• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron
Oke, pertama-tama, ini bukan manajemen baru yang dibuat SM Entertainment untuk SM Rookies. Mentang-mentang Super Junior udah punya label sendiri, terus SM Rookies mau dibikinin juga label baru buat debut mereka? Nggak. Mau dapet modal dari mana. Super Junior aja banting tulang dulu sepuluh tahun baru dapet manajemen sendiri. Bagaimana ELF, senang? Kalo gue sih sebenarnya nggak suka kalo SM ini bikin anak-anak label gitu. Jengah liatnya. Satu manajemen aja melelahkan, gimana kalo banyak.

Oke, tapi kita nggak akan membahas soal perusahaan Lee Soo Man itu di postingan kali ini. Karena, siapa peduli? Toh kita juga nggak dapet uang dari mereka. Kecuali ya emang kita produsen baju-baju KW super (nggak junior) yang kemudian menghasilkan uang. Ya kalo cuma sekedar anak-anak manis yang kerjaannya ngetik dan spazzing doang, kan justru uang kita yang diporotin selama ini. #tjurhat

Kemaren secara nggak sengaja (atau emang nggak ada kerjaan sebenarnya) gue buka folder spam di email gue. Dan kebetulan email itu adalah alamat surat elektronik yang gue gunakan untuk login SMTOWN Nation buat dapetin Passport SMTOWN yang nggak pernah gue klaim dan nggak pernah gue ambil sampai sekarang itu. Di sana ada pemberitahuan kalau beberapa server akan mengalami perubahan bla-bla bla.

Gue nggak baca secara mendetail, tapi di sana dijelaskan juga dalam bentuk tabel kalau beberapa server dari situs-situs di bawah domain SMTOWN akan mengalami maintenance selama beberapa waktu. Nah bersamaan dengan pengumuman itu gue ngeliat ada satu situs yang kayaknya asing banget: smrookiesent.com.
*
Hey there! Hehe... jadi bingung mau manggil apa ke kalian yang sudah setia membaca blog ini dengan tulisan-tulisan absurd-nya. Apakah ini artinya aku harus mencari sebutan untuk pembaca blog ini?

(Gak usah banyak gaya deh).

This post is not gonna be that typical very long post that I always made on this blog. Tapi ini hanya sekedar curhatan pendek yang akan gue tulis soal pengalaman gue masuk ke ruang jumpa pers dua konser Infinite di Jakarta di tahun 2013 dan 2015.

Gue nulis ini dari sudut pandang diri gue sebagai seorang fans tentu saja, di luar dunia profesional dan pekerjaan. Walaupun pembatas antara pekerjaan dan kehidupan spazzing gue sangat tipis, tapi semoga tidak berbenturan dan berjalan di track-nya masing-masing.

(Apa deh).

Oke, singkat cerita kemaren gue dapat tugas untuk datang ke preskon konser 'Infinite Effect' di Jakarta. Lokasinya di salah satu hotel di kawasan Thamrin. Hotelnya cukup terkenal. Walaupun gue tadi sempat Googling juga pas sebelum berangkat untuk memastikan apakah di hotel ini ada mushola atau nggak. Yang gue dapatkan adalah informasi bahwa di toilet hotel ini ternyata nggak ada semprotan buat cebok pas lagi boker.

Alhamdulillah gue tadi udah buang hajat di kantor sebelum berangkat jadi gue aman.

Masalah besar datang ketika gue sedang nunggu kopaja dan gue lupa kalau gue belum minum setelah makan siang. Ya gimana sih rasanya kalo ati ampela masih nempel di kerongkongan. Alhasil gue menahan haus (sambil berkali-kali menelan ludah) sepanjang perjalanan. Tapi efeknya tidak baik. Ternyata tidak minum membuat kepala gue agak pusing. Ini mungkin karena efek kebanyakan tidur dan bangun yang dipaksakan sebelum berangkat.

Lagian... kenapa sih Infinite harus preskon hari Sabtu.

Ini tuh weekend.

(Tidak terpikir sebelumnya kalo "YA KAPAN LAGI LO MALEM MINGGUAN SAMA INFINITE!" walaupun dalam konteks yang benar-benar berbeda).
*
Gue sedang duduk di depan meja belajar kecil warna hijau yang gue beli dari Lazada beberapa waktu lalu dan gue rakit sendiri malam itu. Seperti biasa ketika gue ada di kosan, maka pekerjaan yang paling mendominasi semua waktu di kamar adalah duduk mandangin laptop dan timeline Twitter. Membosankan, tapi seru juga.

Belakangan ini Twitter gue sudah seperti asing buat gue sendiri. Sudah dua tahun terakhir gue nggak pernah mem-follow orang-orang lain di Twitter. Orang-orang yang gue follow sekarang juga kayaknya udah banyak yang nggak aktif di media sosial ini. Beberapa orang yang masih aktif, sayangnya membuat gue merasa aneh di timeline gue sendiri.

Nggak bisa sih sebenarnya menyalahkan apa yang mereka tulis di Twitter. Kan itu Twitter mereka. Ya seharusnya kalau nggak suka kan tinggal unfollow aja. Tapi karena orang-orang yang gue follow di Twitter ini masuk ke dalam daftar yang namanya 'Teman' dan kita sudah pernah ketemu dan hangout bareng beberapa kali, tentu saja untuk menekan tombol unfollow itu rasanya sulit.

Walaupun gue nggak ngerti dengan obrolan mereka tentang Monsta X, iKON, atau grup hip-hop lain yang sedang hits di Korea Selatan saat ini, gue tetap menghargai kehadiran mereka di timeline Twitter gue.

Bukannya teman itu diciptakan untuk punya rasa saling mengerti?

Walaupun gue nggak ngerti sama topiknya, mungkin gue bisa mencoba untuk mengerti bagaimana perasaan bahagia mereka saat spazzing. Yang pada akhirnya membuat gue kangen sama masa-masa ketika kita semua punya bahan spazzing yang sama: EXO.

Hahaha

Pada dasarnya temen-temen gue ini semua multifandom. Tapi sekarang ini baru berasa bagaimana beragamnya fandom kita. Dulu sih masih sering bareng ngebahas EXO, sekarang banyak distraksinya.

Entah apakah gue yang terlalu stick to EXO (dan SMTOWN) atau emang gue membatasi diri untuk tidak terlalu banyak ngefans grup lain kali ya? Sejauh ini sih gue cuma ngefans EXO.

Sama IU, Red Velvet, SNSD, SHINee, Super Junior, VIXX, Lovelyz, Infinite, HISTORY, C-Clown (YA ALLAH APA KABAR MAU BUBAR APA GIMANA), NU'EST, SISTAR, kadang-kadang miss A, 2PM sekenanya, TVXQ sekedarnya, kadang-kadang dengerin WINNER, GOT7 juga bagus sih, hmmm belakangan ini gue lagi suka banget dengerin 'I Need U'-nya BTS, gue baru dengerin SEVENTEEN sekali tapi gue suka banget sama lagu-lagunya T-Ara sama SPEED.

Gue tuh anaknya emang stick to EXO kok.

Gue nggak akan ngeh kapan SHINee akan rilis lagu baru untuk repackaged mereka kalau malam itu gue nggak scrolling timeline Twitter. Beberapa orang di timeline ada yang SHINee World juga, dan kemudian di situlah gue tahu kalau 'Married To The Music' akan dirilis.

Gue sangat excited. Bahkan malam itu bisa dibilang lebih excited dari biasanya. Udah lama gue nggak meluangkan waktu gue buat spazzing secara khusus. Dulu, pas kuliah selama 24 jam dalam satu hari, 20 jam adalah waktu spazzing dan 4 jam adalah waktu tidur. Hidup terasa sangat mudah sekali saat itu.

Tapi ketika malam 'Married To The Music' dirilis, dalam dua jam mulai 21:00 WIB sampai 23:00 WIB, gue bisa merasakan kebahagiaan 20 jam spazzing beberapa tahun yang lalu.

Thanks to SHINee.

Grup ini selalu berarti lebih di dunia fanboying gue. Fakta bahwa mereka adalah grup yang bikin gue suka KPop membuat SHINee punya ruang khusus di hati gue (HALAH! MUNTAH!). Sebelahan lah sama IU. Walaupun gue bukan Shawol dan gue juga nggak pernah secara resmi memproklamasikan diri gue sebagai Uaena, tapi gue sangat mengidolakan dua musisi ini.

Deg-degan. Gue klik link MV 'Married To The Music' malam itu. Ekspektasi gue tinggi. Karena MV 'View' kemaren kan SHINee bagus banget dan di luar dugaan banget. Gue yakin, 'Married To The Music' juga akan sama menyenangkannya dengan 'View'. Pas gue nonton,

Anjir.

ANJIR.

ANAK SETAN!

KUDA BETINA LEPAS KONTROL!

LINTAH KUDISAN!
*
*
Gue merasa Tuhan mendengarkan doa-doa gue dan membisiki SM Entertainment dengan kata-kata penuh cinta ketika Super Junior akhirnya comeback dengan ‘Devil’. Di saat yang sama gue juga lupa, kalau ternyata Tuhan sudah mendengarkan doa-doa gue dan membisiki SM Entertainment dengan kalimat-kalimat cinta ketika ‘Mamacita’ dirilis tahun lalu.

Hahahaha...

Kalau misalnya ‘Mamacita’ nggak punya konsep sketsa komedi yang lucu itu, mungkin gue akan menjatuhkan pilihan gue ke ‘Devil’ dan memberikan gelar sebagai MV Super Junior paling bagus selama 10 tahun terakhir. Tapi ternyata ‘Devil’ inipun belum bisa mengalahkan pesona ‘Mamacita’ buat gue pribadi.

Setidaknya di beberapa hal.

Oke, gue memang nggak bikin review soal ‘Mamacita’ karena sesuatu dan lain hal. Hahaha... entah apa yang terjadi tahun lalu gue juga nggak terlalu yakin apakah itu hal yang layak untuk dibahas atau tidak. Tapi membagi waktu untuk menulis buat pekerjaan kantor dan menulis untuk blog pribadi ternyata bukan perkara yang mudah. Dua tahun terakhir gue berusaha menyeimbangkan itu dan berhasil di satu poin, tapi kemudian gagal di poin yang lain.

Malah curhat.
*
Siapa di antara kalian yang hobi ngomong sendiri?

Siapa di antara kalian yang kalau sedang diam, kepala kalian nggak bisa ikut-ikutan ‘diam’ dan kosong tapi selalu berisik dengan pikiran-pikiran random yang datang entah dari mana, entah dari zaman apa, entah dari sudut mana, menyerang tanpa henti sampai pada tahap kalian mengeluarkan ekspresi dalam bentuk senyuman, tertawa, atau bahkan mengumpat tiba-tiba?

Misalnya pas lo lagi random jalan sama temen cewek lo yang niatnya lo pengen jadiin pacar, tapi tiba-tiba lo inget sebuah adegan di drama Korea yang gemesin banget, terus lo random ketawa sendiri dan berujung ditinggalin sama si cewek untuk selamanya.

Atau ketika lo lagi duduk ngetik berita di kantor, tiba-tiba aja lo kepikiran sama kekesalan lo terhadap seseorang yang enggak ngebales KakaoTalk lo dan kemudian lo tiba-tiba ngomong kenceng, “YAUDAH SIH GAUSAH DIPIKIRIN KAYAK YANG PENTING AJA!”

Kalau ada yang kayak gitu, chingu, kita sama. KITA SAMA! ARE YOU ME?!
Sumber foto: dramabeans.com - copyright Seok Woo
*
Tips untuk bisa tahan lama di tempat kerja itu sebenarnya gampang: yang pertama lo harus suka dulu sama pekerjaannya. Yang kedua, lo harus punya temen yang setidaknya mengerti dengan pekerjaan lo itu, jadi bisa sharing. Last but not least, lo juga harus punya temen yang sehobi sama lo.

Gue nggak ngomongin soal sepak bola. Di antara jutaan manusia yang ada di dunia ini mungkin gue adalah salah satu dari cowok yang nggak ngerti sama sekali dengan olahraga itu. Olahraganya, ataupun apa yang terjadi di dalam dunianya. Buat beberapa orang mungkin hal ini terasa memalukan. Tapi gue lebih memilih untuk malu karena tidak menjalankan syariat agama daripada malu karena nggak ngerti sepak bola.

Uhuk. Syariat agama... Rukun Iman aja lupa.

Bentar gue inget-inget dulu...  Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Nabi dan Rasul, Hari Kiamat, Qada & Qadar.

Alhamdulillah... bisa membuktikan kalau gue lulus SD.

Anyway. Sudah dua tahun lebih gue bekerja di tempat gue sekarang. Menyenangkan? Iya sangat menyenangkan. Nggak cuma karena lingkungan kerjanya enak dan orang-orangnya sangat menerima lo apa adanya (Insya Allah) meskipun salah satu gigi lo palsu (kayak gue misalnya - kisah selengkapnya di sini), tapi juga karena lo punya temen yang kalo diajak ngobrol soal sesuatu itu nyambung.

Lalu... “Apakah yang dapat menyatukan kita?”

“SALAH SATUNYA DENGAN MUSIK!”

wkwkwkwkwkwkkwkw
Berharap setinggi-tinggi langit itu memang salah. Apalagi berharapnya sama SM Entertainment. Hanya karena mereka bikin video klip ‘View’-nya SHINee jadi bagus banget, bukan berarti video-video klip artis lain yang ada di bawah manajemen mereka juga akan sebagus itu. Permakluman sedikit, tolong untuk tidak memasukkan ‘Devil’ ke dalam kasus ini karena review ini ditulis jauh sebelum ‘Devil’ dirilis.

Masalah terbesar SM kadang-kadang adalah bahwa mereka tuh sering banget bikin ketimpangan antara grup yang satu sama grup yang lain dari segi video klip. Yang pada akhirnya membuat mereka dapat tuduhan “menganaktirikan” salah satu artis mereka.

Memang sih, keputusan untuk bikin MV dengan konsep science fiction, fantasy, drama atau kotak indomie itu semua berkaitan dengan budget yang dipunya manajemen. Atau mungkin lebih spesifik lagi budget yang dipunya sama artis yang bersangkutan. Makanya nggak usah heran kalau f(x) selalu dekat dengan predikat “anak tiri” karena memang mereka selalu dapet video klip yang begitu-begitu aja.

Alasannya cukup simpel: grup ini nggak punya pemasukan yang sebegitu banyaknya untuk dibuatkan video klip yang terkesan “modal”.

Nuff said.
*
*
Ya... tapi semua itu memang rahasia perusahaan. Ya SM juga nggak bakalan blak-blakan ngomong ke publik kalau “Tadinya sih, kita mau bikinin f(x) video klip yang #kekinian gitu dan konsepnya IMAX 3D dengan kamera supercanggih dan efek-efek luar biasa. Tapi sayang sekali yah, rencana hanya tinggal rencana. Maklum, f(x) masih kere.”

Biasanya walaupun MV-nya superbiasa dan membosankan, manajemen akan tetap mengeluarkan press release dan bilang semacem, “f(x) mau comeback nih, lagu barunya fresh dan nunjukkin warna musik f(x) banget! Dan tentu saja lebih baik dari yang sebelumnya. Tunggu aja!” seperti itu. Walaupun pada akhirnya itu hanyalah, apa sih, yang biasa anak-anak Kpop sekarang sebut dengan “Media Play” atau simpelnya “kata-kata manis dari manajemen buat publikasi artisnya semata”.

Kenapa kata-kata manis? Karena seringkali para kenyataannya nggak sebagus itu. Iya sih, ada beberapa yang memang worth to wait dan worth to believe gitu kalo lagi baca berita. Tapi karena kita lagi ada di topik f(x), sering banget SM tuh nge-troll parah. Kenyataannya nggak sebagus itu, enggak selayak itu untuk ditunggu-tunggu, enggak semenarik itu untuk dilihat.

Tapi waktu ‘Red Light’ bagus sih. Berhasil sih. Nah semoga di comeback mereka yang berempat nanti—oh, Sulli bye! Finally... tak ada yang menggantung di antara kita ya kelar semua urusan—SM mempersiapkannya dengan sebuah kemasan menarik sebagai re-branding dari f(x) dengan formasi baru.

Seperti halnya SNSD yang akhirnya mendapatkan momen re-branding mereka lewat ‘Party’.
*


“Ron, lo nggak kepikiran buat ngelirik AOA? Liat deh, dia konsepnya mirip-mirip EXO gitu! Jadi mereka malaikat yang jatoh dari langit ke bumi,”

Kira-kira begitu kata salah seorang teman yang mention-nya masuk ke tab notifikasi Twitter gue di sekitar tahun 2012. Ketika membaca itu, gue sedikit mikir juga. AOA mirip sama EXO? Bagian mananya? Orang jelas-jelas beda, gitu!

AOA kan konsepnya malaikat. Sementara EXO jelas-jelas setan penghancur ketentraman dunia dan akhirat. Bagian mananya yang mirip. Jelas-jelas setan dan malaikat itu dua hal yang berbeda.

*Ahem*
*

*

*
(90% Curhat, 10% Review)

Perubahan itu sebenarnya baik. Tapi kadang-kadang, kita sebagai manusia yang punya ego agak susah menerimanya. Alasannya bisa macam-macam. Salah satunya mungkin karena sudah terbiasa dengan sebuah kondisi yang sudah berjalan selama ini.

Semua orang bisa berubah tanpa aba-aba. Ujug-ujug udah beda aja, padahal kayaknya kemaren nggak gitu. Semua orang tiba-tiba aja bisa jadi nggak seperti sosok yang kita kenal dulu. Tapi ya... dunia memang semengejutkan itu. Sama kayak kita nggak pernah tahu siapa yang akan mati duluan, apakah mereka yang sudah lanjut usia atau kita yang masih remaja berdosa.

Kita? ㅋ Lo aja kali Ron, sama sumpit bambu.

Gue inget banget waktu itu gue sedang menunggu-nunggu berita Luhan keluar dari EXO. Tepatnya 30 September 2014. Soalnya, abis konser EXO di Jakarta tahun yang sama, udah kedengeran rumor kalo Luhan mau keluar. Walaupun banyak yang nggak percaya (atau mungkin lebih ke denial) tapi gue kayak yang “Ya tinggal nunggu gong aja dipukul,” gitu.

Beberapa saat sebelum gue tidur di malam tanggal 29 September, gue entah kenapa berpikir kalo besok pagi pasti akan ada berita yang mengejutkan.

Eh bener aja. Ternyata beneran ada. Tapi bukan Luhan.

Jessica Jung.
Memang bener kata quote-quote yang banyak di-upload ke Instagram atau di Path itu: hidup memang penuh dengan kejutan.

Waktu teaser ‘COMING SOON 2015’ dirilis SM bulan Desember 2014 kemaren, gue pikir semua masalah-masalah yang terjadi pada EXO di sepanjang tahun 2014 akan tutup buku. Memasuki 2015 akan jadi tahun paling bahagia buat EXO sebagai grup, dan buat mereka yang ngefans.

Ah.... ternyata....

Malapetaka datang tanpa diduga-diduga. Lebih sakitnya lagi, malapetaka itu datang dari dalam grup itu sendiri (lagi). Beuh.... Bisa apa sih, kita-kita ini, yang cuma ngeliatin dari jauh doang. Kita-kita ini yang ‘그냥 international fan’ yang bahkan sering di-rolling eyes-in sama K-Fans. Cuma bisa menerima apa yang terjadi aja.

Yang bikin bete sebenarnya bukan “Kenapa sih, EXO lagi EXO lagi?” Tapi yang lebih bikin kesel itu karena orang yang bikin masalah kali ini adalah dia yang paling banyak banget cakap dari zaman dulu. Orang yang selalu bilang “sayang EXO”, “will never leave the stage”, “selamanya akan di dalam grup”, bahkan orang yang merasa paling tersakiti dan terkhianati pas Kris keluar.

Enggak cuma image-nya yang udah tercoreng. Sekarang jidatnya udah ada label FAKE besar banget (gue bahkan mulai berpikir kalau anak-anak EXO ini semuanya fake loh hahahahah doh). No offense, sorry not sorry, mian an mian, maaf maaf nih ya. Tapi kalau memang mau keluar, yaudah silakan, keluar. Maksud gue, kenapa sih urusan simpel kayak mau keluar gini dibikin terlalu banyak drama?

Semakin banyak drama, semakin keliatan fake-nya nanti di belakang. Kasian juga sama member lain yang akhirnya harus terlihat fake juga. Kalo misalnya tiba-tiba ada masalah di satu member, otomatis yang lain kesannya jadi jahat banget kan, membiarkan hal seperti itu terjadi pada satu orang ini.

Orang mungkin memang akan memaafkan seiring berjalannya waktu, tapi enggak semua orang akan melupakan. Hihihihi Kalau seleksi alam di EXO ini akan terus ada, ya nanti akhirnya kita akan lihat dan bisa membedakan, mana yang memang punya determinasi tinggi, bertahan, dan menjadikan EXO sebagai jalur karier mereka (dilandasi dengan TRUST seperti kata Zhang Yixing—yang kalo dia keluar abis ini udah berarti selama ini kakaknya paling fake dari yang terakhir kabur ke Amrika), dan siapa yang cuma menjadikan EXO sebagai batu loncatan semata.

Walaupun...

Ya...

Sebenarnya, memang, ya....

Gimana sih, kalo udah kayak gini emang fake-nya makin keliatan.

Nggak cuma satu, tapi semua.

Kemudian perasaan saya pun begajulan.

HAHAHAHAHA

Soal fake nggak fake sih, ya sebenarnya, ini dilematis juga. Ketika udah bicara soal dunia entertainment Korea ini, kita susah ngebedain mana yang fake mana yang beneran. Bahkan OTP yang kayaknya SO DAMN REAL banget eh ternyata malah ter-fake sepanjang masa. Kembali lagi bahwa semuanya, SEMUANYA, yang kita lihat di depan kamera itu hanyalah bagian dari pekerjaan mereka-mereka si idola-idola Kpop ini. Bagian dari kehidupan profesional mereka, bukan personal.

Sudah berapa lama suka Kpop? 3 tahun? 4 tahun? 5 tahun? Berarti sekarang waktunya buat nggak usah terlalu baper. Bisa membedakan mana yang profesional dan mana yang personal akan sangat membantu untuk tidak terlalu termakan omongan-omongan manis yang disampaikan di lirik lagu (ini profesional—tentu saja, siapa sih yang bakalan percaya? Orang lagu ‘Promise’ aja pernah dinyanyiin di konser pertama tapi abis konser pertama dia caw kok oknumnya).

Meanwhile, secara personal, kita (memang, mungkin, sebagian besar dari kita) enggak pernah tahu mereka kayak gimana. Kita bisa berharap secara personal masing-masing dari 12 member itu masih kontak, walaupun secara profesional mereka sudah nggak bisa lagi bareng-bareng. Tapi perlu juga diingat, mau seintens apa sih, mikirin kehidupan personal orang lain. Orang lain yang bener-bener orang lain. Yang bener-bener nugu. Yang bener-bener bahkan elo dikenal aja enggak. Significant others aja bukan.

Why wasting your precious time to think about that la? Mending bikin indomie kuah susu.

That’s why, let’s enjoy their profesional life aja entah itu musik, drama, film, variety show dan sebagainya, dan biarkan personal life mereka menjadi urusan mereka. I mean, kita semua punya kehidupan personal men, kenapa gak fokus dulu berumah tangga. #ea

#KEMUDIAN_NGACA_DI_CERMIN_TERBESAR_DI_DUNIA

Tapi yah, beginilah fandom. Kalo nggak ada drama enggak seru. Kalo nggak ada baper-baperan nggak menarik. Kalo nggak pernah ngerasain terlibat langsung dalam proses kepo terhadap kehidupan pribadi artis kesukaan kita berarti belum hidup di fandom. Kalo nggak ada berantem, enggak asik. Kalo nggak terlibat at least satu fanwar, berarti fandomya belom besar. Biasanya fandom besar pasti pernah fanwar. Potong kuping gue kalo ada yang nggak pernah.

Kayak punya kuping.

Empat atau lima tahun dari sekarang, atau mungkin satu tahun dari sekarang, atau kalau dikasih hidayah satu hari dari kalian membaca postingan ini (JAMA'AH~~~~ OOOO JAMA'AH~~~), mungkin kalian akan tertawa dengan semua drama, baper, dan fanwar yang sudah terjadi.

Nggak apa-apa. Buat bahan penyemangat hati yang luka kalau lagi rapuh. Ampuh banget loh itu.
*
Sebenernya kalian EXO atau T-Ara sih, kok Number 9. (karena tak bisa lagi mengidentikkan SNSD dengan angka 9)
*
Dulu, dulu sekali, jauh sebelum gue tahu Korean Pop dan tenggelam dalam kenistaan dunia fanboy Kpop ini, gue ngefans banget sama Mandarin Pop. Ada dua grup yang selalu gue ikutin dan bisa dibilang gue ngefans ala-ala lah sama mereka sejak 2006 sampai 2009: S.H.E dan Fahrenheit.

Ngomong-ngomong soal Mando-pop sih sebenernya udah jadi genre musik yang gue suka sejak lama. Bahkan sejak SD gue udah dengerin lagu-lagu 5566. Gue inget banget, dulu gue beli kaset tape mereka dengan harga Rp 17.500 dan dapet poster gede banget terus gue tempel di kamar. Tapi kemudian poster itu dicopot paksa sama nyokap dan sobek. Terus gue ngambek sebulan.

Selain 5566, gue juga dengerin beberapa lagu F4. Ada satu temen SD gue yang suka banget sama Jerry Yan karena ‘Meteor Garden’. Kita pun berantem seperti halnya fans-fans zaman sekarang ngerebutin Baekhyun. Dulu kita berantem mana yang lebih keren, F4 atau 5566.

Saking sukanya sama S.H.E dan Fahrenheit pas SMA, hampir semua drama Taiwan yang ada personel mereka gue tonton. ‘Hana Kimi’ adalah yang jadi favorit gue. SELAMANYA, MAKASIH. MAKASIH JUGA KOREA SUDAH GAGAL BIKIN VERSI KOREANYA MAKASIH BANYAK LOH.

Persislah kayak apa yang terjadi ketika gue suka Kpop sekarang ini. Bedanya, dulu pas zaman-zaman suka Mando-pop, temen buat spazzing nggak terlalu banyak. Bahkan bisa dibilang hampir 0. Dan for the sake of tidak menjadi alien di pergaulan, gue pun meracuni beberapa temen deket gue buat suka juga sama Mando-pop dan drama Taiwan.

Dua orang jatuh ke perangkap. Satu lainnya nggak mempan dan masih lebih milih ngefans Paris Hilton dan Beyonce, sementara satu lagi lebih memilih untuk jadi fangirl Shah Rukh Khan dan Kajol.

Well, at least gue ada temen lah buat bahas gini-ginian di sekolah.

Hape Nokia 5200 gue dulu penuh dengan lagu-lagu Mandarin. Bahkan setiap hari gue ngomong sok-sok bahasa Mandarin. Niru-niru yang ada di drama. Pokoknya sesuka itu deh sama drama Taiwan dan Mando-pop. Sampai di tahun 2008 temen gue yang tadi gue racuni mulai kenal Kpop.
*
Setelah sekian lama BoA nggak muncul di blog ini, akhirnya sekarang melata lagi. Hehehe. Walaupun beberapa kali BoA ngerilis lagu Jepang sepanjang 2014 sampai awal 2015 kemaren, tapi gue seperti nggak tertarik untuk ngebahas lagu Jepangnya.

Nggak tahu juga sih. Mungkin memang gue lebih nyaman menulis esuatu yang sudah sedih gue dengar. Dalam hal ini Bahasa Korea. Dan ditambah juga gue nggak terlalu ngikutin lagu-lagu Jepang artis SM sih.

Gue pribadi merasa agak kesulitan dan makan waktu untuk menyesuaikan pendengaran gue dengan lirik berbahasa Jepang. Apalagi kalau sebelumnya lagu itu sudah dirilis dalam bahasa Korea. Pasti jadi aneh aja dikuping. Satu-satunya lagu Jepang artis SM yang sudah dirilis dalam bahasa Korea yang gue suka mungkin cuma 'Bonamana'. Sementara yang lain, hmmmm, kemaren nggak sengaja denger (yang bener-bener denger) 'Divine'-nya SNSD. Ternyata bagus juga.

‘Time Machine’ juga bagus.

‘All My Love Is For You’ juga bagus.

Lah oke gue ternyata denger banyak lagu Jepang-nya SM. HAHAHAHAHAHA.

Padahal secara teknis(?), pencipta lagunya tuh sama aja. Itu lagi itu lagi. Tapi karena bahasanya nggak terlalu familiar di kuping, makanya nggak terlalu mendengarkan lagu-lagu berbahasa Jepang. Lagian, di kuping gue, kalo udah Jepang, rasanya pengen yang....

“PON PON WAY WAY WAY PON PON PON WAY WAY PON PON”

Ini semua salah Afif. Dia karoke nyanyi lagu itu terus sampai benyek.
*
Untuk beberapa orang di dunia Kpop ini, bias dan fandom adalah sebuah hal yang sangat serius. Saking seriusnya, nggak jarang mereka bahkan bisa adu bacot sama temen sendiri soal ‘cara mereka memandang idolanya’.

Seserius itu sampai-sampai mungkin ada yang berantem karena “Gue nggak suka banget deh sama si X karena dia kayaknya kok centil banget deket-deket sama Y. Kayak ngarep banget buat dijodohin gitu,” sementara yang diajak ngomong kayak “Lah, menurut gue malah mereka cocok.”

Kemudian mereka nggak pernah ngomong lagi setelah itu.

Entah kapan persisnya beberapa orang di dunia Kpop ini mulai memandang serius masalah fandom. Sampai-sampai isu ini jadi sangat sensitif. Kalau dulu ada era di mana Super Junior mungkin jadi satu-satunya topik sensitif di dunia fana ini, sekarang bisa jadi semuanya sensitif. Serba gampang baper kalau terjadi perbedaan pendapat.

Gue sendiri sebenarnya cukup mengerti bagaimana rasanya jadi fans yang kayak gitu. Gimana ya nyebutnya? Overprotektif? Bisalah kita sebut kayak gitu. Soalnya, dulu gue juga kayak gitu banget.

Waktu zaman-zaman gue lagi gandrung banget sama Harry Potter, gue sama temen sekelas gue pas SMA—dia fans Kurt Cobain—pernah yang sampe berantem parah cuma karena dia ngatain Harry Potter itu kayak semacem cerita nggak penting.

"Ih apaan sih Harry Potter puter-puter tongkat terus jadi. Kayak mustahil banget!"

YAELAH NYET NAMANYA JUGA KISAH FANTASI. YA GIMANA SIH.
*
Suatu hari gue dikejutkan oleh notifikasi dari message Facebook di hape. Kebetulan, baru beberapa minggu belakangan ini gue aktif menggunakan Facebook Messenger. Biasanya males install aplikasi kayak gini karena kayak, yah, kebanyakan banget aplikasi serupa di hape. Notifikasi yang masuk ini dari seseorang yang namanya pakai huruf Arab.

Wah gue bingung. Kayaknya di Facebook gue nggak temenan sama orang Arab. Tapi pas gue buka message-nya, ternyata dia bisa bahasa Indonesia. Atau memang mungkin orang Indonesia yang menggunakan nama Facebook dengan huruf Arab.

Gue coba baca pelan-pelan sampai tiba-tiba gue gemeteran. Isinya sangat serius. Seserius itu sampai-sampai gue nelen ludah berkali-kali. Deg-degan. Seserius itu sampai-sampai gue mau balas aja nggak tahu harus memilih kata-kata yang mana. Soalnya, kalo gue bales seadanya, gue takut dikira menggampangkan isinya. Gue bingung.

Bingung karena kata-kata yang dia pake di situ terlalu serius.

Waktu ngebaca itu gue lagi di kantor. Itu persis dua hari setelah gue melewatkan hari Minggu (3/5/2015). Salah satu hari yang idealnya sih membahagiakan, tapi juga sekaligus membingungkan. Ditambah lagi bingung sama message itu masuk ke inbox dan mempengaruhi isi kepala gue sepanjang hari itu.

Ini isinya:

Assalamu'alaikum.

Kak kevin, mau tanya.

Kakak terlihat sangat tertarik dengan KPop?
dan kelihatannya sangat suka sekali membahasnya..

Apakah Kakak tidak tertarik untuk mempelajari Agama?

Mempelajari Agama yg bisa menyelamatkan kakak?
bukankah kehidupan di Dunia ini hanya sementara?
disana ada negeri yg kekal (Akhirat).

Maukah kakak menukar kehidupan kekal dengan Dunia yg hanya sekejap saja?

*Maaf bukannya sedang menggurui, hanya ingin menasehati.
Dulu, inget banget waktu KPop masih masa-masa kejayaan di tahun 2010 sampai 2012, banyak orang yang akan sangat histeris kalau ada bintang Korea muncul di televisi lokal. Bahkan gue inget bagaimana senengnya gue ngeliat NYE Boys perform 'Lucifer' waktu di IMB dulu. Atau bahkan lagu KPop yang diputar secara random di acara televisi yang nggak sengaja gue tonton di suatu sore yang teduh dan sedikit gerimis.

Beberapa tahun berlalu, sekarang KPop udah kayak di mana-mana. Banyak banget orang yang kayaknya suka sama genre musik yang sebelumnya malah dipandang sebelah mata itu. Sekarang KPop mungkin buat sebagian orang bukan lagi hal yang anti-mainstream, tapi malah kayak pasaran. Tapi buat sebagian yang lain masih tetep aja mikir genre musik ini sebagai hal yang yah... "Apa sih?"

Semakin seringnya artis KPop dateng ke Jakarta, spesialitas(?) mereka pun sedikit demi sedikit berkurang. Kayak misalnya ketika Super Junior dateng di tahun 2012 dengan 'Super Show 4' (BARENG EXO-M + LUHAN + KRIS OMG!), hebohnya sampai ke mana-mana. Sampe macet ke bandara waktu beli tiket. Tapi kemudian mereka dateng lagi dengan konser yang sama di tahun 2015, kayak yang.... "Oh yaudah..."

Buat ELF mungkin enggak begitu, tapi buat yang lain mungkin ini jadi sesuatu yang sudah biasa. Ya kita sudah biasa didatengin Super Junior jadi yaudah biasa aja.

Tapi... Hal yang sudah biasa itu sebenarnya bisa jadi sangat luar biasa kalau kita tahu bagaimana cara menikmatinya. Karena masing-masing orang punya feel yang berbeda terhadap sesuatu.

Contohnya gue, yang kalo ngeliat sepatu atau tas dipajang di toko senengnya minta ampun. Padahal cuma ngeliat. Nggak mampu beli.

Oke itu contoh yang nggak nyambung.
*
*
Ini bukan pertama kalinya gue bikin Giveaway atau kuis di Twitter. Faktanya, ini adalah gievaway ke-22 yang gue adakan sejak pertama kali terpikir untuk meramaikan akun @ronzzykevin di Twitter dengan hadiah-hadiah lucu bernuansa KPop. Giveaway pertama gue adalah tahun 2012, bertepatan dengan debut EXO.

Awal pekan ini, gue kembali mengadakan giveaway sambil merayakan perilisan album terbaru EXO. Seperti halnya yang gue lakukan ketika ‘XOXO’ dirilis tahun 2013 lalu, gue juga membagi-bagikan dua album ‘EXODUS’ kali ini. Bedanya, di giveaway ini gue mengambil sebuah keputusan yang berisiko.

Bukan... bukan keputusan untuk ngejorokin Tao ke rawa-rawa lagi. Itu memang berisiko tapi sepertinya Tao sudah lelah. Tapi keputusan berisiko lainnya.
*
*
Ada perbedaan yang terpampang nyata (?) antara 'berpikir positif' dengan 'berharap'. Gue sendiri kadang-kadang juga susah membedakannya. Salah satu permasalahan terbesar dalam hidup gue selain cucian celana dalam enggak kering karena Jakarta selalu hujan belakangan ini adalah mindset yang selalu mengarah ke hal-hal negatif.

Gue jadi inget pas gue masih kerja di penerbit buku di awal tahun 2013 kemaren. Di sana gue dipertemukan dengan salah satu motivator yang keren banget yang selalu mengingatkan gue untuk berpikir positif dalam kondisi apapun. Dan yang paling penting dari semua itu adalah memandang positif diri sendiri.

Katanya, "Ketika kita sudah memandang diri kita sebagai sosok yang positif, maka akan mudah untuk kita memandang dunia secara positif juga,"

Kadang-kadang kan dunia enggak selalu memandang kita sebagai sosok yang positif. Walaupun sebenarnya kalimat pertama gue di paragraf ini adalah salah satu contoh yang negatif karena mengarah pada prasangka buruk terhadap bagaimana dunia memandang diri kita.

Bingung? Iya gue juga sama.
*
D.O tahu betul soal konsep perputaran bumi termasuk perubahan yang terjadi setiap harinya. Dia sadar bahwa semua hal yang ada di sekitarnya akan berubah. Cepat atau lambat.

Ya. Begitulah dunia. Sekeras apapun kita berusaha untuk mempertahankan sesuatu yang kita pikir sudah jadi milik kita, terkadang tanpa kita sadar selalu ada celah yang tidak terlihat dan dia bisa pergi begitu saja.

Dunia tidak selalu berjalan seperti apa yang kita inginkan. Dunia tidak berjalan seperti apa yang D.O inginkan. Sekeras apapun dia berusaha untuk mempertahankan 11 forces agar selalu bersama-sama, dia tidak bisa. Semua sudah terlambat sekarang.

Yang pergi, tidak selalu bisa kembali. Meski selalu bisa dikenang walaupun meninggalkan sakit hati.
*

Berasa banget ada perbedaan perasaan ketika teaser Kai dirilis dengan teaser Lay ini. Pas Kai excited-nya kayak maksimal banget. Ya mungkin bukan cuma gue tapi semua orang karena memang kan ini udah ditunggu-tunggu sejak Desember 2014. Walaupun kualitas videonya 3gp banget dan cerita yang ditampilkan juga bikin kita ngeraba-raba, tapi peduli setan. Yang penting heboh dulu.

Fans KPop kan gitu. Apa-apa yang penting heboh dulu. Di timeline lewat foto si T heboh. Lewat foto si B heboh. Pas lewat berita si T sama si B pacaran, beuh, hebohnya sampai ke antariksa. Heboh marah-marah dan ngebash.

Tapi nggak apa-apa. Itu kan ekspresi pribadi ya. Bebas aja. Gue juga selalu kayak gitu kok. Sedikit-sedikit heboh. Apa-apa heboh. Tapi biasanya gue hebohnya liat-liat dulu kalo orang lain udah heboh karena topik X gue biasanya nggak mau ikutan heboh. Gue cari topik lain supaya topik hebohnya bisa lebih beragam.

Ketika teaser member lain menyusul dirilis, gue pribadi kemudian dipenuhi dengan ekspektasi-ekspektasi yang sebenarnya sia-sia. Gue mengharapkan akan terjadi seperti ini, akan terjadi seperti itu. Gue berharap ada hal yang lebih dan lebih lagi di setiap teaser. Ibarat kata teaser ini gunung yang bisa di daki, teaser Kai itu adalah bagian kakinya. Jadi semakin ke atas semakin terjal dan semakin seru.

Tapi itulah hidup. Ekspektasi sama realita memang tidak selalu sejalan. Kadang kita pengen punya pacar, tapi nyatanya orang yang pengen kita pacarin udah pacaran sama yang lain. Kadang kita suka sama orang yang sudah lama jadi temen kita, tapi dia malah suka sama yang lain.

Ekspektasi gue yang besar di teaser-teaser EXO ini menurut gue cukup beralasan. YA KAPAN LAGI GITU SM NGELUARIN VIDEO YANG BREATHTAKING KALO ENGGAK TEASER?! MV-NYA AJA BISA CUMA DI KOTAK INDOMI KAN BETEK. Hanya lewat teaser pendek kayak gini biasanya SM menyuguhkan sesuatu yang berbeda dan keren.

Puncak ekspektasi gue itu pas di teaser Tao sama Sehun. Menurut gue dua teaser ini yang paling keren dari semuanya kan ya. Terus gue berharap yang sesudah-sudahnya juga bisa lebih nendang gitu. Yah tapi kenyataannya malah menurun. Gak terus-terusan menurun sih. Ala-ala EXID lah. Up and Down. Ada yang bagus banget (Sehun) ada yang biasa aja, turun ke Suho, terus naik dikit ke Baekhyun dan turun lagi di Lay.

Yah....
*
Apa yang pertama kali terpikir di kepala lo kalo denger nama Baekhyun?

Kalau misalnya gue ditanya begitu, jawabannya mungkin bisa berubah-ubah. Tergantung mood aja sebenarnya. Kalau lagi seneng, mungkin jawabannya bisa bagus. Kalau lagi galau mungkin jawabannya bisa nggak jelas. Kalau lagi taubat mungkin malah gue akan ngajak lo pada ke majelis taklim.

Tapi kalau sekarang, jawabannya ada dua:

Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  Juni (1)
      • So... Where Am I Now?
  • ►  2024 (5)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
  • Tutorial dan Cara Main Game Superstar SMTOWN
  • So... Where Am I Now?
  • Mimpi Buruk
  • Super Junior S.P.Y Music Video: Review Saya!
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

ronisnowhere

Black-and-White-Minimalist-Coming-Soon-Instagram-Post-2

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes