30 Menit Bersama drg. Chandra [PART 6]

Selamat hari Rabu! Harusnya hari ini gue masuk kelas tapi karena rasanya kok ya males aja gitu nggak tahu kenapa (seperti hari-hari sebelumnya gue bilang kalau semester ini gue mengalami degradasi moral sebagai mahasiswa--kalo gak tau arti dergadasi, gak usah khawatir gue juga sebenarnya nggak mengerti). Hari ini gue akan melanjutkan cerita panjang perjalanan kasih sayang gue dengan bor-bor gigi di Poli Gigi PKM UI bersama drg. Chandra. 

Dua minggu yang lalu seharusnya adalah jadwal perawatan lanjutan untuk gigi kronis gue, tapi karena dua minggu yang lalu tiba-tiba aja gigi geraham gue yang belakang (baru tumbuh!!!) sakit dan membuat gue tidak nyaman bercinta dengan makanan, akhirnya kunjungan dua minggu yang lalu ke pak Dokter terpaksa harus menangani si gigi tumbuh itu. Sebenarnya sih gue nggak masalah ya dengan pengobatan biar nggak sakit atau semacamnya, tapi karena yang di tangani gigi yang lain, gigi yang seharusnya dilanjutkan perawatannya jadi ditunda dulu. Ishh... Tambah panjanglah perjalanan kasih gue dengan bor-bor gigi seksi ini. Soalnya kata dokter Chandra, "Kalo misalnya yang tumbuh di belakang ini masih sakit, takutnya nanti mengganggu senior-senior yang ada di depannya. Jadi sebaiknya hari ini saya kasi kamu obat kumur buat sterilisasi gigi yang belakang aja ya... Minggu depan kamu balik lagi baru gigi yang kronis seksi ini kita lanjutkan perawatannya..."

Hari itu adalah kontrol gigi tercepat gue dengan beliau. Tapi hari ini, 25 April 2012, hari di mana seharusnya gue sudah standby di bandara menunggu kedatangan EXO M dan Super Junior (hahahaha), gue kembali lagi dengan perawatan lebih lanjut untuk gigi kronis gue ini. Agenda hari ini adalah pembentukan pasak dan membuat cetakan untuk gigi palsu.

Kemaren-kemaren gue sempat mikir bagaimana caranya gigi palsu itu bisa diletakkan di antara gigi-gigi yang sudah ada. Gue juga sempat bingung kenapa pasak yang dipasang (yang menyerupai mur itu) kok kayak cuma sekedar gitu aja trus gak diapa-apain lagi. Nah hari ini terjawab sudah semuanya.

"Jadi hari ini kita akan melakukan pembentukan pasak gigi yang kemaren di pasang supaya gigi palsu yang akan dipasang di bagian itu bisa tetap berdiri tegak kayak monas," kata Dokter Chandra sambil nunjukkin contoh dummy gigi yang kasusnya sama kayak kasus gue. Kalau dihitung-hitung sudah empat atau lima kali beliau nunjukkin itu dan baru sekarang akhirnya semuanya dikerjakan. "Nah, ini kan nanti gigi palsunya dibuat dari bahan metal dan porselen. Kita juga akan membuat warnanya sama dengan gigi kamu yang asli," gue jadi mikir gimana bentuknya kalau gigi palsu gue warna ijo-ijo-mama-lime gitu. "Proses lab untuk cetak ini biasanya satu minggu.... dan biayanya, saya udah pernah bilang belom ya?"

"Udah dok, hampir lima kali. Kalo sama ini jadi lima deh,"

"Nah iya... Jadi biaya untuk pemasangan dan pembentukan pasaknya ini kan dua ratus ribu, sementara untukgigi palsunya sendiri delapan ratus ribu. Bisa deh kamu cicil dua atau tiga kali ya..."

"Oke dok oke..."

"Nah sekarang yuk tidur..."

"HAH?! APA DOK?!"

"Berbaring di sana itu loh..." nunjuk kursi panas.

"Oh.. Kirain..."

Gue melangkah pasti ke arah kursi panas biru yang hari ini rasanya agak dingin. Perut gue tiba-tiba aja mules nggak tau kenapa. Mungkin ini karena efek makan roti stroberi yang udah basi. Nggak tau juga. Anehnya hari ini gue nggak mikir apapun kecuali bor bor bor dan bor. Bahkan Goodbye Baby nya Miss A yang biasanya jadi OST kehidupan gue di ruangan itu udah nggak keputer lagi di Mp3 otak. Akhirnya gue berbaring dan di sebelah gue, pak Dokter sedang membongkar pasang mata bor yang akan digunakan untuk membentuk pasak gigi palsu itu.

Awalnya sih gue pikir bakalan biasa-biasa aja kayak yang kemaren-kemaren. Oh tapi ternyata dooong... Ini beneran kayak lagi mengukir sejarah di gigi gue gitu. Jadi gigi kanan kelima gue beneran di bentuk kayak lagi mahat patung. Pake bor. Berkali-kali di bor sana bor sini, ganti mata bor dari yang besar ke yang kecil. 

"Coba aaaaaaaa...."

Gue buka mulut.

"Sekarang gigit-gigit..." 

Gue gigit-gigit. 

Pas lagi mingkem gigit gitu, dokternya entah iseng entah memastikan sesuatu, nyolokkin itu mini-hook yang sering dipake nyungkil gigi dari gigi bagian luar dan nembus ke dalem. Pas mingkem, gue bisa merasakan jarum itu di lidah gue. Gigi gue sekarang tembus. Yay! -___-" Dan hari ini, setiap kali gue berkumur, gue bisa melihat darah keluar dari mulut gue. Oke, ternyata memang hari ini agak hardcore perawatannya. Soalnya kemaren-kemaren nggak pernah ngeliat darah... Hari ini darahnya bercampur sama bubuk-bubuk gigi yang hancur....

Karena hari ini suster yang biasa sama pak Dokter nggak ada, jadi pak Dokternya nggak ngegosip sambil mempreteli gigi gue. Beliau hari ini diam adem ayem sesekali bersenandung lagu ciptaan beliau sendiri (karena pas tadi gue mikir dia sedang humming lagu apa gue nggak tahu sama sekali).

Hari ini dokter Chandra memberikan gue sebuah cermin. Fungsinya sih buat ngeliat warna gigi yang cocok menurut mata gue. Tapi ujung-ujungnya cermin itu gue gunakan buat merapihkan rambut kusut gue biar tambah ganteng kayak Baekhyun. Dan sekaligus gue melihat kondisi gigi yang di bor sana bor sini tadi.

Wow... Demi Tuhan, beneran loh itu gigi yang tadinya tinggal separo, sekarang jadi tinggal seperempatnya doang. Jadi cuma kayak butiran jagung ditengah-tengah gusi gitu. Agak serem sih tadi pas ngeliat langsung di kaca. Antara serem sama giginya atau serem sama kotoran dan karang giginya. Hahahaha... (sikat gigi setaun sekali).

"Nah sekarang kita mau cetak gigi kamu. Ini ada dua cetakan, atas dan bawah. Saya coba dulu biar tau pas atau nggak ya..."

"Oke dok, lanjutkan dok, lakukan apa saja sesuka hati dokter..." Pasrah.

Dokter Chandra mengobrak-abrik laci dan menemukan dua buah lempengan besi berkilat, bentuknya kayak kontur rahang (?) bagian dalem mulut gitu deh pokoknya. Awalnya di coba dulu, pas atau nggak, nah setelah pas, baru deh di cetak...

Proses cetaknya sih nggak lama, cuma agak-agak menjijikkan karena dicetaknya itu pake semacem tepung (bukan terigu, emang cakue -__-) warnanya SNSD banget, pink-pink gitu, lembek kayak plastisin, trus wanginya kayak odol. Nah yang dicetak awalnya yang atas. Cetakan besi itu diisi adonan tepung SNSD tadi dan dimasukkan ke dalem mulut bagian atas gue. Kurang lebih satu menit gue menahan benda itu di dalam mulut. Pas gue rasain, ternyata rasa adonan tepungnya kayak permen karet gitu. Tapi nggak gue makan sih, yakali.... Aromanya emang kayak odol. Cuma bentuknya menjijikkan. Kesannya kayak lagi nyemil mentega -__- Setelah bagian atas selesai, lanjut ke bagian bawah dengan proses yang sama. Dan berasa banget itu tepung membeku di dalam mulut dan pas dikeluarin, tercipta sudah replika cetakan seluruh gigi gue. Yay!

Sayang sungguh sayang gue nggak sempat memfoto bentuknya. Karena malu juga sih yah foto-foto diruangan itu. Gue pasrah aja... Nggak punya foto dokumentasi perjalanan kasih sayang ini.

"Kurang lebih satu minggu nanti gigi palsunya jadi, baru deh kita bisa pasang. Mungkin kamu bisa tinggalin nomor hape kamu? Nanti saya hubungi via SMS, gimana?"

Boleh juga nih ngegosip sambil SMS-an. Gimana kalo kita mention-mentionan di twitter aja dok?

"Kamu punya hape kan?"

"Punya lah dok... Blekberi pula... Dokter pasti nggak punya blekberi kan? Hahahah..."

Setelah menuliskan nomor hape gue, dan perawatan hari itu selesai, gue pamit dan minggu depan berjanji dengan sepenuh hati akan kembali lagi ke ruangan ini.

"Jangan dipakai ngunyah yang keras-keras dulu ya.... Kurangi hobi makan batu kamu. Jadi biar giginya nggak sakit-sakit lagi kayak kemaren..." nasehat pak Dokter.

"Siap bos... Saya sekarang sudah beralih ke hobi ngunyah styrofoam..." biar puas.

Hari ini menemukan momen awkward: Ketika pak Dokter meminta untuk menghadap ke wajahnya dan mata kami bertemu, lalu dunia seperti slow motion sampai saya memutuskan untuk membuang mata saya ke luar jendela.

*baca lagi kalimat diatas*

*muntah darah plus dahak*

Tadi tiba-tiba ditagih bayaran sama pak Dokternya. Mampus banget kalo gue lupa bawa duit. Untung ada persediaan di kantong celana dalem. Berasa tuyul. Akhirnya utang gue berkurang 200 ribu.

***
Buat yang sakit gigi dan pengen ke Dokter Gigi Chandra di Pusat Kesehatan Mahasiswa Universitas Indonesia Depok (PKM UI DEPOK), ini gue kasi Jadwal Praktek Dokter Chandra:

SENIN/SELASA Jam 10.00 pagi sampai jam 16.00 sore.
RABU Jam 8.00 pagi sampai jam 14.00 siang.
KAMIS Jam 10.00 pagi sampai jam 16.00 sore.
JUMAT Jam 8.00 pagi sampai jam 14.00 siang.

Semoga lekas sembuh!

@ronzzykevin

Episode lalu

| drg. Chandra PART 1 | drg. Chandra PART 2 | drg. Chandra PART 3 | drg. Chandra PART 4 |
| drg. Chandra PART 5 | drg. Chandra PART 6 | drg. Chandra PART 7 [END] |

Share:

1 komentar

  1. "Ketika pak Dokter meminta untuk menghadap ke wajahnya dan mata kami bertemu, lalu dunia seperti slow motion sampai saya memutuskan untuk membuang mata saya ke luar jendela."
    Woakakakakakakakakkkkk
    #ketawa sambil ikut muntah

    seumur-umur baru baca postingan ini.
    Pertanyaan: Kenapa part 6 yang terpilih??
    Jawaban: ini tanggal 1 bulan 5! 1+5=6, EXO K berapa?? 6!! EXO M?? 6!! SHINee?? 6(kalo ditambah Om Ustad tapi ga mungkin. Kita bicara realita ajalah.)Ya udah!!
    Gitu doang!!

    BalasHapus