*
Waktu tahu SM akan ngadain Global Audition di Jakarta, gue sempat ragu buat ikutan. Tapi akhirnya setelah mikir-mikir gue jadi yakin.
Dan entah kenapa kalimat pembukaan kali ini terdengar seperti iklan Pure It.
Butuh waktu lama buat gue untuk memutuskan apakah gue harus kirim formulirnya atau tidak. Waktu gue bikin postingan soal audisi di Jakarta itu (yang ini) (dan) (yang ini), gue sebenarnya mikir-mikir juga. Apakah gue bisa lolos ke tahap audisi? Apakah gue layak untuk jadi salah satu orang yang di audisi?
Kekhawatiran-kekhawatiran itu langsung menjalar dari ujung kaki sampai ujung kepala. Belakangan rambut gue suka rontok, mungkin karena kebanyakan khawatir. Terlepas dari Ron tok adalah nama panggilan gue. Yang nggak ngerti abaikan aja.
Serius, gue orangnya nggak pede-pede banget. Terutama soal wajah... dan ini SM Entertainment, yang selama ini kita kenal sebagai manajemen yang selalu mementingkan wajah.
Well, yeah, bakat tentu saja jadi bahan pertimbangan. Tapi dari seribu orang, kalau ada satu yang bertampang dan berbakat, sudah pasti dia yang akan dipilih, bukan?
Tapi.... ah.... kemudian gue berpikir, mungkin sebenarnya tampang nggak terlalu jadi masalah. Coba lihat EXO. Beberapa membernya sebelum debut memang sih ada yang sudah punya tampang oke. Tapi beberapa yang lainnya kayaknya biasa-biasa aja. Tapi anehnya kemudian jadi luar biasa setelah masuk SM. Adalaaaah harapan buat kita-kita ya..... haha
Itulah kenapa gue pernah bilang, SM is a miracle worker for some reasons. Ya. Itu udah nggak bisa dipungkiri lagi sih sebenernya.
Salah satu hal yang bikin gue ragu buat kirim formulir adalah kenyataan bahwa wajah adalah daya tarik utama untuk seleksi berkas. Ngerasa agak jahat gak sih..... Cuma... ya gitu... apakah feeling staf SM sebagus itu cuma dengan foto aja bisa tahu mana yang layak audisi lapangan dan mana yang tidak?
Hahaha... balik lagi karena gue nggak pedean, makanya gue jadi mikir lama. Masalah foto juga jadi bahan pikiran sih kemaren. Foto seperti apa yang harus gue kirim?
Waktu tahu SM akan ngadain Global Audition di Jakarta, gue sempat ragu buat ikutan. Tapi akhirnya setelah mikir-mikir gue jadi yakin.
Dan entah kenapa kalimat pembukaan kali ini terdengar seperti iklan Pure It.
Butuh waktu lama buat gue untuk memutuskan apakah gue harus kirim formulirnya atau tidak. Waktu gue bikin postingan soal audisi di Jakarta itu (yang ini) (dan) (yang ini), gue sebenarnya mikir-mikir juga. Apakah gue bisa lolos ke tahap audisi? Apakah gue layak untuk jadi salah satu orang yang di audisi?
Kekhawatiran-kekhawatiran itu langsung menjalar dari ujung kaki sampai ujung kepala. Belakangan rambut gue suka rontok, mungkin karena kebanyakan khawatir. Terlepas dari Ron tok adalah nama panggilan gue. Yang nggak ngerti abaikan aja.
Serius, gue orangnya nggak pede-pede banget. Terutama soal wajah... dan ini SM Entertainment, yang selama ini kita kenal sebagai manajemen yang selalu mementingkan wajah.
Well, yeah, bakat tentu saja jadi bahan pertimbangan. Tapi dari seribu orang, kalau ada satu yang bertampang dan berbakat, sudah pasti dia yang akan dipilih, bukan?
Tapi.... ah.... kemudian gue berpikir, mungkin sebenarnya tampang nggak terlalu jadi masalah. Coba lihat EXO. Beberapa membernya sebelum debut memang sih ada yang sudah punya tampang oke. Tapi beberapa yang lainnya kayaknya biasa-biasa aja. Tapi anehnya kemudian jadi luar biasa setelah masuk SM. Adalaaaah harapan buat kita-kita ya..... haha
Itulah kenapa gue pernah bilang, SM is a miracle worker for some reasons. Ya. Itu udah nggak bisa dipungkiri lagi sih sebenernya.
Salah satu hal yang bikin gue ragu buat kirim formulir adalah kenyataan bahwa wajah adalah daya tarik utama untuk seleksi berkas. Ngerasa agak jahat gak sih..... Cuma... ya gitu... apakah feeling staf SM sebagus itu cuma dengan foto aja bisa tahu mana yang layak audisi lapangan dan mana yang tidak?
Hahaha... balik lagi karena gue nggak pedean, makanya gue jadi mikir lama. Masalah foto juga jadi bahan pikiran sih kemaren. Foto seperti apa yang harus gue kirim?