• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron
Kalau gue nggak salah inget, sekitar November 2015 kemaren, SM Entertainment udah ngumumin kalau mereka akan fokus buat pengembangan game yang terinspirasi dari bagaimana sebuah boyband terbentuk. Mulai dari merekrut trainee, ngejalanin training, sampai akhirnya muncul produk boyband-nya. Untuk itu, SM pun lalu meluncurkan SM Rookies Entertainment. Mereka nyebutnya game Social Producing, yang kemudian mereka klaim sebagai yang pertama di dunia.

Secara singkat gue jelaskan ulang, game ini adalah menciptakan sebuah boyband. Tapi untuk itu, kita harus menjalani semua proses yang gue tulis di atas: recruiting, training, kemudian producing. Tagline-nya 'A Star Made By Me', jadi literally memang game ini akan membuat kita merasakan seperti apa jadi Lee Soo Man. Detail lebih jelas untuk latar belakang game bisa dibaca di sini: Apa Itu SM Rookies Entertainment?


Nah, yang belum gue jelasin di situ adalah bagaimana hubungan game SM Rookies Entertainment ini dengan NCT (New Culture Technology), boyband baru SM Entertainment yang akan debut di tahun 2016. Secara sederhana gue menyimpulkan bahwa konsep NCT ini:

1. Punya 40 trainee yang akan dijadikan member beberapa boyband,
2. Beberapa boyband ini akan debut di beberapa region yang berbeda yaitu di Korea, Jepang, Tiongkok, Amerika Latin dan *DRUM ROLL PLEASE* ASIA TENGGARA!
3. Boyband-boyband ini akan dibentuk dengan jumlah member yang tidak fix. Artinya, akan ada member yang ditambahkan, akan ada member yang dioper ke sub-unit lain.

Contoh sederhana: Jaehyun, Doyoung, Taeyong, Hansol, Johnny (misalnya) debut sebagai sub-unit pertama di Korea dan Jepang. Kemudian mereka aktif di sana. Lalu, sub-unit kedua debut di Tiongkok. Ternyata di Tiongkok banyak yang suka sama Jaehyun. Jaehyun bisa aja dioper juga ke sub-unit Tiongkok.

Contoh kedua: Ten misalnya akan didebutkan di Korea juga sama lima orang yang namanya udah gue sebutin di atas. Kemudian SM mengumumkan sub-unit ketiga NCT yang akan aktif promosi di Thailand. Bisa aja Ten dioper ke sub-unit ketiga karena dia dari Thailand supaya menarik fans lokal lebih banyak.

Kira-kira kayak gitu. Jadi bukan boyband yang anggotanya 40 orang dan tampil sama-sama 40 orang. Gue juga ragu sih mereka akan bikin big performance kayak gitu. Paling buat di awal aja. FYI akan ada kemungkinan mereka debut dengan lagu yang sama tapi bahasa yang berbeda. Tapi yang ini kita tunggu aja nanti gimana.

Terus hubungannya NCT sama game ini apa? Jadi, kalau menurut gue, game ini bisa dibilang sebagai tempat survey juga buat SM Entertainment. Sebenarnya, formasi seperti apa sih yang paling pengen dilihat sama fans? Siapa aja sih yang harus gue masukkan ke dalam sub-unit A, siapa aja yang harus gue masukkan ke dalam sub-unit B? Jadi SM bener-bener pengen tahu fans tuh maunya apa. Lewat game ini, kita kan bisa bikin grup sesuai kemauan kita tuh (sebagai goal akhirnya). Nah dari situlah SM akan menilai.

Analisa gue sih. Bisa aja nggak bener. Hahahaha

Selain juga memang SM Rookies Entertainment ini mengajak kita untuk lebih intens dan dekat lagi dengan para member SM Rookies sebelum mereka debut dan dipisah-pisah sebagai sub-unit. Intinya supaya kita tetap put our eyes close to them dan menjaga "keintiman" dengan masing-masing member (KARENA KAN BANYAK BANGET NIIIIII MEMBERNYA).

Ya kurang lebih demikian.

Terus gimana cara mainnya? Skrol terooosss!


Gue termasuk orang yang suka banget belanja dan nggak akan bosen kalau nemenin orang lain belanja. Tapi permasalahan terbesar gue adalah kalau belanja, gue mikirnya suka lama. LAMA BANGET KAYAK YANG TOKO UDAH MAU TUTUP TERUS GUE BELUM MUTUSIN APAKAH GUE AKAN BELI ATAU NGGAK INI BARANG. Padahal sebenarnya barang itu udah gue pengenin banget, tapi ketika udah ada uangnya, terus udah sampe di tokonya, pikiran-pikiran sampah kayak "Apa iya lo butuh?" "Apa iya ini berguna?" "Bisa loh duitnya disimpen buat beli yang lebih berfaedah!" suka muncul di kepala gue. Yang akhirnya, walaupun gue sudah berdiri lama di toko sampai jelang tutup, gue pun nggak jadi beli itu barang.

SEBEL.

Suatu hari misalnya gue sama Dito iseng masuk sebuah department store di sebuah mall dan kita sama-sama tertarik sama beberapa t-shirt yang kayaknya kok lucu dan juga murah. Ada juga yang buy 1 get 1 gitu. Menarik deh pokoknya buat dibeli. Udah nih, muter-muter di toko, milih-milih kayak hampir 1,5 jam. Setelah mutusin mau ke kasir, akhirnya malah nggak jadi karena alasan yang nggak jelas.

MAKIN SEBEL.

Kayak sebelum gue berangkat ke Seoul kemarin (baca beberapa cerita yang sudah gue post di sini) gue sudah punya itinerary ke Namsan Tower (belum gue tulis ceritanya hahahah). Otomatis kalau udah mikirin Namsan, pasti akan kepikiran sama Huang Zi Tao gembok dong. Karena kan di sini orang-orang pada buang-buang gembok dengan harapan-harapan manis ala drama Korea. Palsu sih, tapi gue juga penasaran. Akhirnya karena kata temen gue barang-barang di Korea itu lebih mahal harganya daripada di Indonesia, gue pun memutuskan untuk beli gembok dulu sebelum berangkat.

Berdirilah gue di salah satu supermarket di kawasan Blok M. Di depan deretan gembok-gembok berbagai ukuran. Ada yang superkecil sampai yang besarnya kayak telapak tangan Suho ada. Padahal udah jelas-jelas nih, dari kosan mikir akan beli gembok dan gue akan butuh, tapi tetep aja berdiri di situ bisa satu jam. Nggak cuma buat nentuin mau beli gembok yang harganya Rp 30 ribu atau Rp 17 ribu. Tapi mikir apakah emang gue butuh gembok ini atau nggak sih? Sepenting apa sih masang gembok di Namsan? LO YAKIN MAU PASANG GEMBOK PADAHAL LO NGGAK PUNYA PASANGAN? 

Bangke. 

Setelah satu jam lebih lima belas menit berkutat dengan pikiran-pikiran semacam itu, akhirnya gue beli juga.

Sekarang kelemahan gue nggak cuma ngeliat Irene sama Park Bo Gum doang. Tapi juga ngeliat barang-barang yang dipajang di situs belanja online. Apalagi kalau buka apps-nya di handphone tuh kayaknya semua pengen di klik dan masukin keranjang. Belakangan ini hobi gue sebelum tidur adalah scrolling itu apps belanja online dan masukin semua barang yang gue suka ke whistlist. Di beli? Nggak. Cuma menuruti nafsu dan hasrat belaka. Sama kayak window shopping.

Sepanjang tahun 2015 kemaren, ada beberapa item yang akhirnya gue putuskan untuk beli, just because I can't hold this feeling inside my heart (halah). Dan kalau mau di list, ini dia:

Posting-an ini adalah bagian kelima dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, silakan baca cerita sebelumnya di sini. Perjalanan ke Gangneung terlalu panjang untuk dijadikan satu bagian, jadi akan saya bagi ke beberapa bagian. Peace, Love, and Gaul!

Waktu kecil, gue selalu iri sama apa yang anak-anak lain punya, tapi gue nggak punya. Pernah nggak sih, lo ngerasa bete sama orangtua lo karena anak tetangga lo bisa punya Nintendo seri terbaru sementara lo bahkan sekedar GameBoy aja nggak punya? Game console yang pernah gue punya pas kecil paling banter cuma Tetris. Itu aja udah syukur, masih bisa denger umpatan "Bego lu!" kalo misalnya salah-salah pas lagi main.

Nggak pernah punya game console bikin gue cari pelarian ke hiburan yang lain. Gue jadi suka baca-baca buku cerita gitu, yang berujung bikin gue jadi suka ngayal. Tapi gue bersyukur, karena dengan ngayal, paling nggak gue bisa sedikit kabur dari segala penolakan dunia sekitar karena gue nggak bisa main bola atau karena gue nggak bisa nerbangin layangan. Gue bisa bikin dunia baru yang nggak diketahui orang-orang, dan nggak ada orang jahat yang bikin gue takut buat masuk kelas kayak pas SMA misalnya.

Emaap curhat.

Kebanyakan buku cerita yang gue baca adalah kisah-kisah dongeng Eropa. Kesukaan gue sama cerita-cerita dongeng ini kemudian memperkenalkan gue pada film-film kartun Disney. Yang mana kebanyakan pemeran utamanya adalah Princess. Kecuali Aladdin. Dan Simba. Tapi ya, masa kecil gue memang diisi dengan 'Beauty and the Beast', 'Little Mermaid' dan 'Lion King'. Sambil sesekali melakukan reka adegan ketika Ariel nyanyi di atas batu di pinggir pantai setelah dia menyelamatkan Erik kemudian deburan ombak pecah di belakangnya. Atau adegan ketika Rafiki mengangkat Simba tinggi-tinggi di Pride Rock pas dia baru lahir kemudian para binatang bersorak.

Kucing gue jadi Simba, gue jadi Rafiki (KENAPA MALAH GUE MILIH JADI BABON SIH) kemudian temen-temen gue jadi binatang yang lain. Alhamdulillah masih punya temen. Sebenarnya sih sepupu.

Astagfirullah...

Di banyak film kartun (dan film-film Natal yang diputar di TV) yang gue tonton pas kecil, ya selain Ariel dan Simba, hampir selalu ada adegan-adegan di musim dingin. Nah, kalo udah musim dingin biasanya pasti ada salju. Kalau udah ngeliat salju biasanya pelampiasannya adalah kulkas. Membuka freezer dan kemudian menggerus bunga es yang ada di dalam freezer. Di taruh di tangah, dibikin bola-bola kecil, dimasukin ke mulut, ditaruh di kepala, atau iseng dimasukin ke baju temen di bagian belakang. Demi untuk merasakan sensasi salju yang secara takdir tidak pernah turun di Indonesia.

Belum pernah turun. Sampai sejauh ini.

Om, tante dan dua orang sepupu gue pernah menghabiskan beberapa tahun di Australia. Suatu ketika gue liat foto mereka sedang ada ditengah-tengah salju dan main-main salju, rasa iri berlebihan itupun kembali timbul.

"GUE JUGA MAU MAIN-MAIN SAMA SALJU!"
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2024 (5)
    • ▼  Maret (2)
      • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
      • I Know..., But I Dont Know!
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • Tutorial dan Cara Main Game Superstar SMTOWN
  • EXO MAMA MV: Review Saya! [PART 2]
  • Girls' Generation: "I Got A Boy" Music Video Review Saya!
  • Final Destination 5: REVIEW!
  • Superstar SMTOWN Tips & Trik: Jual Kartu yang Numpuk
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

#vlognyaron on YouTube

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes