Awalnya Excited Sama KWANGYA@JAKARTA, Tapi Now…


Di tengah keramaian masyarakat soal saham SM dibeli HYBE (yang mana demi kesehatan mental diri sendiri, gue memutuskan untuk tidak mengikuti secara detail isu ini karena jujur sekarang K-Pop mulai melelahkan secara industri tapi tetap menyenangkan secara lagu dan konten) gue mau sedikit cerita soal pengalaman gue di KWANGYA@JAKARTA.

Sejak awal dinding toko di Lotte Shopping Avenue itu ditutup poster, gue udah bersemangat buat ini. Ada ekspektasi besar yang gue bikin (dan seharusnya nggak gue bikin karena semua ekspektasi yang tidak kejadian akan berujung kecewa, dan gue nggak suka kecewa) sampai-sampai rasanya seperti kembali ke masa-masa awal usia 20 tahunan dulu dalam hal. Gue riset soal lokasi ini, gue bikin tag location-nya di Google Maps, waktu dapat kesempatan liputan ke sana pas opening day, gue pun kepo banyak hal soal isi dari KWANGYA@JAKARTA.

Mungkin gue perlu kali ya menjelaskan soal ekspektasi yang gue tulis di atas.

Beberapa tahun lalu, gue beruntung sempat beberapa kali mengunjungi SMTOWN COEX (baca di sini) dan SMTOWN Cafe yang ada di gedung baru mereka di Gangnam. Di antara dua tempat itu, menurut gue SMTOWN COEX adalah yang paling berkesan. SM Entertainment menyewa empat (atau lebih) lantai untuk mengelaborasi bisnis mereka di sini yang pada akhirnya semua jadi terpusat. Dari lantai satu sampai lantai paling atas bisa lo nikmati dan jadikan konten sampai lo nggak punya storage lagi di handphone. Lantai dua dikhususkan buat toko di mana lo bisa beli semua CD artis SM dari zaman dulu sampai yang terbaru. Menuju ke dalam toko lo bisa foto-foto dengan banyak sekali tetek-bengek dari artis SM.

Di lantai atas ada kafe di mana lo bisa duduk-duduk sambil ngopi, tuker-tukeran PC, print PC, ngemil kue-kue mahal, atau sekadar menikmati suasana dikelilingi oleh wajah-wajah artis SM yang sudah lo kenal. Kalau lo punya uang lebih, lo bisa naik satu lantai lagi buat masuk ke teater atau ke photobox. Hampir selalu setiap kali gue ke Korea gue datang ke SMTOWN COEX, meski hanya sekadar beli stiker doang karena hanya itu yang mampu gue beli. Karena pengalaman-pengalaman gue di SMTOWN COEX inilah yang membuat gue berekspektasi banyak dengan KWANGYA@JAKARTA.



Secara konsep sebenarnya mereka bisa banget membuat hal yang persis sama. Tapi kalau skalanya agak lebih kecil, paling nggak mereka bisa mewujudkan lantai 2 dan lantai 3 dari SMTOWN COEX untuk dibawa ke KWANGYA@JAKARTA. Sayangnya… KWANGYA@JAKARTA ini terlalu mungil. Terbukti dari bagaimana padatnya lokasi ini di akhir pekan dan fans harus antre buat masuk. Tempat seperti ini harusnya leluasa sehingga per harinya fans bisa menikmati waktu tanpa ada batasan waktu. Pada akhirnya KWANGYA@JAKARTA hanya 25% dari SMTOWN COEX. Tapi persentasenya jadi lebih kecil kalau udah masuk ke perintilan-perintilan yang mereka jual.

Waktu private screening, gue datang karena mewakili kantor dan melihat cukup banyak koleksi album dan merchandise. Hampir semua grup generasi sekarang di SM ada di sana (meski NCT punya porsi yang jauh lebih besar). Saat itu rasanya tempat ini sangat menjanjikan sampai-sampai gue khawatir kalau-kalau KWANGYA@JAKARTA akan mengambil alih bisnis jastip album K-Pop atau olshop album K-Pop di Jabodetabek khususnya. Ketika gue tanya sama staf tokonya pun, mereka menjanjikan sesuatu yang lebih. Sesuatu yang paling nggak akan sangat mirip dengan apa yang ada di SMTOWN COEX dulu.

Gue excited karena pada akhirnya koleksi album EXO gue akan lengkap. Selama ini gue nggak beli album solo member karena keterbatasan dana. Juga karena gue pernah bikin janji kalau koleksi gue akan gue lengkapi setiap kali gue datang ke Korea. Setelah sekarang keinginan gue untuk ke Korea sudah jauh berkurang dari lima tahun lalu, gue pun harus memikirkan ulang soal koleksi ini. Munculnya KWANGYA@JAKARTA tadinya gue harap akan bisa memecahkan permasalahan gue. Dan ekspektasi gue meninggi di private screening waktu itu sampai akhirnya awal Februari ini gue ke sana lagi dan berujung kecewa.

Hari itu gue datang dengan niat untuk beli album D.O atau album Chen yang terbaru. Kenapa D.O karena gue suka banget album solonya dari segi tracklist sampai album foto. Kenapa Chen yang terbaru karena album ini sukses bikin gue mewek sambil memikirkan hubungan-hubungan gue dengan segelintir manusia dan membuat gue memutuskan mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus direlakan. Tapi sesampainya gue di KWANGYA@JAKARTA, pilihan gue sangat terbatas: album solo Baekhyun ‘Bambi’, album solo Suho ‘Grey Suit’, dan album solo Kai.


Kalau boleh jujur, nggak satu pun dari album itu gue suka karena tracklist-nya nggak ngena di hati gue. Tapi gue mencoba untuk memberikan kesempatan ke Suho sekali lagi dan akhirnya memutuskan buat beli album Grey Suit yang versi tipis. Albumnya belum gue buka by the way karena gue masih belum punya waktu untuk menikmati CD-nya. Karena sekarang gue udah punya pemutar CD, jadi gue harus menyiapkan momen buat membuka bungkus album itu dan memutar CD-nya lalu mendengarkan satu per satu tracklist-nya tanpa harus gue skip.

Saat gue beli album Suho itulah kemudian gue tanya-tanya ke staf tokonya:


Q: Album yang dijual sekarang hanya yang ada di rak aja ya?
A: Iya.



Q: Kira-kira album lain bakal bisa dipesan nggak ya? Soalnya album yang saya mau beli nggak ada.
A: Untuk saat ini yang dijual hanya yang ready stock aja.



Q: Kira-kira kapan stok album D.O dan Chen ada?
A: Nggak tahu ya, tergantung dari Korea-nya. Soalnya kita dikiriminnya terserah dari Korea-nya.



Q: Jadi nggak bisa pre-order terus ambil di sini?
A: Belum bisa untuk saat ini



Q: Kalau album-album lama Taeyeon gitu bakal didatengin juga nggak nanti?
A: Lagi-lagi itu tergantung dari Korea-nya, mereka ada stok apa.


Entah apakah memang jawabannya sengaja di-template kayak gitu atau gimana, tapi statement ini bikin gue sedikit kecewa sih. Sebagai satu-satunya KWANGYA di ASEAN untuk saat ini, seharusnya SM Entertainment bisa lebih fokus ke toko ini dengan memberikan kemudahan buat fans menemukan album-album lama. Sekarang ini yang gue lihat mereka hanya fokus ke NCT doang. Ada sih WayV beberapa, tapi mostly NCT. Oke, business wise, gue tahu NCT mungkin lebih menghasilkan untuk saat ini. Tapi itu bukan berarti fans artis lain harus dikecewakan dengan ketidaktersediaan produk yang mereka cari. Ini kan KWANGYA@JAKARTA bukan TOKONCT@JAKARTA.


Gue mencoba untuk memahami kenapa mereka lebih fokus menjual perintilan-perintilan yang menurut gue nggak guna daripada memperbanyak stok CD. Tapi sampai sekarang gue masih gagal paham. Bukannya fans K-Pop itu sangat tergila-gila sama angka penjualan? Bukankah harusnya dengan mempermudah akses itu ke mereka, fans akan jadi lebih mau buat datang dan mengeluarkan uang? Bukankah akan lebih ‘seksi’ untuk headline media kalau di setiap perilisan album baru, fans akan datang ke sana dan membuat antrean mengular sebagai tanda antusiasme mereka?

Gue nggak paham kenapa mereka lebih memilih untuk menuhin rak dengan foto A4, gantungan kunci, kaca lipat, dan benda-benda lain yang harganya bahkan di luar kemampuan gue dan nggak bakal gue beli karena gue juga nggak mampu dan jujur nggak butuh juga sih. Tapi ya memang mungkin karena bukan gue target pasarnya jadi gue bisa bilang kayak gitu.

Gue nggak paham sedang terjadi apa di internal divisi ini tapi gue berharap mereka segera membenahi hal ini. Seharusnya KWANGYA@JAKARTA jadi one stop shopping buat fans SM Entertainment sekaligus jadi tempat having fun dan bersantai. Tapi sekarang tempat ini hanya sekadar persinggahan buat lihat-lihat doang karena harga barang-barangnya mahal dan minuman di kafe-nya pun rasanya biasa aja.

Gue pengin KWANGYA@JAKARTA jadi kayak SMTOWN COEX. Gue pengin beli EXO Ade yang dapat botol. Gue pengin beli album debut BoA dan semua stok album WayV tanpa harus ketar-ketir nyari di olshop yang mulai perang harga. Gue pengin datang ke tempat itu buat menikmati suasana dan duduk di kafe sejam-dua jam sambil fanboying. Kalau tempat ini nggak berumur panjang sayang banget sih. Tapi semoga ada perubahan deh.



Share:

0 komentar