Taenggasm

Gue dulu percaya banget sama cinta pada pandangan pertama. Seperti kebanyakan novel-novel romansa teenlit yang gue baca waktu SMP, cinta pada pandangan pertama ini selalu menjanjikan sesuatu yang indah dan magis buat yang mengalaminya. Pikiran melantur. Imajinasi melayang-layang nggak menentu.

Tapi itu dulu. Sekarang kalau ngomong soal cinta pada pandangan pertama gue jadi agak gimana gitu. Karena ternyata 90%-nya adalah nafsu dan 10%-nya mungkin beneran suka. Cinta pada pandangan pertama biasanya hanya melibatkan ketertarikan terhadap visual saja. Nggak sampai ke dalam-dalam—yah sebutlah hati. Pada pandangan pertama orang nggak akan langsung tahu isi hati orang yang ditaksir sebenarnya kan. Makanya 90%-nya bisa aja nafsu.

Ada cinta yang datang pelan-pelan. Yang tumbuh sedikit demi sedikit. Yang muncul mendadak setelah perkenalan setahun atau dua tahun dengan seseorang. Lewat obrolan-obrolan nggak menentu di Twitter yang berlanjut di curhatan semalam suntuk lewat KakaoTalk atau LINE. Cinta yang seperti ini biasanya udah nggak lagi mementingkan visual, tapi lebih ke kenyamanan.

Perasaan senang ketika lo sedang “bersama” orang ini. Perasaan menggebu-gebu setiap kali ada pesan masuk dari orang ini. Meledak-ledak yang luar biasa kalau tiba-tiba orang ini ngajakin nonton atau ketemuan. Yah syukur alhamdulillah kalau ternyata orang ini juga punya visual yang 90% bagus. Bonuslah. Apalagi kalau perasaannya mutual.

(tarik nafas dalam-dalam lalu hembuskan sambil meneteskan air mata)


Jatuh cinta sama lagu juga nggak jauh beda sama jatuh cinta sama manusia. Terkadang ada lagu-lagu yang ketika pertama kali mendengarkannya kita bisa langsung suka. Langsung jatuh cinta. Terlepas dari siapapun penyanyinya. Tapi ada juga lagu-lagu yang butuh waktu lama untuk kita sukai. Karena berbagai alasan. Entah karena kita punya pengalaman khusus yang kebetulan pas sama lagu itu atau memang karena momennya lagi klop aja.

Gue bukan orang yang gandrung sama lagu-lagu pop barat, fyi. Tapi gue suka beberapa lagu. Cuma nggak yang update banget seperti gue update KPop. Waktu gue masih jadi penyiar radio dulu, gue terbilang update banget loh sama semua lagu pop barat dan Indonesia. Sekarang udah enggak.

Berkebalikan sama roommate gue yang sekarang hidupnya 85% - 90% lagu barat dan Indonesia. Kalau ada satu lagu baru yang lagi hits di Billboard dia pasti tahu dan dia pasti sering mendengarkannya. Kebiasaan kita sama—walaupun gue nggak 100% yakin sih—yaitu suka memutar lagu yang sedang kita sukai di kamar lewat speaker ponsel (kadang gue pake speaker portabel buat laptop yang agak menggelegar). Entah maksudnya apakah memang untuk kesenangan pribadi atau memang untuk “meracuni” manusia lain yang ada di ruangan itu.

Walaupun gue nggak 100% suka dengan lagu-lagu barat, tapi ada beberapa lagu yang memang ternyata “Eh enak juga ya!”. Dan beberapa di antaranya gue tahu dari roommate gue ini.

Kayak suatu hari gue sering banget setiap pagi denger dia memutar satu lagu soloist cowok yang kayaknya pernah juga gue denger di beberapa tempat lain. Entah di tempat ngopi atau di mobil temen gue yang lain. Gue nggak pernah nanya (nggak pernah berani nanya, komunikasi kami sama sekali nggak bagus soalnya—aneh banget belakangan ini kayak orang nggak saling kenal) soal lagu-lagu yang dia putar. Gue hanya menebak-nebak saja judulnya dari lirik yang gue dengar. Sampai suatu hari gue lihat update-an temen gue yang lain di Path sedang dengerin lagu James Arthur.

“He’s a gem!” tulis temen gue ini. Gue penasaran lah sama si James Arthur ini karena kok kayaknya semua orang mendengarkan lagu ini di Path sementara saat itu update-an terakhir gue masih ‘23’-nya IU. Like seriously… gue tuh tiap hari dengerin KPop. Demi apa deh.


Akhirnya di suatu malam jelang tidur, ketika roommate gue menjadikan Isyana Sarasvati sebagai lullaby-nya, gue pun memutuskan untuk nge-search James Arthur ini di Spotify. Pas gue dengerin track pertama di album ‘Back from the Edge’ ada momen “DEG!” gitu. Tapi karena gue waktu itu udah mau tidur, nggak ada keinginan untuk spazzing berlebihan. Sampai akhirnya track kedua album itu keputer dan gue langsung “OALAH….. INI TOH LAGU YANG TIAP PAGI GUE DENGERIN DI KAMAR SECARA TERPAKSA ITU?!”

(Secara sarkasme memang gue dan teman sekamar gue selalu memaksa satu sama lain untuk mendengarkan lagu yang sedang suka kita dengerin. Kayak gue belakangan selalu nyanyiin dan kadang puter ‘Rain’-nya Taeyeon walaupun gue tahu dia nggak akan suka sama lagu ini atau suka sama Taeyeon at all. Toh dia pun selalu memutar lagu-lagunya Ed Sheeran yang mana nggak satupun gue suka because Ed is too overated. WKWKWK)

Kesukaan gue sama lagu-lagu di album James Arthur ini semacem cinta pada pandangan pertama. Karena semua lagu di albumnya nggak ada yang bikin gue senewen pengen sekip pas gue mendengarkan pertama kali.

Trus ada nggak lagu-lagu yang gue sukanya pas udah basi? Banyak.

Pada masanya, semua orang nyanyiin ‘Stitches’-nya Shawn Mendez dan ‘Blank Space’-nya Taylor Swift. Nggak tahu kenapa. Setiap kali gue pergi karokean sama inner circle gue (termasuk roommate gue juga) mereka selalu bersemangat menyanyikan lagu ini. Sementara gue yang “Errrr…??? Apa cuma gue yang nggak tahu lagu ini???” Tapi setelah beberapa bulan berselang, ketika entah gimana gue penasaran sama lagu ini saking semua orang nyanyiin, gue nonton videonya di YouTube dan baca liriknya. Barulah gue mulai suka. Dan itu kayak udah bentar lagi Shawn Mendez ngeluarin album baru. Supertelat.

Sama halnya kayak ‘Rookie’ dan ‘Roussian Roulette’-nya Red Velvet dan ‘BOOMBAYAH’-nya BLACKPINK. Waktu pertama kali dengerin, dua lagu pertama yang gue sebut di paragraf ini membuat gue flat face (kecuali pas nonton MV-nya karena Irene mintak dibacain dua kalimat syahadat). Tapi lama kelamaan gue jadi suka banget sama tiga-tiganya. ‘BOOMBAYAH’ jadi lagu karoke paling favorit gue sekarang FTW!

Faktanya ada banyak lagu-lagunya IU yang gue juga sukanya belakangan, nggak langsung pas pertama dirilis. Beberapa lagu IU memang bikin mikir saat mendengarkan musiknya. Walaupun pada akhirnya gue suka (banget) dan akan jadi track yang paling sering diputar di music player gue. Sejauh ini belum ada lagu IU yang bikin gue “jatuh cinta pada pandangan pertama” saat mendengarkan lagunya.

Tapi Taeyeon berhasil merebut hati gue sesegera itu. Secepat TransJakarta kecil jurusan Senen – Lebak Bulus melaju. Secepat The Flash menangkap meta-human.


Di LIVE Instagram reguler gue yang pertama kemaren gue kayak bikin perjanjian sama diri gue sendiri kalau gue nggak akan menonton MV dan mendengarkan lagunya sampai minggu depan. Sampai LIVE Instagram reguler gue episode 2. Karena di situ gue pengen nunjukkin ekspresi pertama gue ketika mendengarkan lagunya dan nonton MV-nya.

Gue berhasil. Ya selama beberapa hari setelah MV dan albumnya dirilis. Tapi di suatu siang entah kenapa Taeyeon berbisik-bisik di kuping gue untuk mendengarkan lagunya segera. Foto-foto yang dia upload ke Instagram bikin gue makin penasaran pengen dengerin album ini. Gue sudah nonton semua video teaser lagu-lagunya tapi nggak ada yang nempel sama sekali sebenarnya di kuping. Yah… maklum orang potongan lagunya aja kayak gitu. Kayak cuma dua detik. Tapi beneran siang itu gue kayak harus dengerin sekarang.

HARUS!

Yah namanya juga manusia biasa ya. Kadang janji-janji juga sekedar janji palsu. Kayak apa tuh grup KPop yang janji akan selalu ber-12 eh ujung-ujungnya ber-9 juga. Udah gitu labil lagi. Karena kadang perform ber-8. Gue pun langsung buka Spotify lewat laptop kantor berspek tinggi yang superlemot menyebalkan itu. Langsung search TAEYEON dan langsung buka folder album barunya.

Headset sudah nempel di kuping.

Musiknya mulai terdengar. Lima detik di awal gue kayak langsung pindah dunia. Kayak sedang berada di dalam adegan sebuah film yang pemeran utamanya lagi berkendara di jalan panjang tanpa ujung di antara gurun. Kayak adegan pas Logan sama Laura lagi mau pergi ke North Dakota (YOU SHOULD WATCH 'LOGAN' GUYS!). Laura dengan swag melihat ke luar jendela dengan posisi tangan terlipat dan dagu bertumpu manis di lengannya. Matahari sudah hampir terbenam. Membuat warna pasir di gurun itu makin berkilau. Suara gitar di awal lagu itu mengiringi mobil dalam imajinasi gue sampai akhirnya suara Taeyeon masuk dan shot berpindah ke wajah Taeyeon yang lagi menikmati rambutnya diterbangi angin di jendela mobil.

Masuk ke refrain gue mau marah. Padahal jarak dari intro ke awal lagu dan refrain pertama itu nggak jauh lho. Nggak ada hubungannya juga sih sama perasaan gue yang mendadak mau marah.

“나는 아니야~” (it’s not me)

WAH NAGINI KORENGAN!

“쉽지 않을 것 같아~” (It won’t be easy for me)

WAH KAMBING KUDISAN!

“여전하게도 넌 내 하루하루를 채우고~” (Still, you fill up my days)

WAH GABISA BEGINI DONG KIM TAEYEON! NGGAK BISA!


Untuk ukuran orang yang nggak pernah update apapun berita tentang comeback Taeyeon ini, gue cukup shock dengan title track-nya yang ternyata nggak dance. Tapi gue tahu ‘I Got Love’ bukan title track waktu lagu dan MV-nya dirilis beberapa waktu lalu. Karena menurut gue lagu itu kurang nendang untuk dijadikan title track. Tapi memang yang ada dalam bayangan gue sih lagunya bakalan dance lagi kayak ‘Why’.

Tapi nyatanya… YA ALLAH YA ALLAH YA ALLAH!!!!

Ini justru lebih nendang dan lebih bagus dari ‘Why’. Dan lagu-lagu kayak gini yang menurut gue bisa jadi media pamer vokalnya Taeyeon banget. Gue sebenarnya masih terjebak di ‘Rain’ karena sekarang lagi musim hujan dan belakangan ini gue lagi suka banget sama lagu itu. Padahal udah setahun juga lagu itu dirilis. Tapi waktu gue dengerin ‘Fine’, fix, ‘Rain’ udah bukan lagi most played song di Jeno (nama hape gue yang sekarang). Ini udah hari kesekian sejak gue pertama kali mendengarkan ‘Fine’ dan masih gue repeat one sampai gue menulis artikel ini.

Gue bersyukur karena SM nggak lagi memaksakan untuk nge-EDM di title track album full pertama Taeyeon ini. Feel ‘Fine’ kalau menurut gue sedikit banyak sama dengan ‘I’. Bedanya mungkin yang ini lebih emosional dan mencabik-cabik. Nggak ngerti gimana gue harus menjelaskan perasaan itu. Karena gue nggak pernah mengalami putus cinta yang sampai sebegitu hebatnya seperti yang Taeyeon utarakan dalam lagunya. Tapi secara aneh gue bisa related sama kondisi itu. Isn’t this a good thing?

Mungkin di situ hebatnya lagu ini.

Dalam 3 menit 29 detik Taeyeon membuat gue merasa ada di posisi itu. Bagaimana berantakannya perasaan waktu orang putus cinta. Bagaimana rasanya memalsukan senyuman di hadapan orang-orang. Bagaimana sepinya di tengah keramaian dan berusaha ikut tertawa padahal sebenarnya nggak ingin tertawa. Ya kecuali bagian “ngiket rambut ke atas” karena gue nggak punya rambut yang bisa diikat ke atas. Tapi bagian “cleaning up my messy room” sih gue banget. Soalnya gue anak kosan merangkap pembantu.

Ada lebih dari seratus umpatan yang pengen gue keluarkan setelah gue mendengarkan lagu ini dan membaca liriknya. Tapi karena mengumpat itu dosa dan buang-buang tenaga, jadi gue hanya bisa ikutan nyanyi aja. Sampai mungkin bikin temen sekamar gue eneg karena setiap hari gue cuma ber-“It’s not fine AAAAAAAAAAAH AAAAAAAAAAAAAAH (kayak dikejer serigala di tengah hutan jejeritan)” di kamar. Tapi nggak apa-apalah. Toh ketika dia dengerin Ed Sheeran yang ‘Shape of You’ setiap saat ketika lagu itu sedang hype di awal rilisnya juga kan gue merasakan ke-eneg-an yang sama.

Biar pak-pok gitu.

Kemaren ada yang nanya sama gue di LINE@ “Kenapa sih lagu ini judulnya ‘Fine’ tapi liriknya ‘It’s not fine’?”

Jawabannya ya seperti yang sudah gue jabarkan di beberapa paragraf sebelum ini. Lagu ini tentang bagaimana orang putus cinta yang dari luar ingin terlihat baik-baik saja tapi dari dalam sebenarnya hancur. This song is about faking your feeling to other people.

Terlepas dari lo pernah putus cinta atau nggak, lo pasti kan pernah dalam kondisi yang ingin terlihat baik-baik saja tapi sebenarnya lo nggak sedang dalam kondisi yang baik? Kalau lo nggak pernah putus cinta, lihatlah lagu ini sebagai melodi sendu ketika apa yang lo harapkan nggak sesuai sama apa yang terjadi.

Kayak misalnya gue ngarep menang giveaway Ko Felix yang #TwiceInBKK tapi nggak menang sama sekali.



Kalau loe baca blog gue dari lama mungkin lo tahu betapa gue suka banget sama MV-MV yang tipe drama. Yang nggak sekedar ganti-ganti shot dance. Yang nggak sekedar jalan dari titik satu ke titik lain, mukul-mukul tongkat bisbol dan segala macam. Gue suka MV yang ada jalan ceritanya. Yang setiap adegannya ada hidden meaning gitu. Banyak sih MV KPop yang kayak gitu. Tapi kalau di luar SM, maaf aja nih, gue nggak terlalu ngikutin. Orang gue ngefans SMTOWN aja banyak kok MV yang nggak gue ikutin. Tapi nge-stan SMTOWN ini udah melelahkan. Nggak ada waktulah nge-stan yang lain.

#HALAH #IU #KAN #BUKAN #SM #LOVELYZ #JUGA #BUKA #SM

Bersyukur banget SM bikin MV album full Taeyeon ini jadi berkesan dan nggak cuma sekedar MV remeh-temeh. Makin yakin kalau Taeyeon disayang sama manajemen (puk puk f(x) puk puk). Pasti banyak ya uang yang kamu dapatkan ya Tae dari segala aktivitasmu dan itu pasti bikin kaya manajemen ya. 

Hamdalah. Puji Tuhan. Haleluya.

Untuk lebih mudah mengerti MV ini sih gue rasa lo harus baca dulu lirik lagunya. Kalo nggak ngerti bahasa Koreanya (sama, gue juga nggak ngerti) baca terjemahan Bahasa Inggris-nya. Karena kalau terjemahan Bahasa Indonesianya bikin geli.

Di atas lembaran kertas yang terkoyak
Aku menulis perasaanku yang sebenarnya
Dan jelas banget, sesuatu tentangmu
Yeah, kamu dan aku sama tapi kok beda
Kamu ngerasain hal yang sama nggak sih?
Aku udah ngarep tinggi banget
Saat satu hari, satu bulan, satu tahun berlalu
Akankah kita menjalani kehidupan yang berbeda?
Bukan aku
Ini nggak gampang buatku
Kamu masih mengisi hari-hariku
Belum
Aku memberitahu diriku seperti orang bodoh
Aku tidak bisa menelan kata-kata yang masih tertinggal di mulutnya
Ini nggak baik-baik aja
Ah ah ah ah ah ini nggak baik-baik aja.
Buyar udah semua kegalauan dan kemenusukan lagu ini kalo baca lirik Indonesia yang begitu. Mungkin gue yang menerjemahkannya nggak beres. Tapi sepengertian gue kalo gue baca lirik Inggris-nya ya semenggelikan itu kalau dialihbahasakan ke Indonesia. Bukan karena gue nggak mencintai bahasa Indonesia. Cuma agak geli aja kalo Taeyeon beneran nyanyi “AH AH AH INI NGGAK BAIK-BAIK AJA AH AH AH” gitu jadi kayak dangdut. Walaupun gue suka dangdut, tapi gue mungkin akan malu kalau Taeyeon joget dangdut.

Yang jelas membaca lirik terjemahannya akan membuat lo lebih mudah mengerti arti setiap shot dalam MV-nya.

MV ini diawali dengan Taeyeon yang melangkah masuk ke sebuah supermarket. Sambil menelepon pacarnya. Dari dialog itu terdengar cek-cok ringan. Tapi kita nggak dikasih denger suara cowoknya. Mungkin supaya kita bisa bebas berimajinasi seperti apa suara cowok itu. Dalam imajinasi gue, suara cowok itu seperti suara Baekhyun.

Dan ngomong-ngomong soal nelepon di supermarket, Baekhyun juga pernah ada adegan menelepon di supermarket di MV ‘Lightsaber’. Setelah itu dia marah-marah pulak sampai ngerusakin barang-barang yang ada di sana. Mungkin saat itu dia marah-marah karena dia emosi terus mutusin Taeyeon (jauh aja nyambungnya ke MV tahun 2015).


Taeyeon menutup teleponnya dengan perasaan yang begajulan. Okelah gue nggak pernah diputusin cewek apalagi diputusin cowok (EH GIMANA). Jadi gue mungkin hanya bisa menebak-nebak emosi Taeyeon saat itu. Tapi dari visual yang ditampilkan dalam MV-nya, pikirannya mendadak jadi kacau. Mata berkunang-kunang. Pandangan mulai berkabut dan kabur. Efek kalo kebanyakan minum parasetamol. Separo tenang, separo melayang. Nge-fly. Taeyeon nggak bisa melihat jalanan dengan jelas. Perasaannya udah kacau. Untung aja plang nama jalan itu nggak mendadak bertuliskan BAEKHYUN CABE-CABEAN gitu kan. Makin kacau perasaan dia.


Sedetik setelah itu dia melihat sepasang kekasih yang berpegangan tangan sedang berjalan. Tapi masing-masing wajah mereka juga blurred gitu. Seolah pengen memberikan gambaran bahwa Taeyeon nggak lagi percaya sama yang namanya cinta-cintaan macam itu. “PERSETAN DENGAN CINTA! MAKAN ITU CINTA!”

MEN, DIA BARU AJA DIPUTUSIN!

Sepanjang perjalanan pulang dia berasa sendiran banget. Baby I’m so lonely lonely lonely~~ (Eh salah lagu) (eh udah bubar grupnya).

Dan kenangan-kenangan tentang dirinya dan sang kekasih mendadak kepikiran lagi. Muncul satu per satu kayak slide pas zaman kuliah dulu. Nggak tahu deh Taeyeon pernah kuliah nggak atau pernah ngeliatin slide kuliah dari dosen nggak dia dulu. Bodo amat juga sih orang udah kaya raya sekarang.

Manis banget sih menurut gue penggambaran pacaran Taeyeon dan cowoknya di MV ini. Ngegambar di badan. Main-mainin kaki. Cuddling. Lempar-lemparan anduk. Main balon sabun. Foto-foto polaroid. Sampai yang kepret-kepretan deket wastafel itu. OMG TOO SWEET OMG OMG OMG!!!!!! ITU KENAPA YANG PAS KEPRET-KEPRETAN COWOKNYA JADI MIRIP BAEKHYUN GITU DARI SAMPING TAMPILANNYA?!



#DELUUUUUU #DELUUUUUU

Dan adegan yang palling menggemaskan sih menurut gue (SELAIN YANG TAEYEON TIDUR DI PUNDAK COWOKNYA DAN KEPRET-KEPRETAN) itu yang waktu gigitin gelas plastik. GEMAS!


Ah tapi sayang itu hanya kenangan-kenangan masa lalu.

Menjelang paruh ke dua MV kita makin diajak masuk ke Taeyeon yang sendiri. Taeyeon yang galau. Taeyeon yang baru merasakan patah hati. Sudut pandang kameranya pun nggak melulu dari Taeyeon. Karena ketika kita sedang kalut kan kadang-kadang benda-benda mati di sekitar kita tuh berbicara dan seolah-olah mau mendengarkan keluh kesah kita, begitu.

(Kebiasaan gue ngomong sama benda mati)

Gue suka banget sama POV (point of view) beberapa benda mati yang ada di MV ini (MR DIRECTOR, THIS IS SUPERGENIUS!). Mulai dari POV pintu kamar, POV pintu kulkas, POV kursi, sampai POV laptop. Shot-shot Taeyeon di adegan-adegan ini juga close up sampai extreme close up yang bikin kita makin ikut merasakan emosinya. Kegalauannya. Dan satu per satu adegan bahagia di paruh pertama MV tadi mulai ditampilkan kebalikannya.

Memasuki paruh kedua MV, sikat gigi yang tadinya dua jadi satu, bantal yang tadinya dua jadi satu, disusul sama shot-shot Taeyeon dari angle yang agak jauh untuk menampilkan kesendiriannya. Ada air mata stop motion yang lucu banget juga sebenarnya tapi karena adegannya lagi sedih yaudah ikutan sedih aja deh. Lampu-lampu yang tadinya menyala jadi mati seolah mau menegaskan bahwa hubungan mereka sudah berakhir. Dan adegan di supermarket kembali muncul karena itu adalah momen Taeyeon diputusin jadi dia teringat terus sama momen itu.

SHE’S NOT FINE!

Yang paling gue suka dari semua shot di paruh kedua MV ini sebenarnya sandwich crackers yang satu utuh dan yang satunya lagi hancur itu. Kan di awal kita udah dikasih lihat kalau dua-duanya utuh. Karena di awal kan tadi hubungannya manis-manis aja. Tapi setelah diputusin jadi ancur satu. Yang hancur ini bisa dipastikan adalah milik Taeyeon. Sebagai penggambaran kondisi hatinya saat itu.

Untung bukan Oreo. Kalo dua Oreo bisa nangis gue. Sampai ulang tahun gue tahun depan.



Kita tiba di bagian ketiga dari MV ini. Di sini Taeyeon sedang berusaha melupakan semuanya. Makanya di adegan-adegan yang tadi sempat muncul di awal kembali muncul tapi dalam kemasan yang berbeda. Semua muka cowoknya udah coreng-moreng kena pilox digital. Walaupun ada sih adegan yang masih jelas terlihat. Ya kan nggak semudah itu juga dilupakan 100%. Mana bisa lo ngelupain Baekhyun mainin dengkul Taeyeon segitu cepatnya kan.

#EAAAAA #DELU #TEROSSSSSS

Tapi overall di bagian ketiga MV ini Taeyeon sudah menuju momen dia mau ngelupain si cowok.

Jelas susah. SUSAH BANGET. Sampai-sampai pas di bagian “uri majimak geu sungani jakku tteoolla” yang berarti “I keep thinking about our last moment” tangis Taeyeon pecah. Dan tiba-tiba CUT!

EH.

EH BENTAR DULU.

EH LHO KOK INI JADI BEGINI?!?!?!?!?!?

Gue sempat bertanya-tanya kenapa MV yang dari awal udah serius banget itu menjelang akhir malah tiba-tiba masuk ke adegan behind the scene?! HAH KOK JADI MERUSAK MOMEN?!

Gue ulang lagi nonton dari awal. Gue puter lagi MV-nya dari adegan pertama. Dari adegan Taeyeon nelepon. Keluar supermarket. Nge-fly di pinggir jalan. Masuk ke rumah. Gigitin gelas plastik. Dimainin dengkulnya sama Baekhyun.


#EAAAAA #DELUUUUUUUUUUU #TEROOOSSSSS

Dan sampai lagi ke adegan “uri majimak geu sungani jakku tteoolla” yang berarti “I keep thinking about our last moment” itu. Gue diem. Lama banget. Sampai gue merasakan ada sesuatu yang nendang-nendang empedu gue. Pankreas gue rasanya berdenyut. Sampai usus dua belas jari gue linu. Lalu gue mengumpat dengan keras.

NGGAK GINI JUGA PLIS. NGGAK KAYAK GINI JUGA LO BIKIN GUE MAKIN DELU ANJIR! @SMTOWNGLOBAL!!!!!!!!

Lewat adegan sesingkat itu, Taeyeon (dan siapapun yang bikin MV ini) pengen bilang kalau cerita dalam MV ini memang benar terjadi. Memang pengalaman pribadinya Taeyeon. Sebel nggak? SEBEL NGGAK?!

Fix sih gue bete. Bete karena kok bisa kepikiran kayak gitu?! Bete karena merasa perasaan gue dipermainkan. Jadi kalau di film-film kan selalu ada plot twist nih. NAH INI PLOT TWIST-NYA TUH KAYAK GINI. Awalnya gue pikir yaudahlah ini mah Taeyeon cuma nyanyi doang. MV-nya juga ya sekedar MV drama doang. Tapi adegan yang sesingkat itu mengubah semuanya.

“Fix sih ini dari pengalaman pribadi dia sendiri!” ujar sisi sok tahunya Ron dengan percaya dirinya. “YA KAN KALO NGGAK GITU, KALAU EMANG DARI AWAL TAEYEON MEMERANKAN SOSOK WANITA LAIN YANG PATAH HATI BUKAN DIRINYA SENDIRI, KENAPA ADA ADEGAN DIA LAGI SYUTING MV DAN SUDDENLY BREAKDOWN AND CRY?!?!?!?!” sisi sok tahunya Ron kembali sotoy maksimal kali ini pakai capslock.


Tarik nafas. Hembuskan.

Tapi kalau memang ini dari pengalaman pribadi, pertanyaannya, pengalaman pribadi yang sama siapa? Cowok yang mana? Yang terakhir? Kalo bener yang terakhir berarti kalian udah putus dong? Berarti….. BaekYeon……………..

#KEMUDIANMINUMOBATNYAMUK

Yang bikin gue makin yakin bahwa cerita dalam MV ini adalah bagian dari hidup Taeyeon karena setelah dia breakdown and cry, syutingnya dilanjutkan. Berarti kan emang Taeyeon dalam MV ini sedang memerankan dirinya sendiri. Taeyeon. Artis SM Entertainment. Leader SNSD. Pacar—eh apa sudah mantan—Baekhyun.

Tarik nafas lagi.

Hembuskan.

Belum pernah gue segedeg ini sama MV bagusnya SM. Bahkan MV ‘4 Walls’ yang looping kayak gitu aja gue nggak sekesel ini loh. Berasa dipermainkan sama orang yang entah siapa.


Dan MV ini ditutup dengan manisnya tatapan Taeyeon yang sedang bersandar di dinding. Disusul tulisan Fin. yang lalu berubah jadi FINE. Ngerti gak sih. Bahkan sampai akhir pun tetep dibikin geregetan.

Fin berarti tamat. Kalo nyambungin ke cerita di MV-nya ya berarti hubungan Taeyeon dengan si laki-laki ini (BUKAN BAEKHYUN BUKAN BAEKHYUN BUKAN BAEKHYUN BUKAN BAEKHYUN) (WKWKWKWKWKWK) (TADI AJA MAUNYA BAEKHYUN) (WKWKWKKW) (KARENA GAK MAU HUBUNGAN MEREKA BERAKHIR) (WKWKWKWK) (DELU) (WKWKKW) sudah berakhir. Sudah tamat. Tapi lalu berubah jadi Fine. Yang jelas berarti bahwa walaupun mereka sudah tamat, tapi Taeyeon fine kok.

Walaupun fake sih.

Tapi fine-lah ya.


Ada 13 track di album full pertama Taeyeon ini. Track 13 sayangnya cuma ada di CD dan gue belom dengerin sampai saat ini. Sementara 11 track yang lain selain ‘Fine’ semuanya bagus-bagus kalau kata gue. Semuanya punya flow yang enak. Nggak ada lagu yang terlalu jomplang perpindahan beat-nya dari satu track ke track yang lain.

Banyak lagu-lagu bertempo pelan yang bikin lo seperti mendengarkan lagi suara Taeyeon di album mini ‘I’. Tapi banyak juga lagu bertempo medium sampai up yang bikin lo kangen style-nya dia pas nyanyi ‘Why’. Album ini adalah gabungan dari dua album mini Taeyeon itu. Feel lagu-lagu di ‘I’ masih terasa kok. Dan beberapa track bernuansa EDM seperti di ‘Why’ juga tetap bisa lo nikmati.

Dan di album ini ya, gue baru pertama kali bener-bener mendengarkan Taeyeon dan nggak berpikir kalau dia tuh member SNSD. Tapi bener-bener penyanyi solo yang memang debut solo, nggak debut dalam grup. Feel-nya sama kayak lo kalo dengerin lagu-lagunya IU di album full. Setiap lagu punya emosi yang berbeda dan gaya menyanyinya pun jadi berubah-ubah.

Walaupun lengkingan teriakan Taeyeon di sini nggak setinggi waktu di ‘I’, tapi masih dalam range yang akan bisa bikin lo bergidik. Ada lagu-lagu yang feel-nya kayak pop rock, ada yang pop banget, ada yang EDM, macem-macem. Tapi semuanya nyatu. Nggak ada kesan lagunya berdiri sendiri. Lagunya semacem satu kesatuan yang klop dan nyatu banget kalau lo dengar dari awal track sampai track terakhir. Bener-bener eargasm banget.

NO IT’S NOT EARGASM. IT’S TAENGGASM!

Semua lagu di album ini gue suka. Tapi selain ‘Fine’, obviously, yang paling gue suka adalah ‘When I Was Young’. Percaya nggak percaya beberapa hari yang lalu gue dengerin lagu ini sambil pulang naik TransJakarta. Duduk di deket jendela dan nyenderin kepala ke kaca lalu lagu ini mengalun mesra dari headset gue. ANJIR BERASA GALAU ABIS KAYAK UDAH GAK ADA HARAPAN HIDUP.

Untung TransJakarta-nya rame. Kalau sepi mungkin gue udah menari-nari kayak di film ‘La La Land’. Berdansa sama kondektur bus-nya. Gue masih merinding setiap dengerin refrain lagu ini.

Yang jelas satu lagu ke lagu yang lain sebenarnya nyambung dalam hal lirik. Gue nggak terlalu punya banyak waktu untuk membaca masing-masing liriknya. Tapi di lagu ‘Eraser’ gue yakin bahwa Taeyeon akhirnya sudah berubah dari ‘Not fine’ ke ‘Fine’ yang sebenarnya karena dia sudah berhasil menghapus bayang-bayang pria itu dari dalam hidupnya.

Well… karam sudah.

Lagu lain yang gue saranin untuk didengarkan lebih dari sekali sih ‘Time Lapse’ dan ‘Love In Color’. Dan personal favorite gue adalah ‘Eraser’ sama ‘Fire’. Jangan dengerin ‘I Got Love’ sambil tidur. Nanti lo mimpi menari bersama Nagini. Agak serem soalnya gue pernah.

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
LIVE SETIAP SENIN JAM 8 MALAM 'GLOOMY MONDAY!'
Instagram lain: kaoskakibaudotcom
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Share:

0 komentar