• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron
Kejadian yang menimpa Indonesia belakangan ini bener-bener bikin gue ngerasa tertekan banget. Gue bahkan nggak pernah berani nonton berita dan acara apapun yang ada hubungannya dengan bencana-bencana itu. Waktu banjir di Wasior Papua itu, gue sempat ngeliat berita dan itu bikin gue pengen nangis. Ngeliat orang-orang begitu banyak kehilangan rumah, terlebih lagi kehilangan saudara dan keluarga. Nggak tega banget rasanya, apalagi kalau tahu bahwa sebenarnya banjir itu karena pembabatan hutan yang sudah bertahun-tahun dilakukan oleh manusia-manusia yang nggak bertanggung jawab.

Belum lama banjir di Wasior, gempa di Mentawai menyusul dan ditambah lagi tsunami. Tambah down banget rasanya. Nggak kebayang aja gitu ada di dalam kondisi yang seperti itu. Semua orang berteriak minta tolong, semua orang panik, keadaan jadi chaos dan nggak jelas. Gue jadi inget tsunami di Aceh dulu. Banyak video yang direkam lewat berita TV sama abang gue. Dan itu cukup bikin gue ngerasa bahwa manusia sebenarnya adalah makhluk yang lemah dan nggak ada apa-apanya kalau Tuhan sudah berkehendak. Salah satu temen gue dari Aceh, Ryan. Dia nggak pernah cerita sih soal tsunami, gue pun nggak pernah memberanikan diri buat bertanya karena itu pasti akan sangat sensitif banget dan nggak etis rasanya kalau gue harus nanya soal perasaannya saat itu. 

Merapi meletus menjadi trio bencana yang menimpa negara tercinta ini. Mbah Maridjan meninggal, sangat disayangkan. Kalau ngeliat mbah Maridjan, gue jadi inget sama kakek gue. Gue memang suka tersentuh kalau ngeliat kakek-kakek ataupun nenek-nenek yang meskipun sudah tua tapi masih mau berusaha dan bekerja, bukan ngemis, tapi sesuatu yang bener-bener bisa berguna buat dia atas usaha keras dia bukan dengan minta-minta. Nggak ada kata lain selain sedih atas meletusnya Merapi ini. Dan mengingat kalau Jogja itu adalah kota di mana temen-temen gue banyak kuliah di sana. Gue memang nggak pernah ke Jogja sama sekali. Dua kakak gue dulu kuliah di sana, dan sekarang di angkatan gue ada banyak banget temen-temen SMA dan SMP gue yang kuliah di Jogja. Beberapa hari yang lalu, pas merapi lagi parah-parahnya, gue nerima kabar kalau mereka ada yang mengungsi. Kasian... Dalam bayangan gue, pengungsian itu pasti nggak enak banget. Makan nggak bisa semau kita, ke kamar mandi harus giliran, belum lagi soal kebersihan tempat dan kenyamanan tidur, itu pasti minim banget.

Di Depok alhamdulilah nggak pernah terjadi satu hal yang buruk yang menimpa kota ini. Alhamdulilah nggak pernah banjir, alhamdulilah nggak pernah apa-apa. Yang parah di sini selain gempa adalah petir dan kilat yang kalau udah kena kayaknya langsung bikin melayang di udara. Bersyukur banget karena gue bisa selamat dari berbagai macam bencana. Alhamdulilah...

Di Mataram sendiri gue denger hujan dan sering banjir juga. Nggak tahu deh apakah di rumah gue banjir atau nggak. Tapi kalau disana biasanya memang banjir dan itu adalah hal yang wajar, kecuali banjir parah kayak di Jakarta gue nggak tahu. Dan beberapa hari yang lalu gue nerima message Facebook dari salah satu perkumpulan Mahasiswa Sasak bahwa Gunung Rinjani juga dalam keadaan Waspada. Wow... shock dong. Secara dulu pas SD gue denger dari guru kalau Rinjani meletus, maka hancurlah Lombok. Dan itu langsung bikin gue berdoa semoa nggak ada apa-apa sama keluarga gue di sana. Keadaan memang lagi chaos, semua gunung lagi dalam status Waspada. Yang bisa dilakukan adalah berdoa.

Buat temen-temen, saudara-saudara dan semua warga Indonesia di Mentawai, Wasior dan Jogja, semangat terus ya! Allah sedang menguji kesabaran kita dengan bencana-bencana ini. Allah sayang pada kita, itulah makanya kita diberikan cobaan. Jangan putus asa dan tetap bersyukur bahwa kalian masih bisa bernapas sampai saat ini.

Semua yang berawal akan berakhir. Allah bless you all guys. Saranghae~
Beberapa waktu lalu, ada acara yang digelar oleh kedutaan besar Indonesia dan Korea yang dikasi judul Korea Indonesia Friendship Festival. 12 Oktober 2010 adalah acara Sharing Concert dimana Ada SHINee, Gita Gutawa, dan beberapa artis lain yang memeriahkan acara itu. Seneng deh rasanya kalau Korea dan Indonesia bisa menjalin kerjasama dan bisa sharing kayak gitu. Bahagia aja gitu, soalnya kan gue suka sama Drama Korea dan juga K-pop. Hahaha Sering-sering aja deh bikin acara kayak gini supaya semakin erat hubungan persahabatannya...

Nah, ini nih ada beberapa bukti kalau Indonesia dan Korea itu bersahabat!

IKLAN PARFUM VICTORIA

Pertama kali ngeliat iklan ini di Indosiar dan komentar pertama gue adalah: NAJIS! Yang pertama kebayang adalah lagunya Brown Eyed Girl yang Abracadabra dan ini jelas-jelas njiplak banget karena nada dan gerakan sama cuma pelesetin dikit sehingga jadi monoton.




Ini lagu aslinya



Mungkin bisa dibilang pembuat iklan ini hanya memanfaatkan Korean Wave untuk produknya supaya laku. Sah-sah aja sih, tapi apa sampe harus menjiplak lagu seperti ini dengan konsep tarian yang sama? NGGAK KREATIF!! Kecewa sama Indonesia! Males parah... paling nggak kalau mau bikin konsep dance k-pop, bikinlah dengan jingle ciptaan sendiri, nada-nya disesuaikan sama kpop dan dance nya bikin sendiri. Manfaatkan Charly ST 12 yang sudah jago bikin lagu, paling banter Ariel lah supaya dia ada kerjaan di penjara. Trus kita kan punya banyak tuh koreografer yang oke kayak Ari Tulang. Masa iya nggak mau dipake. Kemahalan? Nggak mampu bayar? Yah... nggak total! Nggak mampu bayar koreografer bukan berarti harus mencontek koreografi orang. Najis...

LOGO ULANG TAHUN GLOBAL TV

Bukti persahabatan yang lain? Oke, akan gue tunjukkan...
Beberapa hari yang lalu, salah satu stasiun televisi Indonesia merayakan ulang tahunnya yang ke delapan tahun. Televisi ini bisa dibilang sudah cukup besar dan bagus image nya. Apalagi dia dibawah naungan MNC. Yap! Global TV. Inget kan logo delapan tahunnya? Kalau lupa, ini gue tunjukkin:

Maaf kalau gambarnya terlanjur kena sensor karena waktu itu gue upload duluan ke Facebook. Hahaha... Tapi whatever lah, pokoknya perhatikan aja logo angka delapan itu baik-baik. Walaupun bentuknya agak berubah sedikit, tapi benang-benang warna-warni di dalem angka delapan itu persis sama logo di bawah ini:
Ini adalah logi Pariwisata Kota Seoul tahun 2009 (SEOUL INFINITELY YOURS). Logo ini ada di lagu SEOUL SONG yang dinyanyiin sama Super Junior dan SNSD di tahun 2009. Perhatikan deh angka 8 yang ada di dalam lingkaran sampai akhirnya berubah jadi huruf S di akhir pergerakannya. Benang-benang warna-warni nya mirip banget kan? Bahkan beberapa orang yang gue tag di facebook mengakui hal itu. Hahahaha... lucu banget deh. Ini baru gue sadarin beberapa hari sebelum acara ulang tahun itu tayang. Nggak sengaja juga ngeliat logo itu dan lagi dengerin lagu Seoul Song. Dan dang! nemulah persahabatan Indonesia Korea yang lain lagi :) Senang sekali rasanya. Hahahaha... Melihat persahabatan yang semakin erat ini, besok-besok pasti akan ada lagi bukti persahabatan yang lain. Kalau dari Sinetron, sudah lah yaa, jangan dibahas karena memang banyak sekali sinetron Indonesia yang memang menjiplak Drama Korea, baik per episode maupun keseluruhan cerita. Meskipun begitu, saya tetap bangga jadi orang Indonesia karena saya masih bisa menikmati karya orang-orang Korea. Nggak nyambung sih. Tapi biarlah.. Hahahaha

Saya sebagai bangsa Indonesia yang ngefans sama Korea mendukung persahabatan yang positif! Menolak iklan Victoria yang najong kong kong! Hahahaha... Muka-muka sama body bintang iklannya jijik banget lagi. Perut buncit, muka kayak (sensor) hahahahaha... Semangat!
Apa yang membuatmu senang memiliki teman. Bisa ketawa-ketawa bareng? Hang-out bareng? Makan, jalan-jalan di kampus, bahkan belajar bareng? Well, yeah, teman selalu bisa diandalkan dalam hal-hal seperti itu. Biasanya teman akan selalu ada jika kita haha hihi dan tertawa serta happy bareng dia. Tapi apakah itu berarti teman jika disaat kita butuh dukungan dan sedang down dia tidak bisa ada di samping kita? Hmmm...

Saya punya teman, banyak sekali. Tapi ada beberapa orang yang saya anggap sebagai teman baik saya. Di tempat pertama tentunya d'bocokz. Anak-anak ini selalu bisa membuat saya tersenyum kalau saya lagi galau, meskipun mungkin intensitas pertemuan kami nggak sesering saat SMA dulu, tapi mereka tetap teman baik bagi saya. Berikutnya, kalau dibilang tempat kedua kayaknya nggak deh soalnya orang-orang ini adalah orang-orang yang bener-bener bisa memberikan dukungan disaat apapun: 7PM. Haha... orang-orang baik inilah yang selalu ada jika saya sedang mengalami yang namanya degradasi pemikiran *apa sih itu?* *nggak ngerti* *sigh*

Tapi hari ini cukup menyebalkan, cukup? Sangat kalau saya bilang... Beberapa teman-teman saya agak menyebalkan hari ini. Cukup membuat saya merasa sangat tidak nyaman dan merasa ingin pergi dari kelas beberapa kali tadi. Well, sebenarnya bukan maksud mereka untuk melakukan apapun pada saya sih, tapi mungkin karena keadaan hati saya yang tidak bagus pagi ini membuat saya lebih gampang marah dan tersinggung. Haha... terdengar seperti saya. Cuma untungnya saya tidak meledak-ledak seperti mereka waktu itu. Hahaha... 

( ganti cara nulis, oke? agak kagok )

Jadi waktu itu gue pernah kirim satu SMS yang isinya permohonan maaf dan wejangan-wejangan kecil soal keharmonisan kehidupan kelas. Cuma mungkin SMS itu sampai ke mereka di saat yang tidak tepat. Bersamaan dengan masalah taksi, mobil yang cuma satu, temen yang pulang malam ke Cilegon, dan lain sebagainya yang membuat SMS itu seperti momok mengerikan. Saya dianggap salah paham, hmmm... bahasa mereka sih "salah persepsi" kalau tidak salah, atau "salah mengartikan"? Lupa... Yang jelas seperti itu. Jadi SMS saya dianggap salah dalam menilai hubungan mereka dengan teman-teman kelas yang lain. Padahal dari sudut pandang saya selama ini, itulah yang terjadi, dan saya yakin itu benar karena beberapa kali saya mendengar dari mereka sendiri. ( Kenapa jadi saya lagi? Tadi kan udah gue... -___-" )

Oke, lanjut, jadi SMS itu sempat membawa gue ke sebuah ruang sidang yang benar-benar menyebalkan. Gue inget banget hari itu 12 Oktober 2010 dimana gue di depan empat orang yang lainnya disidang karena SMS itu. Metode klarifikasi yang temen-temen gue buat justru memojokkan gue sepertinya dan gue merasa tidak nyaman dengan hal itu. Jujur saja... Sedih sekali rasanya mereka terlalu mementingkan ego mereka daripada memikirkan perasaan orang lain. Gue memang temen mereka, tapi setidaknya kalau mau mengklarifikasi sesuatu, jangan dengan cara seperti itu, sidang terbuka yang memuakkan gue. Sakit hati... jujur saja.

Niat gue mengirim SMS itu baik kok, gue tahu beberapa anak di kelas ada yang nggak akur, ada yang saling berbeda pendapat, dan semuanya bertopeng. Gue cuma pengen mencoba untuk bisa menyatukan mereka. Melepas topeng itu dan melebur. Bahsa kita satu kelas dan itu akan tetap seperti itu sampai lulus nanti. Apakah iya kita akan bisa maju dan bisa mengerjakan proyek selanjutnya dengan baik jika dalam diri kita masih ada kebusukan yang justru akan membuat semuanya rusak? Kira-kira begitu nada SMS gue. Tapi malah dikira salah persepsi... Oke, gue akui gue salah. Gue salah sudah mengirim SMS itu di waktu yang tidak tepat.

Selain masalah itu, ada masalah lain. Berkaitan dengan peminjaman alat syuting yang memakan waktu lama dan juga cukup membuat darah ini mendidih. Suatu ketika gue dan tiga orang temen gue yang lain ( TIGA ORANG TEMAN GUE YANG LAIN, gue ulangi ) menghadap ke bapak-bapak ketua yang jabatannya adalah penguasa semua peralatan di kampus. Dan saat itu kami ingin mengurus peminjaman alat untuk syuting film pendek. Tapi dari bapak-bapak ganteng itu, kami malah dianggap sok, nggak sabar, terlalu percaya diri. Kata dia, kami belum waktunya untuk membuat film karena kami belum dapat pelajaran menulis skrip, mengedit, dan belum lulus dikurikulum selanjutnya. Bahkan bapak-bapak itu mengajukan satu pertanyaan tentang teknik editing yang bernama Cut Away. Jelas saja kami tidak tahu karena memang kami belum belajar editing. Tapi apakah itu terlalu penting sehingga kami tidak bisa berkarya? Apakah kami harus menunggu sampai lulus kuliah baru bisa ikut lomba film pendek kampus yang pesertanya adalah mahasiswa seangkatan kami? Huff...

Dan masalah ini gue ceritakan ke salah seorang dosen gue yang sudah dianggap sebagai ibu dari teman-teman satu kelas. Gue cerita panjang lebar bahwa gue dan TIGA ORANG TEMAN GUE menghadap ke bapak-bapak itu dan dikata-katai tidak sabar, sok dan sebagainya. TIGA ORANG TEMAN GUE ini melarang gue untuk menceritakan masalah ini ke anak-anak yang lain. Tapi karena gue adalah orang yang sangat cerewet dan susah menyimpan rahasia dan gue juga merasa bahwa anak-anak yang lain juga berhak tahu dan mereka juga bagian dari kami dan juga mereka teman-teman gue, akhirnya gue ceritain masalah itu ke temen-temen gue yang melakukan sidang menyebalkan itu. Pure, karena gue pengen mereka juga tahu dan tidak ada yang disembunyikan. 

Tapi apa yang gue dapet?

Mereka malah marah-marah. Mereka malah menganggap gue tidak melibatkan mereka dalam masalah ini. Mereka malah menganggap mereka tidak dianggap sebagai bagian dari kami. Oh Tuhan... Padahal niat gue memberitahu mereka kan karena gue ingin mereka juga merasa terlibat. Tapi yang jadi permasalahan adalah: GUE TIDAK MENCANTUMKAN NAMA MEREKA DI MESSAGE FACEBOOK YANG GUE KIRIM KE DOSEN TEMPAT CURHAT GUE ITU.

Ya Tuhan...

Perasaan gue waktu itu campur aduk, antara, "Hah? Apaan sih ini?" dan "Ya Allah, masalah begitu doang?" dan "Ya ampun... lucu banget deh kalian, cuma karena itu marah?" dan "(sensor)! Gue juga cerita kemaren karena gue pengen ngelibatin kalian!" dan sebagainya... Gue ngerasa lucu aja, kok bisa mereka berpikiran kayak gitu padahal gue udah mengambil resiko untuk menceritakan mereka masalah itu... Sedih... Sedih banget... Gue pikir, pertemanan kita lebih dari sekedar teman biasa, tapi cuma karena masalah itu aja sampai gue disidang dan merasa dipojokkan. Oke, gue terima itu...

Satu hal lucu yang bikin gue nggak berhenti ketawa-kesel hari itu adalah percakapan ini:

"Masalahnya gini Ryan, kru untuk UIFEST ini sudah gue pikirkan mateng-mateng."

"Iya gue ngerti. Terus masalahnya dimana?"

"Jadi gini Ryan, mau mau lo buat lebih bikin sutradara kita berani bersuara. Kan lo yang paling deket sama dia."

"Iya sih, belakangan ini jadi deket."

"Nah makanya itu. Soalnya gue nggak suka kalau ada orang yang bukan sutradara tapi malah sok-sok jadi sutradara kayak syuting yang kemaren. Soalnya gini Ryan, GUE SAMA NECHA sudah memilih orang-orang ini dengan berbagai pertimbangan dan pengamatan."

Oke, waktu denger percakapan itu gue langsung nyela,

"Tunggu deh, gue juga bisa tersinggung loh, lo ngomong begitu barusan."

Semua diam.

"Tadi lo bilang, GUE SAMA NECHA sudah memilih orang-orang ini dengan berbagai pertimbangan dan pengamatan. Disaat lo memilih itu, disitu juga ada GUE. Lo lupa? Gue bisa juga marah karena nama GUE nggak lo sebut di omongan lo barusan."

Semua hening lagi.

See? Apakah sekarang gue akan melakukan sidang dadakan ke dia karena dia nggak nyebutin nama gue sedangkan gue juga ada di saat dia memilih kru itu? Kepikiranpun nggak sama sekali. Kenapa? Karena itu hal yang sangat sepele dan nggak penting! Kalau seandainya kejadian dimarahi bapak-bapak itu memang cuma ada gue dan tiga orang temen gue yang lain, apakah gue harus menyebutkan nama orang yang tidak ada di sana? Lalu apakah gue harus marah karena nama gue nggak ada di sana? Huff...

Sampai sekarang kalau gue inget kejadian ini gue antara pengen marah, sama pengen ketawa. Sebagian besar dalam hati gue belum bisa memaafkan hal itu karena sidang yang mereka lakukan itu benar-benar bikin gue merasa sebagai pecundang dan orang yang paling bersalah.

Masalah ini masih bergulir sampai sekarang... Bahkan ketika gue sudah mau merubah semua sikap gue, ketika gue berusaha baik, gue malah dapet muka kusut yang seperti mengatakan bahwa, "Apaan sih lo Ron?" Atau muka yang mengisyaratkan, "Ih, males banget liat muka lo."

Gue terima dengan perlakuan apapun yang kalian semua lakukan ke gue. Kenapa? Asal kalian tahu, gue pernah mengalami hal yang lebih buruk dari itu. Gue sudah terbiasa, guys. Sejak SD sampai SMA gue sudah terbiasa dengan kata-kata kotor orang tentang gue, hinaan orang tentang gue, cerita-cerita jelek orang tentang gue. Jadi kalau cuma masalah begini sih, gue nggak pernah pikirin. Cuma satu hal yang akan sulit untuk gue terima: disaat gue mencoba untuk memperbaiki keadaan dan lo nggak ada feedback ke gue, maka gue akan tetap jadi apa yang lo pikirkan. Maafin gue kalau seandainya nanti gue nggak bisa bersikap seperti dulu ke lo. Bukan karena gue marah. Bukan... Tapi karena lo yang buat gue terbiasa dengan hal ini.

Gue cowok, lo cewek, gue ngerti. Agak aneh kalau bermasalah seperti ini. Tapi kenyataannya memang ada. Sedalam-dalamnya gue minta maaf buat lo, temen gue yang paling baik, yang udah mau ngasih gue makanan setiap hari tanpa gue bayar, yang sudah baik hati membantu gue dalam setiap masalah gue. Gue minta maaf banget. Gue ngerti kok, gue ini bukan siapa-siapa, cuma anak perantauan yang sedang mencari jati diri. Gue minta maaf banget.

Terakhir, gue mau bilang makasi buat semuanya, 15 orang yang paling baik yang pernah gue temui di dunia ini ( versi Jakarta ), orang-orang yang sudah membuat gue nyaman berada di tempat di mana gue nggak pernah merasa percaya diri. Kalian adalah yang terbaik.
Well, hari ini kuliah pertama setelah UTS. Lancar-lancar aja sih. Cuma yah, kayaknya masih berlanjut aja nih masalah yang kemaren-kemaren. Belum kelar sepenuhnya. Nggak ngerti kenapa deh sama temen-temen saya itu. Coba jujur aja salah saya dimana, kan saya jadi gampang buat merubah itu... Hmmm... Walaupun hari ini kelas sepi karena banyak yang ikut Comm UI Cup, tapi nggak apa-apa deh. Maaf ya nggak bisa gabung ikutan acara terbesar itu. I don't know what to do, and yeah--really sorry... Seperti biasa mas Mus mengajar dengan abstrak, hehehe... Ryan dapet giliran kena marah gara-gara ngobrol pas Mas Mus lagi ngomong. Sebenarnya Ryan juga nggak ngerumpi kok, cuma nanya masalah materi yang belum dia ngerti ke saya. Cuma mas Mus pikir dia sedang ngerumpi. Mungkin Mas Mus capek kali ya abis syuting, soalnya pagi ini dia juga dateng telat, jadi bad mood. Wuii... ya sudahlah...

Hari ini beli banyak DVD! Yay! Alhamdulilah akhirnya kesampaian juga niat beli DVDnya. Ada Personal Taste, Cinderella Stepsister, My Girl Friend is a Gumiho, Playfull Kiss, Toy Story 3 dan Baby and Me. He's Beautifulnya nanti minta sama Gilang aja. Kekekeke... waktunya menonton!

Dan ini lanjutan dari Super Show 2 nya saya share lagi :) Semoga berkenan di hati deh... Maklum, nggak bisa beli, jadi ngandelin YouTube aja. Jadi iri sama Nalin yang katanya mau beli. Huhuhuhu... Pengennya sih beli, cuma yah, tidak memungkinkan. Chek this out!

She Wants It
( Oke, dari perform mereka yang sebelumnya, mungkin yang ini lebih mendingan karena mereka nggak lipsync. Mungkin karena di lagu ini mereka nggak nge-dance kali ya? Overall, mereka lebih bagus tampil live dari pada lipsync. Saya lebih suka live, toh suara mereka juga nggak jelek-jelek amat dan yang bagus cuma beberapa, tapi usaha live itu patut di apresiasi. Konsep dari perform nya juga oke banget, udah dipersiapkan dengan baik. Komik-komik barat gitu deh... check it! )




Member Introduction
( Waktunya untuk melihat para member satu per satu. Hahahaha... ELF jadi heboh kalau udah idola mereka muncul kayak gini. Pastinya semua pada gregetan pengen lihat lebih deket dan pengen narik tuh tangan idola mereka. Kalau saya ada di salah satu penonton, hmmm... ngebayangin ada di tempat yang di tengah panggung, pas Donghae atau Siwon lewat, saya akan tarik kakinya sampe jatoh. Masuk penjara deh nggak apa-apa, yang penting terkenal. Hahaha... udah mulai sarap. Dan di video ini, ada beberapa orang yang beruntung, like tangannya dicium Donghae--aish-- dan dapet anduk bekas keringet Eunhyuk sama Leeteuk--huek--tapi itu apa deh Donghae pake pegang-pegang pantat Siwon? Hahahaha... Mereka memang ditakdirkan bersama, go WonHae! Dan Kyuhyun terlihat sangat muda sementara Ryeowook terlihat sangat kecil sekali...)



Angela
( Next, ini adalah lagu di album Sorry, Sorry. Dan di lagu yang ini mereka nggak lipsync! Keren banget deh suaranya Kyuhyun. Dan hey! lirik kedua itu Donghae yang nyanyi ya? Hahaha... di CD-nya suaranya nggak begitu jelas, ternyata si Ikan Asin~ bagus suaranya di sini. Dan itu? Apa-apaan Siwon pake meluk Donghae lagi? Balesan pegang pantat yang tadi? Nyahahahaha~sudahlah... akui saja hubungan kalian. LOL )



Miracle
( Yang satu ini masih oke sih. Lebay-lebaynya ala anak-anak SUJU. Tapi saya baru perhatiin Siwon pake item-item di mata kayak emo-emo gitu. Namanya apa ya? Eye LIner? Alay banget deh Won. Ahahahaha... )



Disco Drive
( Jujur nggak pernah bener-bener denger lagu ini, tapi ngeliat mereka nyanyi-nyanyi begini jadi asik juga. Kekekeke~ )





Oke, sekian untuk part 2 ini. Masih banyak video yang lainnya. Menyusul yah :)
By the way, pertengahan Oktober kemarin saya dapet message ke Facebook dari sebuah grup dan menginformasikan kalau DVD Super Show 2 sudah dirilis. Mampus... pengen beli dong, secara saya fans Super Junior, sayang banget rasanya kalau nggak punya. Tapi waktu tanya harganya berapa, katanya empat ratus lima puluh ribu. Woww... bisa-bisa nggak bayar kos satu bulan tuh. Tapi serius deh pengen... Sampai akhirnya ada temen yang SMS dan bilang bajakannya dapet lima puluh ribu, dapet poster sama majalah juga. Tapi pengennya yang asli, kalau yang bajakan kurang dapet feelnya... yah, mungkin harus nabung dulu kali ya... Dan tadi baru aja nerima message juga ke Facebook yang ngasih link YouTube semua video yang ada di DVDnya. Lumayan bisa nonton gratis walaupun harus nunggu berjam-jam downloadnya. Nih aku share aja ya...

DVD Introduction, SUPER JUNIOR Entrance the Stage
( Videonya keren banget, efeknya juga bagus, kayak nonton film bioskop. Tapi fansnya teriak-teriak nggak jelas gitu, padahal cuma video. Hahaha... )




A Man In Love

( Di sini kelihatan banget deh semuanya pada tampil total, dance-dance juga total, walaupun masih suka ngejual body mereka. Hahaha... Donghae kurus banget disini, malah lebih suka lihat Sungmin sama Kyuhyun. Jaman Sorry, Sorry Kyuhyun masih lugu. Cuma keliatan banget lipsync nya... Kecewa... )



U
( Well, another lipsync dan ini parah keliatan banget. Kecewa lagi. Heechul nggak nyanyi sama sekali karena mulutnya nggak gerak, Yesung mic-nya lepas, bahkan Ryeowook yang suaranya bagus itu, astaga... kecewa...! )



It's You
( Kalau soal Dance, SUJU emang paling keren... But, yeah, saya lebih suka mereka live dengan suara biasa aja daripara lipsync... )



Next masih ada kok video-videonya, nanti di post lagi yah... Sudah waktunya tidur... Hahahaha

Selamat malam!
Someday, date, month, year.

Jemari ini ingin sekali menulis, hanya saja dia tak tahu harus menuliskan apa. Dia tak pandai merangkai kata. Tak juga pandai berbahasa. Lidah ini telah kelu, mengeluarkan satu cerita yang sama. Tak berbada. Serupa. Dia sudah tak mampu lagi berkata-kata karena Tuhan telah menguncinya. Mata ini ingin merobek selaputnya, setidaknya agar dia bisa menangis. Hanya saja dia sudah bosan. Menangisi hal yang sama. Serupa. Tak berbeda. Hati ini juga sama. Merasa, meskipun sudah mati rasa. Hati ini penuh kapur. Membuyarkan pandangan, menutup pengelihatan. Sengaja... Hati ini bosan merasa. Hati ini bosan tersentuh. Hati ini bosan merasakan kesedihan yang akhirnya membuat matanya mengalir air-mata, membuat lidahnya bergerak mengeluarkan kata-kata hampa dan putus asa, memaksa jemarinya untuk menuliskan kisahnya. Jemari ini ingin sekali menulis, mata ini ingin sekali menangis, lidah ini ingin sekali bergerak elastis, tetapi... hati melarangnya, karena semua itu membuatnya semakin terluka.

Someday, date, month, year.

Menyembunyikan perasaan itu sangat sulit. Jika bertemu dengannya, tak henti-hentinya ingin tersenyum. Mendengar ceritanya, meskipun iri, patah hati, tapi tetap ingin tersenyum. Tak bisa kujelaskan perasaan ini. Aku hanya bisa tersenyum. Dan ketika pikiranku penuh dengan senyumannya, wajahnya, dan sinar matanya, aku tahu bahwa aku mencintainya lebih dari apapun. Aku merasa terikat, terikat oleh rasa yang tak seharusnya kurasakan. Rasa yang tak semestinya bersemayam di hati ini. Sekarang aku bingung. Bingung untuk menempatkan hati, jiwa, rasa, senyum, tawa, sedihku. Jika ada dia, otakku seperti mati. Dan aku hanya bisa bicara dalam hati: tetap di sana. Jangan pernah pergi.
Someday, date, month, year.

Dan malam ini, segala pikiran dan hari-hari bersamanya bergelayut, memenuhi setiap sudut sel-sel otak yang kumiliki. Menghentikan sesaat pikiran jernih, membawa selusin pikiran-pikiran kotor yang seketika tercipta setiap kali namanya terucap dalam hati. Pikiran untuk memilikinya, pikiran untuk mencintainya. Bahkan aku sendiri takut memejamkan mata karena dia seperti melekat di kelopak mataku dan tak mau pergi dari sana. Bukan ini yang kuinginkan: perasaan cinta dalam hatiku yang begitu dalam, begitu tulus, begitu murni. Bukan... kerena itu hanya akan membenamkanku ke dalam sumur gelap berlumpur. Bukan itu yang aku mau. Aku hanya ingin bersamamu, menemanimu disaat kau sendiri. Disaat kau gundah. Menjadi penerang jalanmu disaat kau tersesat. Menjadi penunjuk arah disaat kau kehilangan. Aku ingin dekat, namun tidak terjerumus dan sesat dalam cinta yang salah ini.

Minggu, 17, 10,10.

Nyaman, itulah yang selalu ada dalam hatiku jika kau ada di sekitarku. Aku tak perlu mencari penambah semangat, aku hanya butuh kau. Hanya saja aku terus dihantui sosok lain dibelakang kenyamanan itu. Sosok dari masa lalu bernama trauma.
Aku dulu pernah bahagia, aku dulu pernah mencinta, aku dulu pernah merasa nyaman. Bahagia karena hal terlarang ( seperti kau ), mencintai hal terlarang ( seperti kau ), merasakan kenyamanan bersamanya ( seperti sedang bersama kau ). Dan akupun kecewa... dia tak bisa menerimanya. Dia membenciku.

Namun kau berbeda, aku bahagia maka kau bahagia, aku nyaman maka ( kuharap ) kau nyaman. Meski tak pernah kuharapkan kau akan mencintaiku, tapi aku menyimpan sedikit rasa itu untukmu. Kuharap kau tak apa...

Sudah hampir satu tahun, atau lebih? Namun yang kuingat sejak awal ku mengenalmu, kau memberiku sebuah doa. Yang menyembuhkanku dari sakit. Dari luka. Kuharap itu akan mengikat kita. Mungkin tak selamanya, tetapi cukup sampai waktu dimana aku dan kau masih ada. Disuatu tempat yang sama.

Aku tak bisa bilang aku cinta kau. Setidaknya tidak secara langsung. Namun aku ingin kau tahu bahwa aku akan selalu ada untukmu. Mendukungmu. Memberi semangat. Dari sanalah ku katakan bahwa aku cinta kau.

Entah bagaimana nanti jika kita berpisah. Akan meneteskah air mata ini? Akan berakhirkah hubungan ini? Ataukah...

Sabtu, 30, 10, 10

.Jujur saja, aku bahkan tak ingin merasakan apapun padamu. Bahkan cinta ini, aku ingin membunuhnya. Merasakan semua ini sungguh mustahil. Sama mustahilnya dengan memohon pada Tuhan untuk memutas waktu agar aku bisa kembali ke masa dimana pertama kali aku merasakan cinta ini hingga aku bisa menghapusnya. Mustahil dan tak mungkin terjadi. Aku mencoba pergi, aku mencoba lagi. Tapi kau seperti mengikutiku, mengejarku, tak membiarkan aku sendiri. Aku tak ingin kau melakukan itu, karena itu akan membuatku semakin berharap bahwa cinta ini nyata. Bahkan untuk berharap pun rasanya mustahil. Karena kau dan aku... biarlah hanya Tuhan yang tahu. Aku disini hanya bergerak atas kehendakNya. Tapi untuk perasaan ini, entahlah... Kuharap memang dariNya, karena jika ini dari setan, aku akan semakin terbakar. Aku bahkan tidak berhenti berpikir mengapa harus kau. Mengapa hati ini memilihmu sementara masih banyak orang yang yang setidaknya lebih realistis untuk kucintai? Apa yang membuatmu begitu berbeda?


dongsungsihaeminwon
ronzzykevin
the sound of november
Sebenarnya nggak pernah terpikir untuk merasakan ini sebelumnya. Iya nggak sih? Kebanyakan ketika kita jatuh cinta, perasaannya hanya mengalir apa adanya. Nggak pernah dipaksakan ataupun diharuskan untuk merasakan hal itu. Biasanya kalau naluri untuk mencintai yang natural seperti itu. Entah mencintai siapa ataupun apa, tapi yang jelas dalam hal mencintai tak ada paksaan.

Mungkin itu yang sekarang sedang saya rasakan. Sebuah perasaan yang muncul tiba-tiba pada seorang teman yang saya sendiri tidak mengerti kenapa harus dia. Perasaan yang muncul karena seringnya kita bertemu, karena banyaknya waktu yang pernah dihabiskan bersama, karena perhatian, karena semua hal yang dia lakukan selalu menarik perhatian saya. Seorang teman yang baik, dan sekiranya akan selalu baik sampai beberapa tahun ke depan. Kita sebut saja orang itu Rani.

Saya kenal Rani sejak tahun 2009. Dari facebook, tentu saja, karena saat itu social media yang satu itu sedang boom banget. Obrolan pertama kita via message karena waktu itu kondisi tidak memungkinkan untuk wall to wall. Saya udah punya pacar? Bukan... kondisinya saat itu adalah karena saya tidak ingin orang lain tahu bahwa saya berhubungan dengan dia. Hubungan kita berlanjut ke SMS dan sekarang jadi sering ngobrol. Dan karena mungkin intensitas mengobrolnya banyak, jadi cerita yang ditukarkanpun beragam dan berkembang ke hal-hal yang semakin pribadi. Dan sejak saat itu kita dekat... Atau saya yang merasa dekat dan dia tidak? Entahlah...

Rani termasuk orang yang tertutup, dia tak banyak membuka cerita-cerita pribadinya jika tidak terlalu penting. Tetapi jika sudah bercerita, maka dia tidak akan lagi berpikir kalau itu sebenarnya tidak untuk diceritakan. Dan dari cerita-ceritanya itulah saya tahu kalau sebenarnya Rani sudah punya pacar.

Patah hati? Mungkin bisa dibilang seperti itu. Mengetahui hal itu membuat saya jadi labil dan merasa bahwa hubungan ini tidak perlu dilanjutkan. Tapi apa iya cuma karena seorang laki-laki lain yang sudah terikat dengannya pertemanan ini akan putus? Saya rasa terlalu berlebihan. Nikmati saja... begitu pikir saya. 

Sekarang, sudah dua hari Rani tidak menghubungi saya. Biasanya dia selalu mengirim SMS untuk memberikan semangat di pagi hari atau sekedar menyapa di siang hari dan bertanya tentang sesuatu yang tidak penting. Tidak ada kabar dari Rani membuat saya gundah. Serius. Sejak semalam, saya merasa sangat tidak tenang. Sebenarnya saya tidak ingin merasakan ini karena ini bisa membahayakan saya. Dalam hal perasaan, misalnya. Tapi seperti yang saya katakan sebelumnya, perasaannya tumbuh secara alami... Ya... Saya merindukan Rani dan itu natural... tidak ada yang dibuat-buat, tidak ada yang dipaksakan...

Tidak ada kabar dari Rani membuat tangan saya gatal untuk mengirim SMS padanya. Tapi... sekali lagi saya mengurungkan niat itu. Saya tidak ingin terlalu tergantung padanya. Biarkan saja... Saya pikir lebih baik begini. Tapi ternyata saya tidak sanggup juga. Saya membuka facebooknya dan melihat-lihat. Membaca wall dari pacarnya dan saya langsung merasa cemburu. Yah... dia memang bukan untuk saya.

Sulit sekali untuk mengatur perasaan ini, dimana kita menyukai orang lain yang sudah memiliki hubungan khusus dengan yang lainnya. Sulit menempatkan diri, menyembunyikan perasaan, membohongi hati... Tapi saya jujur, saya memang menyukai Rani dan ini sulit untuk dijelaskan kenapa. Apakah ini natural? Tentu saja, karena ini tulus ( dari saya ).

Saya jadi ingat lagunya Rossa,

Kau bukanlah untukku, meski ku tahu ku menyayangimu. Cinta tak mungkin terjadi di antara kita berdua. Dirimu kini telah bersamanya, begitu pula aku telah memilih dia. Kini ku sadari rasa ini tak mungkin dapat terwujud dalam kisah kasih kita. Kini ku mengerti tulis cinta ini hanyalah mimpi panjang yang tak pernah usai. Karena tuk bersamamu bagaikan berharap memeluk bulan, memetik bintang.

Ini lagu memang dari seorang cewek untuk cowok, tapi liriknya kan universal, jadi saya rasa ini tepat untuk perasaan saya pada Rani. Hmmm... Selamat malam :)
UTS selesai... rasanya seperti terjun dari tebing curam terus kecebur di lautan dalam persis adegan Bella Swan di film New Moon. Lega, walaupun sebenarnya UTS adalah belum seberapa karena masih ada UAS yang menanti. UTS kali ini kayaknya sudah terbiasa dengan soal-soal ujian. Saya ngerasa kayak gitu. Nggak lagi yang terlalu mengejar nilai, iri-irian sama temen yang lebih bagus nilainya atau banyak jawabannya, nggak lagi seperti itu. UTS kali ini semuanya berjalan natural saja. Bener-bener asik. Nggak perlu stress karena jawaban saya sedikit dan jawaban dia banyak. Semuanya nyaman dan tenteram...

UTS selesai bukan berarti nggak belajar lagi. Masih banyak pelajaran yang harus di mengerti terutama Tata Suara dan Tata Cahaya. Huff... dua pelajaran itu rasanya membayangi setiap langkah kehidupan saya. Walaupun kesempatan saya untuk menjadi seorang Audio-Man sedikit kabur karena kondisi pendengaran saya yang budeg ini, tapi menjadi Penata Cahaya masih bisa lah... Setidaknya nggak ada hubungannya sama pendengaran. Paling-paling mata siwer karena sering di depan lampu. Hahahaha... Dua mata kuliah itu bener-bener butuh perhatian lebih. Tapi bukan berarti yang lain nggak. MPS, DDL, dan ANTROP masih mengancam kehidupan IP saya. Kenapa sih harus ada mata kuliah wajib dan pilihan itu? Aahhh... booorrriing banget. Serius. But yeah, hidup memang sudah ada yang mengatur, termasuk kuliah.

Proyek UIFEST akhirnya kelar. Meskipun banyak banget masalah yang akhirnya membuat masing-masing dari anak-anak IKP jadi kayak menghindari yang lain. Termasuk saya. Sempat beberapa kali menghindari beberapa teman-teman yang saya anggap masih sensitif dan harus dijauhi untuk sementara waktu. Untuk menenangkan pikiran mereka, untuk menenangkan pikiran saya. Kalau sama-sama emosi, ujung-ujungnya bakalan ngok lagi. Males lah berantem-beranteman, kayak anak kecil.

Malam ini harusnya ke Rasuna Epicentrum, katanya Ryan tampil di sana barengan SAMAN UI. Keren pastinya... pengen nonton, cuma gatau apakah ada tiket on the spot. Yah, udah telat juga sih udah jam segini. Semangatlah buat teman-teman SAMAN UI. Semoga bisa memberikan penampilan terbaiknya. Yay!
Lama rasanya nggak nulis, dan sekarang kembali lagi dengan tulisan-tulisan yang nggak cuma absurd, tapi juga pengalaman yang rasanya nggak masuk akal. Hahaha... Sebenarnya biasa aja sih, cuma beberapa minggu ini, saya mengalami hal-hal yang bisa dibilang menghebohkan, menyakitkan, menyebalkan, dan semuanya. Bukan masalah kebijakan publik ataupun keputusan pemerintah yang menye-menye, bukan juga masalah presiden yang katanya tukang curhat, tapi ini masalah kepribadian. Tsah...

Belakangan ini Indonesia lagi banyak banget ya kedatangan tamu tak diundang. Selain kerusuhan di jalan Ampera dan Tarakan, juga banjir bandang yang menelan ratusan korban di Wasior Papua sana. Sedih banget rasanya. Kalau masalah kerusuhan, jelas yang salah adalah manusia yang menjadi provokator, bener nggak sih? Semacem itulah... cuma kalau masalah bencana alam, itu kayaknya kesalah manusia yang bodoh dan kurang ajar.

Gue nggak akan membahas itu lebih lanjut, biarlah itu ditulis di blog yang memang menulis tentang hal-hal yang bermuatan berita. Hohoho...

Sudah dua minggu lebih laptop saya menginap di rumah sakit. Bukan rumah sakit Omni ataupun rumah sakit Medistra, tapi di rumah sakit Acer. Sedih banget setengah semester ini tanpa Eci. Setelah kemaren sempat kepikiran buat menjual Eci, tapi nggak jadi karena ada orang yang mau membantu. Seorang malaikat cantik. Hmmm... Alhamdulilah Eci nggak jadi lepas dari pelukan, hanya saja malah stres dan akhirnya dia minta diganti mesinnya. Kasihan sekali... Jadilah belakangan ini saya repot banget menyiapkan tugas pake laptop orang, ditambah lagi proyek novel saya jadi terhambat padahal belakangan ini lagi produktif-produktifnya. Nggak bisa kalau nggak ngetik di Eci. Rasanya ide yang sudah seharusnya di tuliskan nggak mau keluar. Penulis manja... cuma mau bagaimana lagi? Rasanya Eci adalah suatu kebutuhan, teman, sahabat, pacar yang nggak bisa ditinggalkan ataupun digantikan dengan laptop-laptop lain.

Nggak ada Eci, artinya banyak yang tersendat-sendat. Termasuk rencana untuk mengikuti UIFEST. Biasanya kalau urusan film, saya paling semangat! Mulai dari nulis skrip sampai apa-apanya saya mau bantu. Tapi semenjak Eci pergi, jadi nggak ada gairah buat mengerjakan apapun. Karena nggak ada fasilitas yang mendukung. Dan terakhir yang bikin rebek banget adalah bagian capturing. Diantara laptop-laptop anak IKP yang ada, yang bisa digunakan untuk capturing adalah laptop saya dan laptop Dila. Satu merek, tapi beda tipe. Cuma ya sebagian besar sama. Dan cuma itu yang bisa digunakan buat mengcapture. Pernah nyoba pake laptop lain, entah USB-nya tidak berfungsi, atau memang laptopnya tidak mendukung. I don't really understand.

Tanpa ada Eci, itu artinya harus ada ijin dari Dila untuk menggunakan laptopnya. Dan itu bisa berarti memperpanjang jam kerja... Kenapa? Karena laptop adalah barang yang sangat pribadi. Saya juga kalau laptop dipinjem, pasti ada rasa yang nggak enak. Antara takut bakalan hilang, cacat atau rusak dan takut akan kebanjiran virus. Entah kenapa itu selalu membayangi saya. Mungkin itu juga yang dirasakan Dila sebelum kami memutuskan untuk meminjam laptopnya. Maklum. Saya sangat maklum akan hal itu... Tapi sekarang masalah sudah selesai. Masalah yang lain pastinya muncul dong, yaitu adalah syuting yang kemarin bisa dibilang gagal dan harus di ulang. Selamat!

Masalah syuting kelar, masalah yang lain masih ada...

Satu minggu ini saya merasa sangat tidak nyaman. Baik itu ada di kampus, ataupun di kosan. Entah karena apa saya nggak tahu. Bisa jadi ada suatu hal buruk yang terjadi di rumah, bisa jadi juga suatu hal buruk akan terjadi pada saya. Dan salah satu penyebabnya adalah karena birokrasi peminjaman alat di kampus yang sangat merepotkan saya dan teman-teman. Wuih... waktu saya ketemu sama dosen yang bertanggung jawab atas alat itu, darah sudah mendidih banget. Di jatuhin mentah-mentah, man! Parah banget deh... ceritanya panjang dan itu mungkin akan jadi episode tersendiri.

Hal lain yang bikin nggak enak hati adalah masalah teman-teman saya yang selama ini paling dekat di IKP. Beberapa hari yang lalu masalah-masalah sepele yang sebenarnya nggak perlu sampai bikin canggung-canggungan gini datang. Karena emosi berlebihan, karena ego berlebihan, bisa juga karena memang ada rasa kesal yang berlebihan. Mulai dari kereta telat, tugas MPS yang nggak kunjung datang, merembetlah ke mana-mana. Emosi yang dari awal sudah ada ditambah dengan masalah-masalah lain bisa jadi masalah besar kan? Dan kemarin, temen-temen saya bete, dan saya juga jadi ikutan bete (sama mereka). Hahaha... Karena saya merasa kebetean itu sudah berlebihan (atau mungkin cuma perasaan saya karena mereka merasa itu wajar), saya kirim SMS lah ke mereka. Minta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi, dan berusaha untuk menghilangkan rasa ego masing-masing agar kita semua bisa satu langkah. Dan karena SMS itulah, saya disidang dan mereka merasa saya salah mengartikan kebetean yang terjadi waktu itu. Baiklah saya terima dan saya minta maaf... Tapi yang bikin bingung adalah, salah satu dari mereka marah karena tidak ditulis namanya di sebuah curhatan... Oh Tuhan... Nggak ngerti...

Masalah lain?

Masih ada... cuma agak males buat menceritakannya. Jadi sebaiknya baca langsung aja di curhatan teman saya ini: http://nalinkinomoto.wordpress.com/2010/10/12/a-story-about-life-and-life/

Semuanya jelas disitu... Terima kasih. Hahaha...

Dan untuk orang yang fotonya ada di bawah ini:
Photos by yeppopo.wordpress.com


Selamat!


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2024 (5)
    • ▼  Maret (2)
      • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
      • I Know..., But I Dont Know!
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • 'Sexy, Free & Single' Music Video: Review Saya!
  • Are You Ready for Your SM Global Audition Jakarta?
  • EXO CHEN! Siapa Member Lainnya?
  • EXO MAMA MV: Review Saya! [PART 1]
  • Final Destination 5: REVIEW!
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

#vlognyaron on YouTube

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes