Finally, Seoul!

Sudah hampir sebulan sejak gue kembali dari workliday (work tapi sok-sok aja biar terasa holiday) di Korea dan gue masih nggak bisa ngerti, kenapa sampai sekarang nggak ada kemauan buat ngetik dan nulis catatan perjalanan kemarin?

Apakah perjalanan ini nggak semenarik waktu kerja ke New York? (ceki-ceki artikel sebelumnya, ada 7 Part! WKWKWKKW)

(Tolong pukul kepala gue pakai palu Thor karena kok takabur banget jadi orang)

(JEDUK!)

Waktu pertama kali posting kalau gue lagi ada di Seoul, gue sangat terharu dengan beberapa komentar dari kalian, para pembaca setia kaoskakibau.com tersayang terkasih yang tak tahu lagi harus kusebut apa saking sayangnya, langsung minta gue buat nulis cerita perjalanan ke Seoul di blog.

"Wah... are you even real, guys? Beneran pengen banget tahu? BENERAN BANGET?"

Gue sangat berterima-kasih kepada kalian yang masih mau buang-buang waktu nih buat baca tulisan gue. Padahal ya, apalah, pengalaman gue masih level cetek.

Request buat cepet-cepet nulis di blog itu rasanya menghantui gue setiap hari. Makanya nih agak-agak sebel juga karena nggak bisa langsung diketik. Belakangan ini gue bener-bener nggak bisa tidur. Bahasa kerennya sih insomnia.

Entah sudah delapan atau sembilan hari terakhir gue nggak bisa tidur cepet. Nggak bisa tidur sebelum jam tiga subuh. Padahal udah di kasur sejak jam 11 malam. Tapi ngantuknya baru berasa kalau udah jelang subuh. Selalu begitu selama sembilan hari ke belakang. Ya efeknya jadi bangun kesiangan dan baru sampai kantor jam sepuluh. Wih... siap-siap dipecat.

Cuma pas ditanya kenapa (sebenernya yang nanya sih diri gue sendiri juga, fyi, gue sering ngomong sendiri), ya gue nggak tahu alasannya. Gue cuma bisa bilang kalau gue nggak bisa tidur. Spesifiknya kenapa, masih nggak paham.

Sebenarnya episode satu dari perjalanan ke Seoul kemarin sudah setengah jadi. Tapi tulisannya gue ulang lagi dan lagi karena merasa setiap kalimatnya belum beres. Padahal kalau dipikir-pikir, kapan sih tulisan gue beres? WKWKWKWKW Dan ini adalah draft keempat untuk kisah perjalanan gue ke Seoul kemarin.

Yah, mari berpikir positif kalau semuanya akan selesai dengan baik.

Oke jadi singkat cerita, dua bulan berselang setelah kepulangan gue dari New York untuk liputan, gue masih diliputi oleh perasaan-perasaan senang dan bahagia karena bisa berkunjung ke New York meski cuma sekejap mata. Bahkan ketika gue nulis ini, feel duduk di kelas bisnis Qatar Airways masih berasa banget. Euforianya tetap terasa setelah berminggu-minggu pulang dari sana. Instagram gue masih berisi posting-an New York, sebagai bukti bahwa pengalaman ini susah banget dilupakan. Sebuah perjalanan yang melekat di hati dan masuk ke long term memory banget.

Ketika gue menulis part terakhir dari perjalanan itu, gue tiba-tiba mikir, "Kerja tiga hari dua malam di New York yang bahkan sebelumnya nggak pernah kepikiran aja bisa sebegini susah move on-nya. Gimana kalau mendadak disuruh ke Korea Selatan beneran?"

Gue berbagi rahasia sedikit deh wkwkwkwk Gue kerja di tempat yang sekarang sebenarnya bukan cuma karena jabatannya sebagai jurnalis KPop. Tapi karena kesempatan untuk jalan-jalan ke luar negeri untuk kerja itu terbuka lebar. Termasuk ke Korea. Walaupun tentu saja semua nggak akan terjadi di hari yang sama saat lo masuk kerja, tapi kesempatan itu pasti akan datang.

Waktu pertama kali masuk, temen gue berangkat ke MAMA 2013 sementara gue hanya bisa senyum-senyum iri pas lihat foto-foto dia di email. MAMA 2013 tuh kayak superbanget gak sih, EXO masih ber-12 dan bener-bener menyenangkan banget.

Gue pun menunggu-nunggu, kapan gue bisa dapat kesempatan itu. Termasuk kapan gue bisa dikirim ke Korea buat kerja beberapa hari aja.

Nggak terasa dua setengah tahun berlalu dan gue masih belum dapat kesempatan untuk ke Korea secara resmi dari kantor. Semakin perasaannya terasa menggebu-gebu, kok kayaknya semakin nggak kedengeran apapun soal itu. WKWKWKWKWK. Sampai akhirnya gue pasrah aja dan serahkan semuanya pada ALLAH SWT. Sesungguhnya kalau Dia bilang "SEOUL RON! SEOUL!" maka nggak mungkin gue nyasar ke Alaska. Sesungguhnya hanya Dia yang tahu kapan waktu yang tepat untuk semua hal yang terjadi dalam hidup manusia.

Dan akhirnya suatu hari di bulan November, Allah pun meng-Kun Fayakun-in gue.

Tiba-tiba saja bos gue membisikkan (nggak bener-bener dibisikin kok enggak ini malah kesannya kayak aneh banget) kalimat yang paling gue tunggu-tunggu selama dua setengah tahun terakhir.

"Ron, jadinya elo ya, yang liputan ke Korea."


Lo pernah nonton film '5 Cm' gak, yang adegan mereka lagi mendaki terus tiba-tiba longsor dan Pevita Pearce kejatuhan batu kena ke kepalanya terus mendadak film-nya hening panjang sekali? Gue mengalami itu. Hening yang lama sekali.

Di kepala gue mendadak terputar lagu IU yang 'Every End of The Day' tanpa alasan yang jelas. Suara-suara dari kejauhan mendadak jadi terdengar jelas di kuping gue. Mendadak juga terdengar suara kentut. Tapi Alhamdulillah baunya nggak sampai meja gue. Kepala gue rasanya kayak dipukul palu Thor tapi kali ini dengan penuh kasih sayang. Nggak, jangan inget-inget adegan Suho yang nabok kepala Kris di 'Weekly Idol' berjuta-juta tahun yang lalu. Jangan. Daripada baper mending jangan.

Mata gue berkaca-kaca.

"Yang bener mas?"

"Iya nih, Iqbal nggak jadi berangkat karena bentrok sama jadwal pulang kampung dia."

"Wah."

Satu kali.

"Waah..."

Dua kali.

"WAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Tiga kali.

"AKHIRNYA SETELAH DUA SETENGAH TAHUN!"

CYU!!! CYUUU!!! JEDERRRRRRRRRRRRRRR!!!!!! (ceritanya suara kembang api)

Gue teriak lumayan kenceng di kalimat sebelum 'Cyu Cyu Jeder' di atas. Sampai beberapa temen gue yang ada di situ ngeliatin dan mulai memberikan 'ciyeeee' 'ciyeeee' karena mereka semua tahu betapa inginnya gue ke Korea. Karena mereka semua tahu, cuma ada satu cowok di kantor ini yang frik banget sama KPop. Semuanya tahu kalo si anak yang frik KPop ini sudah ngarep ke Korea gratisan sejak lama.

Rejeki nggak ke mana. Beneran deh rejeki nggak ke mana. Saking happy-nya, gue buru-buru ngabarin kakak cewek gue via WhatsApp.

"Alhamdulillah nih, akhirnya anak kampung yang cicilan kulkasnya baru lunas bisa naik haji ke Korea."

Munafik ih rasanya kalau gue bilang gue gue nggak pengen ke Seoul. Apalagi gratisan. Sebagai fans KPop yang sudah delapan tahun cuma bisa mandangin laptop dan duduk manis spazzing di Twitter, dikasih kesempatan buat terbang dari CGK ke ICN gini udah kayak ketiban wedus gembel tapi masih hidup. Terlebih gue, fans kere, yang sama sekali nggak punya modal berlebih buat ke sana. Dikasi gratisan gini ya senenglah! Rasanya kayak ditunjuk-tunjuk Suho pas lagi nonton konser EXO. Tapi kali ini ditunjuk-tunjuknya sambil disodorin uang.

Cerita selengkapnya tentang foto ini boleh cek-cek link ini cus!

Kalau boleh jujur, gue bukan tipe orang yang mau gitu nabung demi sebuah perjalanan beberapa hari ke Seoul. Enggak tahu kenapa, kadang beban banget di hati. Banyak hal yang bikin beban. Ada rasa malu juga sedikit.

"Indonesia aja belum dijelajahi, bahkan Lombok tempat lo lahir dan dibesarkan aja belum dijelajahi. Masa bela-belain nabung buat jalan-jalan ke negara orang?"

Pendapat pribadi aja sih sebenarnya. Perang batin juga kalo udah menyangkut masalah duit dan jalan-jalan gini.

"Kalo nggak gratisan, nggak mau," gue selalu ngejawab gitu kalo misalnya ada yang nanya "Kapan dong lo ke Korea?" Dan ternyata jawaban itu berbuah kenyataan manis. AH LUV KANTOR BANGET SIH KALO KAYAK GINI.

(Seruput teh herbal)

(Meliuk seperti Nagini)

Fix, gue berangkat tanggal 28 November 2015, jam 22:00 WIB, naik Korean Air yang ternyata bagasinya cuma 23 kilo dan itu menyebalkan. Karena ini pertama kalinya gue ke Seoul, ada banyak sekali hal yang harus dipersiapkan. Tentu saja yang pertama adalah Visa.

Yang asyik dari perjalanan dinas seperti ini adalah tiket dan Visa lo ditanggung sama penyelenggara. Nah, yang ngundang gue dalam perjalanan ini adalah Oh!K Channel dari Turner Broadcasting. Gue sendiri nggak tahu sebenarnya Oh!K Channel ini apa dan baru tahu pas diundang wkekekeke mohon maklum karena gue sudah lebih dari dua tahun nggak nonton TV. Apalagi ini channel berlangganan ehehehehe

Singkatnya, mereka adalah channel televisi berlangganan yang menayangkan semua acara TV-nya MBC. Mulai dari drama sampai Variety Show. Oh!K Channel ini adalah bagian dari Turner Broadcasting yang merupakan grup dari channel seperti CNN, Cartoon Network, dan banyak lainnya. Oh!K Channel ini adalah saluran hiburan Korea pertama mereka.

Jadi terima kasih Oh!K Channel karena sudah membiayai perjalanan ini. Yehet! Tiket pulang pergi ditanggung, ongkos Visa ditanggung. Nah keseruan tidak berakhir di situ saja. Tapi biaya hidup dan transportasi lo selama dinas di luar negeri juga ditanggung sama kantor.

WAH NIKMAT TUHAN MANA LAGI YANG KAMU DUSTAKAN.

Jadilah gue hanya tinggal bawa diri aja nih ke Seoul. Pengalaman pertama ke Korea, dibayarin. Mantap! LUV KANTOR BANGET!


Kunjungan ke Seoul ini sekitar tujuh hari. Awalnya Visa yang diajukan adalah Visa wisatawan. Tapi akhirnya enggak jadi. Meminimalisasi risiko, akhirnya kami mengajukan Visa untuk kunjungan kerja yang hanya berlaku 90 hari sejak tanggal Visa dikeluarkan. Yah, buat gue sih nggak terlalu masalah, toh nggak ada rencana untuk bolak-balik ke Korea demi kesenangan pribadi juga dalam waktu dekat. Easy lah.

Pembuatan Visa Korea Selatan dramanya lebih sedikit ketimbang Visa ke Amerika. Ternyata prosesnya (untuk kunjungan bisnis) jauh lebih gampang dan deg-degannya hampir enggak ada (baca pengalaman gue bikin Visa Amerika yang penuh drama di sini). Gue inget banget pas bikin Visa Amerika deg-degan sampai ngeganggu ketenangan orang lain di chat LINE cuma perkara takut pas wawancara pake Bahasa Inggris terus gue nggak bisa jawab. Padahal wawancara Visa Amerika juga bisa pake Bahasa Indonesia.

Awalnya gue pikir mungkin prosesnya simpel karena buat kunjungan kerja. Tapi pas gue perhatiin travel agent yang bawa setumpuk aplikasi Visa buat "nasabah" mereka, maka gue menyimpulkan bahwa sebenarnya memang pengajuan Visa untuk ke Korea Selatan nggak seribet Amerika. Nggak perlu antre dari setengah enam subuh di bawa rel kereta pokoknya. Jadi buat kalian yang pengen ke sana, nggak perlu khawatir. Selama dokumen lengkap (termasuk saldo mengendap di buku tabungan) semua akan baik-baik saja.

Sayangnya, pengajuan aplikasi Visa Korea Selatan ini masih manual. Menurut gue sih agak merepotkan. Soalnya kan berkasnya harus di-print. Isi manual pake pulpen. Kalo salah nggak boleh di tipe-X, harus print baru (kayaknya). Yah.... untuk orang yang sudah lama tidak berurusan dengan alat tulis dan lebih sering megang keyboard laptop sih bener-bener PR banget. Sementara pas Visa Amerika semuanya online.

Enaknya, Visa Korea nggak perlu repot transfer via bank khusus (waktu itu gue di Standard Chartered). Duitnya dibayar langsung di loket di Embassy. Yah pemerintah Korea Selatan ini istilahnya memudahkan lah buat turis Indonesia untuk ke sana. Jadi sekali lagi nggak perlu khawatir yang berlebihan. Selama uang ada, nggak akan ada penolakan sih.

Urusan Visa kelar, urusan itinerary datang.

Liputan dari Oh!K Channel yang pertama adalah kunjungan ke MBC World di DMC (Digital Media City) dan yang kedua press conference drama 'Saimdang - The Herstory' di Gangneung, Provinsi Gangwon. Termasuk juga interview dengan dua pemeran utama drama ini yaitu Song Seung Hun dan Lee Young Ae (Dae Jang Geum, 'Jewel In The Palace'). Sisanya adalah liputan tambahan "mumpung lagi di Korea". 

Soal itinerary, gue banyak konsultasi sama temen gue yang kuliah di sana dan juga suka KPop.

"Pokoknya tempat-tempatnya harus yang ada hubungannya sama drama, KPop dan variety show, Mel," kata gue. Namanya Mely. Temen sejak masuk UI dulu.

Proses menyelesaikan itinerary ini sangat makan waktu sebenarnya. Pesan aja nih buat kalian yang belum pernah ke Korea Selatan dan berniat untuk ke sana dalam waktu dekat: nggak ada salahnya buat beli buku visit Korea yang banyak di Gramedia. Membantu banget kok. Atau kalau mau gratisan, rajin-rajin aja datang ke situs KTO buat baca-baca. Atau, lebih enak lagi kalian tinggal download apps Visit Korea dari KTO di Google Play. Semua lokasi yang ada di buku-buku yang ada di Gramedia semua nyontek dari situ kok. WAKAKAKKAKAA

(Gue beli buku Rp 85 ribu lalu menyesal! Lah orang semua ada di apps gratisan dan situs KTO kok. Lo aja yang males Ron!)

Itinerary gue kelar H-1 berangkat dan itu udah kayak "Pasrah aja, selama masih di Seoul," jadi bener-bener yang superpasrah pokoknya. Que sera sera.


Hari H keberangkatan adalah hari yang paling hectic dari perjalanan ini. Sabtu (28/11) itu GOT7 ke Jakarta. MATIIII MATIIIIIIIII!!!!! Gue nggak mungkin melewatkan kesempatan untuk ketemu Park Jin Young Jr. untuk pertama kalinya. Gue emang fans karbitan GOT7 sih, tapi gue ngefans Jr. nih sejak JJ Project. Jadi hari itu gue mampir dulu ke Kota Kasablanka buat preskon. No regret. Emang jodohnya ketemu Junior dan semuanya pun terjadi begitu cepat dan penuh drama.

Tangan gue sampe kegores-gores karena rusuh banget pas masuk ruang preskon. Ajegile. Nggak paham.

But anyway, as soon as itu preskon kelar gue buru-buru kembali ke kosan buat siap-siap ke bandara. Karena gue tahu manajemen waktu gue sangat kacau, gue harus cepat-cepat. Terima kasih Gojek.

A photo posted by RON (@ronzstagram) on

Kata orang, kalo ke Korea, hindari musim dingin. Soalnya koper bisa overload banget.

Ketika salah satu temen gue di kampus bilang itu ke gue, sampai sekarang pikiran itupun melekat dengan tegas di kepala. Dan anehnya, hidup terkadang membuat lo berhadapan dengan hal-hal yang lo hindari. Gue nggak pernah berencana ke Seoul kalau nggak gratisan (itu udah prinsip hidup! LOL) dan ketika dikasi kesempatan buat ke sana secara gratis, paaaaaaas banget mau musim dingin.

Jadi inget waktu SD pernah ada acara pramuka dan gue nggak paham kenapa pramuka anak SD yang belum akil baligh dibikinin event jurit malam ke kuburan. Gue duduk di barisan paling depan dan dalam hati udah nangis "SEMOGA BUKAN GUE SEMOGA BUKAN GUE" dan kemudian gue yang kepilih.

Pesan moral: jangan pernah secara sengaja atau berpikir untuk menghindari sebuah kondisi karena semuanya bisa senjata makan tuan.

Kembali ke masalah koper, sebenarnya barang bawaan gue juga nggak banyak-banyak amat. Cuma kok rasanya ini koper penuh banget sih? Temen gue ngasih kabar kalau di Seoul bisa minus 3 sampai minus 7. Kadang juga hujan jadi jangan lupa bawa payung. Salju juga udah turun. Berarti emang harus banyak-banyak bawa baju hangat.

Wah masalah nih.

Korean Air cuma ngasih jatah 23 kilo untuk bagasi, 12 kilo untuk bawaan ke kabin. Yang artinya kalo lebih dari 23 kilo lo harus bayar kelebihannya. 1 item adalah USD 100. Anak kambinggggg. Demi menghindari kelebihan beban itu, bener-bener harus dipikirin deh gimana caranya supaya semua baju anget ini bisa masuk dan beratnya kurang dari 23 kilo.

Tapi bentar dulu....

"Gue nggak punya stok baju hangat sama sekali nih!" curhat gue ke salah seorang temen ketika kita mengobrol di suatu malam sekitar 10 hari sebelum keberangkatan.

"Ya beli dulu kalau gitu. Jaket yang lo punya bawa aja. Yang penting ada persediaan."

Gue punya banyak jaket sih. Tapi masalahnya gue nggak tahu, apakah ini jaket diciptakan untuk bertahan di udara minus? Masalahnya gue sama sekali nggak pernah datang ke negara-negara yang sedang mengalami udara dengan suhu di bawah nol derajat. Maklum aja nih anak kampung biasanya nongkrong di Senggigi yang bisa rata-rata 25-30 derajat. Jadi gue nggak kebayang minus atau nol derajat itu sedingin apa.

"Kira-kira pake berapa lapis sih, supaya hangat?" tanya gue ke bos gue di suatu sore.

"Nggak tahu sih," wah ini bos gue bener-bener nggak membantu.

"Iya kan bingung jadinya. Masalahnya, gue nggak kebayang nol derajat tuh kayak apa," kata gue lagi, lalu menggigit bibir(?????). "Kayak apa ya?" tanya gue lagi.

"Yang pasti sih dingin," jawab dia.

Kalau di 'Reply 1988' ini langsung keluar suara kambing.

Mbe.

Mbee.

MBEEEEEEEEEEEEEHEHEHEHEHEHHEHEK.

"Yah mas..... nenek-nenek jompo yang baru ketabrak sepeda ontel juga tahu kalo itu sih ah elah,"

Gue masih nggak kebayang akan sedingin apa. Serius ini kondisi yang sangat membingungkan. Alhasil, gue bawa aja semua baju yang gue pikir akan membantu memberikan rasa hangat yang punya punya. Empat sweater, dua jaket, satu coat hitam yang gue pinjem dari Dito, satu topi musim dingin ala-ala yang gue beli untuk properti foto Natal tahun lalu di kantor, satu bawahan long-john yang katanya memang harus punya kalo nggak mau bagian bawah mati rasa, dan sepasang sarung tangan peninggalan bos gue yang baru-baru ini resign. Yang gue nggak punya adalah syal dan niatnya mau gue ganti pake sarung aja.

Insya Allah cukup.

Insya Allah.


Pesawat lepas landas sekitar setengah sebelas WIB. Duh... Korean Air ini sebenarnya nyaman. Perpustakaan hiburannya lengkap banget lagu KPop. LOLS Tapi gue dapet pramugari yang jutek banget. Sebel deh. Gue betah nonton sekitar dua jam doang. Sisanya gue tidur sambil dengerin playlist yang gue bikin sendiri (isinya EXO, TTS, f(x), IU).


Dan ketika mendarat di Incheon, rasanya bener-bener kayak nggak real.

NGGAK REAL SAMA SEKALI.

RON AKHIRNYA KE KOREA.

SETELAH SELAMA INI DIA MENYANGKA ITU SEMUA HANYA KHAYALAN BABU.

AKHIRNYA DIA KE KOREA!

ALHAMDULILLAH SELAMAT NIH MENDARAT DENGAN MULUS WALAUPUN GONCANGANNYA PARAH SIH BIKIN MULES.

Hal pertama yang gue lakukan ketika mendarat di Incheon adalah ngecek suhu udara di luar. Apakah ini baju sudah cukup hangat untuk menembus udara dingin Seoul yang jam 7 pagi kok matahari kayaknya belom keliatan? (Sunrise-nya jam setengah 8????????)

"Tiga derajat."

Nyebutnya enak, ngebayanginnya tetap aja nggak bisa. Udara terdingin yang pernah gue rasakan mungkin berkisar antara 15 sampai 17 derajat.

Positive thinking aja ini atasan lapis tiga sama bawahan lapis jins dan long-john bisa bertahan ya. Nggak punya syal, nggak pake sarung tangan. Bismillahirrohmanirrohim!

Ketika gue dan tim berjalan ke luar pintu kedatangan Incheon menuju parkiran mobil jemputan (di luar sedang hujan) dan pintu otomatisnya kebuka...

Wusshhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...................................................

"YA ALLAH YA TUHAN MAMAK INI KOREA APA KUTUB UTARA BENTAR DULU MANA SARUNG TANGAN MANA SARUNG SOLAT INI DINGIN BANGET ASTAGA INI APA YANG HARUS HAMBA LAKUKAN YA ALLAH TUHAN SEMESTA ALAM."

Buru-buru masuk lagi dan ngeluarin sarung tangan dari dalam tas. Sarung solat gue juga gue keluarin terus gue taruh di leher. Tapi karena malu kampungannya terlalu nampak, akhirnya gue masukin lagi ke tas. Mau nangis tapi juga mau ketawa.

"Wah wah wah... begini toh udara 3 derajat?" kata gue. Pas gue ngomong gitu, gue menyadari satu hal yang baru pertama kali gue alami: MULUT GUE KELUAR ASEP KAYAK DI TV-TV!!!!!!! YA ALLAH KOK KEREN BANGET YA.

Akhirnya sepanjang nunggu mobil jemputan, gue cuma "HAH!" "HAH!" "HAH!" gitu sambil terpesona melihat asep yang keluar dari mulut sendiri.

Bukan main ternyata lima menit berdiri di depan pintu kedatangan itu menyiksa juga ya di tengah udara dingin kayak gini. Ternyata, baju lapis tiga dan jaket aja enggak cukup. Apa mungkin karena badan gue juga belum menyesuaikan atau gimana entah deh. Yang jelas itu momen pertama kulit gue dan pori-pori serta komedonya merasakan udara 3 derajat.

Langsung bikin LIFE EVENTS di Facebook.

"Pertama kali merasakan udara 3 derajat celcius sepanjang 24 tahun hidup di Bumi."


Nggak lama kemudian mobil jemputannya dateng dan kamipun berangkat ke hotel.

Omong-omong, gue berangkat dari Indonesia berlima. Semuanya adalah senior gue di dunia jurnalisme. Untuk dua hari pertama, kita akan menginap di Lotte Hotel Seoul. WIHHHH!!!! Ini kan mahal banget ya katanya. Padahal gue juga nggak ngecek sih semahal apa. Tapi pas sampai di hotelnya, keliatan kok ini hotel mahal. Lokasinya aja di tengah-tengah kota begini. Dan beberapa jam setelah mendarat di Incheon dan melewati perjalanan hampir dua jam di jalan menuju Seoul, liputan pertama pun akan segera di mulai. Tujuan pertama kerja hari itu adalah MBC World di Digital Media City.

Mak.... ngantuk........


[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Share:

0 komentar