Life-Worthless

Mendiamkan gue seperti itu benar-benar membuat gue merasa sangat berdosa. Melakukan hal yang sebenarnya sangat wajar buat seorang manusia. Merasakan hal yang sebenarnya sangat manusiawi. Tapi justru membuat gue merasa bahwa apa yang gue lakukan itu benar-benar salah dan tidak seharusnya gue lakukan. Salah... Secara prinsip ini salah... Tetapi secara hati... 

Yang aneh adalah bahwa hal yang sama terulang. Ketika gue berbuat salah dan semuanya jadi kabur, bias, ambigu. Semuanya jadi seolah-olah memberikan tatapan jahat. Semuanya jadi seolah-olah membenci gue. Bahkan untuk bicarapun rasanya sulit dan hampir tidak mungkin.

Sesungguhnya, gue mencoba untuk mengerti apa yang coba untuk dia lakukan. Apa yang coba untuk dia perbaiki. Apa yang coba untuk dia usahakan... Tetapi pada akhirnya semuanya berujung pada sebuah titik jenuh dan limit point yang membuat gue berkata sendiri, "Cukup... Semuanya sudah sampai disini saja... Atau kita akan mati bersama karena ini..."

"This makes a person really bad
I really can’t face the world with you.
Although I've tried to understanding your pain, but how can I be like this?
I know that every day you want to improve better,
But my heart become more tired,
If we stay together, maybe both of us will be hurt..."

Lucu... Di satu sisi gue merasa sebagai orang yang benar. Padahal kenyataannya gue hanya membenarkan apa yang gue anggap benar. Di sisi lain gue adalah orang yang paling salah. Padahal kenyataannya gue tidak sepenuhnya melakukan hal yang salah. Semuanya jadi sangat individual. Semuanya jadi sangat tidak bersahabat. Semuanya berujung penyesalan. "Seharusnya gue nggak begini, seharusnya gue nggak begitu..." Semuanya berujung mimpi buruk... Semuanya berujung tawa lemas tanpa arti...

"Im silently screaming,
I laugh without notice..."

Bagian terberatnya adalah ketika gue tidak bisa secara bebas memerhatikan lo. Ketika gue tidak bisa secara bebas berkata bahwa, "Hey! I have a very beautiful friend here!" Semuanya jadi salaaaaah aja. Semuanya jadi memaksa gue untuk berhenti disini dan mencari jalan lain karena jalan yang sebelumnya sudah buntu. Tapi sulitnya nggak ketulungan. Sulitnya... seperti menahan diri untuk tidak menangis ketika ada bawang merah di depan mata kita. Gue mencoba untuk meninggalkan dia, tapi pada akhirnya, sia-sia...

"Behind you, I just try to control myself not to find you anymore
But I still cannot abandon you..."

Mau bilang apa lagi? Ada kalanya hati ini kalah pada sosok malaikat yang sepertinya sempurna. Ada kalanya hati ini jatuh pada sosok malaikat tanpa cela. Ada kalanya hati ini lemah... Dia tidak bisa memilih. Dia tidak punya pilihan. Dia begitu ingin melupakan, tetapi dia sudah terlanjur menemukan posisi terbaiknya. Semuanya jadi sulit kalau hati sudah bicara... Otak bahkan kalah. Selalu kalah... Tapi apa bisa dia kembali?
"Youre really beautiful,
I love you already...
Asking you to forget me, but in fact, it just a lie,
Please do not go, do not leave me alone!
Please... come back to me..."

Adakah jalan lain?

@ronzzykevin
http://kaoskakibau.blogspot.com

--Translate lyric of Worthless by Choi Siwon. Credit: ELF's. Sorry forget the source >.<

Share:

0 komentar