T.E.M.A.N

Kalo bahasa gampangnya sih, kita nggak akan bisa hidup tanpa teman. Kayaknya dari jaman kadal juga semua tahu itu. Sendirian emang sih nggak enak, terlebih lagi kalau kita berada di satu komunitas yang mengharuskan kita untuk berinteraksi dengan orang lain dan akhirnya punya yang namanya teman. Teman bisa dateng dari mana aja. Teman bisa kita dapatkan dari mana aja. Teman dari kecil, teman pas SD, teman SMP, teman SMA, bahkan teman yang mungkin cuma sekedar kenal di Facebook atau Twitter, semuanya bisa disebut teman. Terkadang ini yang membuat konsep teman sendiri jadi agak kabur. Dulu kalau menurut pendapat gue, teman adalah orang yang ada di samping gue dan bisa gue ajak ngakak bareng pas lagi bete. Mungkin juga teman yang bisa gue ajak main UNO bareng atau sekedar ngopi di warung kopi dan makan di warteg. Kasarnya kayak gitu, karena, pemikiran anak kecil macem gue dulu dan gue rasa semua orang seumuran gue, yang namanya teman pasti harus terlihat dan jelas bentuknya. Mungkin itu kali ya yang bikin konsep teman jadi agak susah buat dimengerti? Karena terkadang ketika kita sudah yakin dengan konsep bahwa teman adalah manusia yang terlihat, bisa jadi muncul tiba-tiba sesuatu yang nggak kelihatan, yang nggak teraba, yang nggak bisa kita rasakan, tapi bener-bener terasa seperti teman. Gue misalnya, punya beberapa temen khayalan yang sejak kecil selalu menemani gue. Dan biasanya teman khayalan ini adalah idola idola masa kecil kita. Sebut saja Harry Potter kalo buat gue, dan yang sampe sekarang masih ya cuma itu karena Harry itu sosok yang bener-bener friendly banget. Kadang-kadang juga ketika teman yang seharusnya terlihat dan ada di dekat kita itu nggak bekerja sesuai dengan label TEMAN yang terikat di dirinya, teman khayalan ini sangat membuat kita merasa lebih baik. Tentu saja...

Sekarang semua bisa berteman lewat mana aja. Semua bisa berteman sama siapa aja. Tapi yang jadi pertanyaan, yang mana sih yang bener-bener temen dan yang mana yang cuma sekedar label doang?

Di sini ada dua kondisi,

Pertama, temen yang memang sudah kenal lama, dari TK mungkin? atau SD, SMP atau SMA. Teman kuliah atau teman kerja. Teman-teman ini termasuk teman-teman yang paling nyata. Beberapa kali mungkin ada kondisi dimana kita sama salah satu atau dua diantara mereka itu nyambung banget. Beberapa kali mungkin ada keadaan dimana dia sepertinya kok bener-bener temen kita banget. Kondisi itu yang pada akhirnya membuat kita nyaman, seneng, enak berteman dengan dia. Membuat kita yakin kalau nih orang emang bener temen gue banget deh! Tapi ternyataa balik lagi ke kalimat sebelumnya, beberapa kali, hanya beberapa kali, dan setelah waktu beberapa kali itu selesai, selesai juga pertemanan, hilang. Walaupun intensitas ketemunya sering, walaupun rajin ngobrol, rajin jalan, tapi kalau kenyamanan yang didapatkan cuma beberapa kali? Hmmm....

Kedua, temen yang nggak pernah ketemu sebelumnya. Sekedar ketemu di FB, Twitter, atau sekedar SMSan labil tengah malem. Tapi kalau sama temen yang ini, ada aja yang diomongin. Nyambung aja. Setiap kali di SMS atau twit2an, pasti ada aja bahan omongan yang rasanya nggak abis-abis. Kalau lagi bete, tinggal sms, mention atau wall. Kalau lagi pengen ngobrol, tinggal mention, wall atau SMS. Dan anehnya, nggak pernah ada kata beberapa kali kalo sama orang-orang ini. Pasti selalu bisa bikin nyaman. Gue punya pengalaman sama orang-orang yang sebelumnya gue nggak kenal (pernah juga gue cerita di blog) dan waktu ketemu, rasanya sudah kenal lamaaaaa banget. Orang-orang itu bener-bener bisa bikin gue nyaman kalo lagi ngobrol sama mereka, nyambung, karena ada yang dibahas, karena ada yang menyatukan kita. Oke mungkin ini terdengar berlebihan tapi jujur loh, bahkan cuma dengan sekali ketemu dan sisanya lewat twit atau FB, rasanya sudah lebih dari cukup. Apa mungkin karena mereka tidak pernah memberikan kenyamanan yang beberapa kali ya? Ya... pasti karena itu.

Berkaitan dengan kondisi kedua, gue punya temen juga yang kenal dari FB. Well, lagi-lagi kpop menyatukan kita kalau gue rasa. Dia fans shinee sama suju, gue juga suka dengerin lagu-lagunya shinee sama suju. Kita ketemu pertama kali waktu berencana jemput SHINee di bandara SOETTA yang akhirnya gagal 100% dan yang kedua waktu Korean Culture Day di UI. Kita kenal di FB sekitar satu tahun sebelum akhirnya ketemuan, tapi pas ketemu, nggak ada tuh rasa canggung sedikitpun, bener-bener rasanya udah kenal lamaaaaa aja, udah ketemu lamaaaa aja, padahal itu pertama kalinya tatap muka. Dan biasanya orang yang di FB atau di twitter kan nggak selalu sama kepribadiannya dengan kalo kita ketemu langsung, tapi terlepas dari itu, gue bisa aja gitu nyaman sama dia. Aneh... Tapi itu yang menurut gue Teman. Nggak pernah ketemu langsung, nggak pernah benar-benar berinteraksi secara tatap muka, tapi ketika mereka dibutuhkan, mereka selalu membuat nyaman.

Apa salahnya dengan teman teman yang kita bisa lihat dan rasakan? Apakah kita terlalu gengsi dan egois sama mereka? Apakah karena mereka terlihat jadi kita agak malu mengungkapkan apa yang kita rasakan? Karena ada tipe orang (gue salah satunya) yang biasanya lebih nyaman bercerita dengan orang asing, yang nggak dikenal, yang mukanya nggak keliatan. Ataupun lebih nyaman bercerita tanpa tatap muka, via sms, message, twitter dan semacamnya. Gue lebih suka orang baca tulisan gue dimana disitu gue bisa cerita panjang lebar dan gue merasa tenang dibandingkan dengan gue harus bercerita secara langsung dan mengharapkan tanggapan tapi orang itu malah nggak nanggepin. Alasan kenapa gue lebih suka orang baca tulisan gue adalah karena muka gue nggak terlihat sekalipun mungkin disitu ada fotonya tapi setidaknya nggak secara langsung.

Lalu sebenarnya apa itu Teman?

Kembali lagi ke pertanyaan itu. Apakah dia harus terlihat dan terasa? Apakah dia harus dekat? Apakah kita harus bertemu dengan dia setiap hari?

kalo gue ditanya yang begitu, gue akan jawab TIDAK.

Apa gunanya terlihat dan terasa, dekat, dan bertemu setiap hari kalau pada ujung nya tidak memberikan kenyamanan? Mending gue sama yang nggak terlihat, jauh, jarang ketemu tapi sangat membuat gue merasa punya teman.

Kata orang hidup ini memang nggak adil, ya gue setuju. Kenapa? Coba lihat ada berapa teman yang kita punya di SD sampai kuliah, mereka semua TEMAN kita kan? Tapi nggak semuanya bisa ngasi kita perasaan punya TEMAN.

Agak klise? Mungkin iya, karena gue malam ini lagi beteeeee banget. Temen gue cuma Ciera, kaoskakibau, facebook dan twitter.


Share:

0 komentar