Jurnal Mimpi (Mimpiin Chanyeol Anjir Random Abis)


Gue semalem mimpi aneh banget.

Eh, enggak.

Enggak cuma semalem, maksudnya. Gue selalu punya mimpi aneh. Tapi, ya namanya mimpi, pasti seringkali nggak masuk akal. Ada mimpi yang rasanya sangat real banget sampai-sampai pas kebangun tuh masih kebawa-bawa. Pasti lo pernah deh, mimpi lagi makan sesuatu terus pas makanan itu sudah hampir masuk mulut lo tiba-tiba kebangun dengan perasaan menyesal. Atau mungkin lo mimpi dikerjain sama temen atau marah sama seseorang yang kemudian ketika lo kebangun, lo masih dendam dan emosi sampai nendang-nendang udara kosong dari atas kasur. Karena orang itu semenyebalkan itu!

Atau mungkin di satu hari lo pernah mimpi bertemu dengan orang yang sempurna banget, sosok yang lo inginkan banget, kemudian kalian menghabiskan waktu bersama. Lalu kalian semakin dekat, kepalanya bersandar di bahu lo, lalu kalian saling tatap, lalu semakin dekat, dekat, dan bibir kalian kemudian menempel.

Lalu entah bagaimana caranya, entah apa yang terjadi, kalian merasa seperti benar-benar sedang berciuman dengan seseorang.

Hihihi…

Pasti yang terakhir pernah dong? Ya kan? Ngaku! PERNAH PASTI! (Nggak mau kalo nggak ada temen) (harus ada yang juga pernah atau sering mimpi ciuman) (anaknya harus ditemenin) (nggak mau sendirian terus selamanya) (tapi padahal mah memang sendirian makanya ciumannya di mimpi terus) (hahahahahaahahahahah)

Tapi beneran deh, yang mimpi ciuman itu, ternyata rasanya beda sama ciuman beneran. WKAKAKAKAKKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKKAKA Gue kira selama ini gue udah tahu rasanya ciuman hanya dari mimpi, tapi pas ciuman beneran, rasanya beda gais!

(WKWKWKWKKWKWKWKWKWKWKKWKW)

(SOTOY BANGET)

(sebuah testimoni)

Jadi memang, gue termasuk orang yang sering mimpi. Mulai dari yang biasa-biasa aja, yang serius, yang meramalkan masa depan, yang menyenangkan, yang sedih, yang random, yang bikin marah, yang bikin emosi, sampai yang bikin basah (hehe), semua bisa terjadi.

“But who can decide what they dream?” Taking Over Me by Evanescence

Mimpi yang kita alami saat tidur hanya bisa kita nikmati sejenak itu saja. Gue nggak tahu dengan kalian ya, tapi gue sering banget mengalami mimpi yang nyambung gitu. Misalnya nih, kalau lagi males bangun pagi atau kalau lagi pengin malas-malasan aja gitu, kadang gue pas kebangun dari satu mimpi lalu tidur lagi karena merasa belum waktunya buat beraktivitas, mimpi yang tadi bisa banget nyambung. Walaupun mungkin nggak secara utuh karena bisa tiba-tiba aja di tengah-tengah sambungan itu mimpinya malah berubah jadi tema yang berbeda. Dalam lima sampai delapan jam tidur misalnya gue bisa mengalami mimpi yang berbeda sampai dua atau tiga kali. Saking seringnya gue mimpi pas tidur, gue jadi sering menantikan gitu lho, kira-kira malam ini gue mimpi apa ya? Dan kalau pas tidur malam gue nggak mimpi rasanya tuh kayak beda aja gitu. Kayak ada yang kosong.

Setiap terbangun dari satu mimpi kadang-kadang kita bisa ingat dengan apa yang tadi kita mimpikan. Tapi kadang juga nggak. Kalau gue sendiri bisanya setelah bangun dari satu mimpi pasti nggak akan langsung ingat dengan apa yang tadi gue mimpikan. Gue ingat gue bermimpi, tapi gue nggak langsung ingat apa yang terjadi di dalam mimpi itu. Tapi gue anaknya pantang menyerah. Gue nggak mau mimpi itu hanya sekedar mimpi gitu lho. Maksudnya, pasti ada sesuatu yang menarik kan di dalam mimpi itu. Kalau gue tidak terbangun dengan marah-marah, menendang udara kosong, atau tiba-tiba kesel sendiri karena apa yang terjadi di dalam mimpi gue tadi, berarti tadi gue bermimpi tentang sesuatu yang menarik.

Makanya setelah bangun dari satu mimpi atau setiap bangun tidur deh secara umum, gue nggak akan langsung duduk lalu langsung ambil air minum atau langsung ke kamar mandi. Biasanya gue akan membuka mata, lalu berbaring menatap langit-langit kamar, dan membiarkan kepala gue rileks sebentar. Biasanya dengan begitu gue akan ingat apa mimpi gue tadi. Dan kalau gue sudah ingat, biasanya bisa detail banget tuh. Kayak gue bisa ingat tadi gue ketemu sama siapa aja, gue ada di mana, bagaimana suasananya, apa yang terjadi di dalam mimpi itu, dan komunikasi macam apa yang terjadi antara gue dengan orang lain di dalam mimpinya. Kalau menurut gue menarik untuk ditulis biasanya akan langsung gue tulis. Itulah gunanya ada handphone di dekat bantal jadi kalau-kalau ada sesuatu yang menarik untuk ditulis bisa langsung gue tulis.

Baru-baru ini gue pernah mimpiin Chanyeol. Superrandom, I know, but it happened.

Kurang lebih ceritanya kayak gini:


Gue sedang ada di sebuah pusat perbelanjaan di sebuah siang yang nggak terlalu terik. Gue nggak tahu persisnya itu di mana, tapi kayaknya sih di Indonesia. Kalau nggak di Indonesia mungkin di Singapura. Mall itu cukup ramai dan keramaiannya ini agak nggak biasa. Setelah gue perhatiin, rupanya ada fanmeeting.

Fanmeeting Byun Baekhyun.

Seperti halnya mimpi-mimpi yang lain, gue nggak tahu bagaimana awalnya mimpi itu bisa berawal atau terbentuk. Yang pasti, yang gue ingat, di dalam mimpi itu gue sedang ada di atas eskalator baru turun dari lantai paling atas pusat perbelanjaan itu. Dari eskalator itu gue bisa melihat kejadian yang ada di lantai bawah dengan jelas. Di lantai tempat keramaian terjadi. Gue bisa lihat banner Baekhyun dari sana makanya gue tahu kalau itu adalah fanmeeting Byun Baekhyun. Eskalator itu bergerak turun dan tiba-tiba saja gue sudah tiba di satu atau dua lantai dari lokasi fanmeeting. Hari itu rupanya gue nggak sedang ingin berusaha keras buat bertemu Baekhyun jadi gue memutuskan untuk melihat keramaian saja dari atas.

Agak heboh sedikit sih karena gue manggil-manggil Baekhyun.

Pas gue lagi heboh itulah tiba-tiba ada beberapa orang yang nyelak di belakang gue. nyelaknya serampangan banget anjir. Badan gue kegeser kayak jauh banget ini persis kayak gerombolan fansite kalau lagi ambisius mau motret di konser. Mau marah rasanya.

Tapi pas gue lihat siapa orang-orang ambisius itu, gue nggak jadi marah. Karena ternyata orang itu adalah Do Kyungsoo. Dan orang-orang yang nyelak tadi adalah bodyguard-nya. Gue cuma senyum dan nggak ngapa-ngapain. Alih-alih heboh karena ada Kyungsoo di sebelah gue, gue malah tetap heboh karena Baekhyun di bawah sana. Alih-alih minta foto sama Kyungsoo yang jelas-jelas ada di sebelah gue, gue malah ngarep bisa foto sama Baekhyun yang sedang dikerumuni fans.

Tapi karena gue merasa nggak nyaman dengan keberadaan bodyguard-nya Kyungsoo akhirnya gue memutuskan untuk pergi.

Ketika gue turun eskalator lagi, gue bisa melihat ada pergerakan di bawah. Baekhyun lagi dikerumunin fans banget. Rupanya Kyungsoo datang buat memberi dukungan. Yang teringat jelas di kepala gue ketika gue sudah bangun adalah Mall itu cerah banget. Atapnya transparan jadi sinar matahari bisa masuk tapi tidak terik. Di ujung eskalator gue kemudian berjalan menuju lobi. Sempat gue nengok ke kanan, ada satu kios kue-kue tradisional gitu. Di sebelahnya ada restauran burger. Yang pertama kali menarik perhatian gue sebenarnya restauran burgernya. Tapi di depan sana ada orang yang juga gue kayaknya kenal deh.

Kayak pernah lihat?

Pas gue perhatiin lagi, ternyata Park Chanyeol.

Gue nggak ngerti lagi kenapa Mall itu masih bisa sangat kondusif dan belum ada pemadam kebakaran atau petugas kepolisian yang menyerbu. Ada tiga member EXO di situ dan semuanya adem-ayem aja? Apa-apaan ini? Apakah karena fans mereka sekarang sudah pada pindah semua ke BTS apa gimana?

Karena gue nggak ngefans-ngefans banget sama Chanyeol, jadi gue nggak terlalu ambisius juga buat kayak heboh atau nyamperin buat minta foto atau apa. Gue kalem. Bener-bener kalem. Bahkan di dalam mimpi aja gue bisa sekalem itu, lho! Gue nggak mau invading his privacy. Dia di situ sendirian berarti dia mungkin lagi me time. Gue juga kalau lagi me time nggak ingin banget diganggu sama manusia manapun. Kucing aja kadang gue marahin kalau gangguin gue. Jadilah gue memutuskan untuk keluar aja dan nunggu taksi online.

Ketika gue di luar barulah gue sadar kalau lokasi itu agak mirip Kota Kasablanka. Tapi apa yang gue uraikan di atas sama sekali nggak mencerminkan kondisi KoKas. Mana ada toko kue tradisional di deket lobi, ya kan?

Gue sedang fokus nunggu taksi online gue sampai akhirnya ada yang nyamperin gue.

“Mas, bentar mau nanya,” katanya.

Gue menoleh dan terkejut.

HAH ANJIR?! PARK CHANYEOL NGAJAK NGOMONG GUE?!

“Iya mas, kenapa ya?” gue pura-pura aja nggak tahu dia siapa.

“Ini saya punya pertanyaan sedikit,” katanya.

“Iya mas, boleh. Mau tanya apa?”

Gue udah nunggu-nunggu pertanyaannya mungkin akan penting soal kehidupan gitu. Soal siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu?

Jarang-jarang kan dapat pertanyaan dari Kpop idol kayak gini.

Pas denger pertanyaannya…

“Mas, arem-arem itu sebenarnya isinya apa sih? Ada berapa sih macem isinya? Kok beda-beda gini?

“…”

“Serius mas ini saya agak bingung. Kok ada yang isi daging tapi pas saya makan tadi isinya sayur,”

Jujur aja, 29 tahun gue hidup di Indonesia gue sendiri tidak pernah tahu ada berapa macam arem-arem dan berapa variasi isi yang dimilikinya.

“Bentar ya mas, saya googling dulu,” kata gue.

Akhirnya setelah berhasil mendapatkan jawabannya, gue jelasin ke dia. Setelah itu dia tampak sudah mengerti.

Dan sepanjang gue menjelaskan itu entah bagaimana caranya gue sudah tidak lagi ada di lobi Mall. Sekarang gue malah ada di parkiran mobil. Ternyata gue punya mobil! Karena di tangan gue ada kunci mobil dan gue kayak siap-siap mau buka mobil gitu. Sekantong arem-arem juga tiba-tiba ada di tangan kiri gue.

“Oh gitu ya mas. Oke makasih ya mas,” kata Park Chanyeol.

Hening sejenak.

Hening agak lama.

Heningnya kelamaan sampai kagok.

“Mas,” kata dia lagi.

“Kenapa mas?” tanya gue.

“Kamu nggak mau minta foto?”

“…”

Bagaimana gue harus menanggapi itu?

“Hehe. Sebenarnya mau mas, tapi saya takut. Soalnya tadi di dalem Baekhyun sama Kyungsoo kayak banyak banget bodyguard-nya. Boleh deh mas saya mau dong minta foto,” kata gue

“Yaudah ayo sini mana hapenya,” Gue kasih hape gue ke Chanyeol. Kita pun foto sambil makan arem-arem.

-End-


If you think about it, HOW CAN A 29 YEARS OLD ME DREAMING ABOUT PARK CHANYEOL MAKAN AREM-AREM?! I MEAN... IGEON JINJJA... ISANGHAJIANAYO? OH MY GOD I NEED TO GET MARRIED REALLY SOON.

WKWKWKWKWKWKWKWKWKWKKWKWKWWKWKWK

Butuh waktu sekitar lima menit buat gue me-recall semua adegan dalam mimpi itu. Proses mengingatnya biasanya nggak se-complicated itu. Bahkan mungkin bisa dibilang sangat gampang. Kalau udah ingat satu adegan, biasanya adegan selanjutnya/sebelumnya akan langsung kebayang. Setelah gue ingat satu adegan nih misalnya, gue akan langsung tulis, dalam proses menulis itu gue akhirnya juga jadi teringat dengan adegan selanjutnya/sebelumnya.

Karena kalau nggak langsung ditulis, biasanya lo akan lupa dengan apa yang sudah terjadi, sementara lo masih berpikir tentang alurnya. Jadi biasanya apa yang sudah muncul di kepala akan gue tulis, jadi gue nggak akan perlu inget-inget soal itu lagi karena udah ada kopiannya di notes, PR-nya tinggal inget adegan selanjutnya aja.

Nah biasanya mimpi-mimpi random kayak gini kan sering banget ya terjadi sama kita dan pasti sering keinget. Karena memang ringan, lucu, dan kita sendiri sangat senang memimpikannya. Biasanya kalau mimpi-mimpi yang agak serius malah jadi males buat dipikirin apalagi buat diingat-ingat untuk dicatat. Cuma, nggak ada salahnya juga sih kalau semisal lo dapat mimpi yang serius, berat, dan mungkin sangat filosofis, kalau lo bisa ingat dan lo catat, itu bisa jadi episode jurnal mimpi yang sangat menarik untuk lo baca nanti-nanti.

Siapa tahu juga, itu adalah sebuah kode buat episode kehidupan lo ke depannya.

Memang gue nggak setiap kali mimpi gue tulis. Karena seringkali banyakan malesnya. Tapi kalau gue merasa gue perlu tulis, maka akan gue tulis. Kalau gue rasa mimpinya terlalu jelas dan terlalu terasa, gue nggak perlu menulisnya tapi akan selalu gue ingat. Apalagi kalau mimpinya berulang-ulang.

Ada beberapa mimpi yang sering datang dengan cerita yang berbeda tapi benang merah yang sama: #1 mimpi ketinggalan pesawat, #2 mimpi terlambat masuk sekolah, #3 mimpi sekolah tapi lupa kalau sudah lulus.

Kalau dilihat-lihat mimpi #1 dan mimpi #2 punya tema yang sama: melewatkan sesuatu. Sementara mimpi #3 lebih ke kayak… gue longing for something yang sudah hilang.

Jujur aja, tiga mimpi yang sering banget datang itu kalau mau gue pikirin banget, ada hubungannya dengan apa yang terjadi dalam hidup gue. Terutama di era-era gue lagi kacau-kacaunya di antara tahun 2017 – 2019. Belakangan ini mimpi itu udah nggak datang lagi. Kalau pun datang gue udah nggak terlalu mikirin lagi.

Yang unik dari mimpi nomor #3 adalah jalan yang gue lalui buat menuju ke sekolah. Jalannya selalu sama dan berulang-ulang. Jalanan tanah berdebu yang kering, di satu sisinya ada semacam hutan yang diisi pepohonan kopi, lalu di ujung jalan itu ada jalanan beraspal yang di satu sisinya ada kebun kol. Ini adalah gambaran salah satu area di deket rumah gue dan jalanan menuju SMA gue, tbh, tapi nggak persis kayak gitu banget cuma atmosfernya sama. Dan tujuan gue di mimpi nomor #3 tetap sama: SMA gue yang dulu. Bahkan bentuk parkirannya pun sama persis dengan yang gue inget pas masih sekolah.

Salah satu mimpi lain yang sering juga datang adalah mimpi kesasar. Tapi yang unik dari mimpi kesasar ini adalah ketika suatu hari salah satu mimpi itu jadi kenyataan!


Pernah suatu hari gue mimpi boncengan motor sama temen gue, namanya Dito, dan kita kesasar di sebuah jalan buntu gitu di daerah Pejaten Timur. Percaya atau enggak, berselang beberapa lama setelah mimpi itu, gue beneran kesasar sama dia, di sebuah jalan di Pejaten Timur, dengan detail-detail yang sama persis dengan yang gue lihat di mimpi gue: jalan buntu, jalan yang berputar-putar, plang petunjuk jalan, sampai plang pesantren atau masjid gitu.

Kadang, mimpi yang gue alami juga bisa jadi sebuah petunjuk buat apa yang akan terjadi. Kayak misalnya pernah suatu hari di kosan gue yang lama banget gue mimpi pintu kamar gue digedor sama bos gue. Pas gue buka pintunya, bos gue tiba-tiba masuk dan nyekek gue. Gak sampai mati tapi sesek aja. Pas gue ke kantor hari itu, ternyata gue dapat kabar kalau gue harus nemenin dia kerja di akhir pekan.

Pernah juga pas baru naik ke kelas 2 SMA, gue mimpi kalau jurusan Bahasa yang gue inginkan nggak dibuka karena peminatnya sedikit. Dalam mimpi itu gue berjalan ke papan pengumuman dan nggak menemukan kertas yang ditempel bertuliskan kelas Bahasa. Gue terbangun dari mimpi itu dengan dada berat dan perasaan sedih. Pas gue sampai sekolah, adegannya persis sama: gue jalan ke papan pengumuman dan menemukan nama gue nggak di kertas kelas Bahasa tapi kelas IPA. Dan nggak ada kertas kelas Bahasa sama sekali di papan pengumuman itu.

Nggak semua orang mungkin bisa dengan jelas mengingat apa yang mereka mimpikan, sesegera itu ketika mereka bangun. Tapi ini bisa dilatih kok. Salah satu caranya ya dengan memberikan sedikit waktu buat diri lo mengingat kejadian dalam mimpi tadi pas lo bangun. Dengan berbaring tanpa melakukan apa-apa dan membiarkan otak lo rileks dan me-recall kembali mimpi lo tadi.

Kalau terlalu dipaksa juga sebenarnya juga nggak akan langsung bisa keinget. Gue kadang-kadang baru inget apa yang gue mimpikan setelah gue di kamar mandi dan sedang cuci muka misalnya. Atau ketika gue lagi sedang fokus melakukan sesuatu yang sudah otomatis dikerjakan tanpa berpikir gitu kayak misalnya cuci muka, sikat gigi, pipis. Itu kan gerakan-gerakannya lo nggak perlu mikir tapi udah otomatis dilakukan, right? Nah biasanya otak gue akan bisa fokus ke hal lain ketika sedang melakukan hal-hal itu. Di situlah gue bisa ingat tadi gue mimpi apa.

Gue orangnya suka nulis dan suka bermimpi. Jadi konsep jurnal mimpi ini sangat menarik buat gue. Sekarang gue pun punya satu notes (buku fisik, bukan handphone) yang gue dedikasikan sebagai Jurnal Mimpi/Dream Journal. Walaupun sekarang belum terisi sih, tapi notes itu akan selalu ada di samping kasur gue. Jadi kalau tiba-tiba gue terbangun dari mimpi gue akan bisa langsung tulis di situ.

Menulis jurnal mimpi juga banyak benefit-nya. Nggak cuma lo bisa berimajinasi liar dan menikmati lagi imajinasi liar lo dalam sebuah narasi yang lo tulis sendiri, tapi menulis jurnal mimpi bisa membuat lo lebih mengenal diri lo sendiri.

Mengutip situs The Cut:

“Jurnal mimpi bisa membantumu untuk mengingat mimpimu, tidak hanya sebatas itu, jurnal yang kamu tulis dapat berfungsi untuk menggerakkan ingatanmu. Proses menulis jurnal mimpi memaksamu untuk mengingat tentang mimpi-mimpimu sebagai sesuatu yang penting untuk diingat.”

“Selepas masa kanak-kanak, kita jadi semakin sulit untuk mengingat mimpi kita. Tapi dengan sengaja menulis secara fisik mimpimu setiap pagi akan membuat dirimu mempertimbangkan kegiatan itu sebagai sesuatu yang layak untuk dilakukan secara waktu dan mental, sehingga akan memudahkanmu untuk mencapai fase atau keadaan lucid dreaming, di mana orang yang bermimpi bisa mengontrol aksi mereka dalam mimpinya.”

JUJUR SAJA, INI PERCAYA NGGAK PERCAYA, TAPI GUE SERING BANGET BISA MELAKUKAN ITU.

Gue nggak tahu apakah itu yang disebut dengan Lucid Dream atau gimana, tapi kayak yang gue bilang tadi, gue sering banget lanjut tidur dan ngelanjutin mimpi. Kadang-kadang gue juga sering memaksakan sesuatu untuk terjadi dalam mimpi gue seolah-olah gue adalah sutradaranya. Kayak adegan ciuman misalnya, gue bisa membuat itu terjadi, like, in a flash! Tapi sesuai kebutuhan cerita maksudnya nggak gue tidur terus “OKE GUE MAU CIUMAN.” Nggak juga. Maksudnya tuh kayak, kalau udah ada di adegan tertentu, you can actually control what you do and how your story would happened in your dream.

Interesting, right?


Lebih lanjut lagi soal jurnal mimpi, masih dari situs The Cut, seorang researcher mimpi dari MacEwan University di Kanada, Jayne Gackenbach bilang: jurnal mimpi bisa membantu kita untuk lebih mengerti kehidupan. Mimpi menawarkan kita sebuah keadaan tanpa filter dari hidup kita sendiri. Mimpi itu seperti dunia paralel dari kehidupan sadar kita (kalau menurut Dylan Selterman, seorang psikolog), tapi memori manusia nggak selalu bisa dipercaya dan memori yang dihasilkan dari sebuah mimpi setelah mipi itu terjadi bisa saja diingat dengan berbeda setelah sehari, seminggu, atau setahun kemudian. Makanya menulis apa yang terjadi pada mimpi itu mempertahankan keutuhan ceritanya tanpa dibelok-belokan ketika lo menceritakannya lagi di masa depan. Yang berarti, insight yang lo dapatkan dari mimpi itu akan jadi lebih relevan.

Mungkin memang terlalu banyak kata yang harus diproses dari kalimat di atas. Yang jelas, secara sederhana, membuat jurnal mimpi bisa membantu lo untuk menangkap ide-ide yang mungkin berkaitan dengan kejadian dalam hidup lo, bisa jadi itu inspirasi, bisa jadi itu jalan keluar buat sebuah masalah, bisa jadi itu juga cara tubuh lo untuk melepas emosi negatif. Yang pasti, kalau lo aware dengan prosesnya, akan semakin transparan dan semakin mudah untuk mengingat dan memproses semua mimpi itu ketika lo bangun.

Mungkin gue sekarang baru sadar kalau kebiasaan gue menulis mimpi gue selama bertahun-tahun ini membuat gue ada di kondisi yang sekarang: bisa dengan mudah mengingat mimpi bahkan bisa mengatur mimpi gue sendiri.

Mungkin. Nggak ada yang bisa memastikan itu. Percaya atau tidak itu terjadi sih ke gue beberapa kali.

Silakan dicoba, guys! Bikin jurnal mimpi ini menyenangkan kok. Setelah gue baca-baca lagi apa yang gue tulis soal mimpi gue (dari unggahan di sosmed, catatan di handphone udah ketutup sama file lain atau udah kepindah ke backup ke hardisk atau ke mana gue juga lupa), setelah gue ingat-ingat lagi soal mimpi-mimpi lama, rasanya kayak melihat novel bikinan sendiri.

Karena mimpi gue terkadang sangat luar biasa, imajinatif, dan penuh fantasi.

Belakangan gue suka mimpi nyanyiin satu lagu yang ternyata melodinya gue bikin sendiri dalam mimpi itu. Dan kalau beruntung, pas gue bangun gue masih ingat melodinya, suka gue rekam di rekorder hape.

Berniat suatu hari nanti bisa bikin lagu dari melodi yang datang dari alam mimpi itu.

Nah, selamat bermimpi dan berjurnal mimpi!


Share:

0 komentar