Gara-gara Rossa, Gue Rela Nonton Festival Musik Sendirian!


Belum lama ini gue melihat beberapa orang di Twitter berdebat soal "nonton film sendiri di bioskop". Ada sebagian orang yang merasa nonton sendirian adalah sebuah aib yang seharusnya enggak diumbar-umbar. Apalagi di zaman sekarang ini di mana orang-orang bebas memberikan komentar apa saja buat siapa saja yang mereka temukan di dunia maya. Nggak jarang komentar tersebut menyudutkan, menyalahkan, bahkan memberi kesan kalau mereka yang nonton sendirian itu adalah orang-orang yang kesepian, nggak punya temen, atau seperti yang banyak muncul di kolom komentar Thread KASKUS: jones alias jomblo ngenes.

Pertama-tama gue mau bilang dan mau mengklarifikasi bahwa nggak ada salahnya nonton sendiri. Karena, hey, gue sebagai orang yang mempraktikan kegiatan "nonton film sendiri" sudah merasakannya. Nggak perlu malu atau pun merasa berkecil hati soal itu. Jujur aja, gue nonton sendiri kadang-kadang karena memang gue butuh waktu sendiri. Gue butuh momen menikmati apa yang gue tonton sendiri. Kadang ada waktu-waktu di mana mood-nya lagi nggak mau bersosialisasi dan mau berdiskusi dengan diri sendiri soal apa yang ditonton. Tipikal introvert. Apakah itu membuat gue terlihat kesepian? Ya mungkin aja karena apa yang orang lihat kan cuma berdasarkan penampilan luarnya aja. Hak merekalah buat nge-judge you based on your looks. Tapi deep down inside kan lo nggak kesepian.

Apakah gue nonton sendiri karena gue kesepian? Karena gue nggak punya temen? Karena gue jomblo ngenes?

Jawabannya nggak.

Untuk beberapa genre film kayak animasi atau drama memang lebih seneng kalau nonton sendirian. Gue lebih suka merasakan dan menikmati excitement setiap adegan yang gue tonton sendirian. Karena gue suka banget film drama dan adegan-adegan cheesy, kadang-kadang kalau nonton sama temen gue suka kesel kalau mereka udah mulai komentarin adegan-adegan kayak gitu dengan "Apaan sih!" gitu.

Kalau nonton film horor gue lebih suka sama temen karena rame dan bisa teriak bareng. Kalo nonton horor sendiri gue suka jaim teriaknya. Tapi kalau ada temen jadi ada alasan untuk berteriak lebih kencang. Tapi paling nggak suka nonton horor sama temen yang kebanyakan bahas filmnya daripada nontonnya. Apalagi kalau udah nonton film Indonesia. Setiap adegan dibahas. Kayak nggak ada waktu nanti abis nonton aja gitu. Pernah pas nonton 'Dreadout' temen gue ini bawel banget setiap adegan dikomentarin, dijelek-jelekin, akhirnya karena merasa terganggu gue pindah duduk aja. Dan berujung nonton sendiri di barisan depan yang memang kosong.

Lo memang punya hak buat nge-judge mereka yang nonton sendirian sesuka lo. Tapi lo nggak bisa menyalahkan kalau mereka memang lebih suka nonton sendiri daripada ditemenin sama orang yang nggak satu frekuensi sama mereka. Lo punya hak nge-judge, mereka juga punya hak nonton sendiri. 

Hehe


Tapi beda cerita kalau nonton konser atau nonton festival musik. Well, sebenarnya sih nggak ada masalah juga sama kayak nonton film. Nggak ada masalah mau nontonnya sendirian atau rame-rame. Tapi gue pribadi untuk yang satu ini kayaknya memang harus ada temen yang sama-sama suka genre musik yang ditampilkan dalam sebuah festival atau sama-sama suka grup yang sedang konser deh. Beda hal dengan nonton film yang kita harus kalem aja di bioskop, nonton konser atau festival musik lebih butuh energi. Kadang-kadang energi itu bisa meluap di arena konser dan alangkah serunya kalau luapan energi itu bisa kita bagi sama orang lain.

Sayangnya di sebuah Minggu malam beberapa hari yang lalu, gue benar-benar sendiri, dengan energi yang meluap-luap karena melihat daftar penyanyi yang akan tampil, sekaligus kekhawatiran kalau gue mungkin akan jadi sangat jaim di arena festival. Gue nonton Meranoia Festival yang dipersembahkan oleh Disto Creative dan digelar di Istora Senayan, GBK, Jakarta Pusat, sendirian. 


Sebenarnya beberapa teman yang gue kenal di media sosial datang ke event yang sama. Tapi gue nggak ngeh kalau mereka juga datang ke festival itu sampai mereka mengomentari posting-an gue di Instagram Stories beberapa jam setelah acaranya selesai. Dan lagipula gue juga nggak panik atau repot-repot nanya ke masyarakat siapa yang akan datang ke festival itu supaya gue ada barengan.

Pertama karena gue males. Kedua karena mungkin mereka ngejer artis yang berbeda karena kesukaan kita bisa aja berbeda. Ketiga karena mungkin mereka juga akan sama temen-temen mereka dan gue nimbrung justru mungkin akan bikin awkward (apalagi kalau mereka sama pacar atau gebetan misalnya). Tapi mostly kenapa gue nggak berusaha menghubungi orang-orang karena memang gue malas sih. Jadi yaudah, setelah sesi sharing soal investasi dan tabungan masa depan dengan salah seorang temen gue di sebuah kafe di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, gue meluncur ke Istora Senayan untuk menghadiri Meranoia Festival.

Terima kasih Distro Creative atas undangannya.

Jujur aja ini pekan ketika Meranoia Festival ini digelar bisa jadi adalah weekend paling sibuk gue. Jadi ingat masa-masa masih jadi wartawan gitu. Satu hari sebelum Meranoia, gue harus meliput 3 event di 3 tempat berbeda sejak pagi: interview THE BOYZ, liputan fanmeeting THE BOYZ, dan malamnya masih ada liputan Ha Sungwoon. Di Ha Sungwoon gue udah mulai merasa nggak enak badan banget sampai ketiduran di lokasi konser. Pulang-pulang langsung ke dokter. But anyway, semuanya menyenangkan!
Recap interview THE BOYZ, fanmeeting THE BOYZ, fanmeeting Ha Sungwoon dan fanmeeting Kim Jaehwan bisa didengerin di episode terbaru Podcast KEKOREAAN di Spotify. Klik di sini untuk direct link ke podcast-nya atau bisa play di bawah:


Meranoia Festival adalah sebuah festival musik yang digelar selama dua hari di Istora Senayan yang mengusung konsep Life, Love, Light. Artis-artis yang tampil adalan nama-nama beken di industri hiburan Indonesia sejak zaman dahulu kala, sampai yang digandrungi anak muda masa kini. Sejak tanggal Juni, sederet nama-nama seperti Glenn Fredly, Potret, Jamrud, Maliq & D'essentials, Ran, Yura Yunita, Soulvibe, Senar Senja, Reality Club, Ardhito Pramono, Kunto Aji, Rahmania Astrini, Dengarkan Dia, Sal Priadi, Coldiac dan Ghoss tampil di gelaran Day 1. Sementara di gelaran Day 2 pada tanggal 23 Juni daftar penampil antara lain Kahitna, Padi Reborn, Tulus, Marcell Siahaan, Rossa, Naif, HiVi!, Teddy Aditya, Float, Adhitia Sofyan, Mocca, Visa Talisa, Nadin Amizah RL Klav, Syahravi dan Caste.

Semuanya tampil di tiga panggung berbeda. Panggung pertama adalah MAIN STAGE dengan slogan 'The Best Stage of Our Life', panggung kedua diberi nama SECOND STAGE dengan slogan 'The Stage of Everything', sementara panggung ketiga diberi nama THIRD STAGE dengan slogan 'A Stage To Remember'.

Yang seru dari acara festival kayak gini kan karena penampilnya banyak dan panggungnya juga banyak, jadi lo bisa memilih menyaksikan artis kesukaan lo dengan genre musik yang lo gemari tanpa harus merasa keberatan untuk tidak menyaksikan artis lain karena memang lo nggak terlalu suka mereka. Karena gue datang di hari kedua, gue lihat-lihat penampil yang gue suka semua rata-rata ada di Main Stage seperti Rossa, Marcell, dan Padi Reborn. Gue juga suka Kahitna dan mereka perform di Second Stage di jam yang nggak bentrok dengan tiga penampil di Main Stage. Jadi semua masih under control-lah. Nah yang nggak kekontrol sebenarnya adalah emosi gue nih karena pastinya solois dan grup yang gue tonton ini akan membawakan lagu-lagu yang gue sudah hapal dan gue suka banget. Kalau gue baper, gue mau meraung-raung ke siapa? Kan gue nonton sendiri!

Awalnya gue kayak agak khawatir di bagian itu. Karena pas gue nonton Ramadhan Jazz sendirian, gue bener-bener kayak anak ilang. Apakah hal itu akan terulang lagi di sini?

Gue sampai di Istora Senayan beberapa menit setelah Marcell Siahaan mulai naik panggung. Gue ketinggalan satu atau dua lagi di awal penampilannya. Tapi pas gue masuk, dia lagi nyanyi 'Firasat'. Wah kacau, my 13 years old self semacam menjerit-jerit di dalam hati. Lagu itu sudah nempel di kepala gue sejak pertama kali gue nonton video klipnya di MTV Indonesia zaman dulu dan ketika gue masuk ke venue, kuping gue langsung menangkap melodi yang gue kenal itu dan kepala serta hati gue langsung bereaksi. Gue mengambil posisi yang enak di barisan agak ke belakang karena orang-orang sudah memadati arena festival entah sejak kapan. Kursi-kursi di tribun pun sudah terlihat penuh. Dengan ponsel yang sudah siap untuk merekam untuk materi media sosial pribadi, gue pun berdiri sambil pelan-pelan menggoyangkan badan ke kiri dan ke kanan, sambil menyanyikan lirik lagunya dalam suara pelan.

"Cepat pulang, cepat kembali jangan pergi lagi..." 


Memori masa lalu langsung menyerang gue saat itu hahahahah. Lo tahu kan sensasi perasaan yang mendadak muncul ketika lo mendengarkan lagu yang nostalgik atau memorable banget? Ya itu gue malam itu kayak gitu waktu dengerin Marcell. Gue sudah tahu dia sejak pertama kali muncul sama Shanty membawakan lagu 'Hanya Memuji', dari dia masih kribo sampai botak, gue selalu mendengarkan lagu-lagu yang dia rilis dan malam itu gue merasakan sensasi mendengarkan suara Marcell secara live. Setelah 'Firasat' dia juga nyanyiin 'Semusim', 'Mendendam', dan 'Tak Akan Terganti'. Semua lagu balada yang hits pada masanya dan kind of defined my teenage era deh pokoknya. Aduh kan jadi berasa tua padahal 'Tak Akan Terganti' sebenarnya lagunya nggak lama-lama banget kok. Kayak baru dirilis kemarin-kemarin ini. Waktu Marcell nyanyi lagu 'Mau Dibawa Ke Mana' gue tinggal karena gue gak suka lagu itu, jadi gue mutusin untuk nonton Kahitna aja di Second Stage.

Suasana di Second Stage beda banget sama di Main Stage. Lebih ke gerah banget sih aslik karena Second Stage lokasinya di luar dan masyarakat yang nonton Kahitna nggak kalah banyak dengan yang nonton Marcell. Gue juga ketinggalan opening song-nya Kahitna malam itu karena beberapa menit di awal bentrok sama menit-menit terakhirnya Marcell. Ketika gue menuju ke belakang kerumunan penonton, mereka sudah ada di tengah-tengah lagu 'Cerita Cinta'.

Gue nggak bisa melihat dengan jelas wajah personel Kahitna malam itu karena posisi gue superjauh dari panggung. Agak menebak-nebak yang mana Hedi Yunus, yang mana Carlo Saba, yang mana Mario Ginanjar.

"Hari ini formasi Kahitna lengkap!" kata suara yang gue kenali sebagai suara Hedi Yunus. "Yovie Widianto juga ada!" katanya. Wah momen yang spesial banget sih. Tapi gue nggak bisa lihat Yovie Widiantonya karena gue pendek banget dan pandangan gue paling banter cuma rambut-rambut anak hits festival musik Jakarta. Tapi suaranya kedengeran jelas kok. Jadi ketika mereka minta kita buat nggak ikutan nyanyi di lagu yang akan mereka bawakan selanjutnya, gue manggut-manggut aja, sampai akhirnya gue tahu lagu apa yang mereka maksudkan.


(Terdengar intro lagu 'Mantan Terindah') (Waktu sudah masuk lirik awal lagu, semuanya ikutan nyanyi)

"YAAAAH! Gajadi deh, semua tahu lirik lagu ini!" kata personel Kahitna.

YA. I MEAN. GAMUNGKIN NGGAK TAHU SIH?! KALO DISURUH NGELAKUIN TRY NOT TO SING CHALLENGE DI SINI SIH UDAH BYE BANGET. BENDERA PUTIH BERKIBAR!

"Sebelum nyanyi 'Mantan Terindah', kita mau minta kalian buat nyalain flash light di handphone semua. Mari lupakan mantan. Masih banyak orang di dunia ini. Jadi kalian harus move on dari yang lama," kata Kahitna sebelum akhirnya kami semua nurut dan nyalain flash lalu mereka nyanyi 'Mantan Terindah'.

Setiap artis yang perform di Meranoia Festival ini pasti ada gimmick minta nyalain flash. Tadi di Marcell juga sempat kayak gitu dan sekarang Kahitna juga. Gue pun menyanyikan 'Mantan Terindah' religiously sambil sesekali merekam untuk bahan Instagram Story. Tadinya gue mau nangis pas nyanyi lagu ini, tapi karena inget gue belum punya mantan jadinya batal nangisnya. Ada beberapa lagu yang kemudian dibawakan Kahitna setelah itu, salah satu lagunya dia ajak fans naik ke atas panggung dan berinteraksi langsung sama penggemar (fans cewek gitu). Tapi gue nggak lama-lama di sana setelah 'Mantan Terindah' karena sebentar lagi Rossa akan perform di Main Stage.

Aduh sori banget Kahitna. Sori banget Adhitia Sofyan dan Mocca yang ada di panggung ketiga. Sori banget HiVi! yang akan perform setelah Kahitna di Main Stage. Masalahnya ini Rossa. Nggak mungkin banget gue nggak nonton Rossa. Lagu-lagu dia tuh kayak my go to song in the shower banget. Nonton Rossa itu semaca keniscayaanlah intinya. Gue ke Meranoia Festival ini cuma buat Rossa sebenarnya. Akhirnya gue keluar dari kerumunan orang-orang yang nonton Kahitna dan masuk lagi ke Main Stage yang gilebener udah rame aja padahal Rossa-nya baru mulai perform sekitar dua puluh menit lagi.

Gue dapat posisi agak depan nih pas Rossa karena masih bisa nyelip-nyelip di antara geng-geng gaul Jakarta dan pasangan-pasangan yang dimabuk asmara. Sementara gue sendirian, bawa ransel bergambar Shiro (anjingnya Shinchan) yang nangis karena nggak dikasih makan, pake celana pendek merah warna anak SD, pake Converse kuning dan kaus-kaki Ravenclaw warna biru/hitam. Udah memberi kesan seperti anak ilang belom tuh? Gapapa deh gue ilang sesaat karena Rossa akan muncul sesaat lagi kalau kata video dari panggung. Teriakan mulai terdengar dan lampu mulai dimatikan. Manuver orang-orang juga sudah mulai terasa, yang duduk mulai berdiri, yang sudah berdiri di belakang gue mulai agak dorong-dorongan ke depan.


Ketika band-nya Rossa udah mulai memainkan musik mereka, nggak lama perempuan yang akrab disapa Teh Ocha itu muncul dan dia disambut oleh teriakan riuh dari setiap sudut Main Stage Meranoia Festival di Istora Senayan layaknya seorang diva. Lampu dari panggung keren banget deh malam itu. Berasa bener-bener kayak konser tunggalnya dia banget! Gue sempat memperhatikan sekitar dan yang nonton kayaknya usianya jauh lebih muda dari gue. Bahkan ada remaja yang kayaknya baru lepas kelas tiga SMP atau baru mulai masuk SMA. Tapi gue melihat mereka excited banget menunggu Rossa yang notabenenya adalah penyanyi di zaman gue banget. Di 90-an dan awal 2000-an banget. Excited-nya mereka sama kayak gue. Gue jadi senyum-senyum sendiri. Entah kenapa gue merasa jadi lebih pede buat nyanyi di sepanjang penampilan Rossa malam ini.

Bener aja, Rossa membuka penampilannya dengan lagu 'Terlalu Cinta' dan wow aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menyanyi sama sekali. Gue lagi flu dan batuk memang, suara gue lagi bindeng banget, tapi bodo amat karena soundsystem-nya malam itu keren dan menggelegar banget, suara gue tenggelam juga di antara suara ribuan orang yang ada di venue. Jadi gue bernyanyi sepenuh hati dari awal sampai akhir lagu. Istirahat sebentar waktu Rossa nyanyi 'Body Talk' karena gue nggak hapal ini lagu bahasa Inggris dan agak baru dirilisnya.

"Makasih untuk semuanya!" kata Rossa yang malam itu terlihat anggun dengan pakaian yang dia gunakan. Bajunya bikin dia makin kelihatan imut dan memudahkan dia bergerak dari satu titik ke titik lain di panggung. Untuk ukuran Rossa sih sebenarnya mungkin panggung ini agak kecil ya. Secara dia sudah puluhan tahun berkarier di industri musik dan sudah bisa dibilang diva gitulah. Tapi wow sangat terasa sekali dia down to earth dan menikmati panggung juga sambutan dari audience. Rossa juga mengaku kalau ini adalah kali pertama dia tampil di festival.

"Ini pertama kalinya saya tampil di festival dan saya ingin datang ke pensi kalian semua pada nantinya!" kata Rossa. Mungkin dapat bocoran dari penyelenggara kalau yang datang mayoritas anak-anak SMA kali ya. "Budget-nya nanti kita kasih yang paling rendah deh!" katanya sekalian promosi ehehehe bisa aja Teteh. "Saya salut banget buat yang bikin Meranoia bisa memanggil kalian untuk ada di sini, luar biasa banget!" katanya.

Dan setelah speech pendek itu, here comes another lagu galau from Rossa, yang mana gue suka!

Next song: 'Aku Bukan Untukmu'.

Me: AMBYAR HATIKU.


Gue inget pas SMP pernah dengerin lagu ini rame-rame sama temen sekelas lewat radio dan kita semua pada galau berjamaah. Lagu patah hati yang masih relevan bahkan setelah bertahun-tahun berlalu! "Sebetulnya patah hati adalah kesempatan kamu buat ketemu yang lebih baik," sabda Teh Ocha.

Baru sadar Teh Ocha ini terdengar redundant. IYKWIM.

Rossa menghajar kami yang galau-galau dan halu ini dengan lagu-lagu lain seperti 'Kini' dan 'Yang Terpilih'. Dia juga sempat curcol soal minta dibuatin lagu ke Melly Goeslaw soal mantannya, terus nelepon mantannya buat nanya apakah dia sudah denger lagunya karena lagu itu buat dia. Eh pas dia lagi telepon si mantan, dia denger suara cewek di belakang. AMBYAR DUA KALI.

"Moral of the story, jangan telepon mantan pas jam makan siang," kata Rossa.

Siap baik dicatat dibuku curhat geng Cinta ya, Teteh.

Meranoia Festival di Main Stage Rossa masih berlanjut ke lagu 'Jangan Hilangkan Dia' yang kayaknya paling ditunggu-tunggu oleh semua orang. Karena di lagu ini semuanya kayak sangat menikmati, sangat berteriak, dan sangat happy walaupun lagunya sangat mellow. Tapi kemudian setelah deretan lagu-lagu galau itu, Rossa menutup penampilannya dengan tiga lagu up beat seperti 'Ku Menunggu', 'Sakura', 'Pudar' (YANG SUDAH GUE TUNGGU-TUNGGU DAN BIKIN GUE LONCAT-LONCAT SAMPAI BENGEK!) dan 'Tegar' yang di-remix jadi up beat juga.

Rossa masuk panggung dengan grande, turun panggung juga sangat grande. Penampilan Rossa di Meranoia Festival malam itu mungkin adalah penampilan paling berkesan sepanjang pengalaman konser gue tahun ini. I would love to see Rossa in her solo concert sometimes! AND I WOULDN'T MIND TO SEE HER AGAIN IN ANOTHER SMTOWN CONCERT!

Sebagai fans Rossa dari zaman dulu, gue bangga banget karena lagu-lagu Rossa masih bisa relevan dengan anak-anak zaman sekarang. Anak-anak yang nonton Meranoia Festival yang umurnya mungkin bahkan jauh lebih muda dari karier Rossa di industri musik. Entahlah gue seneng banget!

Setelah Rossa, di panggung ke dua ada Naif, tapi di Main Stage akan ada Padi Reborn. Karena gue nggak punya "hubungan personal" dengan lagu-lagu Naif, jadi gue mutusin buat stay aja di festival Main Stage untuk menunggu Padi Reborn. Sekitar tiga puluh menit, yang nggak berasa sudah berlalu begitu saja, venue sudah semakin padat bahkan lebih padat dari pas Rossa tadi. Padi Reborn pun muncul di panggung dengan video perkenalan sejarah terbentuk dan lahir kembalinya mereka. Sebelum akhirnya Padi Reborn membuka penampilan mereka malam itu dengan lagu 'Sang Penghibur'. Lagu bersemangat dengan lirik yang puitis. Salah satu lagu favorit gue dari Padi sebelum mereka 'Reborn'. Setelah itu mereka lanjut ke 'Mahadewi'.


Nggak lupa Padi juga membawakan lagu-lagu lama mereka seperti 'Begitu Indah' dan 'Semua Tak Sama'. Gue merasa nggak ada satupun orang di ruangan itu yang diem aja mendengarkan lagu-lagu ini. Semuanya bernyanyi dengan lantang atau at least mengangkat tangan ke udara sambil menikmati alunan musik yang dibawakan oleh salah satu band legendaris Indonesia ini. Setelah itu mereka sedikit membawakan lagu 'Love of My Life' punya Queen sebelum dilanjutkan ke 'Kasih Tak Sampai'. Lagu yang paling ditunggu-tunggu semua orang. Seolah mau meratapi nasib berjamaah.

Di dua lagu terakhir yang gue sebutkan, gue melihat ada tiga orang cowok di depan gue yang hanyut dan larut banget dalam suasana. Mereka saling rangkul dan bergerak sesuai irama ke kanan, ke kiri. Sepertinya tiga orang ini udah sahabatan lama banget dan sudah deket banget, atau mereka pernah punya kisah cinta yang mirip banget satu sama lain dan kemudian relate dengan lagunya atau gimana, nggak tahu juga. Tapi mereka tampak sangat menikmati sekali momen menyanyikan lagu 'Kasih Tak Sampai' itu. Apa jangan-jangan mereka sebenarnya memendam rasa satu sama lain.

Ya. Apapunlah. Love is love. Siapa gue bukan Tuhan, gak berhak nge-judge.

Gue suka sih 'Kasih Tak Sampai' tapi kalau ada lagu Padi yang bikin gue merinding sejadi-jadinya itu cuma 'Menanti Sebuah Jawaban'. Kalau mereka bawain lagu itu malam ini, bisa-bisa...

(((kemudian sayup-sayup terdengar suara melodi yang sangat familiar)))

MATI GUE.

(((lalu Fadly mulai menyanyikan sepenggal lirik)))

"Aku tak bisa luluhkan hatimu..."

AMBYAR 9999999999X

Gue langsung nyimpen smartphone ke kantong, "Nanti aja rekam reff terakhir!" kata gue. Langsung religiously mendengarkan suara live Fadly menyanyikan OST dari film 'Ungu Violet' itu. Setiap liriknya gue resapi. Kadang-kadang ngumpat kalau ingat kaitan-kaitan antara lirik lagu itu dengan kenyataan hidup yang gue alami (padahal mah dihubung-hubungkan sendiri saja biar kesannya dramatis). Gue nyanyi dari awal sampai akhir sampai tenggorokan gue capek. Yaudah bodo amat lagipula ini adalah penampilan terakhir yang akan gue tonton malam ini karena abis ini ada Tulus tapi gue nggak niat nonton Tulus since lagu-lagu dia nggak ada yang terlalu ngena sama gue. Dan karena gue berencana nonton konser dia bulan Juli nanti, jadi yaudah sekalian aja nanti nontonnya di konser.

"Sepenuhnya aku... ingin memelukmu... mendekap penuh harapan tuk mencintaimu. Setulusnya aku... akan terus menunggu... menanti sebuah jawaban tuk memilikimu..."


Itu kalu misalnya gue nonton sama temen, gue juga akan melakukan adegan yang sama seperti cowok-cowok tadi. Akan otomatis merangkul teman sebelah gue dan meratapi liriknya bersama-sama. Tapi karena gue nonton sendiri, gue hanya bisa hanyut dalam pikiran sendiri dan kenangan-kenangan yang cuma gue yang tahu. Gue senyum sendiri, sedih sendiri, emosional sendiri. Tapi nggak apa-apa. Gue sebenarnya nggak sendiri. Karena banyak orang-orang di sini yang juga sebenarnya relate banget sama lirik lagu Padi ini tapi mereka lebih seru karena sama temen-temen aja.

"Betapa pilunya rindu menusuk jiwaku. Semoga kau tahu isi hatiku. Dan seiring waktu yang terus berputar. Aku masih terhanyut dalam mimpiku."

Ah... lagu ini memang nggak ada matinya. Untung gue nggak pindah stage jadi gue nggak ketinggalan lagu ini! Sudah puas banget sih malam itu karena lagu kesukaan gue udah dibawain semua. Tapi Padi Reborn masih punya 'Sobat' untuk kita semua jingkrak-jingkrak dan dimanjakan dengan permainan drum dari Yoyo yang luar biasa banget. Setelah itu Padi Reborn pamit, gue juga pamit. Karena sudah mau jam 11 malam dan ingat gue masih harus kerja besok. 

Kata-kata terakhir buat Meranoia Festival sebelum gue pulang malam ini: WHAT AN AMAZING FESTIVAL! AKU BUTUH YANG SEPERTI INI SETIAP BULAN SEBAGAI MAKANAN HATIKU YANG GALAU!

Nonton festival musik sendiri ternyata seseru itu! Seseru nonton sendiri! Menikmati waktu sendirian memang nggak pernah salah sih. Gue bahkan nggak pernah tahu kalau ternyata meski sendirian gue tetap bisa menikmati suasana dan musiknya. Bakal sering-sering kayak gini lagi. Thank you Meranoia Festival!

Beberapa stage dari artis yang gue tonton malam itu ada videonya di Highlight Instagram Story gue. Kalau berminat lihat, bisa klik di link ini.
Semua foto dan video diambil dengan Samsung Galaxy S10 Plus. Bukan statement berbayar.
Artikel ini sudah pernah di-posting di KASKUS dengan judul "Awalnya Males Nonton Festival Musik Sendiri, Eh Malah Asyik Sendiri!" Artikel di blog ini mendapat beberapa perubahan dan tambahan.

Share:

0 komentar