• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron
Apa sebenarnya definisi cinta itu? Kalau gue yang di tanya, maka gue akan menjawab pertanyaan itu dengan jawaban versi gue. Mungkin orang lain punya versi yang beda, tapi kalau seandainya pertanyaan itu ditanyakan ke gue, maka gue akan menjawab kalau cinta itu adalah perasaan dalam hati, yang berteriak-teriak ketika kita melihat dia ada di depan kita, yang tertawa bahagia ketika dia tertawa di depan kita, yang bersorak ramai ketika dia memegang tangan kita, yang berlari sambil menangis ketika dia memerlakukan kita dengan buruk. Versi gue cinta itu seperti itu. Dan berhubungan dengan cinta yang kali ini gue tulis, gue akan menceritakan kisah seorang teman yang jatuh cinta pada teman sekelasnya sendiri, hanya saja dia nggak bisa benar-benar memiliki orang itu.

Temen gue itu bernama Nura. Dia adalah mahasiswa salah satu universitas terkenal di Indonesia. Sekarang dia sama dengan gue, masuk semester tiga. Dia pernah cerita ke gue tentang seseorang yang entah kenapa dulu nggak pernah sama sekali kepikiran buat suka, tapi sekarang tiba-tiba aja jadi suka. Cowok itu bernama Rayi.

Nura dan Rayi kenal sebelum mereka masuk universitas itu. Sewaktu pengumuman penerimaan dan nama-nama siswa yang diterima ada di sebuah situs, iseng-iseng Nura mencari nama itu di Facebook. Awalnya memang dia tidak menemukan nama Rayi, tetapi malah menemukan nama teman-temannya yang lain. Tetapi ketika dia bergabung di grup universitas itu, dia menemukan nama Rayi di sana. Iseng-iseng sekali lagi dia mengirim friend request untuk Rayi dan beberapa jam kemudian Rayi menerima permintaan menjadi teman Nura. Nura tidak pernah melihat wajah Rayi karena Rayi pada saat itu menggunakan profile picture artis luar negeri yang dia sendiri tidak tahu. Kebiasaan Nura, dia tidak pernah bisa menahan rasa penasaran. Dan karena rasa penasaran itulah dia membuka tab photos di facebook Rayi dan melihat-lihat fotonya. Tetapi tak ada satupun ditemukan foto Rayi. Mungkin karena Rayi baru membuat akun facebook sehingga fotonya tidak terlalu banyak. Nura menyerah... Mungkin dia akan melihat wajah Rayi ketika bertemu di kampus. Huff... Nura tidak puas. Karena dia ingin lebih dekat dengan orang-orang yang satu jurusan dengannya, dia akhirnya mengirimkan message ke inbox facebook Rayi dan meminta nomor handphone Rayi. Dan senangnya, Rayi membalas message itu dan memberikan nomor handphonenya pada Nura. Yay!

Sesampainya di kampus pada masa ospek, Nura mencari-cari Rayi. Dia tidak menemukan satupun anak bernama Rayi di sana sampai akhirnya secara tidak sengaja ada dua orang cowok yang sedang berdiri di belakangnya dan saling memperkenalkan diri. Dia mendengar seorang cowok memperkenalkan dirinya dengan Rayi Al Habsyi. Spontan Nura menoleh dan dia melihat wajah Rayi untuk pertama kalinya. Komentarnya saat itu: biasa saja.

Tidak mau munafik, Nura memang selalu melihat cowok dari tampangnya terlebih dahulu sebelum akhirnya mengenal hatinya. Dan waktu itu dia tidak ada rasa sama sekali pada Rayi. Sampai akhirnya satu semester berlalu dan mereka memilih program studi yang sama dan satu kelas...

Rayi adalah anak yang baik, ramah dan selalu mau membantu. Selain itu Rayi juga adalah cowok yang aktif berorganisasi. Pergaulannya luas dan anaknya sangat supel. Dia memiliki banyak teman, termasuk juga teman wanita. Beberapa kali Nura memerhatikan teman-teman cewek satu jurusannya tebar pesona ke Rayi dan sangat jelas sekali kalau temannya itu menyukai Rayi. Tetapi Rayi selalu menanggapi mereka dengan bercanda dan dengan jokesnya yang jayus tapi terkadang juga bikin ketawa.

Memerhatikan Rayi setiap hari membuat Nura terbiasa dengan adanya Rayi di kelas. Dia bahkan merasa kalau kelas terasa sangat berbeda dan sepi jika Rayi membolos karena suatu aktifitas organisasi ataupun karena sakit. Nura merasa kalau ada Rayi, maka dia bisa tenang. Kenapa? Karena wajah teduh Rayi bisa menenangkannya sekalipun Rayi sering menggodanya dan membuatnya kesal.

Sekarang, ketika gue menulis cerita ini, Rayi dan Nura sudah bersama sekitar satu tahun lebih. Mereka sudah menghabiskan waktu di kelas bersama lebih dari enam bulan. Banyak tugas dan proyek dan mereka lakukan bersama dan itu terkadang membuat rasa malas belajar Nura teratasi dan dia menjadi lebih semangat dalam kuliahnya.

Ingin sekali Nura mengatakan perasaannya pada Rayi, tetapi Nura memercayai tradisi kuno kalau cowok-lah yang harus mengatakan perasaan terlebih dahulu pada cewek. Bodoh... memang. Tetapi mungkin memang itu yang terbaik. Kenapa? Karena jika Nura mengatakan perasaannya pada Rayi, maka Nura akan sakit hati. Karena Rayi sudah punya pacar dan mereka sudah sangat dekat sekali. Nura sudah tahu, entah sejak kapan dia tahu, tetapi sejak dia tahu bahwa Rayi ternyata sudah punya pacar, harapan Nura untuk menjadi kekasih Rayi-pun hilang. Sebagai cewek, menurut Nura, adalah hal yang sangat penting untuk menjaga perasaan cewek lain juga. Termasuk menjaga perasaan pacar Rayi. Meskipun Rayi dan pacarnya menjalani hubungan jarak jauh, bukan berarti itu menjadi kesempatan untuk Nura mencuri hati Rayi. Bukan... Nura bukan orang seperti itu. Nura bukan cewek seperti itu.

Sekarang, yang bisa dilakukan Nura adalah diam. Diam-diam dia mencintai Rayi. Diam-diam dia memerhatikan Rayi. Diam-diam dia mencuri pandang ke Rayi di setiap mereka duduk bersebelahan. Diam-diam dia tersenyum melihat Rayi yang sedang tertawa. Diam-diam dia tertawa melihat tingkah Rayi yang konyol. Diam-diam dia senang memerhatikan punggung Rayi ketika Rayi duduk di depannya dan memunggunginya. Diam-diam dia senang memikirkan kalau suatu saat dia dan Rayi akan menjadi sahabat baik. Diam-diam dia senang bisa menikmati perasaannya yang berteriak-teriak ketika Rayi secara tidak sengaja memegang tangannya. Diam-diam dia senang bisa mendengarkan kata demi kata yang terucap dari mulut Rayi. Diam-diam dia menikmati perasaan ini, perasaan mencintai Rayi diam-diam...

Kalau tadi cinta versi gue adalah perasaan dalam hati, yang berteriak-teriak ketika kita melihat dia ada di depan kita, yang tertawa bahagia ketika dia tertawa di depan kita, yang bersorak ramai ketika dia memegang tangan kita, yang berlari sambil menangis ketika dia memerlakukan kita dengan buruk. Maka cinta versi Nura adalah perasaan bahagia ketika kita diam-diam menyukai seseorang.

Cinta Nura memang bisu, karena dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Tetapi kebisuan dan dengan cara diam-diam itulah yang membuat cinta yang dirasakannya itu membahagiakannya.

Nura sering memerlihatkan foto Rayi ke gue. Dan menurut gue, Rayi memang adalah sosok yang teduh dan pastinya baik. Dan yang selalu gue katakan ke Nura adalah: bahwa kalau memang dia untukmu, maka Tuhan akan memberikannya untukmu. Kalau dia memang bisa memberikan kebahagiaan untukmu, maka Tuhan telah menyiapkan rencana besar antara kau dan dia. Dan kalau memang dia diciptakan Tuhan untukmu, maka suatu saat kau akan bersamanya.
Nulis lagi :) Kali ini ada yang beda nih... hehehe. Nulis postingan yang ini dari kamar kost-an baru dengan Eci yang kusayang :* Ditemani sama lagunya 4Men yang Baby-Baby, wuih.. tambah melow lah hidup saya hari ini :)

Sejak selasa kemaren sudah kembali ke Depok lagi. Meninggalkan Mama dengan sejuta masalah yang ada di rumah. Meninggalkan Fresh Radio yang akan sangat kurindukan, suasana siaran, briefing, ngobrol bareng Gina, Ezan, Uya, mas Bayu, mas Wisnu, mas Kenny, Babol, Bacung, mbak Ai... Bakalan merindukan suasana itu karena mungkin akan tidak pulang sampai liburan semester empat nanti. Tapi kalau bisa pulang Januari sih, alhamdulilah banget. Liburan tiga bulan kemaren bener-bener berlalu dengan sangat cepat. Secepat gue memutuskan untuk berhenti memikirkan semua masalah yang gue hadapi sekarang, secepat hati ini mati-rasa karena semua masalah yang gue hadapi sekarang, seepat kedipan mata. Tapi liburan itu benar-benar berkesan karena banyak pengalaman, persahabatan, dan juga cinta.

But today, gue nggak ngomongin soal liburan dulu deh. Nanti malah pengen libur terus. Hari ini pengen cerita hari pertama ke kampus aja :)

Hari ini janjian sama Mocil di kampus buat ketemuan, Ryan juga bisa ikut katanya. Akhirnya kita ketemuan-lah di MBRC. Lumayan bisa ngobrol-ngobrol sama Mocil dan Ryan. Walaupun pada akhirnya Ryan memutuskan untuk pergi karena pengen shopping. Ahahaha... Maaf ya Ryan, tidak akan ada yang disembunyikan di blog ini, jadi kuumbar saja aibmu :p

Jadi tadi ceritanya kita bertiga udah lama ngobrol di MBRC, trus Ryan tiba-tiba ngajakin ke ITC.

"Pada mau ikut ga? Gue pengen belanja nih,"

"Beli apaan ke ITC? Ikut yuk Cil, sekalian jalan-jalan. Laper juga nih saya..."

"Hmmm... okelah, kalo gitu gue cari papih dulu, Mau balikin tas-nya nih..."

Akhirnya Mocil pergi nyari pacarnya yang sedang internetan di MBRC. Tiba-tiba Ryan ngomong,

"Eh Ron, gue pergi sendiri aja deh ya..."

"Loh? Kenapa?"

"Iya, gue mau beli sesuatu soalnya. Malu kalo kalian ikutan."

"Yaelah... biasa aja kali. Kau belanja ya belanja aja, nanti saya sama Mocil jalan di belakang."

"Ya nggak bisa gitu juga Ron. Masalahnya gue mau beli sesuatu yang penting nih."

"Ih, apaan deh? Celana dalem?"

Ryan ngangguk-ngangguk najong.

"Wahahahahahahaa..." Gue ketawa sambil nahen kentut.

"Makanya itu gue nggak ngasi lo sama Mocil ikut. Masa gue beli celana dalem kalian pada ikutan? Malu lah gue."

"Ya udah sono pergi. Hati-hati sama bencong. Kali-kali aja ada bencong yang ngeliat lo lagi nyobain celana dalem."

Akhirnya Ryan pergi sendiri ke ITC. Dan gue berpikir sebentar. Apa yang bikin dia malu kalau gue sama Mocil ikut dia beli celana dalem? Apakah dia takut ketahuan ukuran celana dalemnya apa? Atau ukuran... Yasudah jangan dibahas. Nanti malah menimbulkan sesuatu yang tidak sedap dipandang dan dirasa *apadeh*.

Akhirnya Mocil balik bareng pacarnya, dan temen pacarnya dateng dan gabung ke meja itu. Gue nggak kenal banget sama pacarnya Mocil, apalagi sama Mamanya, Papanya, Kakaknya, Adiknya, dan temennya yang tiba-tiba dateng itu. Akhirnya gue memutuskan untuk pulang aja karena mereka lagi pada ngomongin sesuatu tentang Kaskus. Well, gue nggak ngerti :p

Tapi gue nggak jadi pulang, gue berniat ke Detos karena kamar mandi kosan gue butuh lampu baru. Dan juga beberapa bola kapur barus dan gue butuh mi instan buat makanan kecil. Alhasil gue Detos naik bikun. Perjalanan di bikun biasa-biasa aja, kecuali beberapa maba yang berisik di dalem ngomongin hal-hal baru yang mereka temui di UI. Euforia maba, seperti biasa... Ada juga mas-mas yang tampangnya kucel banget sambil dengerin ipod. Entah itu ipod atau headset yang kesambung ke ponsel yang sedang terhubung ke nomor pacarnya dan pacarnya marah-marah gara-gara dia nggak dibolehin pake celana pendek. Nggak jelas.

Gue turun di halte FIK dan melanjutkan perjalanan ke Detos via Gang Senggol. Waktu turun dari bikun, di depan gue ada anak-anak HI FISIP yang juga mau ke Detos kayaknya. Gue kenalin badan besarnya Mikha Benanta Purba dari belakang dan badan kecilnya Arif temen sekelas MPKT gue dulu. Karena mereka lagi sama dua orang yang lainnya yang jelas gue nggak kenal, akhirnya gue menjauh aja. Pura-pura ngeliat hape, pura-pura bongkar-bongkar tas, pokoknya sebisa mungkin supaya mereka berdua ( yang dengan pedenya gue berpikir akan menyapa gue ) nggak ngeliat gue.

Sampe di pinggir rel, liat kiri kanan supaya nggak gepeng mampus keluar batu mata kelindes kereta, nyebrang, masuk Detos, sholat dzuhur, terus belanja di Hypermart. Abis itu gue sms Mocil ngajakin dia nonton Dawai 2 Asmara. Ahahaha... Itu film dangdutnya Rhoma Irama sama Ridho Rhoma dan ceweknya diperankan oleh Cathy Sharon. Buat lebih lengkapnya, itu ada link dari 21Cineplex, liat trailernya sekalian kalau belom nonton.

Overall, film Dawai 2 Asmara bagus. Drama-nya dapet banget kalau menurut gue. Mengingat Ridho Rhoma baru pertama kali berakting di layar lebar, dia cukup natural dengan gaya bicara, gesture dan juga dialog-dialognya. Nggak keliatan mikir dan kayak baru pertama main film. Cuma Delon yang agak lebay menurut gue. Entah apakah itu karena memang perannya seperti itu atau cuma dia aja yang berlebihan? Ekspresi mukanya over, terus gerakan mulutnya juga over, terlalu letoy buat seorang cowok. Anggep aja seperti itu lah. Kalo Bang Rhoma sih, tetep raja di segala peran deh. Walaupun nggak terlalu banyak muncul, tapi aktingnya bikin kita inget lagi sama film-filmnya yang lama. Keren banget! Komedi di film ini juga dapet. Cathy Sharon perannya natural, suka banget. Apalagi adegan makan tahu gejrot. Lucu. Trus anak-anak Sonet 2 Band juga keren aktingnya. Bener-bener seperti kehidupan nyata. Natural. Itu deh kata yang cocok.

Buat yang suka sama film-film Indonesia serius, mungkin nggak gue rekomendasikan untuk menonton film ini. Bukan karena film ini jelek, bukan... film ini bagus. Cuma mungkin ada beberapa adegan yang bikin malu penonton, kayak misalnya adegan lari-larian kayak film India, adegan joget-joget khas India. Yaah... yang seperti itu biasanya anak muda jaman sekarang nggak suka. Tapi berhubung gue ngefans sama Rhoma Irama dan Ridho Rhoma, jadi gue sangat menikmati sekali film ini. Dan buat yang pengen nonton, jangan lupa ajak mama kalian, pasti di jamin bakalan seneng banget. Soalnya tadi pas gue nonton banyak banget ibu-ibu juga.

Film ini mengingatkan gue sama tugas Pengantar Media Televisi yang gue buat beberapa waktu lalu di semester dua. Waktu itu gue dan kelompok gue di minta buat satu makalah tentang rating acara dangdut. Walaupun tugas yang dikumpulkan akhirnya salah karena terlalu mengekspos dangdut dari sejarah sampai saat ini, cuma itu bikin gue nyambung waktu nonton film tadi. Setidaknya gue tahu kata dangdut berasal dari mana, terus perkembangan Soneta berasam dari mana.

Okelah film-nya, gue nggak terlalu suka film-film serius belakangan ini. Lebih suka film-film yang seperti ini, mudah dicerna, ringan, menghibur. Nggak mengumbar Sex dan Horor tapi justru ada dakwah di dalamnya. TOP banget deh buat yang bikin film: Endri Pelita & Asep Kusdinar!

Omong-omong, besok udah mulai kuliah lagi... Waktunya buat belajar lebih baik dan lebih serius dari semester sebelumnya. Banyak cobaan buat gue di semester ini, termasuk ancaman putus kuliah :( Tapi gue yakin akan ada jalan terbaik untuk gue dan masa depan gue. Amin...

Bismillahirrahmanirrahim... Komunikasi! Komunikasi! Di UI 09!
Halo all :) Lama tak berjumpa. Hari ini gue kembali dengan cerita seru di malam Lebaran. Hahaha... Sebenarnya ini cerita juga sedikit konyol dan bikin trauma. Karena kejadiannya seru, heboh, serem, dan bener-bener traumatic deh.

Jadi ceritanya, malam itu gue sama sepupu gue mampir ke rumah om di daerah Pagutan sana. Rencananya sih cuma sebentar doang, soalnya memang dari awal niatnya cuma mau ambil charger handycam buat lebaranan. Dan kalaupun ada keinginan untuk meminta THR, ada sih, cuma sedikit... bener-bener sedikit... jadi mungkin nggak terlalu berharap bakalan dapet (walaupun akhirnya dapet 50ribu) hahaha... Sempat makan salad dan blackforest di rumah om gue, gue pulang sekitar jam setengah sepuluh malam. Karena malam lebaran, pastinya jalanan ramenya minta ampun. Pawai takbiran dimulai agak malam karena hujan mengguyur kota dari pagi sampai selesai sholat isya. Malam itu juga sebenarnya gue ada jadwal jaga studio jam 10, cuma karena males dan malem lebaran juga, gue nggak pergi. Alhasil sepulang dari rumah om, gue langsung tidur-tiduran di rumah.

Sekitar jam 12an, gue ngantuk banget. Besok pagi memang harus bangun pagi untuk sholat ID. Kakak cewek gue malam itu sedang ada di depan komputer, lagi fesbukan. Berhubung gue nggak punya kamar di rumah ini, jadilah gue tidur di mana aja yang gue rasa nyaman. Tapi malam itu gue tidur di sofa yang persis di samping jendela besar yang nggak bisa dikunci.

"San, saya tidur dulu ya. Nanti kalau mau sholat isya bangunin saya."

"Oke."

Akhirnya gue terlelap. Sempat tertidur beberapa saat. Sebentar sekali sampai akhirnya kejadian serem itu datang.

Sayup-sayup gue denger suara teriakan dari sebelah selatan rumah gue. Rame banget. Awalnya gue pikir gue sedang mimpi. Tapi ternyata bukan. Dari atas atap sebelah rumah gue terdengar berisik seperti suara kucing. Tapi itu juga bukan kucing. Sampai akhirnya suara teriakan itu terdengar jelas di telinga gue karena kakak gue juga salah satu yang teriak.

"MALING! MALING! No leq atas taoqne! Wah bedaraq ni!"
(MALING! MALING! Dia ada di atas! Sudah dalam kondisi berdarah!"

Itu adalah teriakan tetangga gue. Sementara gue belum benar-benar terbangun. Sampai akhirnya kakak gue teriak.

"MALING! MALING!"

Karena mendengar teriakan kakak gue itulah, gue terbangun dari tidur yang cuma sebentar dan masih dalam kondisi setengah sadar.

"HAH? MALING?" kata gue. Tiba-tiba mata gue tertuju ke atap kamar mandi yang persis di sebelah jendela dimana sofa tempat tidur gue berada. Ada bayangan hitam di sana dan gue yakin itu adalah malingnya karena memang dari arah sana berisik sekali.

Gue teriak. Sambil memukul-mukul jendela karena gue takut malingnya akan turun ke gang sempit di samping jendela itu untuk masuk ke rumah gue.

"MALING! MALING!" BRAK! BRAK! BRAK! Begitu suara jendela yang gue pukul. Tiba-tiba, GDUBRAK! Ada suara orang jatuh.

Karena shock, akhirnya gue memutuskan untuk turun dari sofa dan keluar, berniat memanggil masa. Dan ketika gue sampai di depan kamar mama dalam perjalanan keluar, tiba-tiba ada salah seorang sepupu gue muncul dari dalam kamar mama.

Diam. Gue nggak ngerti apa yang sedang terjadi. Tapi sempat terpikir sesaat. Benar-benar sesaat, "Kenapa dia tiba-tiba ada di kamar mama dan keluar dari sana?" Cuma gue nggak melanjutkan pikiran itu dan beralih ke pintu depan rumah, membuka kuncinya dan teriak sekencang-kencangnya. "MALING! MALING! DIA DISINI! DIA DISINI!"

Sewaktu gue kembali ke dalam rumah, gue sudah menemukan tetesan darah di mana-mana. Yang pertama kali menarik perhatian adalah darah yang ada di ruang tamu.

"YAOQ? DARAQ SAI NE?!"
(LOH? INI DARAH SIAPA?!"

Akhirnya beberapa tetangga, sepupu, dan om masuk ke rumah gue dan ikutan nyari di dalem rumah. Sementara gue masih heboh tentang darah itu. Gue takut itu darah mama atau kakak gue yang disandera sama si maling. Tiba-tiba dari belakang kakak gue teriak.

"SAI NGEPE DARAQ?!"
(ITU DARAH SIAPA?!"

"DARAQ MALING, SAN!"
(DARAH MALING, SAN!)

Gue jalan ke ruang keluarga, di depan tivi lebih banyak darah lagi. Kakak gue heboh di belakang dan kami semua akhirnya ke belakang, tepatnya ke ruang makan. Di sana juga ada bercak darah juga. Gue yang dikawal om, sepupu dan beberapa tetangga berdiri di depan pintu kamar kakak gue. Dia langsung buka pintu dan bicara,

"Darah siapa yang tadi itu?!"

"Darah malingnya!"

"Astagfirullah, itu malingnya sembunyi di kamar sebelah ini!"

Dan dengan tiba-tiba pintu kamar sebelah kamar kakak gue terbuka dan dia keluar. Orang yang sama yang gue temui di depan kamar mama. Sepupu gue. Dialah pelakunya.

"Anteh juluq pade! Jaqku jelasan!"
(Tunggu dulu, biar saya jelaskan!"

"Yaoq! Ape malik jaq meq jelasan? Wah keruan ante wah ni maling ne."
(HALAH! Apa lagi yang mau dijelaskan? Sudah pasti kamu pelakunya!"
Akhirnya dia diseret keluar rumah dan di bawa ke lapangan badminton yang ada di samping rumah gue. Di sana warga dari beberapa rumah sudah berkumpul termasuk keluarganya sendiri. Semua keluar karena teriakan gue yang kelewat heboh tadi.

Kakak gue yang khawatir sama anaknya yang masih kecil, keluar sambil menggendong anaknya. Sementara gue sibuk menceritakan kejadian itu ke orang-orang, bagaiman kronologisnya. Akhirnya setelah menyambung cerita versi gue, versi kakak gue, versi mama, dan versi orang-orang yang sudah mengejarnya, bisa gue jelaskan bagaimana maling itu bisa masuk ke rumah dan bagaimana sebenarnya kejadian malam itu:

Sepupu gue ini punya kelainan, semacem penyakit jiwa yang membuat dia sangat suka mengintip orang lain yang sedang mandi (terutama cewek) dan juga mengintip pasangan yang sedang melakukan hubungan suami istri. Penyakit ini sudah lama dia derita, hampir seluruh keluarga besar di kampung ini tahu akan hal itu. Tapi karena mereka kasihan dan masih memikirkan bahwa dia adalah salah satu anggota keluarga, dia selalu dibiarkan. Kasus ini sebenarnya pernah terjadi di kampung Bali yang tak jauh dari kampung gue. Dia sempat hampir dibakar warga kampung Bali itu, hanya saja sekali lagi dia bisa selamat. Dan puncaknya adalah malam itu. Entah apakah dia memang berniat mencuri atau hanya sekedar mengintip, tapi dia tertangkap basah. Siapa sih yang nggak teriak maling ke orang yang malem-malem mengendap-endap di belakang rumah orang? Dan masuknya dia kerumah gue itu ternyata tidak sengaja... Rumah di samping rumah gue adalah rumah yang dilaluinya ketika dia sedang berniat kabur. Di dinding rumah tetangga gue yang menempel dengan dinding kamar mandi mama gue itu ada sebuah tangga yang tertidur. Tangga itulah yang digunakan oleh maling untuk naik ke ke atap kamar mandi mama. Dan spekulasi gue, dia sebenarnya berniat untuk terjun ke gang sempit di belakang rumah gue untuk masuk lewat jendela besar yang nggak pernah terkunci itu. Cuma karena gue tiba-tiba terbangun dan teriakin dia maling dari jendela itu, dia membatalkan niatnya. Karena shock ngeliat gue, akhirnya dia berdiri dan tiba-tiba aja atap kamar mandi itu jebol dan dia jatuh ke dalam kamar mandi mama. Cepat sekali itu terjadi, sampai akhirnya kami berpapasan di depan kamar mama. Karena gue nggak tahu kalau dia pelakunya, gue biarin gitu aja dan gue lanjut ke pintu depan untuk membuka pintu dan teriak ke luar. Sewaktu gue teriak itulah dia berniat keluar, tetapi karena melihat banyak orang sudah berkumpul di depan, dia mengurungkan niatnya. Itulah kenapa ada darah di ruang tamu karena dia sempat berjalan ke ruang tamu. Setelah itu karena dia ketakutan melihat masa, dia memutuskan untuk bersembunyi. Dia membuka pintu kamar sepupu gue dan berniat bersembunyi di sana. Tetapi karena sepupu gue tertidur disitu, dia ketakutan dan membuka pintu yang satunya dan menuju dapur. Di sanalah dia bertatap muka dengan kakak gue. Kakak gue yang nggak tahu sama sekali bahwa dia adalah pelakunya dengan heboh menyuruh dia mencari malingnya di kamar sepupu gue itu. Cuma anehnya, tiba-tiba maling itu malah berlari mendekati kakak gue dan masuk ke dalam kamar di samping kamar kakak gue. Kakak gue bingung, tapi dia berpikir mungkin dia sedang melawan maling di kamar itu. Padahal dia adalah malingnya. Sampai akhirnya semua datang dan menangkap maling itu di sana.
Walaupun tidak ada yang hilang, tapi kejadian malam itu benar-benar membuat takut. Awalnya gue berpikir kalau maling itu masih ada di dalam rumah karena dia nggak sendirian. Gue sampai nggak berani ke kamar mandi buat pipis karena takut tiba-tiba orang lain akan muncul dari belakang pintu dan membacok gue. Perasaan gue juga berbeda sekali malam itu. Bulu kuduk agak merinding dan itu jarang banget terjadi kalau gue sedang ada di dalem rumah. Biasanya kalau gue lagi ada di tempat angker gue merasakan perasaan kayak gitu. Tapi kali ini di dalam rumah... karena itulah gue yakin kalau sepupu gue yang disangka maling tadi sedang berada di bawah pengaruh gaib. Karena gue ngerasa malam itu ketakutan banget. Kayak ada makhluk lain yang sedang ngikutin gue. Kakak gue juga berpikiran sama, akhirnya malam itu kita nggak tidur sama sekali. Takut kalau-kalau ada orang lain yang akan masuk ke rumah dan itulah maling sebenarnya.

Malam lebaran itu benar-benar malam yang penuh cobaan banget buat gue dan keluarga. Selain masalah maling ini, ada masalah bodoh lain yang terjadi. Tapi kasus maling inilah yang sampai hari ini membuat semua orang, benar-benar semua orang, ketakutan. Tante-tante gue ngaku kalau sejak kejadian malam lebaran itu, mereka nggak berani ke kamar mandi sendirian. Mereka takut bakalan ditodong dan dibacok, selain juga mereka takut diintip waktu sedang pipis atau mandi. Bahkan om gue juga ngakuin kalau dia takut juga. Kalau-kalau ada orang lain yang masih ingin melakukan hal buruk yang sebenarnya.

Rumah gue termasuk rumah yang gampang dimasukin penjahat macem maling gitu. Karena ada tiga jendela besar yang setiap hari terbuka dan nggak pernah terkunci saking kita semua percaya bahwa rumah itu aman dan memang selama ini tidak pernah ada kejadian macem itu. Selain jendela-jendela itu, ada satu pintu di belakang rumah yang menuju gudang dan gang pintu itu mengarah langsung ke halaman rumah orang. Kalau memang ada maling yang berniat masuk, itulah jalan paling aman untuk kabur.

Jarang-jarang kejadian seperti ini terjadi di rumah dan pas ada gue di sana. Malam itu sebenarnya nggak ada niat buat teriak, tapi gue teriak sekenceng-kencengnya karena gue shock dan pengen bikin suasana heboh dan pengen malingnya bener-bener dilihat semua warga.

Malam lebaran tahun ini benar-benar penuh dengan hal-hal aneh... Semoga memang ini adalah penebus dosa untuk semuanya... Amin...
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2024 (5)
    • ▼  Maret (2)
      • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
      • I Know..., But I Dont Know!
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • Tutorial dan Cara Main Game Superstar SMTOWN
  • EXO MAMA MV: Review Saya! [PART 2]
  • Girls' Generation: "I Got A Boy" Music Video Review Saya!
  • Final Destination 5: REVIEW!
  • Superstar SMTOWN Tips & Trik: Jual Kartu yang Numpuk
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

#vlognyaron on YouTube

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes