Dont Mess Up My Tempo, Im Heartbroken!


“Kenapa kok belum ada posting-an baru di KaosKakiBau?” 

Jleb. Pertanyaan itu langsung menusuk ke jantung dan langsung bikin gue baper waktu Nisa nanyain langsung ke gue di kopi darat kita pas gue ke Jogja akhir pekan lalu. Selama beberapa hari gue memang sedang ada di Jogja untuk urusan pekerjaan. Lalu gue sempat update di Twitter dan Instagram dan dihubungi oleh Bondan, salah satu chingu yang ngakunya juga sudah lama baca blog gue dan kita officially kenalan beberapa tahun yang lalu karena sama-sama jadi responden skripsinya Niki, mahasiswa Komunikasi UGM. Gue, Bondan (dan salah satu temannya), dan Nisa ketemuan di satu tempat di Jogja namanya Estuary. Nisa juga adalah salah satu pembaca blog gue. Dan malam itu dia melakukan tugasnya sebagai seorang pembaca yang baik: nanyain kapan ada posting-an baru lagi. Sementara gue, bukan blogger yang baik karena sudah meninggalkan blog kesayangan gue itu selama berbulan-bulan, hanya bisa senyum malu dan merangkai kata secepat mungkin sebagai alasan ke Nisa. Gue bilang, 

“Gue lagi mengalami kebuntuan yang gue sendiri enggak tahu kenapa bisa kayak gitu. Gue agak capek kayaknya,” kata gue yang terdengar sangat nggak meyakinkan sebenarnya. Lalu gue melanjutkan alasan itu dengan menceritakan bagaimana Sabtu dua minggu lalu gue berusaha untuk menulis dan menyelesaikan posting-an terbaru blog gue di sebuah tempat yang sebelumnya nggak pernah gue kunjungi. 

Jadi, once upon a time, gue ketemu sama temen gue namanya Dika. Setelah dia ngobrol ngalor-ngidul soal mantannya dan gue hanya bisa ber “oh” dan “wow” dan “seriusan?” karena can’t relate sama sekali (gue belum pernah punya mantan pacar, mantan teman sekamar pernah), gue akhirnya nanya ke dia lokasi tempat dia biasanya bisa konsentrasi dalam bekerja. Dika ini arsitek freelance tapi proyeknya udah ratusan juta rupiah banget. Tentu butuh tempat oke buat kerja dong nggak mungkin stuck di kosan juga kan. Dan karena gue juga ingat apa yang dibilang mbak Fira Basuki dalam sebuah event menulis di Banyuwangi beberapa waktu yang lalu bahwa ilham harus dicari dengan keluar dari kotak tempat kita mengungkung diri. Gue tanya ke Dika, enaknya yang ada wifi dan buka 24 jam di mana selain di McDonald’s. 

I love McDonald’s. I mean, come on, kalau ada tempat yang akan gue kunjungi ketika gue butuh di puk-puk oleh kesendirian maka McDonald’s adalah tempatnya. Gue setiap kali menulis pasti selalu ke McDonald’s Kemang karena internetnya paling cepat. Karena gue pernah coba ke McDonald’s lain kayak di Tebet atau Pasar Minggu, nggak ada yang menawarkan kecepatan internet seperti di Kemang. Ada satu sudut di Mekdi kemang yang kursinya buat dua orang, posisinya dekat kaca, dan itu adalah tempat favorit gue untuk menulis. Hanya saja belakangan gue merasa gue butuh suasana yang baru. Makanya gue kayaknya butuh pindah tempat deh. 

“Coba ke Artotel aja,” kata Dika. 
“Hotel yang di Sarinah itu?” 
“Iya. Kan ada restorannya tuh. 24 jam kok,” katanya. 

Berbekal informasi singkat itu, jadilah di suatu malam Minggu gue ke Artotel. Dengan harapan gue bisa menyelesaikan pekerjaan freelance gue dan juga mengerjakan paling nggak satu artikel untuk KaosKakiBau. Mengingat gue punya utang juga kan buat nulis di buku harian (yang detailnya akan gue ceritakan nanti). Sesampainya di sana, gue pesan pasta (YANG ENAK BANGET OMFG) dan segelas dua gelas es kopi. Jam 8 sampai jam 10 gue dedikasikan buat menyelesaikan artikel untuk freelance dan setelah itu sepanjang malam gue niatkan untuk nge-blog. Karena ketika di Mekdi pun biasanya gue baru on fire-nya di atas jam 11 dan artikel gue akan selesai sekitar jam 3 atau 4 subuh karena diselingi oleh nonton YouTube dan download film dulu. Tapi setelah jam 1 dini hari di Artotel, gue sama sekali nggak menghasilkan apapun. Stuck. Berenti. Sama sekali. Gue hanya betah nulis beberapa paragraf dan gue nggak tahu mau dibawa ke mana tulisan itu dan di mana gue bisa menyambungkannya dengan teaser EXO yang gue niatkan mau gue bahas di postingan yang bersangkutan. 

“Jadi aku bener-bener lagi nggak dalam kondisi produktif gitu lho, Nis,” gue menjelaskan ke Nisa. 

Beruntung dia ngerti dan nggak menggerogoti gue dengan pertanyaan-pertanyaan lain seputar posting-an baru. Obrolan malam itu akhirnya kami lanjutkan dengan teka-teki random dari Bondan kayak: semangka kalo dipukul, terus digelindingin, jadi apa? 

Sebelumnya dia sudah ngasih beberapa pertanyaan yang jawabannya absurd banget tapi gagal bikin gue ketawa. Tapi setelah dia mengajukan pertanyaan itu dan dia ngasih tahu jawabannya, gue ketawa nggak abis-abis. Gue se-receh itu ternyata. 

Jawaban dari pertanyaan “Semangka kalo dipukul, terus digelindingin, jadi apa?” adalah “Jadi jauh.” 

Terima kasih banyak, Bondan. 


Lalu sebenarnya kenapa sih gue nggak produktif di blog belakangan ini? 

Gue mau menyalahkan pekerjaan tapi kayaknya sih nggak masuk akal. Karena pekerjaan gue sekarang sangat tidak menyita waktu untuk mengerjakan hal-hal pribadi gitu lho. Jadi bukanlah sebuah alasan yang hqq kalau gue membawa-bawa pekerjaan dan menjadikannya alasan ketidakproduktifan gue selama ini. Terus, apa dong? 

Gue memanfaatkan hari terakhir gue di Jogja dengan jalan-jalan sendiri. Awalnya gue berniat untuk mengunjungi kafe tempat Cinta dan Rangga bertemu di AADC 2. Sudah sampai gue di depan kafe itu, tapi ternyata kafenya belum buka. Akhirnya gue jalan random aja di jalan yang sama dan menemukan sebuah kafe bernama Move On. Kafe ini menyediakan Gelato yang menurut pelangnya “colder than your ex”

Nyet. Gue nggak pernah punya mantan (kecuali mantan yah yang tadi udah gue sebut di paragraf sebelumnya). Dan kok ini bisa membuat gue ngakak dan geli sendiri sih? Gue nggak tahu rasanya punya mantan yang dingin kayak es, tapi kalau teman sekamar yang dingin kayak es semacam familiar. Walaupun seringkali gue juga dingin sih ya tapi sama-sama lah. (WWQWQWQ GAMAU DISALAHIN). Akhirnya gue masuk ke kafe itu dan memesan Gelato dengan rasa Kiwi dan Buah Naga. Nggak ada alasan khusus tapi suka aja kombinasi warnanya: yang satu pucat agak hijau, yang satu hot pink. Pelan-pelan, sesendok demi sesendok, gue menikmati gelato itu sambil memperhatikan semua orang yang ada di ruangan kafe itu, gue menyadari satu hal kenapa gue tidak produktif: gue sedang patah hati. 

Awalnya gue pikir nggak masuk akal banget alasan ini. Tapi lama-lama kalau dipikir-pikir, ini tuh masuk akal banget. 

Sesuai dengan penjelasan gue sebelumnya, gue nggak pernah punya mantan, tapi bukan berarti gue nggak punya orang yang ditaksir. Sejauh ini gue naksir sama dua orang. Dan dua-duanya ternyata enggak suka sama gue. Yang satu menolak gue karena dia bilang gue lebih cocok jadi kakaknya aja (which is sebenarnya berarti bahwa “gue nggak suka sama lo karena lo bukan tipe gue”) dan yang satu lagi menolak gue karena dia bilang dia lebih suka temenan sama gue (which is sebenarnya berarti bahwa “gue nggak suka sama lo karena lo bukan tipe gue”). Gue yang punya zero experience soal pacaran ini nggak bisa meng-handle dua patah hati itu di saat yang berdekatan. Gue nggak bisa juga mabuk-mabukan dalam melampiaskan semuanya karena dalam Islam minuman keras itu haram. Pelampiasan gue cuma sebatas karaoke dan kalau sudah mentok banget baru deh kembali ke jalan Allah SWT dengan baca Quran (lho maaf kok jadi Quran pilihan kedua gini sih. Ron sehat?) seperti yang gue lakukan dalam penerbangan dari Jogja ke Jakarta kemaren. Dada gue udah sesek banget dan gue buka aplikasi Quran yang ada di folder Entertainment di Jeno (handphone gue) dan mendadak baca surat Ar Rahman. It helped. A lot. 

Tapi untuk kondisi stuck gue ini, gue masih nggak tahu kenapa patah hati begitu sangat mempengaruhi produktivitas gue saat ini. Tapi, ya, gue mengakuinya. Dan lewat tulisan ini gue akan katakan dengan lantang dan suara keras (meski lo nggak bisa mendengarnya). 

Gue patah hati. 


Gue belum pernah sepatah hati ini sebelumnya. Ini tuh lebih patah dari Wangeun yang nggak jadian sama Haesoo. Lebih patah dari nasib semua second male lead di drama-drama Korea zaman dulu yang sering gue tonton. Lebih sakit dari EXO yang ditinggal tiga membernya. 

Oh, wait, TUNGGU DULU. TERNYATA GUE PERNAH PATAH HATI. IYA PERNAH! 15 Mei 2014. Jam 9 pagi. Ketika gue terbangun dari tidur nyenyak tanpa mimpi di kamar kotak sepatu gue saat itu, gue buka timeline Twitter dan semua orang membahas ini. Semua orang mention gue soal ini. Dan semua orang bertanya-tanya tentang apa yang terjadi. Tapi yang mereka nggak tahu adalah gue patah hati karena ini. Grup yang selama ini lo kira akan bertahan dengan jumlah member yang sama dalam waktu yang lama, mendadak goyah. Yang lebih bikin patah hati lagi adalah sore itu, Suho harus menerima piala kemenangannya sendiri di M! Countdown dengan senyum dipaksakan. 

WAH TAIK KAU WU YIFAN! KAU MENGHANCURKAN HATIKU LEBIH DULU DARIPADA DUA ORANG YANG KUTAKSIR ITU! 

Ternyata dua orang itu bukanlah oknum-oknum perdana yang membuat gue patah hati. Ternyata jauh sebelum itu gue juga pernah mengalami hal yang serupa. Serupa, tapi nggak sama. Nggak sama, tapi sakitnya sama-sama terasa. Bedanya adalah karena gue tahu EXO hanyalah kesemuan dunia yang ternyata nggak perlu dibawa baper berkepanjangan dan dua orang ini adalah orang-orang yang pernah dekat di hati lo dan kemudian mereka pergi dengan kata-kata “temenan aja” yang sebenarnya juga nggak pernah bisa terwujud. 

Hihihihi... mau ngumpat tapi takut dosa. 

Hihihihih.... ANJING. 

Eh maaf. 

But in the end of the day gue sadar bahwa dua orang itu memang sudah sangat mempengaruhi gue in some ways sampai-sampai gue jadi buntu dan kehilangan keinginan menulis. Kalau mereka nggak sepenting itu, nggak mungkin dong gue sampai yang kayak beneran males sama sekali megang keyboard dan merangkai kata-kata buat blog ini. Kalau mereka nggak sepenting itu, nggak mungkin sampai sekarang gue masih berkutat dengan keinginan move on yang belum tercapai. And here’s a fact for you: move on itu nggak gampang. 

"Okeh hari ini napak tilas AADC 2 di cafe tempat Rangga dan Cinta pertama kali ketemu!" My inner fanboy udah menggebu-gebu sejak pagi. Menunggu akhir dari hari terakhir bekerja di Jogja. Udah siap segala macam, pesan ojol ke lokasi. Yah ternyata masih tutup. Dan wow Jogja panas ya yorobun tak kusangka! Menyengat sekali. Kasihan jerawatku yang sudah kusayang dengan penuh kasih selama dua bulan ini. Akhirnya yaudah nyari tempat neduh yuk Ron. Kataku pada diriku sendiri. Jalan tanpa arah dan hanya mengandalkan kepercayaan diri berlebih saja. Gak tahu sebenarnya mau ke mana sampai akhirnya dari kejauhan aku melihat tulisan Gelato dan di bawahnya ada tulisan lain "colder than your ex". "WAH INI SIH! INI SIH! PADAHAL PUNYA MANTAN JUGA ENGGAK TAPI KOK WAH INI SIH?!" Dan lihat ke atasnya makin "WAH WAH WAH WAH." karena nama kafenya ternyata adalah tujuan hidupku selama lima tahun terakhir: move on. Masuklah aku. Konsep move on di kafe ini enggak sekedar nama ternyata. Tapi di dalemnya ada kata-kata mutiara buat kalian hai budak-budak yang ingin lepas dari kenangan-kenangan lama yang membuatmu susah tidur. Di dinding ada. Di baju mas-mas waiter-nya pun ada. Dan aku mencoba gelato Kiwi + Buah Naga yang rasanya nikmat sekali. Seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Asal jangan pada orang yang salah. Selamat malam, Jogja. Jika kita berjumpa lagi di lain masa, maka kuharap ada rasa yang berbeda. #Yogyakarta #Jogja #MoveOn #Fujifilm_id #fujifilm #xa3_id #xa3 #RonDanBapernya #pergikau
A post shared by RON (@ronzstagram) on

Hari ini di kantor secara brilian sekali deretan Watch Later gue di YouTube menampilkan video dari TED yang judulnya ‘How to fix a brokenheart’. Entah kapan gue nyimpen video ini di Watch Later tapi dia muncul di saat yang pas. Setelah gue baca Ar Rahman di pesawat (yang kembali mengingatkan gue bahwa ada banyak hal yang harus disyukuri di dunia ini ketimbang hal yang harus disesali dan diratapi), video ini memberikan sesuatu yang bermanfaat buat gue. Dan juga mungkin buat lo yang saat ini punya masalah yang sama. Belum move on dari mantan, belum move on dari orang yang lo taksir, dan belum move on dari keluarnya Kris, Luhan dan Tao dari EXO. 

"At some point in our lives, almost every one of us will have our heart broken." (Di satu titik dalam kehidupan kita, hampir semua dari kita pernah patah hati). Guy Winch membuka pidatonya dengan kalimat yang sangat nendang langsung ke ulu hati gue. Apapun kasusnya. Suka atau nggak suka, memang kayak gitu kan? Kita semua pasti merasakan patah hati. Ya ini nggak selalu sama pacar. Toh pada akhirnya gue yang nggak pernah pacaran pun merasakannya. Kita sebagai fans EXO pun merasakannya. Ya kan? Dia kemudian lanjut cerita tentang pasiennya yang bernama Kathy yang kena kanker payudara dan pacarnya yang bernama Rich. Ada satu momen di cerita itu, yang pas Rich ngajakin Kathy makan di restoran, yang bikin gue senyum karena mirip sama pengalaman gue. Paling benci deh sama orang yang drop the bomb after they made us feel comfortable and had our hope climbed too high. Lebih lanjut lagi dia cerita kalau Kathy pada akhirnya susah move on. Dan kemudian dia mengajukan pertanyaan, “Kenapa sih banyak dari kita mengalami kesulitan ketika kita berusaha untuk memulihkan diri kita dari patah hati?” 

Gue sangat mempertanyakan itu men selama ini dan fakta bahwa video ini muncul di tengah-tengah pertanyaan gue bener-bener semacem hujan di tengah hari kemarau banget. 

“When your heart is broken, the same instincts you ordinarily rely on will time and again lead you down the wrong path. You simply cannot trust what your mind is telling you. For example, we know from studies of heartbroken people that having a clear understanding of why the relationship ended is really important for our ability to move on. Yet time and again when we are offered a simple and honest explanation we reject it. 

Heartbreak creates such dramatic emotional pain our mind tells us the cause must be equally dramatic. And that gut instinct is so powerful, it can make even the most reasonable and measured of us come up with mysteries and conspiracy theories where none exist.” 

Kurang lebih artinya:

"Ketika kita patah hati, naluri yang sama yang biasanya kita andalkan membawa kita berkali-kali ke tempat yang salah. Kita nggak bisa lagi percaya apa yang dikatakan oleh pikiran kita. Contohnya, kita sudah tahu dari studi tentang orang yang patah hati bahwa mengerti dengan jelas mengapa sebuah hubungan berakhir jadi sangat penting untuk membantu kita move on. Tapi lagi-lagi terkadang kita menolak penjelasan sederhana dan jujur itu.

Patah hati menciptakan rasa sakit secara emosi yang dramatis yang membuat kita berpikir bahwa penyebabnya juga pasti harus dramatis. Dan pikiran itu sangat kuat sampai-sampai membuat kita menciptakan misteri-misteri dan teori konspirasi yang sebenarnya nggak pernah ada."

Terus dia menjelaskan bagaimana Kathy yang sangat yakin bahwa Rich mutusin dia tuh karena ada sesuatu yang dia lakukan sepanjang hubungan mereka. Sesuatu yang sebenarnya nggak ada, tapi Kathy yakin itu ada, dan dia mencari-cari terus, meyakinkan dirinya kalau dia akan menemukan sesuatu itu. Tapi nggak juga dia temukan karena memang nggak ada.

Gue mengalami hal ini juga? 

Iya. Padahal kita bahkan belum pacaran. Gue pun terpuruk dalam pikiran-pikiran tentang kesalahan apa yang gue perbuat dalam perjalanan kita menjalin hubungan waktu itu. Yang sampai sekarang sebenarnya gue juga masih nggak tahu jawabannya. Gue selalu bertanya “Kenapa?” dan gue nggak pernah dapat jawaban pasti mengenai hal itu. Dan sekarang gue tahu kenapa gue nggak nemu jawabannya. Karena memang nggak ada jawabannya. Karena memang nggak ada apa-apa. Karena memang dua orang itu nggak pernah suka sama gue. 

End of discussion. 

But still, moving on is hard, man. 

“Patah hati itu jauh lebih berbahaya dari yang kita sadari.” – Guy Winch. 

Gue dulu mungkin nggak pernah relate soal itu tapi sekarang gue relate banget. Terlepas dari kasusnya mungkin gue belum punya hubungan yang serius (untungnya sih belum karena kalau sudah serius dan efeknya seserius ini gue nggak tahu lagi deh). Lo mungkin akan berpikir, “Lho, kirain yang susah move on itu cuma cewek?” Ya gue juga berpikir seperti itu. Sampai akhirnya gue merasakannya sendiri. Tapi tentu saja ini nggak akan sama ke semua orang. Ke semua laki-laki. Mungkin ini hanya terjadi ke gue karena basically gue bergolongan darah B dan gue Taurus, dan gue baper sampai ke ubun-ubun, dan gue sedang mencurigai diri gue punya anxiety disorder. Tapi kali ini gue mau jujur kalau ternyata move on itu susah. Dan patah hati itu sesakit itu. Baik buat perempuan maupun laki-laki. 

Tonton sampai abis deh videonya, bagus banget. 


Abis nonton itu gue merasa lega banget. Seneng bahwa ternyata apa yang gue rasakan ini sangat manusiawi. Dan gue pun kemudian sampai di titik bahwa ini tuh nggak bisa kayak gini terus. Ini memang susah, tapi bukan berarti enggak mungkin. Gue berusaha untuk menegaskan ke diri gue sendiri bahwa sebenarnya patah hati gue ini juga masih di level yang cetek. Masih belum di level yang serius. Semua hal yang gue pikir serius itu sebenarnya cuma efek dari pikiran gue yang membuatnya jadi over-dramatic. This is not that bad. Even if you feel like this is bad. Kata-kata Guy Winch itu langsung ngena karena memang bener banget. Dalam proses meratapi nasib setelah penolakan ini, otak gue seperti nggak berfungsi dengan baik. Isinya pikiran negatif terus. Otak gue berusaha merusak kepercayaan diri gue dengan terus bilang kalau gue tuh gak layak buat orang lain, buat siapapun, cuma karena dua orang itu nggak suka gue sama sekali. Dan itu nggak cuma buruk buat diri gue dan memberikan efek negatif ke gue. Tapi itu juga pemikiran yang bodoh yang akhirnya bikin gue mentok, stuck, dan tidak produktif. 

Jadi setelah Ar Rahman dan video TED itu gue sadar bahwa semuanya butuh proses. Move on itu sulit, tapi bukan nggak mungkin. Semuanya butuh proses. Semuanya nggak bisa diburu-buru. Temponya nggak bisa dikebut kalau memang belum siap. Jadi sekarang gue sedang memaksa otak gue untuk bilang ke “dirinya sendiri” untuk please, don’t try to mess my tempo. 

#TSAH #SMOOTH #MASOK_MAS_YIFAN 


Rasanya memang seperti patah hati menunggu EXO comeback tuh. Bukan karena rasanya kok kayak lama banget, tapi karena kok Yixing nggak balik-balik sih ke grup ini. Misteri kenapa Kris, Luhan dan Tao keluar dari EXO yaudahlah kita semua sudah tahu alasan di dalamnya. Tapi kenapa Yixing masih nggak balik dan beraktivitas sama EXO ini lho kadang-kadang gue nggak paham. Masih bermasalah sama politik dua negara kah. Atau memang kontrak Yixing sama EXO beda sama yang lain kah. Atau memang Yixing-nya terlalu sibuk dengan urusannya sendiri makanya susah buat bareng EXO lagi kah. Dan berbagai atau atau yang lain yang nggak akan ada habisnya kalau dirinci satu per satu. Gue bukan orang yang percaya kata media. Gue adalah orang yang, seperti kasus patah hati di atas, lebih suka mencari teori konspirasi dan menyibukkan pikiran gue dengan pertanyaan-pertanyaan “Kenapa?” persis seperti mereka yang belum terima kalau mereka sedang patah hati. Dan pertanyaan “Kenapa?” gue buat Yixing, EXO, dan SM list-nya mungkin tiap hari akan nambah. Walaupun nggak akan terjawab juga sebenarnya. 

Tapi ya gue juga fans biasa. Sama kayak sebagian besar dari kalian yang baca blog ini. Bedanya mungkin kalian masih sangat aktif di fandom dan aktif mengikuti berita-berita para member sementara gue sedang sibuk dengan urusan hati yang nggak kelar-kelar hahahaha. Tapi kita sama excited-nya kok soal comeback yang kali ini. 

Di satu sisi gue pribadi nggak masalah EXO mau hiatus lama-lama. Karena sebenarnya itu nggak mungkin terjadi. Jadi kalaupun nanti member-member tua sudah wamil, EXO akan tetap beraktivitas tanpa mereka. Ya tapi nggak dalam formasi yang lengkap. Tapi nggak apa-apa. Yang penting mereka masih aktif. Itu yang penting. Karena kalau semisal mereka hilang gak ada kabar kayak nasib f(x) sekarang ya sudah, gue nggak suap buat patah hati lagi. Gue nggak bisa lihat Krystal bareng Kai (coret) nyanyi aja patah hatinya nggak abis-abis. Tapi di sisi lain tentu saja gue ingin mendengar sesuatu yang baru lagi dari mereka. Dan setelah sekian lama gue rasa memang ini adalah momen yang pas sih buat SM akhirnya mengembalikan Yixing ke haribaan EXO. 

Seperti yang gue bilang di paragraf sebelumnya, gue sendiri bukan orang yang selalu update soal berita-berita dan rumor terkait comeback EXO tahun ini. Bukan yang nyari-nyari banget gitu lho. Tapi di timeline gue kadang lihat dan akhirnya tahu “Oh Yixing lagi di Korea!” dan itu sering banget kan selama beberapa bulan sebelum pengumuman. Entah gimana gue dapat feeling kalau kali ini kayaknya beneran deh, Lay akan balik ke EXO. Walaupun mungkin nggak full tapi kayaknya beneran deh kali ini dia akan balik ke EXO. Di saat keyakinan gue itu sudah 99%, tiba-tiba gue denger rumor lain lagi yang akhirnya menurunkan persentasenya jadi sampai ke 35% aja. Makanya di satu hari di bulan Juli, gue iseng bikin tweet tentang OT9 itu. Biar gue jelaskan dulu bagaimana awalnya: 

Jadi waktu itu ada yang update meme saldo PayPal itu lho. Dan dia fans Seventeen. Itu juga sebenarnya gue pikir meme-nya berawal dari dia. Tapi ternyata bukan dari dia. Jadi ada akun yang posting screencapture jumlah uang dalam USD di akun PayPal itu dan di-tweet-nya dia bilang kalau “RT tweet ini sebanyak-banyaknya dan gue akan beli CD baru Seventeen sesuai dengan jumlah RT-an kalian”. Gue yang baca itu ke-trigger dong! Maksud gue, ya iyalah dia berhak untuk minta RT dan beli CD Seventeen karena jumlah uang yang ada di screencapture itu pun banyak banget (karena gue kira itu uang dia beneran anjir sebodoh itu gue). Gue kira itu beneran dan gue nanggepinnya serius banget lho malam itu. Dan karena gue udah ke-trigger, gue pun meng-RT tweet Seventeen itu dan akhirnya ikutanlah nge-tweet, tapi itu konteksnya beneran bercanda dan beneran mau nyindir si meme Seventeen dan PayPal itu. Bukan diseriusin. 


Sebenarnya sebelum tweet itu gue udah bikin tweet lain yang bilang kalau “ya kalau gue bikin tweet beginian mana ada yang RT lmao” gitulah kira-kira nadanya walaupun gue nggak yakin apakah kata-katanya beneran kayak gitu. Dan next tweet-nya adalah tweet di atas itu. Dan tweet di atas itu gue lanjutkan dengan: 


Karena ya namanya diary kan masa iya dipamer-pamer ke orang-orang. Maksud gue, kalau pun gue berniat untuk berbohong dan cari sensasi kan bisa aja tuh soalnya toh gue pun akan nulis di buku harian gue yang notabenenya private dan hanya gue yang bisa baca. EH TAPI MALAH JADI DISERIUSIN SAMA MASYARAKAT DAN SEKARANG GUE DITAGIH KARENA TERNYATA LAKI-LAKI BERNAMA BANG TOYIB EH MAAF ZHANG YIXING INI BENERAN KEMBALI KE EXO. 

MAU MARAH TAPI KOK GAK BISA KARENA GUE SENENG JUGA AKHIRNYA DIA KEMBALI. TAPI LALU BAGAIMANA NASIB TANGAN KANANKU?!


Gue seneng banget malam itu ketika gue sampai kosan dan membuka Twitter lalu lihat speedometer merah-hitam itu. Gila, kalau gue bisa teriak kenceng-kenceng (yang mana sangat sering gue lakukan) malam itu mungkin gue akan diusir dari kosan saat itu juga. Tapi karena gue masih mau tinggal di tempat murah itu jadi gue menahan diri dan teriaknya hanya di Twitter aja. Yang palin bikin gue seneng sebenarnya bukan hanya karena EXO akhirnya mengumumkan mereka akan comeback dengan konsep anak motor yang WAHAHAHAHHAHA KENAPA GINI BANGET SIH itu. Tapi karena gue akhirnya bisa nge-tweet sesuatu yang lebih berfaedah dari kata: 


di akun tersebut. Yaitu: 


Butuh waktu dua minggu sebelum akhirnya SM Entertainment merilis kelanjutan dari logo baru dan juga teaser foto group itu. SM masih harus rilis album solo Lay dulu dan video klip ‘#NAMANANA’-nya bagus banget gue suka! Lagunya juga EXO banget. Ketika pertama kali mendengarkannya gue langsung yang “Ini kalau dinyanyiin sebagai EXO pasti pecah banget sih!” karena lagunya memang terasa sangat Bollywood yang dipadukan dengan Lion King. Mana bisa gue menghindar dari pesona dua hal tersebut.


Sedihnya sekarang gue udah jarang punya waktu buat bikin meme atau ngelawak-ngelawak terkait teaser. Nggak kayak zaman dulu. Makanya ketika gue lihat ada meme ‘Don’t Mess Up My Tempo’ yang nempelin logo brand rokok, gue jadi yang kayak, “Oh, ya, balik lagi kita ke masa-masa meme bertebaran dan gue nggak bisa jadi bagian dari keseruan ini karena gue sedang patah hati dan gue sedang tidak bisa berpikir jernih.” Sementara untuk konsepnya, gue seneng banget karena sekali lagi SM membuat EXO untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Memang naik motor bukan yang pertama di MV EXO, tapi konsep jadi anak motor ini jelas yang pertama. Agak sedikit cheesy nggak sih menurut lo? Kalau menurut gue iya. Karena nggak semua orang-orang ini pantas didandangi semacho anak motor. Ada beberapa orang yang akan terlihat menggelikan gitu lho. Dan gausah disebut lah namanya. Lo pasti akan tahu dia bernama Baekhyun. 

Eh hahahahaha. 

Gue adalah fans Baekhyun yang ngulet-ulet kayak Wangeun. Bukan Baekhyun yang trying to be the coolest man on earth apalagi yang pamer-pamer badan di panggung konser. Mon maap. 

Tapi itu nggak menutupi fakta bahwa EXO sekali lagi membuat standar yang tinggi untuk konsep comeback grup Kpop cowok. Walaupun pada akhirnya nanti kita disuguhkan dengan MV yang katrok dan biasa-biasa aja, yaudahlah, kan selama ini juga kayak gitu, jadi nggak apa-apa dan jangan terlalu berharap banyak. Gue ngeliat teaser video pertama yang concept filmnya sama sekali nggak akan berharap kalau SM akan membuat sesuatu yang akan bikin jaw drop. Tapi kalau levelnya sebagus ‘Ko Ko Bop’ atau semenyenangkan ‘Power’, berarti SM ada itikad baik untuk memberikan yang terbaik buat EXO. WWQWQWQWQWQ.


Judul ‘Don’t Mess Up My Tempo’ ini entah gimana jadi sesuatu yang personal buat gue. Mungkin juga buat EXO. Sejak awal gue baca judulnya gue merasa kayak SM dan EXO ini semacem ingin membalas kata-kata haters gitu lho. Ya mungkin nggak sefrontal IU di lagu ‘BbiBbi’ yang kalau lo baca liriknya itu nampar hater banget. Tapi smoothly, ‘Don’t Mess Up My Tempo’ semacam tamparan buat mereka (hater) yang mempertanyakan “Mana nih? EXO nggak ke Amerika? Nggak ke acara-acara TV Amerika? Nggak ke Ellen? Nggak ke Jimmy Fallon? Enggak ke AMA? Enggak ke BBMA?” 

Selain karena memang SM jelas sekali nggak menargetkan Amerika buat EXO (karena Amerika adalah milik NCT di perusahaan ini untuk saat ini), tapi mungkin di sisi lain EXO hanya ingin terus berkarya dan merangkak naik (dari posisi mereka yang sudah di atas, hehe, mon maap) pelan-pelan tanpa harus dipaksakan. Ya jangan ngerecokin tempo mereka deh. “Don’t mess up my tempo!” Kalau memang sudah waktunya (SM akhirnya berada di pikiran jernihnya dan sehat dari kekhilafannya selama ini) mereka akan ke Amerika ya ke Amerika. Sementara ini yaudah Dubai aja dulu daripada Dubai kosong. Sementara ini main air mancur aja dulu. Main ke Times Square nanti kapan-kapan aja kalau sudah waktunya. Gitu kan. 

‘Don’t Mess Up My Tempo’ ini juga sebuah tamparan sih buat orang-orang yang selama ini doyan ngerecokin hidup orang lain dengan nanya kapan mereka punya pacar, kapan mereka nikah, kapan mereka punya anak, kapan mereka lanjut S2, kapan mereka lulus, kapan mereka skripsian, kapan mereka dapat kerja, kapan mereka bisa move on, dan kapan mereka bisa bebas dari rasa patah hati mereka. 

“Yo, Don’t mess up my tempo!” 

Gue juga mau kali cepat-cepat move on. Tapi ya kan proses. 

Gue juga mau kali cepat-cepat nikah. Tapi ya kalo gue belum siap masa iya mau maksa. 

Gue juga mau kali cepat-cepat S2. Tapi ya kalo tabungannya belum cukup ya masa mau bayar kuliah pake ketombe. 

Mungkin abis ini di repackaged EXO harus rilis album judulnya ‘Mind Your Own Business, Bitch’ sebagai pelengkap. Kalau tadi ‘Don’t mess up my tempo’ adalah tamparan di pipi kiri jadi ‘Mind your own business, bitch’ bisa jadi tamparan di pipi kanan. Biar nggak sengklek sebelah. 

Dan ngomong-ngomong, beneran sih, ketika gue nggak membuat semuanya terburu-buru dan tidak mess up with my own tempo, gue jadi bisa menyelesaikan tulisan ini. Hehehe.


Kembalinya Yixing ke EXO, meski setengah-setengah, juga adalah sesuatu yang harus dirayakan. Tapi juga disesali karena janji gue buat nulis di buku harian itu. Tapi yang jelas gue senang. Karena gue dari dulu sering sesumbar ngomong di media sosial tentang apapun yang terkait dengan EXO dan suka kejadian aja. Kayak Baekhyun sama Taeyeon, Kai sama Krystal, atau Kris yang masuk manajemen Jackie Chan setelah keluar dari SM. Sayangnya Suho sama Irene belum kejadian padahal sudah lama aku jodoh-jodohkan. Lmao. Gak deng. Pada akhirnya semua hanya kebetulan semata. Meski memang membingungkan dan membuat wow banget. 

SM bilang Yixing akan ada di MV comeback nanti meski hanya satu versi saja. Di concept film juga dia tampil sedetik dua detik dan terlihat seperti sedang berada di set yang sama. Tapi gue masih ragu kalau-kalau mereka berdelapan sempat satu frame dengan Yixing. Bisa jadi Yixing cuma ditempel dalam video yang sudah disyutingin dulu berdelapan. Soalnya kalau memang mereka syutingnya bareng ya nggak mungkin Yixing nggak ada di foto teaser grup kan?! Sedih sih memang kalau itu beneran. Tapi yaudah, mereka sudah berusaha keras untuk menyamakan jadwal buat comeback ini aja gue udah seneng banget. At least kembalinya Yixing yang setengah-setengah ini menegaskan bahwa dia tetap di EXO dan dia menepati janjinya. Nggak sekedar kata-kata manis dari mantan member yang pada akhirnya membuat banyak orang patah hati. Membuat gue patah hati. 

Gue nggak mau lagi patah hati. Karena orang-orang di dunia nyata atau karena orang-orang yang ada di grup bernama EXO yang bahkan nggak tahu gue ada di dunia ini. LMAO. So I will enjoy their comeback wholeheartedly! Dan kali ini gue akan memposisikan diri gue sebagai penikmat awam, bukan sebagai orang yang bias dan ngefans banget sama mereka. Supaya nggak terlalu baper gitu ceritanya. 

Yah, walaupun, gimana juga, aku tetap sesak dengerin ‘For Life’ dan tetap ingin nangis dengerin ‘Universe’. 

Yah namanya juga fans. 

Wqwqwqwq. 

Katanya tadi mau biasa aja. 

Gak bisa ya. 

Taik. 

Sama kayak gue nggak bisa biasa aja ke salah satu dari dua orang yang sudah bikin gue patah hati itu. 

Taik memang. 

 
Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram / roninredconverse / roningrayscale
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)
Photos from personal library and SM Entertainment.

Share:

0 komentar