• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron
Aduh-aduh... bete berkepanjangan kayaknya gue dari hari ke hari. Kenapa sih perasaan gue ini seperti sedang ditusuk jaruk beracun, nyerinya bikin ubun-ubun rasanya berdenyut dan hampir meledak, bikin mata jadi nggak fokus ngeliat, bikin otak jadi nggak bisa berpikir? Nggak tahu deh... Belakangan gue malah tambah gila, apalagi di dalam kamar kosan yang sempit dan mulai membosankan ini. Setiap kali yang gue lihat hanyalah meja belajar dengan wanita tercantik yang pernah ada di kamar gue ini: Eci. Dan selain itu? Hanya ada lemari lusuh, pintu kamar mandi bopeng, tembok yang bermotif lumut, dan kardus-kardus di atas kamar mandi yang kian hari kian banyak. Bosen...

Kalau dipikir-pikir, nggak enak juga ya hidup jauh dari keluarga? Kalau lagi ada masalah atau lagi galau kayak gini, nggak bisa melampiaskan kekesalan, kemarahan dan lain-lain. Apalagi sekarang (tepatnya empat bulan belakangan ini) kebiasaan gue teriak kalau lagi stress itu nggak bisa terealisasi karena gue nggak kenal siapa-siapa di kosan ini. Gue nggak bisa teriak-teriak kayak orang gila karena itu akan membuat orang-orang curiga kalau gue sedang diperkosa sama setan atau sedang nonton film kartun yang kelewat lucu.

Seharusnya menjelang liburan gini gue sudah packing, siap-siap buat pulang kampung dan menikmati liburan. Ketemu sama mama tercinta dan kakak-kakak juga ponakan. Aduh... kangen sama semuanya. Tapi sebenarnya kalau keluarga menurut gue nggak begitu gimana-gimana sih karena mau nggak mau satu setengah tahun terakhir ini memang harus jauh dari keluarga. Yang paling gue nggak bisa itu adalah jauh dari temen-temen sekelas di IKP.

Berasa banget deh kalau weekend itu gue ngerasa kayak orang bego di kamar. Mulut menganga, mata melotot, antara bangun dan tidak, antara sadar atau pingsan, antara hidup dan mati. Gue merasa weekend adalah hari dimana gue menjadi orang yang depresi karena nggak bisa ketemu sama temen-temen. Oh yeah, gue ngerasa ada yang beda di weekdays karena temen-temen sekelas di IKP. Walaupun gue tahu, ada beberapa dari mereka yang sedang marah sama gue karena kesalahan bodoh dan konyol gue beberapa bulan lalu, tapi gue tetep kangen sama mereka kalau weekend.

Belakangan ini, ide menulis cerita pendek, fanfiction atau niat melanjutkan proyek novel gue sedang tertunda. Hal itu dikarenakan pikiran-pikiran gue tentang sesuatu yang sebenarnya nggak penting, tapi selalu aja bikin gue kalah: cinta.

Ya... harusnya cinta itu justru bisa memotivasi gue buat lebih berkarya kan ya? Tapi ini malah bikin gue semakin depresi. Apa karena gue nggak bisa mendapatkan cinta itu karena orang yang gue suka itu udah punya pacar dan pacarnya itu sayang banget sama dia dan dia sudah bilang ke gue kalau dia nggak akan cari pilihan lain? Ya... bisa jadi karena itu. Pengalaman pacaran yang sama sekali nol membuat gue berpikir bahwa hidup ini nggak cuma sekedar makan, tapi juga stres karena pikiran-pikiran tentang cinta yang bahkan tersentuhpun tidak. Huff... Dunia memang aneh.

Gue inget percakapan gue sama salah seorang temen yang ketika gue tanya tentang hubungannya dengan pacarnya,

“Lo sayang ya sama dia?”
“Sayang...”
“Menurut lo, dia sayang nggak sama lo?”
“Sayang lah...”
“Tahu dari mana?”
“Karena dia nggak punya orang lain dan hatinya selalu terpaut sama gue...”
“Bener begitu?”
“Iyalah...”
“Kalau seandainya lo berjodoh sama dia dan akhirnya menikah, lo seneng nggak?”

Dia senyum-senyum kayak kodok lagi makan cicak bunting.

“Seneng nggak?”
“Seneng...” Jawabnya sok imut.
“Tapi kalau suatu ketika seandainya lo dan dia nggak berjodoh, dan harus berpisah karena perbedaan prinsip dan budaya, lo ikhlas nggak?”
“Kalau itu yang terbaik buat gue, kenapa nggak?”
“Kalau seandainya ada orang yang sayang sama lo dan dia bener-bener cuma punya lo di hati dia, lo mau nggak sama dia?”

Dia diam, nggak jawab.

Ya tentu saja... pertanyaan terakhir hanya terucap dalam hati. Hahahaha... Berasa gue kenal sama orang yang suka gitu sama temen gue itu sampe-sampe pertanyaan itu hampir keluar. Tapi emang sih, gue kenal orang yang sayang sama dia tapi nggak berani ngomong.

Dari situ gue belajar bahwa sebenarnya pacaran itu nggak cuma sekedar telepon dan SMS. Pacaran itu nggak cuma sekedar berganti status dari single ke taken. Tapi pacaran itu sesungguhnya adalah sebuah tahap penting menuju keseriusan. Temen gue itu misalnya, ketika gue mengajukan pertanyaan yang serius, masalah menikah contohnya, dia pasti akan menanggapinya dengan serius dan dengan wajah yang sumringah bahagia. Tapi ketika gue tanya soal masalahnya, berantemnya, mukanya pasti langsung kayak kodok lupa makan tiga hari. Temen gue itu punya komitmen, dan komitmennya itu direalisasikan dengan rasa cintanya ke pacarnya itu. Kalau gue bilang, dia adalah salah satu dari banyak cowok yang ternyata sedikit, yang mau berkorban banyak buat pacarnya. Ya... itu pujian terbesar dari gue.

Sekarang gue justru bingung sama postingan kali ini... sebenarnya ngomongin pacar, temen, labil, atau apa sih?

#mikir

#putusasa

Hmmm... mungkin lebih kepada curahan hati galau kali ya... Untung gue masih bisa nulis. Kalau nggak bisa, gue tabok tuh orang yang namanya Choi Siwon sama Lee Donghae *nggaknyambung*

Anneyong...

Gue merasa banyak yang curiga sama gue belakangan ini...

Back again... Senang sekali rasanya bisa selalu menulis dan berbagi ke semua pembaca blog gue yang pastinya sudah betah dengan bau kaos kaki dan bau hidup gue (positif thinking aja ada yang baca, semua berawal dari positif thinking!)

Nah, ternyata kegalauan gue terjawab nih hari ini. Hahaha... Jadi hari natal ini rencananya gue akan ke jalan-jalan ke mana gitu seorang diri, seperti biasa, gue mau menjalankan satu-hari-amnesia gue dan melupakan UAS dan segala kewajiban belajar gue buat ngerjain soal-soal hari Senin sampai Kamis besok. Aduh aduh aduh...

Gue tadi ke Gramedia dan nemu beberapa buku menarik yang sudah siap untuk gue baca dan akan gue beli! Salah satunya adalah Nibiru. Gue tadi pagi nggak sengaja nonton TV One dan disitu dihadirkan penulis novel ini. Katanya sih novel ini novel fiksi petualangan gitu tentang Indonesia di zaman 13000an sebelum masehi dan serunya lagi, ini khayalan yang mendidik dan genre nya mirip-mirip Harry Potter gue suka. Belum sempat beli sih, soalnya gue pengen beli DVD dulu baru beli ini buku. Tapi.... nggak kuat nahenn... harganya 78 ribu. Gue akan beli bulan depan. Kalau yang belom liat, ini covernya:
Cover Nibiru
Menurut gue ceritanya menarik karena pada dasarnya gue sangat menyukai fiksi adventure dan gue rasa ini akan jadi salah satu buku favorit gue setelah Harry Potter karena Twilight gagal menarik perhatian gue. Dan oke nya lagi, yang nulis orang Indonesia! Bangga gitu gue. Oke suatu saat gue akan punya buku yang sama, gue akan punya buku fiksi adventure gue sendiri dengan dunia ciptaan gue. Hehehe... Amin...

Nah, jadi setelah dari Gramedia tadi, gue gamang dan galau. Biasalah... something gonna happen kalau gue sudah merasa seperti itu. Dengan ditemani sebotol Pocari Sweat dan Lima buat gorengan yang membuat jerawat gue semakin banyak, gue nongkrong depan TV sambil nonton BBB di ANTV. Setelah itu gue mulai ritual malem minggu gue: MENCUCI. Hahaha... nasib anak kosan. Tapi tiba-tiba ditengah keasikan gue memijat, membelai, dan mengucek cucian, tiba-tiba Luigi* berdering dan menyanyikan lagu Bonamana. Hey, ada telepon. Gue liat layar ponsel gue dan si Necha Harza menelpon. Tumben malem-malem, biasanya sih cuma miskol doang kalau mau beli pulsa atau semacemnya tapi yang ini dia beneran nelpon. Tangan gue masih basah bekas deterjen, akhirnya gue lap di rambut dan baju gue biar praktis. Terus gue angkat teleponnya.

"Iya Cha?"
"Ron, coba lo buka transtv dot ko dot ai di deh, disitu ada video kita jadi nominasi 9 video terbaik. Lo cek sekarang apa gue salah liat?"
"Hah? Wow... serius? Gue lagi nyuci nih, nggak lagi online."
"Ya lo online sekarang, terus liat, oke? Jangan lupa online facebook."
"Oke sip..."

Sumpah deh gue deg-degan banget. Soalnya selama ini pihak Trans TV nggak ngasih jawaban tentang kapan itu lomba video kreatif diumumin. Akhirnya gue langsung menuju Eci** dan mencolokkan listrik dengan serta merta ke Eci. Langsung nancepin modem dan buka situs trans tv. Waktu gue lihat, wow, Alhamdulilah ternyata benar. 9 Nominasi Video Terbaik dan video Jika Aku Menjadi Wishnutama buatan Gue, Necha, Ryan dan Abim ada di urutan 9. Eh, seneng banget. Seperti biasa, Necha dan Gue ribut di twitter dan status facebook sementara Abim yang nggak pernah facebookan lagi cuma gue kabarin lewat sms, begitu juga Ryan. Seneng bangettt :DDD Ini link Videonya gue share nih di bawah, baru bisa share sekarang di blog bukan di postingan gue tentang proses syutingnya (Sahabat, Canggung dan Syuting), biar fair... Nah karena sudah ada pengumuman, jadi gue share disini. Check :)




Itu yang jadi Nadia adalah adiknya Abim dan yang jadi murid-muridnya adalah temen-temennya Nadia. Lucu banget cara ngomongnya Nadia khas anak SD banget :p seneng deh... Sebenarnya skripnya itu lumayan panjang, soalnya Necha itu terlalu kreatif. Cuma karena Nadia juga agak kesusahan bacanya, jadi skrip yang panjang itu cuma jadi segini:

JIKA AKU MENJADI WISHNUTAMA, HIDUP INI INDAH seperti CELEBRITY ON VACATION. Sebagai PROMOTOR PEPPY THE EXPLORER yang  GAUL BARENG BULE, hidupku KEJAR TAYANG oleh  REPORTASE INSERT. JELANG SIANG aku si SINDEN SAHABAT JP yang  CERIWIS akan ONLINE untuk BELAJAR INDONESIA.  Meski TERMEHEK-MEHEK me-NGULIK BIOSKOP TRANSTV, tapi LOE BOLEH GILA untuk INDONESIA MENCARI BAKAT dan menjadi RANKING 1.

Nggak tahu kenapa gue suka banget sama dialognya. Hehehe... ide gue dan Necha yang membuat skripnya kemudian di revisi sama Abim. TOP banget deh pokoknya. Suka suka suka :D

Kepedean ternyata berbuah manis ya? Sejak awal gue selalu meyakinkan yang lain kalau kita akan berhasil, ternyata Alhamdulilah berhasil. Sekarang nggak tahu deh gimana kelanjutannya, tunggu kabar dari Trans TV dulu :)

Well, urutan ke 9 berarti memang kita jodoh banget sama ulang tahun ke 9 Trans TV yang bertajuk Trans 9emilang Indonesia 9emilang. Kita memang di nominasi urutan terakhir, sembilan, tapi sembilan, menurut gue adalah angka keberuntungan. Sembilan itu angka terakhir, sembilan itu jackpot, sembilan itu berkah :) Kita akan jadi Juara! Amin...


Catatan Kaki:

Luigi = Ponsel LG GW 300 gue.
Eci    = Laptop Acer 4520 gue.
Halo halo halo... senang sekali rasanya bisa menulis lagi. Walaupun postingan terakhir gue tercatat adalah semalam, tapi gue sudah rindu dengan blog gue yang bau ini. Hahahaha... Gue masih berusaha melewati rintangan pikiran dan rintangan godaan lain agar bisa menyelesaikan tugas Bisnis Industri Media Televisi nih... Bahkan hari ini gue berniat untuk sejenak amnesia dengan semua masalah tugas, ujian, dan kuliah. Akhirnya, tadi pagi gue mengatur sebuah rencana untuk menghabiskan waktu di luar. Gue akan nonton Film Dalam Mihrab Cinta yang baru perdana tayang di bioskop kemaren. Awalnya sih pengen ngajak si Ryan, soalnya dia kayaknya suka sama film-film dari novelnya Kang Abik (sempat baca di info facebooknya dulu, film favoritnya KCB sama AAC). Tapi yah, kesibukan namja* itu membuatnya tidak bisa menentukan jadwal bahkan untuk bersenang-senang. Oke, biarkan dia sendiri dengan segala pikirannya dalam mengejar karirnya sebagai penyair radio. Gue dukung lo, bro! Hahahaha

Yayaya... Abis sholat jumat tadi, rencana untuk kabur dari kurungan kamar gue terbentuk. Gue akan nonton jam setengah tiga untuk film Dalam Mihrab Cinta, kemudian ngaso-ngaso sampe maghrib, dan setelah sholat maghrib gue akan mengerjakan BIMTV di Dunkin Donuts' seperti waktu ngerjain tugas video waktu itu. Tapi eh tapi, ternyata filmnya berenti lebih cepat dari pikiran gue dan rencana terakhir itu batal. Sedih...

Well, sekarang gue akan memberikan pandangan gue tentang film Dalam Mihrab Cinta ini. FYI, film ini diperankan oleh Dude Harlino sebagai Syamsul Hadi, Asmirandah sebagai Silvy, Meyda Sefira sebagai Zizi, Tsania Marwa (oh cantiknya cewek ini) sebagai Nadia (adik Syamsul), dan Boy Hamzah sebagai Burhan. Nah itu pemeran-pemeran utamanya. Kalau pemeran pembantu ada banyak banget dan semuanya adalah artis-artis SinemArt... Oh well, nanti kita bahas itu. Sebut saja ada Elma Theana, Anwar Fuadi, Iszur Muchtar, terus juga... aduh gue lupa nama-namanya, tapi yang jelas kalau udah sering nonton sinetron SinemArt pasti nggak akan asing sama muka-muka itu. Dan beberapa cameo juga diambil dari pemeran-pemeran di film KCB.

Gue nggak pernah baca bukunya, jadi review gue nggak akan nyebut-nyebut perbedaan film dan buku dan nggak akan ngungkit-ngungkit buku :)

Poster Film Dalam Mihrab Cinta
 Film ini bercerita tentang Syamsul Hadi seorang anak juragan batik (kalau gue nggak salah menyimpulkan, karena di awal ada keliatan adegan bule-bule lagi milih-milih baju batik dan di akhir ada adegan bungkus batik) yang berencana buat mondok di salah satu pesantren (gue lupa namanya, jujur aja, soalnya dari awal adegan film ini ada banyaaak banget masjid dan pesantren). Ketika dalam perjalanan ke Kediri dengan kereta, dia bertemu dengan seorang perempuan berjilbab bernama Zizi dan saat itu mereka harus duduk bersebelahan di kereta. Zizi sedang menangis saat itu karena ayahnya meninggal sementara kedatangan Syamsul dan bicara padanya membuatnya takut karena Syamsul berambut gondrong dan kelihatan seperti preman alih-alih santri. Syamsul duduk di sebelah Zizi yang memilih duduk di dekat jendela. Dan ketika tiba di sebuah stasiun dan kereta mulai kosong karena banyak penumpang turun, Syamsul memutuskan untuk pindah duduk di kursi lain demi kenyamanan Zizi. Nah, nggak sengaja, Syamsul mergokin seorang pencopet yang sedang mencoba mengambil tas Zizi, akhirnya Syamsul berantem sama tuh copet dan tangannya luka kena piso. Zizi merasa sangat diselamatkan oleh Syamsul dan dari situlah tumbuh benih-benih cinta.

Nah, si Syamsul akhirnya masuk ke pondok dan bertemu dengan Burhan. Burhan ini ternyata nggak suka sama Syamsul karena waktu di stasiun, Burhan melihat Syamsul mengobrol dengan Zizi. Burhan ternyata menyukai Zizi. Di pondok pesantren, Burhan menjebak Syamsul sehingga Syamsul akhirnya dituduh sebagai pencuri karena dipergoki mengambil dompet Burhan dari dalam lemari Burhan yang padahal Burhan sendiri yang menyuruh Syamsul mengambil dompet tersebut karena Burhan ingin mentraktir Syamsul. Syamsul akhirnya dihakimi massa dan digebugin sana sini. Bonyok sana sini dan dia dipermalukan di depan semua santri. Syamsul dikeluarkan dengan tidak hormat dari pesantren dan rambutnya harus dibotaki. Tidak sampai situ saja, keluarga Syamsul semua menganggapnya sebagai penjahat, maling, tidak tahu aturan. Ayahnya dan dua kakaknya bahkan menghina dia habis-habisan karena telah mempermalukan keluarga. Sementara itu Syamsul hanya mendapat dukungan dari Nadia dan Ibunya. Karena mulai merasa tidak betah di rumah dengan segala tekanan, Syamsul akhirnya kabur meninggalkan rumahnya.

Dalam kaburnya, Syamsul menjalani hidup sebagai sebatang kara. Ketika uangnya sudah habis, akhirnya dalam sebuah kesempatan di metro mini dia mencopet sebuah dompet milik seorang wanita. Sialnya dia ketahuan dan dihakimi massa (lagi) dan akhirnya dibawa ke kantor polisi dan dipenjara. Tapi Syamsul mengaku namanya Burhan, bukan Syamsul. Berita itu akhirnya masuk ke koran dan sampai ke keluarga Syamsul. Ayahnya semakin meradang, sementara ibunya masih tidak percaya bahwa itu Syamsul karena namanya menggunakan nama Burhan. Nadia juga demikian, tidak percaya. Tapi Nadia berinisiatif untuk menemui orang yang mirip Syamsul yang bernama Burhan itu di penjara di Malang.

Di dalam penjara, Syamsul satu sel dengan dua orang penjahat kelas kakap yang sudah profesional. Mereka memberikan ilmu kepada Syamsul bagaimana caranya mencopet yang baik. Saran yang gue ingat adalah: Jangan mencopet lebih dari dua kali dalam sehari karena itu akan melelahkan diri sendiri. Dan yang lucu, ketika penjahat itu bilang apakah Syamsul mau mencopet dan jadi penjahat, Syamsul berkata "Insya Allah" Hahahaha... Nadia akhirnya datang ke penjara dan menemui Syamsul. Nadia sempat tidak percaya bahwa itu adalah kakaknya, tetapi ternyata memang benar kakaknya. Syamsul meminta Nadia untuk menebusnya keluar dari penjara dan akhirnya Syamsul bebas. Dalam perjalanan pulang bersama Nadia, Syamsul buru-buru naik sebuah metro mini dan kabur. Hingga akhirnya dia tiba di Jakarta.

Di Jakarta, Syamsul hidup dari masjid ke masjid. Berusaha untuk memperbaiki dirinya dan mengubur semua kenangan masa lalunya termasuk pernah di penjara. Tetapi itu tidak bertahan lama ketika akhirnya dia menyerah pada keadaan dan uangnya mulai habis. Dia mulai mencopet dan kali ini berhasil dengan sukses! Dia menjadi copet profesional. Setiap dompet yang didapatkannya selalu dicatat identitasnya dan hanya diambil uangnya saja, sisanya (KTP, ATM, dll) dia simpan. Sampai pada suatu hari dia mencopet sebuah dompet milik Silvy. Dalam dompet Silvy ada banyak uang tunai, tetapi yang menarik perhatian Syamsul adalah foto yang ada di dompet itu. Foto Silvy dengan Burhan. Di belakang foto itu tertulis, "Untuk Sayangku Silvy, dari Cintamu Burhan." Kalo nggak salah begitu, tapi kalo salah, ya kurang lebih makna nya begitu. Hahaha... Nah dari foto itu, Syamsul penasaran sama si Silvy, akhirnya dia mencatat alamat Silvy. Dengan modal pinjem motor dari pengurus masjid setempat, dia pergi ke rumah Silvy di daerah Parung Timur. Syamsul sempat tidak bisa masuk ke komplek perumahan Silvy karena terhalang oleh satpam, tetapi dia ingat satu nasehat penjahat dalam penjara, "Jangan pernah memberitahukan siapapun apa rencana kita yang sebenarnya," Akhirnya Syamsul berbohong pada satpam. Dia bilang kalau dia mau ke rumah nomor 17, padahal rumah Silvy sebenarnya nomor 19. Tetapi, kebetulan satpam itu kenal dengan penghuni rumah nomor 17. Satpam mengira kalau Syamsul adalah guru ngaji yang sedang dicari oleh pemilik rumah nomor 17 yang memang sedang mencari guru ngaji dan saat itu Syamsul juga menggunakan kopiah putih dan dikira ustad. Akhirnya Syamsul bisa masuk ke komplek perumahan itu. Dia menuju rumah nomor 19 pada awalnya, tetapi kemudian dia berubah pikiran dan datang ke rumah nomor 17. Pemilik rumah menerimanya dengan sangat baik karena mereka mencari guru ngaji yang seperti Syamsul. Dan Dela, anak yang akan diajar mengaji juga menyukai Syamsul. Nah... disanalah Syamsul bertemu pertama kali dengan Silvy. Ternyata Silvy adalah guru privat matematika Dela.

Sejak mengajar mengaji di rumah Dela, kehidupan Syamsul mulai tertata. Dia mulai tidak mencopet lagi dan mulai bertobat. Bahkan dia menjadi ustad yang sangat disegani di lingkungan tempat tinggal Dela dan Silvy. Beberapa kali dia menjadi Imam secara tidak sengaja di masjid setempat, memberikan ceramah di masjid setempat, dan banyak yang menyukai ceramah dan juga bahasan-bahasan agama Syamsul. Suatu hari seorang produser acara ceramah di TV merekrutnya menjadi ustad di acara ceramah dan mengontrak Syamsul. Hidup Syamsul yang awalnya pencopet, kini menjadi ustad yang disukai. Syamsul bahkan mendapatkan uang dari syuting-syutingnya di TV. Dan dia berpikiran bahwa dia harus mengembalikan dompet dan uang yang telah di copetnya selama ini. Lucunya, dia mengganti uang yang dulu dicopet dari dompet orang-orang dan mengirimnya melalui pos kembali ke orangnya. Dan begitu pula dompet Silvy, kembali ke tangan Silvy dengan sebuah surat. Yang lucu dari surat itu adalah baris ini: "Ini saya kembalikan dompet beserta semua isinya, uang dan segalanya saya kembalikan dengan tidak ada kurang sedikitpun, bahkan SAYA LEBIHKAN LIMA PULUH RIBU." Semua pada ngakak di studio 2 itu.

Yah... alur mulai kayak sinetron, Syamsul ketemu lagi sama keluarganya, keluarganya baik lagi sama Syamsul, sampai akhirnya tiba waktunya Syamsul harus jujur ke Silvy bahwa dia adalah mantan copet dan pernah dipenjara. Ketika itu Syamsul dan Silvy mulai jatuh cinta. Awalnya Silvy nggak terima, tapi akhirnya toh mereka akan menikah juga. Tapi sebelumnya, di awal banget ketika Syamsul ketemu sama keluarga Silvy, Syamsul sempat menceritakan tujuan sebenarnya dia menemui Silvy pada ayah Silvy yaitu untuk memberitahukan bahwa Burhan yang ternyata tunangan SIlvy, adalah seorang playboy. Syamsul menceritakan kasus Burhan ke ayah Silvy dan entah bagaimana, ternyata Burhan ketahuan memfitnah, dan akhirnya dia dipenjara. Nah... ketika masalah Burhan dan Silvy sudah selesai dan hari pernikahan sudah dekat Silvy dan Syamsul sudah dekat, Silvy malah kecelakaan dan meninggal dunia.

Di satu sisi, ketika Syamsul hilang dan tidak memberi kabar, Ibu Syamsul dan Nadia justru dekat dengan Zizi. Akhirnya, yeah, seperti yang sudah bisa gue tebak, karena dari awal Zizi juga suka sama Syamsul, akhirnya mereka berdua menikah... Fin :O

Oke, sekarang kita ke bagian pendapat bau gue. Hahaha...

Secara keseluruhan, nggak ada sesuatu yang membuat sinetron ini WOW banget. Nggak ada promosi berlebihan kayak KCB dan AAC. Film ini bisa dibilang kayak sekedar proyek SinemArt untuk mengembalikan kerinduan penonton akan film religi karya Kang Abik. Kenapa gue bilang gitu? Ya karena nggak ada yang spesial di film ini. Nggak kayak AAC yang fenomenal banget. Ceritanya juga menurut gue biasa aja terlepas dari bukunya yang best seller. Ceritanya sinetron banget, entah apa karena gue memang terlalu sering melihat Asmirandah dan Dude Harlino dan semacemnya, tetapi memang ya... sinetron banget.

Alurnya nggak ngebosenin, karena cepet dan mengalir, mungkin juaranya disini nggak kayak KCB 2 yang kayaknya lebih sinetron daripada DMC ini. Gue suka jadi nggak terlalu bikin nunggu-nunggu moment pentingnya ada dimana. Ceritanya ringan dan menghibur dan jelas kalau Kang Abik mah, masalah agama pastinya jadi urutan paling atas. Tapi ceritanya sebenarnya universal banget kok, nggak begitu kayak KCB yang banyak sekali nuansa Islamnya. Bahkan kalau gue bilang, Syamsul Hadi adalah tokoh karangan Kang Abik yang paling realistis. Kenapa? Karena :

1. Dia memperlihatkan bahwa dia adalah manusia biasa yang bisa benci sama manusia lain. Kelihatan dari penggunaan kata "Bajingan" waktu dia di fitnah sama Burhan.

2. Dia punya dendam pribadi sama Burhan terlihat dari dia menggunakan nama Burhan ketika dia ditangkap polisi, dia berusaha menggagalkan pernikahan Burhan dengan Silvy. Yang kedua mungkin wajar karena dia tahu Burhan orang jahat, tapi kalau dia nggak ada dendam sama Burhan, nggak penting juga kali ya ngasih tahu Silvy kalo Burhan orang jahat, toh pada awalnya Syamsul dan Silvy juga nggak saling kenal.

3. Dia selalu melakukan kontak mata dengan Silvy. Manusiawi banget kan? Kalau Azzam kan selalu menghindari kontak mata dengan Anna sebelum akhirnya menikah, bahkan dengan Eliana sekalipun Azzam selalu istigfar.

4. Syamsul yakin dengan pilihannya ke Silvy tanpa bingung-bingung mikirin perasaan Zizi. Nggak kayak Fahri yang heboh mikirin perasaan Maria dan Aisha. Syamsul lebih to the point.

5. Syamsul adalah copet karena butuh uang. Ini deh yang kayaknya manusiawi banget dari tokoh seorang ustad. Gue suka banget sama yang ini. Bukan karena mencopetnya, tapi hal ini lebih menunjukkan bahwa sebenarnya ustad juga manusia. Bukan orang suci.

Kalau dibandingin sama AAC, KCB 1 dan KCB 2, gue akan menempatkan DMC di urutan ketiga setelah KCB 1 dan AAC sementara KCB 2 di urutan terakhir. Kenapa? Pertama, dari segi cerita DMC kalah jauh sama AAC yang lebih tajam karena menyangkut antara hubungan percintaan Kristen dan Islam, terus pemain-pemain AAC juga lebih menggebrak karena sebelumnya Fedi Nuril memang nggak terlalu gimana-gimana kecuali di Garasi, begitu pula dengan Rianti dan Carissa Puteri, pengemasan juga gue lebih suka AAC walaupun mungkin adegan Mesir nya palsu. Nah kalau dibandingkan dengan KCB 1, DMC kalah di promosi dan pemain. KCB 1 pemain-pemainnya baru, walaupun aktingnya mungkin belum sebagus Dude dan Asmirandah di DMC, tapi kehebohan pemain baru inilah yang membuat KCB justru laku. Memang sih DMC juga di casting terbuka, tapi tetep aja menurut gue, karena ini produksi SinemArt, jadi artis-artisnya juga harus dari SinemArt. Dan gue nggak ngeliat ada pemain baru yang masuk lewat jalur casting terbuka di DMC. Jujur... apa gue nggak begitu perhatiin? Tapi memang nggak ada sih. Siapa coba? Dude? Andah? Meyda? Marwah? Semuanya artis SinemArt dan semua rata-rata sudah terkenal. Jadi jelas ini sudah diatur sama om Leo Sutanto selaku produser. Terus... KCB 1 lebih kaya shot deh kayaknya karena di Mesir dan kayaknya WOW aja gitu ada film yang syuting di luar negeri. Mungkin KCB 1 menang disitu. Kalau dari akting pemain sih gue kira DMC lebih baguslah karena lebih senior.

Selanjutnya dari segi Twist cerita yang KANG ABIK BANGET kalau menurut gue. Coba deh perhatikan AAC, KCB dan DMC. Satu cowok, disukai sama dua atau lebih cewek. Ketika ada satu cewek yang benar-benar mencintai cowok itu tapi si cowok menjatuhkan pilihannya pada yang lain setelah melalui proses istikharah atau karena memang cewek yang suka ke cowok itu sudah ada pasangan, pasti pada akhirnya si cewek tetap akan mendapatkan cowok itu. Konsep jodoh di tangan Tuhan inilah yang selalu di berikan Kang Abik di setiap filmnya. Kita lihat Ayat-Ayat Cinta, Aisha sangat mencintai Fahri tetapi Fahri tidak bisa menyembunyikan perasaannya pada Maria sampai akhirnya dia menikahi Maria juga. Pada akhirnya Maria meninggal dan Fahri hanya untuk Aisha. Aisha memang jodoh untuk Fahri dari Tuhan. Sekarang ke KCB, Azzam sangat menyukai Anna dan begitu pula Anna, tetapi Anna sudah lebih dahulu di lamar oleh Furqon dan Azzam merasa tidak pantas untuk Anna karena Anna lebih tinggi gelarnya daripada Azzam. Pada akhirnya, Furqon dan Anna menikah lalu bercerai. Kemudian Azzam berusaha untuk mencari jodohnya, tetapi gagal. Sampai akhirnya ayah Anna menjodohkan Azzam dengan Anna. Anna memang jodoh untuk Azzam. DMC juga mengulang cerita yang sama, ketika Zizi mencintai Syamsul dan Syamsul memilih Silvy, kemudian Silvy meninggal dan akhirnya Zizi menikah dengan Syamsul. Zizi memang jodoh untuk Syamsul. Kan? Semuanya satu tipe dan tipe itu adalah JODOH DI TANGAN TUHAN.

Kalau dari shot dan adegan sih, nggak ada yang istimewa di DMC, semuanya sinetron dan seperti film kebanyakan. Shot yang paling bagus menurut gue adalah adegan kecelakaan Silvy. Modal besar SinemArt merusak mobil bagus gitu. Hahaha... Jadi Silvy itu kecelakaan, dan mobilnya terbang nabrak kios gubuk pinggir jalan dan terbalik. Cuma yang gue heran, kenapa mobilnya bisa terbang begitu? Nggak ada shot yang ngasih liat mobil itu nabrak batu atau apa sampai akhirnya melayang. Padahal Silvy cuma menghindar dari tukang ojek yang lewat naik Mio doang, banting setir, nah kok bisa terbang? Hahaha... Lucunya disitu kali ya... ada miss aja kayaknya. Tapi adegan ini tetep juara buat gue.

Well, overall memang sangat sinetron sekali, tapi setidaknya Dalam Mihrab Cinta adalah film yang dari segi moral, cerita, pesan, sangat sarat dengan makna dibandingkan lo harus nonton Cin, Tetangga Gue Ternyata Kuntilanak, atau film-film horor esek-esek sejenis.

Good Job buat SinemArt, mungkin untuk film Kang Abik selanjutnya bisa lebih keren lagi. Bumi Cinta harus bener-bener syuting di RUSIA!

Buat yang belom nonton, nontonlah Dalam Mihrab Cinta. Lumayan buat akhir tahun... Soundtrack nya bagus loh, sayang yang nyanyi Afgan, gue nggak suka, tapi lirik sama melodinya bagus.


Oke, waktunya ngerjain tugas lagi,
Salam SCTV! (Gaya Jeremi Teti)


Catatan kaki:
Namja = cowok (Korea)
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2024 (5)
    • ▼  Maret (2)
      • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
      • I Know..., But I Dont Know!
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • Girls' Generation: "I Got A Boy" Music Video Review Saya!
  • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
  • Final Destination 5: REVIEW!
  • The Shipper Recap/Review/Spoiler: Episode 9
  • Mimpi Buruk
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

#vlognyaron on YouTube

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes