Kalau ngomongin tentang film Indonesia favorit di era tahun 2000-an, mungkin akan ada beberapa film yang muncul pertama kali di kepala gue. Tiga di antaranya gue tonton berulang-ulang dan tidak pernah bosan. Yang pertama adalah 'Petualangan Sherina' dan yang kedua 'Ada Apa Dengan Cinta'. Ini adalah tontonan wajib semua anak dan remaja di era itu selain mereka selalu dicekoki dengan Warkop DKI dan film setan Suzanna di TV. Buat mereka yang seumuran gue alias millennials, dua film ini semacem teman masa sekolah banget. Waktu SD gandrung banget sama Sherina dan Sadam lalu ketika SMP gue pun mulai mengenal Cinta dan Rangga. Kalau gue dikasih tantangan buat mengucapkan dialog-dialog dalam dua film ini gue percaya diri pasti menang. Saking seringnya gue nonton 'Petualangan Sherina' dan 'Ada Apa Dengan Cinta' gue pun hapal dialog di setiap adegan.
Gue memang freak. Sorry not sorry. But anyway, thanks.
Di sebuah petang di bulan Puasa tahun 2012 sedang turun hujan deras sekali. Seolah-olah sengaja menemani Bapak, Ragil, Adek, Raga dan pacarnya yang bernama Sukma, yang sedang buka puasa bersama di rumah tua milik Bapak. Walaupun tidak pernah diberitahukan berapa usia rumah itu tapi dari penampilannya saja bisa ketahuan kalau rumah itu sudah tua sekali. Setidaknya sudah tiga puluh atau empat puluh tahun. Tidak terlihat sosok Mama di rumah itu karena ternyata Bapak dan Mama sudah berpisah sejak lama. Mama tinggal bersama Adek di rumah yang berbeda, Raga dan Sukma tinggal bareng meski belum menikah (juga di rumah yang berbeda yang lebih modern), sementara Bapak tinggal bersama Ragil di rumah tua yang tidak mau direnovasi oleh Bapak karena katanya sudah nyaman.
Bapak, Adek, Ragil, Raga dan Sukma sempat memainkan sebuah permainan anak-anak asal Korea Selatan sebelum akhirnya acara buka puasa selesai. Ketika mengantar Raga dan Sukma ke pintu depan, Bapak nyeletuk misterius soal nama Raga dan Sukma. "Nama kalian cocok." katanya. Sukma (perempuan ini adalah sosok yang cerdas tapi sangat 'receh' kalau sudah menyangkut hal-hal cinta dan hubungan asmaranya dengan Raga) penasaran dengan celetukan Bapak dan meminta Raga menjelaskannya. Di dalam mobil kemudian Raga mulai menceritakan apa yang dimaksud Bapak.
Dan sampai di situ, gue masih nggak ngerti sebenarnya ini film tentang apa.
WAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAHAHHAHAHAHAHAH
Gue agak menyesal buru-buru buka DM ketika Jeno (nama handphone gue) memberitahu ada notifikasi dari Instagram. Kalau isinya cuma kayak gitu mending gue swipe kiri aja terus dibaca nanti-nanti. Gue bukan tipe orang yang suka ngebiarin notifikasi numpuk sampai puluhan baru dibaca kecuali kalau kondisinya sangat sibuk banget. Gue mungkin orang yang paling fast response di seluruh dunia bahkan ngalahin online shop kesayangan lo. Tapi ya kadang-kadang agak kesel aja kalau misalnya udah buru-buru dibuka terus isinya cuma komentar pendek yang terkesan sok tahu.
Mungkin gue terdengar agak nyolot di bagian “sok tahu” tapi memang begitu adanya. Dan mungkin lo agak bingung kenapa tiba-tiba gue kayaknya marah-marah dibilang galau di DM Instagram. Sebenarnya ini mau ngomongin apa sih? Sebenarnya siapa sih yang ngatain gue galau? Sebenarnya posting-an kali ini tentang apa sih?