Kenapa Album Fallen Evanescence Personal Banget Buat Gue


Gue bangun cukup pagi hari ini, biasanya selalu kesiangan. Padahal semalam gue tidur cukup larut. Biasanya kalau gue telat tidur (dan ini hampir setiap hari sih) lalu gue terbangun terlalu pagi, gue akan dengan rela lanjut tidur demi menambah jam istirahat satu atau dua jam. Tapi hari ini cukup berbeda, gue tiba-tiba aja seger setelah membuka mata. Dan seperti kebanyakan millennials, gue pun buka hape dan skroling media sosial sebentar. Di situlah kemudian gue melihat update-an dari Instagram Creative Disc soal Evanescence yang baru rilis single baru mereka buat album baru di 2020 ini. Karena itu masih pagi jadi gue masih menyempatkan baca caption fotonya dan yang menarik perhatian gue adalah karena Creative Disc nulis kalau “Evanescence menyajikan formula yang membersarkan nama band ini”. Otomatis gue langsung buka Spotify dan search nama mereka lalu menemukan lagu baru berjudul The Game Is Over.

Pas gue dengerin gue nyaris nangis.

ANJIR! HAH! DEMI APA?!

Gue dengerin lagu itu sampai abis lalu gue dengerin lagi single lain yang juga dirilis tahun ini yang judulnya Wasted On You dan sekali lagi gue berteriak kenceng banget tapi dalam hati karena ini masih pagi dan gue tidak mau mengambil risiko diusir dari kosan ini.

(Sebelum lanjut baca, tahun 2020 ini adalah anniversary ke-10 kaoskakibau.com dan gue akan mengadakan giveaway berhadiah CD EXO, NCT 127, Super Junior, SUHO, dan merchandise lain. Cek di sini ya)

Beri gue waktu untuk menjelaskan kenapa reaksi gue agak berlebihan dalam kekaleman itu.

View this post on Instagram

Evanescence sudah tidak mau lagi berpura-pura mau mematuhi peraturan yang tidak adil dalam lagu baru mereka yang membara, ‘The Game is Over’, single mutakhir untuk album mendatang, “The Bitter Truth.” . Bagi yang kangen dengan Evanescence, jelas ‘The Game is Over’ akan memenuhi semua ekspektasi karena masih menyajikan formula yang membesarkan nama band ini; nuansa gotik yang dipadu dengan infusi electronic di beberapa bagian, sementara riff gitar dan gebukan drum prima mendominasi. Sebuah video musik juga sudah disiapkan dan akan premiere pada tanggal 3 Juli mendatang. Klip direkam secara terpisah di kediaman masing-masing member karena dikerjakan di masa karantina lalu. . What do you think of this song? . #creativediscnews #creativediscmusicnews #musicnews #creativedisc #evanescence #thegameisover #newreleasemusic #newmusic #newsong #newsingle #newrelease

A post shared by Creative Disc (@creativedisc) on


Evanescence mungkin satu-satunya band rock Amerika yang benar-benar bisa menyentuh sisi hati emo-gotik gue sampai saat ini. Bahkan sampai minggu lalu gue masih ngulang-ngulang My Immortal dari album pertama mereka Fallen. Melihat jauh ke belakang, gue sudah mendengarkan Evanescence sejak SMP. Itu sekitar tahun 2003 atau 2004 kayaknya sih pertama kali gue mulai tahu mereka dan mendengarkan lagu-lagu mereka. Berawal dari “keterpaksaan” sebenarnya.

Jadi waktu itu gue sebagai anggota English Club di SMP (dulu gue sekolah di SMP favorit di Mataram, Lombok, hehe mayanlah gue dulu almamaternya keren-keren terus) (gak ada yang peduli nyet) ambil bagian buat performance di festival sekolah. Gue nggak tahu persisnya festival apa, ulang tahun sekolah atau apa gitu. Jadi pas tahun-tahun itu kan lagi populer banget AFI (Akademi Fantasi Indosiar) tuh, nah kita mau bikin parodi AFI gitu. Gue jadi salah satu finalis yang tampil di panggung. Karena kita butuh sesuatu yang hype, guru Bahasa Inggris gue, namanya Bu Tri, minta gue buat tampil gila-gilaan dengan lagu rock. Ini PR banget sih, karena waktu itu gue sama sekali nggak pernah terpapar oleh genre musik itu. Gue besar dengan lagu dangdut, India, Mandarin, dan pop Indonesia. Lagu rock…? I’m not sure I know something or anything about that.

Abang gue anak band. Dia pasti tahu sesuatu. Dulu pas masih zaman kaset, kakak gue punya deretan kaset-kaset musik rock di kamarnya. Karena gue juga diharuskan buat bawa kaset untuk diputer di performance itu, jadi gue harus memastikan bahwa lagu yang akan gue bawakan nanti ada kasetnya, kan? Dalam proses pencarian itulah kemudian kakak gue memberikan katalog lagu-lagu yang dia rekomendasikan dan di situlah kemudian gue menemukan Evanescence. Nggak dalam bentuk kaset tapi, dalam bentuk file digital yang biasa diputar di Winamp aka mp3 bajakan. Hehe (malu).

Tapi gue masih cuek aja nggak gue dengerin atau apa tapi gue copy ke komputer gue. Dan besoknya di sekolah, salah satu temen gue di English Club yang juga diminta buat perform bawa kaset Evanescence album Fallen, album yang sama dengan yang gue copy ke komputer gue di hari sebelumnya, dan dia pakai satu lagu dari situ buat perform. Ya tentu saja Bring Me To Life karena itu kan title track-nya. Dan di situlah gue kemudian mendengarkan itu berulang-ulang (karena diputer berulang-ulang) dan sampai rumah gue yang masih SMP dan sangat penasaran karena “kok ini lagu rock tapi enak di kuping gue dan ngena di hati gue ya?” akhirnya mendengarkan lagu-lagu yang gue copy ke komputer itu di Winamp.

Di situlah kemudian gue jatuh cinta sama semua lagu di album Fallen. SEMUANYA. Ketika besoknya orang-orang masih dengerin Bring Me To Life di sekolah, gue udah ngomongin Tourniquet. Gue udah meracau soal bagaimana dark-nya lirik dan musik mereka ke temen-temen gue dan yah, seperti ketika gue meracau soal bagaimana kerenna Super Junior dan SNSD ke semua orang yang gue temui di 2010, mereka nggak peduli. WKWKWKWKWKWK.



Kalau diinget-inget, dulu gue emang suka banget sama konsep-konsep dark, Halloween, horor Amerika. Gue suka banget film Scream pas gue masih SD dan selalu nunggu RCTI buat nayangin film ini di satu malam Jumat. Gue suka banget sama peti mati yang ada tengkoraknya, Casper, Casper Meets Wendy ketika Hillary Duff masih bocah banget dan suaranya cempreng kurang ajar tapi gemesin, pas Casper berubah jadi Devon Sava cuma supaya dia bisa ikutan Halloween dance party dan ciuman sama Christina Ricci lalu berubah lagi jadi hantu dan bikin orang-orang bubar. GOD, I LOVE THAT MOVIE SO MUCH! Guys, nonton deh Casper tahun 1995 rilis filmnya dan itu klasik banget sih. Secara produksi lebih bagus dari Casper Meets Wendy karena kayaknya Casper Meets Wendy cuma dirilis buat film TV doang. Dan entah sejak kapan juga gue suka banget sama The Nightmare Before Christmas dan nonton semua film Tim Burton saat itu.

Makanya itu ketika gue yang nggak pernah dengerin genre rock sama sekali kemudian ketemu Evanescence dan mereka punya konsep emo-gotik gitu ya gue langsung suka banget. Apalagi Amy Lee suaranya bisa banget merasuk ke jiwa raga.

Astaga… kalau gue pikir-pikir gue dulu suka galau sambil dengerin lagu Evanescence anjir kalo gue punya kamar mandi yang ada shower-nya mungkin tiap malam gue akan merenung sambil menghujani diri dengan rintik air dari pancuran.

Tapi anyway kembali ke performance English Club, akhirnya gue perform pake lagu White Lion gue nggak tahu yang mana karena nggak memorable. Karena tugas performance English Club itu gue malah suka Evanescence bukannya White Lion yang gue pakai buat perform.

Bertahun-tahun setelah English Club itu gue tetep dengerin Evanescence.

Saking berkesannya lagu-lagu di album Fallen itu, ketika gue SMA dan mulai kenal blogger.com, gue pun memulai kaoskakibau.com. Dulu namanya masih kaos-kaki-bau.blogspot.com karena belum belum domain kan. Terus karena susah ngetiknya pake strip gue ganti jadi kaoskakibau.blogspot.com.

Gue memulai blog ini sebenarnya di tahun 2008 tapi memang saat itu isinya masih random banget dan belum ada identitas. Belum terkonsep. Blog ini isinya cuma rant gue soal hidup yang nggak jelas banget. Sama cerita-cerita fiksi yang gue tulis di saat senggang. Baru setelah 2010, terima kasih Raditya Dika, gue pun memulai blog dengan konsep “personal literary” persis seperti apa yang Raditya Dika lakukan dengan kambingjantan-nya dulu.

Masih inget dengan reaksi gue ketika dengerin lagu barunya Evanescence di 2020 di awal blogpost ini? Lebay kan sampai mau nangis? Kenapa?

Karena posting-an pertama gue di kaoskakibau.com waktu namanya masih ribet pake strip-strip dulu judulnya Amy Lee.

OH SHIT!!!!!!!!!! COVER POSTING-AN ITU PERSIS KAYAK BLOGPOST INI JUGA!

Gue masih inget banget itu gue posting tahun 2008, di zaman-zaman gue masih suka banget Cinta Fitri dan hari ini gue mencoba buat cari draft-nya tapi nggak ketemu sama sekali. Bahkan gue sampe buka draft di blogger dan Notes Facebook tapi nggak ada. Soalnya ketika gue re-branding kaoskakibau.com gue tuh apus semua posting-an lama jadinya posting-an itu nggak ada.

Gue nggak tahu darimana gue dapat inspirasi buat nulis posting-an itu. Tapi gue inget sedikit isinya apa.



Itu kayak curahan hati seorang anak laki-laki berusia 16 tahun yang merasa kayak he doesn’t belong to anywhere in this world? Kayaknya gitu deh. Isinya emo banget anjir itu gue kalo baca sekarang mungkin malu banget kayaknya deh. Soalnya kayak… apa ya… bahasa yang gue pake waktu itu sangat-sangat sok dewasa gitu lho yang berusaha memberi sudut pandang ke orang lain tentang kehidupan gue gitu. Kayak apa banget deh? Tapi waktu itu gue dikasih respons sama beberapa temen di Facebook yang baca, mereka suka, dan mereka ngerasa kayak bagus gitu. Enggak tahu ya apakah itu karena memang yang nulis anak 16 tahun dan yang baca mbak-mbak umur 20 ke atas gitu jadi ngerasa kayak “Dude, you do have talent!” gitu kali ya? WKWKWKWKKWKWKWKWKWK JIJIK JADI MUJI DIRI SENDIRI BERDASARKAN DENGAN BERASUMSI DARI ASUMSI ORANG.

Ya ampun… gue mendadak ingin melihat tulisan itu lagi. Semoga draft-nya masih ada di hardisk gue somewhere gue nggak tahu karena barang di kosan ini banyak banget. Gue biasanya sangat menyimpan arsip-arsip lama. Bahkan lirik lagu Korea aja gue simpen di file Microsoft Word dalam folder berjudul Lirik Lagu saking dulu gue suka banget karaoke dan akses internet enggak bisa semudah sekarang.

Itulah kenapa gue seneng banget ketika dunia sudah memasuki era Spotify. Itu berarti gue bisa mendengarkan lagu-lagu di album Fallen-nya Evanescence kapan saja dan di mana saja dengan leluasa dan mudah. Sambil mengenang masa-masa SMP dan SMA dan memanggil lagi jiwa emo-gotik gue dengan suara Amy Lee yang seenak itu di kuping. Bahkan sampai sekarang, meski Evanescence sudah pernah merilis album setelah itu, gue masih jagoin album Fallen. Dan buat lo yang belum pernah dengerin album ini, coba deh dengerin, kalian pasti tahu Bring Me To Life gue yakin. Tapi gue nggak yakin kalian tahu semua lagu di album Fallen. Gue sih rekomendasiin dengerin berurutan dari awal sampai akhir di Spotify. Karena lagu-lagunya itu kayak cerita gitu. Musiknya nyambung dari awal sampai akhir dan jadi satu-kesatuan yang utuh gitu kalo lo dengerin sealbum.

Secara lirik juga sangat penuh… apa ya… emosi wkwkwkwkwkwkwkwk ya pokoknya meraung-raung gitu deh. Gue sebenarnya suka semua lagu di album ini tapi beberapa yang paling paling paling gue suka adalah Everybody’s Fool, Haunted, Whisper (yang pernah gue jadikan sampel buat gregorian chant pas review MAMA-nya EXO! LOL! TUH KAN!), sama My Immortal (Band Version).

Itulah alasan kenapa pas gue baca posting-an Creative Disc soal Evanescence mau comeback dan mereka kembali dengan musik khas mereka bikin gue hype banget! Karena album Fallen itu nempel banget di hati gue dan masih jadi album terbaik sih buat gue sampai saat ini.

Dan fakta bahwa gue memulai kaoskakibau.com dengan sebuah unggahan berjudul Amy Lee bukan Lee Donghae, gitu, bikin Evanescence lebih personal. Karena kaoskakibau.com adalah blog personal gue dan semua isinya sangat personal buat gue.



Dua lagu baru Evanescence tahun 2020 ini: Wasted On You dan The Game Is Over ini bener-bener bikin gue nostalgia banget sih sama musiknya. Ini adalah musik khas mereka dan musik yang bikin mereka tenar. Dan sekali lagi musik ini personal banget buat gue. Makanya kali ini nungguin banget album baru mereka dan gue nggak berekspektasi apapun sih karena Fallen masih akan tetap dekat di hati gue. Tapi kalau nanti album baru Evanescence di 2020 ini sebagus Fallen atau bahkan lebih bagus dari Fallen, ya gue akan seneng banget lah!

Album baru Evanescence 2020 ini judulnya The Bitter Truth. Belum ada tanggal perilisan tapi gue tetep nungguin dan nggak sabar buat mendengarkan semua lagu-lagunya!

Anyway, kalo lo belum tahu gue juga nulis buat Creative Disc dan sempat mendatangi konser-konser K-Pop atas nama mereka seperti Seventeen di Singapura/Jakarta, EXO, TVXQ, NCT127, SHINee, THE BOYZ,  dan lain-lain. Klik di sini buat baca tulisan-tulisan gue untuk Creative Disc.


Share:

0 komentar