Pada dasarnya gue memang suka nulis dan terbiasa menuliskan apa yang gue rasakan untuk sekedar membuat pikiran gue sedikit lega. Kebiasaan yang cukup membahayakan buat gue karena gue pun juga sangat aktif di media sosial. Tapi sekarang mulai bisa ngurang-ngurangin sih. Ehehe... Mereka yang berteman dengan gue di semua media sosial sejak lama pasti pernah menangkap sinyal-sinyal curhatan lebay soal banyak hal, atau kalimat-kalimat ambigu dan berada di wilayah abu-abu tentang beberapa hal (atau mungkin beberapa orang). Gue bersyukur banyak dari orang-orang itu nggak peduli dan kalaupun ada yang peduli dan langsung tanya ke gue, mereka bukan orang yang membuat gue tidak nyaman. Kebiasaan ini kadang-kadang bikin ketergantungan. Setiap kali sedang mengalami guncangan emosi, karena nggak ada manusia langsung yang bisa diajak berbincang, kadang-kadang secara otomatis otak gue akan memerintah tangan buat ambil hanphone, jempol nge-tap Twitter, lalu menulis semua yang ingin gue tuliskan.
Di posisi gue mungkin itu terasa sangat wajar.
“Ya kan akun-akun gue. Perasaan juga perasaan gue!”
Tapi di posisi orang yang baca tweet itu, “Apaan sih lu?”
Kenapa ya, setiap ada sesuatu hal mengecewakan terjadi, ujung-ujungnya gue selalu merasa kalau gue sedikit banyak juga berkontribusi pada hal tersebut?
Nungguin tanggal 27 Mei 2021 adalah hal ketiga yang paling mendebarkan sepanjang satu bulan kemarin. Sebelum kita masuk ke situ, mungkin ada baiknya gue kasih tahu dulu apa hal pertama dan keduanya. Walaupun nanti pas lo udah tahu hal ketiganya apa, lo pasti akan kayak, “Anjing! APAAN SIH LU RON?!” gitu deh gue yakin. Kata “anjing”-nya boleh disensor kalau lo adalah penganut paham aku-tidak-boleh-mengumpat-sebelum-karena-itu-dosa.
Hal pertama yang paling mendebarkan buat gue sepanjang Mei 2021 adalah tanggal 3 karena itu adalah hari ulang tahun gue. Gue nggak tahu kenapa tapi setiap tahun rasanya selalu berdebar menunggu pergantian dari tanggal 2 Mei ke tanggal 3 Mei. Mau bagaimana pun gue berusaha untuk mengabaikan dan tidak menghiraukannya, gue tahu hari itu tanggal 2 Mei dan gue tahu besok tanggal 3, jadi gue tetap deg-degan. Yang lebih mendebarkan lagi sebenarnya karena tahun ini gue genap berusia 30. Aneh banget rasanya... jujur, mungkin ini adalah awal dekade paling aneh dalam hidup gue. Jelas gue nggak inget apa yang terjadi ketika gue berulang tahun yang ke-10, dan gue samar-samar mengingat hari ulang tahun gue yang ke-20. Memasuki usia 30 tuh antara penasaran sama apa yang akan terjadi dan tidak ingin itu benar-benar terjadi. Semacem gue pengin terjebak aja di usia 24 atau 25 gitu so I’ll be forever young. Tapi gue kemudian sadar betapa menyebalkannya hidup gue di usia itu dengan segala kegalauan dan tetek bengek soal kasih tak sampai (HALAH AHHAHAHAHA) jadi gue pikir, oke, gue akan menyambut 30 seperti gue menyambut 20 saja.