• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron
Rasanya seperti melayang di udara tanpa ada beban. Ya, ketika aku melihatmu ada di depanku, itulah yang aku rasakan. Setiap hari bisa melihat wajahmu, senyummu, dan setiap gerak-gerikmu membuatku merasa tenang. Setidaknya aku tak perlu mengkhawatirkanmu karena kau dekat. Hanya saja jika akhir minggu datang, aku mulai galau dan labil. Aku tak bisa bertemu denganmu selama dua hari dan itu menyiksa. Sungguh... berjalanpun rasanya gontai tak karuan. Aku hanya memikirkan dirimu. Senyummu. Wajahmu. Gerak-gerikmu. Andai kau tak ada, aku tak tahu apa jadinya aku.

Mungkin kau tidak merasakannya karena kau tak tahu bagaimana perasaanku, benar kan? Andai saja aku bisa memberitahukannya. Andai saja aku bisa mengungkapkannya. Andai saja tidak ada seseorang yang kau sebut pacar sedang bersamamu saat ini. Aku pasti sudah jadi milikmu. Tidak... kau yang menjadi milikku. Namun, akankah itu terjadi? Bilamana?

Aku tak bisa berhenti berpikir bahwa aku adalah orang yang bodoh. Mencintaimu sampai sejauh ini namun tak sekalipun berani mengungkapkannya. Aku adalah orang yang munafik. Selalu memberitahukan pada teman-temanku bahwa mereka harus jujur pada perasaan mereka sendiri. Tidak perlu menyembunyikan perasaan mereka pada orang yang mereka sayang. Tidak usah membuang-buang waktu sebelum terlambat. Munafik. Aku bahkan tak berani menatap lurus ke mata hitam berlian itu saat kau ada di depanku. Aku tak punya keberanian apapun. Aku lemah. Seketika.

Perasaan ini kuat, namun tak boleh begini terus. Aku bukan tak mau mengatakannya, tapi aku menghormati duniamu, dan dunia kekasihmu. Klise... tapi aku benar-benar tidak ingin merusak apapun jika itu menyangkut kebahagiaanmu. Menyimpan perasaan ini memang benar menyakitkan. Tapi terkadang perasaan seperti ini membuatku nyaman dan aku mulai menikmatinya. Ya... menikmati menatapmu dalam diam, menikmati euforia kesenangan jika bersamamu dalam diam, menikmati kecemburuan dalam diam, menikmati setiap senyumanmu dalam diam, menikmati bisikanmu dalam diam, menikmati ayat-ayat yang kau bacakan dalam diam, menikmati indahnya ciptaan Tuhan yang ada padamu dalam diam.

Suatu saat nanti, ketika bumi sudah berputar secara normal, ketika matahari kembali memanas, ketika gunung-gunung tenang tanpa letusan yang menyeramkan, ketika angin berhembus ke arah utara, ketika langit biru tanpa awan, ketika hujan turun ditengah gelapnya malam, ketika aku sudah ada keberanian itu... pasti akan kukatakan...
Sepenting apa kencan pertama menurut lo? Apakah lebih penting dari makan, tidur atau main facebook dan twitter? Untuk sebagian orang mungkin penting, tapi tidak untuk sebagian yang lain. Tapi bagaimanapun juga, seseorang yang sudah jatuh cinta dan suka sama cewek atau cowok, pasti pengen yang namanya punya kencan pertama. Bisa jadi kencan pertama itu sebagai pengingat bahwa si cowok dan si cewek ( atau cewek dan cewek atau cowok dan cowok, whatever ) sekarang sedang menjalin sebuah hubungan yang disebut pacaran. Bisa jadi juga, kencan pertama sebagai sebuah ajang unjuk kekayaan dari seorang cowok yaitu dengan mentraktir ceweknya makan, minum, nonton, belanja, dan sebagainya. Bisa jadi...

Menurut gue, kencan pertama tidaklah begitu penting. Gue lebih memilih untuk menjalani hari-hari biasa bersama dengan orang yang gue sayang di kampus, sekolah, dan dimana aja gue bisa bareng dia dibandingkan gue harus memilih untuk mengajaknya jalan-jalan satu malam penuh dan menghabiskan uang. Hahaha... pelit? Mungkin iya. Gue bukan orang yang banyak uang jadi wajar kalau pelit. Gue juga belum kerja dan belum punya penghasilan sendiri. Hehehe... Tapi buat gue, kencan pertama itu tidaklah begitu spesial lagi karena setiap hari bertemu dengan dia adalah hal yang spesial dan gue lebih memilih itu. Maksudnya begini, entah kenapa gue lebih suka kalau kita bareng-bareng di tempat dimana kita bisa menunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya daripada harus duduk berdua di satu meja dan saling tatap dan saling jaim-jaiman. Rasanya ada yang aneh gitu. Jadi kencan pertama disini mungkin bisa gue sebut sebagai jalan-jalan biasa.

Cuma... nggak bisa dipungkiri lagi kalau cewek suka diajak keluar. Gue pernah baca satu buku di mana kebanyakan cewek pasti seneng kalau diajak makan malem romantis, dikasi bunga atau cokelat, diajak nonton, dipegang tangannya, dicium keningnya, dirangkul, dan sebagainya. Bener nggak sih? Kalau gue perhatiin mungkin nggak semua cewek suka sama hal-hal seperti itu. Tapi kebanyakan, iya. Cewek punya segudang impian yang disimpan dalam memori di otaknya. Impian tentang punya seorang pacar yang mau mengajaknya jalan-jalan ke sebuah tempat yang bagus, yang bisa ngajak makan dan minum yang enak setiap kali kencan, dan bisa memberikan fasilitas yang menarik seperti misalnya tumpangan. Dan yang harus bertanggung jawab atas semua itu adalah si cowok.

Gue pernah denger cerita dari seorang temen bahwa ada kalanya cewek yang membayar semua makan malam, ada kalanya cewek yang membayar tiket bioskop, ada kalanya cewek yang melakukan sesuatu lebih dibandingkan cowok. Kala itu adalah ketika si cowok kehabisan uang. Hmmm... Beruntungnya temen gue itu dapet seorang cewek yang baik dan mau menanggung segalanya ketika dia kehabisan uang. Hahaha... Dan entah kenapa itu adalah hal paling romantis yang gue denger dari dia.

Sebagai anak yang berteman dengan laptop dan ide cerita drama mellow, gue menikmati hidup gue yang tidak punyca pacar. Setidaknya gue bisa menghemat pengeluaran setiap malam minggu. Pikiran yang polos dan naif sih, tapi yah, sendiri itu lebih baik untuk saat ini. Kenapa harus bingung memikirkan pacar kalau memang sudah ada seseorang yang diciptakan untuk kita? Hahahaha... *sok*
Kejadian yang menimpa Indonesia belakangan ini bener-bener bikin gue ngerasa tertekan banget. Gue bahkan nggak pernah berani nonton berita dan acara apapun yang ada hubungannya dengan bencana-bencana itu. Waktu banjir di Wasior Papua itu, gue sempat ngeliat berita dan itu bikin gue pengen nangis. Ngeliat orang-orang begitu banyak kehilangan rumah, terlebih lagi kehilangan saudara dan keluarga. Nggak tega banget rasanya, apalagi kalau tahu bahwa sebenarnya banjir itu karena pembabatan hutan yang sudah bertahun-tahun dilakukan oleh manusia-manusia yang nggak bertanggung jawab.

Belum lama banjir di Wasior, gempa di Mentawai menyusul dan ditambah lagi tsunami. Tambah down banget rasanya. Nggak kebayang aja gitu ada di dalam kondisi yang seperti itu. Semua orang berteriak minta tolong, semua orang panik, keadaan jadi chaos dan nggak jelas. Gue jadi inget tsunami di Aceh dulu. Banyak video yang direkam lewat berita TV sama abang gue. Dan itu cukup bikin gue ngerasa bahwa manusia sebenarnya adalah makhluk yang lemah dan nggak ada apa-apanya kalau Tuhan sudah berkehendak. Salah satu temen gue dari Aceh, Ryan. Dia nggak pernah cerita sih soal tsunami, gue pun nggak pernah memberanikan diri buat bertanya karena itu pasti akan sangat sensitif banget dan nggak etis rasanya kalau gue harus nanya soal perasaannya saat itu. 

Merapi meletus menjadi trio bencana yang menimpa negara tercinta ini. Mbah Maridjan meninggal, sangat disayangkan. Kalau ngeliat mbah Maridjan, gue jadi inget sama kakek gue. Gue memang suka tersentuh kalau ngeliat kakek-kakek ataupun nenek-nenek yang meskipun sudah tua tapi masih mau berusaha dan bekerja, bukan ngemis, tapi sesuatu yang bener-bener bisa berguna buat dia atas usaha keras dia bukan dengan minta-minta. Nggak ada kata lain selain sedih atas meletusnya Merapi ini. Dan mengingat kalau Jogja itu adalah kota di mana temen-temen gue banyak kuliah di sana. Gue memang nggak pernah ke Jogja sama sekali. Dua kakak gue dulu kuliah di sana, dan sekarang di angkatan gue ada banyak banget temen-temen SMA dan SMP gue yang kuliah di Jogja. Beberapa hari yang lalu, pas merapi lagi parah-parahnya, gue nerima kabar kalau mereka ada yang mengungsi. Kasian... Dalam bayangan gue, pengungsian itu pasti nggak enak banget. Makan nggak bisa semau kita, ke kamar mandi harus giliran, belum lagi soal kebersihan tempat dan kenyamanan tidur, itu pasti minim banget.

Di Depok alhamdulilah nggak pernah terjadi satu hal yang buruk yang menimpa kota ini. Alhamdulilah nggak pernah banjir, alhamdulilah nggak pernah apa-apa. Yang parah di sini selain gempa adalah petir dan kilat yang kalau udah kena kayaknya langsung bikin melayang di udara. Bersyukur banget karena gue bisa selamat dari berbagai macam bencana. Alhamdulilah...

Di Mataram sendiri gue denger hujan dan sering banjir juga. Nggak tahu deh apakah di rumah gue banjir atau nggak. Tapi kalau disana biasanya memang banjir dan itu adalah hal yang wajar, kecuali banjir parah kayak di Jakarta gue nggak tahu. Dan beberapa hari yang lalu gue nerima message Facebook dari salah satu perkumpulan Mahasiswa Sasak bahwa Gunung Rinjani juga dalam keadaan Waspada. Wow... shock dong. Secara dulu pas SD gue denger dari guru kalau Rinjani meletus, maka hancurlah Lombok. Dan itu langsung bikin gue berdoa semoa nggak ada apa-apa sama keluarga gue di sana. Keadaan memang lagi chaos, semua gunung lagi dalam status Waspada. Yang bisa dilakukan adalah berdoa.

Buat temen-temen, saudara-saudara dan semua warga Indonesia di Mentawai, Wasior dan Jogja, semangat terus ya! Allah sedang menguji kesabaran kita dengan bencana-bencana ini. Allah sayang pada kita, itulah makanya kita diberikan cobaan. Jangan putus asa dan tetap bersyukur bahwa kalian masih bisa bernapas sampai saat ini.

Semua yang berawal akan berakhir. Allah bless you all guys. Saranghae~
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2024 (5)
    • ▼  Maret (2)
      • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
      • I Know..., But I Dont Know!
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • Tutorial dan Cara Main Game Superstar SMTOWN
  • Girls' Generation: "I Got A Boy" Music Video Review Saya!
  • Superstar SMTOWN Tips & Trik: Jual Kartu yang Numpuk
  • On Repeat: Billkin (I Told Sunset About You OST)
  • EXO K: HISTORY Music Video REVIEW SAYA!
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

#vlognyaron on YouTube

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes