Airin dan Irene


“I think I've found my best friend
I know that it might sound more than
a little crazy but I believe…

I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life.”

-- I Knew I Loved You by Savage Garden

Bagaimana kalian menjelaskan kesukaan kalian terhadap sesuatu atau seseorang? Pernah merasa sulit untuk melakukannya? Kayak misalnya tiba-tiba kalian ditanya sama orang yang random kalian temui di TransJakarta atau kereta ketika dia memergoki kalian sedang nonton drama Korea atau salah satu MV Kpop yang sudah kalian tunggu-tunggu sejak semalam.

“Kenapa kamu suka KPop?”

Bisa jadi jawabannya nggak akan langsung bisa kalian utarakan. Bisa jadi kalian butuh waktu mikir yang agak lama. Kalau gue yang ditanya kayak gitu, porsi “Ehmmmm kenapa ya? Soalnya… Ehhmmmm….” Itu akan jauh lebih lama daripada jawaban intinya. “Ya karena bagus aja. Beda gitu sama yang lain.” Terus anti-klimaks. Padahal mungkin orang yang nanya butuh sesuatu yang lebih nendang dan lebih spesifik ke penjelasan dari pertanyaan “Kenapa” itu.

Kesukaan kita terhadap sesuatu kadang nggak bisa dijelaskan dalam beberapa kalimat. Dan kalau udah bingung pasti jawabannya akan “Ya suka aja”. Padahal di balik tiga kata itu sebenarnya ada cerita yang nggak akan habis kalau diutarakan selama seharian. Ada excitement yang meletup-letup yang sebenarnya seringkali nggak bisa ditutup-tutupi. Mungkin karena kita juga punya rasa jaim (mengingat yang nanya adalah “stranger on a train”) jadi kita jawab seadanya. Atau mungkin memang rasa suka itu terlalu susah untuk diutarakan dengan kata-kata? Apalagi soal bias.



I love Irene ‘Red Velvet’ for some reasons. Not only because she is pretty (but she is incredibly pretty). Tapi karena secara kebetulan, Irene punya spelling yang sama dengan karakter fiktif yang gue bikin dan bikin gue jatuh cinta: Airin.

Lo yang temenan sama gue di Facebook atau Instagram mungkin sering melihat nama ini. Sering ada quote-quote galau tentang kehidupan yang ditulis oleh Airin. Dan mungkin kalau lo iseng lo pernah baca cerita pendek gue yang berjudul ‘Accidentally You’. Cerita yang memang dibuat untuk Airin dan cowok yang dia taksir yang bernama Mario. Silakan klik di sini untuk baca ceritanya.

Semua berawal di sebuah siang di tahun 2011 ketika gue sedang tidur-tiduran magabut di lantai, di kamar belakang di rumah. Kamar yang selalu gue tempati kalau lagi liburan kuliah. 2011 bisa dibilang adalah momen panas-panasnya gue nulis segala hal. Termasuk KPop dan fanfiction (semua fanfiction yang pernah gue tulis bisa di baca di smellysockshortstory.tumblr.com). Dan di situlah, di kamar lembab itu, dua sosok ini mendadak menghampiri gue. Mereka meminta untuk dibuatkan sebuah cerita. Gue awalnya nggak menyangka kalau cerita yang mereka maksud akan jadi seperti itu. Cerita cinta yang nanggung. Yang nggak selesai. Yang selalu membuat mereka berdua galau meski setelah gue menuliskan kata “tamat” setelah paragraf terakhir. Tapi berkat cerita itulah Airin dan Mario hidup. Karena cerita itulah Airin dan Mario akhirnya mulai menjadi bagian dari hari-hari gue.

Mungkin ini terdengar sangat aneh buat beberapa di antara kalian, tapi beneran, ini nyata. Airin dan Mario sudah jadi kayak teman baik gue. Teman yang nggak pernah ada. Teman yang gue ciptakan sendiri. Di satu sisi gue malah mengidolakan mereka berdua walaupun mereka ini lebih fana dari yang kalian panggil oppa. Airin selalu muncul dengan kutipan-kutipan galau ala dirinya. Dari pengalaman pribadinya. Bagian dari sebuah cerita yang sebenarnya belum selesai gue tulis kelanjutannya walaupun gue pengen banget. Dari hanya sekedar karakter, Airin berubah jadi sebuah obsesi. Sebuah mimpi untuk dikejar. Pokoknya gue pengen nulis cerita tentang Airin yang punya kehidupan yang sangat complicated. Dia suka KPop (parah!), dia dikhianati oleh sahabat baiknya, dia juga diselingkuhi sama pacarnya, dia punya masalah di rumah karena orangtuanya nggak pernah nggak berantem, dia harus hidup sama ayah yang abusive dan violent, dan sedang dalam kondisi yang benar-benar sendiri. Airin nggak punya temen buat sekedar berbagi cerita, buat sekedar meringankan beban di hatinya. Dan semua hal itu yang bikin gue akhirnya jatuh cinta. Yang bikin gue pengen meluk dia. Hihihi….

“Ketika kau menatapku tadi, kau tidak benar-benar memerhatikan mataku. Seperti ada pembatas kaca tak terlihat tetapi sangat tebal di antara mataku dan matamu. Dan di dalam kaca itu ada banyak sekali kegundahan yang sekarang sedang menghantui pikiranmu. Benar ‘kan?” -- Mario ke Airin.

Lalu apa yang dibutuhkan Airin? Meski memang dia mau kebalikan dari semua kondisinya saat itu, yang sebenarnya paling dia butuhkan adalah teman. Itulah kenapa Mario kemudian muncul dan memberinya sedikit harapan untuk hidup. Untuk bertahan. Untuk memberikannya kepercayaan diri supaya bisa kembali bersemangat. Untuk membuat Airin jatuh cinta. Mario kemudian jadi sosok fiktif yang gue idolakan. Dia adalah gambaran sempurna seorang teman yang mungkin semua orang inginkan dalam hidup.


Ketika sosok Airin ini sudah nempel banget sama gue, entah kebetulan atau memang sudah jodoh, SM Entertainment memperkenalkan Irene sebagai member SM ROOKIES di 2013. Dua tahun berselang sejak gue menulis ‘Accidentally You’. Awalnya gue sama sekali nggak ngeh masalah spelling yang mirip itu. Karena gue awalnya terlalu perhatian sama Wendy. Terlebih ketika akhirnya RV debut, gue malah lebih ngebias Wendy hanya karena warna rambutnya biru dan kebetulan aja gue merasa rambut biru itu keren. Butuh berapa lama sebelum akhirnya gue sadar bahwa Irene punya hangul yang secara harfiah adalah A.I.RIN. Persis seperti nama tokoh yang gue ciptakan di 2011.

Sejak itu gue tahu kalau gue akan jatuh cinta sama orang ini. Itu yang utama. Yang lain-lainnya kayak muka yang mirip Suho atau nomor punggung Irene 43 yang kalau digabung sama nomor punggungnya Suho 1 berarti ‘I Love You’, itu adalah improvisasi karena level freak gue sudah berlebihan.

Jadi, kapan kita akan bertemu, Rin?

It’s just about time. Jadi fans RV sebenarnya jauh lebih beruntung daripada jadi fans IU. Karena chance RV untuk datang ke Indonesia jauh lebih besar ketimbang IU. Dan ketika mendengar RV akan datang ke Jakarta untuk sebuah event gratisan, gue nggak bisa nggak heboh. Gila sih. Gue akan melakukan apapun untuk bisa ketemu sama dia! Apapun!

Gue nggak pernah percaya sama kata “kebetulan” karena gue yakin semua terjadi pasti karena ada maksudnya. Persis ketika waktu itu gue mendadak jadi sering chat sama Reysa, ujung-ujungnya kita malah bisa nonton SNSD bareng dan sekarang jadi makin sering ngobrol via chat. Hal itu terjadi juga sama gue dan Ridwan. Dua nama ini, mereka adalah member grup cover dance yang gue suka dalam periode 2013 – 2016. Dua-duanya saling kenal dan dua-duanya juga budak KPop. Bedanya, gue sama Ridwan mungkin sudah jauh lebih dulu ngobrol banyak ketimbang gue sama Reysa. Mostly obrolan kita soal KPop, tapi pernah juga ke hal-hal yang lebih serius dari itu kayak misalnya masalah jodoh dan masa depan. Tapi momennya di empat bulan terakhir kita lagi gandrung ngomongin soal RV.

Ridwan suka banget sama Yeri (walaupun akun Twitter-nya mengisyaratkan seperti dia menyukai Wendy wkwkwkwkwkkw) dan di pertemuan kita yang ke sekian kali di bulan Maret, obrolan soal RV kayak nggak pernah abis. Makanya momennya pas aja ketika kita lagi panas-panasnya ngebahas RV, kabar soal RV mau datang ke Indonesia itu muncul.

“Won (panggilan gue ke Ridwan), kita fix banget sih harus nonton ini!” kata gue. Nggak pernah nyangka kalau ternyata acara itu gratis dan perjuangan untuk mendapatkan tiketnya lebih-lebih dari konser yang berbayar.

Mana ada anak KPop yang nggak berebut kalau dikasih tiket gratis. Semuanya pasti bakalan berusaha untuk dapat tiket. Entah mereka memang suka RV to the fullest atau mereka yang secara umum memang fans KPop dan cuma tahu RV karena RV kebetulan KPop idol aja. Nggak akan ada yang bisa bedain mana yang beneran fans mana yang cuma suka aja kan? Jadi event gratisan kayak gini tuh memang nyebelin banget. Karena saingannya masyarakat KPop Indonesia Raya.

“Berusaha aja dulu. Kalau rejeki nggak akan kemana. Jodoh pasti bertemulah.” Gue selalu berkeyakinan kayak gitu. Kalau memang sudah jalannya akan ketemu ya pasti ketemu. Jadi tugas kita sebagai fans adalah berusaha sebaik-baiknya aja supaya yang gratisan ini nggak sia-sia. Masa udah disamperin ke Indonesia nggak dikejer juga? Mana gratisan pula kan! Jarang-jarang ada artis SM yang datang ke Indonesia di event gratisan. Sepanjang sejarah KPop jadi mainstream cuma SHINee yang ke sini di acara kenegaraan (yang mana gue nggak sempat nonton waktu itu karena nggak dapat tiket. Shit my luck was really really really bad). Dan sekarang RV. Jadi ini harus benar-benar diusahakan dengan segala daya upaya.

Gue stand by di kantor untuk ticket war di Kiostix di tanggal 10 Mei kalo nggak salah. Stand by-nya nggak main-main dari jam 12 malam. Padahal Kiostix baru buka orderan sekitar jam 1 siang. Kan tahi kucing. Dari pagi perasaan gue udah nggak karuan. Gue bersyukur hari itu bos besar nggak ada di kantor jadi nggak ada alasan untuk meninggalkan laptop. Dan yang paling menyebalkan dari ticket war acara gratisan adalah ya server crash. Terima kasih. Entah ada berapa puluh tab yang gue buka hari itu berharap salah satu dari tab-tab itu bisa tembus dan akhirnya bisa nge-tag tiket. Hampir aja gue putus asa tapi setelah entah dua atau tiga jam gue akhirnya masuk ke situs itu dan berhasil dapat tiketnya.

ALHAMDULILLAH! SUDAH SEMAKIN DEKAT UNTUK BERTEMU DENGAN AIRIN.



Walaupun gue sebenarnya bukan tipe orang yang akan mengumumkan ke seluruh dunia sampai gue benar-benar ada di lokasi dan Irene juga sudah sampai di Indonesia, tapi hari itu gue excited banget sampai-sampai gue nge-tweet soal e-voucher itu. Gue berharap Ridwan juga dapat tiket supaya gue bisa ada temen di lokasi. Nonton dan spazzing sendirian itu nggak terlalu menyenangkan soalnya. Dan berselang setengah jam kira-kira sejak gue berhasil dengan transaksi tiket gue, Ridwan pun mengabarkan kalau dia juga akhirnya menang ticket war itu.

ALHAMDULILLAH!

Gue sudah punya feeling kalau gue pasti akan datang pagi-pagi buta ke lokasi untuk acara ini. Lokasinya yang nggak bisa berebut tempat duduk bikin gue was-was juga. Takut kalau nanti dapat posisi yang nggak enak atau gimana. Yang jelas sejak awal diumumin ini acara gratis gue sudah berniat untuk nyubuh. Atau bahkan nginep sekalian. Ketika Kiostix mengumumkan soal wrist band yang jumlahnya lebih sedikit dari e-voucher itu juga gue jadi nggak kaget sama sekali walaupun tetep kesel juga. Yang jelas gue harus datang pagi-pagi buta. Ridwan pun sudah siap untuk itu.

FYI ini adalah pertama kalinya Ridwan “berjuang” kayak gini untuk konser KPop. Sementara gue yang sudah terbiasa tidur di pinggir jalan cuma buat dapat tempat terdepan sebuah konser. Ini bahkan belum masuk ke venue loh. Baru pembagian wrist band doang. Usahanya sudah sekeras ini.

“Temen-temen aku ngajakin ke pengajian kak. Aku tolak. Meanwhile kita di sini…” kata Ridwan ketika kita berdua sudah duduk manis di antrean nomor 10 dan 11 untuk dapat wrist band di hari H di lokasi acara. Di depan gue ada sekitar 9 orang lain yang entah datang jam berapa gue nggak kebayang. Sementara gue sama Ridwan datang jam 6 pagi.

Masalah agama dunia nyata sama agama KPop memang nggak akan pernah bisa selaras. Gue hanya bisa istigfar dalam hati. Kenapa di umur yang segini gue masih aja mau duduk ngemper di tempat itu berharap dapat gelang kertas supaya bisa ngeliat Irene. Ya Allah. Ampuni hamba. Jauhkan hamba dari pekerjaan yang sia-sia. Termasuk keinginan untuk beli lightstick EXO yang supermahal itu Ya Allah.

Acara gratisan ini, yang dikasih judul ‘Seoul Talk Concert’, adalah sebuah acara diplomatik. Nggak heran kan kalau gratis karena memang disponsori oleh negara (asal RV). Dengar-dengar yang mau datang sebenarnya adalah EXO, bukan RV. Tapi gue sangat bersyukur jadinya RV. Karena kalau EXO, itu Kiostix mungkin yang muncul di web-nya pas ticket war hari kedua bukan lagi lampu merah, tapi celurit berbalut darah. Well anyway EXO akan datang pas MuBank jadi semua terbagi rata. (AND AIRIN WILL BE THERE ALSO! OMG SURENE! OMG PARK BO GUM ALSO! OMG BORENE!!! OMG SUBORENE!!!!!!!!)

Acara-acara kayak gini nih yang bikin fans artis-artis under-rated bisa ketemu sama idolanya di Indonesia. Karena nggak akan ada promotor yang akan mau mendatangkan mereka untuk solo concert meski nama mereka sudah terkenal di Korea bahkan melebihi boyband dan girlband manapun. *uhuk* *IU* *uhuk*. Walaupun kesal juga sama masalah e-voucher dan wrist band, tapi nggak boleh ngeluh sama pihak penyelenggara. Karena, hey, lo udah dikasih gratis dan masih banyak minta tuh kok kesannya sangat tidak bersyukur. Jadi mari nikmati semua prosesnya. Dan begitulah, gue sama Ridwan menunggu di situ dari jam enam pagi sampai waktu yang sudah diumumkan sebelumnya yaitu jam sebelas siang. Beberapa temen gue yang lain seperti Ambar, Ashya dan Icha juga datang hari itu untuk mengantri wrist band. Begitu juga dengan beberapa chingu-chingu KPop di timeline Twitter gue yang lain seperti Andi, Mei dan teman-temannya, dan juga senpai per-KPop-an Tanah Air: Samlight777.

Gue ngantuk parah pagi itu. Gue berusaha untuk tidur sembari menunggu tapi sama sekali nggak bisa. Gue pun masih harus ngetik artikel freelance juga jadi bener-bener kondisinya sangat hectic banget. Jujur aja gue udah mengalami ketidaktenangan dan perasaan nervous yang berlebihan sejak hari Jumat. Dan semua karena Minggu 21 Mei 2017 itu. Hari di mana gue akan bertemu dengan Irene. Dan hey, kabar gembira untuk kita semua! Bodo amat sama kulit manggis yang ada ekstraknya, tapi ini jauh lebih berfaedah dari itu: BOLEH BAWA KAMERA!!!!!

Ya Allah… semoga semua berjalan lancar.



Gue seneng karena Kiostix dan pihak penyelenggara sangat tepat waktu dalam membagikan wrist band-nya. Persis jam 11 siang, semua proses penukaran e-voucher sudah dimulai. Gue sama Ridwan nggak butuh waktu lama untuk menunggu karena kita memang ada di barisan 15 terdepan. Sementara temen-temen gue yang lain agak ke belakang-belakang. Setelah dapat wrist band kita berdua agak kecewa (SIALAN NGGAK BERSYUKUR BANGET SIH UDAH DIKASIH GRATIS MALAH KECEWA! GAK TAHU DIRI LO!) karena duduknya kita nggak sebelahan. Ridwan dapat Row R sementara gue dapat Row F.

“Yaudahlah ya Won… yang penting bisa lihat.” Kata gue.

Ridwan memang orangnya nggak ribet dan nggak yang menggebu-gebu banget harus dapat tempat paling depan (walaupun gue yakin sebenarnya dia separah itu juga menggebu-gebunya tapi dia masih bisa kontrol berkat keteguhan iman dan taqwa kepada Tuhan YME). Makanya setelah dia dapet wrist band itu dia langsung pulang. Sementara gue masih wara-wiri nungguin temen gue dan nanya row mereka ada di mana. Sampai akhirnya gue ingat kalau gue melupakan sesuatu. Gue melupakan chat dari temen baik gue yang sekarang lagi di Korea. Dan di chat itu dia menawarkan gue tiket VIP untuk acara ini.

“OMG MELY GUE MAU!” kata gue ketika dia nelepon via WhatsApp satu hari sebelumnya. Gue sedang ada di dalam bus TransJakarta menuju Kota Kasablanka untuk liputan fanmeeting Lee Dong Wook hari itu dan gue teriak bener-bener teriak. Mely seharusnya nonton di VIP tapi karena sekarang dia lagi ada di Korea jadi dia nggak bisa. Alhasil dia berbaik hati memberikan gue tiket itu.

“Besok ketemu sama temen baik gue ya, namanya DW sama Ais. Mereka juga nonton di VIP jadi lo bisa bareng mereka.” Kata Mely.

Alhamdulillah rejeki anak bau KPop!

Karena itu berarti gue punya dua wrist band, satu lagi nggak boleh mubazir. VIP lokasinya jauh lebih depan dari wrist band yang dibagikan Kiostix. Ketika gue menukar wrist band yang VIP, gue dapat row C. Jelas sih itu lebih dekat ke panggung daripada row F yang gue dapat dari Kiostix. Dan row R yang didapat Ridwan. Karena gue tahu Ridwan suka banget sama RV, gue akhirnya berinisiatif untuk ngasih Ridwan wrist band row F itu supaya dia bisa lebih deket ngeliat Yeri. Dan yang R gue kasih ke Dito yang pas ticket war nggak dapat tiket dan dia nggak suka-suka banget RV. Jadi nggak apa-apa ya Dit, lo gue kasih yang agak belakang hehehe. Maafin bukan pilih kasih tapi yang ngefans harus diprioritaskan.

(Lo boleh nge-judge gue apapun soal ini, tapi paling nggak gue nggak ngejual tiket gratisan. Sorry not sorry. #kibaspasmina)

Dan ketika semua sudah settle, tinggal nanti malam balik ke lokasi buat nonton. Waktunya pulang ke kosan, makan, lalu istirahat sebentar. Jangan lupa pinjem kamera bazooka juga supaya bisa motret Irene dengan lebih bening. Bener-bener deh hari itu gue dapat banyak banget bantuan dari orang baik. Seneng banget bisa dipertemukan dengan orang-orang baik! Nggak cuma Mely dan DW yang ngasih gue tiket VIP, tapi temen kantor gue, Krishna, yang mau minjemin kamera bazooka untuk motret malam itu.


Gue balik ke kosan sekitar jam 1 siang dan berniat untuk tidur sampai jam 3 sebelum berangkat ke rumah Krishna untuk minjem kamera. Tapi kayaknya badan gue sudah capek banget siang itu sampai akhirnya gue bablas sampai jam 4 kurang 15 menit. Gilak gue buru-buru mandi dan ganti baju pake t-shirt ‘Overdose’ merah yang sudah lapuk tapi masih kusayang itu, pesan ojek online dan langsung ke rumah Krishna yang untungnya deket banget sama kosan gue. Berbanding terbalik dengan kondisi gue yang terburu-buru sore itu, Krishna sedang menikmati hari dengan mager di kamar, duduk dan makan sore dengan posisi duduk sunah Rasul. Main Mobile Legend dengan makanan di mana-mana, kamar ber-AC dan lagi nonton film di TV superbesar yang ada di kamarnya.

“Posisi gue nggak berubah dari kemaren malem.” Katanya. Gue pengen ngumpat tapi nggak enak takut nanti nggak jadi dipinjemin kamera malah dijorokin dari lantai tiga rumahnya terus jatuh di atas pagar berduri dan mati sia-sia. Gue yang sedang terburu-buru karena takut nggak sampai ke lokasi tepat waktu cuma bisa ketawa doang.

“Kris makasih! Besok gue balikin kameranya langsung ke kantor aja ya?” kata gue. Dengan gerakan secepat kilat gue langsung turun ke lantai satu karena ojek gue sudah nunggu di depan sana dan langsung berangkat lagi ke lokasi.

Sepanjang perjalanan gue istigfar terus-terusan karena deg-degan dan panik. Dito belom sampai di lokasi sementara Ridwan udah nanyain gue lagi ada di mana karena kondisi sudah lumayan rame di sana. Gue paling nggak suka berada dalam kondisi terburu-buru kayak gitu dan ditambah dengan notifikasi WhatsApp yang nggak abis-abis yang berisi pertanyaan “Di mana? Cepetan!” kayak gitu. Makin senewen aja gue. Mana lagi abang ojeknya milih jalan yang muter-muter dan bikin gue pengen teriak. Gue hanya bisa mengelus dada (sendiri bukan dada abangnya) dan istigfar. Harus tenang. Kalau udah jodoh nggak akan kemana. Yang jelas nanti sampai sana harus solat maghrib dulu. Baru berbuat dosa lagi dengan meneriaki wanita-wanita yang ada di atas panggung nanti.

Gue nggak bisa tenang sebelum gelang row F itu berpindah tangan ke Ridwan dan gelang row R itu berpindah tangan ke Dito. Jadi sesampainya gue di lokasi gue harus ngumpet-ngumpet dulu buat itu. Setelah semuanya aman, kamera aman, teman-teman sudah punya akses masuk semua dan nggak ada lagi yang dikhawatirkan, perasaan gue juga sudah jauh lebih baik dan lebih stabil, gue pun bisa melangkah masuk ke dalam lift—yang padatnya mintak ampun udah kayak KRL Bogor – JKT Kota setiap pagi—dengan tenang.

Rin, kita akan ketemu sebentar lagi!



Gue awalnya suuzon kalo acara ini pasti nggak akan menarik. Gue suuzon kalau RV akan muncul di akhir dan cuma akan nyanyi satu lagu doang. Tipikal acara yang menampilkan artis yang paling ditunggu-tunggu terus akhirnya malah antiklimaks. Gue suuzon kalau RV di acara ini cuma sebagai pemanis dan pengundang massa doang. Pokoknya hari itu gue suuzon banget deh tentang event ini. Tapi suuzon ini beralasan karena pernah punya pengalaman serupa dengan acara-acara sejenis juga sebelumnya.

Walaupun tetap aja sih, ini acara gratisan jadi nggak boleh ngeluh.

Suuzon itu juga yang bikin gue nggak terlalu prepare macem-macem kayak semisal fanboard dan semacamnya. Padahal kalau dilihat dari posisi duduk, row C itu sangat notice-able banget kalau semisal gue bawa fanboard. Hari itu beneran gue lupa banget ngebawa fanboard SURENE yang selalu gue bawa ke setiap konser EXO itu. Gue juga lupa buat bawa kostum Pikachu yang sudah gue rencanakan untuk dipakai ke setiap event. Gue kebanyakan suuzon. Dan kebanyakan panik. Jadi lupa hal-hal esensial kayak gitu. Yang kepikiran beneran cuma kamera doang deh hari itu.

Tapi ‘Seoul Talk Concert’ ini membuktikan bahwa suuzon itu nggak baik. Karena ternyata acaranya bener-bener di luar ekspektasi banget. Gue kira RV akan muncul terakhir tapi ternyata enggak. RV justru muncul di tengah-tengah acara, setelah Gita Gutawa selesai perform (dan dia bagus banget malam itu! Dia nyanyi ‘Harmony Cinta’ yang adalah salah satu lagu favorit gue) dan dianugerahkan sebagai Duta Pariwisata Seoul untuk Indonesia, MC langsung manggil nama Red Velvet.

Ya gimana gue nggak heboh. Saking hebohnya gue sampai teriak kenceng banget dan mbak-mbak di sebelah gue beberapa kali gue pergokin berusaha untuk menutupi telinganya dengan rambut panjangnya. Entah apakah itu berhasil atau tidak untuk menghalau suara gue yang kelewat kenceng tapi bodo amat. Ini momen yang paling ditunggu-tunggu semua orang yang ada di situ termasuk gue. Gue nggak bisa nggak teriak.

Saking hebohnya gue sampai lupa buat periksa setting-an kamera itu. Kameranya belum di-set untuk burst shot/continous shot. Jadilah sepanjang RV masuk ke panggung, berdiri dalam formasi di tengah panggung, sampai lagu ‘Dumb Dumb’ itu selesai gue masih pake single shot yang berarti sekali pencet = 1 foto. Capek banget anjir selama nyaris empat menit telunjuk gue mencet-mencet shutter kamera berkali-kali. Meanwhile kalo pake mode burst kan bisa pencet sekali, tahan sampe capek, dan bisa seratus foto langsung kejepret. Dan karena gue sibuk motret juga akhirnya gue kehilangan banyak momen mesra antara mata gue dan Irene wkwkwkwkwkwkw. Gue hanya bisa memerhatikan dia dari balik lensa kamera itu aja.

Ya ikhlasin aja. Ini momen pertama. Kalau mereka balik lagi ke Jakarta di lain kesempatan, gue akan fokus nonton. Yang jelas hari ini berhubung kamera diperbolehkan dan posisi nonton gue juga nyaman banget buat motret, nggak bisa nggak menghidupkan kamera. Walaupun nggak sempat merekam fancam dan hanya bisa motret doang yaudah nggak apa-apa. Walaupun gue jadi nggak bisa menikmati lagu, dance, dan pergerakan pindah-pindah posisi mereka di atas panggung dan tiba-tiba lagu udah abis aja, nggak apa-apa. Yang penting dapat foto dan itu sudah jadi bukti otentik dan modal untuk blog. Ikhlasin aja.



Momen ketika lo melihat bias lo dari dekat dan secara langsung di lokasi konser itu bisa jadi momen yang akan lo inget seumur hidup lo sebagai fans KPop. Persis seperti ketika gue nonton Super Show untuk pertama kalinya di 2012 dulu, gue ngeliat anak-anak Super Junior putih pucat kayak manekin. Bukan manusia. Sebelum akhirnya gue terbiasa dengan penampilan artis Korea yang ternyata mostly seperti itu di kehidupan nyata. Gue bersyukur Irene terlihat sehat hari itu. Nggak kurus-kurus banget ternyata dia. Kakinya manusiawi juga nggak se-skinny itu. Bahagia sekali karena dia makan cukup dan tidur cukup ya sayang. #delu

Perasaan gue ketika melihat Irene hari itu persis seperti saat gue melihat Donghae, Siwon, Yoona, Suho, Baekhyun dan Taeyeon di konser terpisah. Menggebu-gebu. Meledak-ledak. Ingin memuji dari A sampai Z. Ingin lepas kontrol dengan teriak-teriak bahagia. Ingin loncat-loncat saking bahagianya. Beruntung gue masih sadar punya harga diri walaupun persentasenya mungkin sudah hanya tinggal di bawah 50%, kamera berat, ransel berat, dan posisi duduk agak ke tengah malam itu. Kalau pinggiran dikit mungkin gue sudah lari ke depan panggung dan ikutan dance ‘Dumb Dumb’ seperti orang dumb.

Suara teriakan fans yang ada di situ luar biasa kencengnya (GILAK SIH PAS FANCHANT ‘ROOKIE’ SAMA ‘RUSSIAN ROULETTE’ EDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAN). Nggak kalah kenceng dari soundsystem venue yang the best banget karena memang didesain untuk pertunjukan-pertunjukan sekelas broadway. Jarak pandang gue ke panggung nggak sampai dua meter. Gue bisa melihat wajah Irene dengan sangat jelas tanpa kamera. Dan makin jelas lagi ketika pakai kamera. Lensa kamera yang panjang dan berat itu sangat sangat sangat membantu untuk bisa memotret dengan baik walaupun nggak nyeni juga tapi bodo amat. Wajah Irene sudah sangat mewakilkan sebuah karya seni Maha-Dahsyat dari Tuhan YME dan mbak-mbak tukang make up. Jadi angle kamera yang nggak nyeni nggak akan ngaruh kalo objeknya sudah indah. Gue kehabisan kata-kata dalam Bahasa Indonesia untuk mendeskripsikan wanita ini.

Mungkin lima kata cukup: calon ibu dari anak-anakku.

#ditendang

Dan nggak cuma Irene, in fact semua member terlihat stunning. Joy sangat ceria dan sangat ramah ke fans. Fans-fans yang beruntung dapat undian dan naik ke atas panggung pasti disapa dengan penuh cinta sama dia. Dikasih pelukan dan rangkulan terus diajakin foto bareng. Senyum Joy bener-bener fill the world with joy and happiness. I love her even more.


Wendy di sisi lain selalu menampilkan sisi dorky dan derp-nya dengan berbagai ekspresi-ekspresi lucu di setiap kesempatan. Keliatan banget kalau dia nggak mau jauh dari Seulgi, belahan jiwanya. Wendy terlihat jauh lebih sehat ketimbang ketika debut dulu dan waktu comeback ‘Russian Roulette’. Rambut bergelombang itu bikin penampilannya lebih berisi. Walaupun gue sangat merindukan rambut lurus berwarna biru yang membuat gue jatuh cinta di awal.


Seulgi nggak bisa menutupi sisi ramahnya malam itu. Walaupun wajahnya terlihat ketus, tapi Seulgi selalu berusaha untuk melihat ke fans satu per satu. Nggak ragu juga dia buat melambaikan tangan atau sekedar bergaya ketika ada kamera yang mengarah ke arahnya dan berniat untuk ngambil gambar dia. Senyuman Seulgi bikin melting. Seneng banget lihat dia!


Yeri secara mengejutkan terlihat bocah banget. Kayak anak SMP. Kecil dan menggemaskan. “Aku mau culik dia!” kata Ridwan ketika kita ngobrol-ngobrol lagi setelah acara selesai. Walaupun kamera gue selalu fokus ke Irene, tapi Yeri curi-curi pandang melihat ke lensa kamera gue dan terjadilah eye contact delu itu. Yeri sangat ceria dan terlihat happy hari itu. Bukan bias gue memang tapi gue sangat bersyukur dia mau sering ngelirik ke kamera gue hehehehehehehehe.


Setelah nyanyi ‘Litte Little’ di luar dugaan ternyata RV ada sesi talk show sama MC. Inilah yang bikin suuzon gue semua terhapuskan begitu saja. Di sesi ini, penonton bisa puas banget deh mandangin mereka lekat-lekat. Satu per satu. Kamera gue nggak berhenti ber-klak-klik sepanjang sesi talk show. Di situ juga gue sama Irene punya momen yang entah apakah ini gue delu atau bukan, tapi gue yakin gue sadar saat itu. Cuma gue nggak bisa meyakinkan kalian kalau kalian nggak ada di deket gue atau nggak nonton fancam dari orang-orang yang duduk di sekitar gue (row C—mungkin ada yang nge-fancam-in dari row C atau D atau F juga).

Jadi waktu itu sesi talk show baru mau dimulai. Irene baru aja ngejawab satu pertanyaan pertama dari MC ketika fans mulai teriak-teriak heboh nggak bisa kontrol. Termasuk gue. Sekali teriak, dua belas kali motret. Sekali teriak, dua belas kali motret. Dan ketika MC menegur fans dan meminta mereka untuk tenang dulu karena Irene mau ngomong (MC juga meminta Irene untuk mengulang jawaban panjangnya tadi), gue teriak (yang gue yakin cukup keras untuk didengar Irene).

“IRENE NEOMU YEPPOYO!!!!!”

Dan entah apakah itu delu atau gimana (dan gue akan tetap menganggap itu delu sampai ada fancam yang membuktikannya). Apakah Irene sedang berbicara dengan orang lain (tapi pake mikrofon) atau gimana. Tapi sedetik setelah gue teriak itu, dia ngomong.

“Ne kamsahamnida.”

Selamat tinggal dunia. Gue mau ngesot sampai ke alaska dengan perasaan bahagia. Bodo amat deh gue delu atau gimana. Tapi gue inget posisi Irene memandang ke arah tempat duduk ke sebelah kiri dan gue bisa sok-sokan aja dia ngeliat ke gue. Gue teriak kenceng banget sampai nyaris berdiri. Orang-orang di sebelah gue udah pengen nyiram gue pake air panas. Orang-orang Korea dan pejabat-pejabat yang ada di row A dan B ketawa-ketawa ngeliat ekspresi berlebihan gue. Maaf. Saya memang gitu orangnya. Tapi saya nggak menyesali takdir saya ini. Saya bahagia.



Saat itu gue nyesel banget nggak bawa fanboard SURENE itu. Nyesel juga nggak pake baju Pikachu itu. Soalnya pasti dilihat. Pasti di-notice. Fakta bahwa Yeri banyak ngeliat ke kamera gue bikin gue jadi semakin gedeg sama diri gue sendiri karena lupa bawa barang-barang itu. Kalau gue pake baju Pikachu dan motret di tengah manusia berpakaian normal kan nggak mungkin mereka nggak notis. Bahkan mungkin gue dapat kesempatan untuk ke Korea gratis karena menjadi penonton dengan kostum teralay walaupun nggak ada gituan di rundown. Tapi ya penyesalan itu terbayarkan lah dengan semua yang terjadi hari itu. Puas banget!

RV total nyanyi empat lagu malam itu. Dua yang lainnya adalah ‘Russian Roulette’ dan ‘Rookie’. Yang paling nggak disangka-sangka sebenarnya kemunculan mereka pas encore. Gue yang selama Eru perform juga ngeliatin kamera dan merhatiin lebih dari 2000 foto yang sudah gue jepret selama setengah jam terakhir selama penampilan RV mendadak shock ketika MC manggil lagi nama RV untuk naik ke atas panggung. Momen itu benar-benar luar biasa. Gue yang “WHOA! WHOA! DEMI APA MEREKA MASIH ADA?!” karena gue kira setelah sesi mereka berakhir, mereka langsung balik ke bandara seperti kebanyakan artis KPop yang ke sini. Mungkin karena ini acara diplomatik kali ya jadi mereka lebih bisa lama ada di situ. WHICH IS GREAT!

Karena di momen encore itulah Yeri berinisiatif untuk menjulurkan tangannya ke salah satu fans (atau entah media mungkin) yang ada di depan panggung untuk meminta banner fan project yang dibuat oleh Reveluv Indonesia. Harapan semua fans tuh! Sayang banget di banner-nya nggak ada tulisan Indonesi-nya hehehe tapi RV upload ke Instagram dan pake caption Indonesia sih jadi semua patut berbangga.


Suuzon itu terbukti nggak baik hari itu. Karena acaranya di luar dugaan sangat menyenangkan dan sangat istimewa. Puas sepuas puasnya! Penantian selama berjam-jam di luar pas nungguin wrist band terbayar lunas. Kesel-keselnya pas ticket war juga jadi setimpal sama apa yang didapat malam itu. RV nyanyi empat lagu dan full live. Sekaligus membuktikan ke gue kalau suara mereka memang bagus banget kalo live. Makin sayang!

Gue pun bisa mencoret satu list di bucket list gue karena sudah bisa ketemu Airin. Eh, Irene. Nggak pernah nyangka akan ketemu dia secepat ini. Bahkan IU aja belom padahal udah lama ngefans IU. Mungkin memang belom jodoh. Dan keberuntungan itu belum menghampiriku. Kita pasti akan ketemu kok, IU-nim, pasti.

Dan Irene, makasih banyak. Sampai jumpa lagi!


“A thousand angels dance around you
I am complete now that I found you.”

-- I Knew I Loved You by Savage Garden

***

Oh iya, mungkin ada banyak yang bertanya-tanya juga tentang watermark yang gue gunakan untuk Red Velvet: Serabi Solo. Kalau lo udah follow gue sejak lama di sosmed pasti lo nggak akan heran sih. Karena nama-nama yang gue bikin untuk watermark nggak pernah beres. Ini udah jadi salah satu identitas gue sebenarnya. Nama-nama unik yang mungkin mbak Polar Light nggak akan kepikiran untuk menggunakannya kalau dia mendadak pengen jadi fansite grup lain. Gue selalu suka nama-nama yang punya huruf awalan sama. Kayak nama keponakan gue Salman Sharkan juga adalah ide gue. Jadi kebanyakan watermark gue selalu punya pola AA, BB, CC. Seperti misalnya Papa Pirang untuk EXO, Abang Antagonis untuk Kim Woo Bin, Jamaah Jawswa! untuk Joshua 'Seventeen', Sekuat Superman untuk Super Junior, Jerawat Junior untuk Jinyoung 'GOT7', Romeo Rabun untuk Infinite dan Membelasut Mesra untuk SNSD. Gue sudah menjelaskan maksud dari semuanya di notes Facebook ini jadi silakan klik di sini dan baca.



Sementara untuk Red Velvet kenapa namanya Serabi Solo sebenarnya nggak ada alasan yang terlalu rumit dan istimewa. Red Velvet kan makanan manis. Dan semua orang di seluruh dunia punya Red Velvet dan resep yang berbeda-beda. Tapi mereka nggak punya Serabi Solo yang asli Indonesia. Dan Serabi Solo nggak kalah manis dan enak dari Red Velvet. Juga secara kebetulan makanan ini punya pola nama AA, BB, CC seperti watermark-watermak gue. Dan ketika beberapa tahun lalu gue ditanya sama seseorang di Twitter "Kalo Red Velvet nanti watermark-nya apa?" gue spontan jawab "Serabi Solo." karena itu yang pertama muncul di pikiran gue.

Seperti kemarin Mei nanya "NCT nanti watermark-nya apa?" gue jawab aja "Budak Berhala." dan mungkin itu akan jadi watermark yang lucu juga di bawah wajah WinWin. Semoga bisa motret pas MuBank JKT.

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
LIVE SETIAP SENIN JAM 8 MALAM 'GLOOMY MONDAY!'
Instagram lain: kaoskakibaudotcom
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Photos on this article all from my personal library. Do not use without permission/cut the logo or watermark. WK.

Share:

0 komentar