplex Central Park bisa memesan tiket dengan SEAT 21 di ROW E. Tempat duduk saya itu benar-benar tempat duduk terbaik!
Dan ketika film dimulai... Saya mulai lebay.
Jantung saya entah kenapa rasanya seperti pertama kali melihat Ustadzah IU yang cantik jelita. Rasanya deg-degan ketika film sudah masuk ke bagian awal. Walaupun saya agak-agak bingung juga sebenarnya apa sih maksudnya itu?
Oke, kalau misalnya gue menobatkan diri gue sebagai totally SM BIASED tapi harus mikir dua kali untuk menonton film dokumenter ini rasanya agak kurang ajar. Lebay sih, karena biasanya gue nggak peduli dengan hal hal seperti seberapa besar pengorbanan seorang fans buat idolanya dan hal-hal lain semacem itu. Tapi kali ini, yes, karena dorongan nafsu kebatinan (?) yang sudah tidak terbendung dan tingkat stress yang entah kenapa semester ini menggila sekali, gue sudah memastikan diri gue untuk menonton film "I AM." yang akan dirilis SM tanggal 10 Mei 2012 di Korea nanti dan rencananya akan tayang di Indonesia (sebagai negara luar Korea pertama yang menayangkan film ini) 18 Mei 2012 di Blitz Megaplex (untuk info lebih lanjut soal ini tanya langsung ke twitter-nya Blitz Megaplex aja :) Mereka cukup intens menjawab pertanyaan customer).
Well, awalnya sih karena harga tiket nonton yang lumayan mahal membuat gue agak-agak kecewa dan males nonton 130 ribu per tiket. Dengan harga yang hampir sama gue sudah bisa mendapatkan 1 CD EXO-K yang MAMA. Hahaha... Tapi kemudian kalo dipikir-pikir lagi, harga ini sepadan lah ya dengan apa yang ditonton. Beda dengan misalnya nonton film-film Hollywood yang kalau nggak nonton sekarang, enam bulan lagi ada DVD nya. Ya sebenarnya sih kemungkinan untuk SM merilis I Am dalam bentuk DVD ini ada, tapi kemungkinan untuk tidak ada kan juga ada (?) Jadi memang sebaiknya menonton langsung ketika di bioskop. Dan kalau mau lebay, yes, menonton 130 ribu yang lumayan mahal itu merupakan salah satu bentuk dukungan atas kerja keras SJ, SNSD, SHINee, BoA, Kangta dan TVXQ sejak mereka jadi trainee sampai mereka jadi superstar seperti saat ini... Walaupun sebenarnya uang hasil penjualan tiket mungkin nggak seberapa dengan gaji mereka. Hahahahah
IT'S DONE!
Akhirnya ini semester bisa juga produktif seperti semester sebelum-sebelumnya. Rasanya agak kurang aja gitu kalau misalnya balik ke kampus tapi nggak bikin proyek iseng tapi produktif kayak gini. Well oke, nggak usah panjang kali lebar kali tinggi lagi, this is it our new SHORT MOVIE: dara(h)
Well oke, ini film adalah sebuah film yang sangat pengen gue tonton karena mungkin bintang utamanya adalah Christian Bautista. Haha... Penyanyi asal Filipina ini memang sudah gue dengarkan lagu-lagunya sejak album pertama dan memang sangat keren sekali. Nggak pernah sebelumnya sih kebayang kalau Christian Bautista bakalan tampil di sebuah film. Walaupun ini pertama kalinya gue liat dia berakting, tapi bisa dibilang keseluruhan aktingnya sangat natural dan nggak maksa.
Cerita ini pada intinya sangat simpel: pencarian tujuan hidup seorang Jayden yang adalah penyanyi cafe yang nggak laku di Manila sana, yang terpaksa diusir dari apartemennya sendiri karena nggak pernah bayar apartemen. Dia terus hidup dari penjualan CD yang juga nggak menjanjikan sama sekali karena nggak ada produser besar yang kontrak dia. Akhirnya karena udah merasa nggak punya tujuan hidup lagi di Manila, dia akhirnya terpaksa buat pulang ke Jakarta, ke rumah Ibunya yang diperankan oleh Ira Wibowo dengan tiket yang dititipkan ke 'Tita' nya (dalam bahasa Tagalog, Tita berarti Tante) yang diperankan oleh Maribeth yang kita semua tahu dia pernah berjaya di Indonesia dengan lagu Denpasar Moon itu. Jayden sebenarnya nggak pengen ke Jakarta dan tinggal bersama Ibunya (yang juga berarti tinggal bersama Ayah Tiri dan Adik Tirinya) karena yang dia tahu, ibunya dulu meninggalkan Ayahnya dan bercerai dengan Ayahnya di Manila trus Jayden merasa bahwa Ibunya telah menyia-nyiakannya gitu.
Perjalanan mengerjakan tugas MPK 1 hari ini ternyata ada juga hikmahnya. Selain mungkin bisa dapet ngerjain 3 teori, tahu akhirnya kalau Mely memang suka sama Yoga, dan berakhir di nonton Final Destination 5. Awalnya sih diajak nonton sempat nolak karena hari ini hari Sabtu dan harga tiket nonton hari sabtu akan membengkak jauh dari hari biasanya. Tapi gue nggak bisa menolak tawaran menggiurkan untuk melihat film franchise yang sudah jadi favorit gue sejak SMA ini. Walaupun telat tahu ada film yang judulnya Final Destination, tapi pas SMA gue menonton seri ini dari awal dan langsung jatuh cinta. Nggak cuma sama ide ceritanya, tapi juga misteri yang sampai sekarang nggak terpecahkan sama sekali. Bukan berarti gue nonton film ini trus gue jadi sangat bahagia sekali melihat kematian seseorang loh ya, soalnya kata kakak gue gue udah mulai jadi maniak dikarenakan menganggap bahwa setiap adegan kematian di film-film ini adalah kematian yang sangat keren.
Theatrical Poster of FINAL DESTINATION 5 |
Sempat kepikiran bakalan kecewa nonton Final Destination 5 ini. Kenapa? Soalnya keinget pas The Final Destination (seri ke 4 dari franchise ini) gue nggak begitu semangat buat nonton. Entah apakah ini karena komentar temen gue yang bilang kalau film The Final Destination agak nyampah dengan menjual satu adegan sex yang sebenarnya nggak penting-penting banget. Tapi emang gue nggak nonton yang keempat ini dan hanya menonton sekilas, melihat bagaimana mereka mati dan apa yang menyebabkan mereka akhirnya mati.
Gue kembali dengan review singkat drama Korea yang baru aja selesai gue tonton. Haha... Agak telat sih kalau ngasi review drama yang satu ini karena dramanya juga udah lama banget tayang dan tamat di SBS. Tapi emang gue baru sempat nonton aja. Maklum, mahasiswa sok sibuk.
Sekali lagi, gue kayaknya memang harus mengubah pola pikir menonton drama gue. Awalnya, sama seperti Athena, gue nonton drama pasti karena ada artis yang gue kenal dan gue idolakan. Athena waktu itu pengen nonton karena ada Siwon. Nah kalau IODG ini, gue nonton karena ada Donghae nya. Soalnya kalau nonton drama baru yang gue pilih secara random, suka takut kecewa. Maka dari itu, bahan pertimbangan pertama pastinya siapa yang main. Kalau nggak, denger cerita dari temen-temen kira-kira bagus atau nggak. Kayak misalnya waktu nonton He's Beautiful, gue nggak kenal itu Park Shin-Hye, Lee Hongki, Jung YongHwa, tapi setelah nonton baru tahu dan akhirnya suka sama akting mereka.
Jangan liat drama ini dari poster promosinya, karena lo pasti bakalan mikir, ini drama apa sih? Semacem Cruel Temptation kah? Soalnya posternya emang tua gitu keliatannya. Kayak bukan drama yang isinya artis terkenal. Semacam drama biasa yang di produksi cuma buat ngisi slot kosong di TV. Waktu itu gue sempat mikir gitu. Paling cuma Donghae yang pengen dilihat. Awalnya gue mikir malah Donghae paling cuma sekedar lewat, nggak banyak peran. Soalnya pas gue ngeliat daftar pemainnya di Wikipedia, banyak banget... dan gue yakin Donghae cuma sekedar sekedar muncul. Tapi ternyata salah... Hehehe. Dia jadi bagian penting dalam drama ini karena konflik pemeran utama berhubungan langsung sama Donghae dan sodara-sodaranya.
Kalau dipikir-pikir, ide ceritanya standar. Hampir sama kayak sinetron kita yang bercabang-cabang. Drama ini juga gitu. Mungkin pas awal-awal nonton akan sangat bingung karena belum nemu sebenarnya benang merah ceritanya ada dimana. Ada banyak sekali pemain yang muncul di episode-episode awal yang bakalan bikin kita komentar, "Lah ini siapa lagi nih?" Pas ganti scene lagi, "Nah loh, ini siapa pula?" Semacem gitu. Karena memang Drama ini menceritakan kisah hubungan rumit dan ribet empat keluarga yang masing-masing punya empat sampai lima anggota keluarga. Masing-masing dari mereka punya temen yang punya temen lagi yang juga adalah bagian penting dari cerita walaupun cuma sekedar muncul beberapa detik dalam setiap scene.
Episode-episode awal ngebosenin... cengeng... tapi kalau diperhatikan sebenarnya straight to the point. Bagian-bagian cerita di episode-episode awal ternyata sangat berkaitan dengan penyelesaian konflik di dua episode terakhir. Bahkan bagian-bagian bapak-bapak lagi ngobrol di bar pun adalah bagian yang penting. Jadi emang nggak ada sesuatu yang terlalu menyampah lah walaupun mungkin alurnya boring banget. Cuma karakter masing-masing tokohnya kuat dan konsisten. Kalau udah adorable, bakalan adorable terus. Kalau udah kasian bakalan kasian terus. Kalau udah ngebetein bakalan ngebetin terus. Tapi jelas, di endingnya semuanya akan jadi satu dan akan membaik khas drama deh pokoknya.
Gue nggak bakalan bahas soal cerita deh, soalnya panjang lebar dan nggak bakalan selesai. Cuma yang gue suka dari drama ini selain Donghae nya (hahahaha) adalah pesan moralnya. Jarang-jarang gue nonton drama yang ber genre keluarga dan penuh dengan pesan moral kayak gini. Bikin terharu... Beneran deh, episode dua atau tiga aja Donghae udah nangis-nangis mewek... Hehehe...
Drama ini mengajarkan bagaimana lo harus mencintai keluarga lo, berkorban apapun demi keluarga lo terutama bokap lo. Entah karena memang gue lagi dalam kondisi tidak ber ayah kali ya jadinya kalau liat drama yang banyak adegan Bapak-bapak sama anak-anak nya gue jadi suka terharu dan iri. Pada intinya sih itu... Bagaimana lo mencintai keluarga...
Keluarganya dapet, persahabatannya dapet, yaoinya dapet lah dikit, sinetronnya dapet, dramanya dapet, lucunya dapet, cerdasnya dapet soalnya ada beberapa dialog yang sangat-mahasiswa-hukum-sekali, dan cinta-cintaannya juga dapet.
Dan nonton drama ini juga bikin gue tahu kalau di Korea bisnis Hostess itu ternyata oke juga... (bahasanya nggak enak, bisnis Hostess...)
Seru buat ditonton sendiri dan rame-rame bareng keluarga kalau emang sekeluarga suka drama Korea. Tapi kalau lo lebih suka drama yang porsi artis favorit lo lebih banyak, mending cari yang lain aja. Hahahaha...
Here they are the cast:
Moon Chae Won as Eun Chae Ryung. Ini pemeran utama ceweknya. Awalnya gue pikir dia tua tua gimana gitu yak. Tapi di umurnya yang 25, dia cukup imut buat meranin karakter ini. Chae-Ryung itu karakternya anak manja kesayangan bokapnya. Selalu diturutin apapun kemauannya. Nggak terbiasa dengan hidup miskin karena orang kaya banget pada awalnya. Tapi waktu bokapnya kena kasus dan lumpuh sementara, dia berusaha untuk berubah dan mandiri. Disukain banget sama Park Jong-Suk, tapi dia gak suka sama cowok itu. Endingnya pacaran sama Choi Hyuk-Ki. Gue suka chemistry dia sama Hyuk-Ki. Berasa lagi nonton fanfiction bikinan sendiri yang difilmin. Hahahaha... Aktingnya bagus... Pantes pernah dapet award pas maen bareng Moon Geun-Young.
Lee Hee Jin as Eun Ae Ryung. Ae-Ryung ini kakaknya Chae-Ryung. Pemeran utama juga. Dia adalah mahasiswi doktor dari sebuah universitas seni di Busan. Pacaran sama yang punya universitas. Dijanjiin nikah malah cowoknya nggak pernah berani ngajak nikah sementara ibunya si Ae-Ryung ini agak psiko menurut gue. Dia melakukan apapun supaya Ae-Ryung cepet nikah dan dia nemu satu ahjumma dari biro jodoh yang akhirnya mempertemukan Ae-Ryung sama Jung Jin-Goo. Jin-Goo adalah anak pemilik rumah sakit terkenal. Waktu bokapnya sakit, koma dan lumpuh, Ae-Ryung memutuskan untuk mau menikah dengan Jin-Goo demi pengobatan bokapnya. Beruntung Ae-Ryung disayang sama ayah mertuanya. Meskipun sempat ada konflik dan Ae-Ryung disiksa ibu mertua, tapi endingnya oke. Bahkan Ae-Ryung yang sebelumnya nggak suka banget sama Jin-Goo jadi jatuh cinta beneran karena cowok itu ternyata punya sisi yang bener-bener bisa bikin Ae-Ryung nggak bisa berhenti nangis dan nggak bisa menolak setiap apa yang dikatakan Jin-Goo.
Choi Jin Hyuk as Choi Hyuk Gi. Hyuk-Ki adalah kakak Choi Duk-Ki yang jadi kunci dan benang merah konflik utama di drama ini. Waktu awal-awal drama, Hyuk-Ki nggak banyak muncul karena masih WaMil. Tapi setelah keluar dari Army, dia berusaha bareng sama Wook-Ki buat mengungkap kebenaran soal kematian Duk-Ki, adiknya. Dia juga berusaha supaya bokapnya si Chae-Ryung nggak jadi dipenjara karena pada awalnya, bokapnya Chae-Ryung lah yang dikira membunuh Duk-Ki padahal itu semua kejadian yang diatur sama si Jong-Suk. Hyuk-Ki ini sosok kakak cowok yang the best banget di drama ini. Dia sayang banget sama dua adiknya, Duk-Ki dan Wook-Ki. Bahkan mereka melakukan banyak pekerjaan untuk saling memenuhi kebutuhan satu sama lain. Gue selalu suka kalau di drama ada adegan hyung-dongsaeng (kakak laki-laki dan adik laki-laki). Jin-Hyuk dan Donghae dapet banget chemistry nya. Soalnya di drama juga di ceritain kalau tiga bersaudara ini sangat dekat dan bener-bener sodara banget. Hyuk-Ki suka sama Chae-Ryung dan baru jadian di akhir film. Kenapa dia memutuskan untuk mencari kebenaran soal kematian adiknya, karena dia adalah mahasiswa Hukum yang kemudian jadi seorang ahli hukum terkenal di akhir drama. Sempat mikir Hyuk-Ki bakalan sama Ae-Ryung dan Wook-Ki yang bakalan sama Chae-Ryung, tapi ternyata salah.
Lee Dong Hae as Choi Wook Gi. Donghae berperan sebagai adiknya Hyuk-Ki yang juga ikut membantu Hyuk-Ki mengungkap kebenaran kematian kakaknya. Donghae disini perannya suka nangis, tapi pekerja keras banget. Aktingnya juga natural. Dan setiap ada adegan lari, dia keliatan kayak lagi dance. Hahahaha... Hyuk-Ki dan Wook-Ki punya hutang sama keluarga Chae-Ryung 500 juta dolar karena uang itu awalnya sebagai kompensasi atas kematian Duk-Ki dari keluarga Chae-Ryung, tapi dibawa kabur sama orang tua Hyuk-Ki dan Wook-Ki karena mereka kelamaan miskin, ngeliat uang jadi gila begitu. Dua bersaudara ini nggak berniat sama sekali buat bikin keluarga Chae-Ryung menderita, akhirnya mereka berdua memutuskan buat bekerja apa aja yang penting di gaji buat ngeganti semua uang yang dibawa kabur sama orang tua mereka itu. Mulai dari cuci piring, ngepel, sampai jadi penyanyi di sebuah Bar dan kemudian settle di sana. Sayangnya Donghae nggak ada penampilan live nyanyi di drama tapi dia ngisi soundtracknya. Eh, Si Jin-Hyuk ada nyanyi loh! Suaranya keren juga...
Kang Sung as Jung Jin Goo. Jin-Goo adalah anak pemilik rumah sakit terbesar di Seoul. Ugal-ugalan, nggak kerja, serabutan, dan suka banget gaul sama Marco dan Ricardo, temen-temen yang dia kenal di Argentina waktu dia diasingkan kesana karena pernah menghamili seorang hostess pas dia masih SMA. Bokapnya nggak pernah suka sama dia karena dia trouble-maker banget. Bokap sama nyokapnya sibuk banget nyariin dia istri dan akhirnya ketemu sama Ae-Ryung. Awalnya dia cuma mau sama Ae-Ryung karena Ae-Ryung sepertinya bakalan bikin bokapnya luluh dan bisa sayang lagi sama dia, dan memang seperti itu. Akhirnya Ae-Ryung dan Jin-Goo menikah juga dengan perjanjian bahwa pengobatan ayah Ae-Ryung akan terus dilakukan walaupun Ae-Ryung nggak punya uang buat bayar. Tapi belakangan, Jin-Goo menemukan jati dirinya dan dia pelan-pelan jadi anak yang baik-baik. Dia juga sayang banget sama Ae-Ryung karena bagaimanapun terpaksanya Ae-Ryung menikahi Jin-Goo, ternyata Ae-Ryung punya perasaan yang tulus juga. Awalnya gue pikir peran ini nggak penting, tapi ternyata jadi penting juga... Jin-Goo menurut gue karakter yang paling menarik perhatian karena dia suka bikin gaya-gaya norak.
Jun Tae Soo as Park Jong Suk. Jong-Suk suka sama Chae-Ryung sejak mereka sekolah. Tapi Chae-Ryung selalu nolak dia karena nggak suka. Ini yang bikin cowok ini jadi agak psiko. Karena obsesinya buat dapetin Chae-Ryung, akhirnya dia ngebayar Duk-Ki (adiknya Hyuk-Ki) buat godain Chae-Ryung di episode pertama yang jadi adegan kunci dari drama ini. Chae-Ryung berhasil selamat, tapi Duk-Ki malah dibunuh sama Jong-Suk. Perutnya di tusuk-tusuk pake tongkat golf terus ditabrak mobil. Untung ada saksi mata yang ngeliat, sahabatnya Duk-Ki. Walaupun akhirnya saksi mata ini dibayar sama keluarga Jong-Suk berhubung keluarga Jong-Suk adalah pengacara terkenal di Korea tapi selalu melakukan hal-hal kotor dan korupsi. Menurut gue peran ini nggak cocok dikasi ke Tae-Soo, soalnya kurang bisa menunjukkan sisi kegilaan seorang cowok karena cewek yang nolak dia. Beberapa kali adegan marah dan gila, Tae-Soo malah keliatan datar banget. Kayaknya faktor muka mirip KimBum dikit yang bikin dia dapet peran. Hahahaha...
Kang Min Hyuk as Hwang Yeon Do. Awalnya gue nggak begitu ngeh sama Min-Hyuk di drama ini dan nggak tahu sama sekali kalau dia adalah drummernya CN BLUE. Tapi ada satu scene dimana dia lagi jalan bareng Donghae dan becanda-becandaannya khas Hyong-Dongsaeng. Haha... Favorit gue banget adegan begituan. Trus aktingnya juga natural. Di satu sisi ngeliat Donghae yang cengeng dalam posisi sebagai adik, tapi setiap bareng Yeon-Do, dia selalu bisa menjadi Hyong yang baik dan kemudian diidolakan sama Yeon-Do. Yeon-Do adalah salah satu pemain band yang akhirnya manggung di bar bareng Hyuk-Ki. Dia sahabat baik dari sahabatnya Hyuk-Ki dan jadi salah satu saksi mata kejadian Duk-Ki waktu lagi godain Chae-Ryung di episode pertama. Karakter ini walaupun cuma penggembira, tapi menurut gue cukup membuat drama ini jadi bewarna. Peran-peran dan karakter-karakter macem Yeon-Do ini selalu jadi favorit gue di drama ataupun fanfiction manapun.
Nam Ji Hyun as Shin Sun Hae. Bahkan guebaru tahu kalau dia leadernya 4Minute. Hahahaha... Peran Sun-Hae sama kayak Yeon-Do, penggembira. Tapi disini jujur aja, kalau nggak ada peran-peran kayak mereka ini, drama ini jadi terlalu serius. Gue suka sama gayanya Sun-Hae yang lucu dan suka ngegodain Hyuk-Ki. Bahkan dia sudah mengklaim bahwa Hyuk-Ki yang biasa dia panggil Popeye adalah suaminya. Sun-Hae adalah adiknya Sun-Do yang diperankan oleh Park Sang-Hoon. Dia juga kuliah di jurusan hukum, ngikutin jejak ayahnya yang sekarang menjabat sebagai kepala Polisi se Seoul. Tipe cewek lucu, tapi cerdas adalah karakternya Sun-Hae. Doohhh~ So fanfiction gue deh. Seriously, Ji-Hyun sangat bisa akting dan nggak dibuat-buat.
Jin Se Yun as Jung Se Yeon. Dia sebenarnya adalah anaknya Jin-Goo dari hasil kenakalannya waktu sekolah. Tapi keluarga menyembunyikan identitas Se-Yun sebagai adik Jin-Goo. Menjelang akhir identitas yang sebenarnya terungkap dan dia sempat ngambek dan kabur ke tempat Wook-Ki. Dia naksir sama Wook-Ki sejak pertama kali ngeliat Wook-Ki dan dia juga tipe-tipe anak manja orang kaya yang nggak bisa hidup miskin. Pas kabur ke tempat Wook-Ki, dia banyak belajar bagaimana Wook-Ki hidup ditengah kemiskinannya dan sejak saat itu dia berubah... Yah, tipe happy ending serial Korea lah ya...
Choi Ja Hye as Seo Hee Jae. Gue nggak begitu merhatiin dia di awal-awal drama, tapi yang jelas dia adalah dokter di rumah sakit bokapnya Jin-Goo yang berniat bales dendam sama Jin-Goo dan nyokapnya. Dari dokter, dia beralih jadi hostess demi menarik perhatian Jin-Goo. Dibantu sama temennya yang namanya Anna, dia berusaha buat menghancurkan Jin-Goo melalui Ae-Ryung. Tapi kemudian dia tahu kalau ternyata selama ini semuanya cuma salah paham dan ada permainan kotor dibalik semuanya (etdah...). Ternyata Hee-Jae adalah sodara tirinya Jin-Goo dari istri pertama bokapnya. Dan dia dendam sama keluarga Jong-Suk karena kalau gue nggak salah inget antara pemalsuan identitas atau apaaa gitu... Akhirnya dia jadi peran penting karena di belakang-belakang, dia juga bantuin Hyuk-Ki sama Wook-Ki buat mengungkap kebenaran dan kejahatan Jong-Suk.
Semua itu pemain-pemain inti walaupun ada beberapa yang nggak gue masukin karena nggak nemu fotonya. Hahahaha...
Overall, drama ini bagus dan menghibur dan pastinya bikin penasaran. Tapi sekali lagi kalau lo lebih suka drama yang banyak idol nya, yang ini kayaknya nggak gue rekomendasikan... Nikmatin aja alur dan jalan ceritanya, kalau masalah cast yang nggak begitu familiar, jangan terlalu dipikirin.
Selamat menonton!
It's Okay, Daddy's Girl
- Title: 괜찮아, 아빠 딸 / Gwaenchanha, Appa Ttal
- Genre: Drama
- Episodes: 17
- Broadcast network: SBS
- Broadcast period: 2010-Nov-22 to 2011-Jan-18
- Air time: Monday & Tuesday 20:55
Cast
Eun family- Park In Hwan as Eun Ki Hwan (Chae Ryung's father)
- Moon Chae Won as Eun Chae Ryung
- Lee Hee Jin as Eun Ae Ryung
- Kang Won (강원) as Eun Ho Ryung
- Kim Hye Ok as Heo Sook Hee
- Yoo Seung Mok (유승목) as Heo Man Soo
- Lee Bong Gyu as Hyuk Gi's father
- Lee Yong Nyeo (이용녀) as Hyuk Gi's mother
- Choi Jin Hyuk as Choi Hyuk Gi
- Shin Min Soo as Choi Duk Gi
- Lee Dong Hae as Choi Wook Gi
- Park Geun Hyung as Jung Pil Suk
- Yun Woon Kyung as Yeo Chang Ja
- Kang Sung as Jung Jin Goo
- Jin Se Yun as Jung Se Yeon
- Choi Ja Hye as Seo Hee Jae
- Lee Won Jae as Park Kwon (Jong Suk's father)
- Park Hye Jin (박혜진) as Mo Yoon Kyung (Jong Suk's mother)
- Jun Tae Soo as Park Jong Suk
- Hong Yeo Jin as Lee Soon Jung
- Lee Na (이나) as Go Yang Mi
- Jo Han Joon (조한준) as Park Moo Sool
- Kim Dong Gyoon as Kwak Kyun Woo
- Han Soo Min (한수민) as Geum Joo Hye
- Nam Ji Hyun as Shin Sun Hae
- Hwang Sun Hee (황선희) as Ma Ri Sol
- Min Ji Oh as Kang Bo Ra
- Kim Gyu Jin (김규진) as Shim Byung Chun
- Park Sang Hoon (박상훈) as Shin Sun Do
- Kang Min Hyuk as Hwang Yeon Doo
- Park Jung Geun (박정근) as Kang Dong Bo
- Marco as Marco
- Sung Chang Hoon (성창훈) as Ricardo
- Song Yi Woo as Jo Ah Ra
- Seo Dong Soo as Professor Kang
- Lee Jin Ah as Jun So Hyung
- Yoo Byung Sun (유병선) as Min Hyun Gyo
- Lee Sun Ah as Ah Young
- Yum Dong Hun (염동헌) as Ah Young's dad
- Choi Sung Joon as Doctor Hong
- Kim Min Seo as Park Da Bin
Production Credits
- Producer: Kim Young Sub (김영섭)
- Director: Go Heung Shik (고흥식)
- Screenwriter: Han Joon Young
@siron407
http://kaoskakibau.tumblr.com
Dan yeah, pagi-pagi gue bangun buat nonton Islam Itu Indah sambil tereak "Jamaaah, ooo Jamaah, Alhamduuulillaaaah..." Terus dilanjutkan dengan DDRan sebentar soalnya disini dingin banget udah kayak di daerah Puncak aja. Setelah itu, yeah, gak sengaja buka YouTube dan nemu Trailer terbarunya Harry Potter and the Deathly Hallows.
Oh yeah, langsung gue tonton dua kali berturut-turut dan gue merinding sedemikan rupa. Buset, apalagi dimulai dengan adegan Lily lagi ngomong sama baby Harry, terus bagian flashback dari HP1 sampe HP6. Huff... Sekarang gue hanya perlu menyiapkan keteguhan hati dan kesabaran kalau-kalau nantinya gue nggak bisa nonton di Bioskop. Atau mungkin gue hanya perlu berdoa supaya di Mataram tiba-tiba muncul 21. Atau paling banter berharap film ini bakalan bertahan 4 bulan di bioskop supaya sekembalinya gue ke Depok tanggal 12 September nanti gue masih bisa ngeliat Harry membunuh Voldemort secara langsung dari layar bioskop.
Sebenarnya kemaren gue memang berencana buat stay di Depok sampai tanggal 15 Juli supaya gue bisa nonton HP7 langsung. Tapi berhubung kisruh masalah pajak film belom kelar dibahas dan belum ada kejelasan yang pasti, akhirnya gue memutuskan untuk pulang. Biaya hidup di Depok satu bulan sama dengan harga tiket pulang. Kasian nyokap kalau harus banting tulang cuma buat dua jam di bioskop. Well, sakit sih sebenarnya, sakit hati banget kalau seandainya gue udah pulang, tiba-tiba aja ntar diputer di Bioskop. Damn! Gue berdoa aja deh supaya itu pemerintah pada fokus sama masalah lain dan masalah ini dilupakan sejenak. Hahahaha Egois gue muncul. Abis, gambling parah kan kalau gue harus stay di Depok sampai tanggal segitu tiba-tiba ntar filmnya nggak jadi keputer. Bisa mampus gue -__-" Mendingan kan pulang, bisa jalan-jalan di rumah dan ketemu keluarga (walaupun sebenarnya pada kenyataannya gue nggak bisa ketemu sama Harry secara langsung di bioskop, padahal gue udah kangen banget sama Voldy... *bakar diri* *abu sebar ke laut* *sebar sendiri*)
Jadi apa yang harus gue lakukan sekarang?
Ini gue udah mati dua kali. Pertama nggak bisa ngeliat Suju, sekarang nggak bisa ngeliat Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2. Pas banget kan? Gue udah mati dua kali. UDAH 2 PART KEMATIAN! BETEEEEE!!!!! Ahgfdsghfdjkhdjhfdkjfkjfdjhsdgjhsafsiuwpowenjvcnbvkjd...
Let me die lah untuk ini ... I really am the one who hopeless...
#brb
#ambilpiso
#tusukkerongkongan
Oke, sebut aja gue ngikutin trend yang sedang ada karena memang ini lagi heboh banget di antara temen-temen Komunikasi gue :p tapi kayaknya kalau nggak ngebahas film ini rasanya agak ketinggalan jaman ya :p Yeah... Diawali dari beberapa hari yang lalu gue donlot film Thailand yang judulnya The Love of Siam, terus ngebaca timeline twitter temen gue yang nyebut-nyebut Mario Maurer, sampai akhirnya gue tahu siapa itu manusia dan sampailah gue di film yang judulnya Crazy Little Thing Called Love/First Love/A Little Thing Called Love ini.
Gue memang penyuka film-film asing drama. Entah kenapa belakangan ini sering download film Korea juga yang Drama. Hahaha... maafkan daku ya para film maker :p Prinsip gue, film asing itu donlot, film Indonesia beli original (walaupun pada akhirnya hanya sekedar teori semata...) Nah karena penasaran sama si Maurer dan film yang katanya bagus itu, akhirnya dengan sangat menyesal gue mengakui gue mendonlot film Crazy Little Thing Called Love itu.
Awalnya nonton film ini agak-agak nggak ngerti. Selain bahasa yang emang nggak familiar di telinga karena keseringan dengerin bahasa Korea dan juga film Thailand rasanya agak-agak nggak wajar buat gue tonton, jujur aja. Terakhir nonton film Thailand itu kalau nggak salah sih 4bia dan itupun udah lama banget (lupa kapan... SMA kalau nggak salah...) Tapi pas gue tonton film Crazy Little Thing Called Love ini, wowwww... rasanya kayak kembali ke masa-masa SMA dan menonton kejadian orang ganteng yang banyak fans di sekolah dan disukai sama orang jelek yang duduk di sebelah bangku gue di kelas. #ngakaks
Overall, ceritanya sih simple dan bisa dibilang memang sangat biasa dan sangat FTV Indonesia banget deh... Cuma ya entah kenapa gue memang suka tipe-tipe cerita si jelek jadi cantik ini. Inget Betty La Fea soalnya :p
Jadi ceritanya itu tentang Nam (Pimchanok Luewisetpaiboon), anak SMA yang item dengan rambut poni bob kacau dan juga kawat gigi. Nam adalah anak seorang pemilik hotel di Thailand. Dibilang bego, nggak juga. Tapi dibilang pinter juga cuma di bahasa Inggris doang. Mungkin karena dia terbiasa dengan tamu asing kali ya? Di sekolah Nam ada di peringkat 30 di kelasnya dan mustahil rasanya untuk bisa cepet-cepet menaikkan peringkat itu. Nam bersahabat dengan tiga orang teman yang setara jeleknya dan setara tidak gaulnya. Hahahaha... Nah si Nam ini, jatuh cintalah sama seorang cowok bernama Chon (Mario Maurer) yang terkenal tampan, ganteng, gaul, seksi, lalalalalala deh disekolahnya. Yah tipe-tipe cowok macem Goo Jun Pyo gitu lah ya...
Yang namanya orang jatuh cinta apalagi cinta pertama, membuat Nam kadang-kadang jadi stalker. Dia jadi suka merhatiin si Chon dari jauh. Alesan ijin ke kamar mandi, padahal niatnya cuma pengen lewat depan kelas Chon dan ngeliat tuh cowok doang. Yaah, ini mah tipe anak SMA galau cinta banget deh ya. Cuma anehnya kok ini cewek malah unyu banget sih... Hahahaha Entah kenapa emang pemeran Nam yang namanya seribet dunia akhirat ini cocok banget deh dapet peran itu. Gue suka dengan gaya bicaranya yang 'hap' 'hap' 'lai' 'lai' dan juga dengan ekspresi idiotnya. Tetep cantiknya keliatan...
Temen-temennya Nam lagi heboh sama buku yang katanya bisa membuat cowok suka sama mereka. Like 9 cara menggaet cowok gitu deh... Awalnya Nam nggak niat nih, cuma denger-denger doang, tapi malah dipraktekin juga dan jadi diseriusin... Labil emang ini anak SMA...
Suatu hari di sebuah acara festival sekolah, Chon ikut klub fotografi sementara Nam yang pengen ikut acara nari-narian malah nggak dibolehin sama guru yang jelas-jelas pilih kasih karena cuma mau klubnya diisi sama cewek-cewek cantik menurutnya (yang padahal cantikan Nam yang masih jelek menurut gue) dan akhirnya Nam dan teman-temannya terpaksa ikut klub drama yang mementaskan drama Snow White. Nam terpilih jadi Snow White. Bukan karena dia paling cantik disana (menurut film, karena emang cantik sih :*) tapi karena dia yang paling jago Bahasa Inggris (pementasan ini dipimpin oleh guru bahasa Inggris yang nyentrik centil jelek itu...) Awalnya Nam nggak mau ikut, tapi pas ngeliat Chon ada di drama itu juga, dia akhirnya menyetujui peran itu.
Dan disanalah semuanya berawal...
Pin, salah seorang teman Chon dipilih sebagai juru rias drama itu dan berhasil me-make over Nam yang jelek menjadi cantik. Pin sebenarnya pengen nunjukkin kalau Nam itu cantik ke Chon, tapi Chon malah cuek aja gitu dan bilang, "Biasa aja kok... Cuma Snow White dengan kawat gigi..." Nam tambah galau dan akhirnya mutusin buat melepas kawat giginya.
Setelah pementasan itu, Nam jadi cantik sekarang... Ditambah lagi dia kepilih jadi pemimpin drum band (apa sih istilahnya? Commander? Mayoret? Itulah yaaa...) dan semua cowok di sekolah akhirnya naksir sama dia. Termasuk salah seorang murid baru disekolah yang adalah temen masa kecilnya Chon, namanya Top.
Top jelas-jelas menunjukkan perhatiannya ke Nam dan nembak Nam di suatu hari. Tapi Nam nggak memutuskan untuk menjawab karena dia masih suka sama si Chon. Sampai suatu malam Chon dan teman-temannya bikin acara api unggun gitu dan disitu Top nyium pipi Nam. Eh Nam bukannya seneng malah bete dan memutuskan untuk nggak mau lagi sama Top. Iyalah~ Gue juga nggak muree muree banget kaleee... Kali itu yang dipikirin sama Nam...
Waktu berlalu, akhirnya Nam berhasil menjadi cantik. Dia juga berhasil jadi peringkat satu di sekolah. Keren... Dan pas lulus-lulusan, Nam merasa sudah waktunya untuk mengungkapkan perasaannya ke Chon karena dia takut ntar malah telat dan mereka nggak ketemu lagi... Tapi malah Chon jadian sama Pin (yang menurut gue sih sebenarnya Nam salah paham...) Nah, di pinggir kolam renang itulah Nam ngasi tahu ke Chon kalau selama ini dia berubah itu memang buat cowok itu... Tapi cowoknya malah gitu...
Ternyata eh ternyata, si Chon ini adalah tipe-tipe cowok ganteng penakut yang nggak berani mengungkapkan perasaannya secara langsung. Dia malah rela Nam sama sahabat baiknya dan waktu hari valentine, dia ngasi mawar yang jelas-jelas dia tanem sendiri (dia ngasi sama pohon san akar-akarnya) ke Nam dan bilang kalau itu dari Top. Sampah abis... Padahal ternyata si Chon selama ini tuh merhatiin si Nam. Suka foto-foto si Nam diem-diem. Dan semua foto itu dia simpen di sebuah scrap book yang isinya semuanya fotonya Nam! Wahahahahaha... Cowok yang romantis dan sedikit melankolis, tapi tipe-tipe ini kayaknya yang anak SMA sekarang suka ya? Kkkkkk~ Twistnya bagus... serius. Apalagi isi scrap booknya. Niat banget si Chon motret semua itu ~XD
Adegan yang paling gue suka ya pas itu, pas Nam nembak Chon dan pas Nam kecebur di kolam renang. Aduh aduh... itu ya kalau gue bilang tipe fanfiction yang sering gue bikin banget deh! Hahaha... suka banget sama adegan itu dan menurut gue klimaks ceritanya berakhir disitu karena kebelakang jadi biasa aja... apalagi adegan wawancara di TV, menurut gue itu terlalu garing.
Overall, film ini walaupun tipe ceritanya adalah cerita cheesy anak-anak SMA yang sangat biasa, tapi sutradaranya (Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn & Wasin Pokpong) berhasil mengemas cerita yang biasa itu jadi film yang nggak cuma menarik buat ditonton tapi kita dimanjakan dengan shot-shot yang bisa dibilang TOP! Gue suka banget sama angle pengambilan gambarnya, apalagi waktu adegan Chon dan Nam lagi ngobrol di jembatan, dan waktu Nam nangis di kamarnya sedangkan di lantai bawah Chon baru aja melangkah pergi dari pintu depan rumah Nam setelah naruh scrap book yang isinya foto-foto Nam. Gue suka deh sama pengemasan cerita yang biasa ini. Jujur aja, pas baru sekali nonton, gue langsung yang senyum-senyum sendiri. Kok ada ya cerita najong super biasa tapi kemasannya oke juga... Kreatif! Dua jempol kali empat! SUKA XD~
Recommended deh buat kalian yang suka nonton tapi males nonton film yang berat dan kesannya bikin mikir. Film ini sebenarnya gampang banget ditebak, tapi malah nggak tega buat nebak karena terbuai dengan wajah cantik si Nam :* dan tentunya buat cewek-cewek si Maurer... Buat yang belom nonton, nonton lah, yuk... rame-rame seru juga... Hahahaha
Film Thailand rasanya memang lagi banyak mengusung tema Comedy Romantic ya? Instead of horor, gue sih lebih milih yang kayak beginian deh... Soalnya film horor Thailand suka kebangetan efeknya... Terakhir itu nonton Coming Soon, terus pernah juga Alone. Cuma belum sempat nonton Shutter... Ah, gue suka sih horor, tapi nggak berani aja kalau harus nonton sendirian. Kalau barat gue masih oke, tapi Thailand, mikir-mikir :p
Quote dari film ini yang gue copas dari movienthusiast.wordpress.com yang juga menjadi pembuka film ini:
"All of us have someone who is hidden in the bottom of the heart. When we think of him, we will feel like umm… always feel a little pain inside, but we still want to keep him, even though I don’t know where he is today, what is he doing, but he is the one who makes me know this, a little thing called LOVE “
Kalau mau curhat soal cinta sih, beuh, gue sejak nonton ini jadi galau sama cinta-cintaan... dan kemudian gue sadar kalau kegalauan gue itu bukanlah cinta... #eaaaa #apabanget
But yeah, this crazy little thing is not love at all. Just a feeling, that sometimes come, sometimes go... Hahahahaha~ #bajaaaj #bajaaaj
Pesan dari film ini adalah jeng jeng jeng jengggggg~:
- Bahwa Mangga adalah buah yang romantis,
- Cowok Thailand itu suaranya nggak kalah cempreng kayak gue,
- Pakailah Honda Scoopy,
- Selalu minum Pepsi,
- Anak SMA bercelana pendek itu keren!
- Semangka bisa juga buat jadi masker -___-"
- Jangan nembak cowok di pinggir kolam renang karena kalau ditolak, kamu akan basah,
- Kalaupun kamu mau nembak cowok di pinggir kolam renang kayak kata nomor 7, pastikan kamu bawa baju ganti,
- Anak SMA Thailand nggak kalah Labil sama anak SMA Indonesia (liat aja itu stiker bentuk hati ditempelnya dibaju),
- Mario Maurer nggak takut terlihat jelek, si pemeran Nam (yang namanya ribet sedunia akhirat itu) tetap cantik waktu masih jadi jelek. Trus pelajarannya dimana? Ya kalau lo udah good looking, nggak akan jelek. #samffah
- Masih ada kok cowok melankolis romantis yang suka nanem bunga, nulis diari scrapbook di dunia ini, ahahahaha~ #adatemen #yay! #bukaaib
- Bawa kamera kemana-mana itu penting, apalagi kalau lo suka sama cewek sedangkan lo adalah seorang pengecut #sarkasme
- Cerita Betty La Fea itu masih abadi kok :) The Ugly Duckling itu masih diminati kok :) Si Jelek masih bisa jadi cantik kok... Jadi buat lo yang ngerasa jelek, jangan khawatir... Karena si jelek akan dapet si tampan/si cantik... Hahahaha #harapanhampa #harapanpalsu
- Kue semprong segede gaban itu beli dimana ya? #yangdimakanbugurujelek
- CAMBUKLAH ANAK NAKAL DI SEKOLAH ANDA!!!! #buset #janganditiruplease #SAYNOTOBULLYING!!!!
- Mario Maurer terkenal karena namanya simple sedangkan pemeran Nam yang namanya ribet gue rasa karirnya mentok di film ini dan sekuelnya (kalau ada) #paraahhhh #ngakaks
- Bahasa Indonesia itu paling keren deh! Nggak ada hap hap nya... ihiy~ LOVE INDONESIA! LOVE BAHASA!!!
- Nam itu cantik :******
Author's Pick
Bucin Usia 30
Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...
More from My Life Stories
Podcast ngedrakor!
Podcast KEKOREAAN
#ISTANEXO
My Readers Love These
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.