Yang Gue Suka/Gak Suka dari Live Action Disney The Lion King


Gue penggemar berat film animasi The Lion King (dan juga penggemar berat film keduanya walaupun kata orang-orang film keduanya jelek tapi ya namanya juga orang-orang kan mereka bukan gue jadi gue bodo amat). Sesuka itu gue sama film animasi Disney yang dirilis tahun 1994 ini, ada masa-masa di mana gue nonton film ini setiap kali makan siang atau kapanpun sempat. Sesuka itu sampai gue hapal lagu-lagunya dan bermimpi suatu hari bisa nonton musikal Broadway-nya (tapi belum kesampaian bahkan setelah mereka tampil di Singapura beberapa tahun yang lalu pun gue masih belum mampu untuk nonton itu). Intinya gue suka banget deh sama film ini.

Meski banyak yang skeptis dengan versi live action-nya yang tayang di bioskop tahun lalu, gue tetap excited. Memang sih ada beberapa film live action Disney yang terasa failed (walaupun yah masih okelah nggak yang jelek-jelek banget tapi ya masih okelah). Kayak kemaren pas Aladdin, agak kecewa sepercik meski gue menikmati filmnya karena menyenangkan, tapi ya kok kayaknya nanggung aja gitu. Tapi gue yakin The Lion King nggak akan jadi jelek karena secara cerita juga pasti gak akan banyak diubah sama mereka. Bedanya ya ini binatang-binatangnya dibuat kayak binatang beneran. Tetap animasi dan CGI tapi sangat real dan detail banget.


Nah kemaren gue akhirnya menyempatkan diri buat nonton Disney's The Lion King dan seperti ketika gue nonton Spider-Man: Far From Home, gue pun memilih nonton di IMAX. Walaupun gue agak kecewa dan merasa rugi kenapa gue nggak nonton aja di teater biasa atau paling nggak Dolby Atmos. Di Thread kali ini gue akan membeberkan apa yang gue suka dan nggak suka dari Disney's The Lion King.

Perhatian: tulisan ini mengandung spoiler. Buat yang belom pernah nonton The Lion King wkwkwkwk.

*

IMAX-nya biasa aja, lebih ke LIEMAX


Gue menemukan istilah LIEMAX ini dari video INSIDER di atas. Sederhananya sih, LIEMAX ini merujuk ke teater yang menyebut diri mereka IMAX tapi sebenarnya nggak juga. Ya gue nggak nge-judge XXI selama ini bohong, tapi di film Disney's The Lion King yang gue tonton semalam feel IMAX-nya nggak berasa dan gue merasa Rp 50 ribu gue terbuang percuma aja gitu. Ya mungkin memang filmnya nggak ada efek meledak-ledak yang sampai keluar layar gitu (karena memang 2D IMAX bukan 3D IMAX) dan mungkin juga karena efek CGI film ini aja udah ribet gausah lagi deh ditambah dengan efek-efek berlebihan yang kalau ditonton di IMAX bakal terasa lebih bagus gitu. Tapi asli, kemaren nonton di IMAX rasanya kayak.... biasa aja.

Selain itu mungkin karena sound-nya semalam juga terasa aneh. Pas gue nonton Spider-Man: Far From Home, itu sound-nya benar-benar menggelegar banget. Bener-bener terasa seperti video iklan promosi IMAX di setiap sebelum film dimulai. Tahu kan yang "kami akan membawa Anda ke suara jarum yang jatuh sampai ke suara pesawat jet" itu. Nah semalem suaranya nggak gitu. Agak melempem. Jelek banget. Kesel.

Oke ini teknis sih sebenarnya. Cuma kalau memang kalian belum nonton Disney's The Lion King dan berniat nonton di IMAX, gue sarankan gak usah aja, mending nonton di teater biasa aja atau paling nggak cari yang Dolby Atmos karena suaranya akan jadi lebih bagus.

Circle of Life-nya mirip banget film animasinya


Disney's The Lion King dibuka dengan adegan matahari terbit lalu kemudian akan terdengar suara Lebo M dalam bahasa Zulu "Nants ingonyama bagithi Baba~". Ini adalah opening ikonik yang bahkan ketika lo mendengarkannya hanya satu detik saja lo akan tahu kalau ini tuh dari Disney's The Lion King. Lagu itu berjudul 'Circle of Life'.

Di live action-nya, 'Circle of Life' diaransemen ulang tapi tetap dekat dengan versi originalnya. Lebo M tetap ikut menyanyikan bahasa Zulu di lagu ini sehingga feel-nya sama banget sama versi animasinya. Matahari terbit itu pun tetap ada, tapi versi realistisnya. Nah yang gue suka adalah, shot by shot di film live action ini dibuat mengikuti shot by shot di film animasi.

Setelah matahari terbit ada shot badak dan rusa, terus lanjut ke kawanan meerkat, cheetah, burung apa tuh namanya gue gak tahu, sampai ke shot Kilimajaro dan kawanan gajah.


Apa yang lo lihat di video itu sebagian besar tampil di versi live action-nya. Dan buat orang yang sudah suka banget sama film animasi Disney's The Lion King, ini tuh semacem membahagiakan banget deh! Gue suka banget sama lagu ini dan bersyukur Disney nggak macem-macemin lagu ini buat di film live action-nya.

Pengisi suara Simba kecilnya agak melempem


Simba di film animasi tuh bersemangat dan cenderung nakal. Karena film animasi juga, kita jadi bisa melihat se-ekspresif apa dia. Pengisi suaranya kala itu adalah Jonathan Taylor Thomas. Karena gue sudah bertahun-tahun mendengarkan Simba kecil dalam suara dia, jadi ketika gue nonton versi live action ini gue merasa agak terganggu dengan suara JD McCrary. Agak nggak cocok dan kurang gimana gitu. Nggak se-fun versi yang dulu pokoknya.

Gue mau bilang kurang nakal dan kurang bersemangat, tapi karena ini live action, jadi rata-rata memang semua muka binatang-binatang itu nggak kelihatan ekspresif sama sekali. Di animasi kan mungkin kita bisa lihat Simba ketawa, nangis, ngejek keluarin lidah dan sebagainya. Di sini nggak ada adegan kayak gitu. Simba kecil mukanya flat aja gitu nggak jelas apakah dia sedang senang dan senyum atau dia sedang tidak merasakan apapun (soalnya pas dia sedih kelihatan sedih). Tapi ya sebagian besar karakter memang gak kelihatan sih ekspresinya. Flat aja gitu muka mereka hahahahahahha

Selain itu, meski pengisi suara Mufasa-nya sama-sama James Earl Jones, tapi beda banget lho feel-nya. Agak kurang majestic yang versi ini. Terus yang dialog "everything the light touches..." yang ada di trailer live action yang pertama itu palsu banget, di filmnya nggak kayak gitu nada dan suaranya. Beda deh pokoknya. Tapi Beyonce sebagai Nala dan Donald Glover sebagai Simba cocok banget!

Binatang-binatangnya lebih binatang dari versi animasi


Seperti yang gue singgung di atas, di sini binatang-binatangnya nggak bisa mengeluarkan ekspresi-ekspresi tertentu seperti yang ada di animasi. Binatang-binatangnya dibuat lebih binatang. Kayak misalnya di adegan akhir 'Circle of Life', di animasi kita bisa melihat hewan-hewan berlutut ketika Mufasa sedang ada di atas Pride Rock. Terus waktu Rafiki mengangkat Simba juga binatang-binatangnya berlutut. Di versi live action, nggak sampai berlutut gitu. Mereka cuma merayakan dengan mengeluarkan suara-suara mereka masing-masing.

Waktu Rafiki ketemu Mufasa di adegan awal, di animasi digambarkan mereka berpelukan. Nah di sini enggak. Karena kalau dipikir-pikir, ya masa sih Babon sama Singa bisa tahu bagaimana caranya berpelukan. Gitu kali ya? Jadi adegan itu diubah dengan Rafiki menyentuh wajah Mufasa dengan ujung jarinya. Memang ada feel yang beda dari adegan ini dan somehow malah jadi lebih memorable dan lebih menyentuh. Oh iya, waktu Rafiki ngangkat Simba di live action juga dia sambil duduk enggak sambil berdiri dengan posisi paripurna seperti animasi.


Di animasi, Timon dan Pumba terlibat banyak banget adegan komikal. Salah satunya ketika mereka dijadikan umpan untuk mengalihkan perhatian Hyena pas adegan Simba mau merebut kerajaan dari Scar. Di animasi, Timon joget-joget ala penari hula dari Hawaii dengan rok daun-daun gitu. Di versi live action ini nggak bisa kan dibuat kayak gitu. Akhirnya dia cuma berdiri dan siap-siap menyanyikan lagu 'Be Our Guest' dari Disney's Beauty and the Beast (ini easter egg-nya oke banget sih! LOL). Walaupun memang beda, tapi lucunya tetap sama apalagi kalau kalian ngeh itu adalah easter egg dari film Disney yang lain.

Ada banyak adegan baru


Demi membuat film ini fresh dan nggak 100% sama dengan versi animasinya, ada banyak adegan-adegan baru yang ditambahkan untuk mendukung cerita. Yang akhirnya juga mengundang banyak karakter-karakter baru. Seperti misalnya karakter Hyena yang jadi sekutunya Scar juga jadi banyak banget. Shenzi-nya dibuat lebih jahat meski kita kehilangan kocak-kocaknya trio Hyena yang ada di versi animasi.

Waktu Simba kecil dibawa masuk ke "paradise" tempat hidupnya Timon dan Pumba, di animasi nggak dikasih lihat kalau di tempat itu mereka tinggal bareng sama hewan-hewan lain dan berinteraksi selayaknya kawanan hewan yang tinggal di tempat yang sama. Nah di live action ini "paradise"-nya itu dibuat rame dengan hewan-hewan lain. Lucu-lucu sih karena mereka komplain pas tahu Timon dan Pumba ngajak singa dan semua hewan di sana bisa dibilang makanan buat singa.

Selain itu juga ada adegan Nala kabur dari Pride Rock yang nggak ada di versi animasinya. Karakter Nala di sini jadi lebih kuat karena dia pada akhirnya jadi kayak panglima perangnya gitu.

Can't You Feel The Love Tonight-nya bagus!

Ini adalah salah satu lagu ikonik dari Disney's The Lion King juga. Gue suka nih versi live action-nya! Suara Beyonce sama Donald Glover di sini enak banget. Terus juga Seth Rogen sama Billy Eichner yang ngisi suara Timon dan Pumba bikin lagu romantis ini punya kesan komedik yang pas. Meski tanpa adegan mewak banjir air mata di akhir lagu kayak yang di animasi.


Honorable mention: Zazu yang ini memang beda banget sama versi animasi, tapi tetap lucu!

(Artikel ini sudah diterbitkan di KASKUS dengan judul mirip-mirip dikit)

Share:

0 komentar