Sebuah Teori Cocoklogi Ending Still 2gether


Seperti yang lo sudah tahu dari posting-an blog soal The Shipper, gue adalah salah satu orang yang jadi korban tren dan korban pandemi yang kemudian ikut menyaksikan 2gether The Series. Ketika gue ikutan hype di media sosial, salah satu teman gue di Twitter sudah memberikan semacam warning. Bahwa dunia ini tidak semenyenangkan tampak luarnya.

ANJAY KESANNYA SERIUS BANGET.

Ya tapi selama beberapa bulan terakhir ini gue mencoba untuk keeping up with the fandom dan menyelami dunia BrightWin dan Sarawatine semakin dalam. Ada banyak sekali momen WOW WOW APAAN NEH dan keterkejutan yang hadir setiap harinya. Salah satu yang gue tangkap adalah bahwa ada kemiripan antara orang-orang di fandom ini dengan fans K-Pop di tahun 2010 - 2012 dulu.

Gue nggak memukul rata semua orang. Ada yang bilang mereka yang baru masuk ke fandom ini lebih vokal, lebih mengeluarkan emosi mereka, lebih "berisik" di media sosial. Sementara fans-fans lama justru lebih kalem, menikmati ketersediaan konten dengan imajinasi dalam kepala masing-masing, menanggapi perbedaan pendapat dengan lebih dingin.

Sebelum gue tahu kalau budaya fans di universe ini rada-rada mirip fans K-Pop di masa lalu, gue terbilang cukup... hehe... bodo amat dalam mengeluarkan pendapat soal 2gether The Series. Lalu kemudian setelah melihat-lihat dan mencari insight, gue jadi lebih tahu bahwa ternyata ya memang lo boleh bebas berpendapat soal apapun, tapi pada akhirnya lo nggak bisa mengatur bagaimana orang menanggapi pendapat lo.

Apa yang lo tulis di media sosial akan ditanggapi beda oleh semua orang. Bahkan mungkin oleh lo sendiri ketika lo baca ulang tulisan lo. WKWKWKWKWKWKWK. Maka dari itu fitur delete tweet diciptakan. Tapi kalau sudah masuk menfess, ya sudah, selamat datang di neraka bernama media sosial.

So anyway, long story short, gue nonton 2gether The Series dan gue mencari tahu seperti apa situasi di dalam fandom. Kesimpulannya sih sama aja ya kalau lo nyentil idola orang, ya orang akan marah.

Tapi bukan berarti lo nggak boleh nyentil.

Kritik, komentar, dan opini boleh kok lo sampaikan di sosmed, bebas aja guys. Selama lo nggak menghina dan nggak rasis.

Jadi kalau lo yang baca ini karena nemu link-nya di Google atau media sosial, dan tidak pernah tahu bagaimana gue di media sosial, atau tidak pernah sebelumnya membaca tweet atau unggahan gue di blog ini, jangan langsung dicaci maki ya. Ron tuh anaknya emang gitu. Sotoy! Dibilang mulut sampah tuh dulu dia sama fans Huang Zitao pas Tao keluar dari EXO.


Seperti yang gue tulis di review The Shipper gue yang pertama, gue nungguin banget Still 2gether. Jelang episode terakhir 2gether The Series gue juga "sudah masuk" grup WhatsApp Sarawat's Wives sebagai satpam asrama. WKWKWKWKWKWKWKKWKWKWKW. Jadi setiap kali ada yang ngejelek-jelekin Sarawat akan berhadapan sama gue. Tapi kalau mengkritik akting Bright, ya gapapa, dia akan berkembang pada waktunya nanti.

Alasan utama kenapa gue nungguin Still 2gether mungkin lebih ke... apa ya nyebutnya... ingin membayar kekesalan gue atas bagaimana eksekusi series-nya. Gue adalah salah satu dari sebagian orang yang nggak menikmati eksekusi series ini.

(Tapi kemudian temen gue bilang ke gue, bahwa temennya yang sudah lama di dunia BL menjelaskan kepadanya, kalau series BL itu nggak usah lihat teknik atau eksekusi produksi karena buat fans lama series ini dibuat ya cuma buat gemes-gemes aja gitu.

TBH gue cukup bisa menerima itu sebagai sebuah alasan dari sudut pandang fans. Tapi sebagai penikmat tayangan drama di platform streaming, gue nggak setuju. Kegemasan Bright dan Win menurut gue akan jauh lebih berkesan kalau eksekusi produksinya juga bagus.

Karena itulah gue kemudian membandingkan series ini dengan series lain dari GMMTV dan WOW AKU SUKA SOTUS! AKU SUKA SOTUS S! Produksinya rapi, walaupun Sotus S terasa seperti sinetron, tapi rapi kok.

Thank you for reading my Ted Talk.)

Gue ngerasa kayak... sayang banget. Karena materi ceritanya bagus, gue sampai baca novelnya dan gue suka, tapi ketika tayang 13 episode rasanya kayak... UGHHHHH KURANG. KURANG!!!!!!!!


"Sebenarnya mereka nggak nyangka series ini akan sukses." begitu testimoni dari orang dalam fandom.

Gue juga bisa menerima opini ini setelah menyaksikan beberapa produksi lain dari GMMTV yang kurang lebih sama "nggak niat"-nya. But anyway, since sekarang ini series-nya udah terkenal, iklannya udah banyak, Bright Win-nya udah sepopuler itu dan exposure-nya sudah sangat tinggi (ALHAMDULILLAH!), GMMTV pun pasti mempertimbangkan semua itu untuk memperbaiki produksinya.

(Seneng tapi The Shipper dibikin bagus heheheheheheh Gue baru nonton The Gifted dan WOW SUKA!)

Dan di sinilah kita sekarang, Still 2gether, 5 episode spesial.

Raikantopini mosamra posiom timi ayusip kunpay abmipap siyang runuha titong shay witsilinyaha nigandrapchum poshong timi anyupnay kwasipsampi kwundri rapkam nepnam.

 
Episode 1 udah langsung menjelaskan betapa bedanya episode spesial ini dari 13 episode di season 1. Bener-bener seperti memasuki dunia yang beda. Mulai dari tone warnanya, pergerakan kameranya, detail di setiap adegan, make up masih agak berlebihan sih gue rasa terutama di bagian bibir, tapi overall semuanya terasa upgrade banget.

Episode 1 terasa sangat membahagiakan ya? Bisa lihat lagi dinamika Sarawat sama Tine. Dari sisi akting lo juga pasti akan bisa melihat kalau mereka berdua sudah sangat nyaman satu sama lain. Kayak adegan mereka lagi bareng tuh seolah-olah nggak akting. Membuat banyak orang berpikir nih kalau Bright sama Win off-cam apakah semanis itu apa gimana sih?

WEHEHEHEHEHHE HALU ITU HALAL JADI SILAKAN DIBAYANGKAN SENDIRI.

Ada juga yang bilang, "5 episode spesial ini dibuat untuk menambal plot hole yang ada di season 1", dan gue cukup setuju dengan itu. Gue suka banget keputusan tim produksi untuk kembali menampilan Pear dan menjadikan Earn sebagai pengganti Air. Gue suka banget sama Pear anyway dan gue sampai follow IG-nya dan tiap hari kerjaannya cuma nge love satu foto berkali-kali seolah-olah dia bakal notice.

Sayangnya, Still 2gether nggak akan berakhir bahagia.

ANJAY SOTOY BANGET GUE.

Trailer Still 2gether sebenarnya sudah sangat menjelaskan bagaimana cerita ini akan berjalan dan akan dibawa ke mana. Di awal mungkin yang ditampilkan hanya keceriaan-keceriaan saja. Tapi pas menjelang akhir trailer, ada satu dialog dari Sarawat yang mengisyaratkan perpisahan lalu shot Tine nangis, dan dua-duanya mengutarakan rasa rindu satu sama lain.



Apa yang sebenarnya akan terjadi?

Kalau kita lihat dan memperhatikan cara mereka menceritakan episode 1, kita sebenarnya bisa nebak banyak hal.

Di awal, Tine mulai terusik oleh komentar-komentar netizen soal dia yang masuk ke kelab musik padahal nggak bisa main gitar, soal dia yang curang di audisi, soal dia masuk karena nyogok Sarawat dengan t3t3-nya (gak deng yang itu gue ngarang WKWKWKWKKWKW), ya intinya Tine baca komentar netizen yang bilang "oh itu yang masuknya karena orang dalam ya?" wkwkwkkww udah kayak PNS di daerah-daerah aja lu Tine.

Ternyata efek komentar Thai-net ini sebesar itu ke psikologis Tine. Alhamdulillah masih Thai-net bukan Knetz ya kalau Knetz mungkin Tine sudah gundul karena mikirin komentar netizen. Tapi dia tetap kepikiran. Makanya setelah Sarawat minta dia buat jadi sekretaris (dan Sarawat jadi ketuanya) (WADAW!) Tine memutuskan untuk audisi ulang dan latihan gitar lagi.

Di satu sisi memang sih ini tuh semacem nostalgik banget. Karena usaha Tine buat bisa main gitar di season 1 kan lucu ya, apalagi dengan bantuan Sarawat gitu kan, walaupun pada akhirnya dia gak bisa main juga sih karena setelah dia masuk kelab musik dan setelah dia udah lepas dari kejaran Green, Tine lupa tuh sama semua ambisi dia main gitar. Sama seperti Sarawat yang lupa sama keinginan dia buat megang t3t3 Tine dan malah high-five di akhir episode 13.

Jadi di episode 1 Still 2gether ini kita diajak buat balik lagi mengenang bagaimana usaha Tine buat bisa tetap bersama Sarawat, di satu sisi, dan di sisi lain membuktikan bahwa dia layak buat masuk kelab musik dan jadi sekretarisnya Sarawat. SEBESAR ITU LHO CINTAMU TINE PADA SARAWAT YANG HANYA TEROBSESI PADA T3T3MU TAPI ABIS ITU DIKASIH HIGH-FIVE DOANG.

Nah inti dari episode 1 kan sebenarnya cuma itu. Kejadian di awal memberi bocoran soal konflik dan apa yang akan terjadi di akhir episode.

Tapi, sebenarnya episode 1 ini lebih dari sekedar itu. Bisa dibilang di episode 1 ini tersebar kode-kode yang akan jadi penting buat akhir cerita semua karakter di Still 2gether.

(Tarik napas dulu guys)

(Gue menulis ini bener-bener nggak pernah baca-baca bocoran apa-apa whatsoever jadi letsgo)

1. Opening Credit


Bukan rahasia lagi kalau opening credit sebuah series tuh memberikan bocoran soal jalan ceritanya. Nah di opening credit still 2gether ini juga gitu. Kelab musik sama cheerleader sekarang sebelahan ruangannya. Makanya tuh orang-orang pada berantem di trailer. Green juga kayaknya ikut-ikutan cheerleader ya karena memang cocokan di situ hehehehehe. Ditampilin juga nih di awal opening credit soal kelab musik sama kelab cheer yang sebelahan ini. Ini juga kayak mau memberikan gambaran kontras dua dunia antara Sarawat dan Tine.
 

Phukong masih berusaha buat mendapat pengakuan Mil soal perasaannya. Jadi masih malu-malu si Phukong. Jadinya ngintip terus. Pergerakan terlalu lamban tapi bukan salah Phukong sih, sebenarnya dia udah agresif dari season 1. Cuma Mil-nya aja yang nggak sensitif kayaknya. Kena bro-zone juga lama-lama nih Phukong.


Man ada di tengah-tengah lautan dengan hiu. Menggambarkan betapa nih hubungannya sama Type sangat rawan dan penuh dengan cobaan. Type-nya aja udah cobaan banget buat Man WKWKWKWKWKWKWKWK Orang yang sekaku itu ketemu sama artis TikTok ya mon maap mending aku masak mie instan tengah malam aja lalu gunting bungkus mie-nya dilama-lamain ya namanya juga klien.

Ada pesawat lewat kemudian di dalam pesawat ada Type.


Sebentar...

Sampai akhirnya gue nulis bagian ini, gue masih berpikir bahwa Sarawat yang akan pergi meninggalkan Tine lho. Tapi di sini gue jadi yakin kalau sebenarnya yang akan pergi adalah Tine.

Type tuh posesif banget sama adiknya. Udah berasa kan dari season 1 yang soal dia pasang selotip buat ngebatesin wilayah yang boleh dilewatin atau nggak dilewatin sama Sarawat. Jadi masuk akal kalau misalnya ini adegan pesawat dia sebenarnya nggak sendiri, tapi dia ngajak Tine.

Gue masih nggak tahu mereka akan pergi ke mana. Mungkin ke Amerika? Mungkin Tine sama Type disuruh nyusul orangtuanya ke sana? Gue nggak tahu juga apakah orangtua mereka ada di sana. Tapi yang pasti, alasan kenapa Sarawat akhirnya ngomong soal LDR itu adalah karena Type harus pergi dan dia nggak mau pergi sendiri.


Type nggak bisa ninggalin adiknya dan dia masih punya trust issue sama semua orang. Antara memang begitu atau memang dia harus pergi berdua sama Tine karena urusan keluarga(???ANJAY).

Masalah LDR ini kan juga ditampilin di MV lagu baru mereka yang Win-nya muncul dari dalem layar terus kebanyakan adegan masa kininya si Bright sendirian.


2. Ke luar negeri? Exchange student?


Since kita masih belum tahu Type naik pesawatnya ke mana (dan apakah memang benar dia bawa Tine bersama dirinya) (lho kok bahasa gue jadi gini) tapi soal perjalanan ke luar negeri ini dikasih kode di episode 1. Di atas tempat tidur Sarawat dan Tine ditempelin peta dunia yang tersusun atas nama-nama negaranya. Tidakkah kalian wahai masyarakat cocoklogi merasa ini adalah sesuatu yang tidak biasa?

Peta dunia dan nama-nama negara ditempel di atas tempat tidur. Tempat personal buat pasangan ini. Seolah-olah mau menggambarkan bahwa mereka tuh setelah ini akan terpisah jarak banget. Nggak cuma nyambung sama Type yang di dalam pesawat tapi juga sama dialog soal LDR-nya Sarawat di trailer.

Waktu Tine baca-baca komentar di kampus, Fong sama Ohm nyamperin Tine dan gue langsung bertanya-tanya. Kemana Phuak? Di situ kemudian Fong sama Ohm menjawab pertanyaan gue kalau Phuak mengikuti program pertukaran mahasiswa.



Tiba-tiba sekali? Ya. Memang kesannya kayak gitu. Tapi, ini bisa jadi sebuah kode buat member lain dalam geng itu yang adalah Tine. Kemungkinan Tine bakalan ikutan program ini karena cheerleader, mungkin? Since dia sekarang ketua. Atau ya bisa karena alasan lain.

Yang pasti, adegan Type di pesawat itu bisa berarti 2 hal sih. Type yang memang harus pergi dan ngajak Tine. Atau Tine yang harus pergi dan Type nggak bisa nggak ikut karena dia khawatir sama adiknya.

3. Team Sarawat's Wives yang posesif


Awalnya mereka fans, tapi lama-lama mereka posesif juga sama Sarawat. Tine merasakan komentar jahatnya komentar netizen soal dirinya yang jadi anggota kelab musik. Di adegan ngumpul bareng sama gengnya, Fong memperingatkan Tine soal "bekerja bareng pasangan". Di situ Fong berusaha buat menjelaskan bahwa Team Sarawat's Wives tuh iri banget sama kebersamaan Tine. Mereka intinya nggak suka dengan kenyataan sekarang Sarawat tuh udah punya pacar.

"That's why they dig up your past to sabotage you!" kata Fong.

Terus dibales sama Ohm, "Ya kalo gue jadi dia sih, baca komen ini, gue bakalan keluar!"

Terus Fong ngomong lagi, "Ohm! Jadi maksud lo dia harus putus sama Sarawat?"

Ohm bilang, "Enggak, maksudnya keluar dari jabatan sekretaris."

Gue tidak bisa tidak memikirkan perkataan Fong sih. Kayak... ANJIR DETAIL-DETAIL KAYAK GINI YANG BIKIN GUE MAKIN KEPIKIRAN SAMA MASA DEPAN OTP GUE!

WKWKWKWKWKWKWKKWKWKWKW

4. Tulisan di dekat pintu apartemen Sarawatine


"Take a sad song and make it better."

Awalnya gue cuma melihat ini sebagai sebuah quote aja. Nggak pernah kepikiran macem-macem sampai akhirnya gue bikin tulisan ini. "Take a sad song and make it better" adalah kutipan dari lirik lagu Hey Jude yang dinyanyikan The Beatles.

Wajar kalau akhirnya tim produksi menyelipkan kutipan dari sebuah band legendaris di kamar Sarawat dan Tine. Tine punya banyak sekali poster Scubb di dekat tempat tidur. Sementara kutipan The Beatles ini sebenarnya mewakili Sarawat sebagai anak band.

Yang mengejutkan sebenarnya adalah sejarah dari lagu itu. Hey Jude ditulis oleh Paul McCartney yang ditujukan buat Julian, anak John Lennon, yang sedih karena waktu itu John Lennon memilih untuk berpisah dengan istrinya, karena aktris Jepang Yoko Ono.

APAKAH INI TIDAK CUKUP MEMBERIKAN GAMBARAN BAHWA AKHIR DARI CERITA SARAWAT DAN TINE DI Still 2gether ini SANGAT SANGAT AKAN MEMBUATMU TERLUKA, GUYS?!

Deep sigh.

Gue sih tidak melihat perpisahan Sarawat dan Tine karena orang ketiga. Selain karena fans nggak akan suka (dan kasian juga sama pemeran orang ketiganya kalo netizen Indonesia pada komentar-kometar di IG dia nanti seolah-olah dia beneran jadi orang ketiga di antara Bright-Win WOW KASIAN SEKALI AKU SAMA PEMERAN PAM YANG DIANGGAP PELAKOR), juga karena nggak masuk aja sama dunia 2gether ini.

Perpisahannya bisa karena hal lain dan yang paling masuk akal sih kayaknya ya posesifnya Type itu. Tapi harus ada alasan lain yang mendasari sih. Ya mungkin soal exchange atau luar negeri tadi.

5. Poster Call Me By Your Name


Ini sebenarnya yang paling parah. Gue sejak awal ini poster nangkring di apartemen mereka kayak yang... BENTAR DULU, KENAPA SIH?!?!?!?!?!?! Gue salah satu dari sekian banyak orang yang suka banget sama Call Me By Your Name. Wah anjir bahkan sebelum gue masuk RS gue udah nabung buat jalan-jalan ke Itali buat Umroh lokasi syuting film ini! Sayangnya sekarang uang itu harus gue pake lunasin utang Rumah Sakit WKWKWKWKWKWKWKWK BYE BYE Rp 30 JUTAKU T_______T

Alasan kenapa Sarawat memasang poster Call Me By Your Name mungkin sederhana ya: karena ini adalah film LGBTQ+ terbaik pada masanya. Sangat masuk akal dan related sama hubungan Sarawat dan Tine juga.

Elio, dalam cerita Call Me By Your Name itu, adalah seorang remaja yang sedang mencari jati diri. Dia suka cewek, tapi pas Oliver dateng kok dia tiba-tiba berdebar gini?

Dalam universe 2gether, Tine diceritain pernah jadian sama beberapa cewek sebelum sama Sarawat. Sementara buat Sarawat, Tine adalah pacar pertamanya. Jadi nggak ada yang bener-bener Elio di 2gether ini tapi ya Sarawatine adalah Elio kalau mau diumpamakan.

Tapi kehadiran poster Call Me By Your Name yang segede dosa gue itu di kamar mereka adalah sebuah kode yang sangat jelas bahwa hubungan Sarawat dan Tine nggak akan berakhir bahagia. Setidaknya di Still 2gether ini.

Buat yang belum tahu, di Call Me By Your Name, setelah Elio dan Oliver sama-sama tahu mereka suka satu sama lain, Oliver balik ke Amerika. Lalu satu tahun kemudian Oliver ngabarin Elio kalau dia mau nikah.

Intinya, Call Me By Your Name bukan cerita yang berakhir bahagia. Tapi kalau lo nonton film dan baca novelnya, wah, keremes-remes itu deh hati lo. Dan kemunculan poster itu di ruangan Sarawat dan Tine adalah kode besar kalau ya lo memang akan butuh tisu di akhir cerita ini.



Dari opening credit ke komentar Team Sarawat's Wives, dari lagu Hey Jude ke Call Me By Your Name. Gue rasa ini lebih dari cukup buat kita mempersiapkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Menurut gue akhir yang patah hati dan sedih di Still 2gether adalah sebuah keputusan yang not bad sih. Karena dengan begitu, gue sebagai penonton akan lebih mengantisipasi season 2 banget. Dengan detail-detail yang ditampilkan di episode spesial ini, gue sih yakin season 2 akan lebih dipersiapkan dan akan jadi lebih bagus secara produksi.

Dari sisi cerita gue rasa juga mereka perlu perpisahan, jarak, patah hati, sedih, dan sakit hati itu. Menurut gue dengan begitu karakter Tine dan Sarawat jadi ada perkembangan dan hubungan mereka pun jadi lebih realistis. Soalnya ini di Still 2gether, mereka udah tinggal setahun bareng, tapi Tine masa masih kaget aja lihat Sarawat tidur nggak pake baju nggak pake celana?

YA LO PASTI UDAH TERBIASA GAK SIH MAKSUD GUE UDAH SETAHUN BARENG GITU?!

Lagian menurut gue, dengan cerita yang patah hati dan sakit hati akan membuat mereka jadi lebih relatable sebagai pasangan. Nggak cuma sekedar "WAT! SIBANGKE! KAN GUE UDAH BILANG KALO MAU NYUCI BAJU DIBALIK DULU BAJUNYA!" gitu. Jadi ada sesuatu yang lebih "Deep" kayak lagunya Scrubb yang diputer di episode 1 ini.

Kata gue mah, ending Still 2gether akan jadi bridging yang sangat seru buat kita nungguin season 2. Jadi memang harus dibuat senendang, sebagus, semenyakitkan itu.

Ya bismillah. Semoga nggak kentank. Semoga nggak ada lagi adegan high-five.
 
Sekian cocoklogi dari Mbah Ronzzy. Kalau kejadian hamdalah. Kalah enggak yasudahlah.


Share:

0 komentar