• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron

Di tengah keramaian masyarakat soal saham SM dibeli HYBE (yang mana demi kesehatan mental diri sendiri, gue memutuskan untuk tidak mengikuti secara detail isu ini karena jujur sekarang K-Pop mulai melelahkan secara industri tapi tetap menyenangkan secara lagu dan konten) gue mau sedikit cerita soal pengalaman gue di KWANGYA@JAKARTA.

Sejak awal dinding toko di Lotte Shopping Avenue itu ditutup poster, gue udah bersemangat buat ini. Ada ekspektasi besar yang gue bikin (dan seharusnya nggak gue bikin karena semua ekspektasi yang tidak kejadian akan berujung kecewa, dan gue nggak suka kecewa) sampai-sampai rasanya seperti kembali ke masa-masa awal usia 20 tahunan dulu dalam hal. Gue riset soal lokasi ini, gue bikin tag location-nya di Google Maps, waktu dapat kesempatan liputan ke sana pas opening day, gue pun kepo banyak hal soal isi dari KWANGYA@JAKARTA.

Mungkin gue perlu kali ya menjelaskan soal ekspektasi yang gue tulis di atas.


Terakhir kali gue nulis soal EXO adalah curhatan tentang fans yang... yeah, well, lo bisa baca sendiri. WKWKKWKW. Tapi izinkan gue sekali lagi memberikan sebuah permakluman(?): tulisan itu dibuat dalam kondisi emosi yang tidak stabil, tulisan tengah malam, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perasaan penulis. Yang bisa gue pastikan adalah pendapat gue tidak berubah sih, paling nggak untuk saat ini. Tapi di tulisan kali ini gue nggak mau membahas soal itu karena yah biarkanlah itu jadi satu realita di fandom yang memang akan sulit diubah dan nggak akan hilang dengan segera. Jadi ya sekarang ngefans masing-masing aja.



Waktu foto Winter dirilis, banyak yang langsung bilang kalau wajah Winter mirip Taeyeon. Walaupun tetap dalam pandangan gue Winter mirip banget sama Nikita Willy. Beberapa temen gue juga tidak setuju dengan pendapat bahwa Winter mirip Taeyeon meski nggak bisa dipungkiri banget sih kalau SM Entertainment memang selalu bisa aja nemu orang-orang yang punya kemiripan wajah satu sama lain. Sampai akhirnya teaser Karina dirilis, pendapat orang-orang kemudian berubah lagi. 

“Nah ini, baru mirip Taeyeon!” 


Jadi, sebentar... ini namanya Winter? 

Pertanyaan yang sama langsung muncul di kepala gue ketika akun aespa di sosmed rilis teaser foto member yang pertama. Hashtag Winter dalam dua bahasa, Inggris dan Korea. Tapi, apakah ini beneran namanya atau hashtag itu adalah konsep doang dari membernya? 


Gue inget waktu pertama kali SM Entertainment memperkenalkan Red Velvet di 2014 nama grup itu bikin gue bergidik dan mengernyitkan dahi. RED VELVET?!?! WHAT THE FRICKING MOTHER OF GOD!? Tapi setelah mereka debut dan rilis lagu-lagu yang enak di kuping, nggak ada lagi yang mempermasalahkan nama itu. Gue kira masa-masa “surem” (pun intended) SM dengan penamaan grup mereka yang out of the box ini sudah berakhir dan mereka akan memilih untuk menggunakan nama yang lebih catchy gitu. Eh taunya engga juga. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA 

Gue memutuskan buat tidur cepat semalam karena Senin pagi sudah harus kerja lagi. Tapi waktu gue sedang goler-goleran di kasur dengan lampu kamar sudah padam dan hanya ditemani oleh lampu kelap-kelip di depan meja belajar dan cahaya handphone, seperti biasa sebelum tidur nonton video masak-masak dulu di YouTube, dan yah cek notifikasi Instagram, di situlah gue menemukan sebuah komentar dari seorang teman dan dia mention gue. 

Pas gue liat akun dari posting-an yang dia komentari itu, @smtown, dan gue butuh waktu beberapa saat buat sadar kalau itu adalah akun SM Entertainment dan mereka baru aja announce (FINALLY) girlband baru. 


Mood gue jelek banget deh semalem karena proses refund dari barang yang gue pesen di AliExpress gagal dan seller-nya kayak nggak bertanggung jawab gitu. Gue nggak tahu kenapa hal ini sangat-sangat membuat gue bete sampai akhirnya gue bingung harus gimana menanggapi emosi gue dan gue memilih buat tidur aja. Padahal itu baru jam 7 malam atau setengah 8 malam gitu. Dengan niatan jam 8 gue akan bangun dan lanjut yoga dan segala macam. Eh tapi gue bablas sampai jam 10 dan baru bener-bener bangun jam 10 itu. Olahraga bentar lalu kemudian duduk depan laptop dan ada yang mention gue sesuatu yang cukup mencengangkan. 

NCT 2020. 

Gue lirik trending topic, wow sudah ramai saja. 


Ketika lo baru kenal K-Pop, sebuah keharusan rasanya untuk memilih bias.


Ya nggak sih? Mungkin ini memang gue yang mainnya kurang jauh, tapi setiap kali ketemu sama orang yang suka K-Pop juga, gue pasti ditanyain: biasnya siapa? Ketika gue ingat-ingat lagi bagaimana gue akhirnya suka K-Pop, ternyata memang proses memilih bias ini sudah jadi bagian dari fase fanboying gue. Ketika dulu teman-teman SMA gue memperkenalkan SHINee ke gue, mereka pun langsung nodong dengan ngasih pertanyaan yang sama. Biasnya siapa? Pada saat itu bahkan gue aja masih belum bisa membedakan mana Onew mana Key. Tapi yang pasti, sebagai visual, nama Minho adalah yang pertama kesebut.


Gue selalu mengeluhkan satu hal yang sama ke beberapa temen gue yang suka K-Pop belakangan ini: SM tuh artisnya siapa lagi coba? Kasian anak-anak NCT kayak gak dikasih istirahat gitu.

Saking terbiasanya gue sama roster idol-nya SM yang banyak banget pas Gen-2, sekarang ketika lagi sepi gini kayak yang diliat itu lagi itu lagi. Ya gue bukannya nggak suka ngeliat NCT, tapi kalau hanya NCT yang dimunculkan terus kan kasihan mereka. Kapan istirahatnya? Kenapa gue jadi sok perhatian gini padahal gue bukan NCTzen?

Makanya gue seneng ketika WayV akhirnya dibawa promosi ke Korea di comeback yang ini. Dan gue juga mulai mencium aroma-aroma shifting dari China ke Korea nih sekarang untuk WayV. Gue tuh gemes aja gitu kenapa nggak dari awal pas mereka udah mutusin buat promo di acara musik TV di Korea, mereka nggak langsung rilis Turn Back Time dalam Bahasa Korea aja? Kan yang di sana yang nonton nggak roaming dan repot-repot baca subtitle. Yang gue denger-denger dari teman-teman gue sesama netizen (wkwkwkw) sempat ada knetz yang bilang “Ni ngapain grup China promo di Korea sih?!” Sedih akutu. Apa jangan-jangan memang promo di Korea adalah keputusan last minute ya? HUHUHUHU.

Gue agak kaget waktu ngeliat daftar blogpost yang paling banyak dibaca belakangan ini di KaosKakiBau: Tutorial Superstar SMTOWN. Seinget gue, itu artikel gue tulis udah lama banget. Kalau nggak salah pas awal-awal game Superstar SMTOWN dirilis dan bahkan masih lokal di Korea aja. Tapi semakin ke sini Dalcom Soft. semakin banyak bikin variasi game Superstar jadi popularitas ini makin naik dan sekarang aksesnya pun jadi lebih gampang di PlayStore dan AppStore.

“Mungkin karena sekarang banyak variasi game-nya jadi banyak yang ingin coba dan cari tahu cara mainnya,” kata salah satu temen di Instagram. Masuk akal juga sih karena game ini memang kan lokal banget ya. Kalau bukan fans artis tertentu atau manajemen tertentu, pasti nggak akan main. Kalau mau lebih gede lagi ya kalau bukan fans K-Pop pasti nggak akan main juga.

Gue sempat break main game ini setahunan. Tapi kadang-kadang kalau gue lagi mood aja gitu atau lagi bener-bener nggak tahu harus ngapain, gue mainin buat melepas sedikit penat di kepala dan di dada. Soalnya, sejak kartunya jadi makin banyak gue jadi makin males mainnya. Dulu kartu tuh cuma sebatas album aja. Sekarang nggak cuma album, per lagu bahkan bisa beda-beda. Buat orang yang udah main sejak lama dan kartu-kartu lamanya udah bagus-bagus malah jadi susah buat dapat padanan kartu, terlebih ngedapetinnya kan random, karena kartu-kartu baru makin banyak. Itu sih yang akhirnya jadi alasan terbesar gue kenapa pas di masa-masa break itu gue jadi kayak “Ah males ah!” gitu.

“Weekend ini Red Velvet nih, Dit!”

Gue misuh-misuh di kantor ke Dita, temen sebelah meja gue. Partner gue di Podcast KEKOREAAN yang hey sekarang sudah ada di Spotify! (Klik di sini untuk mendengarkan) Hehehe. Seperti biasa, Dita nggak menaruh perhatian penuh ke gue karena dia memang anaknya pekerja keras. Matanya nggak berpaling dari laptop dan kupingnya masih disumbat headset. Jelas dia nggak dengar apa yang tadi gue bilang ke dia. Udah biasa. Dita emang anaknya gitu.

Gue nggak bisa bilang gue 100% siap untuk nonton Red Velvet di lapangan somewhere in BSD ini karena gue sama sekali enggak tahu daerah situ kecuali Stasiun Rawa Buntu dan ICE. Sementara acaranya akan dimulai malam hari dan itu berarti kelarnya pasti jelang tengah malam. Sebenarnya sudah ada rencana di kepala gue. Rencana yang tinggal diamalkan saja dengan perbuatan. Niatnya sudah ada dan sudah terasa matang: gue pesan penginapan dekat situ, datang ke penginapan sekitar jam empat atau jam lima sore, kemudian beres-beres sedikit lalu pergi ke lokasi acara mepet-mepet aja supaya nggak terlalu lama menunggu. Gue yakin akan ramai banget. Bukan hanya karena ini Red Velvet, tapi karena ini konser gratisan. Nggak akan ada yang mau menyia-nyiakan kesempatan emas untuk menonton Red Velvet tampil di atas panggung, menyanyikan lagu-lagu hits mereka, tanpa dipungut biaya.

Tapi Ron adalah Ron. Tingkat kemagerannya melebihi kepercayaan dirinya dan kepastian soal masa depannya.
Kalau gue nggak salah inget, sekitar November 2015 kemaren, SM Entertainment udah ngumumin kalau mereka akan fokus buat pengembangan game yang terinspirasi dari bagaimana sebuah boyband terbentuk. Mulai dari merekrut trainee, ngejalanin training, sampai akhirnya muncul produk boyband-nya. Untuk itu, SM pun lalu meluncurkan SM Rookies Entertainment. Mereka nyebutnya game Social Producing, yang kemudian mereka klaim sebagai yang pertama di dunia.

Secara singkat gue jelaskan ulang, game ini adalah menciptakan sebuah boyband. Tapi untuk itu, kita harus menjalani semua proses yang gue tulis di atas: recruiting, training, kemudian producing. Tagline-nya 'A Star Made By Me', jadi literally memang game ini akan membuat kita merasakan seperti apa jadi Lee Soo Man. Detail lebih jelas untuk latar belakang game bisa dibaca di sini: Apa Itu SM Rookies Entertainment?


Nah, yang belum gue jelasin di situ adalah bagaimana hubungan game SM Rookies Entertainment ini dengan NCT (New Culture Technology), boyband baru SM Entertainment yang akan debut di tahun 2016. Secara sederhana gue menyimpulkan bahwa konsep NCT ini:

1. Punya 40 trainee yang akan dijadikan member beberapa boyband,
2. Beberapa boyband ini akan debut di beberapa region yang berbeda yaitu di Korea, Jepang, Tiongkok, Amerika Latin dan *DRUM ROLL PLEASE* ASIA TENGGARA!
3. Boyband-boyband ini akan dibentuk dengan jumlah member yang tidak fix. Artinya, akan ada member yang ditambahkan, akan ada member yang dioper ke sub-unit lain.

Contoh sederhana: Jaehyun, Doyoung, Taeyong, Hansol, Johnny (misalnya) debut sebagai sub-unit pertama di Korea dan Jepang. Kemudian mereka aktif di sana. Lalu, sub-unit kedua debut di Tiongkok. Ternyata di Tiongkok banyak yang suka sama Jaehyun. Jaehyun bisa aja dioper juga ke sub-unit Tiongkok.

Contoh kedua: Ten misalnya akan didebutkan di Korea juga sama lima orang yang namanya udah gue sebutin di atas. Kemudian SM mengumumkan sub-unit ketiga NCT yang akan aktif promosi di Thailand. Bisa aja Ten dioper ke sub-unit ketiga karena dia dari Thailand supaya menarik fans lokal lebih banyak.

Kira-kira kayak gitu. Jadi bukan boyband yang anggotanya 40 orang dan tampil sama-sama 40 orang. Gue juga ragu sih mereka akan bikin big performance kayak gitu. Paling buat di awal aja. FYI akan ada kemungkinan mereka debut dengan lagu yang sama tapi bahasa yang berbeda. Tapi yang ini kita tunggu aja nanti gimana.

Terus hubungannya NCT sama game ini apa? Jadi, kalau menurut gue, game ini bisa dibilang sebagai tempat survey juga buat SM Entertainment. Sebenarnya, formasi seperti apa sih yang paling pengen dilihat sama fans? Siapa aja sih yang harus gue masukkan ke dalam sub-unit A, siapa aja yang harus gue masukkan ke dalam sub-unit B? Jadi SM bener-bener pengen tahu fans tuh maunya apa. Lewat game ini, kita kan bisa bikin grup sesuai kemauan kita tuh (sebagai goal akhirnya). Nah dari situlah SM akan menilai.

Analisa gue sih. Bisa aja nggak bener. Hahahaha

Selain juga memang SM Rookies Entertainment ini mengajak kita untuk lebih intens dan dekat lagi dengan para member SM Rookies sebelum mereka debut dan dipisah-pisah sebagai sub-unit. Intinya supaya kita tetap put our eyes close to them dan menjaga "keintiman" dengan masing-masing member (KARENA KAN BANYAK BANGET NIIIIII MEMBERNYA).

Ya kurang lebih demikian.

Terus gimana cara mainnya? Skrol terooosss!

Dalam hidup, kita nggak bisa memungkiri kenyataan bahwa memang akan selalu ada yang berubah, meski sekecil apapun.

Ahem. Dapet quote pas lagi boker barusan.

Ya maaf-maaf nih kalau misalnya gue mengawali kalimat pertama di posting-an ini dengan agak serius (dan jorok di bagian bokernya. Udahlah nggak usah munafik kalian juga kan harus boker tiap hari). Belakangan memang kepala gue selalu berisi hal-hal yang serius dan bener-bener real life banget! Nggak paham. Ketika biasanya gue cuma bisa ceplas-ceplos di Twitter, sekarang gue harus berhadapan dengan tagihan cicilan kulkas ke Dito (YANG ALHAMDULILLAH SUDAH LUNAS!) dan beberapa hal serius lainnya yang selalu mengganggu pikiran gue setiap harinya:

1) Mau bangun jam berapa hari ini?
2) Mau ngopi berapa mug hari ini?
3) Gimana caranya supaya nggak ngopi tapi nggak ngantuk hari ini?
4) Harus ngabisin berapa reward point di SM Superstar untuk ngawinin kartu hari ini?

Ya, hal-hal serius semacam itu sangat mengganggu pikiran banget. Kalau nggak diselesaikan satu per satu wah! akan sangat memberikan dampat negatif buat kulit wajah. Selamat datang jerawat!

Kesibukan gue belakangan ini (BERASA CEO SM ENTERTAINMENT YAK) membuat gue teringat ke masa-masa bebas lepas kutinggalkan semua beban dihatiku saat semester-semester akhir di kuliah dulu. 2011 dan 2012 bener-bener masa membahagiakan yang secara aneh bertepatan dengan membludaknya produk SM Entertainment.

'The Boys', 'Twinkle', 'Sherlock' sampai teaser demi teaser debut EXO menjadi makanan sehari-hari saat itu. Termasuk juga mengotori timeline Twitter dengan cuitan-cuitan nggak penting soal KPop juga sudah jadi identitas pribadi yang susah untuk dihapuskan. Bahkan kala itu kayaknya kuliah pun jadi hal yang bener-bener sepele.

"YANG PENTING TWITTER NOMOR SATU KULIAH KAPAN-KAPAN!"

Ya walaupun nggak se-ekstrem itu juga sih. Tapi memang, buat lo yang sudah ada di semester akhir dan tidak perlu memikirkan skripsi mungkin kehidupan lo akan kurang lebih sama kayak gue. Atau bisa jadi enggak kalau misalnya lo adalah calon CEO Apple. Tapi kalau misalnya kampus mengharuskan lo buat bikin skripsi (dan sekarang lo ada di semester akhir ataupun akan menjadi mahasiswa semester akhir) maka nikmatilah teori dan metodologi-nya.

Hihihi. AKU CINTA KAMPUSKU!

12 jam dari 24 jam gue saat itu gue habiskan dengan spazzing. Sia-sia sekali ya rasanya. Tapi nggak apa-apa. Yang penting gue bahagia dan nggak stres. Karena hidup sendiri di kosan yang isinya mas-mas penyuka musik rock yang kalo puter lagu bisa volume-nya 100% pake loudspeaker itu bisa banget bikin lo pengen bunuh diri setiap hari. Spazzing adalah jalan keluar terbaik daripada ngerokok.

Hari-hari gue di semester akhir kuliah gue habiskan di depan laptop, ngedit video, internetan, nge-tweet, bikin giveaway, ke kampus (bukan buat belajar) download video, ngumpulin drama Korea, internetan. Begitu seterusnya selama satu setengah tahun di semester-semester akhir. Wah hidup kayak gini bener-bener indah banget! Berasa jadi anak CEO Garuda Indonesia yang kalo kemana-mana nggak mikirin uang sama sekali. Tapi gue lupa, kalau di saat yang sama hidup terus berjalan dan gue pun harus menghadapi realita bernama wisuda.

Semua orang pengen cepet-cepet wisuda. Padahal sebenarnya wisuda adalah gerbang paling menyebalkan dalam fase kehidupan mahasiswa. Karena setelah itu kita harus kerja dan menghadapi dunia yang sebenarnya. Which is so boring. I hate to admit that I hate that part of my life. But you don't have any other choices. Lo nggak bisa selamanya jadi bayi kalau lo pengen punya bayi juga kan?

(apa?)

Ketika wisuda sudah dekat, otomatis orientasi gue sudah berubah. Gue tahu kalau suatu saat gue akan meninggalkan dunia spazzing ini untuk selamanya. Apalagi kalau misalnya gue sudah masuk kerja nanti. Maka dari itu harus ada rencana yang tersusun rapi supaya semuanya bisa berjalan lancar.

"Oke, pokoknya abis wisuda mau pulang kampung aja dan kerja di rumah!" kata gue saat itu.

Tapi manusia hanya bisa berencana, Tuhan juga yang menentukan segalanya. Dan lucunya, Tuhan pun memilihkan jalan yang ternyata masih aja ada hubungannya dengan KPop dan.... EXO.



Suatu siang gue sedang berada di mood yang nggak terlalu fit buat kerja. Iya, walaupun pekerjaan ini adalah pekerjaan yang benar-benar menyenangkan dan sangat gue sukai sepenuh hati karena kerjaan apa lagi yang membolehkan lo spazzing dan digaji, tetep aja ada hari-hari di mana rasanya sangat berat dan menyebalkan. Namanya juga manusia. Gue pernah baca satu update-an status seseorang di LINE yang bilang kalo jadi sosok yang vibrant dan selalu happy itu nggak gampang.

Gue setuju. Bahkan untuk ukuran orang yang sudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang dia inginkan, gue juga terkadang merasa bosan dan seringkali mengantuk. Nggak, ini bukan berarti tidak bersyukur atau gimana. Kadang-kadang memang badan nggak bisa diajak buat terus-terusan duduk. Dia kadang-kadang lebih memilih untuk tidur.

12 jam.

Minimal.

Ya dan gue biasanya melakukan itu di setiap akhir pekan.

Oke, lanjut ke cerita di awal, suatu siang gue sedang berada di mood yang tidak terlalu fit buat kerja. Baca timeline Twitter adalah salah satu hal yang wajib dilakukan kala boring. Dengan catatan lo sudah tidak mem-follow akun-akun yang tweet-nya nggak sesuai sama kaidah-kaidah hidup lo (supaya lebih tenang dan lebih nyaman). Makanya sekarang gue banyak nge-follow akun-akun yang menyenangkan. Kayak Aa Gym gitu. Adem di hati.

Tapi sayangnya siang itu Aa Gym nggak nge-tweet. Mungkin dia lagi nge-gym gue juga nggak paham karena gue bukan sasaeng-nya Aa Gym. Tapi perhatian gue tertuju pada satu tweet dari Soompi tersayang yang berisi kalau Star Wars akan mengeluarkan video kolaborasi bersama EXO.

Ok. Hold on for one second. WHAT EXACTLY IS THIS ALL ABOUT?!

Kenapa ujug-ujug EXO yang baru aja debut (atau akan debut deh kayaknya waktu itu) di Jepang ini bikin video kolaborasi sama Star Wars? Bagaimana kelanjutan sidang dan mediasi yang tidak ada ujungnya itu? Tiga member loh ini keluar dari EXO dan kenapa nggak ada kelanjutannya sampai sekarang? SM? Sampai kapan fans mau dicekoki kebohongan seperti ini? Kenapa nggak cepetan aja diungkap kalau sebenarnya Tao, Luhan dan Kris keluar karena memang kontrak mereka sudah habis, bukan karena hal-hal busuk yang muncul di media saat itu?

Oke, pertama-tama, ini bukan manajemen baru yang dibuat SM Entertainment untuk SM Rookies. Mentang-mentang Super Junior udah punya label sendiri, terus SM Rookies mau dibikinin juga label baru buat debut mereka? Nggak. Mau dapet modal dari mana. Super Junior aja banting tulang dulu sepuluh tahun baru dapet manajemen sendiri. Bagaimana ELF, senang? Kalo gue sih sebenarnya nggak suka kalo SM ini bikin anak-anak label gitu. Jengah liatnya. Satu manajemen aja melelahkan, gimana kalo banyak.

Oke, tapi kita nggak akan membahas soal perusahaan Lee Soo Man itu di postingan kali ini. Karena, siapa peduli? Toh kita juga nggak dapet uang dari mereka. Kecuali ya emang kita produsen baju-baju KW super (nggak junior) yang kemudian menghasilkan uang. Ya kalo cuma sekedar anak-anak manis yang kerjaannya ngetik dan spazzing doang, kan justru uang kita yang diporotin selama ini. #tjurhat

Kemaren secara nggak sengaja (atau emang nggak ada kerjaan sebenarnya) gue buka folder spam di email gue. Dan kebetulan email itu adalah alamat surat elektronik yang gue gunakan untuk login SMTOWN Nation buat dapetin Passport SMTOWN yang nggak pernah gue klaim dan nggak pernah gue ambil sampai sekarang itu. Di sana ada pemberitahuan kalau beberapa server akan mengalami perubahan bla-bla bla.

Gue nggak baca secara mendetail, tapi di sana dijelaskan juga dalam bentuk tabel kalau beberapa server dari situs-situs di bawah domain SMTOWN akan mengalami maintenance selama beberapa waktu. Nah bersamaan dengan pengumuman itu gue ngeliat ada satu situs yang kayaknya asing banget: smrookiesent.com.
*
Gue sedang duduk di depan meja belajar kecil warna hijau yang gue beli dari Lazada beberapa waktu lalu dan gue rakit sendiri malam itu. Seperti biasa ketika gue ada di kosan, maka pekerjaan yang paling mendominasi semua waktu di kamar adalah duduk mandangin laptop dan timeline Twitter. Membosankan, tapi seru juga.

Belakangan ini Twitter gue sudah seperti asing buat gue sendiri. Sudah dua tahun terakhir gue nggak pernah mem-follow orang-orang lain di Twitter. Orang-orang yang gue follow sekarang juga kayaknya udah banyak yang nggak aktif di media sosial ini. Beberapa orang yang masih aktif, sayangnya membuat gue merasa aneh di timeline gue sendiri.

Nggak bisa sih sebenarnya menyalahkan apa yang mereka tulis di Twitter. Kan itu Twitter mereka. Ya seharusnya kalau nggak suka kan tinggal unfollow aja. Tapi karena orang-orang yang gue follow di Twitter ini masuk ke dalam daftar yang namanya 'Teman' dan kita sudah pernah ketemu dan hangout bareng beberapa kali, tentu saja untuk menekan tombol unfollow itu rasanya sulit.

Walaupun gue nggak ngerti dengan obrolan mereka tentang Monsta X, iKON, atau grup hip-hop lain yang sedang hits di Korea Selatan saat ini, gue tetap menghargai kehadiran mereka di timeline Twitter gue.

Bukannya teman itu diciptakan untuk punya rasa saling mengerti?

Walaupun gue nggak ngerti sama topiknya, mungkin gue bisa mencoba untuk mengerti bagaimana perasaan bahagia mereka saat spazzing. Yang pada akhirnya membuat gue kangen sama masa-masa ketika kita semua punya bahan spazzing yang sama: EXO.

Hahaha

Pada dasarnya temen-temen gue ini semua multifandom. Tapi sekarang ini baru berasa bagaimana beragamnya fandom kita. Dulu sih masih sering bareng ngebahas EXO, sekarang banyak distraksinya.

Entah apakah gue yang terlalu stick to EXO (dan SMTOWN) atau emang gue membatasi diri untuk tidak terlalu banyak ngefans grup lain kali ya? Sejauh ini sih gue cuma ngefans EXO.

Sama IU, Red Velvet, SNSD, SHINee, Super Junior, VIXX, Lovelyz, Infinite, HISTORY, C-Clown (YA ALLAH APA KABAR MAU BUBAR APA GIMANA), NU'EST, SISTAR, kadang-kadang miss A, 2PM sekenanya, TVXQ sekedarnya, kadang-kadang dengerin WINNER, GOT7 juga bagus sih, hmmm belakangan ini gue lagi suka banget dengerin 'I Need U'-nya BTS, gue baru dengerin SEVENTEEN sekali tapi gue suka banget sama lagu-lagunya T-Ara sama SPEED.

Gue tuh anaknya emang stick to EXO kok.

Gue nggak akan ngeh kapan SHINee akan rilis lagu baru untuk repackaged mereka kalau malam itu gue nggak scrolling timeline Twitter. Beberapa orang di timeline ada yang SHINee World juga, dan kemudian di situlah gue tahu kalau 'Married To The Music' akan dirilis.

Gue sangat excited. Bahkan malam itu bisa dibilang lebih excited dari biasanya. Udah lama gue nggak meluangkan waktu gue buat spazzing secara khusus. Dulu, pas kuliah selama 24 jam dalam satu hari, 20 jam adalah waktu spazzing dan 4 jam adalah waktu tidur. Hidup terasa sangat mudah sekali saat itu.

Tapi ketika malam 'Married To The Music' dirilis, dalam dua jam mulai 21:00 WIB sampai 23:00 WIB, gue bisa merasakan kebahagiaan 20 jam spazzing beberapa tahun yang lalu.

Thanks to SHINee.

Grup ini selalu berarti lebih di dunia fanboying gue. Fakta bahwa mereka adalah grup yang bikin gue suka KPop membuat SHINee punya ruang khusus di hati gue (HALAH! MUNTAH!). Sebelahan lah sama IU. Walaupun gue bukan Shawol dan gue juga nggak pernah secara resmi memproklamasikan diri gue sebagai Uaena, tapi gue sangat mengidolakan dua musisi ini.

Deg-degan. Gue klik link MV 'Married To The Music' malam itu. Ekspektasi gue tinggi. Karena MV 'View' kemaren kan SHINee bagus banget dan di luar dugaan banget. Gue yakin, 'Married To The Music' juga akan sama menyenangkannya dengan 'View'. Pas gue nonton,

Anjir.

ANJIR.

ANAK SETAN!

KUDA BETINA LEPAS KONTROL!

LINTAH KUDISAN!
*
*
Gue merasa Tuhan mendengarkan doa-doa gue dan membisiki SM Entertainment dengan kata-kata penuh cinta ketika Super Junior akhirnya comeback dengan ‘Devil’. Di saat yang sama gue juga lupa, kalau ternyata Tuhan sudah mendengarkan doa-doa gue dan membisiki SM Entertainment dengan kalimat-kalimat cinta ketika ‘Mamacita’ dirilis tahun lalu.

Hahahaha...

Kalau misalnya ‘Mamacita’ nggak punya konsep sketsa komedi yang lucu itu, mungkin gue akan menjatuhkan pilihan gue ke ‘Devil’ dan memberikan gelar sebagai MV Super Junior paling bagus selama 10 tahun terakhir. Tapi ternyata ‘Devil’ inipun belum bisa mengalahkan pesona ‘Mamacita’ buat gue pribadi.

Setidaknya di beberapa hal.

Oke, gue memang nggak bikin review soal ‘Mamacita’ karena sesuatu dan lain hal. Hahaha... entah apa yang terjadi tahun lalu gue juga nggak terlalu yakin apakah itu hal yang layak untuk dibahas atau tidak. Tapi membagi waktu untuk menulis buat pekerjaan kantor dan menulis untuk blog pribadi ternyata bukan perkara yang mudah. Dua tahun terakhir gue berusaha menyeimbangkan itu dan berhasil di satu poin, tapi kemudian gagal di poin yang lain.

Malah curhat.
Berharap setinggi-tinggi langit itu memang salah. Apalagi berharapnya sama SM Entertainment. Hanya karena mereka bikin video klip ‘View’-nya SHINee jadi bagus banget, bukan berarti video-video klip artis lain yang ada di bawah manajemen mereka juga akan sebagus itu. Permakluman sedikit, tolong untuk tidak memasukkan ‘Devil’ ke dalam kasus ini karena review ini ditulis jauh sebelum ‘Devil’ dirilis.

Masalah terbesar SM kadang-kadang adalah bahwa mereka tuh sering banget bikin ketimpangan antara grup yang satu sama grup yang lain dari segi video klip. Yang pada akhirnya membuat mereka dapat tuduhan “menganaktirikan” salah satu artis mereka.

Memang sih, keputusan untuk bikin MV dengan konsep science fiction, fantasy, drama atau kotak indomie itu semua berkaitan dengan budget yang dipunya manajemen. Atau mungkin lebih spesifik lagi budget yang dipunya sama artis yang bersangkutan. Makanya nggak usah heran kalau f(x) selalu dekat dengan predikat “anak tiri” karena memang mereka selalu dapet video klip yang begitu-begitu aja.

Alasannya cukup simpel: grup ini nggak punya pemasukan yang sebegitu banyaknya untuk dibuatkan video klip yang terkesan “modal”.

Nuff said.
*
*
Ya... tapi semua itu memang rahasia perusahaan. Ya SM juga nggak bakalan blak-blakan ngomong ke publik kalau “Tadinya sih, kita mau bikinin f(x) video klip yang #kekinian gitu dan konsepnya IMAX 3D dengan kamera supercanggih dan efek-efek luar biasa. Tapi sayang sekali yah, rencana hanya tinggal rencana. Maklum, f(x) masih kere.”

Biasanya walaupun MV-nya superbiasa dan membosankan, manajemen akan tetap mengeluarkan press release dan bilang semacem, “f(x) mau comeback nih, lagu barunya fresh dan nunjukkin warna musik f(x) banget! Dan tentu saja lebih baik dari yang sebelumnya. Tunggu aja!” seperti itu. Walaupun pada akhirnya itu hanyalah, apa sih, yang biasa anak-anak Kpop sekarang sebut dengan “Media Play” atau simpelnya “kata-kata manis dari manajemen buat publikasi artisnya semata”.

Kenapa kata-kata manis? Karena seringkali para kenyataannya nggak sebagus itu. Iya sih, ada beberapa yang memang worth to wait dan worth to believe gitu kalo lagi baca berita. Tapi karena kita lagi ada di topik f(x), sering banget SM tuh nge-troll parah. Kenyataannya nggak sebagus itu, enggak selayak itu untuk ditunggu-tunggu, enggak semenarik itu untuk dilihat.

Tapi waktu ‘Red Light’ bagus sih. Berhasil sih. Nah semoga di comeback mereka yang berempat nanti—oh, Sulli bye! Finally... tak ada yang menggantung di antara kita ya kelar semua urusan—SM mempersiapkannya dengan sebuah kemasan menarik sebagai re-branding dari f(x) dengan formasi baru.

Seperti halnya SNSD yang akhirnya mendapatkan momen re-branding mereka lewat ‘Party’.
*


*
(90% Curhat, 10% Review)

Perubahan itu sebenarnya baik. Tapi kadang-kadang, kita sebagai manusia yang punya ego agak susah menerimanya. Alasannya bisa macam-macam. Salah satunya mungkin karena sudah terbiasa dengan sebuah kondisi yang sudah berjalan selama ini.

Semua orang bisa berubah tanpa aba-aba. Ujug-ujug udah beda aja, padahal kayaknya kemaren nggak gitu. Semua orang tiba-tiba aja bisa jadi nggak seperti sosok yang kita kenal dulu. Tapi ya... dunia memang semengejutkan itu. Sama kayak kita nggak pernah tahu siapa yang akan mati duluan, apakah mereka yang sudah lanjut usia atau kita yang masih remaja berdosa.

Kita? ㅋ Lo aja kali Ron, sama sumpit bambu.

Gue inget banget waktu itu gue sedang menunggu-nunggu berita Luhan keluar dari EXO. Tepatnya 30 September 2014. Soalnya, abis konser EXO di Jakarta tahun yang sama, udah kedengeran rumor kalo Luhan mau keluar. Walaupun banyak yang nggak percaya (atau mungkin lebih ke denial) tapi gue kayak yang “Ya tinggal nunggu gong aja dipukul,” gitu.

Beberapa saat sebelum gue tidur di malam tanggal 29 September, gue entah kenapa berpikir kalo besok pagi pasti akan ada berita yang mengejutkan.

Eh bener aja. Ternyata beneran ada. Tapi bukan Luhan.

Jessica Jung.
Memang bener kata quote-quote yang banyak di-upload ke Instagram atau di Path itu: hidup memang penuh dengan kejutan.

Waktu teaser ‘COMING SOON 2015’ dirilis SM bulan Desember 2014 kemaren, gue pikir semua masalah-masalah yang terjadi pada EXO di sepanjang tahun 2014 akan tutup buku. Memasuki 2015 akan jadi tahun paling bahagia buat EXO sebagai grup, dan buat mereka yang ngefans.

Ah.... ternyata....

Malapetaka datang tanpa diduga-diduga. Lebih sakitnya lagi, malapetaka itu datang dari dalam grup itu sendiri (lagi). Beuh.... Bisa apa sih, kita-kita ini, yang cuma ngeliatin dari jauh doang. Kita-kita ini yang ‘그냥 international fan’ yang bahkan sering di-rolling eyes-in sama K-Fans. Cuma bisa menerima apa yang terjadi aja.

Yang bikin bete sebenarnya bukan “Kenapa sih, EXO lagi EXO lagi?” Tapi yang lebih bikin kesel itu karena orang yang bikin masalah kali ini adalah dia yang paling banyak banget cakap dari zaman dulu. Orang yang selalu bilang “sayang EXO”, “will never leave the stage”, “selamanya akan di dalam grup”, bahkan orang yang merasa paling tersakiti dan terkhianati pas Kris keluar.

Enggak cuma image-nya yang udah tercoreng. Sekarang jidatnya udah ada label FAKE besar banget (gue bahkan mulai berpikir kalau anak-anak EXO ini semuanya fake loh hahahahah doh). No offense, sorry not sorry, mian an mian, maaf maaf nih ya. Tapi kalau memang mau keluar, yaudah silakan, keluar. Maksud gue, kenapa sih urusan simpel kayak mau keluar gini dibikin terlalu banyak drama?

Semakin banyak drama, semakin keliatan fake-nya nanti di belakang. Kasian juga sama member lain yang akhirnya harus terlihat fake juga. Kalo misalnya tiba-tiba ada masalah di satu member, otomatis yang lain kesannya jadi jahat banget kan, membiarkan hal seperti itu terjadi pada satu orang ini.

Orang mungkin memang akan memaafkan seiring berjalannya waktu, tapi enggak semua orang akan melupakan. Hihihihi Kalau seleksi alam di EXO ini akan terus ada, ya nanti akhirnya kita akan lihat dan bisa membedakan, mana yang memang punya determinasi tinggi, bertahan, dan menjadikan EXO sebagai jalur karier mereka (dilandasi dengan TRUST seperti kata Zhang Yixing—yang kalo dia keluar abis ini udah berarti selama ini kakaknya paling fake dari yang terakhir kabur ke Amrika), dan siapa yang cuma menjadikan EXO sebagai batu loncatan semata.

Walaupun...

Ya...

Sebenarnya, memang, ya....

Gimana sih, kalo udah kayak gini emang fake-nya makin keliatan.

Nggak cuma satu, tapi semua.

Kemudian perasaan saya pun begajulan.

HAHAHAHAHA

Soal fake nggak fake sih, ya sebenarnya, ini dilematis juga. Ketika udah bicara soal dunia entertainment Korea ini, kita susah ngebedain mana yang fake mana yang beneran. Bahkan OTP yang kayaknya SO DAMN REAL banget eh ternyata malah ter-fake sepanjang masa. Kembali lagi bahwa semuanya, SEMUANYA, yang kita lihat di depan kamera itu hanyalah bagian dari pekerjaan mereka-mereka si idola-idola Kpop ini. Bagian dari kehidupan profesional mereka, bukan personal.

Sudah berapa lama suka Kpop? 3 tahun? 4 tahun? 5 tahun? Berarti sekarang waktunya buat nggak usah terlalu baper. Bisa membedakan mana yang profesional dan mana yang personal akan sangat membantu untuk tidak terlalu termakan omongan-omongan manis yang disampaikan di lirik lagu (ini profesional—tentu saja, siapa sih yang bakalan percaya? Orang lagu ‘Promise’ aja pernah dinyanyiin di konser pertama tapi abis konser pertama dia caw kok oknumnya).

Meanwhile, secara personal, kita (memang, mungkin, sebagian besar dari kita) enggak pernah tahu mereka kayak gimana. Kita bisa berharap secara personal masing-masing dari 12 member itu masih kontak, walaupun secara profesional mereka sudah nggak bisa lagi bareng-bareng. Tapi perlu juga diingat, mau seintens apa sih, mikirin kehidupan personal orang lain. Orang lain yang bener-bener orang lain. Yang bener-bener nugu. Yang bener-bener bahkan elo dikenal aja enggak. Significant others aja bukan.

Why wasting your precious time to think about that la? Mending bikin indomie kuah susu.

That’s why, let’s enjoy their profesional life aja entah itu musik, drama, film, variety show dan sebagainya, dan biarkan personal life mereka menjadi urusan mereka. I mean, kita semua punya kehidupan personal men, kenapa gak fokus dulu berumah tangga. #ea

#KEMUDIAN_NGACA_DI_CERMIN_TERBESAR_DI_DUNIA

Tapi yah, beginilah fandom. Kalo nggak ada drama enggak seru. Kalo nggak ada baper-baperan nggak menarik. Kalo nggak pernah ngerasain terlibat langsung dalam proses kepo terhadap kehidupan pribadi artis kesukaan kita berarti belum hidup di fandom. Kalo nggak ada berantem, enggak asik. Kalo nggak terlibat at least satu fanwar, berarti fandomya belom besar. Biasanya fandom besar pasti pernah fanwar. Potong kuping gue kalo ada yang nggak pernah.

Kayak punya kuping.

Empat atau lima tahun dari sekarang, atau mungkin satu tahun dari sekarang, atau kalau dikasih hidayah satu hari dari kalian membaca postingan ini (JAMA'AH~~~~ OOOO JAMA'AH~~~), mungkin kalian akan tertawa dengan semua drama, baper, dan fanwar yang sudah terjadi.

Nggak apa-apa. Buat bahan penyemangat hati yang luka kalau lagi rapuh. Ampuh banget loh itu.
*
Sebenernya kalian EXO atau T-Ara sih, kok Number 9. (karena tak bisa lagi mengidentikkan SNSD dengan angka 9)
*
Dulu, dulu sekali, jauh sebelum gue tahu Korean Pop dan tenggelam dalam kenistaan dunia fanboy Kpop ini, gue ngefans banget sama Mandarin Pop. Ada dua grup yang selalu gue ikutin dan bisa dibilang gue ngefans ala-ala lah sama mereka sejak 2006 sampai 2009: S.H.E dan Fahrenheit.

Ngomong-ngomong soal Mando-pop sih sebenernya udah jadi genre musik yang gue suka sejak lama. Bahkan sejak SD gue udah dengerin lagu-lagu 5566. Gue inget banget, dulu gue beli kaset tape mereka dengan harga Rp 17.500 dan dapet poster gede banget terus gue tempel di kamar. Tapi kemudian poster itu dicopot paksa sama nyokap dan sobek. Terus gue ngambek sebulan.

Selain 5566, gue juga dengerin beberapa lagu F4. Ada satu temen SD gue yang suka banget sama Jerry Yan karena ‘Meteor Garden’. Kita pun berantem seperti halnya fans-fans zaman sekarang ngerebutin Baekhyun. Dulu kita berantem mana yang lebih keren, F4 atau 5566.

Saking sukanya sama S.H.E dan Fahrenheit pas SMA, hampir semua drama Taiwan yang ada personel mereka gue tonton. ‘Hana Kimi’ adalah yang jadi favorit gue. SELAMANYA, MAKASIH. MAKASIH JUGA KOREA SUDAH GAGAL BIKIN VERSI KOREANYA MAKASIH BANYAK LOH.

Persislah kayak apa yang terjadi ketika gue suka Kpop sekarang ini. Bedanya, dulu pas zaman-zaman suka Mando-pop, temen buat spazzing nggak terlalu banyak. Bahkan bisa dibilang hampir 0. Dan for the sake of tidak menjadi alien di pergaulan, gue pun meracuni beberapa temen deket gue buat suka juga sama Mando-pop dan drama Taiwan.

Dua orang jatuh ke perangkap. Satu lainnya nggak mempan dan masih lebih milih ngefans Paris Hilton dan Beyonce, sementara satu lagi lebih memilih untuk jadi fangirl Shah Rukh Khan dan Kajol.

Well, at least gue ada temen lah buat bahas gini-ginian di sekolah.

Hape Nokia 5200 gue dulu penuh dengan lagu-lagu Mandarin. Bahkan setiap hari gue ngomong sok-sok bahasa Mandarin. Niru-niru yang ada di drama. Pokoknya sesuka itu deh sama drama Taiwan dan Mando-pop. Sampai di tahun 2008 temen gue yang tadi gue racuni mulai kenal Kpop.
Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2024 (5)
    • ▼  Maret (2)
      • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
      • I Know..., But I Dont Know!
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • Tutorial dan Cara Main Game Superstar SMTOWN
  • EXO MAMA MV: Review Saya! [PART 2]
  • Girls' Generation: "I Got A Boy" Music Video Review Saya!
  • Final Destination 5: REVIEW!
  • Superstar SMTOWN Tips & Trik: Jual Kartu yang Numpuk
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

#vlognyaron on YouTube

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes