Antara Super Junior, ‘Super Junior’ dan Ajakan Taubat dari KPop

*
Suatu hari gue dikejutkan oleh notifikasi dari message Facebook di hape. Kebetulan, baru beberapa minggu belakangan ini gue aktif menggunakan Facebook Messenger. Biasanya males install aplikasi kayak gini karena kayak, yah, kebanyakan banget aplikasi serupa di hape. Notifikasi yang masuk ini dari seseorang yang namanya pakai huruf Arab.

Wah gue bingung. Kayaknya di Facebook gue nggak temenan sama orang Arab. Tapi pas gue buka message-nya, ternyata dia bisa bahasa Indonesia. Atau memang mungkin orang Indonesia yang menggunakan nama Facebook dengan huruf Arab.

Gue coba baca pelan-pelan sampai tiba-tiba gue gemeteran. Isinya sangat serius. Seserius itu sampai-sampai gue nelen ludah berkali-kali. Deg-degan. Seserius itu sampai-sampai gue mau balas aja nggak tahu harus memilih kata-kata yang mana. Soalnya, kalo gue bales seadanya, gue takut dikira menggampangkan isinya. Gue bingung.

Bingung karena kata-kata yang dia pake di situ terlalu serius.

Waktu ngebaca itu gue lagi di kantor. Itu persis dua hari setelah gue melewatkan hari Minggu (3/5/2015). Salah satu hari yang idealnya sih membahagiakan, tapi juga sekaligus membingungkan. Ditambah lagi bingung sama message itu masuk ke inbox dan mempengaruhi isi kepala gue sepanjang hari itu.

Ini isinya:

Assalamu'alaikum.

Kak kevin, mau tanya.

Kakak terlihat sangat tertarik dengan KPop?
dan kelihatannya sangat suka sekali membahasnya..

Apakah Kakak tidak tertarik untuk mempelajari Agama?

Mempelajari Agama yg bisa menyelamatkan kakak?
bukankah kehidupan di Dunia ini hanya sementara?
disana ada negeri yg kekal (Akhirat).

Maukah kakak menukar kehidupan kekal dengan Dunia yg hanya sekejap saja?

*Maaf bukannya sedang menggurui, hanya ingin menasehati.

Jujur aja, gue nggak tahu siapa identitas pengirimnya. Gue berteman dengan siapa saja yang bisa gue approve di Facebook. 10 persen di antaranya mungkin temen sekolah gue sementara 90 persen lainnya adalah mereka yang suka baca blog gue dan secara random melihat nama gue terus ngirim friend request mungkin.

Apalagi ini namanya pake huruf Arab. Gue bisa baca kalo nggak gundul. Tapi kalo gundul gue nggak tahu deh takut salah-salah. Di sini saya merasa ingin bilang jeongmal mianhae.

Yang paling menyebalkan dari aplikasi messenger sekarang itu adalah indikator ‘TERBACA’-nya. Jadi hari itu gue sudah membuka itu pesan dan otomatis di bawahnya akan tertulis ‘DIBACA PADA (JAM BERAPA)’ gitu kan.

Kalo nggak dibales lah kesannya kok kayak sok banget. "LO PIKIR LO NICHOLAS SAPUTRA?!" Takutnya nanti dia mikir gitu. Tapi kalo dibales, gue juga nggak tahu mau bilang apa. Kalau gue balas dengan “WAKAKAKAKAKAKAKA” seperti kebanyakan pesan yang masuk ke inbox Facebook gue, kok kesannya kayak menggampangkan banget soal ajakan mendalami agama.

Kalau gue bales “WKWKWKWKWKWKWKW” juga seperti halnya beberapa pesan lain yang ada di inbox yang sama, gue takut nanti dia pikir gue sudah diambang kematian dan sedang dicekek oleh malaikat pencabut nyawa.

Akhirnya gue membalas message itu dengan singkat,

“Subhanallah...”

Sebenarnya nggak tahu juga alasannya kenapa akhirnya gue balas dengan kata pujian itu. Tapi karena belakangan ini kayaknya gue suka spontan apa-apa ‘Subhanallah’ gitu ke beberapa orang dalam berbagai kondisi, akhirnya itu ketulis juga.

Sebagai fans Kpop, gue yakin deh pasti ada banyak orang yang berfikir untuk bisa keluar dan berhenti suka Kpop. Karena jika boleh jujur kukatakan, kegiatan ini tuh semacem yang berlebihan banget dari segala sisi. Baik itu dari sisi emosi ataupun dari sisi finansial.

Bandingkan dengan ketika lo ngefans sama NOAH atau misalnya Bunga Citra Lestari. Mereka setahun sekali ngeluarin CD aja itu kalo. Terus, sekalinya ngeluarin CD, belinya sekaligus makan ayam. Win win solution banget sama hasrat fans sama kondisi perut saat itu. Bahkan, harga ayam yang lo beli kadang-kadang mungkin lebih mahal dari CD-nya sendiri.

Mereka nggak ngeluarin photobook. Mereka nggak ngeluarin limited edition merchandise yang harganya mahal. Bahkan kita nggak perlu khawatir buat bayar untuk sekedar nonton mereka karena acara-acara televisi kadang bisa dimasuki secara gratisan.

Ngefans dua artis itu bisa sangat hemat dari segi finansial. Juga bisa sangat nyaman dari sisi emosional.

Lo nggak akan capek-capek berkoar di Twitter bahwa “ARIEL ITU PUNYA GUE, NYET! LO GAK BOLEH SENTUH!” karena pada kenyataannya dia sudah disentuh oleh banyak wanita. Sementara Bunga Citra Lestari sudah punya suami yang bahkan mungkin jauh lebih tampan dan kaya dari pada sebagian orang yang mengaku fans-nya dia.

Ngefans itu emang paling enak sama artis dari negeri sendiri. Nggak ada beban sama sekali. Tapi itu juga tergantung se-fanatik apa lo menempatkan diri lo sih.

Sementara fans Kpop, semuanya serba berlebihan. Mulai dari harga segala sesuatunya sampai bahkan bagaimana cara kita memandang idola kita. Bahkan gue yakin, ada ratusan orang yang rela nabung mati-matian buat nonton konser atau sekedar beli CD. Atau mungkin bahkan ada yang bela-belain ke Korea just because they love this idol or this country etc.

Ada orang yang berhasil menjalani hidupnya sebagai fans sampai dia berusia 40++ tapi ada juga yang berhenti ketika dia sudah ada di titik jenuh padahal dia masih berusia 25++. Tapi semua itu ya keputusan pribadi yang nggak ada hubungannya sama orang lain.

Gue juga pengen banget, nggak usah lagi ngefans Kpop dan masuk pesantren lalu memperdalam agama. Setidaknya dengan begitu, gue nggak akan pernah bingung bagaimana caranya nonton konser, beli CD atau sekedar beli sabun mandi Nature Republic yang ada muka Suho-nya.

Atau mungkin, gue akan bisa hidup tenang menjalani keseharian gue karena nggak perlu capek-capek harus update sekarang Baekhyun lagi ngapain atau EXO lagi bermasalah sama diapa atau siapa fanwar sama siapa. Dan dengan begitu, gue bisa membekali anak dan istri gue dengan ilmu-ilmu agama setiap malam, bukan malah bersenandung "call me baby~ call me baby~".

Bahkan mungkin dengan tidak pernah menyentuh media sosial yang ada hubungannya dengan EXO, gue nggak perlu takut di bash cuma karena gue bilang Tao cengeng dan ngambekan.

Bayangkan betapa senang dan bahagianya hidup seperti itu.

Dekat dengan Tuhan, mengerti agama, dan jauh dari para fans Tao (dan siapapun) yang kayaknya kalau disentil sedikit kepalanya udah kayak disetrum Pikachu. Semua orang pasti mau hidup tenang seperti itu.

Tapi sekali lagi, yang namanya hobi sama cara orang keluar dari kejenuhan sehari-harinya kan beda-beda. Ada yang lebih suka nonton film, ada yang suka karokean, ada yang kumpul-kumpul sama sahabat dekat, ada yang jalan-jalan sama keluarga, ada yang ngaji dan memperdalam agama, tapi ada juga yang terpojok di kamar di depan ponsel dan laptop dan mengomentari semua yang dia tonton dan dia baca di NetizenBuzz.

Itulah hidup. Orang ada yang macem-macem bentukan dan kepribadiannya. Tapi memang alangkah baiknya sih kalau menghilangkan jenuh dengan ngaji ya. YA ALLAH SEMOGA SAYA BISA BEGITU.

Sekarang kalau lo tanya gue, mungkin gue masih jauh sama yang namanya keluar dari Kpop. Kenapa? Karena Kpop yang ngasih gue makan, duit buat beli pulsa, buat bayar kosan, bahkan buat ketawa-ketiwi sama temen-temen di ruang karoke. Kalo nggak karena Kpop, mungkin gue sudah jadi petani sekarang.

Bukan berarti gue memandang rendah petani atau gimana. Mereka bahkan jauh lebih mulia pekerjaannya daripada gue.

Maksud gue, setiap orang punya bagiannya masing di dunia ini. Ada yang jadi petani yang bekerja keras untuk kita supaya bisa makan nasi dari beras yang mereka tanam. Ada juga yang jadi fans Kpop yang kerjaannya bawel dan katanya attention seeker. Yah... semua ini  sekedar jadi pewarna hidup.

Setiap orang akan menemukan momen dan titik jenuhnya terhadap sesuatu. Tapi ketika hidup lo bergantung pada Kpop dan segala hal yang mengitarinya selama 7 kali 24 jam untuk dapat gaji bulanan, lo nggak akan bisa apa-apa kecuali menikmatinya.

Tips buat cari kerja: NIKMATI PEKERJAANNYA (DAN KALO BISA CARI YANG SESUAI SAMA KESENENGAN HEHEHEHEHEHEHE).

Tapi kalo lo kerja di bidang yang ada hubungannya sama Kpop, semakin lo menikmatinya semakin jauh lo dari “taubat”. Ini fakta.

Dan ngomong-ngomong soal taubat, Kpop seharusnya bukanlah sebuah halangan untuk memperdalam agama sih. Ya kan. Semuanya tergantung bagaimana lo mengatur waktu antara dunia dan akhirnat dan segala sesuatunya supaya seimbang. Itu aja sih sebenarnya. Dan kehidupan akhirat sih gak seharusnya diumbar ke media sosial. Biar timeline lo isinya Kpop aja. Yang tahu isi hati dan seberapa teguh iman dan agama lo biar lo sama Tuhan.

*UHUK*

*BACOT*

*UHUK*

Gue mungkin masih jauh dari perjalanan keluar dari lembah nista ini. Tapi, gue merasa pernah berhasil melakukannya. Dan keberhasilan itu terjadi baru-baru ini.

Oke sebenarnya nggak bener-bener keluar sih, lebih ke yang kayak “sudah kehilangan kenikmatan di sisi itu”. Tapi pelariannya sebenarnya tetep Kpop juga.

Jadi Minggu (3/5/2015) kemaren adalah hari di mana Super Junior konser di Jakarta. Sebagai orang yang dulunya ELF dan sekarang masih kadang-kadang gemes kalo ngeliat Super Junior, gue sudah memimpikan akan menonton konser ini di kelas festival dan membawa banner untuk Donghae dan Siwon.

Tapi mimpi itu berakhir ketika gue melihat harga tiketnya. Ini tuh kayak konser Kpop paling mahal yang pernah gue lihat sepanjang gue sadar Kpop(?). Yang paling murah Rp 1,4 juta?! Gak ngerti lagi.

Tapi toh gue tetap datang juga. Untuk urusan pekerjaan, tentu saja. Gratisan. Tentu saja. Tapi, di hari yang sama waktu itu, grup cover dance kesukaan gue juga tampil di final acara di Mall Alam Sutera. Gue kemudian dilema.

Sumpah ini dilema pertama yang gue rasakan ketika gue harus memilih untuk nonton Super Junior atau cover dance.

Dua pilihan itu sama-sama penting. Yang satu adalah grup idola banyak ELF, yang satu adalah grup idola gue. Ya gimana sih kalo lo nonton grup yang lo suka pasti kan lo seneng banget. Bahkan satu hari sebelumnya pas semi final, gue udah all out banget teriak-teriak. Dan ketika disuruh milih apakah main-main atau bekerja, kayaknya sudah pasti pilihannya bekerja.

Prioritasnya hari itu kerja. Jadi........................

HUHUHUHUHUH
*

*
Gue bisa aja sih nonton di YouTube tapi kayak gak puas aja gitu rasanya kalo nggak nonton langsung. Sementara gue selama dua tahun terakhir tuh kayak ngintilin grup cover dance ini banget gitu. HAHAHAHAHAHA iya freak banget. Creepy banget ya. Gapapa kok. Emang kayak gitu. Namanya orang udah ngefans ya gimana sih mau di bilang freak juga yaudahlah.

Kalau ukuran orang yang nge-fans, tentu saja lo akan mendahulukan idola lo. Tapi di saat itu, gue rasanya nggak pengen nonton Super Junior. Entah kenapa rasanya kok gue lebih pengen nonton cover dance yang gue suka ini. Enggak tahu kenapa kok kayaknya kalo gue nggak dateng nonton gue akan nyesel banget gitu.

Sebutlah gue sok atau tidak bersyukur dan semacamnya. Tapi perasaan itu bener-bener datang dan kayak dar der dor(?). Makanya gue bilang ini pertama kalinya gue merasa galau untuk memilih antara idola Kpop atau idola lokal.

Di situ gue berpikir kalau ternyata gue sudah berhasil keluar dari jeratan Super Junior. GUE BERHASIL!!! GUE SENENG BANGET!!! YA ALLAH APAKAH INI TANDANYA SAYA AKAN KAYA RAYA?!?!?!?!?!

INI HARUS DIRAYAKAN! GUE BERHASIL MOVE ON DARI SUPER JUNIOR!!!! GUE BERHASIL MOVE ON DARI KPOP!!!!!

Lalu kemudian melihat hard-case hape:

Suho.

Oh, shit.

Seketika itu juga gue sadar, bahwa lingkaran setan ini masih akan terus terjadi sampai lo bener-bener keluar dari lingkungannya dan masuk ke sebuah lingkungan baru yang bener-bener nggak ada satupun orang yang mengerti tentang itu.

Tapi akhirnya, ya, gue nonton Super Junior dengan perasaan yang berkecamuk. Jujur aja gue nggak terlalu menikmati konsernya (ya silakan judge gue silakan!). Karena mungkin gue tidak berada di mood yang seharusnya. Mode ELF-nya juga sudah tenggelam dan hari itu bener-bener pure buat kerjaan semata. Sementara kepala gue terus mengarah ke Mall sebelah yang juga pasti nggak kalah serunya.

Mereka tetap Super Junior seperti apa yang pertama kali gue lihat di 2012 pas gue nonton Super Show 4. Tapi feel-nya ketika gue duduk dan jeprat-jepret kamera di konser 3 Mei kemaren jauh berbeda ketika gue berdiri di depan pagar dan kemudian secara random Donghae jongkok di depan gue mau minta fanboard Lee Soo Man yang gue bawa (Selengkapnya di sini).

Feel-nya udah nggak ada di situ. Kayaknya memang gue sudah nggak kadar ngefans bangetnya udah berubah. Enggak kayak jaman dulu-dulu. Jaman sebelum EXO debut. Sekarang kayaknya udah EXO banget sih. Well... gak ada yang bisa disalahkan selain diri sendiri. Sekali lagi mau ngefans sama siapa itu kan pilihan. (Etapi bukan berarti nggak suka lagi ya, tetep bakalan suka lah! GIMANA SIH RON LABIL DEH! BIARIN YEE!)

Sepanjang konser itu gue cuma duduk dan motret. Kayak nggak punya nyawa. Pikirannya masih kebagi-bagi. Pikirannya nggak ke Siwon yang centil banget deket-deket Kyuhyun terus. Pikirannya nggak ke Henry yang superkasihan cuma tampil di dua lagu aja. Pikirannya nggak ke Zhoumi yang sedikit dicuekin di satu sesi bicara.

Deep sigh.

Kalo misalnya gue nggak ke Super Junior.... At least, gue bisa teriak-teriak gitu buat si grup cover dance ini kan. Karena ketika kerjaan lo di konser, nggak akan bisa teriak....... karena konteksnya kerja.......... kecuali........... kalo nggak tahu malu sih gapapa.

Tapi seringkali gue teriak sih. Cuma ya kemaren itu karena nggak ada temennya aja jadi...........

Deep sigh lagi.

Sebenarnya ada penyesalan sih. Kenapa gue ada di situ dan nggak bisa menikmati penampilan mereka. Padahal kan ada banyak orang yang pengen ada di situ tapi nggak bisa. Tapi hari itu, kalau ada yang mau gantiin gue berdiri di sana dan nulis berita sih kayaknya gue akan dengan senang hati deh. Jadi bisa lari ke mall sebelah nonton cover dance. Wakakakakaka.... yah...

Nasi sudah jadi bubur kacang ijo. Entah bagaimanapun caranya.

Hikmahnya adalah, kalau Super Junior konser lagi, nggak perlu galau mikirin gimana caranya buat beli tiket. Karena feel-nya sudah berkurang. Tidak lagi seperti 2012 silam.

Alhamdulillah.

Sekarang tinggal bagaimana lepas dari EXO aja.

Kalau kata sepupu gue, “Move on itu bukan masalah bisa atau nggak bisa. Tapi mau atau nggak mau,”

Jadi?

HEHEHEHEHEHEHEGAKMAUDULUHEHEHEHEHEH

EHHEHEMASIHSUKAEXOHEHEHE

HEHEHSAMAREDVELVETDEHHEHEHEH

EHEHEHEIUJUGAHEHEHEHEHEHEHEHHEHE

HEHEHEHEHEBETEGAKHUHUHUHUHUHUHUHU

HUHUHUHUHUHKPOPSETAN.

Mari sama-sama berdoa supaya kita setelah ini bisa fokus ke kehidupan akhirat.


Al Fatihah!
*
*
Anyway, gue mau promosi jualan nih. Salah satu temen gue jago banget bikin fanart dan kemudian dia terpikir untuk menjadikannya gambar di baju. Konsep jualannya sih cuma 5 baju doang per desain. Jadi setelah itu nggak akan ada desain yang sama lagi yang akan dijual. Harganya Rp 135 ribu dan sudah termasuk ongkos kirim untuk kawasan Jabodetabek. Buat yang berminat, bisa langsung ke Instagram @kaosidola dan di situ ada kontak buat menghubungi gue untuk pemesanan. PPYONG!
*
Beberapa fancam di Super Show 6 kemarin ada di Channel YouTube gue. Enjoy!

*

Share:

13 komentar

  1. Keisha Carynda Apremahirsty11 Mei 2015 pukul 13.36

    Hahahaha terhibur gw bacanya ron. gw juga suka mikir ngapain ya gw suka kpop sampe segininya. kerjaan gw ga ada hubungannya malah sama kpop, lebih ga bisa lagi nemu alasan yang masuk akal. emang sih buang-buang duit banget tapi masalahnya gw seneng. walopun ngefans kpop itu ya kayak justru menambah beban pikiran yang harusnya ga dipikirin, karena yang kita pikirin juga ga mikirin kita (sebut saja "bias"). tp mereka yang memotivasi gw untuk misalnya kerja lebih keras lg biar dpt duit banyak trs bisa nonton konser beli ini itu, at least ga perlu minta2 orang tua lagi. kalo bukan karena mereka gw juga ga bakal belajar bahasa korea. jd menurut gw selama impact di guenya positif2 aja kenapa gw harus berenti. malah gw berencana menghibahkan semua koleksi kpop gw ke anak gw nantinya dan dia akan gw racuni dengan semua ini hahahaha. emang masih banyak hal penting yang bisa dilakukan selain jd fans, dan gw gatau juga mau sampe kapan melakukan ini tp selama masih bisa ngefans ya dinikmati aja ^^v. tp kalo saatnya itu tiba dan lo akan meninggalkan kpop bilang2 ya, biar gw gak salah target spazzing hahaha

    BalasHapus
  2. Saya yakin smua yg nimbrung disini adalah pecinta KPOP sampe mati, termasuk gue, jd tenang aja ada banyak orang2 kyk lo kakak.
    Smoga jika harus move on, kita bs move on bareng2.(ato gak sama sekali) gue pikir hal sperti itu bs berhenti kalo kita udh bener dewasa trus berkeluarga, karena pasti fokus kita akan berubah. Hanya masalahnya semoga kita punya umur panjang saat waktu itu tiba.AMIIIIIIIIIIINNNN !!

    BalasHapus
  3. Kak Ron tapi untuk memperdalam agama nggak usah nunggu move on dari k-pop yang entah kapan move on nya itu kan?
    Bisa dimulai dari hal-hal kecil kok kak,seperti dateng ke kajian setiap senin/kamis atau minggu pagi di masjid sekitar lingkungan tempat tinggal kk (kalau ditempat tinggal sy sih alhamdulillah ada hehe) atau spazzing aja kak dari sumber yg terpercaya ya
    Nah dari situ kita bs punya temen2 yg lebih expert soal urusan agama, terus sharing deh :)
    Yang messengerin kk td tuh mungkin bs membantu :)
    Curhat dikit ya kak, temen yg membawa diri ini lebih spiritual juga suka kpop loh walaupun nggak bias, dia suka spazzing berita kpop jg mulai dari sensasi yoona-lee seung gi sampai berita lawsuit2 exo, yah tapi itu cm sekedar hiburan sih kak, prioritas dia ya tetep untuk menumpuk harta di akhirat (surga) :D
    Sebenernya sedih nggak sih kak, udah usia 20an tp pengetahuan ttg agama minim banget, jarang spazzing lagi, padahal bisa aja esok atau lusa kita menghadap Allah, Astaghfirullah.. (ngomong ke diri sendiri)
    "Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekatinya sehasta. Jika ia mendekati-Ku sehasta, Aku mendekatinya sedepa. Jika ia datang kepadaku dengan berjalan, Aku mendekatinya dengan berlari." H.R Bukhari-Muslim
    Subhanallah.. betapa cintanya Allah dengan kita kak :)

    BalasHapus
  4. Nikki Listianing R12 Mei 2015 pukul 09.07

    Hmmm, ini problem utama saiyah sebenernya. Masih bingung juga gimana harus bersikap. Yah mau gimana lagi, ini pertama kalinya kita jadi diri kita di usia ini, dengan masalah ini, ya kan? Dulu jaman SMK, mikirnya, ntar pas kuliah bisa lah keluar dari perkpopan, secara anak kuliah kan sibuk. tapi nyatanya.... Trus pas kuliah, ntar pas kerja pasti udah nggak begini lagi, kan udah makin dewasa kita. tapi kenyataanya, masih.... Padahal dari jaman SMK-kuliah q termasuk aktif di organisasi, termasuk organisasi kerohanian, tapi ya masih tetep aja ada waktu buat kpop, heran... Astaghfirullah... Tapi q masih yakin bisa lah meninggalkan kpop ini, mudah-mudahan hidayah nya cepet nyampe, amiiiin.... catetan: harus sambil dicari tuh hidayah, nggak ada ruginya memperdalam ilmu agama lho, mulai dikit-dikit aja, dari 10 tab browser yg kita buka buat spazzing, misalnya, ada lah 1 yg buat baca-baca ttg agama, ya nggak? :D

    BalasHapus
  5. Hehe kak, hari-hari kayak begitu bakal datang dengan sendirinya :)) gue kenal kpop jaman kelas 2 smp (terkontaminasi cewe-cewe yang ikhlas menghamba kepada oppas nun jauh di semenanjung korea sana) dan akhirnya 'sembuh' gara-gara kegiatan sma yang super hectic nggak berhenti-berhenti dan kemudian jadi anak lupa rumah yang menghabiskan lebih dari 12 jam di sekolah gara-gara ngurusin kegiatan. otomatis, nge-kpop jadi bukan prioritas utama di saat dikejar-kejar deadline proposal kegiatan, deadline kerjaan ekskul, deadline tugas sekolah, deadline kerjaan osis, hidup udah kayak dikejar-kejar setan deh pokoknya. dan tiba-tiba seakan-akan lupa pernah jadi budak korea....


    tapi lau sibuknya aja di kipop ya, susah :/

    BalasHapus
  6. gw jg merasakan ini!!! terlebih bapak gw yg gak dukung gw suka kpop, dy sering bilang ngapain mikirin mereka, mereka aja gak mikirin kita. emg susah sih bwt keluar dr kpop ini, waktu jaman exo lg konser TLP mulu, gw berhasil dikit2 ninggalin kpop, taunya pas exo comeback, gila nya kambuh lg. wkwkwkw ini sih efek exo kayaknya. tp menurut gw klo emg kita blm bisa ngelepas kpop, at least kita bisa imbangin antara kpop dan agama. lagipula nggak selamanya kpop ngasih dampak negatif. Fighting!!

    BalasHapus
  7. aku suka kpop malah baru2 masuk semester 5 kuliah kemeren, dulu sih suka cuma ya sekedar seneng2.. lagian suka dengerin lagunya buat refresh aja. aku tiga tahun di pesantren, dan sekarang kuliah di PTAIN.. ibadah alhamdulillaah lancar, update kpop juga.. meski terkadang aku mikir ini berlebihan. tapi yaa ngatur waktu aja lah.. waktunya sholat, ya sholat. saat kuliah, ya kuliah. saat ngerjain tugas, ya ngerjain tugas. saat harus ke perpus, ya ke perpus. saat santai, ya santai sambil dengerin lagu atau liatin korean MV. yaaa berusaha buat balance dan berusaha ga berlebihan juga. kalo aku mah bersyukur aja dan berterimakasih sama yang udah ngingetin, eeehh barangkali suatu ketika nanti kita bener2 fanatik sama hal2 kpop, jadi inget "oh dulu ada yang ingetin begini begini..." gitu aja sih.

    BalasHapus
  8. Feby Fatmasari (Feby or Atma)3 Juni 2015 pukul 11.01

    kak, gue kenal siapa orang yang ngirim pesan itu ke inbox lo.. gue yakin banget itu orang temen gue..
    singkat kata, gue sama dia dulu sekelas waktu di SMA. puas sekelas dan kita berdua kebetulan seksi dokumentasi kelas, sering bikin projek bareng, dan sering curhat bareng.. dan sekarang pun dia sama gue masih lumayan deket walau gue rada jaga jarak.
    gue cewe, dia cowo, dulu akrab biasa salaman ala ala anak boy band karena kenyataanya dia juga dulunya suka banget sama EXO terutama Baekhyun. dia juga suka B1A4, lagu lonely-nya aja sampe dia puter sepajang hari dulu. dan terakhir dia suka maher zain.
    jujur aja ya kak, gue sama dia itu pembaca gelap blog lo, karena seringnya baca lewat HP jadi males komen, setiap lo pos, kita baca, tapi cuma beberapa yang gue komen..
    gue bahkan tertarik ikur SM Audition karena postingan lo dulu.
    dan masalahnya sekarang dia itu udah gak suka musik, berulang kali dia menjelaskan kalau Musik itu haram. kecuali Duff pastinya. gue juga udah pernah di kaya lo in, tapi ya akhirnya malah gue jadi jaga jarak..
    tapi yang hebat, lo sampe nyeritain dia di sini, gue rasa dia pasti baca postingan ini. dan kalo dia baca komen gue ini, dia juga pasti tau siapa gue.. hahaha, gue gak mau nyebut namanya, tapi dia pasti anak itu. pasti temen gue.
    dunia sempit bangetkan ya kak?

    salam deh buat lo, yang rajin ibadah juga, siapa tau nanti dia inbox lo lagi nanyain bagaimana perkembangan Move-on lo ke Agama.. wkwkwkwkwk

    BalasHapus
  9. Orang lain bisa ngejudge kita apalah inilah itulah.Tapi mau sebijak apapun nasehatnya tapi kita emang belum bisa move on juga buat apa.ya buat renungan aja gitu kak.aku juga sering dpt pengalaman kaya kaka.aku tau kok gimana Kaya yang jadi kehilangan jiwa aja gt.semangat aja deh buat semuanya !

    BalasHapus
  10. Cape gak sih kak hidup di dunia semu ini . Kalo beberapa bulan lalu gue masih suka bales in komenan fandom lain yg jelek2 in EXO , akhir2 ini malah "ah udh lah EXO nya juga gak akan kirim parsel lebaran sengotot apapun gue bela mereka di depan hatters" . Karena yah hipotalamus otak gue lebih berharga buat dipake nge hafal makul blok neurobehaviour dari pada stress liat berita datting ataupun lawsuit yg makin hari makin banyak kaya bunshin nya Naruto .
    Awal mula hilang nafsu sama mereka tuh pas konfirmasi bakalan ngadain The Lost Planet . Semangkat nabung 100% tapi pas Kris batalin kontrak langsung turun jadi 50% , liat Sehun keren pas era Overdose naik lagi jadi 70% . Terus mau nangis mereka kasih tanggal pasti di indo tapi duit gue belum nyampe . Smpe akhir nya janji an sama temen yg kebetulan suka Suju buat nnton SMTOWN aja yg notabene masih lama . Pengen liat Luhan tuh gue , tapi tiba2 Luhan pulang kampung gak balik lagi ! "Ah kumaha maneh lah Luhan !" Akhirnya sekarang kadar kpop gue tinggal 25% mungkin . Hahaha

    BalasHapus
  11. Agista Saraswati16 Juli 2015 pukul 15.00

    Sebenarnya malah saya sudah sempat pensiun jadi K-Popers
    yah meski saya adalah K-Popers taraf "GAK MODAL" alias cuma nontonin bias lewat koleksi MV atau video dan reality show
    Saya dulu gandrung banget ke SHINee, Masya Allah gara-gara Minho yang tampan rupawan menggetarkan jiwa.
    Berhubung SHINee semakin ke sini semakin kurang garang, dan Minho jadi semakin aneh oleh sebab itu saya pensiun dini dan memutuskan hanya mengoleksi MV tanpa ngefreak.
    Namun sejak kenal EXO dua minggu lalu, Saya kembali terjerat dalam lingkaran setan industri K-Pop

    BalasHapus
  12. Sayang ya udah bukan elf lagi... Kalo gitu saya pamit dari blog ini...

    BalasHapus
  13. Lagi iseng browsing tentang cerita pengalaman jadi fans kpop,eh nemu blog ini yg udah populer dari jaman super junior. Aku kira kak ron gak bakal ngebahas ini dan akan terus go hype ngebahas perkembangan kpop.
    Memang.. Harus ada yg menampar dulu agar kita sadar. Aku udah jadi fans suju dari 2009 dan pernah nonton konsernya sekali. Sekarang umur aku udah gak bisa dibilang muda lagi jadi mungkin itu salah satu faktor yg membuat kadar kegilaan aku suka kpop berkurang.
    Fans kpop sekarang sama fans kpop dulu tuh jauuuuuuuuhhhhh bedaaaaa... Ini faktor lain yg membuat aku berhenti suka kpop. Dulu kalo ada orang yg komen jelek tentang grup kesukaan kita,paling cuma dicuekin dan gak dibikin pusing. Tapi sekarang.... Sekali ada orang yg komen buruk atau jelek2in grup kesayangan,langsung se-antero jagad raya ribut.. Fanwar... Si orang yg komen di bully habis2an. Dan menurut aku itu mengerikan... Bahkan netizen sekarang pun berani ngomong jelek ke artisnya langsung.
    Jadi menurut aku,fans kpop sekarang udah gak sehat... Di luar kata normal.. Itu yg membuat aku 'muak'.
    Puncaknya ya pas Sungmin nikah... Bener2 kacau balau fans sekarang. Orang yg normal dibilang gak normal sama fans yg udah fanatik akut stadium tinggi.
    Bahkan agama pun diabaikan...
    Aku salah satu fans yg menentang keras sama hal2 berbau homo... Pernah aku komen kalo kyumin bukan gay atau apalah.. Langsung aku di bully.. Bahkan di blok sama mereka penganut kepercayaan kyumin gay. Aku dibilang gila dan gak normal..
    Ini dalam hati sebenernya yg ga waras siapa..
    Bahkan aku pernah komen sama salah satu kyumin shipper yg pake hijab dan bilang kalo hal itu dalam agama gak bener.. Dan parahnya si cwek berhijab ini memilih untuk bully aku.
    Alhamdulillah.. Sekarang aku udah berhenti jadi fans kpop..
    Dan beralih jadi fans si kembar 3 menggemaskan song triplets,aku kira ini gak bakal seseram jadi fans kpop.. Ternyata aku salah besar,aku pun kena bully lagi oleh fans Daehan garis keras sekeras batu gunung.
    Aku follow fanpage instagram song triplets dan pernah komen di satu postingan video dimana Daehan minguk manse selesai belanja.. Aku cuma komen sewajarnya komen aja dan sama sekali gak ada kata2 kasar. Aku bilang kalo minguk itu smart karena dia belanja bahan makanan dan setelah selesai belanja si Daehan malah yg ribut ke appanya kalo dia udah selesai belanja.. Aku bilang klo Daehan mencoba menarik perhatian appa... Tapi apa yg aku dapet??? Langsung full mention yg bully aku.. Katanya komen aku keterlaluan lah.. Macem2 lah..
    Disini aku heran... Segininya mereka jadi fans??
    Bela habis2an idolanya..
    Apakah mereka pernah berpikir untuk membela agamanya atau Nabi nya??
    Astagfirullah...
    Semenjak kejadian itu.. Aku benar2 lepas semua akun kpop atau yg berhubungan sama korea.. Unfollow semua fanpage.
    Sebenernya kalo fans wajar2 aja sih gak masalah.. Aku juga masih sering denger lagu kpop..

    Maaf kalo komen kepanjangan hehehe.. Cuma mau share apa yg aku alamin aja.. Masih banyak hal positif yg bisa membawa manfaat bagia orang banyak..
    Ayo bersama2 kita ke arah yg lebih baik

    BalasHapus