*
Hari ini hari Kamis dan nggak tahu kenapa gue tidur nyenyak sekali malam sebelumnya. Sejujurnya gue belum bisa membiasakan diri untuk tidak begadang dan tidur cepat setiap harinya, tapi mau nggak mau memang harus di biasakan. Mulai hari Senin kemaren, gue aktif kerja kantoran. Haha... Agak-agak aneh sih menyebut diri sendiri sebagai pegawai sebuah perusahaan penerbitan sementara kayaknya mental gue dari jaman kapan nggak pernah lepas dari main, tidur, makan, download, main, main, karoke, makan, main, main dan tidur. Ya... proporsi tidur dengan mainnya memang kontras karena pada kenyataannya gue adalah orang yang jarang tidur. Tepat waktu. Hahaha....
Tiga hari pertama di kantor bener-bener bikin pusing. Bukan karena gue jenuh, bukan, tapi karena kondisi tubuh yang belum menyesuaikan diri. Biasanya kan gue akan tidur kalau tubuh gue memaksa gue untuk tidur dan itu bisa kapan aja dan jam berapa aja, tapi sekarang, kalo siang bolong atau jelang-jelang sore tubuh minta tidur, nggak bisa diturutin karena jelas lagi di kantor kan. Makanya karena belum terbiasa ini gue jadi suka pusing sendiri. Pusing dalam arti kata yang sesungguhnya.
Tahun 2012 udah resmi berakhir untuk 13 hari 11 jam 08 menit dan beberapa detik saat gue menulis kalimat ini. 2013 datang dengan banyak sekali harapan. Salah satu yang terbesar adalah lulus kuliah dan wisuda. Perjalanan panjang semester 7 ini sebenarnya nggak begitu menarik di beberapa sisi (sebut saja sisi akademik) tapi kemudian menjadi SANGAT ISTIMEWA ketika sudah masuk ke bagian main-main dan bersenang-senang.
Beberapa hal menarik lumayan mewarnai sih di tahun terakhir uliah ini, tapi ada banyak hal juga yang membosankan. Tapi tetap, hal yang membosankan itu bisa sangat menarik untuk ditulis. Mungkin gue memang tidak pernah merasa sebahagia
fanboying ketika gue sedang berada di dalam kelas, tapi tidak berarti semua hal yang terjadi di kelas selama semester 7 di Komunikasi UI/IKP ini membuat kesal. Beberapa dari kerja kelompok karena mata kuliah justru jadi menyenangkan.
Ada satu mata kuliah semester ini yang
totally boring judulnya 'Distribusi Program TV Melalui Web & Mobile'.
To be very honest, gue nggak suka sama kelas ini karena berasa nggak kuliah, tapi berasa dijajah. Parah pokoknya. Tugas kami waktu itu adalah membuat sebuah acara yang ditujukan untuk pemirsa TV online. Acaranya (menurut perjanjian awal) haruslah berawal dari atau paling nggak punya komunitas. Nggak jauh-jauh sih, gue langsung mengajukan ide untuk membuat acara K-Pop ke temen sekelompok gue dan ya akhirnya kita bikin dan terjadilah satu acara semacem On The Spot Trans 7 gitu. Pas UTS di presentasikan,
'BOOORINGGGG' begitu kata dosennya. Yaudah kesel. Padahal di awal-awal konsep sebelum syuting dipuji-puji gitu. Ternyata mulut manis. Tapi ya sebenarnya sesuai sama apa yang pernah dia ajarin sih,
'To keep bullshit' jadi ya gitu deh. Hari ini nilai akhir matkul ini keluar dan gue cuma dapet B- dengan pengorbanan begadang buat ngedit video itu. Gak dihargai banget.
*
Mungkin banyak dari kita yang kadang agak males baca lirik lagu Korea. Bisa jadi karena emang males, bisa jadi karena nggak bisa baca tulisannya, bisa jadi karena emang cuma sekedar suka sama lagu, tau lagunya kayak gimana trus udah. Buat gue, membaca lirik lagu Korea itu selain belajar kata-kata baru dalam bahasa Korea dan bagaimana menulis dan mengucapkannya, tapi juga membuat gue mudah mengerti lagunya maunya seperti apa. Seringkali gue harus menyukai sebuah lagu terlebih dahulu sebelum kemudian mencari liriknya. Sebut saja lagu-lagu IU kebanyakan kasusnya kayak gitu. Tapi siapa sangka ketika lo pertama kali membaca lirik lagu yang juga pertama kali lo dengerin kemudian lo bisa suka? Nah itu kejadian sama gue waktu gue pertama kali baca dan denger lagu Cherry Blossom Ending-nya Busker Busker.
Nah berangkat dari pengalaman gue itu, karena kemaren kasusnya lagu I Got A Boy ini susah di mengerti dan ditangkap sebenarnya maunya apa karena tempo yang berubah-ubah itu, membaca lirik bisa jadi sebuah cara paling mudah buat mengerti. Mungkin buat yang fluent dengan bahasa Korea mereka nggak perlulah ya mengandalkan orang untuk men-translate lagu itu terlebih dahulu. Tapi buat kita yang awam, jelas kita butuh para translator itu. Dan berterima-kasihlah pada mereka karena dengan adanya mereka, tembok penghalang bernama 'perbedaan bahasa' itu bisa kita hancurkan dan akhirnya kita bisa mengerti dengan baik lagunya apa setelah di translate ke bahasa Inggris (atau Indonesia, tapi jarang, dan buat gue pribadi--dengan tidak menurunkan rasa bangga pada bahasa Indonesia--agak aneh).
*
*