Sedang Bucin Taeyeon


Ketika lo baru kenal K-Pop, sebuah keharusan rasanya untuk memilih bias.


Ya nggak sih? Mungkin ini memang gue yang mainnya kurang jauh, tapi setiap kali ketemu sama orang yang suka K-Pop juga, gue pasti ditanyain: biasnya siapa? Ketika gue ingat-ingat lagi bagaimana gue akhirnya suka K-Pop, ternyata memang proses memilih bias ini sudah jadi bagian dari fase fanboying gue. Ketika dulu teman-teman SMA gue memperkenalkan SHINee ke gue, mereka pun langsung nodong dengan ngasih pertanyaan yang sama. Biasnya siapa? Pada saat itu bahkan gue aja masih belum bisa membedakan mana Onew mana Key. Tapi yang pasti, sebagai visual, nama Minho adalah yang pertama kesebut.

You know lah ya, tugas visual dalam grup K-Pop adalah memudahkan orang baru untuk mengingat wajah dan nama mereka sebelum akhirnya orang yang bersangkutan kenal lebih jauh dengan grupnya. WKWKWKWKWKW. Gue jadi inget obrolan gue sama seseorang beberapa hari yang lalu, yang kembali mengingatkan gue betapa pentingnya visual dalam sebuah grup atau apapun itu. Gue mau bilang dia temen tapi kayaknya kita belum di tahap temenan sih, jadi mungkin gue sebut dia kenalan? WKWKWKWKWKWK Singkat cerita dia tiba-tiba nanggepin Instagram Story gue dan kita berujung ngomongin serial Thailand. Pas gue tanya dia nonton apa, dia jawab 2gether lalu bilang, "Soalnya kepincut visualnya. Gue nonton liat-liat visual." Pas gue tawarin nonton The Shipper dia kemudian langsung liat dan lalu bilang, "Sori, tapi visualnya nggak menarik."

WANJER.

Visual yang dimaksud dalam hal ini adalah wajah ya bukan produksi secara keseluruhan.

TAPI GUYS THE SHIPPER BAGUS BANGET SERIUS LO HARUS NONTON. KALAU NGGAK LO BACA RECAP/REVIEW/SPOILER GUE DEH DI BLOG INI. CEK MENU REVIEW DI ATAS/SAMPING.

Berselang dua tahun dari pertama kali gue dicekokin Love Like Oxygen sama temen-temen SMA gue, gue pun mulai dengerin Super Junior dan SNSD. Bisa tebak dong, siapa bias gue? WKWKWKWKWKKWKWWK Tentu saja Siwon dan YoonA.

Nggak heran juga pada akhirnya gue suka banget ngejodoh-jodohin mereka di setiap fanfiction yang gue tulis. Kayak... sudah sebuah keniscayaan aja gitu. Tapi sekali lagi itu adalah di awal-awal gue suka K-Pop. Semakin gue kenal dan mengikuti perjalanan grupnya, konsep bias itu pun menjadi semakin bias. Sekarag kalau lo tanya siapa bias gue di SNSD kadang-kadang jawabannya bisa berubah-ubah. Satu hari gue suka banget YoonA, di hari lain gue jatuh cinta banget Sooyoung karena kalo di variety show kocak banget, di hari yang berbeda mungkin gue bisa bilang Yuri menarik karena penampilannya yang agak bego waktu di Weekly Idol terakhirnya SNSD, lalu kemudian setelah berganti hari gue mungkin akan bilang gue suka banget Tiffany gegara nonton Unni's Slamdunk.

Tapi yang pasti sekarang gue lagi suka banget Taeyeon.


Kalau gue berusaha merunut kenapa akhirnya gue jadi perhatiin Taeyeon banget, mungkin jawabannya adalah era-era The Boys sampai TaeTiSeo. Gue inget di review MV The Boys yang gue tulis bertahun-tahun yang lalu, gue sempat menulis soal perubahan gaya rambut Taeyeon di sepanjang MV itu. Gue juga inget bagaimana gue spazzing soal Taeyeon dan Baekhyun waktu MV TaeTiSeo keluar. Sekarang mungkin gue akan di-bash banyak fans EXO (dan mungkin juga Taeyeon) kalau masih bahas-bahas ini. Ya tapi bodo amat sih sebenarnya. HAHAHAHAHAHAHAHA

#BYUNTAE_FOREVER #SORRY_CHAN_BAEK

Ketika Taeyeon debut di album I, gue nggak terlalu nge-hype. Sempat sih ngedit video buat meme dari MV itu digabungin sama iklan sampo Lifebouy tapi ya sekedar itu doang. Gue nggak terlalu dengerin albumnya, gue nggak terlalu suka sama lagu I pada masa itu, jadi gue cuek secuek-cueknya. Sampai akhirnya album Why keluar, gue semakin menjauhi lagu dan album itu karena SM lagi ada di masa EDM dan gue gak suka banget EDM. Barulah setelah My Voice rilis, gue akhirnya intens mendengarkan Taeyeon dan lagu-lagu lamanya.

Di era My Voice itulah gue akhirnya baru ingat kalau ada satu lagu Taeyeon yang duet sama Kim Bum Soo yang gue suka banget dari jaman dulu. Judul lagunya Different dan itu adalah duet yang gue rasa perfect banget. Suara Taeyeon walaupun di nada yang nggak terlalu tinggi dan menurut gue bukan sesuatu yang cukup menantang buat dia, tapi harmonis banget sama suara Kim Bum Soo yang cenderung rendah dan nge-bass. In general gue nggak suka sama tahun 2016 karena di tahun itu hidup gue bener-bener aneh dan gue nggak terbiasa dengan keanehan-keanehan itu, tapi kalau ada satu hal yang bikin gue menikmati hidup di tahun 2016 adalah mendengarkan lagu-lagu My Voice.

Saking gue sukanya sama album My Voice, gue juga menulis satu blogpost soal album itu di blog ini.

Di tahun itu juga kemudian gue mulai membuka diri mendengarkan lagu-lagu Taeyeon yang lama. Termasuk tracklist di album I dan juga Why. Agak menyesal sih pada akhirnya nggak mendengarkan album I di tahun perilisannya karena ternyata isinya bagus-bagus. Gue masih mencoba untuk menyukai Why dan tracklist di album itu meski di antara semua lagu solo Taeyeon (yang berbahasa Korea), album Why adalah album yang paling jarang gue dengarkan sampai sekarang.

Hal yang terjadi pada Why juga terjadi di album Purpose. Gue juga awalnya merasa lagu itu sangat... dark.

Lha?


Gue juga bingung. Gue langsung mendengarkan album itu di hari perilisannya dan merasa sangat tertekan dengan tracklist-nya. Tapi itu juga ada alasannya sih setelah gue pikir-pikir.

Album Purpose dirilis dan gue dengarkan ketika kondisi kesehatan gue lagi sangat menurun. Saat itu gue udah mulai bolak-balik ke fisioterapis. Di hari pertama album itu dirilis gue juga sedang dalam perjalanan ke fisioterapis. Pulang dari fisioterapi pun gue juga mendengarkan album itu. Di situlah gue merasa bahwa gue sudah melakukan hal yang salah.

Mendengarkan lagu ketika kondisi mental dan kesehatan yang nggak baik (apalagi gue yang tipikal mendengarkan satu lagu berulang-ulang bisa seharian atau bahkan berhari-hari) bikin kesan dari lagunya berkurang banget. Itulah kenapa di awal-awal gue mendengarkan Purpose, gue merasa album itu sangat depressing. Karena pada saat gue mendengarkannya, gue juga dalam kondisi yang sangat tertekan. Badan gue sakit, keceriaan sama sekali nggak bisa gue rasain, gue harus minum obat penahan sakit setiap hari, dan hal-hal itu membuat gue jadi nggak bisa merasakan beragam emosi dari album Purpose itu dengan baik. Pada akhirnya yang terasa cuma tertekan dan capek.

Ketika suatu hari gue merasa baikan dan merasa agak lebih sehat, gue mendengarkan lagi album Purpose dan memang bener, feel-nya jadi beda. Setidaknya emosi dari setiap lagu bisa gue rasakan. Ternyata nggak seperti yang gue pikirkan pada saat pertama kali mendengarkan lagunya, Purpose nggak se-dark itu kok. Ada juga lagu-lagu dengan beat ceria yang tidak menggambarkan kesedihan. Setelah bisa membedakan emosi setiap lagunya, gue pun suka banget sama Wine.

Sampai sekarang.

Wine kayak sudah jadi teman hidup gue banget deh sejak akhir tahun 2019. Teman suka dan duka.

Kalian pasti juga pernah merasakan ini deh: sebuah lagu yang lo dengarkan akan membuat kalian ingat dengan sebuah situasi, kondisi, dan keadaan tertentu di satu titik hidup lo.

Kayak yang tadi gue bilang, gue adalah tipe orang yang mendengarkan satu lagu berulang-ulang dan itu juga bisa berhari-hari. Wine adalah salah satu lagu itu. Di kuartal tiga tahun 2019, gue melakukan sebuah perjalanan ke Singapura dan Malaysia sama temen gue yang namanya Agus. Pada saat itu gue sebenarnya udah sakit banget tapi ya selamat karena painkiller. Dalam perjalanan itu, Wine adalah lagu yang gue dengarkan. Di dalam pesawat, waktu lagi tidur di bandara, pas naik bus, pas lagi mau tidur di hotel, dan setiap ada kesempatan untuk mendengarkan musik gue pasti mendengarkan lagu itu.


Makanya sekarang kalau gue lagi dalam kondisi tenang dan kalem, lalu mendengarkan lagu Wine, rasa sakit yang gue tahan pas gue melakukan perjalanan itu bisa gue rasakan lagi. Gue juga seperti bisa mencium aroma bandara, kabin pesawat, bahkan kopi susu panas yang gue minum di Changi Airport hari itu. Untungnya kenangan-kenangan dalam perjalanan itu mostly menyenangkan. Bayangkan kalau sesuatu yang buruk terjadi dan kemudian kejadian itu terafiliasi dengan lagu Wine. Gue pasti nggak bakalan deh dengerin Wine lagi sampai traumanya sembuh.

Moral of the story, jangan dengarkan satu lagu berulang-ulang pas lagi sakit hati atau lagi merasa dunia sedang tidak bersahabat. Apalagi lagu yang lo suka. Nanti lagunya jadi identik sama keterpurukan lo saat itu.

WKWKWKWKWKWKWKWKWKWKW GAK DENG INI MUNGKIN GUE DOANG.

Sekarang ada beberapa lagu yang memang bisa banget membawa gue ke kenangan-kenangan lama dan kalau memang kenangannya agak buruk atau memalukan gitu (setidaknya mungkin gue malu sendiri kenapa gue bisa melakukan itu sih?), gue akan memilih untuk tidak mendengarkannya.

Tapi lagu-lagu Taeyeon untungnya nggak ada yang kayak gitu.

Selain Wine, ada satu lagu Taeyeon yang gue suka banget dan ini sebenarnya lagu cover Nell. Judulnya Time Spent Walking Through Memories. Lagu ini ada di album My Voice Deluxe tapi versi CD, jadi di Spotify nggak ada. Waktu gue belum berlangganan Spotify, gue sempat download lagu itu dan masukin ke hape. Jadi kalau gue lagi nggak punya internet dan pengin dengerin satu lagu yang nyaman gue dengerin berulang-ulang sampai berhari-hari, lagu itu adalah jawabannya.

Di perjalanan ke Seoul di awal 2019, gue mendengarkan lagu ini bener-bener selama kurang lebih 10 hari itu. Di bandara, di bus, di kereta, di kamar Air BnB. Bahkan salah satu temen gue akhirnya otomatis nyanyi lagu itu tanpa diperintah saking gue selalu memutarnya dengan speaker hape kalau lagi di kamar setiap mau tidur.

(Waktu nulis postingan ini gue juga lagi dengerin lagu itu hehehehehe)


Selama karantina ini, lagu-lagu Taeyeon mungkin adalah lagu-lagu yang paling sering gue dengerin. Kalau gue mau ngasih lima rekomendasi buat kalian yang belum pernah mendengarkan Taeyeon, ini lima lagu Taeyeon yang menurut gue terbaik banget (selain Wine, Different, dan Time Spent Walking Through Memories):

1. Time Lapse


UGHHHHHH LAGU INI TUH UGGGGGGHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!! Tracklist di album My Voice tuh sangatlah juara sebenarnya. B-side track-nya bagus-bagus semua. Jadi jujur aja gue agak susah untuk memilih satu dari semua lagu yang ada di sana. Soalnya, lagu-lagunya kayak nyambung gitu. Gue suka banget deh pokoknya itu versi reguler dari Fine sampai Eraser. Awalnya gue nggak terbiasa dengan tambahan track di versi deluxe tapi kemudian gue telen mentah-mentah karena enak-enak juga pada akhirnya. Gue tadinya nggak suka Curtain Call jadi malah suka banget. Tapi ya sekali lagi nggak bisa milih mana yang terbaik di album My Voice tapi gue ingin merekomendasikan Time Lapse.

2. Circus


Gue pernah nulis ini di kekoreaan.id tahun 2019:

Waktu pertama kali melihat judul lagunya di daftar tracklist, gue kira lagu ini akan punya feel seperti 'Stress' di album 'I'. Tapi ternyata jauh berbeda! Dibuka dengan dentingan piano, lagu ini langsung menggaet kuping gue buat mendengarkannya sampai habis. Lagu ini bikin kalem, enggak terlalu ambisius, dan suara jentikan jari di tengah-tengah lagunya selalu sukses bikin gue ikutan untuk melakukan hal yang sama.


Dan sampai sekarang gue masih setuju dengan apa yang gue tulis waktu itu.

3. 11:11


Tadinya lagu ini dirilis sebagai single tapi lalu masuk ke album My Voice Deluxe. Tadinya gue nggak suka lagu ini entah karena apa gue juga nggak tahu. Kayaknya karena pas karaoke, pacarnya temen gue nyanyi lagu ini dan gue agak nggak suka sama pacar temen gue ini jadinya gue kesel sendiri WAHAHAHAHAHAHHAHAHAH GAK SEHAT BANGET ANJIR. Ya mungkin karena itu. Tapi belakangan ini gue suka dengerin lagu ini karena nggak meledak-ledak, datar, dan dikuping tuh rasanya kayak ditiup-tiup gitu.

4. Farewell


Gue tadinya mau nulis Stress di nomor 4 tapi karena gue sekarang lagi stres dan nggak mau makin stres jadinya gue tulis judul yang lain aja. HAHAHAHAHAHAHAHAHAH Sebenarnya di album I tuh UR adalah favorit gue. Tapi kadang gue menghindari lagu ini karena kenangan yang disebabkan olehnya yang bikin gue merasa kayak OKE INI BERLEBIHAN gitu jadi gue memutuskan untuk merekomendasikan Farewell. Gue sebenarnya lebih suka Farewell karena melodinya sangat-sangat style gue banget. Tipe lagu yang akan bikin gue nangis kalau dengerin ini dinyanyiin sama dia di konser. Bukan berarti gue nggak akan nangis kalau mendengarkan UR, tapi nangisnya beda. Kalau UR nangisnya bukan karena Taeyeon nyanyiin tapi karena gue gagal muvon nanti. WKWKWKWKWWKWKWKWKKWKW

5. Here I Am


UGHHHH LAGU INI OH MY GOD. Gue bego banget sih memutuskan untuk mendengarkan album Purpose pas lagi sakit-sakitan sampai gue nggak fokus bahkan dalam mendengarkan track pertamanya. Ini juga efek karena mendengarkannya pas lagi commuting jadinya double nggak fokus. PADAHAL LAGU INI PECAH BANGET!!!! Ini adalah salah satu lagu yang memang akan semakin pecah kalau didengarkan live. Musiknya yang grande akan terasa lebih menggelegar aja gitu. Gue suka Taeyeon push her limits dalam menyanyikan nada-nada tinggi di lagu ini. Dan ini adalah opening album yang luar biasa sih. YA PANTAS DAESANG YA PURPOSE LUV BANGET!!!!!!!

Lagu ini mengingatkan gue sama lagu Secret-nya IU di album You and I. Vibe-nya sama. Sama-sama opening album juga.

*

Nah, itu beberapa lagu Taeyeon yang jadi favorit gue. Sekarang emang nih gue lagi bucin banget sama Taeyeon. Selain lagu-lagu itu, sekarang Four Seasons juga sedang ada di playlist lagu yang paling sering gue ulang-ulang di Spotify. Mana yang jadi favorit lo? Mention gue di Twitter, DM gue di Instagram, atau lo bisa komen juga di bawah!


Share:

0 komentar