• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron

Gue sedang dalam perjalanan menuju BSD naik motor waktu Dita nge-WhatsApp gue sebuah tubir di Twitter yang sedang rame. Gue nggak baca sampai akhirnya gue sampai di tempat makan, pesan es jeruk, nungguin ayam bakar dan sambal bawang gue datang, baru deh akhirnya gue ngumpat kenceng banget. Tapi dalam hati. Gue nggak nyangka ternyata ini fandom se-messed up itu kalau sudah urusan tiket konser.

Semua orang merasa insecure, jelas. Gue juga begitu kok. Nggak cuma soal tiket sebenarnya, kalau udah ngebahas soal insecurity bisa berjam-jam nggak ada abisnya. Saking takutnya nggak dapat tiket, banyak orang akhirnya memutuskan untuk menggunakan jasa penitipan. Beberapa ada yang jujur dengan menunggu pembukaan penjualan di ticket box resmi, ada juga yang memanfaatkan koneksi.

Oh nggak apa-apa. Bagaimanapun cara kalian mendapatkan tiket itu bukan urusan gue. You do you. Your way. Bebas. Hidup kan hidup kalian juga. 

Baca Juga: Insecure, Insecurity, Insecurities

Penginnya sih gue mikir kayak gitu. Tapi nggak bisa. Setelah baca link yang dikirim Dita itu gue akan menyesal. Harusnya gue nggak baca itu. Harusnya gue nggak tahu. Harusnya gue nggak usah lihat sekalian.
EXO mengumumkan konser tunggalnya EXO Planet #5 EXplOration in Jakarta. Tiket dan seatplan konser ini sudah dirilis oleh Dyandra Global. 
Sedikit panduan nih buat kamu yang mau datang ke konser EXO Planet #5 EXplOration in Jakarta, terutama buat yang kali pertama nonton konser. Mungkin posting-an ini bisa membantu kalian buat menentukan harus berdiri di section mana, atau duduk di section mana.

Hidup itu penuh dengan kejutan. Dan seringkali kita nggak siap menghadapinya.

Gue sudah jadi fans Westlife seumur hidup gue dan jadi salah satu orang yang sedih ketika mereka memutuskan buat bubar. Gue pun nggak bisa menyembunyikan excitement gue ketika mereka mengumumkan reuni sekaligus konser perayaan 20 tahun debut mereka dan album baru yang akan dirilis 2019 ini. Wow, rasanya terlalu banyak hal yang harus diproses dalam satu hari. Meski mereka melakukan semuanya secara bertahap, tetap saja informasi yang datang bersamaan itu bikin gue mencak-mencak sendiri. Berasa anak kecil sedang tantrum.

Pagi itu gue sedang ada di kantor, seperti biasa dalam posisi duduk di kursi yang sudah beberapa kali membuat gue terjungkal karena nggak mampu menahan kehebohan gue dalam beberapa situasi, tangan sudah siap di atas keyboard untuk bekerja dan mencari kira-kira apa yang bisa gue tulis hari ini, ketika Westlife merilis video klip comeback mereka ‘Hello My Love’ berbarengan dengan semua pengumuman yang sudah gue sebutkan sebelumnya.

Westlife adalah satu dari sekian banyak grup di industri musik yang gue suka tapi sampai usia gue menginjak 28 tahun di 2019 ini, gue beum pernah sama sekali melihat performance mereka live secara grup.

Apakah gue siap untuk melihat konser mereka?


Gue sedang ada di salah satu McDonald’s di kawasan BSD, Tangerang, waktu gue dapat email undangan ke konser ‘Dekade’ Afgan yang bakalan digelar hari Jumat 9 Agustus 2019 di Istora Senayan. Hari itu gue sedang cuti karena mau nonton Westlife di Indonesia Convention Exhibition, tapi gue nggak bisa nggak membalas email itu dengan singkat, padat, dan jelas “Gue mau!”.

Memang sih, gue nggak bisa dibilang seorang ‘Afganisme’, sebutan buat fans berat Afgan. Tapi gue cukup mengikuti perjalanan karier dia mulai dari ‘Terima Kasih Cinta’ sampai ‘Sadis’ yang tentu saja jadi hits di kalangan pecinta musik Indonesia pada masanya. Afgan adalah salah satu dari sedikit solois cowok dengan segmen remaja yang melejit namanya di tahun 2009. Dengan image ‘boy next door’-nya kala itu, teman-teman cewek gue kayak nggak pernah berhenti ngomongin penyanyi yang satu ini. Tapi memang lagu-lagu dia dan suaranya sangat khas. Beberapa tahun berselang, musik Afgan pun berkembang dari balada-balada galau ke sesuatu yang lebih dancey. Sederet kolaborasi pun dia lakukan bersama beberapa penyanyi muda lainnya seperti Isyana Sarasvati dan Rendy Pandugo. Nah di sini nih gue udah mulai sekip banget sama lagu-lagu dia. Kadang-kadang denger sih kalau nggak sengaja keputer pas lagi di Alfamart gitu. Walaupun gue nggak tahu judul lagu yang dia bawain, tapi gue tahu itu Afgan dari suaranya yang khas.

Jadilah hari Jumat itu gue nggak ada ekspektasi apapun soal penampilan panggung Afgan di konser ‘Dekade’ ini. Gue juga sudah siap pasrah kalau dia cuma nyanyiin lagu-lagu barunya dia doang. Tapi kemudian gue berpikir lagi, ini kan konser ‘Dekade’, perayaan 11 tahun karier dia di industri musik. Pastilah dia bakalan bawain lagu-lagu hits lamanya. Agak mustahil kalau nggak dibawakan. Yakin, pasti paling nggak dia bakalan nyanyi ‘Sadis’ deh. Kalaupun itu satu-satunya lagu yang gue tahu di konser ini, gue nggak akan komplain.

Eh tapi ternyata lebih dari itu. Bahkan satu lagu yang gue suka banget dari dia (yang gue sendiri lupa kalau dia punya lagu itu) juga dibawain!

Belum lama ini gue melihat beberapa orang di Twitter berdebat soal "nonton film sendiri di bioskop". Ada sebagian orang yang merasa nonton sendirian adalah sebuah aib yang seharusnya enggak diumbar-umbar. Apalagi di zaman sekarang ini di mana orang-orang bebas memberikan komentar apa saja buat siapa saja yang mereka temukan di dunia maya. Nggak jarang komentar tersebut menyudutkan, menyalahkan, bahkan memberi kesan kalau mereka yang nonton sendirian itu adalah orang-orang yang kesepian, nggak punya temen, atau seperti yang banyak muncul di kolom komentar Thread KASKUS: jones alias jomblo ngenes.

Pertama-tama gue mau bilang dan mau mengklarifikasi bahwa nggak ada salahnya nonton sendiri. Karena, hey, gue sebagai orang yang mempraktikan kegiatan "nonton film sendiri" sudah merasakannya. Nggak perlu malu atau pun merasa berkecil hati soal itu. Jujur aja, gue nonton sendiri kadang-kadang karena memang gue butuh waktu sendiri. Gue butuh momen menikmati apa yang gue tonton sendiri. Kadang ada waktu-waktu di mana mood-nya lagi nggak mau bersosialisasi dan mau berdiskusi dengan diri sendiri soal apa yang ditonton. Tipikal introvert. Apakah itu membuat gue terlihat kesepian? Ya mungkin aja karena apa yang orang lihat kan cuma berdasarkan penampilan luarnya aja. Hak merekalah buat nge-judge you based on your looks. Tapi deep down inside kan lo nggak kesepian.

Apakah gue nonton sendiri karena gue kesepian? Karena gue nggak punya temen? Karena gue jomblo ngenes?

Jawabannya nggak.

Untuk beberapa genre film kayak animasi atau drama memang lebih seneng kalau nonton sendirian. Gue lebih suka merasakan dan menikmati excitement setiap adegan yang gue tonton sendirian. Karena gue suka banget film drama dan adegan-adegan cheesy, kadang-kadang kalau nonton sama temen gue suka kesel kalau mereka udah mulai komentarin adegan-adegan kayak gitu dengan "Apaan sih!" gitu.

Kalau nonton film horor gue lebih suka sama temen karena rame dan bisa teriak bareng. Kalo nonton horor sendiri gue suka jaim teriaknya. Tapi kalau ada temen jadi ada alasan untuk berteriak lebih kencang. Tapi paling nggak suka nonton horor sama temen yang kebanyakan bahas filmnya daripada nontonnya. Apalagi kalau udah nonton film Indonesia. Setiap adegan dibahas. Kayak nggak ada waktu nanti abis nonton aja gitu. Pernah pas nonton 'Dreadout' temen gue ini bawel banget setiap adegan dikomentarin, dijelek-jelekin, akhirnya karena merasa terganggu gue pindah duduk aja. Dan berujung nonton sendiri di barisan depan yang memang kosong.

Lo memang punya hak buat nge-judge mereka yang nonton sendirian sesuka lo. Tapi lo nggak bisa menyalahkan kalau mereka memang lebih suka nonton sendiri daripada ditemenin sama orang yang nggak satu frekuensi sama mereka. Lo punya hak nge-judge, mereka juga punya hak nonton sendiri. 

Hehe



Reysa udah selesai makan bubur ayamnya sementara gue masih makan pelan-pelan. Hari udah menjelang siang. Sudah sekitar dua puluh menit sejak kita sampai di kosan gue, jalan kaki dari tukang bubur depan kantor. Gue makannya jadi pelan-pelan banget pagi itu. Biasanya sih, rasa deg-degan mengalahkan rasa lapar. Sindrom jelang konser selalu seperti ini. Gue jadi inget waktu nonton 'The EXO'luXion' di Singapura Januari kemaren, gue sama Sammy lagi makan di salah satu restauran muslim yang nggak jauh dari hostel kita, dan Sammy membicarakan hal yang sama soal "deg-degan mengalahkan rasa lapar" itu.

Klik untuk baca artikel 'The EXO'luXion in Singapura'

| PART 1 | PART 2 | PART 3 | PART 4 |

"Mau buru-buru makan supaya bisa lihat album IU," kata Rey mendadak. Hampir aja bubur ayam yang lagi ada di mulut gue itu muncrat ke mana-mana. Alhamdulillah bisa ditahan dan akhirnya ditelan setelah melewati proses mengunyah kacang kedelai sekitar lima detik.

Reysa adalah salah satu personel grup cover dance favorit gue, ANONYMOUS. Sebelum ini sama sekali nggak pernah terlalu banyak ngobrol. Ketemu pun itu kalau cuma ada event pas dia lagi perform. Di luar itu, kayak yaudah, bicara seperlunya. Kalau nggak perlu ya nggak usah bicara. Tapi suatu hari, Reysa nge-chat gue di Google Hangout dan nanya-nanya soal IU.

"Selama ini ke mana aja?" tanya gue sambil nahan ketawa.

"Iya baru perhatiin kalau ternyata orang ini menarik." kata dia.

Pelan-pelan obrolan kita pun jadi berkembang dari sekedar "Hai, tadi oke banget perform-nya!" jadi "REY UDAH DENGER BELOM LAGU IU YANG TADI DIA UPLOAD KE SOUNDCLOUD?!?!"

Gue tebak-tebak ada dua hal yang diperhatiin Reysa ketika dia baru masuk ke kamar gue:

1. Poster yang gue tempel dua sisi dinding kamar,
2. CD 'Last Fantasy' IU yang gue taruh di rak dan cover-nya menghadap ke depan dengan tatapan bengong minta banget dipegang-nya IU di album itu.

Gue pikir Reysa bukan tipe orang yang akan menjerit kalau ngeliat sesuatu yang berhubungan dengan biasnya. Karena selama ini sebagai member grup cover dance idola gue itu, image-nya kayak cool. Lebih cool dari kipas angin Sekai yang ada di kamar gue itu. Gue di lain sisi adalah tipe orang yang selalu menjerit setiap melihat apapun yang berhubungan dengan bias gue. Hal itulah yang membuat gue cukup malu di Myeongdong karena ternyata setiap pengkolan ada muka bias. Setiap pengkolan jerit-jerit kampungan.

Klik di sini untuk baca artikel 'Monyong-monyong di Myeongdong', pengalaman pertama ke Myeongdong, Seoul, dan ngalay setiap liat foto bias.

"Mau liat CD IU-nya," kata dia berhati-hati.

"Juseyo... Liat yang 'CHAT-SHIRE' dulu deh bagus gitu elegan, kalau 'Last Fantasy' gemesin soalnya IU-nya di situ bengong-bengong minta dipegang." kata gue sambil lanjut ngunyah kacang kedelai di bubur ayam.

Ekspresi Reysa waktu buka lembar demi lembar photobook di album itu bikin gue mau ketawa. Ya gimana sih, lo kalo ngeliat orang yang pas perform di panggung looks full of charisma terus tiba-tiba dia gemeteran ngeliat photobook IU.

"Bentar," kata dia mendadak nutup photobook-nya. "Gue butuh oksigen!" lanjut Reysa. Terus dia napas sebentar, berbaring lemah di atas kasur, terus kedip-kedip sambil ngeliat ke langit-langit kamar gue yang warnanya nggak kalah butek sama dindingnya. Terus dia duduk lagi dan lanjut buka-buka photobook-nya.

"Ya ini liat gambar aja begini, gimana nanti 'ketemu' Taeyeon?"


Perasaan deg-degan setelah matahari terbena di hari H konser itu bener-bener berasa dan campur aduk. Bukan cuma karena mau "ketemu" sama SNSD, tapi juga karena kita membutuhkan sedikit keberanian dan mengambil risiko dengan nyelundup dari BLUE ke PINK. Ah... sesekali bandel nggak apa-apalah. Toh selama ini setiap konser selalu jadi anak baik-baik. Bagian bandelnya paling cuma bawa masuk kamera doang.

Dan di sanalah kami berdiri. Gue, Rey sama Ambar. Di box section PINK. Dengan nggak tahu malunya bersorak-sorai karena berhasil nyelundup. Dengan tidak mau memikirkannya terlalu serius, kitapun mulai heboh. Heboh karena sebentar lagi konser dimulai, heboh karena ternyata PINK B itu sepi banget demi apa, heboh karena posisi kita nggak seberapa jauh dari panggung utama, heboh karena kita bisa lari-lari dari ujung kiri ke ujung kanan dari depan ke belakang.

Walaupun ini salah, tapi gue nggak bisa menyembunyikan kebahagiaan gue karena keberhasilan yang nggak berkah ini. Beberapa kali gue nepok-nepok pundak Reysa yang sayang sekali harus diajak jadi anak bandel hari ini. But Rey seems really happy too. Walaupun mungkin tipikal happy-nya dia masih kontrol dan agak sedikit cool kalau dibandingkan dengan gue yang nggak berhenti teriak-teriak manggil nama Taeyeon dan Tiffany. Padahal konser juga belum mulai dan Tiffany masih ngerol rambut di backstage menurut update-an Snapchat-nya.

Seperti biasanya konser KPop, lagu 'Indonesia Raya' selalu diputar sebagai lagu pembuka. Semoga orang-orang yang ada di sekitar gue saat itu memaafkan semangat gue yang terlalu meletup-letup. Ketika 'Indonesia Raya' keputer bukannya ikut nyanyi atau hormat bendera, gue malah fanchant.

Indonesia, tanah airku. Tanah tumpah darahku.

"KIM TAEYEON!"

Di sanalah, aku berdiri, jadi pandu ibuku.

"TIFFANY!"

Indonesia, kebangsaanku, bangsa dan tanah airku. Marilah kita berseru, Indonesia bersatu.

"JESSICA!"

(Kemudian gue jongkok ngumpet dari pandangan mencela orang-orang)

Hmm... Jessica...

Keluarnya Jessica dari grup sebenarnya adalah kehilangan paling nggak terbayangkan buat SNSD. Jessica bukanlah member yang cuma nampang di grup ini, karena kalau nggak salah dialah member pertama yang dipilih SM waktu bikin proyek SNSD. Bukankah sangat mencabik kalbu ketika dia milih buat keluar pertama juga? (atau yang diklaim Jessica sih "dikeluarkan!"). Kehilangan suara Jessica di lagu-lagu SNSD membuat telinga gue kadang nggak terbiasa. Ada yang kosong gitu. Ada yang beda. Tapi kenyataannya memang pada akhirnya nggak akan ada lagi Jessica di SNSD. Dan ini adalah konser di mana semua part Jessica akan digantikan oleh member lain.



Gue harus terbiasa dengan itu. Padahal bukan SONE. Tapi... gimana bisa member lain menggantikan part-part Jessica di lagu SNSD sementara dia selalu menyanyikan bagian-bagian yang ikonik? Makanya gue merasa beruntung di tahun 2013 kemaren sempat menyaksikan 'Girls & Peace' yang jadi konser terakhir Jessica bareng SNSD di Indonesia.

Lalu bagaimana jadinya konser ini tanpa salah satu suara paling dominan dan khas di grup?

Ah... harusnya emang nggak neriakin nama itu! Untung konser belum mulai. Untung orang-orang di sekitar situ ternyata juga cuma ketawa, nggak ngeludahin gue.

Ketika lampu utama akhirnya mati, semuanya teriak. O jelas... siapa sih yang nggak teriak kalo di konser? Cuma orang-orang Jepang yang berdiri aja di barisan paling depan, dari awal konser sampai akhir nggak pindah-pindah sama sekali (padahal gue gue, Ambar, Rey dan beberapa orang temen yang kita temui di PINK B udah keringetan kali mondar-mandir di section itu). Juarak emang orang Jepang kalo nonton konser. Menikmati sekali.

Sebel juga sama orang yang suka keganggu sama suara teriakan kalo di konser. Ya maksudnya kita juga teriak sudah sesuai sama situasi dan kondisi, kenapa harus ada yang merasa keganggu sih? Kalo nggak mau berisik dan keganggu kenapa nggak baca Yasin aja di rumah. Kan lebih berpahala.

Kain putih tipis yang menutupi panggung utama ditembak proyektor dan kita semua menikmati VCR opening konser. Baru sadar kalau beberapa konser terakhir anak-anak SM udah nggak ada lagi absen nama. Kemaren pas 'THE EXO'luXion' juga kayaknya nggak ada absen nama. Pas SNSD juga nggak ada suara Yoo Young Jin yang ngabsen nama. Udah capek kayaknya. Atau memang ada yang diabsen terus nggak nyaut.

Jessica...

Eh...

Gue terlalu sibuk sama pikiran-pikiran gue yang melayang jauh entah ke mana ketika ngeliatin VCR itu. Kenapa bisa ini cewek-cewek cantik banget. Kenapa bisa SM bikin video sebagus ini. Dan video itu disusul oleh suara sirine yang kenceng banget sebelum akhirnya kain putih yang menutupi layar jatuh (lalu beberapa abang-abang repot narikin kainnya ke pinggir, lari sambil bungkuk-bungkuk supaya nggak mencolok. Pekerjaan abang-abang ini adalah salah satu pekerjaan impian gue, omong-omong).

Nggak ada yang bisa kalem pas SNSD pelan-pelan muncul dari hidrolik ke atas panggung. Mau cewek mau cowok semuanya heboh. Omong-omong, malam itu gue menjadi saksi bahwa ternyata memang fans SNSD itu nggak cuma cowok-cowok aja. Tapi banyak juga cewek. Bahkan persentase cewek dan cowok di PINK B bisa dibilang rata. Jadi suara teriakan treble sama suara teriakan nge-bass-nya nge-mix banget. Yang nonton pun nggak cuma yang, yah, seumuran gue gitu 15 sampai 17 tahun (ehem). Bahkan yang di atas itu juga ada. BAHKAN ANAK-ANAK SD JUGA ADA. MASHA ALLAH!!!!!

Gue lagi kayak santai aja ngerekam pake kamera digital (belom ketahuan security) ketika gue mendengar ada suara teriakan yang nggak beres di belakang gue. Bukan nggak beres karena ngumpat atau apa. Kalau teriakan ngumpat sih biasanya itu pasti gue. Tapi teriakan ini nadanya tinggi banget. Kayak lagi kecetit.

"TIFFANY EONNI!!! TIFFANY EONNI!!!!" gue noleh ke belakang dengan posisi kepala yang masih sejajar, nggak menemukan siapa-siapa. Tapi ketika arah pandangnya gue ubah agak ke bawah dikit, di sanalah gue melihat ada dua anak SD, cewek, rambutnya panjang, keringetan, kurus-kurus, bawa lightstick, berusaha untuk melihat di antara orang-orang dewasa yang angkuh di depan mereka, yang nggak peduli mereka ada di sana, yang sedang nge-fancam dan mengganggu pandangan mereka, padahal orang ini masuk ke PINK B juga nyelundup.

Pengen gue angkat itu anak-anak terus taruh di pundak gue. Biar kayak kakak-kakak baik hati gitu. Tapi niat itu gue urungkan karena biasanya anak kecil suka ngelunjak. Nanti dia malah minta digotong terus sampe dua setengah jam. Ya kan bisa-bisa anfal hamba di pantatin bocah.



Perasaan gue ngeliat mereka sebenarnya campur aduk gitu. Kebayang, gimana ya anak SD kalo spazzing? Pasti hebohnya lebih-lebih dari gue deh yang udah alay se-timeline dengan capslock yang nggak berhenti muncul di setiap posting-an soal siapapu bias gue. Tapi agak ngeri juga ngebayangin kalau mereka tahu-tahu TaeNy shipper. Atau haters-nya BaekYeon.
"APA SIH ITU BELATUNG CABE DEKET-DEKET SAMA TAEYEON EONNI! KAN KASIAN TAEYEON EONNI JADI DI-BASH SAMA FANS-NYA DIA YANG NGGAK KALAH CABENYA SAMA IDOLANYA!"

Nggak mau pikiran gue terlalu melayang jauh, gue berusaha mengembalikannya ke panggung. Mereka lagi perform 'You Think' dan sekarang posisinya nggak ada lima meter dari mata gue. Jarak pandang di PINK ke panggung utama bener-bener enak banget emang. Dibandingkan BLUE, untuk jarak pandang PINK ini terbaiklah. Walaupun ketika mereka mulai berjalan ke panggung tengah (yang ada di depan BLUE) akhirnya kita yang di PINK hanya dapat bokong dan bagian belakang tubuh mereka saja.

Rugi? Nggak. Ini kan SNSD. Dikasi bokong juga ya kita manggut-manggut aja teriak.

"YOU THINK YOU REAL COOL!?!?!?"

"YOOONAAAAAA!!!!!"

"YOU THINK YOU REAL COOL!?!?!?!?!?!?!??"

"YOOONAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!"



Nggak ada momen yang nggak bikin deg-degan. Setiap pergerakan mereka kayaknya memang diciptakan untuk bikin penonton lemes banget gituloh. Gue sama Reysa udah ngincer Taeyeon dari baru dateng ke ICE. Jadi pas konser mulai, fancam kita masing-masing udah fokus sama Taeyeon. Kemana Taeyeon jalan, kita ikut. Taeyeon ke depan, kita ke depan. Taeyeon ke belakang, kita koprol ke belakang. Ya gimana nggak keringetan? Pergerakan kita bener-bener aktif banget! Membuktikan bahwa PINK B sepi. HIHIHIHIHIHIHI.

Serunya di konser 'Phantasia' ini, banyak lagu-lagu lama yang dibawakan lagi. Ada yang diaransemen ulang, ada yang nggak. 'Genie' sebenarnya udah bagus versi aslinya. Tapi yang lebih bagus lagi versi SMTOWN Live in New York karena lebih berasa WHOAAA! banget. Sayangnya semua versi itu ada suara Jessica. Dan Jessica udah nggak lagi di SNSD. Jadi versi baru yang jazz ini bener-bener menghapus semua suara Jess dan diganti member lain. Nggak masalah sih, emang kita semua harus move on.



Alhamdulillah tahun ini waktu Tiffany teriak "INDONESIA PUT IT BACK ON!!!" kedengeran dengan jelas. Soalnya konser di 2013 waktu itu pas Tiffany teriak, mikrofon-nya error terus keresek-keresek. Sayang banget kesempurnaan teriakan Tiffany itu nggak bagus di fancam gue karena hilang fokus terlalu menikmati kibasan-kibasan rok pendek mereka (lagipula Galaxy Camera sound-nya super jelek). Aduh... itulah kenapa kadang-kadang berbuat dosa memang nikmat ya. Ni yang kayak gini nih yang bikin tidur nggak nyenyak dan malam gelisah mikirin macem-macem. WQWQWQWQWQWQWQWQ






Di bagian pertama, performance yang paling gue suka adalah 'Show Girls'. Soalnya di situ Taeyeon berdiri (diawali dengan jongkok dulu, terus menggeliat-geliat mainin leher, meraba-raba diri sendiri) nggak jauh dari pandangan gue dan Reysa. Kita anteng aja pokoknya ngeliatin mbak-mbak yang satu ini. Sampai-sampai pas perform 'Show Girls', dia kan harus masang sarung tangan dulu. Tapi ternyata sarung tangannya ribet, susah dipasang, sementara lagu udah mulai. Akhirnya dia cuma bisa pasang sebelah, yang sebelah lagi dia bejek sambil nge-dance. Ya Allah... padahal ya cuma kayak gitu doang tapi lucu banget diaaaa!!!! Mana lagi pake jari-jarinya salah masuk ke jari-jari sarung tangannya kan makin geblek. Kesayangan!!! Dan yang lebih lucu lagi, gue sama Reysa baru sadar ini pas kita nonton fancam-nya di kosan gue setelah konser WAKAKAKAKAKAK

A video posted by RON (@ronzstagram) on Apr 17, 2016 at 12:47am PDT




Di situlah gue merasa bahwa Taeyeon dan Baekhyun memang mirip. Bener-bener mirip. Kelakuan di panggung tuh kayak 11-12 banget! Ya tapi apalah, Baekhyun hanya milik Chanyeol semata (WQWQWQWQWQWQ).

Di 'Phantasia' SNSD jadi lebih dewasa. Berasa banget sih, walaupun mereka tampil dengan lagu-lagu imut kayak 'Kissing You' tapi aura dewasanya nggak bisa ditutup-tutupin. Yah... walaupun tetap aja Tiffany berusaha alay dan aegyeo di setiap kesempatan. Kayaknya kalo tahun depan mereka masih ada konser, 'Kissing You' udah nggak bakalan cocok lagi mereka bawain deh. Terlalu imut sementara usia mereka udah berapa.







A video posted by RON (@ronzstagram) on Apr 17, 2016 at 4:43am PDT


Reysa ngerekam banyak banget, kayaknya setiap penampilan dia punya fancam-nya. Sementara gue nggak bisa keep up karena capek lari sana sini dan pegel juga angkat-angkat kamera digitalnya. Yang lucu adalah, 11 lagu pertama gue pake kamera digital (enggak semua ngerekam sih) nggak ketangkep sama security padahal gue lari ke sana ke mari dan angkat itu kamera setinggi yang gue bisa. Tapi waktu Rey yang megang malah ketahuan. WQWQWQWQ

Adegan ini kayaknya paling nggak bisa gue lupain sih. HAHAHAHA

Jadi waktu itu SNSD lagi perform 'Lion Heart'. Gue sendiri nggak mampu lagi buat angkat kamera karena capek. Dan karena lagu ini gue suka, gue jadi kayak pengen menikmati penampilan gitu. Gue sama Ambar sesumbarlah, bilang, kalau pas 'Lion Heart' kita mau ikutan joget. Dengan niat itu, gue pun udah siap ngangkang-ngangkang sama SNSD. Mereka di panggung, gue di penonton. Gue ngeliat Reysa masih tahan aja ngerekam. Akhirnya supaya gambar fancam-nya bagus, gue kasihlah dia pake kamera digital yang gue berhasil gue selundupin itu.

Selama beberapa detik di awal, aman-aman aja. Tapi nggak lama setelah itu, mendadak semua orang pada ngeliat ke arah gue. Gue pikir mereka terpesona dengan tarian 'Lion Heart' dan ngangkang-ngangkang gue. Tapi ternyata yang diperhatiin bukan gue, tapi Reysa. Dan bukan Reysa yang jadi sasaran, tapi kameranya.

Satu security udah naik ke pager dan nyenter-nyenter ke arah Reysa. Pantesan semua orang ngeliatin. Tapi yang disenter nggak sadar sama sekali kalau dirinya sedang dalam masalah. ANJIR GUE DEG-DEGAN.

"REY KAMERANYA!" kata gue yang ketika sudah sadar dan tidak lagi sedang ngangkang. Reysa ngeliat ke gue sebentar terus langsung nurunin kameranya. Di saat yang sama, security yang tadi nyenter-nyenter teriak "GUE AMBIL NIH KAMERANYA TUNGGU DI SITU!"

Buset.


Wajah Reysa panik. Gue panik tapi sebentar aja. Buru-buru gue ambil kamera yang di Reysa dan gue masukin ke dalem topi kelinci yang gue bawa hari itu, terus gue iket di tali tas gue sebelah kiri.

"Udah Rey, santai aja, nonton lagi aja, pura-pura nggak ada apa-apa," kata gue. Tapi orang yang gue ajak ngomong mukanya udah flat dan bengong. Kayaknya shock banget ditegor security dan kena cahaya senter paling ditakuti oleh fansite-fansite itu. Wajah Reysa makin parah shock-nya ketika itu mas-mas datengin dia, ngajak temennya, terus berniat buat ngambil kamera kita (kamera gue).

"Mana kameranya?!" kata dia.

Gue berusaha untuk pura-pura nggak tahu. "Emang ada kamera Rey?" tanya gue berusaha santai. "Coba buka tasnya Rey bongkar aja mas."

Reysa ngebuka tasnya dan dibongkar terus nggak nemu apa-apa. Yaiyalah, gerakan gue Alhamdulillah lebih cepat dari kedatangan mereka ke situ. Gue mau ketawa, tapi masih deg-degan. Cuma, deg-degan gue nggak separah Reysa yang langsung cengok nggak karuan kayak abis ketauan make narkoba di kamar mandi sekolah.

"Kalau pake lagi gue ambil ya!" kata security-nya.

"Ya mas, ambil aja," balas gue. Terus dia pergi dan kita kembali fokus ke baju bling-bling Taeyeon yang ada di atas panggung. Gue nyanyi 'Lion Heart' lagi sampai abis dan kemudian lanjut ke lagu 'Hoot'. OMG! MY FAVORITE SONG!!! Gue sama Ambar nyanyi-nyanyi dan dance-dance juga ala-ala nembak busur panah. Tanpa gue sadari kalau Reysa masih bengong dan shock di sana berdiri tanpa ekspresi. Mood-nya udah rusak parah. Dan gak ada fancam dari kamera digital itu setelah insiden ini.



Gue mau ketawa kenceng-kenceng tapi nggak tega. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHA YA ALLAH REYSA BARU PERTAMA KALI KETAUAN BAWA KAMERA LANGSUNG KICEP.

"LOH REY, UDAH GAUSAH DIPIKIRIN!" teriak gue sambil nepok-nepok bahu kirinya dengan tangan kiri gue yang melewati punggunya. "GUE UDAH SERING KETAUAN. UDAH NGGAK APA-APA," gue berusaha meyakinkan dia.

Tapi kenyataan bahwa itu pertama kalinya Reysa ditegor sama security karena kamera tentu saja membuat dia merasa sangat down dan mood-nya jadi jatoh banget. Gue mau ketawa setiap inget ekspresi muka dia yang masih bengong sampai tiga lagu setelah 'Lion Heart'.

"Aduh Rey maafin gue hahahaha, kalau tadi gue nggak nyuruh lo bawa kamera kayaknya bak bakalan bad mood," kata gue lagi-lagi trying to console him dengan free puk puk. Dia masih diem dan gak bisa ngomong, cuma senyum tapi dipaksasi. GUE MAU KETAWA.

Posisi kita saat itu memang nggak pas buat ngerekam dengan kamera sih. Karena kondisinya kita lagi ada di depan panggung utama dengan lensa kamera yang moncongnya keluar karena di zoom dan keliatan banget sama security-nya. Sementara pas gue pegang di 11 lagu sebelumnya tadi, posisi gue selalu bener dengan menutupi lensa kameranya dengan tangan kiri sementara tangan kanan berusaha menstabilkan body-nya. Jadi nggak terlalu keliatan. Reysa terlalu santai megangnya jadi kena. HAHAHAHAHHAHA Gue masih merasa bersalah sampai sekarang. Tapi tetap ketawa kalau inget muka dia.

Tips: Gue hari itu bawa Galaxy Camera karena zoom-nya mantap dan bagus banget (tapi sound jelek!!!!!). Kalau kalian punya kamera ini dan bisa nyelundupin, pas ngezoom emang harus nutupin lensanya yang memanjang pas di zoom dengan telapak tangan jadi nggak keliatan. Kalau gue biasanya gue genggem tuh lensanya, pas di genggaman soalnya. HIHIHIHIHIHIHI
Tips: Kalau handphone, Nokia Lumia 1020 THE BEST BANGET!!!! Bahkan ketika lo zoom full, itu masih jelas kalo diliat di laptop! Sound-nya biadabbbbbbbb!!!!!!!!



'Mr. Mr', 'The Boys' sama 'Catch Me If You Can' adalah yang paling gue tunggu-tunggu sih dari semua penampilan. Dua lagu pertama karena ikonik banget. Lagu yang terakhir awalnya gue nggak suka, tapi malah gandrung setelah nontonin MV-nya berkali-kali buat nyari apa aja sih yang salah dan nggak beres. Dance-nya luar biasa sih di lagu ini. Bener-bener salut sama kerja keras mereka!

Oh iya, project dari SONE Indonesia buat lagu 'Into The New World' juga sukses. Handbanner-nya kebaca dengan baik. Walaupun karena handbanner itu juga gue nggak bisa liat apa-apa karena ketutupan. Ada sih atmosfer mewek gitu, tapi nggak parah-parah banget. Nggak sampe yang kayak Leeteuk nangis di 'Super Show' atau kayak siapa sih yang suka nangis di EXO tapi sekarang udah keluar.

Ya nggak gitulah.

Gue suka banget sama konser 'Phantasia' ini. Gimana ya, SNSD tuh udah senior, jadi flow-nya di panggung juga udah berasa santai banget. Banyak obrolan-obrolan santai yang mereka buat di panggung dan (terlepas dari apakah itu skrip atau nggak) terasa sangat natural dan nggak dipaksain. Bahkan sampai ada momen yang mereka ngobrol ngalor-ngidul pake Bahasa Korea terus translator-nya keder mau ngartiin obrolannya satu-satu. HAHAHAHAHAHAHAHAHHA kayaknya abis ini harus banget deh promotor ngerekrut translator yang bisa sekalian ngetik jadi translate-an omongan member muncul di layar aja.

TIFFANY: "Ne, oneuleun neomu haengbokhaeyo sowon-deul. Kibuni otteyo?"
SUBTITLE: Aku alay banget maafin tapi cinta kan?

TAEYEON: "Oneul wajusyeosso gomawo, sowon."
SUBTITLE: Tiketnya mahal, maafin, tapi kalian kaya raya ya ner bener indonesia nih, makasih dah dateng loh.

Salah ketik juga nggak ada yang ngerti merekanya, jadi yaudahlah, daripada satu orang capek translate 8 member lagi ngerumpi. Mending pake subtitle ajalah biar aman.



Oh iya, kayaknya ini konser paling ter-no drama dari artis SM yang pernah gue tonton di Jakarta tahun ini. Waktu KRY drama banget karena ada momen perpisahan mau wamil. Pas EXO, wagilak sih dari awal sampe akhir drama Mario Teguh aka Park Chanyeol nggak kelar-kelar. Seperti yang gue tulis di caption Instagram gue beberapa waktu lalu, konser ini berjalan bahagia tanpa umbar-umbar janji yang berlebihan. Bisa kok, SM tanpa drama tuh bisa kok, ya ini buktinya, seneng-seneng aja.

(Terlepas apakah itu scripted atau nggak sekali lagi) (Professional, not personal).


Akhirul qalam,


Gue nggak tahu apakah gue harus bangga dengan keberhasilan gue menyelundup di konser kali ini atau gue harus malu. Tapi yang jelas gue sangat menikmati konsernya. Apalagi menikmati konsernya sama orang-orang yang juga enak diajak gila. Yang nggak jaim. Yang satu frekuensi. SENENG BANGET!!!!

Nggak tahu apakah setelah ini SNSD akan tetap berdelapan atau bakalan lebih aktif sebagai sub-unit. Tapi katanya sih mereka mau comeback. Tapi ya... apakah ini comeback terakhir nggak tahu juga. Udah umur segitu, udah waktunya juga KPop regenerasi. Semoga kontrak sama SM masih mau mereka perpanjang deh. Karena kayaknya kalau SNSD sudah nggak di SM ada yang beda aja gitu feel-nya. Sama kayak Kim Heechul tiba-tiba berkhianat sama Lee Soo Man which is something impossible (at least for this time).

Thanks a lot, GG! Looking forward for your next concert! SMTOWN, maybe? Hihihihi

Foto ini diambil dengan Lumia 1020 juga! Love this phone so much!! 41 Megapixel!!!!



Hal yang paling penting sebelum konser itu sebenarnya adalah makan dan tidur. Tidur sih, yang paling utama, karena proses antre dan nonton itu sangat melelahkan. Badan kalau udah nyentuh limit, nggak akan bisa dipaksa biar bagaimana juga. Gue jadi inget tahun lalu, gue sempat liputan di Batam, dateng ke Infinite Studios di sana buat ngeliat syuting 'Halfworlds' dan itu tengah malam. Karena pagi sampai sorenya tim jurnalis melakukan perjalanan dari Singapura ke Batam, malamnya gue tepar (padahal sepanjang perjalanan naik ferry dari Singapura ke Batam juga tidur!). Dan ketika yang lain nontonin syuting gue tidur di kursi di pinggiran lokasi syuting.

Sebelum lanjut membaca posting-an ini, baca dulu bagian pertamanya, klik di sini.

Nggak lucu dong kalau tidur di tengah-tengah konser SNSD (walaupun pada kenyataannya gue pernah tidur di tengah-tengah 'Super Show 4' dan nguap lebar diliatin Siwon--silakan ubek-ubek archive untuk baca posting-an tahun 2012 itu hahahaha). Makanya gue pun menyempatkan diri buat tidur di perjalanan ketika ke ICE (enak! Pake mobil kantor!) walaupun sebentar. Dan untuk urusan perut, sebelumnya juga sudah sempat makan bubur ganja (bukan beneran pake ganja tapi ini sebutan buat bubur ayam depan kantor gue yang enaknya luar biasa padahal sih sebenarnya mecin lagi mecin lagi) di kosan bareng Reysa. Tadinya mau makan siang pake ayam yang sudah diungkep sepagian itu. Tapi karena kenyang akhirnya nggak jadi.



Pertama-tama gue mau bilang dan mendeklarasikan diri kalau gue bukan SONE. Yes... sebagai fans KPop yang sudah cukup lama malang melintang di dunia fana penuh drama ini, gue sadar kalau menyebut diri sebagai bagian dari fandom itu ternyata nggak semudah ngejemur celana dalam di pagar depan kamar kosan.
"Ya menurut gue, lo nggak bisa nonton satu video SNSD, terus suka, terus lo nyebut diri lo SONE."
Begitu kata gue pada diri gue sendiri beberapa tahun yang lalu ketika temen kuliah gue (namanya Donna, dan gue kangen sama dia karena kita lama banget nggak ketemu!) ngasih lihat video 'Gee' dan beberapa video SNSD lain yang gue kopi dengan membabi buta dari harddisk external dia di kosan kita yang lama. Kosan gue dulu campur, by the way, tapi beda lorong.

Itulah kenapa banyak orang kemudian mempermasalahkan fans yang multi-fandom. Ya karena banyak fans KPop yang dikit-dikit suka nyebut diri SONE, dikit-dikit suka nyebut diri EXO-L. Padahal sebenarnya sekedar suka kan nggak mesti masuk fandom. Gue suka SNSD dan gue bukan SONE karena gue nggak pernah berkontribusi apapun di fandom. Ya malulah nyebut diri SONE kalo beli CD aja nggak pernah, nonton konser aja ngandelin gratisan. 

If you're a die hard fan, you'll do anything, no matter what, for your idol. Even wasting your money for nothing.

Gue bukan SONE tapi gue suka SNSD. Gue bukan Shawol tapi gue suka banget sama SHINee!!!! Gue mungkin udah berkali-kali bilang di blog ini, kalo ada satu grup yang pas rilis lagu selalu bagus dan gue nggak mungkin nggak suka, ya itu SHINee.

Tapi gue EXO-L kok. Gausah ragukan hal itu walaupun gue sering menghina grup ini, sering ngatain Chanyeol, nggak suka sama ChanBaek, dan jarang spazzing lagi, gue EXO-L.

#MeliukSepertiNagini

Sejak 2009 gue sudah kenalan sama SNSD, hampir di saat yang sama juga gue kenal KPop. SHINee was (and remains) my first love in KPop dan mereka juga yang menjebloskan gue ke dunia fana nan nikmat penuh paha-paha mulus ini. Tapi kemudian SNSD memberikan pesona yang lain. Sejak tahun itu juga gue mulai ngikutin pelan-pelan perkembangan grup ini. Mulai intens setelah 2010 ke atas. 'THE BOYS' ERA WAS THE BEST!!!

Meskipun bukan SONE, tapi gue sama sakit hatinya mungkin dengan SONE yang ada di luaran sana ketika Jessica keluar di tahun 2014. Tapi juga mungkin sama bahagianya dengan SONE di luaran sana (kalau ada HAHAHAHA) ketika Taeyeon dan Baekhyun pacaran di tahun yang sama. DUH! COUPLE KESAYANGAN GUE SEJAK 2012!!! Dulu pas SMTOWN 2012 di Jakarta gue pernah bawa fanboard BaekYeon (tapi dulu gue menyebutnya dengan ByunTae karena lucu aja pervert gitu artinya).

Ya tapi apalah gue, bukan SONE. Makanya ketika SNSD dipastikan konser di Indonesia lagi, keinginan gue buat nonton nggak sebesar keinginan gue buat nonton EXO. Biasanya kalau ada konser kayak gini gue akan mengandalkan tugas kantor aja buat dateng dan liputan. Itu adalah satu-satunya cara buat gue yang bukan SONE ini bisa menonton konser grup yang gue suka itu (dan cara paling efektif kalo lo suka KPop dan lo nggak punya cukup uang untuk dateng ke setiap konser di Jakarta hahahaha OH I LOVE MY JOB!). Karena kalau beli tiket rasanya nggak mungkin. Gila aja ya sekarang harga tiket konser udah seharga handphone Android!! Akankah ada kesempatan buat nonton Taeyeon? Ingin rasanya memeluk Taeyeon yang sering diserang haters belakangan ini.

Di kantor, khususnya didivisi gue, ada satu temen gue yang suka banget sama SNSD. Gue nggak enak kalau misalnya liputan harus gue juga yang berangkat sementara dia SONE banget terus dia nggak nonton. Terus gue yang nggak SONE bisa nonton kan kesannya nggak adil gitu. Akhirnya gue memutuskan untuk kasih aja kesempatan liputan ke temen gue itu. Tapi yah, yang namanya rejeki  kan nggak pernah ada yang tahu dan katanya kalo rejeki nggak akan kemana.

DAN YA REJEKI ALLAH SWT TUH BENER-BENER DATANG DI SAAT YANG SELALU TEPAT!

Di suatu malam gue lagi hectic banget buat promosi 'Glory Day Fighing!' (proyek sukses yang di-notice sama CJ E&M yang awalnya nggak ada sama sekali yang ikutan ituloh! Klik di sini untuk artikel selengkapnya) DM Twitter gue didatengi oleh malaikat baik hati yang bikin gue ketar-ketir tengah malam.
"Ron, mau dibantu kan project-nya?"
Kata-katanya bersinar(?????) bagaikan mutiara. Gue sudah tahu dan sudah feeling banget ini bakalan ke mana arahnya, tapi gue nggak tahu kalah arahnya ternyata semembahagiakan itu.
"Bantu gimana maksudnya nih kak?" jawab gue masih tenang.

"Iya, aku kasih kamu tiket SNSD buat hadiah yang ikutan project."
Kalimat itu singkat tapi efeknya luar biasa.
"WUUUAAANNJJJEEERRRRR DEMI APA SERIUSAN!?!??!"
When it comes to capslock, I am the expert.
"Iya serius. Aku kasih kamu tiket Blue, mau nggak?"

"YA KALAU AKU NGGAK MAU BODOHNYA AKU. MAULAH!!!! Tapi buat hadiah doang? Buat aku nggak ada?"
Anaknya nggak bersyukur Astagfirullah.
"Yaudah, aku kasih tiga ya. Buat kamu satu, buat pemenang dua."

"ALLAHU AKBAR!!!!!!"
Dan malam itu berakhir dengan mimpi indah membayangkan paha Tiffany dan pinggang kecil Taeyeon. AKHIRNYA BISA NONTON SNSD DARI DEKAAAAAAAAAAAAAATTTTTT!!!!!!


Asli sih sebenarnya gue sendiri nggak mengharapkan dapat rejeki nomplok kayak gini. Tapi ketika dikasih, gue nggak mungkin nolak. "NYET, SIAPA ELO BERANI NOLAK TIKET SNSD!?! ANAK JOKOWIDODO?!?!?!?" kata gue ke diri gue sendiri malam itu sebelum membalas dengan capslock pesan yang masuk ke Twitter. Giving the tickets away for the project was not a bad ide, actually. But its kinda tricky and.... yeah.... confusing. Karena gue takut fokus orang-orang akan berubah setelah project ini dikasih hadiah sebesar itu. Tapi yah, demi Suho, semua risiko harus diambil. Nggak apa-apalah yang penting banyak yang ikutan project-nya.

Pemilihan pemenang ini adalah hal yang paling "menyebalkan" dari sebuah giveaway. Karena gue orangnya nggak tegaan. Karena ada banyak sekali karya yang bagus dan gue nggak bisa milih satu dari yang banyak itu. Akhirnya gue nyerah. Gue pake aplikasi random draw dan gue menemukan dua pemenangnya. Yang satu namanya Raga, dan yang satu adalah Reysa.

Bentar... yang kedua kok familiar..... WAAHHH KACAU SIH HAHAHAHAHAHAHAHA!!! REJEKI EMANG NGGAK KE MANA!!!!

Raga keliatan banget SONE-nya karena setelah pengumuman pemenang itu dia bawel banget nge-LINE gue soal tiket. Kapan dikasih. Jam berapa ketemuan. Apakah penting untuk antre pagi-pagi. Apakah gue mau beli fast track atau gimana. Hahahahaha sementara gue sama sekali nggak ada niatan buat fight banget buat konser ini. Karena, ehem, konsernya cuma ditargetin 4000 orang, cuma satu hall, dan kayaknya nggak akan serame konser di 2013 kemaren.

"Nggak usahlah terlalu pagi-pagi, capek nanti di sana. ICE itu melelahkan loh," kata gue ke Raga.
Tapi ini anak kayaknya emang udah niat banget buat nonton dan bahkan dia bilang dia udah beli fast track. Buset... sementara gue sendiri belum dapat kepastian tiketnya akan dikasih jam berapa dan ketemuan di mana. Tapi namanya juga fans yah, dan dia bener-bener dateng pagi hari itu.

Prok prok prok.

Sementara itu Reysa bukanlah orang asing. Ojelas... bukan orang asing tapi nggak deket-deket juga. Gue kenal Reysa karena dia adalah salah satu personel ANONYMOUS, grup cover dance favorit gue (click here to watch a glimpse of their performances or you can check my Facebook Fanpage for their latest performances!). He was so lucky because he won the ticket for free and I know he is Taeyeon big fan. Kita ketemu di 2013 dan beberapa kali gue ketemu dia di event-event cover dance karena nonton ANONYMOUS. Tapi untuk urusan ngobrol ataupun hangout bareng, jarang banget kalau sama Reysa. I think this is a good moment to know each other more. AND HEY, WE BOTH LOVE IU! Hahahaha...!

Seperti halnya Raga, Reysa juga sebenarnya pengen dapet tempat paling strategis di venue. Ya siapa sih yang enggak? Sedih sebenarnya. Balik lagi karena tiketnya gratisan dan dikasihnya sore, nggak bakalan menjamin bisa dapat tempat paling depan di section BLUE. Terlebih pastinya section itu paling banyak penontonnya.

"Pokoknya harus bisalah nyelip-nyelip ke depan!" kata Reysa di salah satu chat LINE kami.
Gue cuma bisa garuk-garuk kepala. Karena seinget gue di konser 2013 itu barbar banget penontonnya. Bahkan temen gue kuku kakinya sampai patah karena diseruduk fanboy. Gue nggak tahu apa yang harus gue lakukan untuk bisa mewujudkan impian Reysa yang satu ini. BUAKAKKAKA KENAPA JADI GUE YANG MEWUJUDKANNYA EMANGNYA GUE TUHAN?!?!?

"Lo aja yang maju Rey, gue di belakang aja," kata gue kemudian.

"YA GAK BISALAH! HARUS BARENG-BARENGLAH!" katanya.

Yaudah liat nanti aja.

Jujur aja sih, gue nggak terlalu ngejer tempat strategis. Pengennya yang santai-santai aja. Pengalaman dari konser EXO kemaren, lari-larian ternyata emang ada keseruan tersendiri. Walaupun gue agak ragu sih apakah kita akan bisa lari-larian juga di BLUE karena pasti padat banget. Selama beberapa hari sebelum konser, yang ada di pikiran gue ya itu, apakah BLUE bisa dijadikan tempat lari-larian kayak pas EXO kemaren?

Tapi terlalu banyak mikir ternyata lelah juga.

"Yang penting sampe sana dulu deh. Nanti liat aja kondisi di sana gimana," kata gue lagi.

Reysa datang dari Bandung dan rencananya akan menginap satu malam di kosan gue. Satu malam sebelumnya dia masih kuliah dan ngerjain tugas atau apa gitu sampai dini hari. Pagi-pagi banget di hari Sabtu (16/4) itu dia harus ke stasiun dan mendarat di Gambir sekitar jam 8 pagi lebih. Sementara itu, gue, semalam sebelum Reysa datang ke kosan, udah repot dengan segala pekerjaan rumah tangga. HAHAHAHAHAHHA YA ALLAH.

Kamar gue kotor banget. Agak bau. Berantakan. Cucian di mana-mana. Debu numpuk. Rontokan rambut gue dan beberapa helai bulu ketek tersebar di beberapa sisi kamar. Gue nggak mungkin membiarkan Reysa datang ke kosan gue untuk kemudian mati keselek bulu ketek. Akhirnya Jumat malam itu semua urusan rumah tangga harus di selesaikan. Dan kayaknya sih itu adalah Jumat terberat sepanjang bulan April ini.

Mulai dari ke Hypermart dulu karena stok makanan habis (nggak mau malu punya kulkas tapi nggak ada isinya, jadi beli cemilan secukupnya supaya kulkas kesannya berisi gitu). Beli ayam juga satu ekor yang harganya Rp 25 ribuan yang rencananya bakalan jadi bekal sebelum dan sesudah konser (sempat lupa beli bumbu ungkepnya dan akhirnya harus bolak balik ke Alfamart buat beli ituan padahal lagi di tengah-tengah nyuci baju).

Setelah urusan belanja selesai, gue balik ke kosan dan bingung harus mulai dari mana. NYET INI KAMAR APA KANDANG BELATUNG JABLAY. Cucian gue udah dua minggu numpuk dan sekarang mau nggak mau harus diberesin. Besok udah harus beres nggak mau tahu. Akhirnya itu cucian dibagi tiga batch nyucinya.

Buset. Nyuci aja pake batch, kayak PO album KPop.

Sampai malam itu gue ketiduran karena kelelahan dan baru sempat ngepel lantai pagi-pagi banget. Persis sebelum jemput Reysa ke Gambir. Badan gue rasanya udah kayak mau patah. Tapi nggak boleh patah dulu karena masih ada SNSD yang harus diteriaki malam ini.

Gue nggak tahu sejak kapan gue jadi lebih nyantai kalau ketemu sama orang baru. Padahal gue dulu orangnya pemalu banget. Muahahahaha... Makanya pas Reysa mau dateng ini takut awkward dan krik krik krik karena kita kenal ya kenal aja nggak pernah main bareng. Wah tapi ternyata Alhamdulillah kemampuan bersosialisasi gue jadi semakin hari semakin membaik. Karena Reysa juga suka IU, jadi ada topik buat dibicarain. Tidak lupa juga bahwa kita sama-sama suka Taeyeon.

Oke, gue sebenarnya nggak bias Taeyeon di awal suka SNSD. Bias gue tuh sebenarnya Yoona (DAN GUE YOONHAE SHIPPER FTW!) Tapi sejak Baekhyun bilang dia suka SNSD dan entah kenapa dia mendadak jadi mirip Taeyeon, gue jadi suka Taeyeon. Mungkin sejak 2012 kali gue mulai perhatian sama Taeyeon. Dan yes, berkah juga ngefans Taeyeon jadi gue bisa ada topik bahasan juga sama Reysa dan menghilangkan atmosfer awkward yang mungkin saja timbul di antara kita.

Halah.

Dalam perjalanan ke Gambir, salah satu temen gue lagi, namanya Ambar, tiba-tiba nge-chat di LINE. Ambar ini ngefans banget Tiffany. Beberapa minggu terakhir anaknya galau banget antara nonton Phantasia atau nggak. Dan pagi itu kayaknya kegalauannya sudah memuncak.

"Kak, tolong kasih gue alasan kenapa gue harus nonton Phantasia!" kata dia tiba-tiba di LINE.

Gue mau ketawa tapi nggak bisa soalnya lagi di TransJakarta. Pernah suatu hari gue sama Dito lagi naik TransJakarta dan kita ngobrol soal KPop gitu terus dimarahin sama bapak-bapak sampai disenter-senter gitu. Buset ini bapak-bapak kayaknya pengalaman banget jadi satpam konser.

"Kenapa lo harus nonton Phantasia? Karena ini mungkin konser terakhir SNSD. Bisa jadi SNSD bubar tahun depan kita nggak tahu. Kontrak mereka mau abis, kita nggak tau apa yang akan terjadi. Kenapa lo harus nonton Phantasia? Karena konser kali ini nggak terlalu rame juga kayaknya jadi lo pasti akan nyaman nontonnya. Udahlah gausah mikir, ayo nonton aja, ikut sama gue kita berangkat dari kantor pake mobil kantor, PP, nggak usah mikir-mikir lagi!" kata gue langsung.

Kebetulan karena temen gue akan liputan jadi gue bisa nebeng mobil kantor. HEHEHEHE

"YAUDAH GUE IKUT YA! TAPI GUE KONDANGAN DULU KE BEKASI." kata Ambar.

Ner bener dari planet satu ke planet lain apa nggak pengkor itu tulang belakang.

Dan akhirnya Ambar pun nonton juga.

Sepanjang jalan dari Gambir ke kosan gue, tetiba muncul pikiran-pikiran random lagi soal gimana caranya supaya kita bisa nonton di depan panggung banget. Karena kalau jam segini aja masih di sini, mana mungkin kan bisa dapet tempat paling depan di BLUE.

"Sebenarnya aku sih pengennya kita di PINK, Rey..." kata gue ke Reysa.
Kita duduk di kursi paling belakang TransJakarta jurusan Senen - Lebak Bulus, dan beberapa kali ditatap sinis sama mas-mas penjaga pintu karena kita ngobrol terus sepanjang jalan. Sebenarnya ada nggak sih peraturan nggak boleh ngobrol di TransJakarta? Kok kayaknya salah terus kalo ngobrol tuh diliatin terus?????

"Emang Blue nggak enak?"

"Ya enak... Tapi Blue tuh jauh dari panggung utama. Ya gitu deh, apa kita nanti nyelinep ke Pink aja?" kata gue lagi.

"Emang bisa?"

"Bisa aja kalo nggak ketahuan. Aku sih ada rencana. Semoga bisa berjalan deh."

Dan begitulah seharian akhirnya gue malah mikirin bagaimana caranya supaya kita bisa masuk ke PINK dengan tiket BLUE. Yes, I know its rude and cheat and whatever you called it. But if you had the chance, why not try to do it? Hihihihi I will give you tip on how to nyelinep to another section.

"Gue juga sering kok kayak gitu." kata salah satu temen gue, anak KPop lama, yang hari itu ternyata nonton di PINK juga.
Gue jadi inget pas dulu, waktu 'Super Show 4', sempat ada cewek berjilbab yang juga nyelinep curang dari antrean Super Box B ke Super Box C. Waktu SMTOWN Jakarta, gue denger banyak cerita dari orang yang harusnya ada di B, malah masuk C. Terus belum lagi pas Music Bank di Jakarta yang harusnya di Tribun malah dapet VIP. Wah... wah... wah... Kalau mereka bisa kenapa kita enggak!?!?!?!

Dan kata-kata temen gue di paragraf sebelumnya berasa kayak kata-kata setan banget sih dan bikin gue jadi makin pengen melakukan kecurangan. WANJERRRRR... UDAH TIKET DAPET GRATISAN, MAU CURANG PULA! TERKUTUK BANGET INI HIDUP.

Tapi nggak apa-apa.

"Kalau orang lain bisa, kita juga bisa gengs!" kata gue ke Reysa dan Ambar.
Ambar akhirnya beli tiket BLUE karena gue dan Reysa punyanya BLUE. Karena Ambar nggak berani ditinggal sendiri dan takut hilang, jadi kita harus bareng.

"Kak pokoknya gue mau nempel sama lo aja supaya nggak ilang!" kata Ambar. Mulai curiga apakah dia manusia atau tokek.

Kita sampai di ICE pas udah masuk waktu Ashar. Keinginan Reysa untuk bisa dapat tempat paling depan sepertinya udah agak berkurang. Karena tiket belum di tangan dan karena pada akhirnya nanti kita juga pasti akan keluar dulu buat sholat Maghrib, mengingat konser dimulai jam setengah 7 dan maghrib jam 6 kurang. Setelah beres sholat ashar, kitapun mulai masuk ke venue.

Kruyyyuuuuukkkkkk.... Laper.................................................. Makanan di ICE pasti mahal. Nyebelin!

[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]
Friendly reminder: SUPERLONG POST!
'The EXO'luXion' Serpong adalah konser EXO kedua gue setelah 'The Lost Planet in Jakarta' 2014 dan 'The EXO'luXion in Singapore' Januari 2016 kemarin. Ada 101 momen yang terjadi, dalam hidup saya untuk lebih spesifiknya, sebelum konser, saat konser, dan setelah konser.

50 momen sudah gue tulis di bagian satu dari tulisan ini. Klik di sini untuk membaca sebelum melanjutkan ke 51 momen selanjutnya.

Fasten your seatbelt again and lets go!
(friendly reminder: SUPERLONG POST!)


Semua EXOfansyorobun pasti nungguin konser EXO di Jakarta. Jelas. Nggak semua orang bisa nonton ke luar negeri kan. Gue pun kalo kemaren nggak dapet tiket gratisan nonton di Singapura (dengan mengorek-ngorek celengan untuk tiket pesawat dan bayar penginapan) juga pasti nggak akan mau nonton di luar Jakarta.

Ada perasaan yang beda aja gitu kalo nonton di negeri sendiri. Setidaknya, gue bisa alay sampai level maksimum kalo konsernya di negeri sendiri.

Ada kekhawatiran gue pribadi soal EXO yang nggak akan mampir ke Jakarta untuk 'THE EXO'luXion' ini sebenarnya. Makanya pas dapet tiket di Singapura langsung diterima dengan lapang dada. Walaupun toh akhirnya confirmed juga.

Sehari.

Dan itu pasti datang hari ini pulang besok.

Ya lo pada jangan heran kalo mereka nggak ada momen menyenangkan yang bisa di-share di media sosial masing-masing. Orang datengnya aja udah kayak kutu loncat. Nggak bijaklah heboh-heboh marah ke mereka karena nggak nge-post tentang Indonesia. Karena mungkin pada kenyataannya Indonesia nggak semenarik itu buat di Instagram-in.

#EA #SIAP #DIBACOK #KOMANDAN!

But that is the sad truth about the concert. Jakarta cuma jadi persinggahan sesaat saja. Beda sama negara lain yang mereka bisa jalan-jalan dulu. Foto-foto dulu di Times Square. Happy-happy dulu di Marina Bay Sands. Ya kita apa sih? Cuma sekedar pangsa pasar besar untuk menambah pundi-pundi duit mereka doang.

#EA #SIAP #DIBACOK #LAGI #KOMANDAN!

Tapi terima aja. Yang penting kan mereka ke sini. Dan mereka akan tetap ke sini karena mereka cinta dengan uang kita. Tenang aja. Asal kalian siap lagi aja dibilang alay sama stand up comedian yang kemaren masuk AllKPop.

(emotikon menangis sambil tertawa)

Anyway, ketika membaca judul posting-an ini apa yang terpikir di kepala kalian? Dalmatians? Panduan nonton konser? Panduan membuat fanboard? Atau Ron yang lagi-lagi cerita random soal pengalamannya nonton konser?

Bisa jadi semua itu benar. Tapi kalau kalian baca posting-an ini dan berharap gue akan merangkum semua momen dan kejadian di atas panggung 'THE EXO'luXion' Serpong, 27 Februari 2016 kemaren, silakan duduk manis di pojokan sambil memeluk lutut.

Because that won't happen. Sorry guys.

Men, gue bukan fanbase!

Tapi, kalau kalian datang lagi ke blog ini, mengklik link dari Twitter gue dan membawa kalian ke posting-an ini, lalu membacanya sampai habis hanya karena kalian sudah jatuh jauh ke perangkap bau gue (yehet!) dan terpesona dengan setiap kalimat-kalimat gue (MUNTAHET!), sini gue ciyum satu-satu!

Di bawah ini adalah 101 hal yang terjadi [DI KEHIDUPAN SAYA] sebelum - saat - dan sesudah konser 'THE EXO'luXion' di Serpong:

Fasten your seatbelt, and let's go!

Hampir semua penampilan bisa gue ingat dengan baik. Walaupun mungkin ada yang nggak ngeh sama detailnya. Ketika mereka ngebawain 'The Star', ada rasa agak-agak baper dikit. Lagu ini adalah favorit gue di album 'MIRACLES IN DECEMBER'. Lagu ini juga mengingatkan gue sama solo stage-nya Luhan di 'The Lost Planet'. Di saat yang sama lagu ini juga membuat gue ingat kalau gue dulu suka sama rap-nya Kris di lagu ini.

GILAAAAAA. DUA HAL TERAKHIR YANG UDAH NGGAK BISA LAGI DINIKMATI SAMPAI KAPANPUN. Tapi ya karena dua member itu udah nggak ada lagi, sembilan member yang lain harus berusaha menutupi kekurangan itu. Dan kekurangan satu orang lagi yang terakhir keluar. Dan menurut gue mereka melakukannya dengan baik. Nah, di sesi penampilan setelah VCR kedua (di urutan 'The Star') sebenarnya yang paling tunggu-tunggu adalah 'Exodus' dan 'Hurt'.


Gue nggak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaan gue ketika melihat penampilan 'El Dorado'. Gue bener-bener takjub! Walaupun gue nggak teriak atau mengekspresikannya secara verbal saat itu, tapi di dalam hati dan pikiran, gue sudah melakukan gerakan mencakar-cakar dinding, gelindingan di jalan menanjak Meda - Berastagi yang gue lewatin Desember kemarin. Saking bahagianya.

"Mungkin gini kali ya, bedanya nonton konser dengan serius, ketimbang dateng ke konser dan sibuk motret? Feel-nya beda aja gitu..." gue ngomong sendiri. Untung nggak ada yang denger.

Gue jadi inget waktu 'The Lost Planet', bahkan sejak awal lagu, gue udah ngeluarin kamera buat motret. Hampir ketangkep tapi malah jadi aman karena banyak yang pingsan. Sampai akhirnya gue sadar kalau ternyata gue banyak sekali melewatkan momen di panggung karena terlalu fokus sama viewfinder kamera. Dan fokus nyari Suho berdiri di mana, Baekhyun pergi ke mana.

Yah, memang merekam di kepala, memasukkannya ke dalam bola-bola memori seperti 'Inside Out', lalu digelindingkan ke bagian long term memory memang lebih berkesan ketimbang merekam dengan kamera sendiri.

Kadang-kadang.

Karena memang nggak ada salahnya, memanfaatkan zoom kamera ketika mereka tampil di panggung utama. Karena jaraknya cukup jauh dari jarak pandang mata. Zoom kamera bisa sangat membantu. Atau kalau misalnya terlalu riskan mengeluarkan kamera, apalagi kalau misalnya lo berhadap-hadapan dengan security di depan pager, bisalah diakalin pake teropong.

Selesai 'El Dorado', EXO udah keliatan kepanasan. Kulitnya udah mengkilat-kilat karena keringet. Ketika formasi 'El Dorado' bubaran, gue langsung nyari-nyari Suho. Kocak! Mukanya udah basah, pipinya kayak merah-merah gitu macem kepiting rebus karena kepanasan, mulutnya monyong-monyong karena ngos-ngosan. Sesekali mengernyitkan jidat, menarik hidung(?) ke atas dan nyengir tanpa sengaja. Suho lalu berjalan gontai ke arah depan panggung, nyari-nyari boks berisi tisu dan air minum. Bahkan ketika dia berjalan mendekat aja rasanya nggak bisa teriak.

Nggak berani, soalnya sendirian. Jadinya jaim.
Semuanya berasa kayak deja vu.

Semua memori yang terjadi di 7 September 2014 itu muncul lagi di kepala gue waktu gue, Sam, Marcel dan Bunga duduk di barisan terdepan di Standing Pen C. Ini tiket yang kami dapet memang ajaib banget. Ajaib banget sampai-sampai kita sendiri speechless. Mungkin kalau dijual, gue bisa beli tiket buat nonton yang di Jakarta kali. Tapi boro-boro kepikiran buat ngejual itu tiket. Udah nggak sabar buat masuk ke Singapore Indoor Stadium!

Berada di antrean terdepan tanpa perjuangan menginap semalaman seperti yang terjadi di Lapangan D Senayan dua tahun yang lalu ini rasanya bener-bener aneh. Rasanya kayak nggak perlu khawatir sama apapun. Hectic-nya nonton konser sama sekali nggak berasa. Gue emang sih, enggak pernah beli tiket yang langsung pake nomor antrean di konser di Jakarta. Tapi gue bisa ngebayangin akan kayak apa dari pengalaman di Singapura ini.

Gue adalah orang pertama yang berhadapan dengan petugas yang melakukan pemeriksaan tas. Tapi nggak dimacem-macemin, setelah itu gue buru-buru masuk ke venue. Kembali deja vu. Astaga... ini persis dua tahun yang lalu. Masuk ke lokasi konser, berlari-lari kecil menuju depan panggung, sementara suasana di sekitar masih kosong melompong. Bedanya, nggak ada adegan teriak-teriak nyari temen dan memastikan bahwa mereka sudah dapat posisi terbaik. Nggak ada adegan ngangkang-ngangkang di depan panggung demi nge-tag tempat buat mereka.

Kali ini lebih kasual... Sementara di 2014 tuh kayak...
Dito sudah ngangkang-ngangkang di depan pagar demi buat ngetag-in tempat untuk kami. Gue menyusul dan akhirnya kita ngangkang bareng.

Masih jelas banget di kepala gue gimana rasanya ngeliat panggung pertama kali dari depan. Gimana suasana Lapangan D Senayan yang akhirnya hanya tinggal beberapa jam lagi akan diisi oleh teriakan dan lighstick silver.

Masih jelas di kepala gue gimana sore itu semua orang pada fight demi posisi yang paling enak. Gimana gue ngangkang nggak karuan. Gimana gue hectic nyariin temen-temen gue.

"MBAK DEA MANA MBAK DEA! KAK DEWI KEI MANA KAK DEWI KEI!" gue teriak kayak udah stres banget. Sambil ngangkang.

Nggak ada yang jawab sama sekali orang nggak ada yang kenal siapa itu mbak Dea, Kak Dewi sama Kei kecuali gue sama Dito. Dito pun yang udah kayak menbung jadi nggak peduli siapa ngomong apa juga udah dicuekin.

Sekitar enam atau tujuh menit baru deh mbak Dea, Kak Dewi sama Kei masuk dan gue bisa berhenti ngangkang. Kak Tari kemudian menyusul masuk dan ambil tempat di sebelah gue sama salah satu temennya. Kak Ashya sama Dito dan kak Icha. Semua temen yang antre bareng sejak semalem udah berada di tempat terbaiknya di depan pagar. (Selengkapnya di sini)



Waktu gue SMA, nggak ketahuan nyontek pas ujian itu adalah keberuntungan. Suatu hari ketika gue masih TK, dikasih uang kembalian setelah beliin tetangga tepung terigu di toko pinggir jalan adalah sebuah keberuntungan. Waktu jadi mahasiswa, lulus dengan nilai C dan nggak harus ngulang mata kuliah yang sama di semester selanjutnya itu adalah keberuntungan. Dan pas kerja sekarang, bisa libur sehari aja nggak mikirin kerjaan juga sebuah keberuntungan.

Sebagai fans KPop, mendapatkan sesuatu yang berhubungan dengan sang idola, apapun itu, besar atau kecil, penting atau sepele, juga adalah sebuah keberuntungan.

Gue nggak sengaja ketemu dengan seseorang yang sangat dermawan di showcase BTOB di Berastagi bulan Desember tahun lalu (cerita soal ini akan ditulis di artikel yang berbeda). Dan ngomong-ngomong soal keberuntungan, mungkin kondisi gue saat itu bisa masuk kategori yang kalo kata orang-orang "dapat durian runtuh". Atau kalau gue lebih suka menyebutnya sebagai "rejeki yang memang sudah jadi jatah gue". Gue dikasih tiket nonton 'The EXO'luXion' di Singapura.

Waktu dia nyebut kata-kata "satu tiket", "buat kamu" sama "nanti aku kasih", gue kayak diem selama beberapa detik. Bengong. Hah ini apa iya kuping gue nggak salah denger? Soalnya beberapa hari belakangan waktu itu suka berdenging karena sedang demam. Setelah lama bengong akhirnya gue disadarkan oleh cipratan air hujan.

"Hah ini serius?"

"Mana sini LINE kamu, nanti aku kabari via LINE ya,"

Nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan?

NIKMAT TUHAN YANG MANAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA?????????????????


*
Gue tertidur di depan pagar di depan panggung. Tiba-tiba saja semua yang terjadi selama seharian berlalu-lalang secara dramatis di kepala. Mulai dari Kamis malam, Jumat pagi sampai malam, dan Sabtu pagi sebelum akhirnya gue duduk di tempat gue tidur saat itu.

***

Harusnya kamis malam itu gue pulang cepet ke kosan. Mengingat Jumat gue harus datang lebih pagi karena harus ijin buat tuker tiket di Lapangan D. Tapi Kamis malam malah geng BERISIK ngajakin ketemuan di Recheese Factory. Kalo udah ketemu, nggak akan ketebak ujungnya. Bener aja. Malah karaokean sampai tengah malam.

Gue tidur cukup larut malam itu. Sesampainya di kosan gue harus mempersiapkan segala sesuatu untuk meninggalkan kosan di hari Jumat dan kembali lagi Sabtu tengah malam soalnya. Dan ini bisa jadi hal yang juga paling membingungkan: packing buat persiapan konser.

Persis ketika lo mau pulang kampung, packing buat nonton konser juga rada-rada ribet dan bikin bingung. Apa yang harus lo bawa? Mana yang terpenting dari yang paling penting? Jadi jangan sampai nanti di lokasi lo malah berujung ribet sama barang bawaan lo sendiri. Sebisa mungkin harus efisien.

Ransel gue kebetulan lumayan bisa muat banyak. Karena di hari H gue janjian sama kak Dewi yang bawa mobil, jadi gue ngerasa nggak masalah kalau agak sedikit lebih banyak bawa barang karena bisa titip dulu di mobil kak Dewi sebelum masuk ke venue. Tapi kurang lebih yang gue bawa kemaren adalah beberapa hal berikut:

1. Alas tidur (banner bekas konser tahun lalu bisa banget di bawa kalau misalnya nggak kepake. Gue sendiri bawa banner yang gue print pas semester 4 kuliah buat properti syuting tapi gagal dipakai),
2. Jaket,
3. Sarung + Sajadah (yang bisa dijadikan selimut dan alas tidur di saat yang sama),
4. Sendal (karena sepatu insoles ini sangat menyakitkan),
5. Power Bank (gue bawa 3 dengan total MaH sekitar 20 ribu lebih tapi pada akhirnya cuma guna sedikit karena nggak bisa internetan. XL kalo di tempat rame kayak gitu K.O. Nggak gue rekomendasikan pake XL di lokasi ramai. Coba Telkomsel lebih stabil kayaknya),
6. Uang tunai secukupnya + Kartu identitas + ATM,
7. Headset kalau-kalau dibutuhkan kala bosan,
8. Celana pendek buat nonton karena celana panjang berasa berat apalagi kalau jeans. Kalau pakai celana kain nanti disangkanya mau nagih hutang. Baju ganti + dalemannya,
9. Perlengkapan mandi + handuk kecil dua buah. Yang akhirnya satu dipake sama Dito,
10. Topi + peci. Topi buat menyembunyikan wajah dari panas matahari, peci buat mengelabuhi dosa (padahal niatnya mau dikasi Baekhyun tapi malah gajadi),
11. Payung,
12. Tas ransel tambahan buat jaga-jaga + tas jinjing goodie bag buat baju kotor. Jangan lupa bawa kantong plastik,
13. Kamera.

Semua barang-barang itu muat di satu tas gue tapi lo bisa bayangin sendiri gedenya jadi kayak apa. Jangan tanya beratnya. Ketika gue sampai di kantor, semua orang pada langsung ngeliatin. Alhasil jadi bahan ceng-cengan...

"Lo mau kemana Ron? Mau pulang kampung lo?"

"Lo mau ngapain? Nonton konser kan kok bawaannya banyak? Lo serius mau nginep?"

Trus karena dulu pernah ada laporan fans Metallica yang bilang kalau nonton Metallica berasa naik haji, gue pun disebut demikian.

"Weis Ron hari ini mau naik haji nih nonton EXO akhirnya!"

Udah nggak paham
*
*
Gue merasa gue kurang tidur di hari Jumat ke Sabtu itu. Bener-bener kurang tidur. Gue usahain buat tidur pas di hotel Harris tapi nggak bisa. Gandrung sama project Chanyeol-nya Zest.

Tapi... sebegitu pengennya gue buat tidur, di saat yang sama gue juga nggak bisa tidur. Cuma, kalo nggak tidur pasti nanti bakalan gila banget di dalem. Nggak lucu kan kalau tiba-tiba gue tidur di tengah-tengah konser kayak pas Super Show 4 waktu itu? Ini EXO.

Tiketnya mahal.
*
*
Sejak EXO udah ngumumin konser 'The Lost Planet' di Seoul gue tahu, mereka nggak akan menyia-nyiakan uang fans yang ada di Indonesia. Mereka pasti akan datang. Mereka pasti akan memanfaatkan momen indah bersama udang-udang kering bernama EXO-L. Termasuk saya tentunya.

Benar saja, enggak lama setelah beberapa konser diumumkan, mereka beneran datang. Gimana rasanya? Nyesek.

Nyesek karena gue pikir timing-nya enggak tepat buat gue. Waktu itu udah deket-deket lebaran yang artinya, duit akan dialokasikan ke pulang kampung. Buat yang kampungnya masih di Jawa mungkin nggak terlalu masalah (nggak juga sih), tapi buat yang di Lombok?

Pulang kampung tahun ini adalah pulang kampung termahal. PALING MAHAL SEPANJANG UMUR TINGGAL DI PERANTAUAN. Kalau dulu mungkin masih bisa minta duit nyokap. Sekarang pulang pergi pake duit sendiri. Huff. Mana kalo naik pesawat kan harganya gila gilaan. Soalnya emang kalo mau pulang paling efisien naik pesawat. Kalo naik bus bisa 3 hari dua malam di jalan dan libur pun abis di jalan.

Tapi yaudah. Karena ini EXO, nggak mungkin nggak nonton. Freak emang orang-orang kayak gini. Kenyataannya emang ia. Tapi ya itulah fans. Karena udah diniatin buat nonton, uang pun dialokasikan ke konser ini. Dan Subhanallah yah, tiketnya harganya mahalnya minta ampunnya... Ini tiket konser termahal yang pernah gue beli sepanjang sejarah nge-fanboy. Tapi karena ini EXO, yaudah dibeli juga.
*
*
*
Waktu ngeliat kondisi festival Pink A dan Pink B dari atas sore ini, gue bersyukur nggak jadi beli tiket Pink. Kayaknya gue nggak bakalan sanggup berhadapan dengan para SONE yang ada di bawah sana. Pink A dari kejauhan bener-bener keliatan padet banget sementara di Pink B juga padat di bagian depan tapi bagian belakang masih ada space kosong buat duduk-duduk nongkrong sambil ngopi-ngopi.

Peraturan pertama kalau mau nonton di festival selain kondisi harus fit adalah memang datang sepagi mungkin. Kalo misalnya ada tiket fast track, mending ngutang buat beli tiket fast track deh. Apalagi kalo konsernya kayak SNSD kemaren. Atau konser grup yang memang fandomnya besar banget. Kalo nggak gitu, siap-siap jadi bandeng presto di antara para fanboy.

Gue sendiri waktu ngeliat langsung shock banget. Mungkin karena konser SNSD kelas festivalnya cuma dibagi dua, jadi penumpukkannya berasa banget. Kalo pas Super Show 4 kan dibagi ke dalam box-box tuh, nah jadi kuotanya emang udah pasti segitu jumlah orangnya. Nggak berasa penuhnya. Jujur gue sendiri nonton di Box C masih bisa tuker posisi pas EXO-M perform sama temen gue. Masih bisa yang bernapas lah istilahnya. Walaupun di belakang gue cewek-cewek pada nyuruduk kayak banteng teriak teriak "MAJU! GESER MAJU!"

Orang kalo udah gila emang nggak bisa diapa-apain lagi. Badan gue udah nempel sama pagar waktu itu tetep aja disuruh maju. Kenapa nggak sekalian aja mereka suruh gue duduk di pangkuan bapak security.
Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  Juni (1)
      • So... Where Am I Now?
  • ►  2024 (5)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • Do We Have to Miss Kris?
  • So... Where Am I Now?
  • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
  • Tutorial dan Cara Main Game Superstar SMTOWN
  • Mimpi Buruk
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

ronisnowhere

Black-and-White-Minimalist-Coming-Soon-Instagram-Post-2

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes