Suka Banget Album Solo-nya Lay (Zhang Yixing)!

Seneng ngeliat EXO aktif lagi di sub-unit setelah K dan M karam dan terkubur di samudera lawsuit di 2014 dan 2015. Gue sangat menunggu-nunggu penampilan CBX karena ada Baekhyun. Gue padahal tipe fans yang nggak suka kalo ada satu member dalam grup yang terlalu mendominasi (atau sok-sok mendominasi) tapi kalau itu Baekhyun (atau Suho—tapi Suho seringkali gagal mendominasi karena selalu di-bully) nggak apa-apa deh. Karena bias. Tapi selain CBX yang sebenarnya juga harus dirayakan loncatan kariernya di tahun ini adalah Zhang Yixing.


Memang nggak banyak atau nggak sering gue ngomongin Lay baik di blog ataupun di Twitter. Soalnya memang dia bukan bias. Waktu awal debut juga first impression gue ke Lay nggak terlalu gimana-gimana banget. Ya memang gue nggak terlalu ke M waktu dulu. Lebih suka sama K. Selain karena masalah bahasa (yang padahal bukan sesuatu yang asing karena gue dulu suka banget sama Mandarin pop) juga karena member-member M yang kalah nendang dari K. Masih inget banget gimana krik-krik-nya wawancara M di semua sesi interview di China di awal-awal debut.

Lay juga keliatan tua banget waktu pertama debut. Dengan rambut yang agak gondrong dan dikuncir di belakang itu bikin dia jadi kayak mas-mas. Entah itu salah siapa. Padahal semakin ke sini dia jadi semakin keliatan sesuai dengan umurnya.

Gue banyak kenal sama fans-nya Lay. Dan gue banyak denger cerita-cerita soal dia. Cerita-cerita yang sebenarnya gue nggak tahu kebenarannya gimana, tapi membuat gue merasa simpati dengan sosok Zhang Yixing. Dan kenyataan bahwa dia satu-satunya member China yang masih bertahan di EXO sekarang juga membuat gue semakin respek sama Lay. Dan itu makin bikin gue nyinyirin Kris, Tao dan Luhan.

“Kalo Lay aja bisa, kenapa mereka enggak bisa deh?!”

Tapi itu cerita lama. Bisa atau nggak bisa bertahan itu bukan lagi masalah mau atau nggak mau lagi berkarier di bawah SM. Bukan lagi masalah diperlakukan baik atau tidak baik sama SM. Bukan lagi masalah adil/tidak adil atau bayaran yang nggak sepadan. Itu semua masalah prinsip, cara pandang dan tujuan hidup. Dan, menurut gue, skenario yang dibuat SM dan semua yang keluar dari awal.

Pesan moral: jangan pernah percaya 100% sama dunia entertainment. Bisa jadi semuanya palsu.

Walaupun gue nggak bias Lay, tapi gue punya satu—enggak deh—dua momen yang nggak terlupakan sama dia. Entah ini memang momen nyata atau hanya terjadi di kepala gue. Yang pertama waktu EXO-M jadi bintang tamu di konser Super Show 4 di Jakarta tahun 2012 dulu. Dan yang kedua waktu konser The Lost Planet di Jakarta tahun 2014.

Ada tiga alasan kenapa gue nonton Super Show 4 sekitar empat tahun yang lalu: Siwon, Donghae dan EXO-M. Spesial buat yang terakhir, gue bawa banner 1x1 meter dan berdiri di depan pager supaya keliatan sama mereka. Waktu mereka bawain lagu History, ada momen waktu Lay ngeliat ke banner gue dan dia sedikit shock gitu. Kayak “ANJIR TERNYATA ADA JUGA FANS GUE DI SINI?!” Nggak cuma Lay sebenarnya, Chen juga.


Dan waktu di The Lost Planet, lagi-lagi gue nempel pager dan gue sebelahan sama Kak Dea. Kak Dea emang ngefans sama Lay. Dan kebetulan saat itu gue juga bawa fanboard fotonya Lay sama Lee Soo Man. Kak Dea bawa handuk warna ungu yang dia beli dari salah satu fansite Lay yang terkenal banget katanya. Kami berdua sudah dalam posisi yang siap sedia dengan handuk dan fanboard masing-masing waktu Lay lewat di depan kami dan melihat apa yang kami bawa. Fanboard sesimpel foto Lay dan Lee Soo Man itu bikin Zhang Yixing langsung menangkupkan kedua telapak tangannya, terus sambil membungkuk bilang “Terima kasih.” dari jauh. Ya, keliatan gerakan bibirnya bilang “Terima Kasih.”


Ah… rasanya kalau mengingat kejadian-kejadian masa lalu tuh berasa seneng banget. Walaupun sudah empat tahun dan dua tahun berlalu, tapi masih seger gitu di kepala. Tapi nggak ada sih yang ngalahin rasa seneng waktu tahu Lay akhirnya bikin album solo.

WHOAAA FINALLY!!!!


Belakangan ini gue serius banget dengerin Monodrama. Karena sejak lagu itu dirilis gue nggak pernah punya waktu khusus buat dengan sengaja memutarnya di music player di ponsel atau di laptop. Tapi kadang-kadang kalau lagi shuffle lagu di hape suka keputer sendiri dan direnungi dalam-dalam.

Padahal nggak ngerti juga lirik lagunya.

Gue tahu Lay punya kemampuan buat jadi penulis lirik dan komposer. Walaupun yang paling nempel di kepala gue adalah lagu yang dia bikin di salah satu episode EXO’s Showtime yang liriknya “My back my back my back my kneeeeee” karena waktu itu punggung sama lututnya lagi sakit. Tapi alhamdulillah di album debut solonya nggak ada lagu yang liriknya kayak gitu. Malah albumnya terdengar sangat serius.

Seserius itu loh beneran deh.

Tapi sesuai sih sama image-nya dia. Karena kalau Lay mendadak nyanyi lagu macem NCT Dream kan agak-agak aneh juga. Gue nggak kebayang dia pake celana pendek, rambut jamur, terus naik hoverblade keliling-keliling panggung sambil ngunyah dan sesekali niup permen karet.

Gue jujur aja nggak pernah terlalu dengerin versi Mandarin dari lagu-lagu EXO. Walaupun gue beli semua album yang M, tapi jarang gue dengerin. Gue masih enggak bisa terbiasa mendengar suara Baekhyun atau Suho berbahasa China. Dan karena memang in daily basis gue lebih banyak dengerin lagu Korea, lagu-lagu M jadi terasa aneh di kuping. Apalagi waktu masih ada Kris sama Tao yang ngerap misalnya. Jadi kayak makin ricuh gitu kedengerannya.

Kalau ada lagu M yang paling gue suka ya paling title track-nya doang. Itupun lagu-lagu lama kayak History dan Mama. Padahal sebenarnya bahasa Mandarin bukanlah hal yang asing buat gue. Sebelum kenal KPop, gue dulu suka dengerin Mandarin Pop. Gue suka dengerin S.H.E dan Fahrenheit. Juga 5566. Sampai sekarang bahkan lagu-lagu mereka masih ada yang gue inget liriknya walaupun nggak hapal 100%. Tapi untuk urusan EXO-M, entah kenapa gue masih nggak bisa nyaman dengan lagu-lagunya.

Ini sih pasti karena gue lebih bias ke bahasa Korea. Dan lebih cepet aja otak gue memproses lirik hangul daripada Mandarin.

Nah, album solo Lay ini justru menyelamatkan gue dari bias bahasa itu. Lagu-lagunya sedikit banyak mengingatkan gue ke lagu-lagu Mandarin yang sering gue dengerin pas SMA. Lagu-lagu yang selalu gue dengerin lewat headset setiap jalan kaki ke sekolah. Yang jelas sih setelah gue mendengarkan lagu-lagu di album LOSE CONTROL ini merasa Lay akhirnya bisa jadi dirinya sendiri, menyanyikan lima lagu sendiri, 100% mendengarkan hanya suara dia sendiri aja. Setelah 'LOTTO'/'EX’ACT', mendengarkan lagu-lagu di album ini rasanya adem dan kalem. Shit sih gue gak suka banget sama track-track EDM di 'LOTTO'/EX’ACT' (kecuali Lotto sama Monster). Maksain banget. And thank you Lay, just like his power in EXO’s universe, he heals everything on my mind with this album.

#EAAA

'MYM' is my most favorite track in this album! Yang versi original gue suka karena kayak mendadak bikin gue inget sama lagu-lagu lamanya 5566 dan salah satu lagunya BoA di tahun 2000-an. Yang versi akustiknya gue suka karena feel-nya ngebawa gue ke salah satu adegan novelet yang gue tulis waktu gue SMP. Novelet teenlit alay banget. Waktu itu adegannya si pemeran utama ceweknya—kalau nggak salah namanya Rina—dan pemeran utama cowoknya yang gue lupa namanya siapa, lagi dateng ke sebuah pesta gitu. Gue lupa pesta kawinan atau prom night. Tapi ada adegan mereka berdua dansa diiringi lagu akustik gitu.

Gue bisa dengerin lagu 'MYM' (kepanjangannya apa sih? Marhaban ya Mama? Marhaban ya Mantan?) ini setiap hari dan nggak akan ngerasa gumoh. Sama kayak gue selalu mengulang-ulang lagunya I.O.I yang 'Very Very Very' beberapa hari terakhir. Bagus banget sih! Lay ngebawainnya juga santai, nggak terlalu berlebihan emosi-nya, nyaman di kuping, enak didengerin pas lagi duduk ngetik di Starbucks sambil mikirin setiap kata yang harus gue tulis untuk review album 'LOSE CONTROL' buat kaoskakibau.

Hal lain yang membuat gue suka sama album ini adalah karena side-track-nya bagus-bagus. Tonight yang ada di track 3 juga lumayan. Walaupun gue agak geli sama suara di bagian awal yang ngomong pake Bahasa Inggris itu.

“Yeah.. aljdkahdjksjsakjdajdks two thousands sixteen.”

Geli aja. Kenapa harus nyebut-nyebut tahun.

(Tiba-tiba nyanyi EXO 2014) (EAAAAA) (Terbang ke Fiji)


Oh iya kenapa gue juga lebih suka versi akustik 'MYM' karena versi original-nya terdengar sama dengan 'Tonight' ini. Jadi pas pindah dari track 3 ke track 4 tuh kayak mendengarkan lagu yang sama. Not that bad, tapi gue prefer mendengarkan yang akustik karena terdengar beda. Track penutup di album ini juga sebenarnya nggak jauh beda feel-nya sama track 3 sama 4. Masih dengan feel gloomy lagu-lagu yang enak didengarkan di musim hujan, sambil duduk pinggir jendela dan ngeliatin tetesan air dari langit.

Kemudian nulis di buku curhat.

WKWKWKWKWKWKWKWKWK.

Sayang banget 'Monodrama' nggak dimasukin di album ini. Padahal kalo masuk bisa makin lengkap deh itu suasana gloomy-nya. Nah, terus bagaimana dengan title track-nya?

Sebelum masuk ke situ, kita bahas sedikit dulu ‘What U Need?’. Lagu ini kan sebenarnya bridging menuju album debut solo Lay. Dan sudah ada MV-nya juga walaupun ya nggak gimana-gimana banget. Cuma ngiklan mobil mewah doang terus Lay keliling parkiran basement joget kiri joget kanan terus kembali lagi ke mobil. Konsep MV-nya ya cuma fanservice aja. Nggak terlalu yang ribet-ribet banget.

Lagunya sendiri cukup menyenangkan dan ringan. Tipe-tipe lagu di album 'FANTASTIC'-nya Henry. Dan ngomong-ngomong, cempreng-cempreng suaranya Lay juga mirip loh sama Henry. DAN GUE JADI KEPIKIRAN KAPAN HENRY AKAN COMEBACK SOLO?!?!?

Tapi ‘What U Need?’ ini bukan tipe lagu yang gue suka sih. Apalagi di musim hujan kayak gini gue lebih memilih mendengarkan lagu-lagu yang bertempo pelan dan mendayu-dayu balada daripada lagu joget dangdut kayak gini. Tapi nggak berarti lagu ini jelek juga. Mungkin kalau tiba-tiba lagu ini ke-shuffle di handphone, gue akan mendengarkannya sampai habis dan nggak akan gue sekip kayak lagu-lagu EXO-M lainnya. Ahahahahaha… kayaknya gue harus hapus deh lagu-lagu EXO-M itu dari hape daripada keputer tapi disekip juga.


'Lose Control' terdengar lebih serius. Sama-sama punya feel gloomy dengan track lain (selain ‘What U Need?’) tapi yang ini mungkin lebih… seksi? Ya coba lo itung berapa kali Lay maju mundur maju mundurin pinggulnya sepanjang MV. Gerakan dance megang-megang titit juga. Sejalan dengan MV Lotto yang—yah—punya visual berjudi dan minum-minum menghamburkan uang seperti itu, MV Lose Control ini juga terasa lebih dewasa. Ya nggak cuma karena Lay keseringan maju mundur maju mundurin pinggul sama gesture dance megang-megang titit, tapi dari visual video dan musiknya juga terasa lebih mature.

Liriknya pun bukan sekedar “ngadu sama Mama” soal masalah yang sedang terjadi di dunia ataupun merajuk ingin “terbang bersama ke milky way”. Lirik lagunya terasa intim dan memang sangat dewasa. Serasi lah sama nuansa video sama musiknya juga yang rada-rada teler dikit.

Gue pikir Lay beruntung karena SM belakangan ini memang sedang dalam fase MV-nya bagus-bagus gitu. Ya okelah SHINee putih-putih gitu dimaafin karena konsepnya memang retro ya okelah. Tapi Jonghyun yang terakhir bagus dan gue suka banget. ‘Lotto’, ‘Lucky One’ sama ‘Monster’ juga kan bagus. Kalo Lay debutnya pas jaman-jaman dulu yang MV-MV masih busuk kayak ‘Bonamana’ atau ‘Sorry, Sorry’ yaudah sabar aja mungki MV title track ini berujung jadi kayak ‘What U Need?’ aja. Jalan di lorong basement sambil joget. That’s it. Alhamdulillah-nya sih enggak.


Ada feel elegan yang muncul di awal pas Lay berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan (studio) yang tampak seperti galeri seni. Dan entah kenapa ini jadi semacem mewabah gitu?? Setelah Bangtan Boys sekarang Lay juga ada (sedikit) elemen seni di MV-nya.

“Hayoloh… Lay nyontek BTS hayoloh…!!!” terdengar suara teriakan di kepala gue berusaha mau ngomporin anak-anak KPop baru yang mungkin masih ada yang gampang dikomporin.

“Hayoloh… BTS juga ngikutin SHINee ‘Sherlock’ hayoloh…”

(menyesap the herbal sambil nonton Scarlet Heart: Ryeo)

Lukisan bergaya renaissance yang muncul di sana pun langsung bikin gue inget MV dangdut-nya Bangtan Boys yang itu. Hihihihi. Kemudian di antara semua lukisan hitam-putih melayang—ya bener-bener melayang. KOK BISA?!—yang ada di sana ada satu yang berwarna dan sudah bisa ketebak, Lay pasti menaruh perhatiannya ke lukisan yang itu.


Here’s a thing about KPop MV: kalau sudah ada satu yang pake gaya kayak gitu, yang lain pasti ngikutin.

Apalagi kalau satu manajemen. Apalagi kalau SM. WKWKWKKW. Kalau satu artis pake shot dari belakang, jalan menuju sebuah ruangan atau lorong, ya pasti artis lain juga ngikut deh. Ide emang nggak ada yang original-original banget. Pasti akan bentrok satu sama lain. Dan karena MV ini dimulai dengan Lay melihat lukisan wanita bergaun merah, langsung muncul tanda tanya besar di kepala gue: Sebenarnya ada apa sih SM sama wanita bergaun merah?!


Mungkin cinta pertama Kim Young Min dulu suka banget pake baju merah? Terus karena cinta pertamanya tidak kesampaian dia akhirnya memaksa semua MV “pokoknya harus ada yang baju merah ya! Nggak mau tahu!”

Sederet wanita bergaun merah di music video SM, antara lain:

‘Mirotic’


‘Dream Girl’


‘Super Girl’


‘Devil’


Dan ngomong-ngomong soal "kalau sudah ada satu yang pake gaya kayak gitu, yang lain pasti ngikutin", ada era di mana MV KPop masang model buleeeeeeeee terus. Nggak cowok nggak cewek di mana-mana modelnya buleeeeee semua. Kayak gambar yang di atas ini.

Untuk urusan set sih semacem yang nggak bisa dikomplain banget. Karena ya begitu lagi begitu lagi. Kalau sudah syuting di studio, pasti set-nya bakalan dibuat kayak semacam ruangan dengan dinding-dinding bertekstur. Atau ruangan dengan lukisan di berbagai sudutnya. Atau lorong menuju sebuah ruangan tempat artisnya berjalan atau berlari. Ya boleh dicek deh MV ‘Mama’, ‘Something’, dan juga MV-MV yang ada cewek bergaun merah yang gue sebutkan di atas.

Tapi tetep sih, ini masih lebih oke dari ‘Call Me Baby’ atau ‘Bonamana’ yang jangankan dinding bertekstur. Lampu aja minim. SM kembali dengan konsep MV yang mereka tampilkan di MV-MV Super Junior antara tahun 2011 ke 2013 di MV-nya Lay ini dengan warna yang dominan hitam-putih.


Apa lagi yang diulang? Chandelier? Studio kotak dengan furnitur yang posisinya terbalik? Sudah pernah… semua benda di ‘Dream Girl’ juga kebolak balik posisinya. Apa lagi? Hiasan dinding yang keliatan kayak mata satu? HAAHAHAHHA kalo masih jaman ngebahas illuminati sih ini asik banget. Tapi sayangnya isu itu sudah basi.

Yang menarik sih sebenarnya karena (enggak tahu ya, kayaknya) MV ini masih membawa sederet elemen dari EXO. Kayak misalnya efek-efek air yang ada di awal dan kemudian Lay nge-dance di atas air yang mana merepresentasikan Suho (EA) (MAKSA). Backdrop yang mirip kayak maze ‘Overdose’. Dan adegan ketika mata Lay berubah jadi warna merah yang mendadak membuat gue keinget ‘Wolf’. Ada tuh yang dulu matanya berubah merah terus mendadak keluar dari grup.

Tiati aja Lay. Semoga tetap istikomah.





Tapi lirik sama judul lagu, terus visual mata merah Lay dan visual bulan purnama yang muncul di bagian akhir MV ini sih emang merujuk ke ‘Wolf’ banget (and its halloween month anyway!). Manusia serigala akan berubah ke wujud binatang mereka ketika bulan purnama penuh. Dan ketika mereka sudah wujud, mereka nggak akan lagi punya sifat-sifat manusia. Yang berarti mereka tidak akan bisa mengontrol diri dan emosi mereka: lose control.

Keseluruhan MV-nya mungkin bisa disimpulkan bahwa Lay sedang jatuh cinta dengan seorang wanita bergaun merah yang suatu hari muncul dalam mimpinya, kemudian dia terbayang-bayang terus-terusan sampai-sampai berhalusinasi melihat si wanita ini dalam sebuah lukisan. Lay tenggelam dalam setiap khayalan dan mimpinya yang berujung pada amarah karena “ANJIR INI CEWEK KOK GAK BISA GUE DAPETIN?! GAK BISA GUE TEMUIN?! DI MANA SIH SEBENARNYA INI CEWEK?! MANUSIA APA SILUMAN?!?” Tapi dia tetap berusaha untuk mengejar dan mencari dan mengejar dan mencari sampai putus asa. Dia mencoba untuk menghilangkan pikiran tentang cewek ini dengan berbagai cara tapi nggak bisa. Dan Lay pun terjebak dalam cintanya itu—yang tetap nggak kesampaian—yang digambarkan dalam lukisan di akhir video di mana Lay dan si cewek ada di satu lukisan tapi nggak bersatu.







Tapi kalo baca liriknya, nggak, nggak kayak gitu ceritanya. Liriknya sih agak mesum.
Jago banget emang gue kalo ngarang. Makasih. Makasih. Muach.

Gue suka banget MV ini terlepas dari segala konsep berulang yang diselipkan SM di dalamnya. Pada akhirnya album solo ini (beserta MV-nya) membuat Lay nggak cuma memamerkan bahwa dia bisa nyanyi aja, tapi juga nge-dance maksimal seperti yang tampil di MV dan juga berakting sebagai pemeran utama di MV-nya sendiri. Lay bisa dibilang artis satu paket lengkap dari SM yang bisa semuanya. Nyanyi, dance, ngarang lagu, akting, main musik, hajar semua. Kinda reminds me of Henry.

Hamdalah gue nggak terlalu suka rap-rap-an jadi menurut gue walaupun Lay nggak nge-rap tetep suka. Who needs rap? Album ini is a bingo!




Kurangnya sih nggak ada ‘Monodrama’ sama nggak ada versi Korea-nya aja. Agak sayang karena sasarannya cuma pasar China doang. Jadi Lay nggak bisa promosi di Korea kayak Henry atau Zhoumi. Ya tapi nggak apa-apa. CBX juga lagi promosi dan nggak mungkin tumpang tindih. Bisa dimengertilah…

Ada satu lagi kesamaan Lay dengan solois cowok SM yang lain. Ada yang bisa tebak? Tulis di kolom komentar deh. Sekaligus jadi bukti lo bukan fans SM abal-abal. #EA #canda Sekalian tulis juga lagu mana yang jadi favorit lo?

Thanks for reading guys! Jangan lupa cek bit.ly/FinallySeoul untuk kelanjutan cerita di Seoul ya! I love you!


Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram - kaoskakibaudotcom
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Share:

0 komentar