• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron
Hari ini lumayan cerah. Tapi nggak tahu kenapa kok rasanya males banget buat ngapa-ngapain. Padahal semalem itu udah yakin kalau hari ini pasti semangat tapi pas bangun tadi pagi rasanya kok ya males banget ninggalin kasur. Kalau aja gue tidak mencoba untuk mengingatkan diri gue bahwa hari ini adalah hari Rabu, mungkin gue akan tetap terlelap sampai malam, mengingat hari ini gue berencana untuk bolos kelas jam 11 karena kelas jam 1 nggak ada. Berasa males banget masuk 1 mata kuliah dan itupun mata kuliah gak jelas juntrungannya buat masa depan gue.

Air dingin menyambut sekujur tubuh pagi ini. Mencoba mengingat apa yang harus gue lakukan setelah mandi? Ah ya... pake baju. Hahahah No no, hari ini hari Rabu dan biasanya kalau hari Rabu gue ada jadwal buat ketemuan sama Dokter Gigi. Dan yes... Hari inipun demikian.

Di episode Rabu dua minggu lalu, gue cerita kalau gigi gue di bentuk sedemikian rupa sehingga jadi sangat kecil untuk tempat meletakkan gigi palsunya. Nah satu minggu yang lalu, gue balik lagi ke sana dong karena biasanya kan hari Rabu itu emang jadwal ketemuan gue. Tapi ... entah apa karena ini otak udah di-setting untuk selalu ke PKM hari Rabu kali ya? Sampai di sana minggu lalu gue justru diberikan tatapan bingung sama beliau.

"Kok kamu balik lagi?"

Pertanyaan itu semacem menusuk tulang kering gue. Gue semacem tidak diharapkan oleh dokter ini. Mungkin dia sudah terlanjur jijik dengan semua air liur yang bergelimang dosa itu.
Selamat hari Rabu! Harusnya hari ini gue masuk kelas tapi karena rasanya kok ya males aja gitu nggak tahu kenapa (seperti hari-hari sebelumnya gue bilang kalau semester ini gue mengalami degradasi moral sebagai mahasiswa--kalo gak tau arti dergadasi, gak usah khawatir gue juga sebenarnya nggak mengerti). Hari ini gue akan melanjutkan cerita panjang perjalanan kasih sayang gue dengan bor-bor gigi di Poli Gigi PKM UI bersama drg. Chandra. 

Dua minggu yang lalu seharusnya adalah jadwal perawatan lanjutan untuk gigi kronis gue, tapi karena dua minggu yang lalu tiba-tiba aja gigi geraham gue yang belakang (baru tumbuh!!!) sakit dan membuat gue tidak nyaman bercinta dengan makanan, akhirnya kunjungan dua minggu yang lalu ke pak Dokter terpaksa harus menangani si gigi tumbuh itu. Sebenarnya sih gue nggak masalah ya dengan pengobatan biar nggak sakit atau semacamnya, tapi karena yang di tangani gigi yang lain, gigi yang seharusnya dilanjutkan perawatannya jadi ditunda dulu. Ishh... Tambah panjanglah perjalanan kasih gue dengan bor-bor gigi seksi ini. Soalnya kata dokter Chandra, "Kalo misalnya yang tumbuh di belakang ini masih sakit, takutnya nanti mengganggu senior-senior yang ada di depannya. Jadi sebaiknya hari ini saya kasi kamu obat kumur buat sterilisasi gigi yang belakang aja ya... Minggu depan kamu balik lagi baru gigi yang kronis seksi ini kita lanjutkan perawatannya..."
Lama terbenam dalam gempita dan gemerlap fana Planet EXO, akhirnya hari ini gue kembali  menghadapi dunia nyata dan kembali harus berhadapan dengan Dokter Gigi untuk kesekian kalinya. Kalau biasanya gue selalu merencanakan hari pemeriksaan dengan matang, seperti misalnya semalam sebelumnya tidur lebih cepat dari biasanya, tapi hari ini nggak. Hari ini berbeda. Gue tetap tidur terlambat karena kebanyakan minum kopi dan tiba di PKM UI dengan perasaan yang biasa-biasa aja, agak ngantuk, leher pegel sedikit, dan seulas senyum yang sudah disiapkan untuk menyambut dokter gigi yang hari ini lagi-lagi harus berhadapan dengan gigi dan mulut penuh air liur jahanam gue. Karena hari ini masih UTS, anak-anak UI yang datang ke PKM nggak terlalu banyak. Biasanya mereka berlomba-lomba pagi-pagi udah antri di PKM UI. Mungkin kalo UTS, sakitnya libur kali ya... Bisa jadi. Cuma seperti biasa, walaupun gue dapet nomor antrian 01 pagi ini, lumayan lama juga gue nunggu. Hmmm... sekitar lima belas atau dua puluh menit. Gue nggak tahu persisnya kenapa gue harus menunggu selama itu padahal dokter gigi yang satu lagi sudah melayani hampir 3 pasien. Hmmm... Yeah, dokter gigi gue yang satu ini memang istimewa dan lain dari yang lain. Termasuk mungkin memanjakan pasiennya dengan menunggu lumayan lama. 

Ngantuk...

Tangan gue tergerak untuk menggenggam wajah dokter cewek yang sedang senyum di cover majalah kesehatan yang disediakan PKM UI. Meskipun nggak pernah update dan wajah itu sudah gue lihat hampir dua bulan terakhir ini, tapi informasi kesehatan yang gue baca tadi (kalo nggak salah tentang Demensia, Kanker Pankreas, Parkinson, dan Ginjal) cukuplah untuk mengupdate ketertinggalan gue dalam segala hal, salah satunya informasi kesehatan. Lima atau sepuluh menit membolak-balik halaman majalah yang pada akhirnya membosankan, akhirnya nama gue dipanggil oleh suster yang biasa menangani gue. Asistennya dokter gigi terkeren sepanjang sejarah: drg. Chandra.

Sudah hampir dua minggu nggak dateng ke Pusat Kesehatan Mahasiswa Universitas Indonesia kok ya rasanya kangen juga. Hehehe... Padawal dua bulan yang lalu masih nggak suka sama bau-bauan rumah sakit dan semacemnya. Sekarang malah nagih dan semakin berani untuk "dipreteli" sama dokter. Hehehe Kunjungan terakhir gue ke drg. Chandra adalah untuk pengisian tambalan permanen di rongga akar gigi yang sudah rusak itu. Dua minggu yang lalu persis di hari Rabu, 7 Maret 2012, beliau juga meminta gue untuk foto rontgen lagi supaya bisa membedakan before-after gigi gue. Karena kesibukan di dua minggu terakhir dan juga masalah yang datang tak kunjung berhenti bagaikan angin *destak*, akhirnya baru hari ini sempat dateng buat rontgen dan konsultasi untuk kunjungan berikutnya.

Tapi ceritanya nggak seru kalau cuma begitu doang kan? Jadi sebenarnya begini....

Seharusnya gue kembali ke haribaan drg. Chandra itu tanggal 28 Maret 2012, karena waktu kunjungan tanggal 7 itu beliau bilang tiga minggu dari sekarang sambil merhatiin kalender di tembok. Yah. Hari itu gue tunggu-tunggu. Setelah perawatan tanggal 7 itu, gigi gue nggak sakit lagi. Sama sekali nggak sakit. Awalnya dulu gue selalu merasa pegel rahang kiri karena selalu digunakan untuk ngunyah ketika yang kanan sakit, sekarang rasanya rahang kiri bisa membagi penderitaan ke rahang kanan. Dulu gue ngunyah capcay sakit. Ngunyah kentang sakit. Ngunyah roti bahkan yang sudah bentuknya menjijikkan tetep sakit. Sekarang... Cihuy! Berkat kerja keras drg. Chandra dan juga kontribusi dari keberanian gue yang datangnya entah darimana itu, ibarat disuruh ngunyah marmer, gigi gue udah nggak sakit lagi :D
Lagi lagi gue harus memuji diri gue karena semakin hari semakin minggu gue semakin tidak pernah lagi gemetaran kalau menerima nomor panggil itu. Hari ini gue dapet nomor panggil 1 karena PKM UI biasanya kalau pagi-pagi emang agak sepi. Walaupun list di loket pendaftaran lumayan banyak, tapi ternyata untuk drg. Chandra baru gue doang. Lumayan, menghemat waktu menunggu.

EH? Hahaha... gue lupa menyapa. Halo selamat sore menjelang malam teman-teman semua! Jangan galau karena nggak bisa nge-stalk WooJung couple yang ada di Lombok. Kesempatan lain akan datang nanti. Emang sih kedengerannya seperti menghibur diri sendiri, tapi daripada gue harus nangis-nangis kejer nggak jelas, mendingan share tentang pengalaman ke dokter gigi Chandra yang sudah masuk part 3 hari ini...

Nah seperti yang udah gue bilang di atas tadi, gue hari ini berusaha untuk berangkat lebih pagi sesuai janji sama drg. Chandra minggu lalu. Kata beliau, lebih pagi lebih baik. Akhirnya dengan segenap usaha menolak rayuan bantal, guling dan kasur untuk kembali meniduri mereka, gue berjalan gontai ke kamar mandi dan mengguyur diri dengan air setengah berlumpur yang menjadi khas kamar mandi kosan gue ini. Jam delapan tepat, gue berangkat dari kosan, nunggu bikun sekitar lima belas menit dan sampailah di PKM sekitar setengah sembilan. Untung masih sepi... Agenda hari ini adalah pengisian tambalan permanen di gigi kronis nan imut ini.

Rasanya nggak gemeteran lagi dan nggak dingin lagi sekujur tubuh di ruang tunggu. Hari ini karena sepi, rasa deg-degannya juga lumayan berkurang. Apakah mungkin karena terbiasa? Atau karena justru merindukan ruang praktek yang sampe kebawa mimpi itu? Beberapa hari belakangan secara nggak sengaja mencium bau ruangan praktek itu sih. Saking seringnya ke sana...


Selamat datang bulan Maret! Masih ada dua bulan (terhitung hari postingan ini dibuat) lagi sampai Super Show 4 Indonesia (dengan percaya diri dan tetap percaya promotor) di bulan April nanti! Siapa yang sudah mulai nabung? Hehehe... gue sih nabung sebenarnya buat beli Kamera DSLR sama Samsung Galaxy S II tapi karena Super Show yah tabungannya di relokasi ke niat yang lain. Semoga aja jadi ya ELFs! #penuhharap

Anyway, dua minggu lalu gue pernah nulis soal pengalaman gue yang ternyata punya gigi kronis :) Nah sekarang gue mau lanjutin cerita gue itu... Buat yang belom baca, sebelum baca postingan ini mungkin perlu baca dulu yang minggu lalu.

Jadi, setelah hari Jumat itu gue diminta buat datang lagi minggu depan oleh drg. Chandra, dokter OKE yang bertugas di Pusat Kesehatan Mahasiswa Universitas Indonesia Depok, dan melakukan perawatan lanjutan. Entah apakah selain gigi gue yang kronis, mungkin telinga gue juga kronis kali ya? Soalnya waktu hari Jumat itu sepertinya beliau menyebutkan nama hari di mana gue bisa datang untuk perawatan lagi tapi entah apa yang membuat gue ter-distract akhirnya gue nggak perhatiin sama sekali. Miskomunikasi-lah...

Berangkat dari keyakinan bahwa semakin sering kembali ke PKM dan ketemu drg. Chandra maka semakin cepat proses perawatan dan juga penyembuhan gigi gue, jadi sebisa mungkin setelah hari Jumat gue mencoba datang ke PKM lagi. Awalnya gue pengen dateng hari Senin tapi ternyata nggak jadi karena kalau nggak salah inget ada acara mengerjakan tugas gitu, akhirnya gue dateng hari Selasa.

Hari Selasa itu kalau dihitung-hitung adalah kali ketiga gue dateng ke ruang praktik drg. Chandra. Dan entah kenapa gue masih belum terbiasa juga. Kaki gue tetep dingin, tangan gue ikutan dingin, rasanya kok pengen pipis gitu. Dan ketika nama gue dipanggil gue setengah mengantuk, dan pas masuk muka gue kayaknya udah kucel banget. Dokter Chandra agak-agak geli ngeliat gue hari itu, bukan karena muka gue yang sedang kacau karena mengantuk ternyata, tapi karena berpikir, "Kenapa sekarang kamu jadi rajin dateng kesini?"

Kalian percaya bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini? *memulai postingan dengan drama* Hahaha... mungkin kedengerannya emang sangat drama banget. Bukan karena gue kemaren baru menyelesaikan nonton 49 Days, bukan. Tapi ini memang kenyataan yang terjadi sama gue di usia  yang mau menginjak 21 tahun ini. Bahwa semua yang ada di dunia ini nggak ada yang kebetulan.

Sebelum kita sampai di pokok permasalahan yang tertulis di judul postingan ini, gue akan bercerita sedikit tentang pengalaman masa lalu gue yang pedih :'(

Gue bisa dibilang anak yang agak-agak ajaib. Bukan karena gue punya ilmu sihir, tapi gue merasa hidup gue dari kecil agak abnormal. Seperti misalnya, ketika anak-anak lain main layangan, gue nggak bisa main layangan. Ketika anak-anak lain main bola, gue nggak bisa main bola. Dan ketika anak-anak lain rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali, gue nggak pernah mau ke dokter gigi. Alasannya sebenarnya simple: gue nggak mau gigi gue di bor.

Waktu SD gue memang suka banget dengerin lagu dangdutnya Inul dengan goyang ngebor-nya. Tapi bukan berarti gue juga suka di bor di bagian gigi. Alasan inilah yang membuat gue selalu menghindari yang namanya dokter gigi seumur hidup gue. Bahkan beberapa bulan yang lalu pernah bersumpah kalau seumur hidup nggak bakalan yang namanya menyentuh ruang praktek dokter gigi. Mungkin kedengerannya agak berlebihan, tapi buat gue nggak berlebihan sama sekali. Karena ternyata ada alasan yang lebih masuk akal...
Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2024 (5)
    • ▼  Maret (2)
      • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
      • I Know..., But I Dont Know!
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • Tutorial dan Cara Main Game Superstar SMTOWN
  • EXO MAMA MV: Review Saya! [PART 2]
  • Girls' Generation: "I Got A Boy" Music Video Review Saya!
  • Final Destination 5: REVIEW!
  • Superstar SMTOWN Tips & Trik: Jual Kartu yang Numpuk
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

#vlognyaron on YouTube

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes