Gue enggak ngerti deh. Apakah orang-orang di dunia ini semua pada dikejar-kejar target atau gimana ya? Kok kayaknya mereka semua pukul rata gitu, soal seseorang yang udah memasuki usia tertentu sudah harus berkeluarga? Gue juga nggak ngerti apakah mereka sebenarnya enggak ada kerjaan yang lebih berfaedah gitu ya, selain ngurusin kehidupan orang lain dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar kapan nikah gitu? Ehem.
(tarik nafas) (hembuskan) (lewat pori-pori kulit kepala)
IYA GUE TAHU GUE TAHUN INI SUDAH 27 TAHUN DAN GUE BELUM ADA RENCANA BUAT MENIKAH TRUS KENAPA?!
(teguk teh herbal) (menenangkan diri)
Serius deh. Orang-orang tuh harus beneran berhenti mengajukan pertanyaan-pertanyaan soal pernikahan. Karena sejujurnya, sepeduli-pedulinya lo sama hidup gue, gue lebih peduli sama hidup gue sendiri. Gue nggak butuh mendengar pertanyaan seperti itu dari orang-orang yang berbeda, secara berulang-ulang, karena gue sendiri selalu mempertanyakan itu ke diri gue setiap malam sebelum tidur, setiap abis solat subuh yang selalu telat, setiap abis solat Jumat yang selalu ketiduran pas khotbah, setiap abis solat isya yang kadang udah mepet subuh. Stop mempertanyakan sesuatu yang gue sendiri masih mencari jawabannya! Lo kira enak... ENGGAK ENAK TAUK! Lagipula ngejawab pertanyaan menikah kan enggak sesimpel menjawab pertanyaan Ujian Nasional Berbasis Komputer atau Ujian Nasional pada umumnya. Enggak ada pilihan jawaban A, B, C, D atau E. Kalaupun ada paling isinya cuma:
A. Anjir, kapan gue nikah bukan urusan lo.
B. Bisa nggak sih lo diem aja ngurusin diri lo sendiri.
C. Capek nggak sih lo sama hidup lo yang ngurusin hidup orang lain kayak gini?
D. Damn you son of a bi*ch. Shut up.
E. Eek Berang-berang! Pergi lo ke Alaska!
(tarik nafas) (hembuskan) (lewat pori-pori kulit kepala)
IYA GUE TAHU GUE TAHUN INI SUDAH 27 TAHUN DAN GUE BELUM ADA RENCANA BUAT MENIKAH TRUS KENAPA?!
(teguk teh herbal) (menenangkan diri)
Serius deh. Orang-orang tuh harus beneran berhenti mengajukan pertanyaan-pertanyaan soal pernikahan. Karena sejujurnya, sepeduli-pedulinya lo sama hidup gue, gue lebih peduli sama hidup gue sendiri. Gue nggak butuh mendengar pertanyaan seperti itu dari orang-orang yang berbeda, secara berulang-ulang, karena gue sendiri selalu mempertanyakan itu ke diri gue setiap malam sebelum tidur, setiap abis solat subuh yang selalu telat, setiap abis solat Jumat yang selalu ketiduran pas khotbah, setiap abis solat isya yang kadang udah mepet subuh. Stop mempertanyakan sesuatu yang gue sendiri masih mencari jawabannya! Lo kira enak... ENGGAK ENAK TAUK! Lagipula ngejawab pertanyaan menikah kan enggak sesimpel menjawab pertanyaan Ujian Nasional Berbasis Komputer atau Ujian Nasional pada umumnya. Enggak ada pilihan jawaban A, B, C, D atau E. Kalaupun ada paling isinya cuma:
A. Anjir, kapan gue nikah bukan urusan lo.
B. Bisa nggak sih lo diem aja ngurusin diri lo sendiri.
C. Capek nggak sih lo sama hidup lo yang ngurusin hidup orang lain kayak gini?
D. Damn you son of a bi*ch. Shut up.
E. Eek Berang-berang! Pergi lo ke Alaska!