Bersyukur Masih Bisa Makan...

 Ya ampun, beberapa kali weekend ini rasanya nggam pernah bener-bener liburan. Entah kenapa rasanya (sok) sibuk banget. Ya sibuk tidur, ya sibuk males-malesan, ya sibuk mikirin abis tidur mau ngapain. Hahaha... ini gue selama satu bulan terakhir kayaknya hidup seperti sampah kantong plastik yang dibuang di jalan aja. Terombang-ambing angin diterbangkan ke sana ke sini ke utara ke selatan ujung-ujungnya nyangkut di tiang listrik dan akhirnya tertidur lama disana (apa banget =__=") Gue mulai bosan dengan rutinitas kuliah ini. Nggak tahu kenapa. Sebenarnya sih gue berusaha menikmati aja, tapi semakin ke sini semakin banyak yang bikin males, semakin bete lah hidup gue. Jadi pengen bener-bener berhenti. Tapi berhentinya pas lulus aja (teteeppp)

Hari ini gue nonton Jika Aku Menjadi di Trans TV. Nggak pernah meniatkan diri buat nonton karena memang beberapa minggu terakhir gue jarang nonton TV. Bahkan gue udah nggak pernah nonton Cinta Fitri lagi. Tapi tadi pas gue nonton Jika Aku Menjadi, gue jadi males pindah-pindah channel. Acara ini bener-bener ngasih inspirasi banget. Mengajarkan banyak hal termasuk bagaimana mensyukuri hidup dan kehidupan.

Episode hari ini (Minggu, 10 April 2011) adalah tentang ibu-ibu pedagang baju bekas yang hidup sebatang kara di (kalo nggak salah inget) Malang gitu... Sumpah ya, ibu-ibu ini bener-bener bikin merinding kisah hidupnya. Suaminya meninggal tahun 2004 dan suaminya itu adalah salah seorang Pejuang Kemerdekaan. Ibu ini nggak punya anak, jadi dia angkat 2 anak yang pada akhirnya pergi ke Kalimantan dan 3 Tahun nggak pernah pulang, kasih kabar ataupun kasih uang. Ibu ini sehari-harinya itu jualan baju bekas yang dia beli dari pasar dan juga jual gorengan. Dengan keuntungan yang cuma 3000-5000 rupiah, dia harus berusaha menghidupi dirinya. Rumahnya sederhana dengan dapur kecil sempit yang nggak ada kompornya tapi masih pake kayu bakar dan yang paling miris adalah dia nggak punya kamar mandi! Ya Tuhan... entah bagaimana deh itu hidup tanpa kamar mandi, soalnya ibu-ibu ini juga suka takut kalau malem-malem harus keluar rumah buat pipis dll.

Ngeliat ibu-ibu ini bikin gue inget sama salah seorang nenek tua di kampung gue. Dia sebenarnya bukan nenek gue secara langsung, tapi kata mama dulu waktu kakak gue kecil nenek yang namanya Nek Itah ini yang bantu mama buat ngurusin kakak gue yang pertama. Nenek Itah ini sama sama ibu-ibu yang di JAM hari ini, sebatang kara, anaknya nggak tahu kemana, hidupnya super duper sederhana dan bener-bener prihatin. Tapi nenek ini masih kuat jalan, masih rajin sholat, dan bahkan mama gue pun suka ngeluh sama gue, kenapa dia yang umurnya jauh lebih muda dari Nek Itah nggak kuat banget berdiri sholat tarawih 21 rakaat di masjid sedangkan Nek Itah masih kuat. God Is Fair, mom...

Selain Nek Itah, yang paling gue inget adalah tentu saja Nenek gue yang sejak Januari kemaren lupa gue hubungin. Perawakan, aura dan wajahnya mirip banget sama ibu-ibu yang ada di JAM tadi. Gue jadi kangen sama dia... Nenek gue terbiasa dengan kehidupan sederhana tetapi penuh dengan masalah-masalah yang rumit. Ya masalah keluarga, masalah anak-anaknya, masalah menantunya, dan cucu-cucunya. Tapi nenek gue ini walaupun begitu kerasnya dapet cobaan hidup bahkan yang paling nyakit adalah dari anaknya sendiri, tetep sabar dan bener-bener mengajarkan banget bagaimana cara menghargai hidup terutama buat gue.

Dan yang pastinya, gue tadi itu ingat mama dong... Gue udah lama nih nggak ketemu sama mama dan akhirnya gue kangen dan menggalau... Apalagi waktu tadi talentnya ngomong gini, "Gue nggak kebayang kalau nyokap gue atau suatu saat mungkin nanti gue udah tua, hidup sebatang kara, nggak punya keluarga lagi, dan kalau gue meninggal di kamar nggak akan ada yang tahu gue udah mati..." Oke, itu bener-bener bikin gue merinding sejadi-jadinya. Nggak mau banget gue deh meninggal trus nggak ada yang tahu. Apalagi meninggal dengan kondisi tanpa keluarga :( Gue juga nggak mau deh menyia-nyiakan yang namanya keluarga. Walaupun mungkin keluarga inti gue sekarang kondisinya cuma ada mama dan kakak-kakak gue, tapi yang lain juga nggak mau gue sia-siakan... Mama benar, suatu saat orang yang selama ini mungkin nggak pernah kita anggap, suatu saat akan kita butuhkan. Itu adalah hikmah tidak pernah menyia-nyiakan keluarga.

Agak merinding hari ini... Kangen sama nenek dan kakek gue U.U alamat galau semalam-malam dan nih... huhuhuhuhu

Dan hey! Ada gosip yang sudah dikonfirmasi yang kemudian tidak menjadi gosip lagi kalau SUPER JUNIOR akan datang ke Jakarta buat acara KIMCHI di bulan Juni nanti. Tepatnya 4 Juni... Yeah, sekali lagi gue harus menelan ludah dan menelan kata-kata makian untuk ini... Gue nggak mau mereka dateng woooyyyy~~~~

Yak, bilang gue berlebihan, oke nggak apa-apa. Bilang gue sampah juga nggak apa-apa. Tapi, buat gue pribadi, ketika mereka sudah dekat dan lo nggak bisa melihat mereka lebih dekat, itu adalah mati. Sebaiknya kan mereka nggak dateng, daripada mereka dateng dan gue nggak bisa nonton? Sakit hati dong gue. Hahahah--egoisnya keluar. Tapi yah, gue turut bahagia deh dengan berita ini walaupun mungkin gue nggak tahu apakah tanggal 4 Juni nanti uang gue sudah cukup terkumpul buat nonton atau nggak. Cuma... kalaupun cukup, mungkin gue nggak bakalan nonton deh. Mengorbankan uang dengan jumlah lumayan besar cuma buat nonton mereka manggung 30menitan dan cuma 4 laguan? Gue berasa rugi banget. Selama ini gue berharap mereka akan menggelar SS4 di Indonesia, kalaupun mahal tapi setidaknya nggak rugi karena kita bisa menikmati 2 Jam penampilan mereka... Tapi... Yah, sekali lagi ini cuma perhitungan galau gue aja. Kalau dibilang pengen nonton, jelas gue pengen nonton, cuma.... nyari uang itu susah... apa iya gue harus mengorbankan uang gue cuma demi kenikmatan gitu doang? Masih banyak yang nggak punya uang... gue malah harus menghabiskan cuma buat kesenangan sesaat...

Bener banget pesan dan segala inspirasi yang dibagi sama Jika Aku Menjadi... Bahwa dalam hidup, kita nggak boleh berlebihan karena banyak sekali orang yang kekurangan. Dalam hidup kita nggak boleh muluk-muluk karena banyak orang yang bahkan buat makan aja susah. Dalam hidup, kita nggak boleh sombong karena semua yang kita punya ini adalah titipan Tuhan dan Tuhan bisa mengambilnya kapan aja.

Gue bersyukur dengan kondisi gue yang walaupun pas-pasan tapi gue nggak pernah susah makan, nggak pernah susah tidur, nggak pernah susah berhubungan dengan dunia luar bahkan gue masih bisa menyalurkan hobi menulis gue. Gue bersuykur banget punya keluarga yang walaupun nggak sempurna dan lengkap seperti setahun yang lalu tapi masih bisa sangat mencintai gue. Dan gue bersyukur punya temen-temen yang walaupun not always can make me feel warmth, tapi mereka bisa membuat gue tertawa...

Jadi, nikmat Tuhan yang mana lagi yang kau dustakan?

@ronzzykevin

Share:

0 komentar