• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron


Hal yang paling penting sebelum konser itu sebenarnya adalah makan dan tidur. Tidur sih, yang paling utama, karena proses antre dan nonton itu sangat melelahkan. Badan kalau udah nyentuh limit, nggak akan bisa dipaksa biar bagaimana juga. Gue jadi inget tahun lalu, gue sempat liputan di Batam, dateng ke Infinite Studios di sana buat ngeliat syuting 'Halfworlds' dan itu tengah malam. Karena pagi sampai sorenya tim jurnalis melakukan perjalanan dari Singapura ke Batam, malamnya gue tepar (padahal sepanjang perjalanan naik ferry dari Singapura ke Batam juga tidur!). Dan ketika yang lain nontonin syuting gue tidur di kursi di pinggiran lokasi syuting.

Sebelum lanjut membaca posting-an ini, baca dulu bagian pertamanya, klik di sini.

Nggak lucu dong kalau tidur di tengah-tengah konser SNSD (walaupun pada kenyataannya gue pernah tidur di tengah-tengah 'Super Show 4' dan nguap lebar diliatin Siwon--silakan ubek-ubek archive untuk baca posting-an tahun 2012 itu hahahaha). Makanya gue pun menyempatkan diri buat tidur di perjalanan ketika ke ICE (enak! Pake mobil kantor!) walaupun sebentar. Dan untuk urusan perut, sebelumnya juga sudah sempat makan bubur ganja (bukan beneran pake ganja tapi ini sebutan buat bubur ayam depan kantor gue yang enaknya luar biasa padahal sih sebenarnya mecin lagi mecin lagi) di kosan bareng Reysa. Tadinya mau makan siang pake ayam yang sudah diungkep sepagian itu. Tapi karena kenyang akhirnya nggak jadi.



Pertama-tama gue mau bilang dan mendeklarasikan diri kalau gue bukan SONE. Yes... sebagai fans KPop yang sudah cukup lama malang melintang di dunia fana penuh drama ini, gue sadar kalau menyebut diri sebagai bagian dari fandom itu ternyata nggak semudah ngejemur celana dalam di pagar depan kamar kosan.
"Ya menurut gue, lo nggak bisa nonton satu video SNSD, terus suka, terus lo nyebut diri lo SONE."
Begitu kata gue pada diri gue sendiri beberapa tahun yang lalu ketika temen kuliah gue (namanya Donna, dan gue kangen sama dia karena kita lama banget nggak ketemu!) ngasih lihat video 'Gee' dan beberapa video SNSD lain yang gue kopi dengan membabi buta dari harddisk external dia di kosan kita yang lama. Kosan gue dulu campur, by the way, tapi beda lorong.

Itulah kenapa banyak orang kemudian mempermasalahkan fans yang multi-fandom. Ya karena banyak fans KPop yang dikit-dikit suka nyebut diri SONE, dikit-dikit suka nyebut diri EXO-L. Padahal sebenarnya sekedar suka kan nggak mesti masuk fandom. Gue suka SNSD dan gue bukan SONE karena gue nggak pernah berkontribusi apapun di fandom. Ya malulah nyebut diri SONE kalo beli CD aja nggak pernah, nonton konser aja ngandelin gratisan. 

If you're a die hard fan, you'll do anything, no matter what, for your idol. Even wasting your money for nothing.

Gue bukan SONE tapi gue suka SNSD. Gue bukan Shawol tapi gue suka banget sama SHINee!!!! Gue mungkin udah berkali-kali bilang di blog ini, kalo ada satu grup yang pas rilis lagu selalu bagus dan gue nggak mungkin nggak suka, ya itu SHINee.

Tapi gue EXO-L kok. Gausah ragukan hal itu walaupun gue sering menghina grup ini, sering ngatain Chanyeol, nggak suka sama ChanBaek, dan jarang spazzing lagi, gue EXO-L.

#MeliukSepertiNagini

Sejak 2009 gue sudah kenalan sama SNSD, hampir di saat yang sama juga gue kenal KPop. SHINee was (and remains) my first love in KPop dan mereka juga yang menjebloskan gue ke dunia fana nan nikmat penuh paha-paha mulus ini. Tapi kemudian SNSD memberikan pesona yang lain. Sejak tahun itu juga gue mulai ngikutin pelan-pelan perkembangan grup ini. Mulai intens setelah 2010 ke atas. 'THE BOYS' ERA WAS THE BEST!!!

Meskipun bukan SONE, tapi gue sama sakit hatinya mungkin dengan SONE yang ada di luaran sana ketika Jessica keluar di tahun 2014. Tapi juga mungkin sama bahagianya dengan SONE di luaran sana (kalau ada HAHAHAHA) ketika Taeyeon dan Baekhyun pacaran di tahun yang sama. DUH! COUPLE KESAYANGAN GUE SEJAK 2012!!! Dulu pas SMTOWN 2012 di Jakarta gue pernah bawa fanboard BaekYeon (tapi dulu gue menyebutnya dengan ByunTae karena lucu aja pervert gitu artinya).

Ya tapi apalah gue, bukan SONE. Makanya ketika SNSD dipastikan konser di Indonesia lagi, keinginan gue buat nonton nggak sebesar keinginan gue buat nonton EXO. Biasanya kalau ada konser kayak gini gue akan mengandalkan tugas kantor aja buat dateng dan liputan. Itu adalah satu-satunya cara buat gue yang bukan SONE ini bisa menonton konser grup yang gue suka itu (dan cara paling efektif kalo lo suka KPop dan lo nggak punya cukup uang untuk dateng ke setiap konser di Jakarta hahahaha OH I LOVE MY JOB!). Karena kalau beli tiket rasanya nggak mungkin. Gila aja ya sekarang harga tiket konser udah seharga handphone Android!! Akankah ada kesempatan buat nonton Taeyeon? Ingin rasanya memeluk Taeyeon yang sering diserang haters belakangan ini.

Di kantor, khususnya didivisi gue, ada satu temen gue yang suka banget sama SNSD. Gue nggak enak kalau misalnya liputan harus gue juga yang berangkat sementara dia SONE banget terus dia nggak nonton. Terus gue yang nggak SONE bisa nonton kan kesannya nggak adil gitu. Akhirnya gue memutuskan untuk kasih aja kesempatan liputan ke temen gue itu. Tapi yah, yang namanya rejeki  kan nggak pernah ada yang tahu dan katanya kalo rejeki nggak akan kemana.

DAN YA REJEKI ALLAH SWT TUH BENER-BENER DATANG DI SAAT YANG SELALU TEPAT!

Di suatu malam gue lagi hectic banget buat promosi 'Glory Day Fighing!' (proyek sukses yang di-notice sama CJ E&M yang awalnya nggak ada sama sekali yang ikutan ituloh! Klik di sini untuk artikel selengkapnya) DM Twitter gue didatengi oleh malaikat baik hati yang bikin gue ketar-ketir tengah malam.
"Ron, mau dibantu kan project-nya?"
Kata-katanya bersinar(?????) bagaikan mutiara. Gue sudah tahu dan sudah feeling banget ini bakalan ke mana arahnya, tapi gue nggak tahu kalah arahnya ternyata semembahagiakan itu.
"Bantu gimana maksudnya nih kak?" jawab gue masih tenang.

"Iya, aku kasih kamu tiket SNSD buat hadiah yang ikutan project."
Kalimat itu singkat tapi efeknya luar biasa.
"WUUUAAANNJJJEEERRRRR DEMI APA SERIUSAN!?!??!"
When it comes to capslock, I am the expert.
"Iya serius. Aku kasih kamu tiket Blue, mau nggak?"

"YA KALAU AKU NGGAK MAU BODOHNYA AKU. MAULAH!!!! Tapi buat hadiah doang? Buat aku nggak ada?"
Anaknya nggak bersyukur Astagfirullah.
"Yaudah, aku kasih tiga ya. Buat kamu satu, buat pemenang dua."

"ALLAHU AKBAR!!!!!!"
Dan malam itu berakhir dengan mimpi indah membayangkan paha Tiffany dan pinggang kecil Taeyeon. AKHIRNYA BISA NONTON SNSD DARI DEKAAAAAAAAAAAAAATTTTTT!!!!!!


Asli sih sebenarnya gue sendiri nggak mengharapkan dapat rejeki nomplok kayak gini. Tapi ketika dikasih, gue nggak mungkin nolak. "NYET, SIAPA ELO BERANI NOLAK TIKET SNSD!?! ANAK JOKOWIDODO?!?!?!?" kata gue ke diri gue sendiri malam itu sebelum membalas dengan capslock pesan yang masuk ke Twitter. Giving the tickets away for the project was not a bad ide, actually. But its kinda tricky and.... yeah.... confusing. Karena gue takut fokus orang-orang akan berubah setelah project ini dikasih hadiah sebesar itu. Tapi yah, demi Suho, semua risiko harus diambil. Nggak apa-apalah yang penting banyak yang ikutan project-nya.

Pemilihan pemenang ini adalah hal yang paling "menyebalkan" dari sebuah giveaway. Karena gue orangnya nggak tegaan. Karena ada banyak sekali karya yang bagus dan gue nggak bisa milih satu dari yang banyak itu. Akhirnya gue nyerah. Gue pake aplikasi random draw dan gue menemukan dua pemenangnya. Yang satu namanya Raga, dan yang satu adalah Reysa.

Bentar... yang kedua kok familiar..... WAAHHH KACAU SIH HAHAHAHAHAHAHAHA!!! REJEKI EMANG NGGAK KE MANA!!!!

Raga keliatan banget SONE-nya karena setelah pengumuman pemenang itu dia bawel banget nge-LINE gue soal tiket. Kapan dikasih. Jam berapa ketemuan. Apakah penting untuk antre pagi-pagi. Apakah gue mau beli fast track atau gimana. Hahahahaha sementara gue sama sekali nggak ada niatan buat fight banget buat konser ini. Karena, ehem, konsernya cuma ditargetin 4000 orang, cuma satu hall, dan kayaknya nggak akan serame konser di 2013 kemaren.

"Nggak usahlah terlalu pagi-pagi, capek nanti di sana. ICE itu melelahkan loh," kata gue ke Raga.
Tapi ini anak kayaknya emang udah niat banget buat nonton dan bahkan dia bilang dia udah beli fast track. Buset... sementara gue sendiri belum dapat kepastian tiketnya akan dikasih jam berapa dan ketemuan di mana. Tapi namanya juga fans yah, dan dia bener-bener dateng pagi hari itu.

Prok prok prok.

Sementara itu Reysa bukanlah orang asing. Ojelas... bukan orang asing tapi nggak deket-deket juga. Gue kenal Reysa karena dia adalah salah satu personel ANONYMOUS, grup cover dance favorit gue (click here to watch a glimpse of their performances or you can check my Facebook Fanpage for their latest performances!). He was so lucky because he won the ticket for free and I know he is Taeyeon big fan. Kita ketemu di 2013 dan beberapa kali gue ketemu dia di event-event cover dance karena nonton ANONYMOUS. Tapi untuk urusan ngobrol ataupun hangout bareng, jarang banget kalau sama Reysa. I think this is a good moment to know each other more. AND HEY, WE BOTH LOVE IU! Hahahaha...!

Seperti halnya Raga, Reysa juga sebenarnya pengen dapet tempat paling strategis di venue. Ya siapa sih yang enggak? Sedih sebenarnya. Balik lagi karena tiketnya gratisan dan dikasihnya sore, nggak bakalan menjamin bisa dapat tempat paling depan di section BLUE. Terlebih pastinya section itu paling banyak penontonnya.

"Pokoknya harus bisalah nyelip-nyelip ke depan!" kata Reysa di salah satu chat LINE kami.
Gue cuma bisa garuk-garuk kepala. Karena seinget gue di konser 2013 itu barbar banget penontonnya. Bahkan temen gue kuku kakinya sampai patah karena diseruduk fanboy. Gue nggak tahu apa yang harus gue lakukan untuk bisa mewujudkan impian Reysa yang satu ini. BUAKAKKAKA KENAPA JADI GUE YANG MEWUJUDKANNYA EMANGNYA GUE TUHAN?!?!?

"Lo aja yang maju Rey, gue di belakang aja," kata gue kemudian.

"YA GAK BISALAH! HARUS BARENG-BARENGLAH!" katanya.

Yaudah liat nanti aja.

Jujur aja sih, gue nggak terlalu ngejer tempat strategis. Pengennya yang santai-santai aja. Pengalaman dari konser EXO kemaren, lari-larian ternyata emang ada keseruan tersendiri. Walaupun gue agak ragu sih apakah kita akan bisa lari-larian juga di BLUE karena pasti padat banget. Selama beberapa hari sebelum konser, yang ada di pikiran gue ya itu, apakah BLUE bisa dijadikan tempat lari-larian kayak pas EXO kemaren?

Tapi terlalu banyak mikir ternyata lelah juga.

"Yang penting sampe sana dulu deh. Nanti liat aja kondisi di sana gimana," kata gue lagi.

Reysa datang dari Bandung dan rencananya akan menginap satu malam di kosan gue. Satu malam sebelumnya dia masih kuliah dan ngerjain tugas atau apa gitu sampai dini hari. Pagi-pagi banget di hari Sabtu (16/4) itu dia harus ke stasiun dan mendarat di Gambir sekitar jam 8 pagi lebih. Sementara itu, gue, semalam sebelum Reysa datang ke kosan, udah repot dengan segala pekerjaan rumah tangga. HAHAHAHAHAHHA YA ALLAH.

Kamar gue kotor banget. Agak bau. Berantakan. Cucian di mana-mana. Debu numpuk. Rontokan rambut gue dan beberapa helai bulu ketek tersebar di beberapa sisi kamar. Gue nggak mungkin membiarkan Reysa datang ke kosan gue untuk kemudian mati keselek bulu ketek. Akhirnya Jumat malam itu semua urusan rumah tangga harus di selesaikan. Dan kayaknya sih itu adalah Jumat terberat sepanjang bulan April ini.

Mulai dari ke Hypermart dulu karena stok makanan habis (nggak mau malu punya kulkas tapi nggak ada isinya, jadi beli cemilan secukupnya supaya kulkas kesannya berisi gitu). Beli ayam juga satu ekor yang harganya Rp 25 ribuan yang rencananya bakalan jadi bekal sebelum dan sesudah konser (sempat lupa beli bumbu ungkepnya dan akhirnya harus bolak balik ke Alfamart buat beli ituan padahal lagi di tengah-tengah nyuci baju).

Setelah urusan belanja selesai, gue balik ke kosan dan bingung harus mulai dari mana. NYET INI KAMAR APA KANDANG BELATUNG JABLAY. Cucian gue udah dua minggu numpuk dan sekarang mau nggak mau harus diberesin. Besok udah harus beres nggak mau tahu. Akhirnya itu cucian dibagi tiga batch nyucinya.

Buset. Nyuci aja pake batch, kayak PO album KPop.

Sampai malam itu gue ketiduran karena kelelahan dan baru sempat ngepel lantai pagi-pagi banget. Persis sebelum jemput Reysa ke Gambir. Badan gue rasanya udah kayak mau patah. Tapi nggak boleh patah dulu karena masih ada SNSD yang harus diteriaki malam ini.

Gue nggak tahu sejak kapan gue jadi lebih nyantai kalau ketemu sama orang baru. Padahal gue dulu orangnya pemalu banget. Muahahahaha... Makanya pas Reysa mau dateng ini takut awkward dan krik krik krik karena kita kenal ya kenal aja nggak pernah main bareng. Wah tapi ternyata Alhamdulillah kemampuan bersosialisasi gue jadi semakin hari semakin membaik. Karena Reysa juga suka IU, jadi ada topik buat dibicarain. Tidak lupa juga bahwa kita sama-sama suka Taeyeon.

Oke, gue sebenarnya nggak bias Taeyeon di awal suka SNSD. Bias gue tuh sebenarnya Yoona (DAN GUE YOONHAE SHIPPER FTW!) Tapi sejak Baekhyun bilang dia suka SNSD dan entah kenapa dia mendadak jadi mirip Taeyeon, gue jadi suka Taeyeon. Mungkin sejak 2012 kali gue mulai perhatian sama Taeyeon. Dan yes, berkah juga ngefans Taeyeon jadi gue bisa ada topik bahasan juga sama Reysa dan menghilangkan atmosfer awkward yang mungkin saja timbul di antara kita.

Halah.

Dalam perjalanan ke Gambir, salah satu temen gue lagi, namanya Ambar, tiba-tiba nge-chat di LINE. Ambar ini ngefans banget Tiffany. Beberapa minggu terakhir anaknya galau banget antara nonton Phantasia atau nggak. Dan pagi itu kayaknya kegalauannya sudah memuncak.

"Kak, tolong kasih gue alasan kenapa gue harus nonton Phantasia!" kata dia tiba-tiba di LINE.

Gue mau ketawa tapi nggak bisa soalnya lagi di TransJakarta. Pernah suatu hari gue sama Dito lagi naik TransJakarta dan kita ngobrol soal KPop gitu terus dimarahin sama bapak-bapak sampai disenter-senter gitu. Buset ini bapak-bapak kayaknya pengalaman banget jadi satpam konser.

"Kenapa lo harus nonton Phantasia? Karena ini mungkin konser terakhir SNSD. Bisa jadi SNSD bubar tahun depan kita nggak tahu. Kontrak mereka mau abis, kita nggak tau apa yang akan terjadi. Kenapa lo harus nonton Phantasia? Karena konser kali ini nggak terlalu rame juga kayaknya jadi lo pasti akan nyaman nontonnya. Udahlah gausah mikir, ayo nonton aja, ikut sama gue kita berangkat dari kantor pake mobil kantor, PP, nggak usah mikir-mikir lagi!" kata gue langsung.

Kebetulan karena temen gue akan liputan jadi gue bisa nebeng mobil kantor. HEHEHEHE

"YAUDAH GUE IKUT YA! TAPI GUE KONDANGAN DULU KE BEKASI." kata Ambar.

Ner bener dari planet satu ke planet lain apa nggak pengkor itu tulang belakang.

Dan akhirnya Ambar pun nonton juga.

Sepanjang jalan dari Gambir ke kosan gue, tetiba muncul pikiran-pikiran random lagi soal gimana caranya supaya kita bisa nonton di depan panggung banget. Karena kalau jam segini aja masih di sini, mana mungkin kan bisa dapet tempat paling depan di BLUE.

"Sebenarnya aku sih pengennya kita di PINK, Rey..." kata gue ke Reysa.
Kita duduk di kursi paling belakang TransJakarta jurusan Senen - Lebak Bulus, dan beberapa kali ditatap sinis sama mas-mas penjaga pintu karena kita ngobrol terus sepanjang jalan. Sebenarnya ada nggak sih peraturan nggak boleh ngobrol di TransJakarta? Kok kayaknya salah terus kalo ngobrol tuh diliatin terus?????

"Emang Blue nggak enak?"

"Ya enak... Tapi Blue tuh jauh dari panggung utama. Ya gitu deh, apa kita nanti nyelinep ke Pink aja?" kata gue lagi.

"Emang bisa?"

"Bisa aja kalo nggak ketahuan. Aku sih ada rencana. Semoga bisa berjalan deh."

Dan begitulah seharian akhirnya gue malah mikirin bagaimana caranya supaya kita bisa masuk ke PINK dengan tiket BLUE. Yes, I know its rude and cheat and whatever you called it. But if you had the chance, why not try to do it? Hihihihi I will give you tip on how to nyelinep to another section.

"Gue juga sering kok kayak gitu." kata salah satu temen gue, anak KPop lama, yang hari itu ternyata nonton di PINK juga.
Gue jadi inget pas dulu, waktu 'Super Show 4', sempat ada cewek berjilbab yang juga nyelinep curang dari antrean Super Box B ke Super Box C. Waktu SMTOWN Jakarta, gue denger banyak cerita dari orang yang harusnya ada di B, malah masuk C. Terus belum lagi pas Music Bank di Jakarta yang harusnya di Tribun malah dapet VIP. Wah... wah... wah... Kalau mereka bisa kenapa kita enggak!?!?!?!

Dan kata-kata temen gue di paragraf sebelumnya berasa kayak kata-kata setan banget sih dan bikin gue jadi makin pengen melakukan kecurangan. WANJERRRRR... UDAH TIKET DAPET GRATISAN, MAU CURANG PULA! TERKUTUK BANGET INI HIDUP.

Tapi nggak apa-apa.

"Kalau orang lain bisa, kita juga bisa gengs!" kata gue ke Reysa dan Ambar.
Ambar akhirnya beli tiket BLUE karena gue dan Reysa punyanya BLUE. Karena Ambar nggak berani ditinggal sendiri dan takut hilang, jadi kita harus bareng.

"Kak pokoknya gue mau nempel sama lo aja supaya nggak ilang!" kata Ambar. Mulai curiga apakah dia manusia atau tokek.

Kita sampai di ICE pas udah masuk waktu Ashar. Keinginan Reysa untuk bisa dapat tempat paling depan sepertinya udah agak berkurang. Karena tiket belum di tangan dan karena pada akhirnya nanti kita juga pasti akan keluar dulu buat sholat Maghrib, mengingat konser dimulai jam setengah 7 dan maghrib jam 6 kurang. Setelah beres sholat ashar, kitapun mulai masuk ke venue.

Kruyyyuuuuukkkkkk.... Laper.................................................. Makanan di ICE pasti mahal. Nyebelin!

[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]
Ya Allah... Hahahaha I'm glad to be back! Belakangan ini gue kayaknya terlalu sibuk dengan dunia sendiri sampai-sampai blog ini jadi prioritas kesekian! Sedih... Kerjaan terlalu menyita waktu dan 24 jam sehari itu ternyata nggak cukup. Berbahagialah kalian yang masih duduk di bangku SMA, SMP (bahkan mungkin SD?????) dan kuliah karena nggak punya kewajiban untuk menafkahi diri sendiri.

Everything is fine, right guys?! Dunia KPop lagi kacau balau banget kayaknya ya? Belum lama ini gue kerja ke Singapura dan denger kabar kalau Minzy udah keluar dari 2NE1. Dan malam ini gue sudah di Jakarta lagi dan Hyunseung keluar dari BEAST. Wah... Wah... Wah... kenapa KPop nggak bikin berita bahagia terus sih macem KaiStal? Kan happy tuh, kalau setiap hari ada dating news. HAHAHAHAHAHAHAHAH

Sebagian dari part ini gue sempat-sempatin tulis di Singapura di sela-sela pekerjaan di sana beberapa pekan lalu. Sialnya nggak sampe selesai. Karena ternyata ketertarikan untuk jalan-jalan dan panas-panasan di sana lebih menarik ketimbang diem di kamar hotel dan ngetik. Hahahaha... maaf... maaf... sisanya gue usahain kelar di Changi Airport juga di hari terakhir, tapi ujung-ujungnya malah tertarik muter-muter terminal 2, ngeliat kebun bunga matahari dan nyobain alat pijit gratisan. DAMN LIFE IS SO BEAUTIFUL JUST BECAUSE KURSI PIJAT GRATISAN AT CHANGI AIRPORT!

Ini sebenarnya Changi apa mall Blok M.

Well, I hope everyone's okay and happy. Di kesempatan kali ini, gue ingin bercerita soal pengalaman gue di Korea yang masih banyaaaaak banget yang belum ditulis. Di episode sebelumnya (tsaaaah berasa drama Korea beneran!) gue sudah menulis soal jalan-jalan ke Nami yang ujung-ujungnya gue jadi tukang foto mendadak. Kali ini, lanjutan sedikit dari tur di Gapyeong, gue mengunjungi satu tempat wisata yang namanya Petite France.
Dah yah... Posting-an ini adalah bagian kesembilan dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, baca dulu beberapa cerita sebelumnya supaya lebih nyambung yuk. Link posting-an sebelumnya ada di bawah ini ya!

1. Jadi Tukang Foto Orang Pacaran di Nami
2. Ngeliat Song Seung Hun Syuting 'Saimdang - The Herstory' di Ohjukheon
3. OMG! Saya Ikutan Press Conference Drama Korea!
4. Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju (ALAY BANGET ASTAGA!)
5. Ngegaul Sendiri di Dongdaemun Design Plaza
6. MBC World, Tempat Seru Buat Ngalay!
7. Jangan ke Myeongdong Kalau Nggak Punya (Cukup) Uang
8. Dream Come True: Finally, Seoul!

Walaupun sebenarnya kurang lama, tapi Nami supermenyenangkan! Rasanya nggak mau pulang banget. Perasaannya tuh kayak misalnya suatu akhir pekan gue sedang ada di Bandung, menghabiskan hari dengan random jalan ke sana dan ke sini sendirian (terkadang diselingi dengan nonton lomba cover dance). Dan ketika kembali ke Jakarta perasaannya campur aduk. Can I just stay here a bit longer?
Sadly, no.

Matahari bahkan belum benar-benar terbenam ketika gue, mbak Dian, mbak Swita, mbak Dinda dan mas Aryo akhirnya harus benar-benar mengucapkan selamat tinggal buat Pulau 'Winter Sonata' itu. Hiks... I'M SO SAD, NAMI! WE SHOULD MEET AGAIN SOMEDAY YA! Tapi karena masih ada satu lokasi lagi yang di daerah situ dan pengen kita datengin, mau nggak mau emang harus balik. Tujuan selanjutnya adalah Petite France.

Gue tahu tempat ini dari selebaran yang dikasih mbak Dian sebelum kita berangkat ke Korea. Sama sekali nggak tahu kalau ternyata lokasi ini memang dijadikan tempat syuting beberapa acara TV dan juga beberapa drama Korea. Hihihi... walaupun sudah lama berkutat dengan dunia KPop yang fana ini, masih ada banyak hal yang sebenarnya gue nggak tahu juga. Lebih ke karena malas cari tahu sih. Tapi karena efek acara TV dan drama ini juga akhirnya Petite France meroket popularitasnya di kalangan wisatawan asing maupun lokal. Kalau gue lihat sih sebenarnya asing lebih berasa, karena pas ke sana kebanyakan bukan orang Korea yang sedang liburan di situ.

Ada beberapa wisatawan domestik. Tapi jumlahnya nggak banyak. Yang mendominasi malah orang-orang tua. Beberapa pasangan muda yang bolos kuliah demi pacaran juga menikmati sore jelang matahari terbenam mereka di sana. Hmm... ini suuzon sih. Tapi ya mereka terlihat seperti itu.

Lokasi ini sebenarnya emang pas banget buat pacaran. Bener-bener romantis soalnya. Ya gimana aja Do Min Joon sama Cheon Song Yi yang menginspirasi pasangan-pasangan itu buat ke sini kan.

Ke Petite France dari Nami nggak bisa ditempuh dengan jalan kaki. Tentu saja. Apalagi ngesot. Makin nggak bisa. Tapi kalau kalian siap usus dan otak berceceran di jalan, boleh dicoba. Tapi karena badan gue capek banget, kendaraan umum adalah hal yang paling bijak untuk menuju Petite France ini.

Kami harus naik ferry yang sama dari Nami untuk kembali ke pelabuhan di seberang sana. Kepala gue mendadak muter-muter di tengah-tengah keramaian. Biasanya gini kalau udah capek banget. Butuh tempat bersandar. Walaupun gue seneng banget sama salju dan konsep musim dingin yang selalu digambarkan di film-film, tapi musim dingin kayaknya nggak cocok sama badan gue. Beberapa hari di Korea aja rasanya badan udah pegel banget karena menggotong pakaian tebal. Karena biasanya Jakarta panasnya udah kayak tetanggaan sama neraka. Nerakanya Depok dan Jalan Margonda.

Butuh sandaran banget pokoknya. Makanya pas di ferry gue memutuskan untuk cari tempat duduk yang deket sama "dinding" kapalnya. Tapi nggak dapet karena keduluan sama mas-mas berbadan besar yang mendominasi dua kursi. Karena nggak mungkin gue bersandar di bahunya walaupun terlihat (dan pasti akan terasa) empuk, akhirnya gue hanya bisa sejenak memeluk ransel yang ditaruh di atas paha lalu memejamkan mata. Berharap duduk ini bisa memberi sedikit kekuatan untuk jalan kaki lagi di Petite France nanti. DAMN THESE INSOLES! Kaki nyut-nyutan makin berasa. Sempat ketiduran sebentar karena, yes, gue bisa tidur di mana aja kalau udah kondisi capek begini.

Pengalaman tidur di pasir pas 'Super Show 4' dan trotoar Lapangan D pas 'The Lost Planet' bikin gue tentu saja nggak bermasalah dengan lokasi tidur. Sudah ternoda. Gue hanya tinggal melatih kemampuan tidur berdiri aja ini supaya sempurna sudah ilmu alam.

Setelah ferry menepi dan kita semua turun, ada kabar baik dan ada kabar buruk yang harus kita hadapi. Kabar baiknya, ferry itu menepi dengan selamat dan nggak ada satupun yang tertinggal di Nami. Kabar buruknya, nggak ada sama sekali dari kami yang tahu gimana caranya ke Petite France.

Kamipun meminta petunjuk Allah SWT.

I'm so happy with this journey to Korea because I'm with another dorky sunbaenim-deul yang mau aja diajak pose-pose jahanam macem beginian di tempat umum.
Walaupun gue disuruh jadi guide dalam perjalanan ini tapi gue juga nggak tahu apa-apa soal Petite France. Akhirnya kita semua berada dalam fase bingung. Sempat kepikiran buat naik taksi aja, tapi ada keraguan yang menyeruak (APA SIH BAHASA GUE) di antara kami sehingga akhirnya mutusin buat naik bus aja buat ke Gapyeong Station lagi.

"Nanti dari sana kita naik bus yang hop on/off itu aja gimana?" kata gue memberikan saran. Ini adalah satu-satunya cara yang bisa gue tawarkan karena gue nggak tahu cara yang lain. Ketika sedang dalam perjalanan keluar dari pelabuhan itu kebetulan bus yang ke stasiun udah nongkrong depan halte. Jadi yaudah kita semua akhirnya naik itu. Tap T-Money dan masuk, nggak sampai beberapa lama kita udah di Gapyeong Station lagi.

Pas sampai di depan Gapyeong Station itulah kita baru tahu kalau ternyata kita tuh bisa naik bus hop on/off dari Nami. BUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAKKKKK SEMPAK NAGA! Ternyata untuk menuju Petite France itu pasti akan lewat Nami. Sejalur dan itu menanjak. Yah... namanya juga pendatang. Udah gitu nggak bisa bahasa Korea lagi. Udah gitu sotoy lagi. Lengkap sudah kehinaannya. Tapi yaudahlah, kita udah sampai Gapyeong Station juga, mau nyesel gimana juga nggak bisa. Setelah bayar KRW 6,000 untuk ongkos bus sampai mabok, kita semua naik dan duduk manis di belakang pak sopir yang sedang bekerja.

Dengan ketusnya.

Sopirnya bapak-bapak tua judes gitu. Nggak terlalu bisa bahasa Inggris dan menurut gue nggak ramah sama sekali. Kayak misalnya dia nggak ngebolehin kita buat masang gelang tiket kita sendiri karena takut gelang itu akan disalahgunakan (dikasih ke orang lain yang nggak bayar) yang akhirnya membuat dia makein gelang semua penumpang satu per satu. Ya kan makan waktu banget.

Jadi pas itu gue mau pasang sendiri dan sengaja gue set untuk dipasang longgar aja gitu jadi nyaman. Eh si bapak marah-marah dan langsung narik tangan gue terus makenya kenceng-kenceng banget. Buset. Dan itu nggak cuma gue aja yang dimarahin. Hampir semua penumpang yang melakukan hal sama juga diomelin sama dia. Duh, karena badan gue udah lelah banget, akhirnya yaudah pasrah aja. Abis ini gue bakalan lanjut tidur aja.

Dari Gapyeong Station ke Petite France (beneran lewat Nami dan gue sama mas Aryo ketawa-ketawa aja karena kita tadi harusnya nggak naik taksi pas ke Nami, mending bus ini aja. Dan dari Nami gak usah balik lagi ke Gapyeong Station tapi nunggu aja di sana) lumayan jauh ternyata.

"Untung nggak pake taksi loh ya!" kata mas Aryo. Karena nggak cuma jauh, dari Gapyeong Station ke Petite France itu naik bukit terus jalannya berkelok-kelok bikin mabok. Kalau lo pernah ke Berastagi dari Medan naik bus, ya kayak gitu kira-kira. Tapi nggak lebih parah dari Pusuk Pass di Lombok kok. Yang ini bener-bener naik dan curam banget gitu. Karena jalanan yang berkelok-kelok itu bikin gue jadi agak mual. Makanya gue paksain buat tidur aja.

Entah persisnya jam berapa kita cabut dari Nami, yang jelas ketika sampai di Petite France matahari sudah hampir terbenam. Jadi sebentar lagi gelap. Dan seharusnya Petite France memang lebih terasa oke kalau malam hari karena banyak lampu-lampu. Turun dari bus, salah satu dari kita (TEBAK SIAPA?! HAHAHAHAHHA) muntah-muntah karena jalan yang parah banget itu. Setelah menghabiskan sebagian isi perutnya di pinggir jalan kitapun masuk Petite France.


Ongkos masuknya sekitar KRW 8,000 - KRW 10,000. Sebelum masuk, pastikan untuk selfie dulu di depan logo Petite France-nya soalnya itu lucu banget dan ikonik menurut gue (foto teratas di posting-an ini). Cuekin aja banner gede yang ada gambar 'Kau yang Berasal dari Bintang', 'Secren Garden' sama 'Running Man' yang ada di depan juga. Karena itu biasa banget dan tinggal print doang. Hahaha... jelas manajemen Petite France nggak mau kelewatan buat menjadikan acara-acara TV populer itu sebagai pembantu promosi mereka juga.

Pintu masuk Petite France agak menanjak. Well yeah, sebenarnya seluruh jalan setapak yang ada di sini menanjak. Karena sekarang posisi kita sendiri lagi di atas kawasan perbukitan. Kalau ngeliat ke utara deretan pohon-pohon tinggi di tebing dan hutan-hutan. Di barat matahari sudah hampir tenggelam dan suasana sore itu bener-bener bikin bahagia banget. Baru masuk ke pintu depan aja udah kagum banget sama tempat ini. Ini sih semacem lokasi yang ada di khayalan lo ketika masih anak-anak banget!

Gue nggak berenti ber-WHOAAAA WHOAAAAA ketika baru aja masuk. Karena pemandangan pertama yang gue lihat adalah bangunan warna-warni yang ada di kaki-kaki bukit jadi ada yang rendah, ada yang tinggi. Imajinasi kanak-kanak gue mendadak menyeruak ke permukaan. Yang pertama kali teringat adalah cerita 'Gadis Penjual Korek Api'. Padahal maskot Petite France ini kan sebenarnya 'The Little Prince' yang jadi judul album-nya Ryeowook itu. Tapi karena gue belum pernah baca dan nonton filmnya, jadilah nggak bisa membayangkan syal-nya yang menjuntai dan terbang-terbang tertiup angin itu. Makin gelap hari itu jadi dingin banget ANJIRRRR JELANG MALAM KOREA MAKIN PARAH DINGINNYA. Angin sih yang harus banget diblokade karena bikin pengen cepet-cepet masuk bus lagi dan diem aja di sana sampai adzan subuh.


Petite France ini sebenarnya luas banget. Tapi sayangnya kita nggak punya cukup banyak waktu untuk eksplor lebih dan lebih. Mengingat kita sampai di sana juga udah sore, jadi sebelum benar-benar gelap kita harus sudah kembali ke Seoul. Pertama, karena barang-barang kita masih di Lotte Hotel Seoul. Kedua, karena besok ada beberapa di antara kami yang harus balik ke Indonesia. Ketiga, karena gue juga harus check in ke hostel yang gue booking di kawasan Hapjeong, dekat Hongdae. Jadilah waktu yang singkat di Petite France itu kita manfaatkan sebaik mungkin.

Tentu saja kita harus foto-foto. Hahaha... rasanya pengen nangis kalau inget gimana repotnya buka sarung tangan, keluarin kamera, foto, kalungin kamera, pasang sarung tangan lagi, dan seterusnya. Dinginnya udara hari itu bikin nggak fokus ngapa-ngapain kecuali gemeteran. Sesekali juga bibir perlu dikasih lip balm karena kalo nggak, fotonya bakalan keliatan kayak manusia nggak minum enam belas hari. Bibirnya pecah-pecah. Belum lagi ekspresi wajah nggak pernah beres karena dingin dan capek. Muka udah butek banget pokoknya. Setiap lima belas menit sekali wajib kepengen pipis karena dingin. Tantangan banget nahan pipis sambil bergaya pas di foto.

Gue memanfaatkan momen sejenak untuk berdiri di tengah-tengah Petite France dan melihat gedung-gedung warna-warni yang bener-bener menggambarkan khayalan masa kecil gue banget itu dan memaksa kepala gue untuk masukin setiap detailnya ke long term memory. Noleh ke kiri dikit ada kafe dan toko souvenir, noleh ke belakang ada semacem teater terbuka gitu, di depan agak ke kanan ada standee Do Min Joon sama Cheon Song Yi yang siap diajak foto-foto alay.


Konsep tempat ini bener-bener bagus banget. Orang-orang ini tau banget gimana bikin wisatawan yang haus akan oppa eonni nuna dan hyung ini untuk datang dan leyeh-leyeh sambil ngayal adegan-adegan di drama Korea kesukaan mereka. SEBEL BANGET, TAPI SAYANG! (to be honest if you haven't go to FarmHouse Lembang, YOU SHOULD GO LIKE RIGHTAWAY BECAUSE FOR ME FARMHOUSE IS KINDA LIKE PETITE FRANCE!)

Gue nggak mau membiarkan diri gue terlalu larut dalam kegalauan tanpa pasangan karena di sekeliling gue banyak sekali orang yang lagi pacaran (bahkan kakek-kakek pun menggandeng nenek-nenek dengan romantisnya). Akhirnya yasudah, tur singkat di Petite France pun dimulai. Walaupun, ya kemana pun lo melangkah, pasti akan ada orang pacaran sih.

"Sesungguhnya yang mendekati zina itu tidak disukai Allah SWT."

Mungkin awalnya agak menyesal kenapa sampai di Petite France terlalu sore. Tapi ternyata penyesalan itu terbayar karena berarti lampu-lampu yang ada di sana akan dinyalakan semua. Di sebelah kiri dari plaza ada sebuah terowongan yang sebenarnya biasa aja sih anjir nggak ada istimewa-istimewanya, tapi karena ditata dengan rapi dan dikasih lampu terus lampunya dinyalain, sedikit hiasan bunga-bunga, standee si Pangeran Kecil dan juga ornamen-ornamen bola-bola khas yang dipasang di pohon natal bikin itu terowongan jadi menarik aja buat di foto. Dan fakta bahwa ini ada di Korea juga bikin terowongan nggak penting ini jadi makin bikin meleleh. SEBEL GAK SIH SAMA KOREA!?


Ekspresi muka gue udah nggak jelas banget ketika gue minta mbak Dinda (atau mbak Swita deh) untuk fotoin gue di sana. Topi musim dingin penyelamat kehidupan dan harga diri itu membuat gue terlihat seperti orang-orang gunung. Yah... daripada mati konyol.

Eh, gue udah bilang belom, kalau lagu-lagu berbahasa Prancis diputar terus di sini? Iyak! Bikin suasananya makin kayak di negeri dongeng. Makin pengenlah peluk-pelukan bersama kekasih.

Astagfirullah.

"Sesungguhnya yang mendekati zina itu tidak disukai Allah SWT."

Keluar dari terowongan nggak penting tapi bikin ngiler buat foto itu kita memilih untuk mendaki. Menuju ke bagian belakang geudng-gedung warna-warni yang tadi kita lihat di bawah. Di atas anginnya makin kenceng, tapi yang pasti pemandangannya pun nggak akan rugi untuk dilihat. Dan bener aja, makin naik ke atas, suasana dunia dongengnya makin terasa. Kenangan akan masa kecil gue yang sebenarnya nggak oke-oke banget tapi ngangenin mendadak keluar di kepala. Ada yang salah teken tombol di dalam sana nih kayaknya. Hahahaha (ala-ala Inside Out).


Ornamen-ornamen natal bikin suasana di sana jadi beda dan jadi berasa di luar negerinya. Lampu-lampu juga bikin pemandangan makin oke aja. Intinya sih kalo ke sini siapin memory card kosong aja karena setiap pojok lokasi pasti bakalan pengen foto, foto dan foto. Bahkan dinding aja bagus. Bahkan jalan setapak aja bagus. Bahkan baliho buat nutupin jurang aja bisa jadi background foto yang lucu.

Kalau usia gue masih 5 sampai 12 tahun mungkin gue akan sangat bahagia kalau diajak ke Petite France. Sekali lagi, tempat ini bener-bener diciptakan buat anak-anak sebenarnya. Banyak sekali hal-hal lucu yang anak-anak banget! Rumah Orgel misalnya, gue sempat masuk dan itu di dalemnya lucu banget berasa lagi ada di rumah kue di dalem hutan di kisah Hansel & Gretel. Ya sekali lagi pokoknya kalau lo tumbuh besar membaca kisah-kisah dongeng klasik, maka tempat ini diciptakan buat lo. Dijamin nggak akan bosen!


Idealnya, kalau menurut gue, jalan-jalan di tempat ini bisa selesai dalam waktu 2 - 3 jam. Yah, maksimal 4 jam mungkin kalau misalnya lo bergerak terlalu lambat dan tipikal orang yang capek banget kalau mendaki. Kalau aja gue dateng lebih awal, mungkin semua lokasi akan bisa terjamah.

Gue nggak mau bilang kalau musim dingin bukanlah waktu yang pas untuk datang ke sini. Tapi menurut gue, kalau misalnya datangnya di musim semi mungkin akan lebih menyenangkan karena hangat. Tapi, musim dingin dan suasana natal yang identik dengan lampu-lampu lucu membuat Petite France jadi semakin berasa romantis. Bukan dalam artian "pacaran", tapi romantis aja mengenang masa kanak-kanak di sini. Tapi emang harus tahan banget sama dinginnya.


Bahkan setelah berbulan-bulan berlalu sejak kunjungan pertama gue ke Petite France gue masih bisa mencium campuran aroma kopi dari kafetaria di pojokan, angin dingin musim dingin, dan mendengar suara musik dan lagu berbahasa Prancis yang diputar di tempat ini. Ketika tiba waktunya untuk pulang, jalanan sepi di depan Petite France sudah mulai tidak tampak karena matahari makin menghilang. Tapi pemandangan dari sana, menuju ke laut yang ada di kejauhan bagaikan lukisan alam yang tidak terlupakan.


À toute à l'heure, Petite France!


[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Dulu, pas awal-awal EXO debut, gue pernah bilang ke diri gue sendiri, kayak semacam "sumpah seorang fanboy alay" gitu kalau gue nggak akan bias sama siapapun di EXO. Mungkin saat itu gue terlalu terlena dengan slogan 'We Are One' yang selama ini mereka bangga-banggakan. "Nggak boleh bias dong! Harus dukung EXO secara tim dong!" Padahal mah... yaelah bro... we are out one by one...

(putar 'Promise (EXO 2014)', lalu bernyanyi dalam kesenduan sambil memandangi foto Kris, Tao dan Luhan yang diterangi cahaya lilin)


Seiring waktu berlalu, "sumpah seorang fanboy alay" itupun hancur karena pada akhirnya, gue dituntut untuk mengikuti hukum alam di fandom KPop ini: memilih bias. Salahkan tim marketing SM Entertainment karena harus membuat cover album per-member itu dan tidak mencetak satupun cover album grup. Buat orang yang sudah memutuskan untuk tidak punya bias otomatis nggak punya pilihan.

Akhirnya gue pun menentukan pilihan.

Perjalanan bias gue di EXO cukup rumit. Lucunya, semua dimulai dengan Tao. Sebelum negara api menyerang, harus gue akui dulu gue pernah bias Tao. Sebelum kemudian gue sadar bahwa mungkin hari itu gue terlalu banyak mengkonsumsi mecin dari nasi goreng depan kosan lama gue di Depok. Setelah Tao, Sehun sempat masuk list. Tapi setelah 'What Is Love' keluar, Baekhyun seolah menginjak-injak semuanya sampai benyek.

'History' menyusul dirilis dan saat itu pertanyaan gue cuma satu, "Sebenarnya siapa sih orang yang mukanya berubah-ubah di setiap frame ini?!"
Posting-an ini adalah bagian kedelapan dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, baca dulu beberapa cerita sebelumnya supaya lebih nyambung yuk. Link posting-an sebelumnya ada di bawah ini ya!
1. Ke Lokasi Syuting 'Saimdang - The Herstory' di Ohjukheon
2. Pengalaman Pertama Ikut Press Conference Drama di Korea
3. Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju
4. Minggu Malam (Sendiri) di Dongdaemun Design Plaza
5. Sesi Foto Alay di MBC World
6. Monyong-monyong di Myeongdong
7. Finally, Seoul!

Seoul lagi dingin-dinginnya. Iyalah, orang udah mulai masuk musim dingin, ya gimana. Setelah dua hari berada di Seoul gue akhirnya tahu, bagaimana rasanya berada di negara dengan empat musim. Bagaimana rasanya berdiri di tengah udara dengan suhu 0 derajat. Bahkan sempat merasakan suhu minus juga pas ke Gangneung di rest stop Pyeongchang. Semuanya adalah berkah Allah SWT dan doa bunda yang tiada putus-putusnya.
"MOOOOM!!!!! AKU KE KOREA GRATIS!!!!!!!!!!"
Gue inget di hari ketika gue ngasih tahu ke nyokap kalau gue akan ke Korea, ekspresinya di telepon terdengar sangat senang walaupun nggak seheboh gue. I know she always pray for me even if I didn't ask. Karena kata Rhoma Irama, doa ibu tuh emang paling manjur. Makanya hari itu gue pun meminta nyokap untuk berdoa satu aja.
"Ya sekali-sekali gitu doainlah anaknya bisa ketemu Kim Jun Myeon sambil ngopi Amerikano di pinggiran Han River, Mom."

"Kim Jun Myeon itu siapa?"

"Lupain aja Mom."
Malam setelah semua jurnalis undangan Oh!K Channel selesai transkrip wawancara Song Seung Hun dan Lee Young Ae di salah satu meeting room Lotte Hotel Seoul, gue, mbak Swita, mbak Dinda dan salah satu jurnalis dari Malaysia main-main ke Myeongdong. Dan di situlah gue baru memutuskan untuk membeli syal dan juga topi bulu-bulu yang diobral di pinggiran Myeongdong sana. Karena besoknya gue mau ke Nami.

Friendly reminder: SUPERLONG POST!
'The EXO'luXion' Serpong adalah konser EXO kedua gue setelah 'The Lost Planet in Jakarta' 2014 dan 'The EXO'luXion in Singapore' Januari 2016 kemarin. Ada 101 momen yang terjadi, dalam hidup saya untuk lebih spesifiknya, sebelum konser, saat konser, dan setelah konser.

50 momen sudah gue tulis di bagian satu dari tulisan ini. Klik di sini untuk membaca sebelum melanjutkan ke 51 momen selanjutnya.

Fasten your seatbelt again and lets go!
(friendly reminder: SUPERLONG POST!)


Semua EXOfansyorobun pasti nungguin konser EXO di Jakarta. Jelas. Nggak semua orang bisa nonton ke luar negeri kan. Gue pun kalo kemaren nggak dapet tiket gratisan nonton di Singapura (dengan mengorek-ngorek celengan untuk tiket pesawat dan bayar penginapan) juga pasti nggak akan mau nonton di luar Jakarta.

Ada perasaan yang beda aja gitu kalo nonton di negeri sendiri. Setidaknya, gue bisa alay sampai level maksimum kalo konsernya di negeri sendiri.

Ada kekhawatiran gue pribadi soal EXO yang nggak akan mampir ke Jakarta untuk 'THE EXO'luXion' ini sebenarnya. Makanya pas dapet tiket di Singapura langsung diterima dengan lapang dada. Walaupun toh akhirnya confirmed juga.

Sehari.

Dan itu pasti datang hari ini pulang besok.

Ya lo pada jangan heran kalo mereka nggak ada momen menyenangkan yang bisa di-share di media sosial masing-masing. Orang datengnya aja udah kayak kutu loncat. Nggak bijaklah heboh-heboh marah ke mereka karena nggak nge-post tentang Indonesia. Karena mungkin pada kenyataannya Indonesia nggak semenarik itu buat di Instagram-in.

#EA #SIAP #DIBACOK #KOMANDAN!

But that is the sad truth about the concert. Jakarta cuma jadi persinggahan sesaat saja. Beda sama negara lain yang mereka bisa jalan-jalan dulu. Foto-foto dulu di Times Square. Happy-happy dulu di Marina Bay Sands. Ya kita apa sih? Cuma sekedar pangsa pasar besar untuk menambah pundi-pundi duit mereka doang.

#EA #SIAP #DIBACOK #LAGI #KOMANDAN!

Tapi terima aja. Yang penting kan mereka ke sini. Dan mereka akan tetap ke sini karena mereka cinta dengan uang kita. Tenang aja. Asal kalian siap lagi aja dibilang alay sama stand up comedian yang kemaren masuk AllKPop.

(emotikon menangis sambil tertawa)

Anyway, ketika membaca judul posting-an ini apa yang terpikir di kepala kalian? Dalmatians? Panduan nonton konser? Panduan membuat fanboard? Atau Ron yang lagi-lagi cerita random soal pengalamannya nonton konser?

Bisa jadi semua itu benar. Tapi kalau kalian baca posting-an ini dan berharap gue akan merangkum semua momen dan kejadian di atas panggung 'THE EXO'luXion' Serpong, 27 Februari 2016 kemaren, silakan duduk manis di pojokan sambil memeluk lutut.

Because that won't happen. Sorry guys.

Men, gue bukan fanbase!

Tapi, kalau kalian datang lagi ke blog ini, mengklik link dari Twitter gue dan membawa kalian ke posting-an ini, lalu membacanya sampai habis hanya karena kalian sudah jatuh jauh ke perangkap bau gue (yehet!) dan terpesona dengan setiap kalimat-kalimat gue (MUNTAHET!), sini gue ciyum satu-satu!

Di bawah ini adalah 101 hal yang terjadi [DI KEHIDUPAN SAYA] sebelum - saat - dan sesudah konser 'THE EXO'luXion' di Serpong:

Fasten your seatbelt, and let's go!
Halo hehehehe Apa kabar? Semoga baik-baik saja. Hehehehe Sebelum lanjut membaca posting-an ini, izinkan saya untuk minta maaf dulu kepada semua pembaca setia blog ini--yang belum punya nama bagaikan fans EXO di dua tahun lamanya--karena saya mendadak menghilang dari blog selama beberapa waktu. Bukan... bukan karena saya lupa password blog saya. Tapi karena saya hanyalah manusia biasa yang hanya bisa berencana tapi Tuhan juga yang menentukan.

(Duduk di antara dua sujud)

Belakangan ini kondisi badan saya benar-benar aneh! Seaneh itu sampai-sampai kalau saya berbaring sedikit maka saya akan tidur selama dua sampai tiga jam! Sebel! Kalau malam ngantuknya luar biasa, kalau pagi makin luar biasa. Kalau siang akhirnya cuma bisa tidur di kursi di depan meja kerja. HAHAHAHAHAHAHAAHHAA Alhamdulillah kantor saya masih boleh tidur siang selama pekerjaan selesai dengan baik.

Tapi karena jam tidur yang mendadak muncul di kantor itulah yang membuat saya pada akhirnya harus pulang telat dari kantor juga. WKWKKWKW Duh lah, Februari ini benar-benar penuh tantangan. Mungkin karena efek Tahun Kabisat.

(Apa)

(Nyalahin Tahun kabisat)

Belakangan gue banyak mikir soal bagaimana gue bisa mengejar target menulis di blog ini sambil mengejar target menulis untuk kantor dan mengejar target menulis untuk pekerjaan-pekerjaan lainnya. Tapi ternyata terlalu banyak berpikir membuat gue nggak bergerak. LOL Malah kebanyakan wacana. Jadi ya gue akan kembali ke prinsip hidup gue sebelumnya: makan nggak makan yang penting ngeblog tetep jalan.
Dan ya, posting-an ini adalah bagian ketujuh dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, silakan baca cerita sebelumnya di sini. Perjalanan ke Gangneung terlalu panjang untuk dijadikan satu bagian, jadi akan saya bagi tiga dan ini bagian yang terakhir. Salam BaekYeon Shipper!

Kalau yang baru kenal kaoskakibau, baca dulu yuk, klik judul part lain di bawah ini sebelum masuk ke part ini:

1. Finally, Seoul!
2. Monyong-monyong di Myeongdong
3. Sesi Foto Alay di MBC World
4. Minggu Malam (Sendiri) di Dongdaemun Design Plaza
5. Ke Gangneung [Part 1]: Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju
6. Ke Gangneung [Part 2]: Pengalaman Pertama Ikut Press Conference Drama di Korea

Posting-an ini adalah bagian keenam dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, silakan klik di sini untuk baca cerita sebelumnya. Perjalanan ke Gangneung terlalu panjang untuk dijadikan satu bagian, jadi akan saya bagi ke beberapa bagian. Klik di sini untuk baca bagian pertama. Peace, Love, and Gaul!

Sebenarnya gue nggak mau melanjutkan perjalanan hari itu dan pengen stay aja di rest stop bersama salju dan berkhayal berbicara dengan Olaf. Ah... HAHAHAHAHA... mumpung lagi di Korea nih, kalu ngomong sendiri pake bahasa sendiri kan nggak ada yang ngerti. Apalagi di kawasan yang jauh dari Seoul gitu. Paling banter dibawa ke kantor polisi. Kalau beruntung bisa ketemu artis lagi wamil jadi polisi.

Makin nggak jelas khayalannya.

Singgah di rest stop emang nggak terlalu lama. Tapi pertemuan pertama dengan salju itu membekas banget di hati. Walaupun gue pengen lama-lama aja di sana, tapi mengingat udaranya yang sangat dingin dan bikin menggigil itu jadi gue nyerah aja. Yuk lanjut lagi perjalanan ke kerjaan hari ini.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2024 (5)
    • ▼  Maret (2)
      • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
      • I Know..., But I Dont Know!
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • 'Sexy, Free & Single' Music Video: Review Saya!
  • Are You Ready for Your SM Global Audition Jakarta?
  • EXO CHEN! Siapa Member Lainnya?
  • Final Destination 5: REVIEW!
  • EXO MAMA MV: Review Saya! [PART 1]
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

#vlognyaron on YouTube

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes