I’m Tee Me Too: Tee yang Beneran yang Mana Hayo?



Di saat orang-orang lagi rame bahas F4 Thailand, GMMTV baru aja nayangin satu series yang paling gress(?) yang cukup menarik perhatian gue sejak trailer-nya dirilis. Judulnya I’m Tee Me Too. Sedikit background soal series ini, I’m Tee Me Too adalah series kolaborasi antara GMMTV dengan AIS Play (AIS adalah operator seluler terbesar di Thailand). Hal pertama yang menarik perhatian gue ketika nonton trailer-nya adalah para pemainnya sih jujur aja. Wajah-wajah familiar yang sebelumnya sudah gue lihat di series GMMTV yang gue tonton. Anyway nggak banyak juga yang gue tonton sebenarnya. 

Setelah 2gether gue mencoba membandingkan dengan series lain dari rumah produksi yang sama yang akhirnya membawa gue ke SOTUS (yang mana gue suka kalau dibandingkan dengan 2gether secara produksi lebih suka SOTUS). Karena SOTUS jadi tahu Krist dan Singto. 

Sementara pemain-pemain lainnya kayak… mau nggak mau jadi harus tahu. Karena setelah nonton 2gether, banyak sekali related dan recommended video di YouTube yang membawa gue ke wajah-wajah familier itu. Sebelum akhirnya gue nonton The Gifted dan lihat aktingnya Gun di situ. Gue nggak nonton Theory of Love tapi kalau nggak salah Off juga ada di SOTUS jadi gue rada-rada familier juga sama mukanya. Sementara Tay sama New ya itu tadi, nama dan wajah yang mau nggak mau akan lo tahu setelah lo kepo sama GMMTV. 

Bisa dibilang semua pemain di I’m Tee Me Too ini adalah aktor andalan GMMTV banget. Dan secara kebetulan mereka semua main dengan pasangannya di series sebelumnya. Sebuah marketing yang sangat menarik ya! 

Setelah 2gether dan belajar tetek bengek soal per-Thai-an dan per-BL Thai-an, gue melihat sebuah dunia baru soal industri hiburan di negara lain. Bagaimana GMMTV mem-branding aktor-aktor pemeran series BL-nya menjadi sebuah produk yang seolah nggak terpisahkan satu sama lain. Gue mungkin nggak terlalu memperhatikan aktor-aktor di I’m Tee Me Too ini, tapi dari Bright-Win aja gue udah bisa melihat sebuah teknik marketing yang wow banget. Nggak pernah terbayang sebelumnya. Dan karena gue juga baru ikut-ikutan dan cari tahu soal ini, hal seperti ini jadi sesuatu yang bener-bener baru buat gue. 

Terlepas dari konten dan ceritanya, sebenarnya gue suka banget bagaimana cara GMMTV memasarkan couple-couple mereka dari series ke series. Karena gue suka SOTUS gue jadi kayak nyari-nyari konten lain dari Krist-Singto sampai akhirnya gue nemu satu film pendek yang sebenarnya adalah iklan tapi eksekusinya bagus banget. Ya, Thailand sebenarnya dari dulu kan dikenal dengan eksekusi iklan-iklannya yang emang maksimal. Setelah itu gue akhirnya memutuskan buat nonton SOTUS-S. Walaupun SOTUS-S terlalu sinetron dari SOTUS, tapi secara universe dan konflik gue lebih suka SOTUS-S. Keliatan banget sih kalo ini dibuat sebagai “balas dendam” dari momen-momen yang nggak diperlihatkan ke penonton dari Kongpob sama Arthit. Gue nggak suka tapi karakter Arthit. Salah banget sih dia jadi ketua ospek. Gue alergi sama ospek-ospekan. Tapi gue suka cara mereka menceritakan hubungan canggung antara dua karakter utamanya. 

Dari situ kemudian ada satu momen gue memperhatikan banyak sekali konten-konten Bright-Win setelah 2gether dan wow. Sekali lagi WOW. Branding mereka dua aktor ini sebagai couple dalam series bener-bener semenakjubkan itu. Kayak nggak dikasih napas sama sekali ya kesannya? WKKWKW enggak, bukan berarti kayaknya mereka settingan atau apa (ya kalau settingan juga gak masalah sih buat gue), maksudnya, setiap hari tuh selalu ada hal yang baru dan selalu ada momen kebersamaan yang bikin orang-orang yang nonton seriesnya tuh jadi lekat banget sama mereka as a couple

Nggak cuma dari jadwal-jadwal resmi aja, tapi konten media sosialnya pun bener-bener menunjukkan kedekatan itu. Nah di sinilah gue rasa “marketing” itu tadi lebih berperan sebenarnya. GMMTV boleh aja menyetting mereka menjadi sebuah pasangan tapi kenyamanan dalam urusan kehidupan nyata dan pribadi kan lebih penting. Bright sama Win bener-bener keliatan kayak senyaman itu yang kemudian amat mendukung marketing buat series mereka. Sekali lagi ini hal yang baru buat gue karena selama gue ngikutin artis Indonesia atau artis Korea gue nggak menemukan hal yang seperti ini. Well, sebenarnya gak terlalu ngikutin artis Indonesia sih. Kalo artis Korea kan ya kebanyakan jaga image dan takut diomongin masyarakat. Kasian juga mereka. 

Nah di situlah gue kemudian merasa khawatir (meski sebenarnya enggak perlu sih ya harusnya mah gue mengkhawatirkan hidup gue sendiri ngapain khawatirin hidup orang) dan sempat bertanya ke salah satu temen gue yang juga penonton 2gether. 

“Ini kalau Bright sama Win dikasih series baru dan nggak dipasangin, gimana ya?” 

Kejadian juga akhirnya di F4. 

Sebenarnya kalau dari testimoni salah satu teman gue yang lain yang sudah lama di dunia “ini”, pro dan kontra couple yang pisah itu pasti ada. Karena itu juga yang katanya dulu terjadi para Krist dan Singto setelah SOTUS. 

Kalau menurut gue pribadi sih, terserah bagaimana pembaca mau menanggapinya karena gue yakin setiap orang kan punya opini yang beda-beda ya, gue justru sangat menantikan Bright dan Win main di series yang berbeda dengan peran yang lebih menantang dan mengeksplor kemampuan akting mereka. But then they involved in another project together but not as a couple menurut gue juga akan sangat menarik. Kita akan dikasih lihat dinamika yang berbeda dari dua orang yang selama ini bikin gemas masyarakat. Tapi kali ini gemasnya mungkin dengan cara yang berbeda. 

Nah, kembali ke I’m Tee Me Too kan gue jadi kepanjangan intermezzo. 


Ini gue rasa adalah sebuah series “fanservice” dari GMMTV dan AIS Play buat penonton setia series-series GMMTV yang menampilkan keenam tokoh sentral dalam serial ini. Karena masing-masing couple yang sebelumnya dikenal lewat series yang berbeda disatukan dalam sebuah universe dan proyek yang sama lagi. Nggak cuma itu, dalam sebuah rumah. 

I’m Tee Me Too disutradarai oleh Nuttapong Mongkolsawas (sebelumnya menyutradarai Theory of Love) yang diceritakan dari sudut pandang T-Rex (Gun Atthaphan). T-Rex salah satu anak kosan di rumah Watee (Krist Perawat) yang rumahnya gede banget Masya Allah kalau gue jadi dia juga sih gue udah bikin kos-kosan premium dari lama biar bisa ongkang-ongkang kaki nggak usah kerja. 

Di episode 1 nggak dijelaskan bagaimana Gun bisa jadi penghuni kosan itu. Yang pasti dia bilang kalau rumah itu usianya udah 20 tahun tapi masih sangat terawat. Yang merawatnya tentu saja para penghuninya di bawah pimpinan Watee yang sangat-sangat protektif terhadap rumah itu. Protektif karena rumah itu adalah peninggalan ibunya. Watee terlilit utang buat bayar rumah itu jadi dia butuh uang dengan menyewakan kamar di rumah itu dari anak-anak kosan yang namanya Tee. NAMANYA HARUS TEE, KALAU NGGAK TEE NGGAK BOLEH NYEWA DI SITU. 

Ini menarik sih menurut gue. Sebagai orang yang awam Thailand gue cukup ngeh kalau banyak orang di sana yang nama panggilannya bisa jadi sama. Semacem Udin kalau di Indonesia kali ya? 

Watee ini orangnya ketus. Sekali lagi sebagai orang yang awam dengan Krist, gue merasa karakter Watee di sini agak mirip-mirip Arthit. Ya sebenarnya dia ketus-ketus soft gitu. Kalau ada orang yang udah nemu sisi soft-nya, dia bakalan jadi kayak anak kucing. Tapi di sini karena Watee perannya jadi induk semang (landlord), dia jadi harus tegas. Ketegasannya bahkan berlebihan sampai-sampai buang sampah pun didenda. Nyalain kompor lewat jam 12 didenda. Pokoknya banyaklah denda demi bisa mengumpulkan uang dari mahasiswa-mahasiswa ini. 

Nggak cuma karakter Watee yang unik, karakter Tee lain yang ada di rumah itu pun unik. Hampir semuanya punya phobia. Nah ini sebenarnya garis merah dari cerita ini. Selain nama mereka sama, semuanya punya phobia yang berbeda. 

T-Rex datang ke rumah itu karena dia nggak suka tinggal sendirian. Dia anak tunggal dan nggak suka hidup sendiri. Intinya dia butuh keramaian dan memilih untuk tinggal di share-house itu. Di episode 1 masih belum dijelaskan terlalu detail kenapa cerita ini dari sudut pandangnya dia. Tapi dia kayaknya tahu banyak hal tentang orang-orang yang ada di situ. Dia kayak semacem lem buat semua karakternya. Dia diam-diam mengobservasi masing-masing karakter dengan ketakutan-ketakutan mereka. 

T-Rex dipertemukan dengan Maetee (Off) di awal-awal cerita. Maetee sangat takut hantu dan ketakutannya sudah ada di level phobia. Sebagai fanservice buat penonton Theory of Love, Matee dan T-Rex dibikin satu kamar di I’m Tee Me Too ini. Buat shipper Off-Gun pasti seneng banget deh pokoknya nih wkwkkwkw. 

Tee yang lain adalah Maitee (Singto Prachaya). Seperti halnya yang gue tangkap dari posting-an media sosial orang-orang soal SOTUS, dia adalah “ibu” dari semua orang. Di sini kesan keibuan itu ditampilkan oleh Maitee dengan hobinya dia memasak. Dia juga sosok yang perfeksionis sampai-sampai kayaknya OCD gak sih? Soalnya kayak mau masak aja harus diukur pake penggaris dulu. Maitee juga orangnya terbilang kaku dan punya ketakutan pada berita baik. Ini seru sebenarnya tapi karena masih episode 1 jadi masih belum terlalu diulik lebih lanjut. 

Tee yang selanjutnya adalah Teedo (Tay Tawan). Dia dapat namanya dari obrolan random antara dia, Watee, dan T-Rex. Teedo adalah anak jurusan musik yang sengaja ngekos karena semua keluarganya musisi. Jadi di rumah tuh orang-orang pada latihan alat musik semua jadi dia sama sekali nggak bisa fokus. Ada satu hal yang paling dia nggak suka di dunia ini: suara mulut orang pas lagi ngunyah. Dia bahkan mutusin pacarnya karena pacarnya ngunyah kekencengan. 

KESEL BANGET KAN? 

Mantan pacar Teedo adalah mantan pacar Maitee. Jadi gue juga berharap akan ada cerita di antara dua karakter ini. 

Nah Tee yang terakhir adalah Teedet (New Thitipoom). Di antara semuanya, dia diceritakan paling nyablak. Paling nggak bisa jaga mulut. Paling suka ngomong kasar. Cenderung terlalu jujur dan nggak pernah melihat-lihat situasi kalau ngomong tuh asal keluar aja gitu dari congornya. Tapi dia sangat menyukai tanaman karena dia jurusan perhutanan. Jadi kalau sama tanaman dia sayang banget dan manis banget ngomongnya. Teedet punya phobia yang nggak kalah aneh: phobia cewek cantik. CEWEK CANTIK. Jadi kalau nggak cantik dia nggak akan takut. Dan itu juga akan jadi satu konflik yang sangat menarik sih. Karena kalau kayak gitu, otomatis dia akan pacaran sama cewek yang jelek nggak sih? 


Episode 1 I’m Tee Me Too durasinya pendek banget ternyata. Kalau sebelumnya gue nonton The Shipper sama 2gether selalu dibagi jadi 4 part, yang ini cuma 3 part. Tapi nggak ada iklan di antara jeda part series ini jadi cukup clean. Cuma tetap akan ada product placement dan jujur saja nih gue paling nggak suka sama PP di series mana pun apalagi yang ganggu banget dan out of nowhere gitu. Di episode 1 ada satu PP doang dan itu masih inline sama cerita jadi nggak masalah sih. Walaupun shot-nya terbilang cukup lama. Wkwkkw… overall episode 1 ini durasinya sekitar 30 menitan. 

Selama 30 menit itu masih diisi dengan pengenalan masing-masing karakter. Itu pun masih belum terlalu dieksplor semua. Kita masih nggak tahu banyak sama karakternya T-Rex yang jadi narator di episode ini. Sementara untuk karakter yang lain terbilang cukuplah. Terutama Watee yang punya rumah juga cukup dijelaskan bagaimana dia kaku dan sangat ketus (juga mata duitan seperti kebanyakan orang). 

Becandaan-becandaannya terbilang khas dan mungkin kalau kalian cukup sensitif kalau bisa tertawa. Tapi gue pas lagi nonton ini kayaknya sedang ada di mood yang nggak terlalu santai jadinya gue flat face aja gitu pas adegan-adegan yang seharusnya lucu. Komedinya menurut gue juga belum terlalu nendang. 

Gue masih harus membiasakan diri dengan bagaimana cara penceritaan setiap series Thailand yang gue tonton di GMMTV ini. Ada beberapa yang beda banget dan treatment-nya pelan-pelan tapi deep kayak The Shipper. Ada juga yang tipe kayak The Gifted gitu yang satu episode segambreng nyeritain satu karakter tok. Nah kalau di I’m Tee Me Too ini, satu episode nyeritain enam karakter. Dengan durasi yang sangat singkat gue rasa masih sangat di level permukaan banget deh. Kita cuma dikasih tahu latar belakang sedikit dan kemungkinan konflik yang akan terjadi ke depannya. Cuma sebatas itu. 

Anyway gue sempat baca juga sebuah teori dari fans yang bilang kalau ternyata Tee yang lain itu hanyalah khayalan dan juga imajinasinya Watee yang selama ini sudah hidup sendiri. Tapi setelah nonton episode 1 ini, gue nggak merasa hal itu akan jadi twist-nya sih. Kalau lihat episode 1, nggak akan dibawa ke situ karena di episode ini nggak ada tanda-tanda atau petunjuk-petunjuk yang mengarah ke situ dari sudut pandang Watee.

Yang pasti, gue mau tahu lebih banyak kenapa I’m Tee Me Too ini diceritainnya dari sudut pandangnya si T-Rex bukan Watee sebagai orang yang punya rumah. 

Atau jangan-jangan justru Watee dan yang lainnya justru adalah khayalannya T-Rex karena dia yang sebenarnya nggak suka sendirian? 

Nah ini bisa jadi dan ini lebih masuk akal. 

Kenapa di episode 1 kita nggak dijelasin lebih dalam soal T-Rex karena mungkin twist-nya mau disimpan ke situ. Fokus kita malah dialihkan ke karakter-karakter yang lain. Kalau diperhatiin, T-Rex ini orangnya perhatian banget sama semua orang yang ada di situ. Kayak bagaimana dia mendengar obrolan Matee sama Teedo pas Teedo dibawain anjing sama mantan pacarnya. Gimana dia ngurusin Teedet waktu dia pingsan. Gimana dia mau disuruh sekamar sama Maetee. Semua dia lakukan karena dia nggak suka sendiri dan dia ingin orang-orang itu selalu dekat dengannya. 

Selain itu, ada satu adegan ketika T-Rex naik sepeda dan di depan rumah dia ketemu sama pacarnya Teedo. Pas pacarnya Teedo ngomong, “Tee yang tingginya kira-kira segini, pokoknya lebih tinggi dari kamu deh!” gitu, T-Rex bilang, “Ya semua juga lebih tinggi dari gue,” gitu. 

Kalau mau dipikirin lebih lanjut sih, biasanya orang-orang yang kesepian tuh suka membuat sosok imajinatif yang lebih baik dari diri mereka. Entah itu secara fisik atau secara mental. Secara fisik, Tee yang ada di rumah itu jauh lebih tinggi dari T-Rex (padahal namanya T-Rex ya, kan paling kuat kalau di dinosaurus), secara mental semua punya phobia seperti halnya T-Rex. Dan kalau mau ditelaah lagi, kenapa T-Rex memanggil dirinya T-Rex ya karena T-Rex itu berkuasa di rantai makanan. Dia rajanya dan dia yang ngatur semuanya. 

Ada banyak banget hal soal T-Rex yang masih belum ditunjukkin. Gue aja sebenarnya curiga yang meninggal itu adalah ibunya T-Rex bukan ibunya Watee. Dia menciptakan karakter Watee sebagai sosok yang lemah dan nggak bisa move on sebagai bentuk gambaran emosi dirinya sendiri sebenarnya.

Jadi make sense kalau misalnya ada teori yang bilang Tee yang lain justru adalah imajinasi dari T-Rex. Karena alasannya banyak dan sudah dibeberin banyak sekali di episode 1 meski sangat subtle.

Tapi serius sih gue gak mau berteori karena kemaren pas Still 2gether superfailed. LOL. 

Ide cerita I’m Tee Me Too ini sangat menarik menurut gue. Eksekusinya di episode 1 sangat ringan dan jauh lebih baik dari kebanyakan Thai series yang gue tonton. Nggak ada backsound yang kegedan, nggak ada jumping scene yang berlebihan, shot-nya apik, dan warnanya sangat enak dipandang. Yang paling penting ya kan sebenarnya pemain-pemainnya visual semua. 

I’m Tee Me Too tayang setiap Jumat di YouTube GMMTV. 




Share:

0 komentar